You are on page 1of 15

ANALISIS KANDUNGAN LEMAK BABI DALAM PRODUK PANGAN

DI PADANGSIDIMPUAN SECARA KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN


GAS KROMATOGRAFI ( GC)
Dr. Lelya Hilda, M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
Email : lelya.hilda@gmail.com
Abstract
Halal food issue is an urgent problem in the community . One of the factors
causing this issue , among others, is the lack of attention and supervision from
the government to the manufacturer who is engaged in processing and food
supply. The problems of this research is What food product has been
contaminated Padangsidimpuan circulating in pig fat ? While the purpose of
this study to determine what food products contain fat Padangsidimpuan
circulating in pigs. Determination of lard is done qualitatively using Gas
Chromatography ( GC). The products analyzed are products suspected to
contain lard because of the issues or people would doubt the outstanding
products . Of some food products analyzed are shredded cake , meatballs ,
burgers risol and proved that the product does not contain lard indicated that
the physico-chemical testing , GC - MS on a pig fat / pork negative .
shreddedcake, risol and derived from chicken fat burgers , meatballs while
derived from beef tallow . News is circulating in the community could be an
invention of people because of trade competition or of outstanding products
is still dominated by Chinese or non-Muslims and outstanding products are
also no halal label . Halal food is not only seen from the absence of lard /
derivatives but also seen where obtained / source , process or processing .
Kata Kunci: Lard, Gas Chromatography(GC), halal

2 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

PENDAHULUAN
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia,
Makanan merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang guna
kelangsungan

hidupnya.Untuk

itu

sangat

penting

bagi

manusia

untuk

memperhatikan makanan dan minuman sehat yang sebaiknya dikonsumsi agar tidak
mengganggu kesehatan dan keyakinan masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya produsen makanan di Indonesia,
keamanan pangan menjadi salah satu isu yang menyita perhatian beberapa
organisasi kesehatan di dunia.Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and
Agriculture Organization (FAO) saat ini memberikan penekanan bagi seluruh negara
agar

memperkuat

sistem

keamanan

pangan.Negara-negara

diminta

untuk

meningkatkan kewaspadaan terhadap para produsen dan penjual yang terlibat


dalam industri pangan.Salah satu kejadian yang terkait isu keamanan pangan barubaru ini, seperti temuan lemak babi pada produk makanan dan minuman.
Indonesia merupakan mayoritas pemeluk agama Islam, Indonesia memiliki
jumlah penduduk yang beragama muslim sebesar 209,28 juta jiwa, sekitar 88,10
persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu konsep halal dalam Islam
adalah makanan harus tidak mengandung sedikitpun lard atau lemak babi.
Kehadiran komponen lemak babi ini, meskipun persentasenya kecil dalam bahan
pangan, akan membawa makanan tersebut menjadi haram untuk dikonsumsi.
Sebagai umat muslim, pasti tahu dan sadar bahwa daging babi itu haram
hukumnya dikonsumsi. Tapi tidak semua yang tahu mengapa daging babi
diharamkan.Sebenarnya sesuatu dalam Islam yang diharamkan itu mempunyai lebih
banyak kejelekan daripada manfaatnya.Begitu juga dengan daging babi ini, dalam
segi kesehatan (sains), daging babi memang sangat tidak layak untuk dikonsumsi.
Jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut
dapat mati seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan
akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan
tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah,
para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.1
Namun diluar itu semua, mengenai efek-efek berbahaya dari komsumsi
babi, dalam bentuk apapun, baik itupork chops, ham, atau bacon. Ilmu kedokteran
Permana Wijaya, 2009, Fakta Ilmiah Tentang Keharaman Babi (http/:Yogapw.worpress.com),
diakses tanggal 16 April 2013, pukul 22.12.Wib.
1Yoga

