Professional Documents
Culture Documents
Kumpulan Kasus Farmasi Siap Print
Kumpulan Kasus Farmasi Siap Print
Oleh:
Anindhito Kurnia P
Ali Husein
Ali Maruf
Bernadeta Erika P
Devika Yuldharia
Dhiandra Dwi Hapsari
Dinar handayani asri
Elanda Rahmat A
Etika Andi R
G99122014
G99112010
G99112011
G99112032
G99112047
G99122034
G99112056
G99122038
G99112065
Fitri Prawitasari
Junita Ayu
Arrara Dyah A.P
Cici Damayanti
Fitria Nugraha
Novita Hardiani
Rifaatun Nur M
0ceana Sejahtera M
Siti Rahmawati K
G99122047
G99122063
208.121.0006
208.121.0039
207.121.0009
208.121.0027
208.121.0003
208.121.0035
208.121.0042
DAFTAR ISI
Hipertensi................. 3
Migrain............ 13
Vertigo................................ 17
Hemorrhoid ........ 23
Diabetes Melitus.................. 25
Anemia Pernisiosa....... 28
Dengue Shock Syndrome... 30
Tetanus............................ 33
Disentri Basiler. 45
Syok Anafilaktik..... 52
Typus Abdominalis.... 56
Dengue Hemorrhagic Fever... 63
Dermatitis Atopik................... 67
Eczema ...................... 69
Dermatitis Venenata... 72
Rhinitis Alergika.... 73
Skizofrenia ................ 76
Scabies........ 82
Asma...................... 84
Konjungtivitis......... 86
Epilepsi . 87
Urethritis gonorhe.. 92
Flour albus.. 98
ISK......... 105
TBC............ 110
Stomatitis................... 114
Pharyngitis......................... 116
Urtikaria.. 121
Pneumonia.. 128
Status asmatikus. 132
Glaukoma....... 135
OMA.......... 139
Sinusitis..... 143
Shigelosis.. 147
Pre Eklampsia .. 149
Steven Johnson Syndrome. 153
HIPERTENSI
Definisi
Kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam
jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Gejala klinis
Sakit kepala, epistaksis, pusing, wajah kemerahan, sakit pada kepala belakang,
dan kelelahan
Pengobatan dan terapi
Tujuan pengobatan adalah (Yogiantoro, 2006) :
1. Tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (penderita
DM, gagal ginjal, proteinuria) < 130 mmHg;
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler;
3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria.
Selain pengobaan hipertensi (Gambar 2 dan Tabel 3), pengobatan terhadap faktor
risiko atau kondisi penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia
juga harus dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri atas dua komponen, yaitu terapi nonfarmakologis
dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktorfaktor risiko serta penyakit penyerta lainnya. Pengaruh perubahan gaya hidup
pada pasien hipertensi terhadap penurunan tekanan darah (Tabel 4). Terapi
nonfarmakologis antara lain :
1. menghentikan merokok;
2. menurunkan berat badan berlebih;
3. menurunkan konsumsi alkohol berlebih;
4. latihan fisik;
5. menurunkan asupan garam dan lemak;
6. meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
Modifikasi pola hidup :
1. Penurunan berat
badan
2. Aktifitas fisik teratur
3. pembatasan garam
3 alcohol
dan
Respons cukup(sasaran
tel;ah dicapai
Respons
kurang
Respons
kurang
Tingkatkan
dosis pertama
Tambahkan obat
kedua dari golongan
lain
Respon belum
cukup
Tambahkan obat kedua atau ketiga dari gol.
lain atau diuretik
Respons kecil
Without
classification
With compelling
indications
indication
Normal
<120
Prehypertension 120
139
and <80Encourage
or 80 Yes
No
Drug(s) for
89
antihypertensive
compelling
indications.
Stage 1
140
or 90 Yes
drug indicated.
Thiazide-type
Hypertensi-
159
99
on
May consider
ACEI, ARB, BB,
CCB, or
Stage 2
>160
combination.
Two-drug
or >100 Yes
Hypertensi-
combination for
on
most (usually
thiazide-type
diuretic and ACEI
or ARB or BB or
CCB).
Mekanisme obat
a. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan
simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan
menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer. Penurunan
tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan
penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan curah
jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah. Obat-obat diuretik yang
digunakan dalam terapi hipertensi yaitu : diuretik golongan tiazid, diuretik kuat,
dan diuretik hemat kalium.
Obat-Obat Pilihan:
5
A. Golongan Tiazid
1. Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide )
- Indikasi: edema, hipertensi
- Kontra indikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia,
hiperkalsemia, , gangguan ginjal dan hati yang berat, hiperurikemia
-
hari;
dosis
pemeliharaan
5-10
mg
1-3
kali
hiponatremia,
hiperurisemia,
hiperkalsemia,
pirai,
alkalosis
hiperglikemia,
dan
ganggan darah
(termasuk
neutropenia
dan
Bendrofluazid
Dosis : edema, dosis awal 50 mg pada pagi hari atau 100-200 mg
selang
sehari,
kurangi
untuk
pemeliharaan
jika
keadaan pasien
Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi
tiazid
Kontra indikasi: gangguan ginjal, hiperkalemia.
Bentuk sediaan obat: tablet
Dosis: dosis tunggal, dosis awal 10 mg sehari atau 5 mg dua kali
sehari maksimal 20 mg sehari. Kombinasi dengan diuretik lain 5-
10 mg sehari
Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi
alergi s
eperti ruam
kulit,
sakit
kepala,
bingung,
hiponatremia,
Disfungsi ginjal
Hiperkalemia
Angioedema
Ruam kulit
Takikardi
Proteinuria
Resiko khusus :
Wanita hamil.
Captopril tidak disarankan untuk digunakan pada wanita yang sedang
hamil karena dapat menembus plasenta dan dapat mengakibatkan
teratogenik. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian janin.
Morbiditas fetal berkaitan dengan penggunaan ACE inhibitor pada
seluruh masa trisemester kehamilan. Captopril beresiko pada
kehamilan yaitu pada level C (semester pertama) dan D (semester
produksi renin, maka cardiac output akan berkurang yang disertai dengan
turunnya tekanan darah.
D. Alfa-blocker (Misal : Doxazosin, Prazosin).
MIGRAIN
Definisi
Nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam.
Gejala Klinis
Migren dapat disertai dengan aura atau tanpa aura. Aura adalah suatu
gejala neurologik fokal yang kompleks yang mendahului ataupun menyertai
suatu serangan migren.
1. Migren tanpa aura (common migren)
Kriteria diagnosis:
a. Minimal 5 kali serangan
b. Durasi nyeri kepala 4-72 jam
c. Minimal 2 karakteristik nyeri kepala sebagai berikut:
- Unilateral
11
Berdenyut
Intensitas nyeri sedang sampai berat
Bertambah berat dengan aktivitas fisik, batuk, bungkuk (fenomena
Jolt)
d. Disertai minimal 1 dari:
- Mual dan atau muntah
- Fotofobia dan fonofobia
e. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
2. Migren dengan aura
Migren dengan aura merupakan serangan nyeri kepala berulang, didahului
gejala neurologik fokal (aura), reversibel secara bertahap 5-20 menit dan
berlangsung < 60 menit.
Terdapat aura:
1. Gangguan visual
Skotoma (tampak titik-titik kecil yang banyak), gangguan visual
homonim, persepsi adanya cahaya berbagai warna pada salah satu
mata yang bergerak pelan, fotopsia (kilatan cahaya yang menyilaukan)
2. Gangguan sensorik
Parestesia sensorik, kebas atau panas seluruh badan
3. Gangguan motorik
Hemiparesis, disfagia
4. Gangguan bahasa
Afasia
Pengobatan dan Terapi
Jika tidak diobati, serangan migren bisa berlangsung selama beberapa
jam atau hari. Pada beberapa penderita, sakit kepalanya ringan dan bisa
dihilangkan dengan obat pereda nyeri (analgesik) yang dijual bebas. Tetapi
migren seringkali hebat dan membuat penderita menjadi tidak berdaya,
terutama jika disertai dengan mual, muntah dan silau mata (fotofobia). Pada
kasus seperti ini, biasanya selain obat pereda nyeri, penderita juga
membutuhkan istirahat dan tidur untuk mengurangi sakit kepalanya.
Obat yang paling banyak digunakan adalah ergotamine dihydroergotamine (suatu
vasokonstriktor), yang menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah sehingga
membantu mencegah pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan nyeri. Kafein
dosis tinggi juga membantu mencegah melebarnya pembuluh darah dan seringkali
diberikan bersamaan dengan obat pereda nyeri atau ergotamin.
R/ Cafergot tab No. XV
12
Cafergot
Merupakan golongan ergotamin yang dikombinasikan dengan kafein.
daya
antiserotoninnya
(blokade
5HT1).
Karena
sifat
13
14
VERTIGO
Definisi
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat
disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh. Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing
tujuh keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar
atau lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak
bergerak.
Gejala Klinis
Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar; atau
penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.
Gejala dan Tanda
Arah Nigtagmus
Sentral
Terutama satu arah dan satu Satu arah atau dua arah,
bidang,
fase
disertai
komponen
berputar
15
Jarang ditemukan
Vertigo Berat
Arah
Jelas
dari
Ringan
Berubah-ubah
perputaran
Arah past poiting
Berubah-ubah
Arah jatuh
Berubah-ubah
Pengaruh
kepala
akan muncul
Lama gejal-gejala
Biasanya Kronis
Mungkin ada
16
Mekanisme obat
A. Ranitidin
Indikasi
Ranitidin digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan
deudenum akut, refluk esofagitis, keadaan hipersekresi asam
lambung patologis seperti pada sindroma ZollingerEllison.
Hipersekresi pasca bedah.
Dosis dan Cara Pemakaian
Terapi oral
Dewasa : Tukak lambung, deudenum dan refluk esofagitis,
sehari 2 kali 1 tablet atau dosis tunggal 2 tablet menjelang tidur
malam, selama 4-8 minggu. Untuk hipersekresi patologis, sehari 23 kali 1 tablet. Bila keadaan paah dosis dapat ditingkatkn sampai 6
tablet sehari dalam dosis terbagi. Dosis pemeliharaan sehari 1
tablet pada malam hari. Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan
kleren kretinin kurang dari 50 mg/menit, dosis sehari 1 tablet.
Terapi parenteral
Diberikan i.m. atau i.v. atau infus secara perlahan atau
intermiten
untuk
penderita
rawat
inap
dengan
kondisi
Dosis dewasa :
Injeksi i.m. atau i.v. intermiten: 50mg setiap 6-8 jam
jika diperlukan, obat dapat diberikan lebih sering, dosis tidak boleh
melebihi 400 mg sehari. Jika ranitidine diberikan secara infus,
150mg ranitidine diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama
lebih dari 24 jam, pada penderita dengan sindrom Zollinger-Ellison
atau kondisi hipersekretori lain, infus selalu dilalui dengan
kecepatan 1 mg/kg per jam. Jika setelah 4 jam penderita masig
sakit, atau sekresi asam lambung masih besar dari 10
mEq/jam,dosis ditambah 0,5 mg/kg per jam, lalu ukur kembali
sekresi asam lambung. Pada penderita gagal ginjal dengan kliren
kreatinin kurang dari 50 menit, dosis i.m. atau i.v. yang dianjurkan
adalah 50 mg setiap 18-24 jam. Jika diperlukan, ubah dengan hatihati interval dosis dari setiap 24 jam menjadi setiap 12 jam.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap ranitidine
Efek Samping
-
Kontraindikasi
-
Keamana
18
B. Ikaphen
Kandungan :
-
Natrium Fenitoin.
