You are on page 1of 8

TUGAS AUDITING 2

TENTANG
PEMERIKSAAN EKUITAS

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:


2
3
4
6
7
8

1 SURYA ADI W
WULAN NDARY
ISA MASTUROH
MARIZKA PRATIWI
5 TAHTA IMANDA B
ISMAWAN
ALVI RAHMAWATI
WAHYU WIDYANINGRUM

(132010300009)
(132010300092)
(132010300150)
(132010300210)
(132010300179)
(142010300244)
(132010300239)
(132010300164)

AKUNTANSI A2
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN AKADEMIK 2016 - 2017

Latar Belakang
Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk perseorangan,
istilah ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang
ingin dikandungnya.Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun
modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital.Ekuitas mengandung unsur kepemilikan
(ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk
menghindari kesan adanya pemilikan.
Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,
informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang
tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham
merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang
saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang
saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau
menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat
dipertahankan.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apakah sifat dan contoh ekuitas?


Apakah tujuan pemeriksaan ekuitas?
Apakah audit prosedur yang disarankan?
Bagaimana penyajian ekuitas di laporan posisi keuangan dan pengungkapan dicatatan
atas laporan keuangan?

Tujuan
Tujuan dari pembentukan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui sifat dan contoh ekuitas.


Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan ekuitas
Untuk mengetahui audit prosedur yang disarankan
Untuk mengetahui penyajian ekuitas di laporan posisi keuangan dan pengungkapan
dicatatan atas laporan keuangan

SIFAT DAN CONTOH EKUITAS


Dalam perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik atas
kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
Dalam perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik tunggal. Laba yang
diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo modal,
kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo
modal.
Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya terdiri atas:
a) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman:
1) Modal dasar (authorized capital).
2) Modal ditempatkan (issued capital).
3) Modal disetor (paid-up/paid-in capital).
b) Treasury stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh perusaan).
c) Premium (agio) dan discount (disagio) yang penjualan saham, baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preferred stock).
d) Selisis kurs atas modal disetor.
e) Selisih penilaian kembali terhadap aset tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aset tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
f) Retained earnings (saldo laba/sisa laba tahun lalu) atau deficit/accumulated losses (sisa
rugi tahun lalu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut:
1. Jika akta pendirian usaha suatu PT belum mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum
dan HAM menurut Undang Undang perseroan terbatas yang baru (NO. 1 taahun 1995,
yang mulai berlaku tanggal 7 Maret 1996), transaksi hukum perusahaan (perjanjian
perjanjian yang dibuat perusahaan) belum dianggap sah.
2. Modal disetor dan modal modal ditempatkan tidak melebihi modal dasar. Jika modal
disetor melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan akta pendirian yang harus
disahkan oleh Menteri Hukum.
3. Modal yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) adalah modal disetor.
4. Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah :
a) Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan.
b) Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajer dan pegawai perusahaan.
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor, perusahaan
harus melaporkan hal tersebut ke Penagdilan Negeri untuk diumumkan dalam Berita
Negara.
6. Menurut SAK asset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca)
berdasarkan harga perolehannya(acquisition cost).

7. Adjusment ke retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi
tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak yang
berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak) atau SKP (Surat Ketetapan Pajak) walaupun
jumlahnya kecil.
8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng) harus menggunakan nilai wajar aset bukan
kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai aprasial yang disetujui Dewan Komisaris untuk
PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau yang disepakati oleh Dewan Komisaris
atau penyetor bentuk barang.
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak banyak, kecuali
jika :
a) Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit), sehingga auditor
harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed).
b) Perusahaan dalam proses go public.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) EKUITAS


Tujuan pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran deviden dan sertifikat saham.
2. Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah izin izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas telah dimiliki oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari
pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.
5. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated
losses didukung oleh bukti bukti yang sah.
6. Untuk memeriksa apkah penyajian permodalan di laporan posisi keangan (neraca) sesuai
dengan SAK dan hal hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan Ekuitas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas
Beberapa cirri dari internal control yang baik atas ekuitas adalah sebagai berikut:
a) Setiap peruibahan modal (penembahan atau pengurangan) harus di otorisasi oleh
pejabat yang berwenang dan instansi pemerintah.
b) Pembagian dan pembayaran deviden harus di otorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.