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 3

mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit.Babi diketahui
sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. Sangat penting
untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari
seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.2
Bagi Muslim, isu kehalalan makanan merupakan sesuatu yang seringkali
berulang. Penanganan akan isu ini lebih banyak bersifat sesaat atau hanya untuk
meredam situasi seketika. Padahal, dengan pola konsumsi pangan modern yang
semakin kompleks dan bervariasi, penyelesaian secara tuntas menjadi amat
penting.Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam menangani isu makanan
halal adalah ketiadaan metode yang benar-benar ampuh untuk menganalisa
substansi tidak halal dalam bahan pangan.
Salah satu konsep halal dalam Islam adalah makanan haruslah tidak
mengandung sedikitpun lard atau lemak pangan yang diturunkan dari binatang
babi. Kehadiran komponen lemak babi ini, serendah berapapun kandungannya
dalam bahan pangan, akan membawa makanan tersebut menjadi haram untuk
dikonsumsi. Sebenarnya beberapa metode analisa kimia untuk mendeteksi
kewujudan lemak binatang dalam makanan cukup tersedia, meskipun dengan
tingkat akurasi dan sensitivitas yang berbeda-beda.Namun, kebanyakannya, sulit
dilakukan atau membutuhkan waktu yang banyak.
Memakan yang halal dan thayib akan berbenturan dengan keinginan syetan
yang menghendaki agar manusia terjerumus kepada yang haram. Oleh karena itu
menghindari yang haram merupakan sebuah upaya yang harus mengalahkan
godaan syetan.Mengkonsumsi makanan halal dengan dilandasi iman dan taqwa
karena

semata-mata

mengikuti

perintah

Allah

merupakan

ibadah

yang

mendatangkan pahala dan memberikan kebaikan dunia dan akhirat.Sebaliknya


memakan yang haram, apalagi diikuti dengan sikap membangkang terhadap
ketentuan Allah adalah perbuatan maksiat yang mendatangkan dosa dan
keburukan.Sebenarnya yang diharamkan atau dilarang memakan (tidak halal)
jumlahnya sedikit. Sebaliknya pada dasarnya apa yang ada di muka bumi ini adalah
halal, kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al Quran dan Hadist.3
Masalah kehalalan pangan merupakan isu yang sering menjadi polemik
dimasyarakat. Salah Satu faktor penyebabtimbulnya isu ini antara lain adalah
2

Ibid

3 Imam Al-Ghazali,

Mutiara Ihya Ulumuddin (Bandung:PT. Mizan Publika, 2008), hlm. 232.

4 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

kurangnyaperhatian dan pengawasan dari pemerintahterhadap para produsen yang


bergerak dalambidang pengolahan dan pengadaan bahan\pangan. Sejauh ini,
Pemerintah Indonesia melalui SK bersama (LPPOM MUI, Depag dan BPOM Depkes)
telah mencanangkan Sistem Jaminan Halal yang diwujudkan dalam bentuk
Sertifikasi

Halal

bagi

setiap

produsenproduk

pangan.

Namun

demikian

implementasi sistem jaminan halal ini dalam kenyataannya masih menemukan


berbagai kendala, salah satunya adalah ketiadaan metode yang benar-benar efektif
untuk menganalisa substansi produk pangan yangbenar-benar bisa menjamin
kehalalan dariproduk pangan tersebut.4
Kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang digunakan
dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk
menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari
campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi
sebuah kompleks.
Bakso, makanan popular di masyarakat yaitu campuran daging dan tepung
sagu rawan akan kehalalannnya.

Sebuah penelitian di Bandung menunjukkan

bahwa 58 orang pedagang yang menetap di Bandung, 23 orang mencampur bakso


dengan daging babi, sedangkan dari 64 pedagang bakso keliling, 21 orang
mencampur baksonya dengan babi.5 Sedangkan menurut Susanto makanan yang
mengandung gelatin, shortening dan lard seperti sosis, biscuit (kue kering), permen
lunak, jeli,dan coklat adalah makanan yang dicurigai mengandung komponen babi
karena selama ini gelatin dibuat di Eropah dari limbah babi (kulit dan tulang babi)6,
bahkan ada abon yang terbuat dari babi.7
Dari beberapa berita tentang bahan makanan yang mengandung komponen
babi, tidak kemungkinan di daerah Padangsidimpuan dapat terdeteksi hal tersebut
karena banyak isu yang beredar dimasyarakat yang belum jelas kebenarannya.
Hasil observasi peneliti di lapangan menunjukkan bahwa para produsen
produk pangan hampir tidak ada yang memiliki sertifikat halal. Tapi dari produsen