Indikasi :
-
Kontrindikasi:
-
Penyakit hati.
Hindari putus obat secara mendadak.
Menyusui.
Interaksi obat :
-
oleh
Kloramfenikol,
Fenilbutazon,
INH,
antikoagulan
Dikoumarol,
Sulfafenazol,Sultiam, Asam
Dosis :
1. Anti kejang :
- dewasa : diawali dengan 3-4 mg/kg berat badan/hari,
-
20
HEMOROID
A. Definisi
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis
B. Gejala Klinis
Gejala utama berupa :
- Perdarahan melalui anus sehingga feses dapat mengandung darah.
- Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
- Nyeri sebagai akibat permukaan hemoroid mengalami gesekan atau
adanya trombus.
- Iritasi kronis sekitar anus.
- Anemia yang mungkin menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
C. Pengobatan dan Resep
Prinsip pengobatan hemoroid adalah:
1. Memperbaiki defekasi
Contoh: dulcolax, microlax
2. Pengobatan simtomatis (gatal, nyeri, luka)
Contoh: anusol
3. Menghentikan perdarahan
Contoh: daflon
4. Mencegah serangan hemoroid
Contoh: radium
Contoh resep:
R/ Dulcolax tab No.VI
1 dd tab II h.s
R/ Anusol supp mg 500 No. VI
uc
R/ Daflon tab mg 500 No. XII
3 dd tab I
Pro: Ny. B (50 th)
D. Keterangan Obat
21
1. Dulcolax
- Sediaan : 5 mg/tab
10 mg/supp dewasa; 5 mg/supp anak-anak
- Kandungan: bisakodil
- Mekanisme kerja: merangsang gerakan peristaltik usus besar dan
meningkatkan akumulasi air dan elektrolit di dalam lumen usus
besar
- Indikasi: sembelit/konstipasi
- Kontraindikasi: operasi abdomen akut
- Efek samping: rasa tidak enak di perut, kram, sakit perut, diare
- Efek pemberian oral muncul 6-12 jam setelah pemberian,
sedangkan efek pemberian suppositoria muncul -1 jam setelah
pemberian.
- Dosis: sebelum tidur 1-2 tablet 5 mg, suppositoria 10 mg pada
pagi hari.
2. Anusol
- Indikasi: meringankan ketidaknyamanan pada hemoroid
- Dosis: suppositoria 1 kali pada pagi dan malam hari setiap kali
sehabis BAB, maksimal 6 kali/hari
- Mekanisme: meredakan gejala
3. Daflon
- Kandungan: micronized purified flavonoid fraction 500 mg
(diosmin 90% dan hesperidin 10%)
- Dosis: kronik 2x1 tab pagi dan malam hari saat makan;
akut 3-4 tab
- Indikasi: hemoroid kronik, serangan hemoroid akut
- Mekanisme: meningkatkan resistensi dan tonus pembuluh darah
vena
DIABETES MELITUS
A. Definisi
Menurut American Diabetes Association 2005, diabetes melitus adalah suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
B. Gejala Klinis
1. Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya
2. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi
ereksi pada pria dan pruritus vulva pada wanita
22
Algoritma diagnosis DM
23
24
ANEMIA PERNISISOSA
A. Definisi
Adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Pada anemia jenis
ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal
(megaloblast). Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dalam makanan atau
ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut (karena kekurangan faktor
intrinsik), kadang disebabkan juga oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk
mengobati kanker.
B. Gejala Klinis
Kelelahan dan kelemahan, sesak nafas, parestesi, retinal hemorage, mild
splenomegali, diare.
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12
juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kesemutan di tangan dan
kaki, hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan, dan pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru,
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar, penurunan berat badan,
warna kulit menjadi lebih gelap, depresi, dan penurunan fungsi intelektual.
C. Penatalaksanaan
25
26
27
C. Pengobatan
28
- Ringer lactate (Na lactate 3,1 gram; KCl 0,3 gram; CaCl2 0,2 gram; air)
o Merupakan cairan kristaloid mengganti volume plasma segera
- Dievaluasi 30 menit. Jika teratasi berikan 10 ml/kgBB/jam. Jika tidak teratasi
berikan 15-20 ml.kgBB/jam.
D. Mekanisme Obat
Ringer Laktat (RL)
Sediaan - 500 ml dan 1.000 ml (Kemasan larutan kristaloid RL yang
beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109
mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273
mOsm/L
Metabolisme
RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada
kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai
replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka
bakar.
Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati
menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis
metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan
sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium.
Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai
cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah
terjadinya ketosis.
E. Tulisan Resep
R/ Ringer lactate inf flab No. IV
Cum infuse set No. 1
Abbocath no.22 No. 1
imm
_________________________
Pro : Ny. J (29 tahun)
TETANUS
A. Definisi
29
B. Gejala Klinis
Masa inkubasi tetanus umumnya antara 321 hari, namun dapat
singkat hanya 12 hari dan kadangkadang lebih dari 1 bulan. Makin
pendek masa inkubasi makin jelek prognosanya. Terdapat hubungan antara
jarak tempat invasi Clostridium Tetani dengan susunan saraf pusat dan
interval antara luka dan permulaan penyakit, dimana makin jauh tempat
invasi maka inkubasi makin panjang.Secara klinis tetanus ada 3 macam :
a. Tetanus umum:
30
31
ii.
iii.
Grade 1: ringan
- Masa inkubasi lebih dari 14 hari
- Period of onset > 6 hari
- Trismus positif tetapi tidak berat
- Sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak
-
ada.
Lokalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa
spasme disekitar luka dan kekakuan umum
ii.
iii.
32
ketakutan,
keringat
banyak
dan
takikardia.
b. Tetanus lokal
Bentuk ini sebenarnya banyak akan tetapi kurang
dipertimbangkan karena gambaran klinis tidak khas.
Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuan otototot pada
bagian proksimal dari tempat luka. Tetanus lokal adalah bentuk
ringan dengan angka kematian 1%, kadangkadang bentuk ini
dapat berkembang menjadi tetanus umum.
c. Bentuk cephalic
Merupakan salah satu varian tetanus lokal. Terjadinya
bentuk ini bila luka mengenai daerah mata, kulit kepala, muka,
telinga, leper, otitis media kronis dan jarang akibat tonsilectomi.
Gejala berupa disfungsi saraf loanial antara lain: n. III, IV, VII, IX,
X, XI, dapat berupa gangguan sendirisendiri maupun kombinasi
dan menetap dalam beberapa hari bahkan berbulanbulan.
Tetanus cephalic dapat berkembang menjadi tetanus umum.
Pada umumnya prognosa bentuk tetanus cephalic jelek.
C. Pengobatan
1. Anti Tetanus toksin
Selama infeksi, toksin tetanus beredar dalam 2 bentuk:
i. Toksin bebas dalam darah;
ii. Toksin yang bergabung dengan jaringan saraf.
Yang dapat dinetralisir oleh antitoksin adalah toksin
yang bebas dalam darah. Sedangkan yang telah bergabung
dengan jaringan saraf tidak dapat dinetralisir oleh
antitoksin. Sebelum pemberian antitoksin harus dilakukan:
-
33
34
i.
Diazepam
Bila penderita datang dalam keadaan kejang maka
diberikan dosis 0,5 mg/kg.bb/kali i.v. perlahanlahan
dengan dosis optimum 10 mg/kali diulangi setiap kali
kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam peroral
(sonde lambung) dengan dosis 0,5 mg/kg.bb/kali sehari
ii.
diberikan 6 kali.
Fenobarbital
Dosis awal: 1 tahun 50 mg intramuskuler; 1 tahun
75 mg intramuskuler. Dilanjutkan dengan dosis oral 59
iii.
dalam 6 dosis.
4. Antibiotik.
i.
Penisilin Prokain
Digunakan untuk membasmi bentuk vegetatif Clostridium Tetani.
Dosis: 50.000 u/kg.bb/hari i.m selama 10 hari atau 3 hari setelah
panas turun. Dosis optimal 600.000 u/hari.
ii.
6. Trakeostomi
Dilakukan pada penderita tetanus jika terjadi:
i. Spasme berkepanjangan dari otot respirasi
ii. Tidak ada kesanggupan batuk atau menelan
iii. Obstruksi larings; dan
iv. Koma.
7. Hiperbarik
Diberikan oksigen murni pada tekanan 5 atmosfer.
35
D. Mekanisme Obat
1. ATS (anti tetanus serum)
Suntikan tetanus ada 2 macam, yaitu anti tetanus serum (ATS) dan
vaksin tetanustoxoid. ATS sebanyak 1500 IU merupakan serum yang
dapat langsung mencegah timbulnya tetanus. Sementara itu, vaksin
tetanus toxoid 0,5 ml tidak untuk mencegahtetanus saat itu, namun
untuk membentuk
kekebalan
tubuh
terhadap
tetanus,
mesin)
Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau t
36
serebral.
f. Indikasi
- Obat anti cemas, sedatif-hipnotic, dan obat anti kejang, ansietas
atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot
g. Efek Samping
- Rasa kantuk, kelelahan dan ataksia, trombosis vena dan flebitis
-
disarthria,
sakit
kepala,
37
dan
berlangsung
lebih
lama
daripada
toleransi
sinaps
GABA-nergik.
Barbiturat
memperlihatkan
Pernapasan
Barbiturat menyebabkan depresi napas yang sebanding
dengan besarnya dosis. Barbiturat dosis hipnotik oral
menyebabkan pengurangan frekuensi dan amplitudo napas,
ventilasi alveolus sedikit berkurang, sesuai dengan keadaan
tidur fisiologis.
Sistem kardiovaskuler
Pemberian barbiturat dosis terapi IV secara cepat dapat
menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak, meskipun
hanya
selintas
efek
kardiovaskuler
pada
intoksikasi
depresi
38
pusat
vasomotor
diikuti
pusat
Hati
Efek barbiturat terhadap hati yang paling dikenal ialah
efeknya terhadap sistem metabolisme obat di mikrosom.
Barbiturat bersama-sama dengan sitokrom P450 secara
kompetitif mempengaruhi biotransformasi obat serta zat
endogen dalam tubuh, misalnya hormon steroid. Pemberian
barbiturat secara kronik menaikkan jumlah protein dan lemak
pada retikulo-endoplasmik hati, serta menaikkan aktivitas
glukoronil transferase dan enzim oksidase sitokrom P450.
