You are on page 1of 9

Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan bahan galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dan ini
mineral tidak berharga, yang dilakukan secara mekanis sehingga akan mengahasilkan produk
yang kaya mineral berharga (konsentrat). Proses pemsiahan ini didasarkan atas sifat fisik
mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral. Dengan melakukan pengolahan bahan
galian diharapkan akan didapatkan beberapa keuntungan baik secara ekonomis maupun
teknis, antara lain:
1. Secara ekonomis
- Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan
karena sebagaian mineral tidak berharga telah terbuang selama proses pengolahan dan kadat
bijih telah ditingkatkan.
- Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan serta mengurangi metal
yang hilang bersama slag
-

Menurunkan biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan.

2. Secara teknis
- Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral
berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya.
- Adanya kemungkinan konsentrat mengandung lebih dari satu mineral berharga maka ada
kemungkinannya dapat diambil logam lain sebagai sampingan.

Bagan Alir Tahapan Pengolahan Bahan Galian

Dalam pengolahan bahan galian dilakukan dalam tiga tahapan utama yaitu Preparasi,
Konsentrasi dan Dewatering. Masing-masing tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:

A. PREPARASI
Merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Preparasi dilakukan
melaui beberapa tahap, yaitu:
1.

Kominusi

Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud
dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatannya dengan
menggunkan crusher dan grinding mill. Kominusi terbagi dalam tiga tahap yaitu:
1.

Primary Crushing

Merupakan tahap pengancuran yang pertama, untuk material yang berukuran besar 84 x 60
inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Alat-alat yang digunakan dalam primary chrushing:
a.

Jaw crusher

b.

Gyratory crusher

2.

Secondary Crushing

Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran umpan lebih kecil dari 6 inchi
dan produknya berukuran 0,5 inchi. Alat-alat yang digunakan:
a.

Jaw crusher (kecil)

b.

Gyratiry crusher (kecil)

c.

Cone crusher

3.

Fine Crushing (Grinding Mill)

Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary crushing. Proses
penghancuran pada milling menggunkan shearing stress.
Milling dklasifikasikan menjadi beberapa macam berdsarkan:
a.

Bentuk Cell

b.

Grinding media

2.

Sizing

Merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu:


Screening
Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat dikelompokan menjadi dua
golongan yaitu secara operasi difusional (diffusional operation) dan pemisahan
mekanik(mechanical separation). Operasi diffusional adalah prosedur pemisahan berdasarkan
atas perpindahan fase atau perpindahan fase ke fase yang lain, sedang pemisahan mekanik
adalah prosedur pemisahan yang meliputi partikel zat padat.
Pemisahan secara mekanik ditujukan untuk campuran yang heterogen dengan besar ukuran
partikel lebih besar 0,1m. teknik pemisahannya didasarkan atas besaran-besaran fisika
antara lain: ukuran, bentuk dan densitas.
Screening adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran lubang ayakan
sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh ayakan disebut oversize, yang
melewati (lolos) disebut undersize.
Tujuan dilakukan screening adalah:
-

Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya

Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding

Memenuhi permintaan pasar

Menyempurnakan langkah dalam concentration process

Kadangkala pengayakan terjadi bertingkat-tingkat, sehingga akan didapatkan hasil dengan


berbagai fraksi ukuran (sized fraction) yang berjenjang dari fraksi yang maksimum dan fraksi
yang minimum. Pengayakan juga dapat dilakukan pada kondisi basah, tetapi pada umumnya
pengayakan dilakukan pada kondisi kering.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos lubang ayakan
adalah:
-

Ukuran bukaan ayakan

Ukuran relatif partikel

Pantulan dari material

Kandungan air

Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:


-

Parallel rod screen

Panched plate

Woven wire screen

3.

