Professional Documents
Culture Documents
yang
relevan,
menetapkan
tujuan
dan
menetapkan
langkah-langkah
memperkirakan
sasaran
untuk
yang
faktor-faktor
diperkirakan
mencapai
tujuan
pembatas,
dapat
dicapai,
tersebut,
serta
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan, baik jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum yang didasarkan pada kesepakatan
bersama,
3. Identifikasi pembatas dan kendala.
4. Proyeksikan berbagai variabel terkait.
5. Tetapkan sasaran yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu.
6. Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif.
7. Memilih alternatif yang terbaik.
8. Menyusun strategi dan dan kebijakan agar perencanaan tetap berjalan
sesuai yang diharapkan.
teknologi
dan
cepatnya
perubahan
dalam
kehidupan
manusia.
3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi dilapangan sering tidak
dapat diubah atau diperbaiki kembali.
4. Kebutuhan lahan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya.
5. Tatanan wilayah yang bersangkutan.
6. Potensi alam.
bahan
acuan
bagi
pemerintah
untuk
mengndalikan
dan
Jenis-Jenis Perencanaan
Dalam suatu negara terdapat berbagai jeni perencanaan tergantung
kondisi lingkungan dimana perencanaan tersebut diterapkan.
Glasson (1974) menyebutkan tipe-tipe perencanaan adalah :
1. Physical planning and economic planning
2. Allocative and innovative planning
3. Multi or single objective planning
4. Indicative or imperative planning
Di Indonesia juga dikenal jenis top-down and bottom-up planning,
vertical and horizontal planning, dan perencanaan yang melibatkan dan atau
tanpa masyarakat secara langsung.
1. Perencanaan Fisik versus Perencanaan Ekonomi
2. Perencanaan Alokatif versus Perencanaan Inovatif
3. Perencanaan Bertujuan Jamak versus Perencanaan Bertujuan Tunggal
4. Perencanaan bertujuan Jelas versus Perencanaan Bertujuan Laten
5. Perencanaan Indikatif versus Perencanaan imperative
6. Top Down versus Bottom up Planning
7. Vertical versus Horizontal Planning
8. Perencanaan
yang
melibatkan
masyarakat
Secara
Langsung
versus
g. Permasalahan keamanan
2. Permasalahan Makro
Permaslahan makro adalah murni permasalahan pemerintah untuk
melihat kegiatan proyek dengan program pemerintah secara keseluruhan
(makro). Dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kesesuaian lokasi
b. Strategi pengembangan ekonomi wilayah
3. Sistem Transportasi
4. Sistem Pembangunan di Daerah
j.
BAB 2
PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Pendahuluan
Perencanaan wilayah merupakan perencanaan penggunaan wilayah
(termasuk
perencanaan
pergerakkan
didaalam
ruang
wilayah)
dan
wilayah
diatur
dalam
bentuk
perencanaan
tata
ruang
wilayah,
pendekatan
sektoral,
pengelompokkan
sektor-sektor dapat
Pendekatan Sektoral
Pendekatan sektoral adalah dimana seluruh kegiatan ekonomi didalam
wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap
sektor dianalisis satu persatu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya,
menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari peningkatan
tersebut.
Dalam pendekatan sektoral, untuk setiap sektor/komoditi, semestinya
dibuat analisis sehingga dapat member jawaban tentang :
1. Sektor/komoditi
apa
yang
memiliki
competitive
advantagediwilayah
Pendekatan Regional
Pendekatan regional sangat berbeda dengan pendekatan sektoral
walaupun tujuan akhirnya adalah sama. Dalam pendekatan sektoral terlebih
dahulu memperhatikan sektor/komoditi yang kemudian setelah dianalisis,
menghasilkan proyek-proyek yang diusulkan untuk dilaksanakan. Pendekatan
regional dalam pengertian lebih luas, selain memperhatikan penggunaan ruang
untuk kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan
memperkirakan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta
merencanakan jaringan-jaringan penghubung sehingga berbagai konsentrasi
kegiatan dapat dihubungkan secara efisien.