Induksi enzim ini menaikkan kecepatan metabolisme beberapa
obat dan senyawa endogen termasuk hormon steroid,
kolesterol, garam empedu, vitamin K dan D. Toleransi terhadap
barbiturat antara lain disebabkan karena barbiturat merangsang
aktivitas enzim yang merusak barbiturat sendiri. Efek induksi
ini tidak terbatas hanya pada enzim mikrosomal saja, tetapi
juga terjadi pada enzim mitokondria, yaitu -Amino Levulanic
Acid (ALA) sintetase dan enzim sitoplasma yaitu aldehid
dehidrogenase.
f. Indikasi
- Epilepsi umum, parsial, epilepsi karena tumor, kejang
pascabedah, sindrom ekstrapiramidal, neuralgia trigeminal,
aritmia kordis rekuren (overdosis digitalis)
g. Kontraindikasi
- Porfiria, kejang tipe absence
h. Efek Samping
- SSP : Agitasi, kebingungan, hiperkinesia, ataksia, depresi SSP,
mimpi buruk, somnolen, gelisah, ggn kejiwaan, halusinasi,
-
39
DISENTRI BASILER
A. Definisi
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan
enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas
dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan
40
volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus)
dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai
dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus
(diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas
yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: 1) sakit di perut yang sering
disertai dengan tenesmus, 2) berak-berak, dan 3) tinja mengandung darah
dan lendir.
B. Gejala Klinis
Masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rerata
7 hari sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut
bawah, diare disertai demam yang mencapai 400C. Selanjutnya diare
berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan
nafsu makan menurun.
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan, sedang
sampai yang berat. Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri, terasa
melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi
cekung. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh
S. dysentriae. Gejalanya timbul mendadak dan berat, berjangkitnya cepat,
berak-berak seperti air dengan lendir dan darah, muntah-muntah, suhu
badan subnormal, cepat terjadi dehidrasi, renjatan septik dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong. Akibatnya timbul rasa haus, kulit
kering dan dingin, turgor kulit berkurang karena dehidrasi. Muka menjadi
berwarna kebiruan, ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat
(hemokonsentrasi). Kadang-kadang gejalanya tidak khas, dapat berupa
seperti gejala kolera atau keracunan makanan.
Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer, anuria
dan koma uremik. Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan
pengobatan. Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan
darurat misalnya kelaparan. Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat
41
lebih
berbentuk,
mungkin
dapat
mengandung
sedikit
42
luas
di
dalam
tubuh
dan
peradangan
meningen.
Pada
bronchitis,
atau
dilakukan
oleh
umumnya
tidak
terjadi
karena
peningkatan
biotransformasi di hepar.
f. Indikasi
- Ispa, ispb, isk, infeksi intraabdominal, infeksi kulit dan jaringan
lunak, infeksi gonococal
g. Efek samping
- Mual, diare, ruam, kadang kolitis
2. Kotrimoksazol
a. Bentuk sediaan obat
- Kotrimoksazol sirup 50ml
- Primsulfon sirup
- Kotrimoksazol tab 480mg ; 960mg
- Primsulfon F tab
b. Dosis
- 2 x 10ml/hari
- 2 x 1 tab/hari
c. Mekanisme kerja
- Absorbsi melalui saluran cerna cepat dan lengkap
- Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 2 jam untuk
-
sulfametoksazol
d. Indikasi
- ISK, bronchitis kronis, pneumonia, diare
e. Efek samping
- Gangguan pencernaan : mual, muntah, anorexia
44
SYOK ANAFILATIK
A. Definisi
Anaphylaxis (Yunani; Ana = jauh dari dan phylaxis = perlindungan).
Anafilaksis berarti menghilangkan perlindungan. Anafilaksis adalah reaksi
alergi umum dengan efek pada beberapa sistem organ terutama
kardiovaskular, respirasi, kulit dan gastro intestinal yang merupakan reaksi
imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang sebelumnya
sudah tersensitisasi.
Syok anafilaktik (anaphylactic shock) adalah reaksi anafilaksis yang
disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi
46
47
100
g/menit
dan
dihentikan
jika
respon
dapat
48
3-metoksi-4-hidroksimandelat,
3-metoksi-4-
49
TYPHUS ABDOMINALIS
A. Definisi
Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhosa, Salmonella paratyphi A, B dan C yang
menyerang usus halus khususnya daerah ileum. Penyakit ini termasuk
penyakit tropik yang sangat berhubungan erat dengan kebersihan
perorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang lain
melalui fecal oral, artinya kuman Salmonella yang ada pada pada feses
penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau minuman orang
sehat.
B. Gejala klinis
1. Demam > 7 hari, terutama pada malam hari, dan tidak spesifik
2. Gangguan saluran pencernaan: nyeri perut, sembelit/diare, muntah
3. Dapat ditemukan: lidah kotor, splenomegali, hepatomegali
4. Gangguan kesadaran : iritabel-delirium, apati sampai semi-koma
5. Bradikardi relatif, Rose-spots, epistaksis (jarang ditemukan)
6. Laboratorium : titer Widal 1/200 atau lebih atau 1/320 pada
pemeriksaan ulangan dan klinis. Diagnosa pasti dengan kultur. Titer
aglutinin bisa tetap positip setelah beberapa minggu, bulan bahkan
tahun, walau penderita sudah sehat. Kadang leukositosis, kadang
leukopeni
Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri
yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi,
lemas.
Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu
badan yang bisa mencapai lebih dari 40C. Pada saat ini,
sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots bintik
merah muda bisa terlihat, khususnya pada bagian perut
50
sama
dengan
yang
dikandung
di
dalam
cairan
Infus
51
Farsycol
52
serta
sejumlah bakteri
hampir
anaerob
negatif. Kloramfenikol
semua
dan
dapat
bakteri
sejumlah
menjadi
gram
positif,
bakteri
gram
bakterisid
pada
Distribusi,
Metabolisme
Ekskresi
53
Indikasi : demam tifoid dan paratifoid, infeksi berat karena Salmonella sp,
H. influenza (terutama meningitis), rickettzia, limfogranuloma,
psitakosis, gastroenteristis, bruselosis, disentri.
Kontraindikasi : Hipersensitif, anemia, kehamilan, menyusui, pasien
porfiria
Efek samping : Kelainan darah reversible dan ireversibel seperti anemia
aplastik anemia (dapat berlanjut menjadi leukemia), mual, muntah,
diare, neuritis perifer, neuritis optic, eritema multiforme, stomatitis,
glositis, hemoglobinuria nocturnal, reaksi
hipersensitivitas misalnya anafalitik dan urtikaria, sindrom grey
pada bayi premature dan bayi baru lahir, depresi sumsum tulang
Antipiretik
Paracetamol
Nama paten Alphamol, Biogesic, Bodrexin demam, Contratemp,
Cupaol, Dumin, Farmadol, Fasgo Forte, Fevrin, Pamol, Panadol
biru, Sanmol, Sanmol tablet, Pyrex, Pyridol.
Sediaan tablet 500mg, sirup 125mg/5ml, sirup 160 mg/5ml, sirup
forte 250 mg/ml.
Dosis
Tablet
1. Dewasa dan anak atas 12 tahun 1 tablet (3-4 kali sehari)
2. Anak-anak 6-12 tahun - 1 tablet (3-4 kali sehari)
Sirup 125 mg/5ml
1.
2.
3.
4.
5.
Mekanisme
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap
enzim siklooksigenase (COX), dan selektif mengahmbat COX-2.
Meskipun mempunyai efek antipiretik dan anelgesik dan
antiinflamasi yang lemah.
54
Absorbsi ,
Eksresi
Indikasi : meredakan demam dan nyeri yang ringan sampai sedang yang
disebabkan oleh berbagai hal, post-Immunisation Pyrexia.
Kontra Indikasi : alergi terhadap paracetamol, gangguan fungsi hati dan
ginjal, serta pasien dengan ketergantungan terhadap alcohol.
Efek Samping : mual, hypersensitivitas, ruam pada kulit, acute renal
tubular necrosis, dyscrasia darah (seperti thrombocytopenia,
leucopenia, neutropenia, agranulocytosis), kerusakan liver
Tulisan resep :
R/ Ringer laktat inf flab No II
cum infuse set
No I
IV catheter no 22
No I
imm
R/ Chloramphenicol tab mg 500 No IV
4 dd tab 1
R/ Paracetamol tab mg 500 No IV
prn (3-4) dd tab 1
Pro : Nn M (21th)
55
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari
kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik
misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
56
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 jdari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah
terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat
pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis.
Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut
yang hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun
pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan
dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan
kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita .
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukan prognosis yang buruk
C. Pengobatan
Infus
Infus NaCl 0,9 % 20 tetes/menit, untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit tubuh karena
dalam hal ini pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat
mengancam terjadinya dehidrasi.
Antipiretik
Paracetamol 500 mg (bila perlu), sebagai obat penghilang gejala demam
dan pusing
D. Mekanisme obat
Infus
NaCl 0,9 %
Sediaan - 500 ml dan 1.000 ml (Kemasan larutan kristaloid NaCl
0,9% yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na +
(154 mEq/L) dan Cl- (154 mEq/L), dengan osmolaritas sebesar 300
mOsm/L)
57
Metabolisme
NaCl 0,9% (normal saline) dapat dipakai sebagai cairan resusitasi
(replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang
rendah, dimana RL tidak cocok untuk digunakan (seperti pada
alkalosis, retensi kalium). NaCl 0,9% merupakan cairan pilihan
untuk kasus trauma kepala, sebagai pengencer sel darah merah
sebelum transfusi. Cairan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu
tidak mengandung HCO3- , tidak mengandung K+ , dapat
menimbulkan asidosis hiperkloremik, asidosis dilusional, dan
hipernatremi
Antipiretik
Paracetamol
Nama paten Alphamol, Biogesic, Bodrexin demam, Contratemp,
Cupaol, Dumin, Farmadol, Fasgo Forte, Fevrin, Pamol, Panadol
biru, Sanmol, Sanmol tablet, Pyrex, Pyridol.
Sediaan tablet 500mg, sirup 125mg/5ml, sirup 160 mg/5ml, sirup
forte 250 mg/ml.
Dosis
Tablet
Dewasa dan anak atas 12 tahun 1 tablet (3-4 kali sehari)
Anak-anak 6-12 tahun - 1 tablet (3-4 kali sehari)
Sirup 125 mg/5ml
Anak 0-1 tahun sendok takar (5ml)
Anak 1-2 tahun 1 sendok takar (5ml)
Anak 2-6 tahun 1-2 sendok takar (5ml)
Anak 6-9 tahun 2-3 sendok takar (5ml)
Anak 9-12 tahun 3-4 sendok takar (5ml)
Mekanisme
58
Eksresi
Indikasi : meredakan demam dan nyeri yang ringan sampai sedang yang
disebabkan oleh berbagai hal, post-Immunisation Pyrexia.
Kontra Indikasi : alergi terhadap paracetamol, gangguan fungsi hati dan
ginjal, serta pasien dengan ketergantungan terhadap alcohol.