Apriyantono., Sistem Sertifikasi Halal di Indonesia, Seminar Pangan, Teknologi Pangan dan Gizi,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
5 Dwi Mariatni, Upaya Mendeteksi daging Babi Dalam Makanan Jadi Melalui Uji DNA , (Bogor: IPB,
2000), hlm.14.
6 T. Susanto, Mencermati Label pada Produk Makanan, (Jakarta: Suara Hidayatullah, 1995), 02/VII/
Juni 1995.
7LPPOM-MUI, Awas Abon Babi, Jurnal LPPOM MUI : Halal, No.18/III/November-Desember 1997.
4A.

Analisis Kandungan Lemak Babi

makanan tersebut ada yang bukan seorang muslim.

Lelya Hilda 5

Apakah mereka masih

memperhatikan kehalalan makanan ini? Karena banyak berita diluaran mengatakan


bahwa produk yang dijual produsen A itu mengandung lemak babi, dan itu juga
diungkapkan oleh mantan pekerja yang pernah bekerja di tempat tersebut. Sehingga
kita sebagai konsumen merasa tidak aman untuk membeli makanan tersebut
sedangkan kebenarannya belum teruji.

Sehingga disini peneliti tertarik untuk

meneliti tentang kehalalan makanan di Padangsidimpuan, apakah telah tercemar


barang haram tersebut, dengan judul Analisis Kandungan Lemak Babi dalam Produk
Pangan di Padangsidimpuan Secara Kualitatif dengan Menggunakan Metode Gas
Kromatografi ( GC).
Perlunya kehalalan suatu produk makanan memerlukan kepedulian kita
sebagai umat Muslim untuk turut membantu sesama untuk menyebarkan informasi
yang mungkin belum mereka ketahui.

Sehingga penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apa produk pangan yang beredar di Padangsidimpuan mengandung


lemak babi. Sehingga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat muslim untuk
memberikan informasi apakah produk pangan yang pernah dikonsumsi selama ini
mengandung lemak babi atau tidak, sehingga memberikan rasa aman kepada
konsumen. Selanjutnya juga bermanfaat bagi MUI Padangsidimpuan untuk
memberikan informasi adakah nanti produk yang dianalisa mengandung lemak babi
sehingga perlu MUI mengambil tindakan tentang kehalalan makanan yang beredar
di masyarakat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Padangsidimpuan yaitu tempat-tempat yang
dicurigai mengandung lemak babi (sebagai tempat pengambilan sampel), sedangkan
proses analisa atau pengujian dilakukan di Laboratorium LPPOM MUI dan
Perusahaan minyak di daerah KIM Medan. Dan waktu penelitian dilakukan dari
bulan Juli sampai November 2013. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen
laboratorium, yaitu penelitian yang dilakukan dalam tempat yang secara khusus
digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah dan kerja ilmiah. Jenis produk pangan
yang diambil yaitu produk yang dicurigai mengandung babi (cake abon, bakso, risol
dan burger yang diisukan mengandung babi) yang ada di Padangsidimpuan.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak beberapa produk pangan.

Sampel

6 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

kemudian diolah menurut prosedur untuk dianalisa sifat fisiokokimia dan dengan
kromatografi gas (GC).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil

1.

