Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Barkatul Aulia (0807121133)
Mahfirani Masyithah (0807121103)
Maulia Rayana (0807121131
Tiara Fitriana (0807121159)
Winny N. Erziza (0807121143)
Benyamin (0507111957)
PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat serta
karunia-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Hydrocracking Unit ini
adalah agar para mahasiswa lebih memahami tentang aplikasi hydrocracking
dalam pengolahan minyak bumi.
Dalam pembuatan makalah ini tentu banyak hambatan dan rintangan,
diantaranya adalah pada pencarian sumber atau bahan serta waktu yang sangat
terbatas dalam menyusun makalah, dan hal-hal lainnya yang mungkin tidak perlu
disebutkan.
Ucapan terima kasih kami untuk pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah, terutama kepada teman-teman yang membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini, selanjutnya terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami.
Kritik dan saran sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.
1.2.
1.3
1.4
1.5
1.6
Ruang Lingkup...................................................................................................7
1.7
Tujuan..................................................................................................................7
Istilah-istilah...........................................................................................................38
Daftar Pustaka........................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Minyak Bumi
Minyak Bumi ( Crude Oil ) merupakan hasil tambang yang diperoleh
melalui kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sehingga dapat dikeluarkan
ke permukaan bumi untuk dimanfaatkan bagi kepentingan yang lebih besar, baik
sebagai sumber energi ataupun bahan baku industri, seperti Petrokimia.
Komponen penyusun minyak bumi terdiri dari Hidrogen dan Karbon, juga
terdapat sejumlah kecil pengotor, antara lain Belerang, oksigen dan nitrogen.
Komposisi kimia dan fisika minyak mentah sangat bervariasi, tetapi komposisi
elementer pada umumnya adalah :
Tabel Komposisi Minyak Bumi
Unsur
Carbon
Persentase
84 87
Hidrogen
11 14
Sulfur
0,04 6
Nitrogen
0,1 2
Oksigen
Sumber : Hardjono, 1987
0;1 2
Dasar unsur unsur utama minyak bumi diatas tersebut hanya dua unsur
yang akan diproses untuk mendapatkan minyak bumi dengan kualitas yang baik.
Unsur tersebut adalah karbon dan hidrogen, sedangkan sulfur dan nitrogen akan
dihilangkan.
1.2 Tujuan
1. Memahami dan dapat menggambarkan keluaran proses
yang mencakup
produk utama, produk samping, energi, dan limbah untuk industri proses
2. Mendapatkan gambaran tentang wujud pengoperasian sistem pemrosesan atau
fasilitas yang berfungsi sebagai sarana pengolahan minyak dan gas bumi.
BAB II
HYDROCRACKING PROSES
2.1 Pengertian Hydrocracking
Hydrocracking merupakan unit proses kilang minyak bumi yang termasuk
kelompok secondary processing,yaitu proses downstream kilang minyak bumi
yang menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan produk-produknya.
2.2 Teori Hydrocracking
Hydrocracking merupakan proses mengubah umpan berupa minyak berat
menjadi produk-produk minyak yang lebih ringan dengan kehadiran hydrogen
dengan bantuan katalis dan menggunakan tekanan tinggi (hingga 100 s/d 200
kg/cm2; umumnya 175 kg/cm2) dan temperatur medium (290 s/d 454 oC). Katalis
yang digunakan berbasis silika alumina dengan kombinasi nikel, molybdenum,
tungsten. Feed hydrocracking yang umum adalah heavy atmospheric gas oil,
heavy vacuum gas oil, catalytically gas oil, atau thermally cracked gas oil.
Feedstock ini diubah menjadi produk-produk dengan berat molekul yang lebih
ringan dan biasanya dengan memaksimalkan produk naphtha atau distillates
(kerosene atau diesel).
2.2.1 Reaksi Kimia Hydrocracking
Reaksi yang terjadi pada proses hydrocracking adalah :
Reaksi utama :
Hydrogenasi PNA (Poly Nucleic Aromatic)
Ring opening dan pemisahan rantai samping
Reaksi cracking paraffine
Reaksi lain
Isomerisasi (Senyawa cincin, rantai samping, paraffine)
Penjenuhan olefin
Penghilangan sulfur, nitrogen, oksigen
Konversi polynaphthene dan PNA
Akumulasi parafin di unconverted oil/UCO
Bersamaan dengan proses hydrocracking, impurities yang terkandung
dalam feed, seperti senyawa sulfur, nitrogen, oksigen, halide, dan metal juga
dihilangkan. Selain itu senyawa olefin juga dijenuhkan.
