You are on page 1of 32

HEPATITIS C

Oleh :
Asmie Asfar
Tenia Alfitri
Kepanitraan klinik ilmu penyakit
dalam
RSUP FATMAWATI

PENDAHULUAN
Hepatitis

C merupakan infeksi virus hepatitis C


(VHC) pada hati yang umumnya bersifat kronis
World Health Organization (WHO) tahun 2014,
lebih dari 185 juta penduduk dunia telah
terinfeksi VHC dan 350.000 jiwa meninggal tiap
tahun
Di Asia tenggara, prevelensi hepatitis C ialah
2.0% pada populasi dewasa
Berdasarkan
RISKESDAS
2007,
angka
seroprevalensi
anti-VHC
pada
laki-laki
di
Indonesia 1.7%, perempuan 2.4%

EPIDEMIOLOGI
Di

Indonesia, diperkirakan 2% dari jumlah


penduduk atau sekitar 4-5 juta jiwa
menderita Hepatitis C.(2) Dari jumlah itu,
sekitar 75-85% akan menjadi penyakit
hepatitis kronis.
Bila tidak diobati dengan baik, 30% di
antaranya dapat memburuk menjadi sirosis
hati dan 1-5% meninggal karena sirosis atau
kanker hati.

HCV

adalah virus RNA termasuk dalam kelompok


Flavivirus dalam famili Flaviviridae dan genus
Hepacivirus
HCV sedikitnya terdapat 6 macam genotip
terpenting dari HCV. Tiap genotip ini masih dibagi
lagi lebih dari 50 subtipe

What is Your Hepatitis C Genotype?


6 different genotypes of hepatitis C
Genotype

1:

Most common in U.S.

Genotype

6 Asia Tenggara

Genotypes

2 & 3:

Less common

Struktur HCV

Virus

ini single stranded, envelop, dengan ukuran


50-60 nm terdiri atas 3011 asam amino dan 9033
nukleotida.
Protein
pada
selubungnya
membantu
terbentuknya antibodi anti-VHC

Siapa yang bisa terinfeksi ???


1.

Penggunaan
instrumen
terkontaminasi.

medis

yang

2. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril


atau digunakan secara bergantian.
3. Tindik (telinga, hidung, dan bagian tubuh
lain), tato, dan cukur dengan alat yang tidak
steril.
4.

Penerima transfusi atau produk darah


sebelum tahun 1992 atau dengan sumber
yang belum diskrining.

5. Aktivitas seksual yang tidak terproteksi atau


penularan pada bayi dari ibu yang terinfeksi,
walaupun kasusnya sangat jarang.

PATOGENESA
Target

utama HCV adalah hepatosit dan


kemungkinan menginfeksi leukosit, limfosit T,
limfosit B, dan limpa
HCV lebih cenderung bereplikasi dalam sel hati
namun tidak sitopatik secara langsung dan
menyebabkan infeksi.
Ada enam genotip utama dan sejumlah sub tipe
genotip 1, khususnya 1b, tidak berespon
terhadap terapi sama seperti genotip 2 dan 3.

PATOGENESIS DAN
PATOFISIOLOGI
80%

infeksi VHC mengakibatkan hepatitis C


kronis, sementara 20% sisanya berupa infeksi
akut atau sembuh spontan
Masa inkubasi VHC rata-rata 50 hari (rentang 14180 hari), meski RNA VHC dapat terdeksi 7-10
hari setelah infeksi dan anti-VHC dapat terdeteksi
2-8 minggu setelah paparan
Kasus akut: RNA VHC terdeteksi 12 minggu
pertama, lalu turun signifikan hingga terjadi
resolusi penyakit secara spontan
50% pasien hepatitis C akut yang memiliki antiVHC positif

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI


Kasus

kronis : RNA VHC masih terdeteksi


selama minimal 6 bulan
Sekitar 95% kasus memiliki anti HCV positif
Resolusi spontan lebih sering ditemukan pada
pasien simptomatis, perempuan serta VHC
genotipe 3
Pada kasus kronis, peningkatan transaminase
serum menandakan terjadinya kerusakan hati
secara progresif

Tanda dan Gejala


1.

Hepatitis C akut (80% bersifat simtomatis)


Fase Pre-ikterik (1-2 minggu sebelum ikterik)
Fase Ikterik
Fase perbaikan (konvalesensi)

2. Hepatitis C kronik

Gejala Hepatitis C
Sebagian

penderita Hepatitis C akan merasakan

gejala:
Demam;
Kelelahan;
Nafsu makan menurun;
Mual dan muntah-muntah;
Nyeri di bagian perut;
Air seni berwarna pekat;
BAB berwarna abu-abu;
Nyeri pada sendi-sendi; dan
Jaundice (kulit dan bagian putih

Gejala Hepatitis C
Namun,

sekitar 80% penderita tidak merasakan


gejala apa pun juga, sehingga jarang sekali orang
memeriksakan VHC secara dini dan baru
terdiagnosa setelah terjadi kerusakan pada hati.

