Professional Documents
Culture Documents
BLOK 11
MODUL 2
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
KELOMPOK 2
TUTOR: Drg. Murniwati, MPPM
Addina Ainul Haq
Annisa Desva Elia
Bulan Fatiha Bagustari
Desmedio Deno Merinda
Difa Putri Utami
Dirahmah Tulaila
Firstadeina Rezkiannisa
Melga Halim
Muftihat Israr
Putri Mulya Sari
Vixi Pratiwi
Harry Muhammad Nur
SKENARIO
Kinerja ????
Drg. Melani dipanggil kepala dinas kesehatan karena hasil penilaian kinerja puskesmas
pencapaian programnya dibawah target yang sudah ditetapkan seperti K4 Ibu hamil
43%,cakupan imunisas i 65% . drg. Melani menanyakan kepada kepala puskesmas mengenai
Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Di puskesmas Drg. Melani mengadakan lokakarya mini membahas pencapaian program
puskesmas. Dari hasi yang lokakarya mini diketahui bahwa PTP dibuat dengan mencontoh
yang tahun lalu. Petugas puskesmas pembantu tidak mempunyai data mengenai pencapaian .
bidan desa tidak tahu masalah apa yang terjadi di daerah binaanya.
Ternyata Puskesmas belum membuat perencanaan berdasarkan masalah yang ada. Dapatkah
saudara menjelaskan mengenai manejemen Puskesmas.
STEP I. TERMINOLOGI
1. K4 : merupakan kunjungan antenatal yang ke-4. Kunjungan ibu hamil ke bidan / dokter
untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas min 1x kontak pada trimester I,1 x
pada trimester II dan 2x pada trimester 3.
2. Lokakarya mini : suatu pertemuan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff
puskesmas,petugas pustu,dan sektor lain yang terkait untuk meningkatkan kerja sama tim dan
meningkatkan mutu puskesmas.
3. PTP : Perencaan Tingkat Puskesmas adalah suatu proses kegiatan yang sistematis untuk
menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilakasankan oleh Puskesmas pada tahun
berikutnya untk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam upaya.
Untuk melihat RUK dan RPK dan mengetahui bagaimana jalannya program setelah diberi
dana
4. Program-program apa saja yang ada di Puskesmas ?
a. Upaya kesehatan wajib Puskesmas :
Promosi kesehatan
Kesehatan lingkungan
Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
Perbaikan gizi masyarakat
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Pengobatan
Rencana strategis, visi dan misi belum dirumuskan oleh puskesmas secara jelas
Fungsi belum dipahami bersama dan belum dilaksanakan oleh jajaran puskesmas
dengan baik
Sistem manajemen puskesmas belum dilaksankan dengan optimal
Dana operasional terbatas
Sumberdaya manusia yang masih terbatas kuantitas, kualiatas dan kualifikasinya.
Mortilitas
Tingginya dispartilitas miskin-kaya
Keterbatasan di pelayanan kesehatan
Kurangnya peran antar lintas sector
Analisis situasi
Identifikasi masalah : bisa dilakukan dengan pendekatan logis,pragmatis dan politis
Menetapkan tujuan
Menentukan alternatif
Rencana operasional
Komponen manajemen
Planning
Organizing
Actuating
controlling
Lokakarya
mini
Pencapaian
program
puskesmas
Kinerja
Puskesmas
Di bawah
target
Kepala
Puskesmas
PTP mencontoh
tahun lalu
Puskesmas belum
membuat
perencanaan
Manajemen Puskesmas
Manajemen
kesehatan
Kebijakan Dasar
Puskesmas
Masalah Kesehatan
Masyarakat
Pemecahan Masalah
Evaluasi Program
Kesehatan
PERENCANAAN
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Hal ini meliputi:
1. Rencana usulan kegiatan, terdiri dari:
Upaya Kesehatan Puskesmas Wajib
Upaya Kesehatan Puskesmas Pengembangan
2. Rencana pelaksanaan kegiatan, merupakan rancangan yang dibuat ketika akan
melaksanakan kegiatan. Terdiri dari upaya wajib dan pengembangan.
B. PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN
Pelaksanaan dan pengendalian merupakan proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas. Ada tiga empat komponen
yang ada dalam tahap ini, yaitu:
1. Pengorganisasian
-
2. Penyelenggaraan
Dalam penyelenggaraan harus memperhatikan :
3. Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan dengan memperhatikan:
a. kinerja (cakupan, mutu, biaya)
b. masalah dan hambatan
c. menggunakan data dari SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas)
4. Penilaian sumber data utama SIMPUS
C. PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pengawasan dan pertanggungjawaban merupakan proses memperoleh suatu kepastian atas
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan
peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.