saat feed melewati unggun katalis (catalyst bed). Urutan kemudahan reaksi yang
terjadi di hydrocracking adalah sebagai berikut (mulai dari yang paling mudah
hingga yang paling susah) :
Penghilangan logam
Penjenuhan olefin
Penghilangan sulfur
Penghilangan nitrogen
Penghilangan oksigen
Penjenuhan cincin (heteroaromatic multiring aromatic monoaromatic)
Cracking naphthene (multiring naphthene mono naphthene)
Cracking parafin
Urutan reaksi hydrocracking pada reaktor hydrocracker adalah sebagai
berikut :
Merkaptan
C - C - C - C - SH H 2 C - C - C - C H 2S
Sulfida
C - C - S - C - C 2H 2 2C - C H 2S
Disulfida
C - C - S - S - C - C 3H 2 2C - C 2H 2S
Sulfida siklik
Thiophane
Sedangkan
untuk
reaksi
hydrodenitrification
(HDN),
sebelum
b. Hydrogenolysis
c. Denitrogenation
Quinoline
Pyrrole
Olefin siklik
Amorphous
Zeolite
5
Biasanya promoter berupa Pd, Pt, NiW, NiMo, CoMo, dan CoW. Kekuatan
hydrogenation-nya berturut-turut adalah Pt > Pd > NiW > NiMo > CoMo > CoW
> PdS > PtS. Namun Pd dan Pt sangat tidak toleran terhadap sulfur dan harganya
sangat mahal.
Umumnya katalis hydrocracking dikelompokkan menjadi 2 tipe berdasarkan
support-nya, yaitu amorphous dan zeolite. Tipe amorphous digunakan jika
diinginkan maksimasi produk distilat (kerosene dan diesel), sedangkan tipe zeolite
digunakan jika diinginkan maksimasi produk naphtha. Perbandingan antara tipe
amorphous dan zeolite adalah sebagai berikut :
Catalyst properties
Kondisi operasi
Hydrogen partial pressure yang lebih tinggi
CFR/Combined Feed Ratio yang lebih tinggi
End point produk yang lebih tinggi
LHSV/Liquid Hourly Space Velocity yang lebih rendah
Feed components (Aromatic vs Parafinic)
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan selektivitas
katalis :
Catalyst properties
Mengurahi acid site concentration
Metal-acid balance yang sesuai
Struktur pori yang sesuai
Kondisi operasi
Hydrogen partial pressure yang lebih tinggi
CFR/Combined Feed Ratio yang lebih tinggi
End point produk yang lebih tinggi
LHSV/Liquid Hourly Space Velocity yang lebih rendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan stabilitas katalis :
Catalyst properties
Metal-acid balance yang sesuai
Kondisi operasi
PNA/Poly Nucleic Aromatic concentration yang rendah
Metal content yang rendah
Salt concentration yang rendah
Mekanisme deaktivasi katalis hydrocracking dan faktor pengendalinya dapat
system reactor sehingga bentuk metal oksida dari katalis akan bereaksi dengan
senyawa sulfide dan berubah menjadi metal sulfide.
Jumlah sulfur yang diinginkan untuk dapat diserap oleh katalis selama
proses sulfiding untuk dapat mengaktifkan katalis adalah sebesar 8%wt katalis
untuk katalis hydrocracking. Sedangkan untuk graded catalyst yang digunakan di
hydrocracker, kebutuhan sulfur bervariasi antara 8 s/d 12%wt katalis.
Kondisi operasi yang penting diperhatikan saat proses sulfiding adalah
sebagai berikut :
Temperatur terkendali
fase liquid atau fase gas. Yang dimaksud dengan fase liquid atau fase gas adalah
fase dari sulfiding agent yang digunakan saat diinjeksikan ke dalam sistem.
Perbadingan antara cara fase liquid dan fase gas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel III. Perbandingan In-situ Sulfiding Fase Liquid dan Fase Gas
Diantara kedua metode sulfiding ini, in-situ sulfiding fase liquid paling
banyak dilakukan terutama karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat.
Prosedur in-situ sulfiding fase liquid dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Ethyl Mercaptan
C2H5SH + H2 C2H6 + H2S
DMDS
CH3SSCH3 + 3H2 2CH4 + 2H2S
DMSO
CH3SOCH3 + 3H2 2CH4 + H2S + H2O
Quenching
distributor
diperlukan
untuk
mengontrol
reactor
bed
Umur katalis
tertutup oleh ammonia maka aktivitas katalis akan langsung menurun. Untuk
menghindari terjadinya akumulasi ammonia pada permukaan katalis, diinjeksikan
wash water pada effluent reactor, sehingga ammonia akan larut dalam air dan tidak
menjadi impurities bagi recycle gas. Ammonia bersifat racun sementara bagi katalis.
Jika injeksi wash water dihentikan atau kurang maka akan terjadi akumulasi ammonia
pada permukaan katalis, namun setelah injeksi wash water dijalankan kembali maka
akumulasi ammonia pada permukaan katalis akan langsung hilang.