Pemeriksaan laboratorium
Tes

anti HCV
1. enzim immunoassay (EIA) yaitu EIA 1 dan EIA
2
2. Rekombinan imunoblot assay (RIBA) yaitu
RIBA-2 konfirmasi infeksi HCV dengan hasil EIA
positif pada populasi resiko rendah
3. Pemeriksaan IgM anti HCV selain dapat
dideteksi pada 50% - 93% kasus HCV akut, juga
dapat dideteksi pada 50-70% kasus HCV kronis

4.

Diagnosa pasti pemeriksaan HCV RNA yang


menggunakan teknik PCR.

a. HCV RNA kualitatif mendeteksi keberadaan


infeksi dalam 1-3 minggu terpapar.
b. HCV RNA kualitatif untuk menunjukkan
jumlah virus, parameter yang dapat menunjukkan
adanya replikasi virus.
5.

serum alanin amino transferase (ALT) dan


aspartat amino transferase (AST) Untuk
menilai adanya nekro inflamasi,

DERAJAT FIBROSIS
Untuk

menilai derajat fibrosis dapat dipakai


sistem penilaian Metavir pada pemeriksaan
histologis jaringan hati.
F 0 : Jaringan hati normal tanpa fibrosis
F 1 : Fibrosis portal tanpa septa
F 2 : Fibrosis porta dengan beberapa septa
F 3 : Fibrosis porta dengan banyak septa
tanpa sirosis
F 4 : Sirosis

Pengobatan Infeksi HCV


Semua

pasien HCV kronik dan pasien dengan


peningkatan resiko sirosis adalah calon
potensial untuk terapi antivirus.

HCV

RNA dengan kadar > 50 IU/ml, biopsi


dengan fibrosis portal atau bridging, dan
setidaknya peradangan sedang dan nekrosis.
Mayoritas memiliki peningkatan kadar ALT
persisten sedikitnya dalam 6 bulan

Pengkajian Sebelum Pemberian Terapi

Sediaan Obat

Indikasi Pengobatan

Inisiasi dan Regimen Terapi


Peg-INF

alfa

Peg-INF alfa- 2a 180 mcg/minggu


Peg-INF alfa- 2b 1,5 mcg/KgBB/minggu

Ribavirin

1000 mg/hari (BB <75Kg), 1200


mg/hari (BB >75Kg)
Kombinasi selama 24 minggu untuk VHC
genotipe 2 atau 3
Untuk genotipe 1 kombinasi dengan Boceprevir
atau Telaprevir, selama 28-48 minggu

Penilaian hasil
pengobatan
RNA

VCH

Kombinasi 2 terapi RNA VHC minggu ke-4,


12, 24, akhir terapi antivirus, dan 24 minggu
setelah terap dihentikan
Kombinasi 3 terapi awal terapi, minggu ke4, 8, 12, 24, akhir terapi, dan 24 minggu
setelah terapi dihentikan

Darah

lengkap, ALT minggu ke-1, 2 dan 4


sejak awal terapi, diulang dengan interval
setiap 4-8 minggu

EFEK SAMPING
Flu-like

symptoms

Psychiatric

Headache

symptoms

Fatigue

Depression

Muscle & joint aches

Difficulty sleeping

Fever, chills

Difficulty
concentrating

Irritability

PROGNOSA
Infeksi

HCV bersifat self limiting hanya pada


sejumlah
kecil
kelompok,
selainnya
berkembang menjadi kronik.
20 % berkembang menjadi sirosis setelah 20
tahun, dan 1-4 % dari antaranya menjadi HCC
setiap tahunnya setelah 30 tahun. HCC lebih
sering pada penderita yang alkoholik, sirosis
dan terinfeksi HBV.
Dengan terapi baru yang direkomendasi,
mencakup PEG IFN dan ribavirin, sustained
response sebesar 60 %.

PENCEGAHAN
Tidak

ada produk yang disediakan untuk


mencegah hepatitis virus C
Pengembangan
imunoprofilaksis
untuk
penyakit Dapatkan Vaksinasi untuk

Mencegah Hepatitis A dan Hepatitis B.

Pasien

dengan HCV harus dinasihatkan untuk


berhenti mengkonsumsi alkohol
Selama hubungan seksual agar menggunakan
pengaman
Skrining pasien dengan resiko tinggi dan
memulai pengobatan yang tepat dapat
membatasi insiden terjadinya sirosis dan HCC.

You might also like