Pendekatan regional semestinya diharapkan dapat menjawab berbagai
pertanyaan yang belum terjawab diantaranya sebagai berikut :
1. Lokasi yang akan berkembang
10
11
BAB 3
DASAR-DASAR PERENCANAAN RUANG WILAYAH
Arti dan Ruang Lingkup Perencanaan Ruang Lingkup Wilayah
Dalam pelaksanaannya, perencanaan ruang wilayah ini disinonimkan
dengan hasil taksir yang hendak dicapai, yaitu tata ruang. Dengan demikian
kegiatan itu disebut perencanaan atau penyusunan tata ruang wilayah.
Berdasarkan materi yang dicakup, perencanaan ruang wilayah ataupun
penyusunan tata ruang wilayah dapat dibagi menjadi kedalam dua katergori,
yaitu perencanaan yang mencakup keseluruhan wilayah perkotaan dan non
perkotaan. Perencanaan yang menyangkut keseluruhan wilayah perkotaan
dan non perkotaan (wilayah belakang) dan perencanaan yang khusus untuk
wilayah perkotaan.
12
lokasi tersebut tidak diatur atau diarahkan. Dalam hal ini pemerintah
membiarkan mekanisme pasar bekerja untuk menentukan kepemilikan dan
penggunaan lahan tersebut, misalnya untuk persawahan irigasi atau
kawasan peternakan.
13
kawasan
pemukiman,
pertanian,
perhutanan,
14
15
BAB 4
BERBAGAI TEORI LOKASI
Pendahuluan
Teori lokasi adalah teori yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi atau atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya
terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial.
Sistem K=3 Dari Christaller
Christaller mengembangkan model untuk suatu wilayah abstrak dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama
2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata
4. Konsumen bertindak rasional.
Berdasarkan model K-3, pusat hierarki yang lebih rendah pada sudut
hierarki yang lebih tinggi sehingga pusat yang lebih rendah berada pada
pengaruh dari tiga hierarki yang lebih tinggi darinya. Christaller melihat ini
tidak realistis kemudian dia menggunakan K=7 dimana pusat dari beberapa
wilayah yang lebih rendah berada didalam heksagonal dari pusat yang lebih
tinggi. Walaupun heksagonalnya hanya menggambarkan wilayah pemasaran
dari barang dari orde yang berbeda teapai Christaller mengaitkan teorinya
dengan susunan orde perkotaan.
16
dari komoditas itu tidak berubah. Akan tetapi threshold akan berubah apabila
seorang produsen menjual lebih dari satu komoditas.
Terjadinya Konsentrasi Produsen/Pedagang Dari barang Sejenis
Uraian tentang range and threshold dapat menjelaskan mengapa terjadi
konsentrasi dari berbagai jenis usaha pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak
dapat menjelaskan mengapa di pasar juga ada kecenderungan bahwa
pedagang dari komoditas sejenis juga memilih untuk berlokasi secara
berkonsentrasi/berdekatan.
Konsep threshold tidak memungkinkan produsen/pedagang sejenis
berada berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu
produsen/pedagang. Untuk dapat menjelaskan adanya kecenderungan di kota
bahwa pedagang sejenis juga memilih lokasi berdekatan perlu pendekatan
makro. Dalam kosep kota, untuk kegiatan yang memiliki pasar sempurna
maka range and threshold seluruh kota. Range and threshold mikro
(individual) bergabung dan berubah menjadi range and threshold makro.
17
apabila
produsen
memproduksi
seccara
besar-besaran
dan
menjual
mendorong
menciptakan
meningkatkan
terciptanya
specialisasi
efisiensi
dalam
jumlah
produksi
dna
berproduksi.
dan
sebaliknya.
Walaupun
menggunakan
Specialisasi
udaha
untuk
distributor
dapat
sama
dengan
yang
dikemukakan
diatas
yaitu
selain
18
dan untuk mencapainya dibutuhkan waktu dan biaya maka salah satu
pedagang
dapat
menaikan
sedikit
harga
tanpa
kehilangan
seluruh
harga
adalah
product
differentiation.
