Professional Documents
Culture Documents
untuk membatasi mobilitas fisik klien. Restrain harus dilakukan pada kondisi
khusus, hal ini merupakan intervensi yang terakhir jika perilaku klien sudah
tidak dapat diatasi atau dikontrol dengan strategi perilaku maupun modifikasi
lingkungan.
Prinsip dari tindakan restrain ini adalah melindungi klien dari cedera fisik dan
memberikan lingkungan yang nyaman. Restrain dapat menyebabkan klien
merasa tidak dihargai hak asasinya sebagai manusia, untuk mencegah
perasaan tersebut perawat harus mengidentifikasi faktor pencetus pakah
sesuai dengan indikasi terapi, dan terapi ini hanya untuk intervensi yang
paling akhir apabila intervensi yang lain gagal mengatasi perilaku agitasi klien.
Kemungkinan mencederai klien dalam proses restrain sangat besar, sehingga
perlu disiapkan jumlah tenaga perawat yang cukup dan harus terlatih untuk
mengendalikan perilaku klien. Perlu juga dibuat perencanaan pendekatan
dengan klien, penggunaan restrain yang aman dan lingkungan restrain harus
bebas dari benda-benda berbahaya.
Restraint ( dalam psikiatrik ) secara umum mengacu pada suatu bentuk tindakan menggunakan
tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstrimitas individu yang berperilaku di luar
kendali yang bertujuan memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.
Restraint ( fisik ) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan intervensi verbal,
chemical restraint mengalami kegagalan.
Seklusi merupakan bagian dari restraint fisik yaitu dengan menempatkan klien di sebuah
ruangan tersendiri untuk membatasi ruang gerak dengan tujuan meningkatkan keamanan dan
kenyamanan klien.
Gangguan jiwa adalah gangguan pada satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan
jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir,
perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan jiwa ini
menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya (Stuart &
Sundeen, 1998).
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga
makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab,
dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam
hubungannya dengan orang lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan
ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya
dengan orang lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien,
keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya
secara verbal maupun nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring
secara umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu
cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan
dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti
dari keperawatan.
Persepsi Klien Tentang Caring
Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan
fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan
pelayanan kesaehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik
terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya menjadi teman sekerja yang aktif
dalam merencanakan perawatan ( Attree, 2001 ). Klien dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat melakukan caring.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring
( Mayer, 1987; Wolf, Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada
membangun suatu hubungan yang membuat perawat mengetahui apa yang penting
bagi klien. Contoh, perawat mempunyai klien yang takut untuk dipasang kateter
intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum terampil dalam memasukkan
kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa klien akan lebih diuntungkan
jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan penjelasan
prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien, dapat
membantu perawat dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
klien.
8
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan
empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan
kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara
berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari
berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Caring adalah sentral untuk praktik
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien
(Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang
penting terutama dalam praktik keperawatan. Ada beberapa definisi caring yang
diungkapkan para ahli keperawatan: Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of
Human Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh.