You are on page 1of 12

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 181
Pekanbaru
Leny Julia Lingga1, Erlisnawati2, M. Jaya Adiputra3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
Abstract
The background of the problem in this research is the teacher still dominates, less actively engage
students and manage unqualified teachers in learning. Management of teaching and learning
activities have not been so good since the implementation of learning in general, teachers are
presenting the material using the Social Sciences lecture method. This resulted in the students are
passive, less enjoying the lessons, noisy and tend to get bored to accept the lessons given by the
teacher. It is necessary for the study of learning to Cooperative Learning Model Application Types
make a match. In this learning model, students are looking for a partner while learning about a
concept or topic in a pleasant atmosphere. This research forms the Classroom Action Research
(CAR). This study aims to improve learning result IPS the students of class IV SDN
181Pekanbaru.With the formulation of the problem "What is the application of cooperative
learning model types make a match can improve learning result IPS the students of class IV SDN
181Pekanbaru? '. The results of this study indicate that the replication cycle I increased individual
student mastery of basic score the 10 students who completed (27.78%) increased by 19 students
to 29 students (80.55%). In the second cycle increases by 5 people (13.89%) of the first cycle to 34
students (94.44%). This means that the cooperative learning model application types make a
match can improve learning result IPS the students of class IV SDN 181Pekanbaru.
.

Keyword : Make a Match, Study Results of IPS


PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD). IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
1. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0805132169, e-mail
lennyjulialingga@yahoo.co.id
2. Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail

erlis.uqi.@gmail.com
3. Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail

muhammad.thaha78@gmail.com
1

Berdasarkan hasil yang penulis lakukan dengan guru IPS kelas IV SDN
181 Pekanbaru pada tahun pelajaran 2011/2012 masih banyak terdapat siswa yang
belum mencapai ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65.
Banyak jumlah siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 26 orang (72,22%),
dibandingkan dengan siswa yang tuntas hanya 10 orang (27,78%) dengan rata-rata
58. rendahnya hasil belajar IPS siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
dalam mengajar guru masih lebih mendominasi, kurang melibatkan siswa secara
aktif dan kurang mampunya guru dalam mengelolah pembelajaran. Pengelolaan
kegiatan belajar mengajar belum begitu baik karena dalam pelaksanaan
pembelajaran pada umumnya guru masih menyajikan materi IPS dengan
menggunakan metode ceramah. Hal ini berakibat siswa bersifat pasif, kurang
menyenangi pelajaran, ribut serta cendrung cepat bosan untuk menerima pelajaran
yang diberikan oleh guru.
Dengan adanya masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan
hasil belajar IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah teknik
pembelajaran mencari pasangan. Keunggulan dan kelebihan model ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Dengan demikian materi pelajaran mudah dipahami
oleh siswa dan pada gilirannya meningkatkan hasil belajarnya karena konsepkonsep pembelajaran telah diperoleh bersama dengan pasangannya dalam
kelompok.
Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah: Apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas IV SDN 181 Pekanbaru?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas IV SDN 181 Pekanbaru dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 181
Pekanbaru. Bagi guru, dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih model
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 181 Pekanbaru. Bagi peneliti,
diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan wawasan dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi didunia pandidikan.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu,penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran, (Arikunto:2011: 58).
Menurut Mulyasa (2010: 11) penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya
untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan
sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut
dilakukan oleh guru, guru bersama-sama peserta didik, atau oleh peserta didik di

bawah bimbingan dan arahan guru dengan maksud untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Gambar. 1
Siklus PTK
Perencanaan
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan
?

Sumber: Arikunto (2011: 16)


Penelitian ini dilaksanakan di SDN 181 Pekanbaru Provinsi Riau,
sedangkan waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai April 2012.
Penelitian ini akan dilakukan sebanyak 2 siklus dan dalam empat tahap,
yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match diadakan analisis deskriptif,
komponen yang dianalisis adalah:
Aktifitas Guru dan Siswa
Observasi kegiatan guru dan siswa dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi mengacu pada kegiatan belajar mengajar dengan
medel make a match. Kegiatan belajar mengajar dinilai melalui lembar observasi
dengan rumus:
NR=

100%
(dalam Syahrilfuddin: 81)