1. Pengawasan, dilakukan secara Internal dan Eksternal
2. Pertanggungjawaban, dilaporkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang
terdiri dari:
- laporan berkala
- laporan pertanggung jawaban masa jabatan
LO II. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
Kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada :
1 peningkatan jumlah jaringan dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan;
(2) peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan;
(3) pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin;
(4) peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat;
(5) Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini;
(6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar dan sebaran tenaga
kesehatan.
Tujuan Puskesmas
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan Kesehatan
Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat
Organisasi Puskesmas
Struktur organisasi puskesmas
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional
Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan perorangan
4. Jaringan Pelayanan
Puskesmas pembantu
Puskesmas Keliling
Bidan di Desa/Komunitas
Tata kerja
1. Dengan kantor kec: berkordinasi
2. Bertanggung jawab kepada Dinkes kabupaten/ kota
3. Bermitra dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya
4. Menjalin kerjasama yang erat dengan fasilitas rujukan
5. Dengan Lintas sektor: berkordinasi
6. Dengan masyarakat: bermitra dg BPP
( BPP: Organisasi yg menghimpun tokoh masyarakat yang peduli kesehatan masyarakat)
Upaya Puskesmas
A. Upaya kesehatan wajib puskesmas
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya perbaikan gizi
4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular
5. Upaya kesehatan ibu, anak & kb
6. Upaya pengobatan dasar
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan
Puskesmas
Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani, maka pelaksanaan
dilakukan oleh dinkes kab/Kota
Upaya Lab (medis dan kesehatan masyarakat) dan Perkesmas serta Pencatatan
Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari setiap upaya wajib atau
pengembangan.
- rujukan kasus
- bahan pemeriksaan
- ilmu pengetahuan
Pelaksanaan Penilaian
a Di tingkat Puskesmas
1 Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur
keberhasilan kinerjanya
2 Kepala puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan
kompilasi hasil pencapaian (out put dan out come)
3 Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data
pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (out-put) kegiatan
dan mutu bila hal tersebut memungkinkan
4 Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan
melakukan analisis masalah,identifikasi kendala atau hambatan, mencari
penyebab dan latar belakangnya, mengenali factor-faktor pendukung dan
penghambat.
5 Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya
dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman)
ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis
sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang
ada
6 Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota
b
Di tingkat kabupaten/kota
1 Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam melakukan perhitungan
hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat pemecahan masalah.
2
3
2
3
4
Beban kerja puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Kota terlalu berat
Sistem manajemen puskesmas dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan
Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak
sesuai lagi dengan era desentralisasi
Proses pencapaian tujuan Puskesmas. Dalam hal ini pemimpin dituntut melaksanakan
fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan, pengawasan/pembimbingan, dan evaluasi. Namun masih ada beberapa
kepala puskesmas belum optimal dalam melakukan fungsi manajemen ini. Dapat
dilihat bahwa petugas baik medis maupun non medis yang berada di puskesmas
tersebut tidak ada saat kejadian. Hal tersebut menandakan bahwa proses
pengorganisasian (organization) dan penggerakan pelaksanaan (actuating) dalam
pelaksanaan manajemen belum optimal. Organization dan actiuating merupakan
proses menghimpun sumber daya dalam hal ini manusia yang dimiliki puskesmas dan
pembimbingan kepada petugas puskesmas agar mereka mampu dan mau bekerja
secara optimal menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki. Karena kurangnya pembimbingan kepala puskesmas
kepada pegawai puskesmas memungkinkan pegawai malas dalam melaksanakan
tugasnya. Selain itu proses pengawasan (Controlling) terhadap pegawai maupun
sumber daya yang ada juga belum dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan baik.
METODE HANLON
Meode yang memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan yang
relative, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif.
Metode ini juga bisa disebut sebagai Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS).
Metode ini memiliki 3 tujuan utama:
Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengindentifikasi faktor-faktor eksplisit
yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas.
Untuk mengorganisasi factor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relative
satu sama lain
Memungkinkan factor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai
secara individual.