Perbedaan sifat fisikokimia


Hasil pengujian sifat fisikokimia pada masing-masing lemak tidak
menunjukanperbedaan yang cukup signifikan kecuali untukparameter titik
leleh, bilangan iodin danbilangan penyabunannya, sebagaimana terlihatpada
tabel 1.
Tabel 1. Sifat fisikokimia hasil pengamatan
Parameter

Lemak sapi

Lemak babi

Lemak ayam

Bobot jenis

0.820

0.,812

0.7989

Indeks Bias

1.500

1.498

1.500

Titik leleh

42.7

36.8

33.9

Bilangan iod

46.45

71.97

62.79

Bilangan penyabunan

228.45

255.90

247.28

Berdasarkan Tabel 1 di atas, perbedaantitik leleh disebabkan oleh


komposisi

asam

lemak

pada

masing-masing

sampel

pembanding.

Banyaknyaasam lemak jenuh dan asam lemak berantaipanjang akan


memberikan kontribusi yangnyata bagi peningkatan titik leleh lemak
secarakeseluruhan. Hal yangsama juga berlaku pada perbedaan nilaibilangan
iod dan bilangan penyabunan, dimanakomposisi asam lemak tidak jenuh pada
setiapsampel akan berkontribusi pada peningkatanharga bilangan iodnya,
sedangkan perbedaankomposisi asam lemak (rantai pendek, sedangdan
panjang) akan sangat berpengaruhterhadap harga bilangan penyabunannya.
Dengan demikianberdasarkan hasil pengujian sifat fisikokimia untuk setiap
sampel pembanding, terlihat bahwa terdapatperbedaan komposisi asam lemak
danperbandingan asam lemak jenuh/tidak jenuhpada setiap sampel.
Untuk sampel lemak yang dianalisa dari 4 produk pangan yang
diambil di pasaran yang lokasinya mendapat sorotan dari masyarakat yang

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 7

diisukan tercemar atau tercampur dari lemak babi diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 2. Sifat fisikokimia hasil pengamatan dari 4 sampel
Parameter

Cake Abon

Bakso

Risol

Burger

Bobot jenis

0.7980

0.820

0.7980

0.7980

Indeks Bias

1.500

1.500

1.500

1.500

Titik leleh

33.9

42.7

33.8

33.89

Bilangan iod

62.79

46.45

62.80

62.80

Bilangan

247.48

228.45

247.49

247.47

penyabunan

Dari hasil pengamatan ke empat sampel yang diambil di pasaran cake


abon,

risol dan burger lebih cenderung pada sifat-sifat dari lemak ayam.

Sedangkan untuk bakso lebih cenderung pada lemak sapi.Tapi pembuktian


tersebut masih diuji kevalidannya dengan alat kromatrografi gas dan FTIR.Perbedaan nilai dari sifat fisiokokimia dari masing-masing lemak
menunjukkan perbedaan komposisi pembentuk asam lemak baik pada ayam
maupun lemak sapi.

2.

Komposisi asam lemak


Tabel 3. Komposisis Asam Lemak dari Lemak Ayam, Lemak Sapi dan Lemak
Babi
Asam Lemak

Persentase Asam Lemak (%)