Termasuk
pelayanan,
19
harga tanah adalah tinggi pada jalan-jalan utama (akses keluar kota) dan akan
makin rendah bila menjauh dari jalan utama. Makin tinggi kelas jalan utama
itu, makin mahal sewa tanah disekitarnya.
Teori Lokasi Biaya Minimum Weber
Alfred weber seorang ahli ekonomi jerman menulis buku berjudul
uberden standort der industrien pada tahun 1909. Weber menganalisis lokasi
kegiatan industry. Weber mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi
industry didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa
lokasi setiap industry tergantung pada totoal biaya transportasi dan tenaga
kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum.
Weber bertitik tolak pada asumsi bahwa :
1. Unit telahan adalah suatu wilayah yang terisolasi, iklim yang homogen,
konsumen terkonsentrasi pada beberapa pusat, dan kondisi pasar adalah
persaingan sempurna.
2. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir dan batu tersedia
dimanamana dalam jumlah yang memadai.
3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara
sporadic dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas.
4. Tenaga kerja tidak ubiquitous (tidak menyebar secara merata) tetapi
berkelompok pada beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang terbatas.
Menurut weber dari ketiga asumsi diatas ada tiga faktor yang
mempengaruhi lokasi industri yaitu biaya transportasi, biaya upah tenaga
kerja, dan kekuatan agglomerasi atau deagglomerasi. Weber memberi contoh
3 arah sebagai berikut. Konsep ini dinyatakan sebagai segitiga lokasi atau
locational triangle seperti gambar :
Untuk menunjukan lokasi optimum tersebut lebih dekat kelokasi bahan
baku atau pasar, weber merumuskan indeks material (IM) sebagai berikut.
IM = bobot bahan baku local/ Bobot produk akhir
Apabila IM >1, perusahanan akan berlokasi dekat ke bahan baku dan apabila
IM < 1 perusahan akan berlokasi dekat pasar.
20
21
22
mempertimbangkan
ketersediaan
bahan
baku,
upah
beberapa
buruh,
faktor
jaminan
antara
lain
keamanan,
adalah
pasilitas
penunjang, daya serap pasar local, dan aksebilitas dari tempat produksi ke
wilayah pemasaran yang dituju (terutama aksesibilitas pemasaran ke luar
negeri). Dan belakangan ini faktor stabilitas politik juga penting.
Pada tingkat pemilihan lokasi, penetapan lokasi industry terkait dengan
dua sudut pandang, yaitu sudut pandang pengusaha dan sudut pandang
pemerintah. Pengusaha melihat lokasi di situ juga memperhatikan efisiensi
pemakian ruang, artinya untuk setiap lahan yang tersedia, dipilih kegiatan apa
yang paling cocok di situ yang menjamin keserasian pemakaian lahan yang
secara nasional akan memberikan nilai tambah yang optimal.
Dari kacamata perusahaan, perusahaan harus menetapkan lokasi
industrinya
melalui
berbagai
pertimbangan.
Sehingga
memanfaatkan
beberapa keahlian, mulai dari keahlian yang menyangkit teknis, seperti ahli
dibidang teknis banguanan, ahli daya dukung lahan, ahli permesinan, dan
beberapa ahli lain-lainnya. Sehinggap apabila hendak membangun atau
mengembangkan sebuah usaha baru pada lokasi tertentu, pengusaha harus
melakukan apa yang dinamakan studi kelayakan finansial.
Menetapkan lokasi sebuah usaha, pertama-tama harus mempelajari
peraturan yang ada, yaitu di mana saja usaha seperti itu boleh dibangun.