Coke
Coke dapat terjadi karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Terjadi reaksi kondensasi HPNA (heavy polynucleic aromatic).
2. Temperature reaksi yang tidak sesuai (temperature terlalu tinggi atau umpan
minyak terlalu ringan).
3. Hydrogen partial pressure yang rendah (tekanan reaktor atau hydrogen purity
recycle gas yang rendah).
4. Jumlah recycle gas yang kurang (jumlah H2/HC yang kurang/lebih rendah
daripada disain).
0
pressure (tekanan reaktor atau hydrogen purity pada recycle gas), atau penggunaan
carbon bed absorber untuk menyerap HPNA.
Keracunan logam
Pada proses penghilangan logam dari umpan, senyawa logam organic
terdekomposisi dan menempel pada permukaan katalis. Jenis logam yang biasanya
menjadi racun katalis hydrocracker adalah nikel, vanadium, ferro, natrium, kalsium,
magnesium, silica, arsenic, timbal, dan phospor. Keracunan katalis oleh logam
bersifat permanent dan tidak dapat hilang dengan cara regenerasi. Keracunan logam
dapat dicegah dengan membatasi kandungan logam dalam umpan. Best practice
batasan maksimum kandungan logam yang terkandung dalam umpan hydrocracker
adalah 1,5 ppmwt untuk nikel dan vanadium, 2 ppmwt untuk ferro dan logam lain,
serta 0,5 ppmwt untuk natrium.
Kandungan air dalam katalis
Air dapat masuk ke dalam katalis jika pemisahan air dari feed hydrocracker di
dalam tangki penyimpanan tidak sempurna ataupun terjadi kerusakan steam coil
pemanas tangki penyimpanan. Air dapat dicegah masuk ke dalam reactor dengan
memasang filter 25 micron.
Severity operasi
Severity operasi yang melebihi disain akan menyebabkan laju pembentukan coke
meningkat, sehingga akan meningkatkan laju deaktivasi katalis.
Gambar 15. Diagram Alir Petunjuk Pemilihan Skema Aliran Proses Hydrocracker
point tinggi biasanya juga mengandung sulfur dan nitrogen lebih banyak. Initial
boiling point umpan yang rendah (< 370 oC) tidak berpengaruh buruk terhadap
operasi, namun akan mengurangi efisiensi operasi karena fraksi < 370 oC tidak
mengalami konversi di katalis.
Kandungan Sulfur dan Nitrogen
Kenaikan jumlah senyawa sulfur dan nitrogen organik akan meningkatkan
severity operasi. Kandungan sulfur tinggi akan meningkatkan konsentrasi H 2S dalam
recycle gas sehingga akan menurunkan purity recycle gas dan kemudian menurunkan
tekanan partial hydrogen. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas
katalis karena konsentrasi H2S hanya berkisar ratusan ppm (part per million). Namun
kandungan senyawa nitrogen organik yang terkonversi menjadi ammonia dan
terakumulasi dalam recycle gas akan menurunkan aktivitas katalis. Oleh karena itu,
umpan dengan kandungan nitrogen organik tinggi akan lebih sulit diproses dan
membutuhkan temperatur lebih tinggi.
Kandungan Senyawa Tak Jenuh
Jumlah senyawa tak jenuh seperti olefin dan aromatik yang terkandung dalam
umpan akan meningkatkan kebutuhan gas hidrogen dan meningkatkan panas reaksi
yang dilepas. Secara umum untuk boiling range umpan tertentu, penurunan API
gravity mengindikasikan peningkatan kandungan senyawa aromatik tak jenuh. Selain
itu parameter lain yang mengindikasikan peningkatan senyawa tidak jenuh adalah
tingginya angka insoluble normal Heptane (n-C7). Kandungan hidrokarbon tak jenuh
yang berlebihan dapat menyebabkan permasalahan kesetimbangan energi bila suatu
unit tidak dirancang khusus untuk jenis umpan tersebut.
Komponen Cracked Feed
Catalytically cracked feed dan thermally cracked feed biasanya memiliki
kandungan sulfur, nitrogen, dan particulate yang lebih besar. Selain itu juga
mengandung aromatik dan senyawa pembentuk HPNA yang lebih banyak. Hal ini
menyebabkan cracked feed lebih sulit diproses dan membutuhkan hidrogen lebih
banyak. Pengolahan cracked feed akan meningkatkan laju deaktivasi katalis dan juga
pressure drop reaktor.
Racun Katalis Permanen
2.6.2 Fresh Feed Rate atau LHSV (Liquid Hourly Space Velocity)
LHSV didefinisikan sebagai (fresh feed, m 3/jam)/(volume katalis, m3),
sehingga satuan LHSV adalah 1/jam. Kenaikan feed rate dengan volume katalis yang
tetap akan menaikkan nilai LHSV. Untuk memperoleh tingkat konversi reaksi yang
sama, maka sebagai kompensasinya maka temperatur reaksi (temperature inlet
reactor) harus dinaikkan. Namun kenaikan temperatur catalyst akan menyebabkan
peningkatan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis sehingga akan
mengurangi umur katalis.
