You are on page 1of 5

MINI CLINICAL EXAMINATION

POST TIROIDEKTOMI+RND DENGAN BALANCE CAIRAN BURUK

GIGA HASABI ALKARANI


G4A015136
PEMBIMBING : dr. HERMIN PRIHARTINI, Sp. AN-KIC

SMF ANESTESI DAN REANIMASI


RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2016

A. Identitas
Nama
Umur
Tanggal Lahir
Alamat
Berat Badan
Diagnosis
Pro
DPJP Anestesi
Tanggal Operasi

: Ny. M
: 61 tahun
: 5 Februari 1955
: Pucung Lor RT 004/ RW 001, Kroya, Cilacap
: 50 kg
: Tumor Tiroid
: Tiroidektomi + RND
: dr. Aunun Rofiq, Sp. An
: 7 April 2016

B. SOAP (ICU tgl 8 April 2016)


Subjektif
(Tidak ada keluhan)
Objektif
KU
: Lemah
Kesadaran:Compos mentis
TD
: 212/79 mmHg
RR
: 22x/ menit
HR
: 86x/ menit
Suhu
: 36.3C
SatO2
: 99%
Diuresis 2700/ 6 jam
Infus RL
Oksigen kanul
Lab per tgl 7 April 2016

Hb
: 10.7 g/dL (L)
Ht
: 33% (L)
Leukosit : 13400 U/L (H)
Eritrosit : 3.6 10^6/Ul (L)
Trombosit: 219000 /uL
GDS
: 112 mg/dL
Natrium : 146 mmol/L (H)
Kalium : 4.7 mmol/L
Klorida : 104 mmol/L
Kalsium :7.6mg/dL(L)

Assesment
Post Tiroidektomi dan RND dengan balance cairan buruk
Plan
Nicardipin dengan target sistol 160 mmHg
Balance cairan dengan RL 50% dari produksi urin
C. Balance Cairan
Per tgl 7 April 2016
Intake

6 jam pertama

6 jam kedua (jam

6 jam ketiga (06.00)

RL
NS
D5%
RL (50% dari

(jam 18.00)
900 cc
200 cc
-

00.00)
1000 cc
300 cc
300 cc
600 cc
(450+50+100)

200 cc
345 cc (75+60+60+50+25+75)

produksi urin)
Total Intake
Output
Urine

1100 cc

2200 cc

545 cc

1500 cc

2400 cc

690 cc

Muntah/ CMS
IWL
Total Output
Balance

125 cc
1625 cc
- 525 cc

(1200+900+100+200)
125 cc
2525 cc
- 325 cc

(150+120+120+100+50+150)
125 cc
815 cc
- 270 cc

Per tgl 8 April 2016


Intake
RL I
NS
D5%
RL II
PAG
Total Intake
Output
Urine
Muntah/ CMS
IWL
Total Output
Balance

6 jam pertama
(jam 12.00)
200 cc
500 cc
50 cc
500 cc
1250 cc
420 cc
125 cc
575 cc
+ 675 cc

D. FISIOLOGI
Semua cairan tubuh didistribusikan terutama di antara dua
kompartemen: cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Cairan ekstrasel dibagi
menjadi cairan intravaskuler dan cairan intersisial. Kompartemen cairan

intrasel merupakan 40% dari berat badan, sedangkan cairan ekstrasel 20%
dari berat badan. Distribusi cairan antara kompartemen ekstrasel dan
intrasel terutama ditentukan oleh efek osmotik dari zat terlarut. Osmosis
adalah difusi netto cairan yang menyebrangi membran permeabel selektif
dari tempat konsentrasi airnya tinggi ke tempat yang konsentrasi airnya
lebih rendah.

Osmosis

molekul air yang melintasi membran

semipermeabel selektif dapat dihambat dengan memberi tekanan


berlawanan arah dengan osmosis. Besar tekanan yang dibutuhkan untuk
mencegah osmosis disebut tekanan osmotik. Semakin tinggi tekanan
osmotik suatu larutan, semakin rendah konsentrasi air dan konsentrasi zat
terlarut semakin tinggi.
Membran semipermeabel membatasi cairan intrasel dan cairan
ekstrasel, yang relatif lebih mudah dilalui air. Primary solute yang
mempengaruhi osmotic gradient adalah natrium, dimana natrium ini
kadarnya lebih tinggi didalam cairan ekstrasel dibandingkan cairan
intrasel. Pergerakan natrium di antara kedua kompartemen ini akan
mendorong air untuk melewati membran bersama molekul natrium.
Pada cairan ekstrasel, elektrolit dan tekanan onkotik secara
bersama-sama

akan

mempertahakan

keseimbangan

antara

cairan

intravaskular dan interstisial. Tekanan onkotik ini sangat berperan untuk


menjaga keseimbangan antara cairan intravaskular dan interstisial.
Tekanan onkotik dipengaruhi oleh konsentrasi protein. Sehingga, apabila
konsentrasi protein turun, cairan dari intravaskular akan keluar ke
interstisial.

E. TERAPI CAIRAN
Tujuan terapi cairan adalah untuk memulihkan volume sirkulasi
darah. Cairan berdasarkan jenisnya, dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
cairan kristaloid, cairan koloid dan cairan khusus.
Pada pasien ini cairan yang diberikan dapat berupa kritaloid.
Cairan kristaloid yang dapat digunakan dapat berupa Ringer Laktat.
Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki

komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ dan laktat (28
mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml
dan 1.000 ml.
F. BALANCE CAIRAN
Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan
antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output).
Masukan cairan orang dewasa normalnya adalah 1500 ml sampai 3500 ml.
Pengeluaran cairan orang dewasa normalnya 1500 ml.
Rumus Balance CairanIntake / cairan masuk = Output / cairan
keluar + IWL (Insensible Water Loss). Intake / Cairan Masuk : cairan
infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien, volume obatobatan,termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll. Output /
Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag, jika tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral
dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses. IWL (insensible water loss):
jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah
keringat.
Pada kasus ini pasien dalam 24 jam pertama balance cairannya
tidak seimbang antara cairan yang keluar dengan cairan yang masuk, yaitu
-1120 cc. Hal ini berarti jumlah cairan yang keluar dari pasien masih lebih
banyak dibanding cairan yang masuk. Hal ini dapat disebabkan oleh
tingginya pengeluaran urin pasien dalam 24 jam pertama. Produksi urin
seseorang normalnya 0,5-1 ml/ kgBB/ jam, jika BB pasien 50 kg maka
seharusnya normalnya produksi urin pasien per jam nya 50 cc. Pada 24
jam pertama produksi urin pasien mencapai 2400 cc dalam 6 jam yang
berarti per jamnya 400 cc. Namun pada hari ke-2 (6 jam pertama) kadar
urin pasien sudah cenderung berkurang mencapai 420 cc dalam 6 jam,
yang berarti per jam nya produksi urinnya 70 cc. Oleh karena sudah
tercapainya keseimbangan cairan pasien pada hari ke-2 maka pasien sudah
dapat dipindahkan dari ruang ICU ke bangsal.

You might also like