Classifying

Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis partikel. dalam
classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan mengendap lebih cepat daripada
partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.
Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:
Sorting classifier menggunakan cairan kental
Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya adalahhindered setting yaitu pengendapan
yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental. Mineral yang mempunyai
berat jenis yang berat akan lebih dahulu mengendap jika dibandingkan dengan mineral yang
mempunyai berat jenis ringan. Contoh-contoh yang termasuk dalam sorting classifier adalah
Evan classifier, Fahrenwald sizer dan Hydrotator classifier.
Sizing classifier menggunkan cairan encer
Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada dalam
suspensi. Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu pengendapan dari
material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa hambatan dari material lain.
Classifier dibagi menjai dua macam yaitu: settling cone dan mechanical classifier.
Sizing classifier menggunakan udara.
Pada sizing classfier karena menggunakan udara maka classifier ini sering disebut
dengan pneumatic classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang dilengkapi dengan
alat pengumpul debu/kotoran.
Pemisahan partikel-partikel dalam alat ini dipengaruhi oleh:
-

Distribusi ukuran, bentuk butir, berat jenis, kelembaban dari partikel itu.

Sifat permukaan, besarnya gaya yang ditimbulkan dari alat yang digunakan.

Classifier dengan media udara ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
-

Berdasarkan gravitasi

Berdasarkan inersia (movement)

Kapasitas classifier dipengaruhi oleh:


-

Kemiringan alat

Kecepatan masuknya umpan

Dilution yaitu perbandingan antara air dengan solid

Kecepatan penggarukkan.

B.

KONSENTRASI

Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tak
berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan.
Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik mineral diantaranya adalah:
a.

Warna, kilap dan bentuk kristal

Konsentrsi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking/hand sorting)


b.

Gravity concentration

Konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.


c.

Sifat kemagnetan

Mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan yang dimiliki. Alat yang biasa digunakan
adalah magnetic separator. Alat ini berkerja berdasarkan kuat lemahnya mineral; tersebut
tertarik oleh magnet sehingga antara mineral magnetis dan non magnetis dapat dipisahkan.
Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering ataupun basah.
d.

Daya hantar listrik

Alat yang biasa digunakan adalah high tension separatoratau electro static separator yang
hasilnya berupa mineral konduktor dan non konduktor. Proses ini selalu dilakukan dalam
keadaan kering.
e.

Sifat permukaan mineral

Permukaan mineral ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap gelembung udara.
Untuk mengubah mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara biasanya
digunakan reagent kimia seperti Collector, Modifier dan Frother. Dengan memberikan
gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineal yang dikehendaki dan
tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses semacam ini biasanya disebut sebagi flotasi.

C. DEWATERING
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan dalam
beberapa tahapan yaitu:

1.

Thickening

Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas kecepatan mengendap
partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya digunakan adalah thickener.
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a.

Flocculating

Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran karena


partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan demikian
partikel akan membentuk gumpalan yang relative akan lebih cepat mengendap. Untuk
menggumpalkan perlu ditambahkan reagent yaitu flocculation agent.
b.

Sedimentasi

Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan


pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis partikel. Padatan yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat mengendap karena gaya berat
(gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas
yang rendah, cara pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel yang
terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang lebih besar baru
kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia
seperti tawas atau dengan cara melakukan pengadukan secara perlahan-lahan.
c.

Compaction

Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada dasar
thickener.

d.

Elemination

Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah bebas
dari solid dan dikeluarkan sebagaioverflow melalui bagian atas dan underflow dikeluarkan
melalui bagian bawah
2.

Filtarsi

Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada filtrasi secara
garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter maka material
tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter.
Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya
gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan memerlukan perlakukan
khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan akan sukar tertahan pada
medium penyaringnya.

Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai porous cake dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air pulp akan
mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada perbedaan tekanan dari
kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir. Pori-pori dari filter lebih besar
daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan sehingga akan membentuk pori-pori
baru yang merupakan cake. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi akan semakin lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
-

Area filter

Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter

Penampang rata-rata dari pori

Jumlah pori tiap unit area filter

Tebal filter cake area

Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:


-

Gravity filter

Suction Filter

Batch Vacum filter

Centrifugal filter

Pressure filter

Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-larutan tertentu


(produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan campuran tersebut
merupakan fluida yang sangat non-newtonian dimana cake yang terbentuj sangat
compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang tidak
permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu mendapat
perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi terlebih dahulu
3.

Drying

Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga
padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara
penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari liquid
besar karena specific heat dan laten heatpenguapan air besar sehingga sering membuat
kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:

Flash Drying
Rotary drying
Rubble-hearth drying

You might also like