Menurunkan panas yang dilepaskan oleh reaksi, karena recycle feed tersebut
telah terdesulfurisasi dan telah jenuh serta hanya membutuhkan reaksi
hidrocracking. Hal ini dapat menurunkan beban katalis.
Menurunkan severity reaksi.
Efek langsung kenaikan CFR adalah pengurangan yield naphtha (dan
kenaikan yield produk 150 oC+) dan dari kenaikan yield produk 150 oC+ yang
tertinggi adalah kenaikan jumlah produksi diesel.
CFR optimum untuk operasi Hydrocracker adalah antara 1,6 s/d 1,65. CFR > 1,65
berarti unit dijalankan dengan low severity, sedangkan jika CFR < 1,6 berarti unit
dijalankan dengan high severity. CFR ini bisa juga untuk mensiasati umur katalis; jika
peak temperature fresh feed reactor sudah tercapai, CFR dapat dinaikkan untuk
menurunkan severity operasi fresh feed reactor.
Peningkatan laju alir recycle gas akan meningkatkan rasio H 2/HC. Pengaruh
perubahan H2/HC sama dengan pengaruh tekanan parsial hidrogen terhadap severity
reaksi. Variabel yang dikendalikan untuk menjaga H 2/HC adalah laju recycle gas,
hydrogen purity dalam recycle gas, dan laju umpan.
2.6.7 Temperatur
Kenaikan temperatur akan menaikkan konversi yang kemudian akan
menyebabkan kenaikan laju deaktivasi katalis. Kenaikan temperature yang mendadak
dan sangat tinggi disebut dengan istilah temperature runaway atau temperature
excursion. Temperature runaway atau temperature excursion didefinisikan sebagai
berikut :
T reaktor (peak inlet temperature) > 28 oC (untuk 1st stage amorphous catalyst)
atau > 14 oC (untuk 2nd stage amorphous catalyst) atau > 42 oC (untuk 1st stage
zeolite catalyst) atau > 21 oC (untuk 2nd stage zeolite catalyst),dan
Peak temperature reaktor melebihi batasan disain (untuk amorphous catalyst > 454
oC).
NH4OH
NH4HS
adalah dengan melihat kandungan NH 4HS yang terlarut dalam sour water di high
pressure separator. Kandungan NH4HS dalam sour water diusahakan sekitar 8%wt (di
bawah 8%wt pelarutan oleh wash water dianggap kurang efektif sehingga injeksi
wash water harus ditambah dan di atas 8%wt akan menyebabkan sour water yang
dialirkan ke unit sour water stripper menjadi korosif sehingga injeksi wash water
harus dikurangi.
Injeksi wash water biasanya dilakukan pada inlet fin fan cooler upstream high
pressure separator. Temperatur wash water tidak boleh terlalu tinggi. Best practicenya, temperatur wash water harus cukup rendah sehingga minimal 20% dari injeksi
wash water masih tetap berbentuk cair pada outlet fin fan cooler (inlet high pressure
separator).
Jika injeksi wash water terganggu dalam waktu lebih dari 30 menit maka efeknya
akan langsung terasa, yaitu jumlah unconverted oil meningkat (karena konversi
menurun akibat meningkatnya kandungan ammonia pada recycle gas yang berebut
untuk menempati active site katalis). Oleh karena itu, jika dalam waktu 30 menit
gangguan injeksi wash water tidak dapat diatasi, maka unit hydrocracker harus turun
feed atau bahkan harus shutdown jika injeksi wash water sama sekali tidak ada karena
ketidakadaan wash water akan menyebabkan plugging pada fin fan cooler upstream
high pressure separator.
Istilah-istilah
1. Channeling didefinisikan sebagai pembentukan aliran tertentu pada reactor
catalyst bed, distribusi aliran melalui reactor catalyst bed tidak merata.
2. Cracked feed didefinisikan sebagai umpan yang sebelumnya telah mengalami
pengolahan di unit thermal cracking seperti delayed coking unit atau
visbraker.
runaway
atau
temperature
excursion
adalah
kenaikan
1
2
3
4
5
Daftar Pustaka
A. Meyes, Robert. 1986. Handbook of Petrolium Refining Process. New York:
McGraw-Hill Book Company Inc.
Esber, I Shareen. 1983. Catalytic Processingin Petrolium Refining. PennWell
Publishing Company.
Karjono. 1995. Proses Pengolahan Migas. Cepu: PPT Migas.
Nelson, W.I. 1969. Petrolium Refinery Engineering. New York: McGraw-Hill
Book Company Inc.