Terkadang ada pilihan antara berlokasi pada industrial estate (kawasan
industry) yang sudah mendapakan izin dari pemerintah atau luar industrial
estate. Kedua pilihan itu harus dihitung terlebih dahulu kerugian dan
keuntungannya, bukan hanya dari sudut keuangan tapi juga dari sudut
23
BAB 5
RUANG DAN PERWILAYAHAN
Pengertian Wilayah
Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi,
pengertian permukaan bumi menunjuk pada suatu tempat atau lokasi yang
24
ruang
yang
mempunyai
tempat
tertentu
tanpa
terlalu
memperhatikan soal batas dan kondisinya. Atau juga wilayah dapat diartikan,
suatu areal yang memiliki karakteristik arela bisa sangat kecil maupun sangat
besar, suatu
wilayah
diklasifikasikan berdasarkan
25
demikian
wilayah
fungsionallebih
menekankan
pada
arus
26
fungsional
adalah
suatu
wilayah
yang
memopunyai
kegiatan
yang
saling
dihubungkan
dengan
garis
melingkar.
fisik.
27
di
bagian
atas
pantai
timur
28
BAB 6
KOTA DAN DAERAH BELAKANGNYA
Hubungan Perkotaan Pedesaan dan Pembangunan Daerah
Transformasi Perkotaan Pedesaan di Asia
Ketidaksetaraan Perkotaan dan Pedesaan dan Kemiskinan
Kebijakan
pembangunan
didominasi
oleh
pertumbuhan
industri,
nasional
menunjukkan
pertumbuhan
pendapatan
dan
distribusi,
akuntansi agregat dari koefisien Gini tidak mendeteksi arah redistribusi dengan
mengacu
pada
kelompok
pendapatan
tertentu,
terutama
kelompok
berpenghasilan rendah.
Hubungan Perkotaan Pedesaan dalam Kerangka Pembangunan Makro
Spasial
29
Kerangka
pembangunan
pembangunan
dan
harus
memungkinkan
menjelaskan
disagregasi
dimensi-dimensi
untuk
menjelaskan
utama
kondisi
penting
dari
model
makro-spasial
adalah
(a)
hubungan
korporasi yang
sejenis.
3. Sektor informal perkotaan (UI) yang terdiri dari berbagai kegiatan
tradisional, skala kecil ,seperti pekerjaan buruh harian, penyedia jasa.
4. Ekspor pedesaan (RX), eksploitasi sumber-sumber alam seperti mineral,
minyak,
5. Petani pedesaan (RP), ekonominya masih terisolasi dari pasar nasional dan
pasar global, hanya mengandalkan hasil-hasil panen pertanian.
Percepatan industrialisasi dan pembangunan daerah kantong
Interaksi antara ekspor sektor primer, industri modern dan pasar global
adalah proses dari substitusi import perindustrian yang diadopsi negara dunia
ketiga dari Perang Dunia II. Pada masa kolonial lalu, pendapatan ekspor agrikultul
digunakan untuk mengimpor produk-produk konsumsi. Untuk meningkatkan
pendapatan nasional, hasil ekspor agrikultur digunakan untuk membiayai
kebutuhan substitusi impor industri.
Polarisasi dan Dualisme Perkotaan
Struktur kota-kota besar, meteropolitan di Asia menghasilkan dualistik
antara industri-industri modern dan ekonomi tradisional. Dualisme ini ditunjukkan
dalam hal dikotomi sektor formal/informal.
30
31
32
Ekspansi model II menghasilkan model III model China yang memiliki ideologi
politik yang sangat kuat, ekonomi diatur oleh pusat.
33
34
BAB 7
MODEL GRAVITASI
A.Pendahuluan
Suatu sistem wilayah merupakan sistem yang rumit, hanya sebagian
saja parameter-parameter yang dapat diamati oleh manusia, atau yang
mampu diamati dengan "mikroskop" perencana. Beberapa parameter yang
dapat diamati antara lain: hubungan antar manusia atau masyarakat,
perusahaan industri, aparat pemerintahan dan lainnya. Berbagai sistem
pendekatan telah dilakukan dalam usaha menghayati
hubungan antar massa. Massa wilayah juga mempunyai daya tarik, sehingga
terjadi pengaruh mempe ngaruhi antar daerah sebagai perwujudan kekuatan
tarik-menarik antar daerah. Karena kenyataan ini maka model gravitasi dapat
diterapkan sebagai salah satu model analisis. Sudah barang tentu dengan
modifikasi tertentu sesuai dengan karakter massa yang dihadapi.
