You are on page 1of 15

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Alat Kontrasepsi IUD

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2016. Keluarga yang berkualitas adalah
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-sap-alat.html
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Alat Kontrasepsi IUD


Subtopik : Alat kontrasepsi IUD
Sasaran : Ibu post partum dan Ibu menyusui
Pemateri :
Waktu : 40 Menit
Hari / tanggal :
Tempat :

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi
IUD.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

1
E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Leaflet

F. Sumber
Subrata, Dkk. 2012. Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi. Jakarta
; Buku Kedokteranm EGC.
Saefuddin, 2009. Metode dan teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta ;
Salemba Medika.
Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta
; rineka cipta.
Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta ; Rineka
Cipta.

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
kepada peserta penyuluh
2. Menyampaikan topic, 3. Menyetujui
maksud dan tujuan penkes kesepakatan waktu
kepada peserta pelaksanaan penkes
3. Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan peserta
20 Menit Kegiatan Penyuluh menjelaskan Mendengarkan penyuluh
Inti tentang : menyampaikan semua
1. Pengertian IUD dan Jenis materi sampai selesai
IUD.

2
2. Prosedur Pemasangan dan
pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi
IUD
4. Keuntungan dan kerugian
IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD
15 Menit Evaluasi / 1. Tanya Jawab 1. Menanyakan yang
Penutup 2. Memberikan pertanyaan belum jelas
kepada peserta 2. Menjawab pertanyaan
3. Menyimpulkan dan 3. Mendengarkan
mengklarifikasi materi 4. Mendengarkan
penyuluhan yang telah penyuluh menutup
disampaikan kepada acara dan menjawab
peserta salam
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
terimakasih kepada sasaran

H. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?

3
I. Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan alat atau dengan
operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukan kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan
kedalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit
tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam
rahim yang bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan
ada pula yang dililit tembaga yang berntuknya bermacam-macam.

2. Jenis-jenis IUD
Masa
Alat Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.

4
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.

3. Penjelasan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam
uterus. IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina.
Yang dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada
posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak
kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan
cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan
leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu
dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik
terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).

CARA KERJA
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.

5
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk
menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila
dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena akan
membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan
lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin
menggenggam tangannya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum
dipasang pemeriksaan bimanual sangat diperlukan untuk memastikan
ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak ada
nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu
mengurangi masalah efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat
anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau pernah mengalami
pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan memberikan
gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu tehnik tanpa sentuhan
sehingga harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah
pemeriksaan bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan
letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril dan
larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui
saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus.
Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang
seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat
distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat
dipasang lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
karena serviks sangta peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui
canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR dipendekan saat telah
berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada

6
masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR.
(Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring
terlentang dan beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri
menstruasi. Handuk santasi harus digunakan sejak awal guna mengurangi
resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang
baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali.
Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan
menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi.
(Notoarmodjo, 2010).

5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali
lebih awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami
tanda-tanda infeksi, karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah
masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri abdomen
bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita
pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga
lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu memberi
perlindungan dari infeksi yang lebih berat.

6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3
tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu
T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100
pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin
dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik

7
ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam
keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid.
Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang
telah di latih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan
setelah pemasangan 1 minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan
berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan
keadaan misalnya :
Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat
adanya infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk ataupun kurus
Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan
AKDR :
Penderita tumor jinak payudara
Penderita kanker payudara

8
Pusing-pusing atau sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Varises di tungkai atau di vulva
Penderita penyakit jantung
Pernah menderita stroke
Penderita diabetes
Menderita penyakit hati
Malaria

8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan
kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami
abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)

9
9. Keuntungan
o Efektif dengan proteksi jangka panjang
AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir)
Tidak ada interakdi dengan obat-obat
o Tidak mengganggu hubungan suami istri
Tidak berpengaruh terhadap ASI
Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
Epek sampingnya sangat kecil
Memiliki epek sistemik yang sangat kecil

10. Kerugian
o Menoragie
o Dismenorea
o Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan
IUD
o Peningkatan resiko infeksi radang panggul
o IUD terlepas keluar
o Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o Malposisi IUD
o Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau
malposisi

11. Efek samping dan komplikasi


Efek samping umum terjadi:
o Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan )
o Haid lebih lama dan banyak
o Perdarahan (spotting) antar menstruasi
o Saat haid lebih sakit

10
a. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
b. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang
sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD,PRP dapat memicu infertilitas
a. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam
pemasangan IUD
b. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangn IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari
c. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih
yang dapat melepas
d. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering
terjadi apabila IUD di pasang segera setelah melahirkan )
e. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan
f. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu

12. Waktu pemasangan


a. 2-4 hari setelah melahirkan
b. 40 hari setelah melahirkan
c. Setelah terjadinya keguguran
d. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e. Menggantikan metode KB lainnya
f. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu
ini setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila
tidak ada gejala infeksi)

11
13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran
amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan
lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenorea apabila di kehendak. Apabila
hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR
apabila talinya terlihat, atau kehamilan lebih dari 3
minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan
lebih dari 13 minggu, AKDR jangan d lepaskan.
Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas
AKDR, jelaskan kemungkinan adanya resiko
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
harus lebih di amati dan diperhatikan
kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri
pengobatan yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di
temukan penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika
penyebabnya tidak dapat di temukan dan menderita
kram berat, cabut AKDR kemudian ganti AKDR baru,
atau cari metode kontrasepsi lain
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan
AKDR masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu
di lakukan.
Menderita nyeri Paling sering di temukan pada AKDR yang
kepala atau migrain mengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk
klien dan cabut AKDR, keluhan ringan berikan
analgetik
Penyakit jantung sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung
progestin karena progestin mempengaruhi lipid dan
vasokontriksi
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung
progestin
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat kehamilan Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik
ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan di rumah
sakit
Gejala penyakit Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia
katup jantung (hb<9), ganti dengan metode kontrasepsi lain

12
14. Pemantauan dan petunjuk bagi klien
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan
resiko AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang.
Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan atau bila terdapat keluhan
(nyeri, perdarahan, demam, dsb)
Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang
AKDR secara rutin setelah haid
Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa
keberadaan benang setelah haid apabila mengalami
o Kram/kejang di perut bagian bawah
o Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
o Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak
nyaman selama melakukan hubungan seksual
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi
dapat dilakukan lebih awal apabila di inginkan
Kembali ke klinik apabila
o Tidak dapat meraba benang AKDR
o Merasakan bagian benang keras di AKDR
o AKDR terlepas
o Siklus terganggu/ meleset
o Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
o Adanya infeksi

13
PENUTUP

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi


yang di pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan
metode pil, suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari
pelastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan
logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat
mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel
mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini
harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh
semua perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di pakai perempuan yang
terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load, lippes loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini
masyarakat dapat lebih mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari
manfaatnya maupun keefektipannya.

14

You might also like