You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai
unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang
seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur
sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap
berhasil

menurunkan

angka

kelahiran

yang

bermakna.(BKKBN,

2013).Metode kontrasepsi implan merupakan salah satu dari kontrasepsi


hormonal yang mempunyai daya guna tinggi, efek samping yang minimal dan
keluhan pasien yang sekecil-kecilnya (Hartanto, 2002:184). Selain itu
kontrasepsi implan juga merupakan metode kontrasepsi yang bisa digunakan
untuk jangka panjang sampai 5 tahun untuk norplaint, 3 tahun untuk
implanon, jadena, dan indoplan, nyaman dapat dipakai oleh semua ibu dalam
usia reproduksi, kesuburan dapat segera kembali setelah implan dicabut, dan
aman dipakai pada masa laktasi, ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan (Saifuddin,2006: MK-55).
Pemasangan dan pencabutan kontrasepsi implan perlu pelatihan dan
membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan serta

ibu tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai


dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
(Saifuddin, 2006:MK-55). Di Indonesia dalam pemakaian alat kontrasepsi
hormonal, kontrasepsi implan menduduki peringkat terakhir dari beberapa
kontrasepsi

hormonal

yang

ada

yaitu

kontrasepsi

suntik

dan

pil

(SDKI,2007).Secara umum alasan utama tidak menggunakan KB Implant


yang paling dominan dikemukakan wanita adalah merasa tak subur (28,5%).
Alasan berikutnya yang cukup menonjol adalah alasan telah mengalami
menopause (16,8%). Alasan berkaitan dengan kesehatan (16,6%). Alasan efek
samping (9,6%). Puasa kumpul (7,3%). merasa tidak nyaman dalam ber KB
(5,2%). Dan alasan berkaitan dengan akses ke pelayanan seperti jarak jauh,
tak tersedia provider (0,11,6%). Selain itu masih dijumpai alasan mengenai
larangan suami dan budaya atau agama (2,6% dan 0,9%) (BKKBN, 2009).
Kontrasepsi

hormon

merupakan

kelompok

kontrasepsi

yang

pemakaiannya berada pada urutan ke tiga diseluruh dunia. Sebagian besar


(85%)menggunakan kontrasepsi oral sedangkan implant hanya 15% namun
beberapa negara mungkin banyak mengandalkan salah satu metode tertentu
(Glasier,2006). Dari data BKKBN Jawa Timur, tercatat total jumlah KB aktif
pada bulan Juli 2013 sebanyak 4.327 peserta. Dengan persentase sebagai
berikut : 833 peserta IUD (19,25%), 422 peserta MOW (9,75%), 127 peserta
implant (2,94%), 2.081 peserta suntikan (48,09%), 677 peserta pil (15,65%),
5 peserta MOP (0,12%) dan 182 peserta kondom (4,21%) (BKKBN, 2013:
17).

Hal ini disebabkan karena banyak perempuan yang mengalami


kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya
karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan
mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi implan
(Saifuddin,2006: 6).
Dari data diatas menunjukkan bahwa strategi peningkatan penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti Implan, terlihat kurang
berhasil, yang terbukti dengan jumlah pengguna Implan lebih sedikit dari
program metode kontrasepsi mantap (Kontap)MOW,padahal target program
MKJP KB Implan tahun 2013 adalah(6,150%)dari cakupan target pencapaian
70%.
Upaya

yang

harus

dilakukan

untuk

meningkatkan

cakupan

penggunaan alat kontrasepsi implan adalah dengan dilakukan safari KB yang


diadakan oleh BKKBN . Dalam safari KB selain untuk peningkatan kuantitas
juga digunakan untuk peningkatan kualitas dalam pelayanan kontrasepsi,
salah satunya dengan memberikan konseling. Untuk itu, konseling merupakan
aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB. Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya (Saifuddin,
2006:U-1).
Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat
memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka . Informasi
tersebut meliputi : pemahaman tentang efektifitas relatif dari metode

kontrasepsi, cara kerja, efek samping, manfaat dan kerugian metode tersebut,
gejala dan tanda yang perlu ditindak lanjuti di klinik atau fasilitas kesehatan,
kembalinya kesuburan dan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual
(IMS) (Saifuddin, 2006:U-25). Dalam praktek di lapangan dalam
memberikan pelayanan kontrasepsi kepada calon peserta KB

tenaga

kesehatan yang sudah kompeten harus mematuhi Standar Operasional


Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan yaitu : pelayanan pada prapemasangan
implan,

pemasangan

implan

dan

pasca

pemasangan

implan

(Saifuddin,2006:U-4).
1.2 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
Karena banyak perempuan yang mengalami kesulitan di dalam
menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya
metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi implan. Dari uraian diatas
maka penulis tertarik mengambil studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan
pada Ny. E P1001 usia 23 tahun dengan pemasangan Kontrasepsi Implan di
BPM Sunarmi, S.ST Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten
Nganjuk.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulis proposal ini adalah Pemasangan Kontrasepsi
Implan

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penulisan proposal

ini adalah Bagaimana

melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. E P1001 usia 23 tahun dengan


pemasangan Kontrasepsi Implan di BPM Sunarmi, S.ST Desa Karangsemi,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
1.5 Tujuan
1.5.1 Tujuan umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses asuhan kebidanan yang nyata pada ibu pemasangan kontrasepsi
implan sesuai dengan manajemen kebidanan Hellen Varney.