Efek Samping : mual, hypersensitivitas, ruam pada kulit, acute renal
tubular necrosis, dyscrasia darah (seperti thrombocytopenia,
leucopenia, neutropenia, agranulocytosis), kerusakan liver
Tulisan resep :
R/ Infus NaCl 0,9 % flab No III
cum infus set
No I
IV catheter
No I
imm
R/ Paracetamol tab mg 500 No III
prn (1-3) dd tab I
Pro : Sdr X (21 th)
59
DERMATITIS ALERGI
Penatalaksanaan dasar diberikan untuk semua kasus baik yang ringan,
sedang maupun berat, berupa:
1. Perawatan Kulit
Hidrasi adalah terapi DA yang esensial. Dasar hidrasi yang adekuat
adalah peningkatan kandungan air pada kulit dengan cara mandi dan
menerapkan sawar hidrofobik untuk mencegah evaporasi. Bila perlu
pengobatan topikal paling baik setelah mandi karena penetrasi obat jauh
lebih baik. Pada pasien kronik diberikan 3-4 kali sehari dengan water-in-oil
moisturizers sediaan lactic acid.
2. Kortikosteroids topikal
Kortikosteroid topikal mempunyai efek antiinflamasi, antipruritus, dan
efek vasokonstriktor. Yang perlu diperhatikan pada penggunaan adalah
segera setelah mandi dan diikuti berselimut untuk meningkatkan penetrasi;
tidak lebih dari 2 kali sehari; bentuk salep untuk kulit lembab bisa
menyebabkan
folikulitis;
bentuk
krim
toleransinya
cukup
baik;
bentuk lotion dan spray untuk daerah yang berambut; pilihannya adalah
obat yang efektif tetapi potensinya terendah; efek samping yang harus
diperhatikan adalah: atropi, depigmentasi, steroid acne; bila kasus membaik,
frekuensi pemakaian diturunkan dan diganti dengan yang potensinya lebih
60
rendah; bila kasus sudah terkontrol, dihentikan dan terapi difokuskan pada
hidrasi.
3. Antihistamin
Merupakan
terapi
standar,
tetapi
belum
tentu
efektif
untuk
menghilangkan rasa gatal karena rasa gatal pada DA bisa tak terkait dengan
histamin.
4. Tars
Mempunyai efek anti-inflamasi dan sangat berguna untuk mengganti
kortikosteroid topikal pada manajemen penyakit kronik. Efek samping dari
tar adalah folikulitis, fotosensitisasi dan dermatitis kontak.
5. Antibiotik sistemik
Kadang-kadang diperlukan karena infeksi sekunder dapat menyebabkan
kekambuhan dan penyulit. Infeksi
61
EKZEMA
A. Definisi
Ekzema adalah proses radang pada kulit. Lapisan kulit yang
mengalami kelainan ialah kulit ari (epidermis) dan kulit jangat (dermis)
bagian atas. Faktor penyebab ekzema belum diketahui pasti. Namun hal ini
sering dihubungkan dengan faktor bawaan. Sedangkan faktor pencetus yang
sering menimbulkan ekzema antara lain iklim, alergi, infekortikosteroidi,
emosi, dan faktor higienis.
B. Gejala klinis
Ekzema digolongkan dua stadium, yaitu stadium yang masih baru
(akut) dan stadium yang telah lama (menahun atau kronik). Pada stadium
akut, perubahan kulit masih samar, membasah (eksudatif), dan terdiri atas
banyak bentuk kelainan kulit (polimorfi). Gejala awal gangguan ini adalah
kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh-pembuluh darah kecil di
kulit. Kemerahan tersebut bisa hilang jika ditekan, dan muncul kembali jika
tekanan dilepaskan. Selain itu, timbul bintil-bintil (papul) yang kemudian
berkembang
menjadi
gelembung-gelembung
jika
pecah,
gelembung-
gelembung ini akan mengeluarkan cairan seperti getah (eksudat) dan kulit
menjadi lecet (erosi). Setelah mengering, timbul kerompeng dan sisik-sisik
diakhir proses penyembuhan.
Pada stadium menahun atau kronis, kulit tampak kering. Terjadi
penebalan kulit disertai garis-garis kulit yang tampak makin jelas. Kulit juga
62
63
64
DERMATITIS VENENATA
1. Definisi
Dermatitis yang disebabkan oleh gigitan, liur, atau bulu serangga.
Penyebabnya adalah toksin atau allergen dalam cairan gigitan serangga
tersebut.
2. Algoritma
Jika reaksi local ringan, diberikan dengan kortikosteroid topikal,
seperti hidrokortison 2%.
a.
Kortikosteroid
1) Kortikosteroid topikal: Hidrokortison 1%, 2% salep atau krim;
Desoksimetason (Dexocort, Inerson, Esperson) 0.25% salep atau
krim.
2) Kortikosteroid oral: Metilprednisolon tab 4 mg, prednison tab 5 mg
Mekanisme kerja: antiinflamasi, hambat pembentukan prostaglandin,
mensupresi peradangan dengan cara menghambat kerja sel-sel radang
Resep:
R/ Hidrocortison 2 % cream tube No. I
ue
R/ Metilprednisolon tab mg 4 No. IX
3 dd tab I
Pro: Tn Kasdi (40 tahun)
65
RHINITIS ALERGI
1. Definisi
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin (> 5x), rinorea, gatal,
dan blocking / tersumbat setelah hidung terpapar alergen yang diperantarai
IgE. Tanda: rhinoskopi anterior : mukosa edem, basah, livid, konka
hipertrofi, sekret cair banyak, allergic shiner: bayangan gelap di bawah
mata, allergic salute: sering menggosok-gosok hidung karena gatal,
allergic crease: garis melintang di dorsum nasi 1/3 bawah, facies adenoid,
cobble stone appearance pada DPP, dan geographic tongue pada lidah.
2. Algoritma Penatalaksanaan
66
3. Peresepan Obat
R/ Rhinofed tab No. X
S 2 dd tab I
R/ Becerfort tab No. XV
S 3 dd tab 1
Pro : Sdr. S (23th)
4. Pembahasan Obat
a. Rhinofed
1) Setiap tablet rhinofed mengandung Pseudoephedrine HCL 30 mg
dan Terfenadine 40 mg.
2) Terfenadine adalah suatu antihistamin baru yang bekerja secara
spesifik
dan
menimbulkan
selektif
pada
aktivitas
reseptor
depresi
histamin
pada
H1,
susunan
tanpa
saraf
67
oksidase
(MAO).
Hipersensitivitas
terhadap
68
SKIZOFRENIA
A. Definisi
Skizofrenia adalah gangguan yang umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar
atau tumpul. Menurut Emi Kraeplin skizofrenia terjadi karena kemunduran
intelegensi sebelum waktunya sehingga disebut dimensia prekoks/muda.
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang dinyatakan dengan kelainan
dalam isi dan organisasai pikiran, persepsi masukan sensori, ketegangan
afek/emosional, identitas, kemauan, perilaku psikomotor dan kemampuan
untuk menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan.
B. Gejala klinis
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
prodromal, fase aktif dan fase residual. Pada fase prodromal biasanya timbul
gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih
dari satu tahu sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi :
hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan
fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu
serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan orang ini
tidak seperti yang dulu. Semakin lama fase prodromal semakin buruk
prognosisnya. Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti
tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak
mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat
mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase
residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala
positif / psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi
pada ketiga fase diatas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan
kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa,
kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)
C. Kriteria Diagnosis
69
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau
- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar
oleh
sesuatu
dari
luar
dirinya
(withdrawal);
dan
suatu
kekuatan
tertentu
dari
luar;
atau
tindakan,
atau
penginderaan
khusus);
70
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan
terus menerus;
f. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme;
g. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi
tubuh
tertentu
(posturing),
atau
fleksibilitas
cerea,
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara social.
71
D. Pengobatan
Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis
ekivalen. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis
dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat, dapat
diganti dengan obat antipsikosis lain (sebaiknya dan golongan yang tidak
sama) dengan dosis ekivalennya. Apabila dalam riwayat penggunaan obat
antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya ditolerir
baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bila gejala
negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat antipsikosis
atipikal, Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala
negatif pilihannya adalah tipikal. Begitu juga pasien-pasien dengan efek
samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. Obat antipsikotik
yang beredar dipasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi ke dua (APG
ll). APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan
kurang atau sama dengan 10 mg diantaranya adalah trifluoperazine,
fluphenazine, haloperidol dan pimozide. Obat-obat ini digunakan untuk
mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik diri,
hipoaktif, waham dan halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50
mg diantaranya adalah Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada
penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur.
APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis (SDA) atau
antipsikotik atipikal. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine,
olanzapine, quetiapine dan risperidon.
Pada pemberian obat APG I perlu ditambahkan obat antikolinergik
golongan triheksipenidil untuk mengatasi efek samping.
E. Mekanisme Kerja Obat
1. Bentuk sediaan obat : tablet, ampul, vial
2. Nama paten :
Clorpromazine = Largactic
Trifluoperazine = Stelazine
Haloperidol = Haldol, Lodomer
72
Risperidon = Risperidal
Clozapin = Clorazol
Quentiapine = Seroquel
Olanzapine = Zyprexa
3. Dosis : 1-3 X sehari
4. Mekanisme kerja :
APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik,
mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat
menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek
samping. Sedangkan APG II bekerja melalui interaksi serotonin dan
dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang menyebabkan
rendahnya efek samping extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi
gejala negatif.
5. Indikasi : sindrom psikosis
6. Kontraindikasi :
a. Penyakit hati (hepato-toksik)
b. Penyakit darah (hemato-toksik)
c. Epilepsi (menurunkan ambang kejang)
d. Kelainan jantung (menghambat irama jantung)
e. Febris yang tinggi (thermoregulator di SSP)
f. Ketergantungan alkohol (penekanan SSP meningkat)
g. Penyakit SSP (perkinson, tumor otak,dll)
h. Gangguan kesadaran disebabkan CNS-depresant (kesadaran
makin memburuk).
7. Efek samping :
Efek samping obat antipsikosis generasi I berupa: gangguan
ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, peningkatan kadar prolaktin yang akan
menyebabkan
disfungsi
seksual/
peningkatan
berat
badan
dan
74
SKABIES
1. Definisi
Skabies adalah penyakit pada kulit manusia yang disebabkan oleh
penetrasi, infeksi dan sensitisasi dari kutu parasit manusia obligat yaitu
Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya ke dalam epidermis yang
ditandai adanya lubang superfisial dan keluhan gatal.
2. Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
dari manifestasi klinis Skabies:
a. Pruritus nokturnal.
b. Menyerang manusia secara berkelompok.
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi.
d. Menemukan adanya tungau
3. Penatalaksanaan
Resep
R/ Scabimite creamtube No. I
S uc
R/ Chlor-Trimeton tab mg 4 No.IX
S prn 1-3 dd tab I
Pro : Sdr. S (23th)
Pembahasan Obat
a. Scabimite
1) Bahan aktif: Permethrin 5%. Permetrhin merupakan antiparasit
spektrum luas terhadap tungau, kutu rambut, kutu badan serta
anthropoda lainnya.
2) Permetrhin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel
syaraf parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini
memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi
paralise parasit.
3) Permethrin dimetabolisir dengan cepat di kulit.
4) Penggunaan Permethrin pada wanita hamil dan menyusui belum
diketahui keamanannya. Aman digunakan pada bayi usia 2 bulan
atau lebih, sedangkan pemakaian pada bayi usia kurang dari 2
bulan belum diketahui.
75
5) Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih, gatal,
aritema, hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat
sementara dan akan menghilang sendiri.
b. Chlor-Trimeton
1) Merupakan AH-1 generasi pertama yang mempunyai efek sedatif.
2) Di dalam kasus ini, obat ini digunakan sebagai antipruritus.Dengan efek sedatifnya diharapkan rasa gatal oleh parasit
skabies yang terutama timbul pada malam hari bisa diatasi.
ASMA
A. Definisi
Gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel
inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai
tingkat, obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan (mengi dan sesak).
Obstruksi jalan nafas umumnya reversibel, namun dapat menjadi kurang
reversibel bahkan relatif nonreversibel tergantung berat dan lamanya penyakit.
76
B. Gejala Klinis
1. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop
2. Batuk produktif, sering pada malam hari
3. Nafas atau dada seperti tertekan
4. Gejala- gejala tersebut bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang
hari dan memburuk pada malam hari.
C. Terapi
R/ Berotec MDI No. I
S prn (1-2) dd puff I
R/ Metil prednisolon tab No. VII
S 1 dd tab I
Pro: Nn. Ria (22th)
D. Keterangan Obat
1. Berotec
Paten: berotec, berodual
MK: Mencegah bronkokonstriksi dengan menginduksi bronkodilatasi
melalui reseptor 2 di otot- otot bronkus
D : 1-2 semprot bila perlu saat serangan akut
KI : kardiomiopati obstruksi hipertrofi, takiaritmia
ES: tremor halus pada otot rangka, gugup, sakit kepala, pusing, takikardi,
palpitasi, batuk, iritasi lokal, mual, muntah, berkeringat, otot lemah,
mialgia, kram otot, hipokalemia.
2. Metil prednisolon
Paten: Depo- Medrol, Solu-Medrol, Urbason, Flason
MK: Menghambat respon inflamasi agar tidak terjadi bronkokonstriksi
yang bertambah buruk.
D: 4mg/hari
KI: Infeksi jamur sistemik, TBC, Herpes simpleks
ES: retensi cairan tubuh, alkalosis hipokalemik, gagal jantung kongestif,
miopati steroid.
77
KONJUNGTIVITIS
1. Definisi
Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva
yang ditandai dengan mata merah, bengkak, dan berair, sekret mata
lengket (bakteri), mata merah, sekret seperti air (virus), atau mata merah
dan gatal (alergi).
2. Pengobatan:
R/ Gentamycin 0,3% guttae ophtalmic fl No. I
S 6 dd gtt I-II ODS
Pro : Tn. A (40 thn)
Gentamycin
a. Merupakan golongan aminoglikosida untuk bakteri basil gram (-)
aerob.
b. Mekanisme kerja:
Aminoglikosid + ribosom : menghambat sintesis protein
Mempercepat transport aminoglikosid ke dalam sel kerusakan
membran sitoplasma kematian sel / terjadi misreading kode
genetik hambat sintesis protein
c. Nama Paten : Genoint tetes mata sediaan 5 ml
d. Dosis : 1-2 tetes tiap 4 jam
Atau
78
79
EPILEPSI
A. Definisi
Epilepsi yakni cetusan muatan neuron SSP abnormal, berlebihan,
sinkron, intermiten, paroksismal, unprovoke.
B. Gejala klinis
Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian otak
tertentu dan
atau
sangat
tidak
menyenangkan.
80
81
82
(ikterus,
hepatitis),
anemia
megaloblastik.
Karbamazepin
1. Bentuk sediaan obat : tablet 200 mg
2. Nama paten :
3. Dosis :
a. Usia < 6 tahun
: 100 mg/ hari
b. Usia 6-12 tahun
: 2 x 100 mg/ hari
c. Dewasa
: 2 x 200 mg/hari
d. Dosis pemeliharaan : dewasa 800-1200mg/kgBB; anak 20-30
mg/kgBB
4. Mekanisme kerja : obat ini bekerja dengan mekanisme yang kurang dapat
dimengerti
5. Metabolisme :
6. Indikasi : bangkitan parsial kompleks, bangkitan tonik klonik
7. Kontraindikasi :
8. Efek samping : rasa ngantuk, mual, anemia, neutropenia, pusing, vertigo.
E. Penulisan Resep
Pada ststus epileptikus :
R/ Diazepam inj amp mg 5 No. I
Cum disposable syringe cc 3 No. I
imm
R/ Fenitoin Na cap mg 100 No.XXI
3 dd cap I
83
Atau ditambahkan
R/ Karbamazepin tab mg 20 No. X
2 dd tab I
Pro Tn.D (40 th)
URETRITIS GONORHEA
A. Definisi
Uretritis gonore adalah penyakit kelamin, peradangan pada uretra yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus Gram negatif yang
reservoir alaminya adalah manusia, ditandai dengan adanya pus yang keluar dari
orifisium uretra eksternum (saluran uretra). Infeksi ini hampir selalu menular
melalui aktivitas seksual.
B.Gejala Klinis
Uretritis gonore masa tunasnya sulit ditentukan oleh karena pada umumnya
asimtomatis, hal ini disebabkan keadaan anatomi dan fisiologi organ genital pada
wanita berbeda dengan pria. Pada pria gejala awal biasanya timbul dalam waktu
2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra,
yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya
nanah dari penis. Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing.
Dari mulut saluran kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah
beberapa hari keluarnya nanah hanya pada pagi hari, sedikit dan encer serta rasa
nyeri berkurang. Bila penyakit ini tidak diobati dapat timbul komplikasi berupa
peradangan pada alat kelamin. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan
84
untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra
bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.
Pada wanita penderita yang simtomatis umumnya mengalami gejala lokal
setelah 10 hari terinfeksi. Sering duh tubuh yang keluar dari endoserviks melalui
vagina tidak ditemukan, baik pada keadaan akut maupun kronis. Gejala subyektif
ini jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapat kelainan obyektif.
Umumnya penderita datang bila sudah ada komplikasi atau ditemukan saat
pemeriksaan antenatal maupun keluarga berencana.
Apabila terdapat gejala, dapat berupa kombinasi peningkatan duh tubuh
yang keluar dari vagina, disuria, perdarahan uterus intermenstrual dan menoragia.
Duh tubuh yang keluar dari serviks sifatnya purulen atau mukopurulen.
C.Pengobatan
Pemilihan obat-obatan untuk IMS harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Harga murah
Seftriakson
Sefiksim
Tiamfenikol*
85
Ofloksasin*
Kanamisin
Spektinomisin
* Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibawah 12
tahun dan remaja.
D.Mekanisme Obat
A. Ceftriaxone (Seftriakson) (Biotrax, Bioxon, Broadced, Cefarin, Cefsix,
Ceftriaxone, Cefxon, Cephaflox, Criax, Ecotrixon, Elpicef, Foricef,
Gracef, Intrix, Icephin, Rocephin, Socef, Terfacef, Termicef, Tricefin,
Truec, Trixon, Tyason, Zeftrix)
Golongan
Antibakteri
Sediaan
Vial 1 gram
Penyakit/Indikasi
Pengobatan infeksi yang disebabkan
1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra
vascular), lakukan setiap 24 jam, atau dibagi menjadi setiap 12 jam.
Dosis maksimum: 4 gr/hari
Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun : 1-2 gram sehari secara intra vena
Bayi dan ank-anak dibawah 12 tahun :
- Bayi 14 hari : 20 50 mg/kg bb sehari
- Bayi 15 hari sampai 12 tahun : 20 80 mg/kg bb sehari
86
Efek samping :
Reaksi
hipersensitivitas
(urticaria,
pruritus,
ruam,
reaksi
parah
hati juga terjadi, dapat terjadi pergeseran bilirubin dari ikatan plasma.
Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated
partial thromboplastin time), dan atauhypoprothrombinemia (dengan atau
tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan
Sediaan
Kapsul/
Penyakit/Indikasi
Pengobatan infeksi
Alasan penggunaan
Antibiotik
penisillin spektrum
sesuai termasuk :
500mg
luas
Sirup kering : peritonitis,
Menggantikan
125mg/5ml
Ampisillin karena
meningitis,
Serbuk untuk
penyerapan yang
endokarditis.
Pola
injeksi
:
lebih baik, efek
resistensi antibiotik
500mg,
1
samping
lebih
lokal
perlu
gram
dalam
sedikit
dipertimbangkan
vial
Indikasi : Mastoiditis, infeksi ginekologis, septicema, endokarditis, mengitis,
cholecystitis, osteomyelitis
87
Interaksi :
Allupurinol
Antibakteri
Antikoagulan
Sitotoksik
Probenesid
Esterogen
Sulfinpirazone
Dosis
metotrexate
(risiko kecil)
Mungkin mengurangi efek kontrasepsi dari esterogen
Pengeluaran penisillin dikurangi oleh sulfinpirazone
Efek samping : mual, muntah, diare, ruam (hipersensivitas atau respon toksikdapat menjadi reaksi yang serius, hentikan pengobatan); respon hipersensitivits
termasuk urtikaria, angiodema, anafilaksis, reaksi menyerupai penyakit serum
9serum sickness), anemia hemolitik, nefritis interstitial.
PERESEPAN
88
Penghasil penisilinase :
R/ Ceftriaxone inj mg 250 No I
S imm
Pro Tn A (30 thn)
Ceftriaxone merupakan cefalosporin generasi 3 yg sensitif terhadap bakteri
penghasil penisilinase
Bukan penghasil penisilinase
R/ ampicilin tab mg 500 No. XX
S 4 dd tab I a.c
R/ probenesid tab mg 250 No.X
S 2 dd tab I p.c
Pro Tn.A (30 thn)
Keterangan :
Ampicilin spektrum luas.
Probenesid AINS anti pirai (untuk gejala sistemik nyeri sendi)
FLUOR ALBUS
89
A. Definisi
Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah nama gejala
yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak
berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu
cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas
dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena
aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal.
B. Gejala Klinis
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina
meerupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering
kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan
memberikan beberapa gejala fluor albus:
1.
2.
3.
4.
5.
kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah
hubungan seksual
Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan,
berbusa dan berbau amis.
Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang
hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada
komplikasi yang serius
Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna
kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal
C. PENGOBATAN
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan
dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol
90
91
92
Sediaan
Tablet:
100.000 Pengobatan
IU, 500.000 IU
Ovula:
Penyakit/Indikasi
Candidiasis
100.000 dan
Alasan
penggunaan
Efektif
untuk
kulit pengobatan
membran candidiasis
oral,
U
mukosa
kulit dan vagina
Indikasi : Candidiosis mulut (oral), oesophagus, usus, vagina dan kulit
Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap nystatin
Perhatian : kehamilan dan menyusui
Dosis :
93
Kandidiosis oral, per oral, DEWASA dan ANAK >1 bulan 100.000 U
setelah makan 4x sehari biasanya untuk 7 hari, dilanjutkan selama 48jam
Efek samping : mual, muntah, diare pada dosis tinggi; iritasi mulut dan
sensitisasi; ruam dan jarang terjadi eritem multiforme (Sindrome Steven Johnson)
B. Metronidazole (Metronidazol) (Anmerob, Biatron, Corsagyl, Farizol, Farnat,
Fladex, Flagyl, Flapozil, Fortagyl, Grafazol, Heronid, Mebazid, Metrofusin,
Metrolet, Novagyl, Promuba, Ragyl Forte, Tismazol, Trichodazol, Trinida,
Troglar, Trogyl, Yekatrizol-F)
Golongan
Antibakteri lain
Sediaan
Penyakit/Indikasi
Alasan
penggunaan
Aktivitas tinggi
terhadap
vial
bakteri
anaerob
100ml
Cairan
oral
200mg/5ml
Supositoria
500mg;1gr
Tablet : 200-500
mg
Metronidazole memiliki aktivitas yang tinggi terhadap bakteri anaerob dan
protozoa. Metronidazole melalui per rectal adalah alternatif efektif terhadap rute
intravena bila rute per oral tidak mungkin.
Indikasi : Infeksi bakteri anaerob, termasuk radang gusi (ginggivitis) dan infeksi
mulut lainnya, penyakit radang panggul-pelvic inflammatory disease (dengan
ceftriaxone dan doksisiklin), tetanus, septicemia, peritonitis, abses otak,
pneumonia nekrotikans, colitis berhubungan antibiotik, ulkus kaki dan dekubitus
dan profilaksis bedah, bacterial vaginosis; Infeksi kulit dan jaringan lunak, gigitan
giardiasis, eradikasi Helocobacter pylori Amubiasis invasif dan Giardiasis
94
dengan alkohol
Antikoagulan : Metronidazole meningkatkan efek antikoagulan koumarin
Antiepilepsi : Metronidazole menghambat metabolisme fenitoin
(meningkatkan
kadar
dalam
darah);
metabolisme
metronidazole
meningkatkan
metabolisme
resiko
fluorurasil
toksisitas),
metronidazole
menghambat
(meningkatkan
toksisitas);
metronidazole
bersama disulfiram
Litium : Metronidazole meningkatkan risiko toksisitas litium
Esterogen : Mungkin menurunkan efek kontrasepsi esterogen
Obat untuk ulkus : Metabolisme metronidazole dihambat oleh Cimetidine
berselaput dan gangguan saluran cerna, jarang: sakit kepala, pusing, ataksia,
urin menjadi gelap, seperti mengantuk, eritema multiforme, pruritus, urtikaria,
angiodema, dan anafilaksis, gangguan fungsi hati, hepatitis, jaundice,
trombositopenia, anemia aplastik, mialgia, artralgia, neuropati perifer, kejang
epileptiformis, leukopenia, pada dosis tinggi atau lebih lama.
95
E.Peresepan
R/ Nystatin tab vag No.VII
u.c
R/ Metronidazole tab mg 500 No.XX
4 dd tab 1
Pro: Ny. A (35th)
96
dalam pemeriksaan kultur urin. ISK pada usia lanjut dapoat timbul sebagai
akibat dari inkontinensia urin dan hipertrofi prostat yang memerlukan
pemakaian kateter menetap, imobilisasi, dan menurunnya fungsi imunitas
baik non spesifik maupun spesifik.
B. Gejala Klinis
- Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit
atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
C. Pengobatan
Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi)
bakteri dengan antibiotika.
Tujuan pengobatan :
97
laki-laki.
Antibiotik parenteral untuk ISK berkomplikasi dengan lama pemberian
Kuman
Penatalaksanaan
Penyebab
E. coli, S.
Trimetoprim-
Komplikasi
saprophyticus
sulfametoksazol,
kuinolon
Pyelonefritis akut
E. coli
Trimetoprimsulfametoksazol,
Komplikasi
Kuinolon
E. coli, Proteus
Prostatitis
mirabilis,
Kuinolon,
K. pneumoniae,
penisilin+aminoglikosida
Pseudomonas
aeruginosa, E.
faecalis
Trimetoprimsulfametoksazol,
E. coli, Proteus
spp., K.
pneumoniae,
Pseudomonas
aeruginosa, E.
faecalis
Cotrimoksazol
98
Kuinolon
Penggunaan:
Dosis yang digunakan untuk dewasa yaitu 2 tablet biasa (trimetoprim 80
mg + sulfametoksazol 400 mg) tiap 12 jam atau 1 tablet forte
(trimetoprim 160 mg + sulfametoksazol 800 mg) tiap 12 jam.
Pada anak-anak digunakan bentuk sirup 2 x sehari 6mg, dan diberikan
segera setelah makan.
- 5 bln 2,5 ml
- 6 bln-5th 5ml
- 6th-12th 5-10ml
Mekanisme Kerja : menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap
berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi sulfametoksazol dan
trimetoprim
memberikan
efek
energi.
Sulfonamid
sulfametoksazol
Distribusi cepat ke seluruh jaringan, termasuk SSP, saliva, dan empedu
Efek samping:
-
Paracetamol
Digunakan sebagai analgetik
Nama paten : Pamol, deconal, pyrex, parasetamol, praxium
Bentuk sediaan: dropp, inf, sirup 120mg/5ml, tablet 500mg, rectal tube
Penggunaan :
-
Sirup : 3-4x/hari
< 1 th : 2,5ml
2-6 th : 5ml
7.12h : 10ml
Tablet : dewasa 3-4x/hari, 1-2 tab
biosintesis
prostaglandin
hanya
terjadi
bila
100
hidroksilasi
Diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai paracetamol, dan
sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi
TUBERKULOSIS PARU
Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB
Paru:
1. Tuberkulosis paru BTA positif.
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
2. Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
101
a.
b.
c.
d.
b. Pasien Gagal
c. Pasien putus obat
3. OAT Sisipan
Jenis obat:
Isoniazid
Rifampisin
menghambat pertumbuhan berbagai kuman gram (+) dan (-) dan dapat
103
dan
mikroorganisme
lain
dengan
menekan
mula
Pirazinamid
analog
nikotinamid,
di
dalam
tubuh
dihidrolisis
untuk
enzim
Ethambutol
tuberkulostatik.
Dapat memberikan efek toksik pada mata, jarang diberikan pada pasien
anak-anak.
Mekanisme : menghambat sintesis metabolit sel
ESO : gangguan penglihatan buta warna, penurunan penglihatan (neuritis
retrobulbur)
104
STOMATITIS
1. Definisi
Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di
daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan
permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal
maupun kelompok. Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi
satu atau dua hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga
mulut.
2. Pengobatan
Resep
R/ Albothyl concentrate fl No. I
S uc
R/ Becefort tab No.VII
S 1 dd tab I
Pro : Sdr. S (23th)
Pembahasan Obat
a. Albothyl Concentrate
1) ALBOTHYLConcentrate tergolong obat luar yang bekerja sebagai
antiseptik (membunuh kuman & mencegah infeksi), hemostatik
(menghentikan perdarahan), astringent (menciutkan), dan menutup
luka terbuka. ALBOTHYLconcentrate dapat mengkoagulasi
protein secara spesifik dalam jaringan yang sehat.
2) ALBOTHYL@ concentrate adalah produk polimerasi
dan
105
106
FARINGITIS
A. Definisi
Faringitis adalah suatu radang pada tenggorokan (faring) yang biasanya
disebabkan oleh infeksi akut.
B. Gejala klinis
Keluhan yang sering timbul adalah nyeri telan, mual, dan muntah. Gejalagejala ini juga biasa disertai dengan demam setinggi 40 0C. Nyeri faring dapat
terjadi ringan sampai berat, sehingga penderita susah menelan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran tonsil, eksudasi, dan eritema
faring. Pada tonsil tampak kemerahan difus dan bintik-bintik petakie palatum
lunak dan limfadenitis atau eksudasi anterior. Ingus hidung mukoserous. Selain
itu, ditemukan pembesaran getah bening di leher.
Faringitis Virus
Biasanya tidak ditemukan nanah di
Faringitis Bakteri
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam
Jumlah sel darah putih normal atau
agak
meningkat
Kelenjar getah bening normal atau
sedikit
pada
membesar
Tes apus tenggorokan memberikan
hasil negatif
positif
tumbuh bakteri
laboratorium
C. Pengobatan
107
Tujuan pengobatan faringitis adalah untuk menghilangkan tanda klinis dan gejala,
meminimalkan reaksi obat yang merugikan, mencegah penularan kontak dekat
dan demam rematik akut, serta mencegah komplikasi.
Tujuan pengobatan faringitis adalah untuk menghilangkan tanda klinis dan gejala,
meminimalkan reaksi obat yang merugikan, mencegah penularan kontak dekat
dan demam rematik akut, serta mencegah komplikasi.
Lini PLini
pertama
1 dosis
10 hari
Lini Kedua
10 hari
Dewasa : 3 x 500 mg
Anak : 4 x 250 mg
10 hari
Dewasa : 4 x 500 mg
atau Klaritromisin
5 hari
Amoxycilin
Antibiotik beta
Kapsul atau
Pengobatan infeksi
108
Antibiotik penisilin
10 hari
laktam
tablet : 250mg;
yang disebabkan
spektrum luas.
500mg
organism yang
Menggantikan
Sirup kering:
sesuai; termasuk
ampisilin karena
125mg/ 5ml
infeksi saluran
penyerapan yang
pernafasan; infeksi
saluran kemih;
samping lebih
infeksi klamidia;
sedikit.
sinusitis; eradikasi
Helicobacter pylori.
Pola resistensi
antibiotik setempat/
daerah perlu
dipertimbangkan
Indikasi obat : infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas atas, bronchitis,
pneumonia, otitis media, abses gigi, dan infeksi rongga mulut lainnya,
osteomielitis, endokarditis, profilaksis paska splenektomi, infeksi ginekologis,
gonorrhea, eradikasi Helicobacter pylori, antrax
Mekanisme Kerja : menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan
untuk sintesis dinding sel mikroba. Obat bergabung dengan penisilin-binding
protein (PBP3) pada kuman. Hal ini menyebabkan terjadinya hambatan sintesis
dinding sel kuman karena proses transpeptidase antar rantai peptidoglikan
terganggu. Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.
Kontraindikasi Obat: hipersensitif terhadap penisilin
Farmakokinetik : Absorpsi amoksisilin di saluran cerna lebih baik dari ampisilin.
Dengan dosis oral yang sama, amoksisilin mencapai kadar dalam darah yang
tingginya kira-kira 2 kali lebih tinggi daripada yang dicapai oleh ampisilin.