DIAGRAM FISHBONE
Penggunaan:
Melakukan identifikasi penyebab masalah
Mengkategorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik
Mencari akar penyebab masalah
Menjelaskan hubungan sebab-akibat suatu masalah
Pedoman pelaksanaan:
Fishbone diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam menerapkan
diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6
Lebih terstruktur
Mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang sistematik
Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang berlaku atau yang
baru
Tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung
data
POHON MASALAH
Kekurangan pohon masalah:
membutuhkan waktu yang banyakdan jika msalah semakin kompleks akan lebih sulit dalam
menentukan penyebab masalah
Proses pelakasanaan pohon masalah:
Membuat kerangka pohon masalah
Menentukan masalah yang akan dianalisis
Menuliskan masalah dan menempatkan dalam kotak paling atas pada diagram
a
b
c
d
e
Mengidentifikasi penyebab dari masalah yang telah ditentukan melalui FGD atau
Brainstorming
Dengan cara yang sama dengan langkah 4, dilakukan analisis penyebab masalah sampai tidak
terjawab pertanyaan, atas apa yang menjadi penyebab tersebut melalui proses FGD maupun
Brainstorming
Setelah mentapkan maslah inti, letakkan kartu di dinding atau papan tulis
Telitilah masalah-masalah lainnya dan kondisi negative yang merupakan penyebab langsung
dari masalah inti tersebut.
Tamabahkan penyebab dari setiap masalah dan bekerjalah terus ke bawah, sehingga
membentuk sebuah pohon (pohon masalah)
Dengan cara yang sama, tempatkan efek langsung dan penting dari masalah inti diatasnya
Efek selanjutnya dapat ditambahkan pada setiap kartu sebelum menyelasaikan bagian atas
dari pohon
Pada umumnya, terdapat beberapa sebab-akibat permasalah
Tunjukkan semua hubungan seba-akibat yang utama dan penting dengan tanda panah
Sambil menyelesaikan pohon masalah, periksa diagram secara keseluruhan dan periksa
penggunaan kata yang tepat, hubungan sebab-akibat yang tepat, dan kelengkapannya.
Langkah-langkah ini pada akhirnya memunculkan satu gambar yang lengkap dan terinci
dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari maslah tersebut.
Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ide untuk menentukan masalah,
identifikasi masalah, prioritas masalah serta mengajukan alternative pemecahan masalah
Untuk memperoleh ide atau pemikiran baru dari sekelompok orang dalam waktu singkat
dengan menggunakan 2 kemampuan (kreatif dan intuitif)
Memberikan kesempatan pada semua angota kelompok untuk memberikan konstribusi dan
keterlibatan dalam memecahkan masalah.
METODE DELPH
Metode delphy adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menetukan indicator,
parameter, dll. yang reliable dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli
dibidangnya, yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ekspertis atau praktisi yang
kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuisioner direview oleh piahak fasilitator
atau peniliti untuk dibuat summary, dikelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan
pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk direview, direvisi, dan begitu seterusnya dalam
beberapa tahap yang berulang.
Delph technique yaitu penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok
orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Langkah-langkah metode delphy:
Tentukan periode waktu
Tentukan jumlah putaran pengambilan pendapat
Tentukan apa saja yang akan didefine
Tentukan ahlinya
Tentukan input apa yang akan diharapkan dari mereka
Review literature oleh para ahli tersebut (kriteria dan tujuan)
Pelaksanaan sesi diskusi dan feedback iterative bersama ekspertif
Perumusan hasil dari sesi diskusi dengan pengelompokan, pengkategorian, ataupun
pemeringkatan
Menyepakati hasil diskusi dan feedback.
DELBECH TECHNIQUE
Pada metode ini penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta.
yang cepat, NGT juga cocok dibandingkan dengan brainstorming yang memakan waktu lebih
lama.
Keunggulan:
Menghasilkan ide yang lebih banyak dibandingkan dengan diskusi biasa
Menyeimbangkan peran masing-masing individu, membatasi dominasi dari orang yang punya
pengaruh dalam kelompok
Menghilangkan persaingan dalam kelompok dan tekanan untuk konformitas
Mendorong peserta untuk menyelesaikan masalah dengan konstruktif problem solving
Tiap peserta dapat memberikan prioritas idenya secara independen dan tertutup
Kelemahan:
Membuthkan persiapan
Hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja
Satu pertemuan hanya membahas satu topic
Diskusi hanya terbatas, tidak seperti brainstorming yang menstimulasi perkembangan dari
ide-ide