HERBISIDA,
sida, antara tain natrium tetraborat atau boraks
(NO2B.0>) yang dipakai sebagai herbisida non-
selekstif dan pensteril tanah. Senyawa ini mempunyai
daya residu sampai satu tahun lebih; toksisitas bor ren-
dah (LDso = 5.330 miligram per kilogram). Keefek-
tifan natrium metaborat (Na2B20 13.4120) bergan-
tung pada jumlah asam borat yang ada dalam mole-
kul itu, walaupun mekanisme keracunannya tidak di-
ketahui. Mungkin boron itu terakumulasi dalam alat-
alat reproduksi dan membentuk senyawa yang tak mo-
bil. Senyawa bor ini biasanya dipakai sebagai herbi-
sida non-selektif untuk mengendalikan guima dalam
jangka panjang. herbisida ini sering dipakai dalam
kombinasi dengan 2,4-D, TBA, turunan urea, dan ju-
a triazina; juga sering dipakai sebagai campuran dari
natrium klorat untuk mengurangi bahaya kebakaran
karena natrium klorat bersifat oksidan yang keras. Na~
trium klorat amat mudah diserap melalui akar mau-
pun daun; tahan lama dalam tanah: sampai lima ta-
hun masih efektif. LD = 5.000 miligram per kilo-
gram. Aktivitas natrium klorat dapat diperbaiki de-
ngan membuat larutan yang biasanya basa menjadi
lebih asam, tetapi tidak boleh terlalu asam Karena sua-
sana asam menjadikannya amat berbahaya sebagai
pengoksid kuat. Di Malaysia, setclah natrium arsenit,
dilarang pemakaiannya pada tahun 1960, natrium klo-
rat menjadi gantinya, baik sendiri maupun dicampur
dengan 2,4-D, dalapon, amitrole, DMSA, MSMA,
dan paraquat (RRIM 1960-1966).
‘Asam sulfat juga banyak dipakai sebagai herbisi
da, terutama untuk gulma di ladang gandum dan ke-
bun bawang. Herbisida ini amat korosif dan sekarang
tidak dipakai lagi.
Herbisida organik mulai berkembang saat dikenal
3,5-dinitro-o-kresol sebagai herbisida pada tahun
1932, yang garam natriumnya terkenal dengan nama
DNOC. Sebenarnya oli (minyak bumi) telah lama di-
gunakan sebagai herbisida kontak. Dalam perkem-
bangan sejarahnya, penemuan sifat 2,4-D benar-benar
menjadi tonggak perkembangan herbisida modern,
karena dalam jumlah amat sedikit senyawa ini masih
dapat mematikan gulma secara selektif dan sistemik.
2,4-D termasuk herbisida golongan fenoksi yang da-
pat mengendalikan gulma dari golongan berdaun le-
bar. Senyawa ini diserap melalui daun dan banyak di-
pakai pada pertanaman perkebunan, padi, dan ta-
aman pangan lainnya. Sejak ditemukan senyawa itu,
mulai dicari senyawa lain yang bersifat mirip atau le-
bih menguntungkan. Sejak itu pula telah beratus-ratus
herbisida ditemukan dengan berbagai sifat yang mam-
pu memberikan kemudahan dalam mengendalikan
gulma dalam berbagai keadaan.
jasifikasi Herbisida. Ada dua prinsip dasar un-
tuk mengklasifikasikan herbisida, yaitu berdasarkan
cara kerja dan berdasarkan pemakaiannya.
A. Klasifikasi menurut Cara Kerja (1) kontak dan
translokasi. Herbisida kontak dikenal juga sebagai
herbisida kaustik, karena adanya efek bakar yang ter-
lihat, terutama pada konsentrasi yang tinggi seperti
asam sulfat (5—70 persen), besi sulfat (20—30 per-
sen), dan tembaga sulfat (1—S persen). Reaksi sel ti-
dak khusus, biasanya terjadi denaturasi dan pengen-
dapan protein, Minyak juga merupakan herbisida
398
kontak yang ampuh. Ada dua jenis, yakni minyak ri-
ngan (titik didih 150—20S°C) dan minyak berat (ti
tik didih 205— 260°C). Minyak mempunyai tegengan
permukaan yang rendah (27,3 dyne per sentimeter, se-
dangkan air 73 dyne per sentimeter) oleh karena itu
minyak segera membasahi seluruh permukaan daun
atau batang dan merayap sampai Ke titik tumbuh.