Sedang masa paruh eliminasi kedua obat ini hampir sama. Penyerapan ampisilin
terhambat oleh adanya makanan di lambung, sedangkan amoksisilin tidak.
109
biosintesis
prostaglandin
hanya
terjadi
bila
hidroksilasi
Diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai paracetamol, dan
sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi
110
3 dd tab 1
R/ Paracetamol tab mg 500 No X
prn (1-3) dd tab I agrediente febre
Pro : Tn. B (29 th)
URTIKARIA
A. Definisi dan Gejala Klinis
Suatu reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai
dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan,
berwarna pucat kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat
111
dikelilingi halo. Umumnya, ukuran lesi dan bentuknya bervariasi dari beberapa
millimeter sampai plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau membrane mukosa.
Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk.
B. Pengobatan
Terdapat tiga jenis obat yang cukup baik untuk mengontrol gejala pada urtikaria,
yaitu golongan simpatomimetik, antihistamin, dan kortikosteroid.
a. Simpatomimetik, seperti epinefrin dan efedrin.
Epinefrin (adrenalin HCl/ bitartrat), (adrenalin, epinefrin)
Sediaan : injeksi : s.k/i.m/i.v 0,1%
Dosis dewasa : Dosis dewasa : 0,2-0,5 mg (0,2-0,5 ml larutan 1:1000
Indikasi : pengobatan anafilaksis berupa bronkospasme akut atau
eksaserbasi asthma yang berat, selain itu, bisa digunakan pada urtikaria
akut dan dikombinasikan dengan histamine
Mekanisme kerja : epinefrin mempunyai efek yang berlawanan dengan
histamin, yaitu menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah kulit
superfisial dan permukaan mukosa.
Kontraindikasi : Glukoma sudut tertutup, penyuntikan ke dalam jari
tangan, ibu jari, hidung, dan genetalia, dapat menyebabkan nekrosis
112
menjadi
H1,
H2,
H3
berdasarkan
kemampuan
113
a.
tidur.
-
b.
mg.
Indikasi : Benign gastric, tukak lambung, tukak duodenal, refluks
esofagitis, Zollinger-Ellison syndrome
Mekanisme Kerja : Simetidin merupakan antagonis kompetitif
histamin pada reseptor H2 dari sel parietal
sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi
asam lambung. Simetidin juga memblok sekresi
asam lambung yang disebabkan oleh rangsangan
makanan, asetilkolin, kafein, dan insulin. Simetidin
digunakan untuk pengobatan tukak lambung atau
usus dan keadaan hipersekresi yang patologis
Metabolisme : Simetidin dapat dicerna secara cepat dalam saluran
cerna, kadar plasma tertinggi dicapai dalam 1 jam bila
diberikan dalam keadaan lambung kosong dan 2 jam
bila diberikan bersama sama dengan makanan
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap Simetidine atau komponen lain
dalam produk
Efek Samping : Kemerahan, diare, pusing, sakit kepala, gynaecomastia
c. Kortikosteroid
Dalam beberapa kasus urtikaria akut atau kronik, antihistamin
mungkin gagal,bahkan pada dosis tinggi, atau mungkin efek
samping bermasalah. Dalam situasi seperti itu, terapi urtikaria
seharusnya respon dengan menggunakan kortikosteroid. Jika
tidakberespon,
penyakit
lain
maka
pertimbangkan
kemungkinan
(misalnya,keganasan, mastocytosis,
proses
vaskulitis).
115
urtikaria
kronis
karenaefek
samping
kortikosteroid
seperti
obat
kortikosteroid
dan
anti
radangnya
yang
kuat.
sel-sel
membentuk
jaringan
kompleks
atau
organ
hormon-reseptor.
sasaran,
Kompleks
menstimulasi
ekspresi
gen-gen
tertentu
yang
asam
meningkatnya
reabsorpsi
116
lemak,
redistribusi
natrium,
lipid,
meningkatnya
tubuh),
otot,osteoporosis,
gangguan
hilangnya
pencernaan
(ulkus
peptic,
gangguan
dermatologis
musculoskeletal
masa
otot),
ulcerative
(petechiae,
R/ Prednison tab mg 5 No IX
3 dd tab I
Pro : Tn. B (40 th)
117
(lemah
gangguan
esophagitis),
ecchymosis),
PNEUMONIA
1. Definisi:
Pneumonia adalah peradangan pada paru (terutama parenkim paru)
yang disebabkan oleh mikroorganisme, kecuali Mycobacterium tuberculosis
, baik bakteri, virus, jamur, dan parasit.
2. Algoritma:
Pneumonia
Commun
ity
Pasien
yang
sebelumny
a sehat
1. Quinolon
(levofloksasin)
2. Macrolide
(eritromisin)
3. Azalide
Nosocomi
al
Pasien
dengan
komorbi
d
DM,
COPD,
CHF,
Renal
(-)
antibiotik
dalam 3
Azitromisi
n
(+)
antibiotik
dalam 3
Kuinolon tunggal/
+ beta
laktam/makrolid
118
Early
onset (-)
MDR
Late
onset (+)
MDR
1.
Sefalosporin
(ceftriakson)
2. kuinolon
(levofloksasi
n)
Levofloksasi
n
ciprofloksasi
5
hari
7-10 hari
bahkan 2
minggu
3. Pengobatan:
a.
Antibiotik
1) Golongan Kuinolon (Levofloksasin)
a) Indikasi:
Pneumonia, eksaserbasi akut pada bronkitis kronis,
sinusitis akut, ISK, pyelonefritis akut.
b) Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap kuinolon, epilepsi, anak-anak
pada masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui
c) Efek samping:
Sakit kepala, halusinasi, gelisah, insomnia, reaksi alergi,
fotofobia, gangguan gastrointestinal, tremor, depresi.
d) Mekanisme kerja: Menghambat sintesis asam nukleat sel
mikroba.
2) Golongan Makrolid
(Eritromisin)
a) Indikasi:
Infeksi
streptokokus,
stafilokokus,
diplokokus,
Resep :
R/ Ciprofloksasin tab mg 500 No XIV
S 2 dd tab I
R/ Ambroxol tab mg 30 No XV
S 3 dd tab I
Pro : Tn A (55 th)
120
STATUS ASMATIKUS
1. Definisi
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medik yang bila
tidak diatasi dengan secara cepat dan tepat kemungkinan besar akan
terjadi kegawatan medik yakni kegagalan pernafasan. Pada status
asmatikus selain spasme otot-otot bronkus terdapat pula sumbatan oleh
lendir yang kental dan peradangan.
2. Algoritma
121
3. Pengobatan
a. Pemberian terapi oksigen
Terapi oksigen dilakukan untuk mengatasi dispena, sianosis,
dan hipoksemia. Oksigen aliran rendah yang dilembabkan baik
dengan masker Venturi atau kateter hidung diberikan. Aliran oksigen
yang
diberikan
didasarkan
pada
nilai
nilai
gas
darah.
122
c. Aminofilin
Diberikan melalui infuse / drip dengan dosis 0,5 0,9
mg/kg BB / jam. Pemberian per drip didahului dengan pemberian
secara bolus apabila belum diberikan. Dosis drip aminofilin
direndahkan pada penderita dengan penyakit hati, gagal jantung, atau
bila penderita menggunakan simetidin, siprofloksasin atau eritromisin.
Dosis tinggi diberikan pada perokok. Gejala toksik pemberian
aminofilin perlu diperhatikan.
d. Kortikosteroid
Kortikosteroid dosis tinggi intravena diberikan setiap 2 8 jam
tergantung beratnya keadaan serta kecepatan respon. Preparat pilihan
adalah hidrokortison 200 400 mg dengan dosis keseluruhan 1 4
gr / 24 jam. Sediaan yang lain dapat juga diberikan sebagai alternative
adalah triamsiolon 40 80 mg, dexamethason / betamethason 5 10
mg.
e. Antikolonergik
Iptropium bromide dapt diberikan baik sendiri maupun dalam
kombinasi dengan agonis 2 secara inhalasi nebulisasi terutama
penambahan penambahan ini tidak diperlukan bila pemberian agonis
2 sudah memberikan hasil yang baik.
b. Pengobatan lainnya
1) Hidrasi dan keseimbangan elektrolit
Ringer laktat dapat diberikan sebagai terapi awal untuk
dehidrasi dan pada keadaan asidosis metabolic diberikan Natrium
Bikarbonat.
2) Antibiotik
123
124
GLAUKOMA
A. Definisi
adalah
kerusakan
penglihatan
yang
biasanya
disebabkan
oleh
4) Mekanisme kerja
Merupakan golongan agonis kolinergik. Bekrja pada anyaman
trabekular dengan meningkatkan kontraksi muskulus siliaris
sehingga pupil mengalami miosis. Keadaan tersebut menyebabkan
iris teratrik ke belakang dan sudut bilik mata depan terbuka.
Sebagai miotik untuk memebesarkan saluran pengeluaran cairan
mata dengan cara perangsangan reseptor kolinergik muskarinik.
5) Metabolisme
Mula kerjanya cepat, efek puncak terjadi antara 30-60 menit dan
berlangsung selama 8-12 jam. Metabolisme di hepra, diekskresikan
melalui urin.
6) Indikasi
Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma sudut tertutup akut,
hipertensi okuler
7) Kontraindikasi
Pasien dengan risiko retinal detachment, radang iris akut, uveitis,
8) Efek samping
Salivasi, reaksi alergi
b. Betabloker (timolol maleat)
1) Bentuk dan sediaan
Tetes mata
2) Nama paten
betimol
3) Dosis
1 tetes dapat diberikan dalam interval 8-12 jam sehari
4) Mekanisme kerja
Menurunkan tekanan intraokuler dengan mengurangi produksi
humor akuos dengan cara memblok reseptor 2 dalam prosesus
siliaris.
126
5) Metabolisme
Timolol dan metabolitnya diekskresikan dalam urin. Half life
timolol dalam plasma adalah sekitar 4 jam.
6) Indikasi
Glaukoma, hipertensi okuler
7) Kontraindikasi
Asma bronkhial, bradikardi, gagal jantung
8) Efek samping
Reaksi alergi, pandangan kabur, bradikardi, aritmia
c. Karbonik anhidrase inhibitor (Asetazolamide)
1) Bentuk dan sediaan
Tablet, injeksi
2) Nama paten
Diamox
3) Dosis
2 x 250 mg secara oral, 500 mg untuk injeksi
4) Mekanisme kerja
Menurunkan tekanan intraokuler dengan menghambat produksi
humor akuos. Hal tersebut dilakukan dengan cara menghambat
kerja enzim karbonik and\hidrase di korpus siliaris
5) Metabolisme
Asetazolamide di ekskresikan melalui ginjal.