Ayam

sapi

babi

Asam Kaprilat C8:0

Asam Kaprat C10:0

007

Asam Laurat C12:0

0.1

0.37

0.3

Asam Miristat C14:0

0.62

4.50

1.20

Asam Palmitoleat C16:1

6.98

1.23

1.60

Asam Palmitat C16:0

27.02

28.68

7.22

Asam Margarat C17:0

1.58

0.2

8 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

Asam Linoleat C18:2

15.45

1.21

24.88

Asam Oleat C18:1

35.29

19.88

41.12

Asam Stearat C18:0

5.35

30.22

13.45

Asam Arakidonat C20:4

0.50

0.20

Asam Eikosenat C20:1

0.1

Asam Arakat C20:0

0.1

0.40

0.3

Dari hasil analisa terlihat bahwa kandungan asam lemak rantai


pendek C8 C12hampir tidak terdeteksi kecuali pada sampel lemakbabi dengan
presentasi yang relatif rendah, begitu juga untuk lemak sapi dan lemak
ayam.Hal ini menunjukkan bahwa ketiga lemak yang dianalisa merupakan
lemak padat. Sedangkan untuk asam lemak rantai panjang (C16:0, C18:0 dan
C20:0), padalemak sapi kandungannya jauh lebih besar 28.68% palmitat dan
30.22% stearat, dibandingkan dengan lemak babi dan lemak ayam. Tingginya
kandungan asam lemak rantai panjang menunjukkan bahwa ketiga lemak
merupakan lemak padat terutama lemak sapi dibanding lemak babi dan ayam.
Asam lemak tidak jenuh tunggal atau Monounsaturated Fatty Acid
(MUFA) dan asam lemak tidak jenuh ganda atau Polyunsaturated Fatty Acid
(PUFA) pada masing-masingsampel cukup bervariasi. Yang palingmenonjol
adalah kandungan asam linoleat (C18:2) untuk lemak sapi jauh lebihrendah
dibandingkan lemak ayam dan lemakbabi, bahkan untuk asam arakidonat
(C20:4) pada sampel lemak sapi tidak terdeteksi. Untukasam lemak jenuh C17:0
pada ayam tidak terdeteksi dan C20:0 padalemak ayam sangat rendah sekali
sedangkan lemak sapi dan babi keduanyamengandung asam lemak tersebut
walaupun dengan presentasi yang relatif rendah. Komposisi asam lemak yang
diperoleh menunjukkan berapa besar asam lemak kandungan masing-masing
lemak babi, sapi maupun ayam sehingga dapat dibandingkan dengan
komposisi lemak yang diperoleh pada makanan yang diteliti.
Hasil dari ke empat sampel yang dianalisa menunjukkan bahwa
komposisi asam lemak yang dihasilkan seperti lemak ayam dan lemak sapiPada
produk yang dianalisa dan pengujian fisikokimia menunjukkan hasil yang sama.
Hal ini dapat dikatakan bahwa sampel yang dianalisa berasal dari lemak sapi
maupun lemak ayam,

bukan menggunakan lemak babi yang dikawatirkan

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 9

masyarakat selama ini. Hasil untuk komposisi asam lemak sampel A1, A2, A3
dan A4 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Komposisi Asam Lemak Sampel
Asam Lemak

Persentase Asam Lemak (%)


A1

A2

A3

A4

Asam Kaprilat C8:0

Asam Kaprat C10:0

Asam Laurat C12:0

0.1

0.37

0.1

Asam Miristat C14:0

0.60

4.55

0.61

0.62

Asam Palmitoleat C16:1

6.72

1.20

6.90

6.92

Asam Palmitat C16:0

27.05

28.72

27.00

27.10

1.58

Asam Margarat C17:0

15.35

1.21

15.40

15.35

Asam Linoleat C18:2

35.25

19.90

35.30

35.20

Asam Oleat C18:1

5.35

30.20

5.30

5.33

Asam Stearat C18:0

0.48

0.57

0.50

Asam Arakidonat

0.1

0.5

0.1

C20:4

0.0

0.39

0.1

0.1

Asam Eikosenat C20:1


Asam Arakat C20:0

Dari analisa kromatografi gas menunjukkan bahwa komposisi asam


lemak dari sampel A1, A3 dan A4 cenderung pada lemak ayam sedangkan
A2 cenderung pada lemak sapi.

Perbedaan sedikit dapat terjadi karena

perbedaan bahan baku dalam pembuatan atau pengolahan. Asam lemak


sampel A1, A3 dan A4 menunjukkan bahwa asam lemak rantai panjang
tertinggi adalah asam palmitat (C16:0), berkisar 27%, sedangkan asam lemak
untuk A2 tertinggi adalah asam lemak rantai panjang stearat (C20:0).
Sedangkan asam lemak tak jenuh tertinggi adalah oleat (C18:1).
Perbandingan komposisi asam lemak setiap jenis lemak dapat dilihat pada Gambar
4 berikut:

10 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

Gambar 1. Perbandingan Komposisi Asam Lemak Dari Sampel


B.