Model
pengangkutan untuk menilai besarnya interaksi antar dua kutub yang diukur
melalui besarnya arus lalu lintas.
Kelemahan model ini dalam analisis
variabel yang digunakan sebagai ukuran. Dalam ilmu fisika, setiap molekul
suatu zat mempunyai
35
Jumlah
perjalanan rata-rata yang dilakukan oleh setiap individu yang mewakili daerah
adalah T/P = k (yaitu angka jumlah perjalanan rata-rata). Jadi jumlah
eperjalanan yang dilakukan oleh individu yang berakhir di j adalah k . P j/P per
individu.
-------------------->-
sub daerah j
Tik
Sub daerah k
36
kerja atau pendapatan daerah lebih tepat digunakan sebagai ukuran massa
daripada ukuran jumlah penduduk. Kalau masalah pemasaran yang akan
dikaji maka jumlah arus uang lebih tepat digunakan sebagai ukuran.
Jarak dapat diukur dengan beberapa cara, jarak yang dimaksud adalah
jarak geografis.
waktu, misalnya apabila yang ditelaah adalah lalu lintas dalam kota
metropolitan.
satuan ongkos angkutan akan lebih tepat untuk menyatakan ukuran jarak.
Seperti halnya
yang digunakan tergantung pada masalah yang ditelaah, data yang tersedia,
dan kepentingan kajian.
37
jarak ialah penggunaan bahan bakar, jumlah pergantian gigi (persneling) atau
berhenti, dan banyaknya pengaruh berbagai kesempatan, dan bentuk "jarak
sosial" yang lain (Isard, 1969). Masalah dasar yang lain ialah pemberian
"bobot" pada massa.
Dalam perumusan I ij =
38
Pada model gravitasi yang sudah diberikan, pangkat massa adalah satu.
Tetapi dalam studi lain, Anderson dan Carrothers mencatat bahwa pangkat
massa mungkin lebih besar dari satu. Carrothers mencatat bahwa beberapa
faktor seperti
39
BAB 8
PROYEKSI PENDUDUK
A.Pendahuluan
Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan
informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran
penduduk, dan susunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus
tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun,
tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus
dan survei-survei, sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi
tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan
komposisinya di masa mendatang.
40
berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang
berakhir 0 dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir S.
proyeksi
penyediaan
beras,
penduduk
fasilitas
sangat
bermanfaat
kesehatan,
fasilitas
untuk
perencanaan
pendidikan,
fasilitas
F.Metode Proyeksi
Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk masa
yang akan datang antara lain :
1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu:
1) Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu :
a) Arithmathic Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Aritmatik ratarata): pertumbuhan penduduk dengan jumlah yang sama setiap
tahun Pn= P0(1+rn).
b) Geometric Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Geometrik ratarata):
pertumbuhan
penduduk
menggunakan
dasar
bungan
Growth(Pertumbuhan Penduduk
Eksponensial rata-rata) :
41
42
Pn = Po ( 1 + r )n
= 205 juta ( 1 + 1,5% ) 5
= 205 juta ( 1 + 0,015 ) 5
= 205 juta ( 1,015 ) 5
= 205 juta ( 1,0773 )
= 220 juta
Jadi poyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2005,dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 1,5% pertahun,adalah 220 juta.
H.Sumber dan data metodologi
Proyeksi penduduk menurut propinsi, umur, dan jenis kelamin dihitung
dengan tehnik komponen. Jenis data yang dibutuhkan untuk keperluan ini
adalah penduduk menurut umur dan jenis kelamin, fertilitas, mortalitas, dan
perpindahan penduduk, yang diperoleh dari hasil sensus penduduk dan survei
rumah tangga. Semua data yang dipakai perlu dievaluasi secara cermat, dan
kalau
perlu
diadakan
adjustment
dengan
maksud
untuk
menghapus
ini
diperoleh
dari
hasil
registrasi
vital
yang
diadakan
secara
hasil
sensus
yang
terdahulu,
dengan
asumsi
bahwa
laju
pertumbuhan penduduk tersebut juga berlaku pada masa yang akan datang.