c) Digunakannya Biro Administrasi Efek (Stock Transfer Agent) untuk menghapus


pengadministrasian saham dan pembayaran deviden, terutama untuk perusahaan
yang sudah go public .
d) Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasi oleh
pejabatperusahaan yang berwenang dan dukung oleh bukti-bukti yang lengkap.
2. Untuk memeriksa apakah stuktur permodalan yang tercantum di laporkan dalam posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendiriaan
perusahaan.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporkan dalam posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangansudah sesuai dengan ETAP, PSAK, IFRS.
AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran deviden dan sertifikat saham.
2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK pengesahan Menteri Hukum dan HAM, SK
BKPM/ BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam permanent file.
3. Cocokkan data yang ada dalam akta penderian tersebut dengan modal yang tercantum di
laporkan posisi keuangan(neraca) dan penjelasan dengan dalam catatan atas laporan
keuangan.
4. Untuk perusahaanyang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan setoran
modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran danbukti pembukuan
laiannya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:
Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount
dari penjualan saham
Jenis saham yand miliki perusahaan, berapa jumlah common stockdan preferred
stock, dalam jumlah lembar maupun nilai normalnya
Rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahandalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakahadjustment ke retained earnings/deficit
memang reasionble dan cukup material.
7. Seandainya ada pembagikan deviden, periksaapakah:
Deviden dibagikan dalam bentukcash dividend, stock dividend,property dividend, dan
liquidating dividend
Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi deviden maupun pada saat
pembayaran deviden)
sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui nottulen rapat
direksi dan rapat umum pemegang saham.
Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Periksa pakah akuntansi kerugian perusahaan (accumulated losses/dficit ) sudah
mencapai 75% dari modal diseto, kalau ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan.
Atas laporan keuangan.

9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi


Efek (Stock Transfer Agent).
10. Seandainya ada treasury stock.
Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali).
Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai
saham bonus).
Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian deviden.
11. Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.
12. Buat kesimpualan mengenai kewajaran ekuitas.

Penjelasan Audit Prosedur


1. Untuk mempelajari dan mengevaluasi internal control atas ekuitas biasanya digunakan
internal control questionares (ICQ) atau penjelasan narrative.
2. Prosedur nomor dua cukup jelas.
3. Prosedur nomor tiga cukup jelas.
4. Periksa bukti setoran dan otorisasi penambahan setoran modal.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan rincian
pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan Retained
earnings/deficit.
7. Prosedur nomor tujuh cukup jelas.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah mencapai 75 % dari modal disetor.
9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau biro administrasi efek.
10. Periksa treasury stock.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS/PSAK.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
PENYAJIAN EKUITAS DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN
Penyajian Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan dan Pengungkapan di Catatan atas Laporan
Keuangan.

Menurut SAK ETAP (IAI,2009:109)

Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas
dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Modal dasar,
modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominalnya dan banyaknya saham untuk
setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak
preferen dari suatu golongan saham atas deviden dan pelunasan modal saat likuidasi
dicantumkan dalam laporan keuangan.

Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba

Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikreditkan dengan pos pos yang seharusnya
diperhitungkan pada laporan laba rugi berjalan. Pengungkapan saldo laba meliputi:
a) Pengungkapan penjatahan (approsiasi) dan pemisahan saldo laba, menjelaskan jenis
penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan pemisah saldo laba, serta jumlahnya.
b) Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba, diungkapkan.
c) Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak.
d) Pengungkapan jumlah deviden dan deviden per lembar saham, pengungkapan,
keterbatasan saldo laba tersedia bagi deviden.
e) Tunggakan deviden, jumlah maupun tunggakan per lembar saham.
f) Pengungkapan deklarasi deviden setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
Contoh Kasus
Kasus dalam akta pendirian PT
Jika akta pendirian suatu PT belum mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan
HAM menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas No.1 tahun 1995, yang mulai berlaku tanggal
7 Maret 1996, transaksi hukum perusahaan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan) belum
dianggap sah.
Kasus modal yg tercantum dineraca
Modal dasar 100.000 lembar saham biasa =Rp.1.000.000.000,- (nilai nominal Rp.10.000,- per
lembar saham).
Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa =Rp.500.000.000,Modal Disetor 50% dari modal ditempatkan =Rp.250.000.000,Sehingga jumlah Modal yang tercantum di Neraca adalah sebesar Rp.250.000.000,-

Kesimpulan
Modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik pemilik perusahaan. Sedangkan
dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik atas kekayaan bersih perusahaan
(harta dikurangi kewajiban). Tujuan pemeriksaan ekuitas terdiri dari: untuk memeriksa apakah
terdapat internal control yang baik atas permodalan, untuk memeriksa apakah struktur
permodalan yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang
tercantum di akta pendirian perusahaan, untuk memeriksa apakah izin izin yang diperlukan
dari pemerintah yang menyangkut ekuitas telah dimiliki oleh perusahaan., untuk memeriksa
apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi, untuk memeriksa apakah setiap
perubahan pada retained earnings atau accumulated losses didukung oleh bukti bukti yang sah,
untuk memeriksa apkah penyajian permodalan di laporan posisi keangan (neraca) sesuai dengan
SAK dan hal hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Tahapan dalam audit ekuitas adalah :Evaluasi internal control atas ekuitas biasanya
digunakan internal control questionares (ICQ) atau penjelasan narrative, periksa bukti setoran
dan otorisasi penambahan setoran modal, jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya
modal, jenis saham dan rincian pemegang saham, periksa dokumen pendukung dari setiap
perubahan dalam perkiraan Retained earnings/deficit, periksa apakah akumulasi kerugian
perusahaan sudah mencapai 75 % dari modal disetor, pertimbangkan konfirmasi ke pemegang
saham atau biro administrasi efek, periksa treasury stock, periksa apakah penyajian ekuitas sudah
sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS/PSAK, buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian
entitas dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Modal
dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominalnya dan banyaknya saham
untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat lebih dari satu jenis
saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas deviden dan pelunasan modal saat likuidasi
dicantumkan dalam laporan keuangan.

You might also like