Pembahasan
Sebelum analisa dilakukan dengan alat GC-MS pengujian fisikokimia
masing-masing sampel yang dibandingkan dengan sampel pembanding,
menunjukkan

bahwa

hasil

yang

diperoleh

mendukung

hasil

selanjutnya.Perbedaan dengan standar hanya sedikit, hal ini dapat saja terjadi
karena bahan asal yang berbeda, umur maupun jenis kelamin dari sampel yang
dipakai.
Untuk mengetahui komposisi relatif asam lemak jenuh (Saturated fatty
acid/SFA) dan asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated fatty acid/MUFA)
serta asam lemaktak jenuh ganda (Polyunsaturated fattyacid/PUFA), masingmasing sampel lemak dianalisis dengan alat GCMS melalui metode
transesterifikasi dengan cara menderivatisasi asam lemak menjadi senyawa
turunannya yakni metil ester asam lemak (fatty acid methyl ester). Derivatisasi
dilakukan untuk menurunkan titikdidih dari masing-masing asam lemak agar
lebihmudah diuapkan dan dipisahkan sehingga menghasilkan pemisahan
dengan resolusi yang lebih baik. Pemisahan derivat asam lemak (fattyacid methyl

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 11

ester) dilakukan dalam kondisi suhukolom 70oC dan dinaikkan sampai 300oC
dengan kenaikan 10oC/menit dengan laju alir 1,15 mL/menit.
Lemak babi yang dicampurkan di dalam mutton body fat(MBF)
menunjukkan spektrum yang berbeda secara signifikan pada berbagai rentang
frekwensi penyerapan C-H stretching (CH stretching absorption), seperti pada
3010-3000, 1120-1095, dan 968-966 cm-1. Spectral bands akan dicatat (recorded),
diinterpretasikan serta diidentifikasi. Setiap frekwensi dan region, misalnya,
akan memberikan interpretasi yang berbeda- beda. Perbedaan konsentrasi
lemak babi yang terdapat dalam makanan juga dengan nyata terlihat dalam
perbedaan spektral bands yang diperoleh.
Lemak

dan

minyak

merupakan

sumber

energi

yang

efektif

dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak
dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai
media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih),
lemak (gajih), mentega, dan margarin. Penambahan lemak juga dimaksudkan
untuk menambah kalori, serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
pangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun tidak mengandung lemak
babi tetapi mengandung lemak hewani, baik dari sapi maupun dari lemak
ayam yang banyak mengandung sterol yang disebut kolesterol. Komposisi
asam lemak penyusun lemak hewani termasuk asam lemak rantai panjang.
Asam lemak bebas dalam bentuk rantai panjang (C14-C22) hasil hidrolisis
trigliserida, memiliki ukuran molekul yang besar sehingga tidak bisa langsung
diserap oleh usus, dengan bantuan enzim diangkut oleh miselus dalam bentuk
emulsi dan dilepas ke dalam sel epitel usus, dan ditampung di dalam saluran
getah bening, lalu disusun kembali menjadi lipoprotein. Lipoprotein ini akan
dipasok ke dalam aliran darah dan sampai ke hati dan dihasilkan berupa

12 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

energi, kolesterol dan sisa lemak8. Kolesterol dan sisa asam lemak terbentuk
karena dalam proses metabolisme asam lemak rantai panjang akan membentuk
LDL (low density lypoprotein) yang merupakan hasil akhir metabolisme lemak
dari VLDL (very low density lypoprotein) melalui hasil antara yang dikenal
dengan nama IDL (intermediate density protein), LDL sangat berperan dalam
proses penimbunan kolesterol yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis
serta meningkatnya resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), kanker,
diabetes dan obesitas.9
Bagi manusia, komposisi asam lemak dalam daging ternak penting
diketahui