6) Indikasi
Glaukoma
7) Kontraindikasi
wanita hamil, penyakit ginjal
8) Efek samping
Dispepsia, polakisuria, batu ginjal, paresthesia
127
E. Resep
R/ Cendocarpin 2 % gtt ophtl fl No I
2 dd gtt 1 ODS
2 dd gtt 1 ODS
2 dd tab 1
128
A. Definisi
Infeksi telinga bagian tengah yang disebabkan bakteri atau virus
B. Gejala Klinis
Nyeri telinga, tinnitus, pusing, demam, pendengaran berkurang
C. Pengobatan
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium
awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian
antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.
Stadium Oklusi
Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga
tekanan negatif di telinga tengah hilang. Sumber infeksi lokal harus
diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat
hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian
antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat
diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk
terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar konsentrasinya adekuat
di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung, gangguan
pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Antibiotik diberikan
minimal selama 7 hari.
Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila
membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi
ruptur.
Stadium Perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat
cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat
sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup
sendiri dalam 7-10 hari.
Stadium Resolusi
129
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan
perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3
minggu. Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.
D. Mekanisme Obat
a. Penicillin (Amoxycillin)
1) Bentuk dan sediaan
Tablet
2) Nama paten
Amoxan, penmox
3) Dosis
Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg
berat badan per hari dibagi dalam 3 dosis.
Dewasa dan anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 750-1500
mg dalam dosis terbagi
4) Mekanisme kerja
Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas
antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid, efektif terhadap
sebagian besar bakteri gram positip dan beberapa gram negatip yang
patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin antara
lain : Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N.
gonorrhoeae, H influenzas, E. coli, dan P. mirabiiis. Amoxicillin
kurang efefktif terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta
laktamase.
5) Metabolisme
Penisilin mudah rusak pada suasana asam. Absorbsi penisilin secara
baik dilakukan di saluran cerna. Penisilin terdistribusi luas dal;am
tubuh. Kadar obat yang memadai dapat tercapai dalam hati, empedu,
ginjal, usus, limfe. Penisilin umumnya diekskresi melalui proses
sekresi di tubuli ginjal. Selain itu juga diekskresi bersama tinja.
6) Indikasi
130
menghambat
produksi
prostaglandin
(senyawa
131
3 dd tab I
SINUSITIS
132
A. Definisi
Peradangan yang terjadi pada sinus
B. Gejala Klinis
Sakit kepala, nyeri pada wajah, demam, perubahan pada ingus
C. Pengobatan
Tujuan dari penatalaksanaan sinusitis ialah untuk mencapai fungsi dan
anatomis yang normal dari sinonasal. Irigasi nasal dengan larutan salin
dilakukan
untuk
membersihkan
debris,
melembabkan
serta
133
134
Lameson
3) Dosis
4 8 mg per hari
4) Mekanisme kerja
Methylprednisolon adalah suatu glukokortikoid sintetik dan
diabsorpsi
secara
cepat
melalui
saluran
pencernaan.
berkurangnya
produksi prostaglandin
dan leukotrien,
135
4) Mekanisme kerja
Bekerja sebagai antipiretik, antihistamin, dan dekongestan
5) Indikasi
Merintgankan gejala flu seperti demam, bersin, pilek, dan sakit
kepala
6) Kontraindikasi
Hipersensitivitas, gangguan hepar
7) Efek samping
Mengantuk, gangguan pencernaan, tremor, takikardi, kerusakan
hepar
E. Resep
R/ Amoxycillin tab mg 500 No XXI
3 dd tab I
R/ Lameson tab mg 4 No X
2 dd tab I
3 dd tab I
136
SHIGELLOSIS
A. Definisi
Suatu penyakit peradangan akut yang disebabkan oleh Shigella sp. yang
menginvasi saluran pencernaan terutama usus sehingga menyebabkan
kerusakan sel- sel mukosa usus tersebut.
B. Gejala Klinis
1. Diare cairyang banyak bercampur darah dan lendir
2. Demam tinggi mendadak sampai mencapai 42 C
3. Nyeri perut, tenesmus
4. Nausea dan vomitus
5. Dehidrasi sesuai derajatnya
C. Terapi
R/ Cotrimoxazole tab No. XX
S 2 dd tab II p.c
R/ Paracetamol tab mg 500 No. X
S prn (1-3) dd tab I agrediente febre
R/ Metoclopramide tab mg 10 No. X
S prn (1-3) dd tab I
R/ Oralit granule sach No. XV
S ad libitum solve in aqua cocta ad cc 200
Pro: Sdr. Andhika (21th)
D. Keterangan Obat
1. Cotrimoxazole
Paten: bactrim, septrin
MK : terdiri dari sulfametoksazole dan trimetropim dengan perbandingan
5 : 1. Bersifat bakterisid dengan spektrum kerja yang luas.
D: 2 dd 2 tablet mg per oral
ES : gangguan kulit, stomatitis, hepatitis, kelainan darah, SJS
KI: gangguan fungs hati dan gnjal yang berat, hamil, laktasi, bayi < 2
bulan
Farmakokinetik :
Absorbsi melalui saluran cerna cepat dan lengkap
Kadar puncak plasma dicapai dlm 2-4 jam
Waktu paruh 10-11 jam
Ekskresi melalui urine
2. Paracetamol
paten: panadol, tempra, bodrex
MK: sebagai, anti nyeri, anti radang dan anti piretik
137
hidroksilasi
Diekskresi melalui ginjal
3. Metoclopramide
Paten: Clopramel, damaben
MK: memperkuat motilitas dan pengosongan lambung berdasarkan
stimulasi saraf- saraf kolinergis, khasiat antidopamin di pusat dan perifer
serta kerja langsung terhadap otot polos. Memblokade reseptor dopamin di
CTZ sehingga menghasilkan efek antiemetik.
D: 1-3 x 10mg/ hari
ES: mengantuk, kelelahan, gelisah, diare, sindrom ekstrapiramidal,
konstipasi
KI: hamil trimester 1, epilepsi, feokromositoma
4. Oralit
MK: sebagai pengganti elektrolit pada pasien muntah dan diare
D: setiap habis BAB larutkan satu bungkus dalam 200 cc air matang
KI: perforasi usus
PRE EKLAMPSIA
A. Definisi
Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
B. Gejala Klinis
Diagnosis pre eklampsia ditegakkan apabila ditemukan 2 dari 3
keadaan berikut:
1. Penambahan berat badan yang berlebihan, yaitu kenaikan 1 kg seminggu
yang terjadi beberapa kali disertai edema kaki, jari tangan, dan wajah.
2. Tekanan darah 140mmHg atau tekanan darah sistolik meningkat
30mmHgatau tekanan darah diastolik meningkat 15 mmHg yang diukur
setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
3. Adanya proteinuria, yaitu bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2.
138
Simm
R/ Nifedipin tab mg 10 No. III
S prn (1-3) dd tab I
Pro: Ny. Wika (29th)
D. Keterangan Obat:
1. MgSO4
Drug of choice untuk atasi kejang. Antikonvulsan yang
efektif
dan
membantu
mencegah
kejang
kambuhan
dan
KI
ES
140
141
Umum:
1. Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan pemberian cairan
intravena
2. Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan O2
dan CO2.
Sistemik:
1. Jika keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diobati dengan
prednisone 30-40 mg/ hari.
2. Bila keadaan umum buruk dan lesi menyeluruh, harus diobati secara cepat
dan tepat. Penggunaan kortikosteroid merupakan tindakan life saving.
Biasanya digunakan deksametason injeksi dosis permulaan 4-6 mg/ hari. Pada
umumnya masa krisis dapat diatasi dalam beberapa hari. Setelah itu dosisnya
segera diturunkan secara cepat, setelah dosis mencapai 5 mg/ hari lalu diganti
dengan tablet kortikosteroid.
3. Antibiotik yang dipilih hendaknya yang jarang menyebabkan alergi,
berspektrum luas, bersifat bakterisidal, dan tidak atau sedikit nefrotoksik.
Obat tersebut misalnya ciprofloxacin 2x400 mg i.v dan klindamisin 2x600
mg i.v sehari. Biasanya digunakan gentamicin dengan dosis 2x80 mg.
4. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid diberikan diet rendah garam
dan tinggi protein.
Topikal:
1. Vesikel dan bula yang pecah diberi bedak salisil 2%
2. Lesi yang basah dikompres dengan asam salisil 1%.
3. Kelainan mulut yang berat diberi kompres asam borat 3%
4. Konjungtivitis diberi salep mata yang mengandung antibiotik dan
kortikosteroid.
D. Resep
R/ Infus Dextrose 5% flab No.III
Cum infus set No.I
IV catheter no.22 No.I
S imm
R/ Cortidex inj. mg 5 amp No. IV
143
144
KONTRA-INDIKASI :
Pada penderita dengan ulkus peptikum, osteoporosis, psikosis.
DOSIS
Tablet: dewasa 0,5-9 mg dalam dosis terbagi, anak 6-12 tahun 0,1-0,25 mg, 1-5
tahun 0,25-1 mg, 1 tahun 0,1-0,25 mg. Diberikan 2x/hari.
Ampul : terapi intensif/ darurat 2-4 mg 6-8 mg/ hari (IM/IV) maksimal 50
mg/hari. Syok 1-6 mg/kgBB dosis tunggal.
FARMAKOKINETIK :
sebagian besar terikat globulin dan sisanya oleh albumin, metabolism di liver,
ekskresi melalui ginjal.
EFEK SAMPING :
Efek samping umumnya terjadi karena pemakaian dosis besar dan terus menerus,
misalnya; ulkus peptikum, osteoporosis dan fraktur vertebra.
KENALOG IN ORA BASE
FARMAKOLOGI :
Tiap gramnya mengandung 1 mg (0,1%) triamcinolone acetonide dalam pasta
emolien gusi yang terdiri dari gelatin, pectin dan carboboxymethylcellulose
sodium in Plastibase (Plasticized Hydrocarbol Gel).
INDIKASI :
Biasanya digunakan pada lesi di daerah mulut, sebagai terapi adjuvan dan untuk
memperbaiki gejala sementara yang berhubungan dengan inflamasi oral dan lesi
ulseratif pada trauma. Berfungsi untuk mengurangi edema, gatal dan nyeri pada
lesi. Obat ini termasuk pada kortikosteroid dengan kekuatan medium.
KONTRAINDIKASI :
pasien dengan hipersensitifitas komponen pembentuk obat. Disebabkan obat ini
mengandung kortikosteroid, maka dikontraindikasikan terhadap jamur, virus atau
infeksi bakteri pada mulut dan tenggorok.
GENTAMYCIN INJEKSI
Gentamycin injeksi ialah antibiotik aminoglikosida untuk bakteri gram negatif.
Biasanya diberikan bersamaan dengan cairan infus.
145
DOSIS : Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit
Dosis umum :
o
Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v.
atau i.m.
Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.
FARMAKOKINETIK :
Kadar puncak serum : i.m 30-90 menit; i.v. 30 menit setelah pemberian dengan
infus. Ekskresi melalui urin.
INDIKASI :
Infeksi bakteri gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif
(Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan
lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan
topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
KONTRAINDIKASI :
Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
EFEK SAMPING :
vertigo, ataxia, nefrotoksisistas, edema, rash, gatal, agranulositosis, reaksi alergi.
146