1.5.2 Tujuan khusus


Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. E P1001 umur 23 tahun
dengan Pemasangan Kontrasepsi Implan di BPM Sunarmi S.ST Desa
Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, penulis mampu
dalam :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Melakukan pengkajian data


Merumuskan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
Menentukan diagnosa potensial dan masalah potensial
Mengindentifikasi kebutuhan segera, konsultasi dan kolaborasi
Menentukan rencana tindakan yang komprehensif
Melakukan asuhan kebidanan
Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan

1.6 Manfaat Penulisan Studi Kasus

1.6.1 Manfaat Teoritis


Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. E P1001 umur 23 tahun
dengan pemasangan Kontrasepsi Implan di BPM Sunarmi S.ST Desa
Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, berdasarkan
landasan teori yang didapat diharapkan mampu :
1. Untuk mengetahui tentang KB dan metode kontrasepsi yang lebih
mendasar dan luas, sebagai tolak ukur pelaksanaan asuhan
kebidanan yang berisikan tentang konsep teori tentang Keluarga
Berencana dan asuhan teori dalam kasus ini adalah pemasangan
kontrasepsi implan.
2. Dapat menjelaskan tentang langkah di dalam proses suhan
kebidanan

pada

pemsangan

kontrasepsi

implan

secara

komprehensif
1.6.2 Manfaat Praktis
1.

Bagi Lahan Praktek


Tambahan informasi atau masukan bagi tenaga kesehatan lain
dalam usaha meningkakan kualitas pelayanan kesehatan dan
memberikan asuhan kebidanan pada pemsangan kntrasepsi implan

2.

Bagi institusi
Bahan

kepustakaan

dan

perbandingan

pada

pemasangan

kontrasepsi implan
3.

Bagi penulis
Penerapan ilmu yang diperoleh selama diperkuliahan serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan
secara langsung, nyata dan menyuluruh pada pemasangan
kontrasepsi implan

4.

Bagi pasien

Ibu mengetahui dan memahami tentang pemasangan kontrasepsi


implan sehingga mampu mengenali dan mengambil sikap jika ada
keluhan atau efek samping.
1.7 Metode Teknik Pengumpulan Data
1.7.1 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah secara deskriptif yaitu metode penulisan dengan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung terhadap kualitas data, menganalisa dan
kemudian ditulis dalam bentuk narasi (Arikunto,2002:204)
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
1) Wawancara
Suatu metode digunakan untuk mengumpulkan data, dimana
penelii mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran
peneliti / responden atau bercakap-cakap, berhadapan muka dengan
orang tersebut (Notoatmodjo,2002:102)
2) Pemeriksaan fisik
Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk memperoleh data
obyektif yang dilaksanakan bersamaan dengan wawancara serta
bertujuan untuk menentukan status kesehatan klien untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar

untuk

menentukan

rencana

tindakan

keperawatan

(Notoatmodjo,2002:30).
3) Observasi
Adalah suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi :
melihat, dan mencatat jumlah data taraf aktifitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,2002:93).
4) Studi kepustakaan
Mempelajari buku-buku dengan masalah yang ada hubungannya
dengan kasus peserta KB Implan (Nursalam,2003:50).
5) Studi dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan melihat data yang sudah ada dalam
status klien. Catatan medik maupun dari hasil pemeriksaan
penunjang (Nursalam,2003:25).

1.8 Tempat dan waktu


Tempat dan waktu pengambilan pelaksanaan asuhan kebidanan
dilakukan di BPM Sunarmi, S.ST Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk dan rumah pasien di Desa Karangsemi, Kecamatan
gondang Kabupaten Nganjuk pada tanggal 11 November 20 November
2014.
1.9 Sistematika Penulisan
Proposal ini disusun secara sistematis menjadi lima bab dengan
susunan sebagai berikut :

BAB 1

: PENDAHULUAN

Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah , tujuan


penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan teknik
pengumpulan data, tempat dan waktu, sistematika penulisan
BAB 2

: TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka meliputi konsep dasar keluarga berencana,
konsep dasar konseling, konsep dasar kontrasepsi, konsep dasar
kontrasepsi implan dan konsep dasar asuhan kebidanan menurut
Hellen Varney.

BAB 3

: TINJAUAN KASUS
Tinjauan kasus meliputi pengkajian, identifikasi diagnosa
masalah dan kebutuhan, identifikasi diagnosa dan masalah
potensial,

identifikasi

kebutuhan

segera,

konsultasi

dan

kolaborasi, intervensi, implementasi, dan evaluasi.


BAB 4

: PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus

BAB 5

: PENUTUP
Penutup meliputi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like