karena

asam

lemak

tersebut

dianggap

berimplikasi

pada

kesehatan.Tren konsumen mengkonsumsi daging rendah kolesterol yang


memiliki

kandungan

asam

lemak tidak jenuh

yang

tinggi

semakin

meningkat.Data FAO (2003) menunjukkan konsumsi asam lemak utamanya


asam lemak jenuh dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, darah tinggi,
diabetes, dan kanker. "Tingginya konsumsi asam lemak jenuh yang ada pada
daging seperti lauric acid, myristic acid, dan palmitic acid dapat menyebabkan
penyakit jantung,"10
Hewan-hewan mamalia pada umumnya mengandung asam lemak
jenuh pada posisi pertama dan ketiga serta asam lemak tak jenuh pada posisi
kedua dari trigliserida. Akan tetapi kandungan asam lemak tak jenuh untuk
babi terletak pada posisi pertama dan ketiga. Sedangkan asam lemak jenuh
terletak pada posisi kedua dari trigliserida.11 Perbedaan komposisi asam lemak
dipengaruhi jenis hewan, makanan, jenis kelamin dan umur hewan tersebut.
Walaupun dari analisa lemak babi tidak terdeteksi dalam sampel bukan berarti
semua makanan ataupun minuman yang beredar di Padangsidimpuan halal.
Karena banyak faktor yang menyatakan bahwa makanan ataupun minuman
halal.

Halal

zatnya,

prosesnya,

penyembelihannya

dan

halal

cara

memperolehnya. Untuk menghindari hal yang haram kita sebagai konsumen


Shinohara, et.al., 2005, Effect of Randomly Interesterified Triacylglycerols Coanting Medium and
Long Chain Fatty Acids on Energy Expenditure and Hepatic Fatty Acid Metabolism in Rats ,Biosci. Biotechnol.
8H.

Biochem, 69(10):1811-1818.
9 K.G. Nevin, and Rajamohan, T., 2008, Influence of Virgin Coconut Oil on Blood Coagulation Factors,
Lipid Levels and LDL Oxidation in Cholesterol Fed Spraguee Dawley Rats, e-SPEN, the European e-Journal of
Clinical Nutrition and Metabolism, 3:e1-e8.

Ibid.

10

Komposisi Asam Lemak Total dari Otot Dan Campuran Lemak Dan Otot Ayam, Babi,
Kambing, Kerbau dan Sapi( Bogor: IPB, 1999), hlm. 10.
11Sardjono,

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 13

harus melihat logo bertanda halal pada produk tersebut apabila ada keraguan
untuk membelinya.
Makanan halal maupun haram sama-sama memiliki pengaruh besar
dalam kehidupan seseorang, dalam akhlak, kehidupan hati, dikabulkan doa,dan
sebagainya. Orang yang senantiasa memenuhi dirinya dengan makanan
yanghalal, maka akhlaknya akan baik, hatinya akan hidup dan doanya akan
dikabulkan. Sebaliknya, orang yang memenuhi dirinya dengan makanan yang
haram maka akhlaknya akan buruk, hatinya akan sakit, dan doanya tidak
dikabulkan. Dan, seandainya saja akibatnya itu hanya tidak dikabulkannya doa,
tapi juga merupakan kerugian yang besar. Sebab, seorang hamba tidak terlepas
dari kebutuhan berdoa kepada Allah SWTmeskipun hanya sekejap mata.
Bahwa Islam telah memberi batas wewenang untuk menentukan halal
dan haram, yaitu dengan melepaskan hak tersebut dari tangan manusia,
betapapun tingginya kedudukan manusia tersebut dalam bidang agama
maupun duniawinya. Hak tersebut semata-mata ada ditangan Allah.12

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa poduk pangan yang dianalisa sebanyak
empat sampel berupa cake abon, bakso, risol dan burger yang diisukan mengandung
lemak babi ternyata memberikan hasil negatif. Sampel yang dianalisa merupakan
lemak ayam yaitu cake abon, risol dan burger sedangkan bakso merupakan lemak
sapi. Tidak ditemukan lemak babi pada produk pangan tersebut menunjukkan
bahwa untuk saat ini makanan tersebut aman dikonsumsi dari segi ada tidaknya
lemak babi dalam suatu produk pangan, tetapi kehalalan makanan bukan hanya
dapat

dilihat

dari

kandungan

lemak

babi,

juga

dari

mana

memproduksinya dan prosesnya.