Minyak ini akan melarutkan membran sel malalui
pelarutan molekul-molekul asam lemak yang men-
jadi Komponen membran sel itu, Dengan larutnya
‘membran sel, seluruh konfigurasi sel dirusak karena
membran dari kloroplas juga rusak dan sel itu akan
mati.
Paraquat dikenal juga sebagai herbisida kontak.
Molekul herbisida ini menghasilkan radikal hidrogen
peroksida yang memecahkan membran sel dan meru-
sak seluruh konfigurasi sel seperti umumnya herbisida
kontak. Herbisida Kontak hanya mematikan bagian
tanaman hidup yang terkena larutannya, jadi bagian
tanaman di bawah tanah seperti akar atau akar rim-
pang tidak terpengaruhi, dan pada waktunya dapat
tumbuh kembali. Jadi berlainan dengan herbisida
sistemik, yang ditranslokasikan ke seluruh tubuh tum-
buhan dan dapat mematikan akar rimpang, seperti da-
Japon atau glyphosate yang mematixan alang-alang.
Q) Herbisida menurut mekanisme kerja. Bebera-
pa proses metabolisme tanaman yang dipengaruhi her-
bisida antara lain:
= Herbisida yang menghambat fotosintesis, yakni
pada fase terang atau yang disebut Reaksi Hill;
- Penghambatan perkecambahan. Herbisida seperti
karbamat dan tiokarbamat menghambat titik turnbuh
dari kecambah sehingga kecambah gulma itu tidak da-
pat tumbuh. N-fenilisokarbamat, demikian juga CIPC
(isopropil-N-3-klorofenil)karbamat) amat baik untuk
mengendalikan guima musiman;
- Herbisida pertumbuhan. Herbisida dari jenis fe-
noksi yang ditranslokasikan seperti 2—4—D, begitu
juga dicamba, picloram, dan lain-lain menghambat
pertumbuhan tanaman. Misalnya, 2,4—D menyebab-
kan pembesaran yang tidak teratur, :ak-simetris, dan
dapat menyumbat saluran atau jaringan vaskuler se-
hingga mencekik tumbuhan itu;
- Penghambat respirasi atau oksidasi. Herbisica se-
perti dinitrofenol dan herbisida turunan arsen rem-
pengaruhi respirasi. Oleh karena itu. herbisida ini di
samping beracun terhadap tumbuhan juga bersifat ra-
cun terhadap hewan dan manusia. Dalam dosis ren-
dah, herbisida ini mencegah pembentukan ATP da-
Jam proses respirasi. Jadi meskipun respirasi tetap
tinggi, namun ATP tidak terbentuk. Akibatnya organ-
tu dapat mati. Dalam dosis tinggi respirasi ber-
Hal inj terutama karena pengaruhnya pada
‘enzim respirasi dan protein yang kini terdenaturasi;
- Lain-lain. Dalapon dan TCA (asam trikloroasetat)
menyebabkan denaturasi protein dan akhirnya peng-
endapan. Juga glyphosate menghambat sintesis asam
‘amino aromatik
B. Klasifikasi Herbisida berdasarkan Pemakaian-
nya. Klasifikasi ini dapat didasarkan pada tipe gul-
ma yang dikontrol, waktu aplikasi, dan bagaimana
diaplikasi Banyak herbisida yang lebih efisien bila di-
pakai pada gulma berdaun lebar daripada rumput-
rumputan. 2,4-D, misalnya, dipakai terutama untuk
gulma berdaun lebar, sedangkan propanil hanya efek-