Tehnik ini kurang tepat diterapkan untuk menghitung proyeksi yang jangka
waktunya cukup panjang pada masa yang akan datang, karena asumsi yang
dipakai biasanya tidak sesuai lagi.
Perbaikan proyeksi selalu dilakukan, karena sering terjadi asumsiasumsi
yang dibuat mengenai fertilitas (fertility), mortalitas (mortality), dan migrasi
(migration) tidak sesuai lagi dengan keadaan data yang baru.
43
BAB 9
PENGENALAN LINIER PROGRAMMING
Pengertian linier programming merupakan suatu model umum yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang
terbatas secara optimal Model yang digunakan dalam memecahkan masalah
alokasi
sumberdaya
perusahaan
adalah
model
matematis,
Semua
fungsi
matematis yang disajikan dalam model haruslah dalam bentuk fungsi linear.
Secara umum Linear Programming ialah salah satu teknik dari Riset
Operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimasi atau minimasi)
dengan menggunakan persamaan dan ketidaksamaan linear dalam rangka untuk
44
mencari
pemecahan
yang
optimum
dengan
memperhatikan
pembatasan-
pembatasan yang ada. Dalam keadaan sumber yang terbatas harus dicapai suatu
hasil yang optimum dengan perkataan lain bagaimana caranya agar dengan
masukan input yang terbatas dapat menghasilkan keluaran output berupa
produksi barang atau jasa yang optimum. Salah satu metoda analisis dalam
teknik operasional riset untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumbersumber
terbatas
adalah
menggunakan
metoda
program
linear.
Linear
berarti
memilh
alternatif, tapi yang terpenting adalah pengambilan alternatif terbaik( the best
alternative).
Pokok
pikiran
utama
dalam
menggunakan
program
linier
adalah
45
akan
46
pada
model
matematiknya.Simbol
47
a11,
...,a1n,...,amn
merupakan
penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi,
atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya.
Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada.
Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang
terbatas.
Pertidaksamaan terakhir
kemampuan
matematik
tapi
juga
menuntut
seni
permodelan.
Liniearity
Fungsi obyektif dan kendala haruslah merupakan fungsi linier dan variabel
keputusan. Tingkat peubah atau kemiringan hubungan fungsional adalah konstan.
2.
Divisibility
48
Solusi tidak harus bilangan bulat atau bilangan pecahan dengan demikian
variabel keputusan merupakan variabel kontinu sebagai lawan dari variabel
diskrit atau bilangan bulat
3.
Deterministik
Homogeneity
Memiliki arti yaitu sumber daya yang digunakan dalam proses harus sama
5.
Non negativity
2.
3.
4.
5.
programming
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
49
1.
standard dengan mengkombinasi dua variabel yang nilainya dianggap nol hingga
diperoleh nilai z terbesar.
2.
yang mengandung tiga atau lebih permasalahan dan didasarkan pada proses
perhitungan ulang supaya mendapat hasil yang optimal.
4.
linear
2.
3.
Identifikasi kendala-kendala.
4.
5.
6.
7.
50
supaya mendapat hasil yang optimal. Tahap paling awal yang diperhatikan dalam
metode simpleks ini adalah tiga tahap yang dilakukan pada linear programming
yaitu:
1.
Tahap selanjutnya merupakan tahap teknis yang secara umum ada dalam
linear programming (Ayu, 1996). Tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.
perusahaan.
menggunakan
Tahap
metode
ini
sebenarnya
matematik,
dengan
untuk
mempermudah
memutuskan
memakai
dalam
simbol
contoh,
suatu
perusahaan
pembuat
barang
elektronik
51
diberi simbol-simbol X1, X2, dan X3. Simbol-simbol matematik tersebut mewakili
produknya.
X1 = jumlah radio yang diproduksi,
X2 = jumlah TV yang diproduksi, dan
X3 = jumlah VCD-Player yang dihasilkan.
Berdasarkan perubah (decision variables) yang sudah dipilih, semua
constraints
dan
objective
function
kemudian
diekspresikan
menggunakan
perubah-perubah tersebut.
Untuk objective function, selalu ditulis dalam bentuk maximise atau
minimise dari fungsi yang akan di maksimalkan atau dimimalkan.
Sebagai
contoh, apabila keuntungan yang diperoleh dari penjualan satu Radio Rp6000,
satu TV Rp4000, dan satu VCD-Player Rp2000, maka objective function untuk
mencari keuntungan terbesar ditulis
Maximise 6000 X1 + 4000 X2 + 2000 X3 .
Perubah
yang
sama
juga
digunakan
untuk
penulisan
constraints.
52
bi : constraint levels,
ci : objective function coefficients,
aij : constraint coefficients
BAB 10
DASAR DASAR EVALUASI PROYEK
Pengertian
Monitoring dan evaluasi partisipatif adalah monev yang dalam pelaksanaannya
mengikutsertakan pembelajaran demokrasi dan partisipasi bagi para pelakunya.
Pelaku monev partisipatif adalah pihak orang luar maupun warga masyarakat
yang menjadi sasaran program tersebut.
Apa konsekuensi dari pendekatan partisipatif terhadap sistem perencanaan dan
monev yang perlu dikembangkan? Tentunya aspek pemberdayaan masyarakat
dalam penilaian perkembangan, kemajuan dan capaian program merupakan
suatu aspek yang luas. Dimensinya bukan hanya ekonomi saja, melainkan juga
aspek sosial, politik lokal, kepemimpinan dan keorganisasian, dan lingkungan.
53
Apa yang perlu dimonev setelah suatu program berjalan, sejak perencanaan
sudah perlu dirumuskan bersama masyarakat. Dengan begitu, arah program akan
dikembangkan sesuai dengan rencana, dan penilaian (monev) dilakukan utuk
melihat apakah rencana itu berjalan atau tidak. Masyarakat menentukan:
perkembangan program apa yang penting dipantau dan apa saja indikator
capaian program yang akan dievaluasi pada suatu jangka waktu tertentu.
Monev
Partisipatif,
melibatkan
masyarakat,
agar
mereka
berdaya
Relevansi tujuan.dampak
Efektivitas
mencapai tujuan
Efektifitas perencanaan
strategi
untuk
daya
-
54
Menilai
Kelayakan
Kelembagaan
Pelaksana Program
Efektifitas
mekanisme
pengawasan
Struktur organisasi pelaksana
Mekanisme
pengambilan
keputusan
Menilai berbagai perspektif stakeholder
Mekanisme koordinasi
Bekerja sama
Membuat
dapat
pihak-pihak
aktif
marginal
bersuara
dan
bernegosiasi
Kesesuaian penggunaan anggaran
dengan ketentuan/standar
Kesesuaian
perumusan
tujuan
dengan ketentuan/standar
Seringkali staf program dan masyarakat merasa tidak memiliki kemampuan dan
keterampilan mengevaluasi pekerjaan yang mereka lakukan. Mengembangkan
metode-metode manajemen yang baik akan meningkatkan rasa percaya diri,
keterampilan dan kemampuan mereka.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk membuat masyarakat lokal merasa
dibutuhkan dan memiliki kemampuan dalam proses evalausi program adalah:
-
55
Mereka yang paling tahu apa yang dapat dilakukan, apa yang mesti
dihindari, apa yang mesti dipelajari, dan bagaimana mereka menggunakan
apa yang telah dipelajari
Mereka telah tahu banyak tentang program, (seperti, mana program yang
lalu, sekarang, dan masa yang akan datang) sementara staf program
hanya tahu yang bersifat detail seperti pendanaan.
meningkatkan
pemahaman
mereka
terhadap
sudut
pandang
bersama
kepada
tindakan
yang
direkomendasikan
dalam
evaluasi.
-
56
melibatkan
pemangku
kepentingan
secara
komperhensif
dan
keseluruhan
57