12 Yusuf Qhardawi,

Halal dan Haram Dalam Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 1993), hlm. 20.

diperoleh,

14 Tazkir Vol. 9 No. Juli-Desember 2014

DAFTAR PUSTAKA
Al Ghazali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, Bandung:PT. Mizan Publika, 2008.
Apriyantono, A, Sistem Sertifikasi Halal di Indonesia, Seminar Pangan, Teknologi
Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
David, F and P. Sandra, Column Selection for Analysis of Fatty Acid Methyl Esters,
Research Institute For Chromatography, USA, Agilent Technology, 2005.
LPPOM-MUI, Awas Abon Babi, Jurnal LPPOM MUI : Halal, No.18/III/NovemberDesember 1997
Mariatni, Dwi, Upaya Mendeteksi daging Babi Dalam Makanan Jadi Melalui Uji DNA,
Bogor: IPB, 2000.
Mudhafier, Fadhlan, Menguak Keharaman Makanan, Jakarta: Zakia Press, 2004.
Mayasari, Nura , Memilih Makanan Halal, Jakarta: Qultum Media, 2007.
Nasiruddin, Muhammad, Fakta Ilmiah Mengapa Daging babi Haram di
Konsumsi(http://m-nasirudin.blogspot.com/2012/12/fakta-ilmiah-mengapadaging-babi-haram.html), diakses tanggal 16 April 2013, pukul 09.35WIB.
Nevin, K.G. and Rajamohan, T., 2008, Influence of Virgin Coconut Oil on Blood
Coagulation Factors, Lipid Levels and LDL Oxidation in Cholesterol Fed Spraguee
Dawley Rats, e-SPEN, the European e-Journal of Clinical Nutrition and
Metabolism, 3:e1-e8
Nurcholis,Abu Riyadl Nurcholis,Logo Halal Pada Kemasan Produk Makanan
(http://www.hang106.or.id/berita-133-logo-halal-pada-kemasan-produkmakanan.html), diakses tanggal 17 April 2013, pukul 22.14 WIB.
Pavia, et.al., Introduction to Organic Laboratory Techniques (4th Ed.), Washington:
Thomson Brook, 2006).
Qardhawi, Yusuf .Halal Haram dalam Islam , Surakarta: Era Intermedia, 2000.
Reni Chandra, Keamanan Pangan, Badan POM RI: Jakarta, 2007, Buletin BPOM RI,
Volume 11/ Tahun VI/2007.
Saeful Anwar, Makanan dan Minuman Dalam Islam, Bandung: UPI, 2010.
Sandra Hermanton, dkk. Profil, dan Karakteristik Lemak Hewani (Ayam, Sapi dan
Babi) Hasil Analisa FTIR dan GCMS, Jakarta: Jurnal Sains dan Teknologi.,
2010.

Analisis Kandungan Lemak Babi

Lelya Hilda 15

Sardjono, Komposisi Asam Lemak Total dari Otot Dan Campuran Lemak Dan Otot Ayam,
Babi, Kambing, Kerbau dan Sapi, Bogor: IPB, 1999.
Shinohara, H. et.al., 2005, Effect of Randomly Interesterified Triacylglycerols Coanting
Medium and Long Chain Fatty Acids on Energy Expenditure and Hepatic Fatty Acid
Metabolism in Rats,Biosci. Biotechnol. Biochem, 69(10):1811-1818.
Susanto, T., Mencermati Label pada Produk Makanan, Jakarta: Suara Hidayatullah, 1995,
02/VII/ Juni 1995
Wijaya, Yoga Permana, 2009, Fakta Ilmiah tentang Keharaman Babi,
(http://yogapw.wordpress.com), diakses pada tanggal 25 April 2011 pukul
09.00 WIB.

You might also like