You are on page 1of 12

Pioglitazone for Diabetes

Prevention in Impaired
Glucose Tolerance
(Pioglitazone untuk Pencegahan Diabetes pada Toleransi
Glukosa Terganggu )

Chicilia Windia
2010730020
Pembimbing :
Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, Sp.Pd

Latar Belakang
Toleransi Glukosa Terganggu dihubungkan dengan peningkatan dari kasus
penyakit kardiovaskular dan perubahan menjadi Diabetes Melitus tipe 2
Komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular sering terjadi pada DM tipe 2
dan terkait dengan keparahan serta durasi dari hiperglikemi

Stratton IM, Adler AI, Neil HA, et. al. 2000. Association of glycaemic with
macrovascular and microvascular complication of type 2 Diabetes:

Toleransi Glukosa Terganggu


Walaupun masih disebut prediabetes
dan belum terdiagnosis sebagai DM,
namun sepertiga pada pasien ini
memiliki:
tingkat resistensi insulin yang
mendekati maximum.
Kehilangan hampir 80% fungsi sel Beta
Pankreasnya.
Mengalami penurunan massa beta sel
secara histologik.
Ferranninni, E. et.al. Beta cell function in subject spanning the range
from normal glucose tolerance to overt diabetes. JCEM, 2000.

Pioglitazone
Obat Anti hiperglikemik golongan Thiazolidinediones
atau Glitazone yang mempunyai efek farmakologis
meningkatkan sensitivitas insulin.
Glitazone dapat merangsang beberapa protein yang
dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan
memperbaiki glikemia, seperti GLUT-1, GLUT-4,
p85alphaPI-3K dan uncoupling protein-2 (UCP-2).
Dapat mempengaruhi ekspresi dan pelepasan
mediator resistensi insulin, seperti TNF Alfa, Leptin,
dan lain-lain.
Nama dagang Actos (15,3 mg/tab) dan Deculin
(15,30 mg/tab) dengan dosis maksimal 15-30 dan
15-45 mg per hari.

Metode
Studi yang digunakan adalah randomisasi,
double-blind, dan placebo kontrol untuk
mengetahui apakah Pioglitazone dapat
mengurangi risiko menderita Diabetes Melitus
tipe 2 pada orang dewasa yang menderita
Toleransi Glukosa Terganggu.
Total 602 pasien diberikan Pioglitazone dan
placebo secara acak. Yang mana dilakukan
pengukuran Gula Darah Puasa serta Gula
Darah Sewaktu secara berjangka (quarterly
dan annually).

Metode
Kriteria Inklusi:
Pria dan wanita usia 18 tahun.
GDP 90-125 mg/dL (5-6.9 mmol/L)
GD2PP 140-199 mg/dL (7.8-11 mmol/L)
Body Mass Index 25

Metode
Setelah memenuhi kriteria inklusi, dipilih secara
random sample yang akan digunakan.
Diberi 30 menit Instruksi diet untuk pencegahan
DM.
Menjalani tes toleransi glukosa oral, pengukuran
Glukosa, Insulin, dan C-peptida.
Dilakukan juga pengukuran tekanan darah, BB,
TB, Lingkar Perut, HbA1c , Profil Lipid, Blood test,
Ureum Kreatinin Ratio, EKG, ketebalan dinding
arteri karotis (menggunakan B-mode
Ultrasonography) sebagai Secondary Outcomes.

Metode
Pasien diberikan 30 mg Pioglitazone
atau Plasebo setiap hari. Sebulan
kemudian, dosis Pioglitazone
dinaikkan menjadi 45 mg.
Dilakukan pengecekan pada bulan
ke-2, 4, 6, 8, 10, dan 12 pada tahun
pertama dan 3 bulan sekali pada
tahun berikutnya.

Hasil: Primary Outcome

Terjadi DM, bila:


GDS 126 mg/dL
(7.9 mmol/L).
GD2PP 200 mg/dL
(11.1 mmol/L).
Dikonfirmasi dgn
Tes Toleransi
Glukosa Oral.

Insiden terjadinya
DM tipe 2 per tahun
adalah 2.1% pada
kelompok
Pioglitazone dan
7.6% pada kelompok
placebo.

Secondary Outcomes

Kesimpulan
Pada studi ini, Insiden terjadinya DM tipe 2 per
tahun adalah 2.1% pada kelompok Pioglitazone
dan 7.6% pada kelompok placebo.
Jadi, Pioglitazone dapat menurunkan rasio
konversi ke DM Tipe 2 sebesar 72% (Nilai ini lebih
besar dari efek oleh jenis Thiazolidinediones lain
yang hanyasebesar 52-62% ataupun oleh
intervensi gaya hidup yang hanya 58%).
Pioglitazone juga dapat menurunkan tekanan
darah, memperbaiki profil lipid, dan mengurangi
penebalan dinding carotid intima-media.

You might also like