Keterangan:
NR = Persentase aktivitas guru/siswa
JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan
SM = Skor maksimum yang didapat dari aktivitas guru/siswa
Kategori penilaian dari aktivitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1
Interval dan Kategori Aktivitas Guru dan Siswa
Interval %

Kategori

Skor 81 100
Amat baik
Skor 61 80
Baik
Skor 51 60
Cukup
Skor 0 49
Kurang
Purwanto (dalam Syahrilfuddin, dkk 2011: 82)
Hasil Belajar
Skor yang diperoleh siswa
x100%
Skor maksimal
Purwanto, 2004 (dalam Syahrilfuddin, dkk)

Hasil Belajar =

Rumus Rata-rata
X

Xi
n

(Alexander 2009: 19)

Peningkatan Hasil Belajar

P=

Posrate- Baserate
x100%
Baserate

(Aqib, 2011: 53)

Keterangan:
P
= Persentase peningkatan
Poserate = Nilai sesudah diberikan tindakan
Baserate = Nilai sebelum tindakan
Ketuntasan Klasikal
Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
ST
PK =
x100%
N
4

Keterangan :
PK = Persentase ketuntasan klasikal
ST = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Tabel.2
Interval dan Kategori Ketuntasan Hasil Belajar
Interval %

Kategori

Skor 80 100
Amat baik
Skor 70 79
Baik
Skor 60 79
Cukup
Skor 40 59
Kurang
Skor 0 49
Kurang sekali
Purwanto, 2004 (dalam Syahrilfuddin,dkk 2011: 82)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas IV SDN 181 Pekanbaru.
Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan semua instrumen penelitian
yang dibutuhkan yaitu terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data. Perangkat pembelajaran dalam penilitian ini terdiri dari
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk empat kali pertemuan yang
mana setiap pertemuan masing-masing terdiri dari satu kali pertemuan, kartu soal
dan kartu jawaban.
Sedangkan instrumen pengumpulan data terdiri dari rubrik lembar
pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas guru. Rubrik lembar
pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa. Seperangkat tes
hasil belajar IPS untuk ulangan harian siklus I dan soal ulangan harian siklus II.
Perangkat tes hasil belajar IPS terdiri dari Kisi-kisi Ulangan Harian I, Soal
Ulangan Harian Siklus I, Jawaban Ulangan Harian Siklus I, Kisi-kisi Ulangan
Harian II, Soal Ulangan Harian Siklus II, Jawaban Ulangan Harian Siklus II.
Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali
dalam satu minggu yang terdiri dari dua jam pelajaran (2x35menit) dalam setiap
pertemuan. Kegiatan pembelajaran tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi
dan Transportasi ini dilaksanakan enam kali pertemuan dengan dua siklus. Siklus
pertama terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan dengan dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a
match satu kali pertemuan untuk Ulangan Harian I, sedangkan pelaksanaan siklus
kedua terdiri dari tiga kali pertemuan dengan dua pertemuan dengan dua Rencana
5

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menyajikan materi dengan model make a


match satu kali pertemuan untuk Ulangan Harian II.
Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dan dilakukan refleksi
guna mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
dan merencanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan
tindakan pada siklus II.
Siklus Pertama dan kedua
Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Aktivitas guru
Berdasarkan lembar pengamatan aktifitas guru selama proses
pembelajaran. Maka pada proses pembelajaran untuk pada siklus I pertemuan dan
kedua dan siklus II pada pertemuan pertama dan keduadiperoleh data seperti yang
terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel.3
Analisis Persentase Aktivitas Guru dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
pada Siklus I dan Siklus II
Penilaian
Aspek Yang Diamati

Jumlah skor
Persentase
Persentase
Kategori

Siklus I

Pert. 1
26
2,88
72,22%
Baik

Siklus II

Pert. 2
29
3,22
80,55%
Baik

Pert. 1
31
3,44
86,11%
Amat Baik

Pert. 2
33
3,66
91,66%
Amat Baik

Aktifitas Siswa
Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa selama peroses
pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel persentase
aktivitas siswa dibawah ini.
Tabel.4
Analisis Persentase Aktivitas Siswa dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
pada Siklus I dan Siklus II
Penilaian
Aspek Yang Diamati

Jumlah skor
Rata-rata

Siklus I

Siklus II

Pert. 1
25

Pert. 2
29

Pert. 1
32

Pert. 2
34

2,77

3,22

3,55

3,77

Persentase

69,44%

80,55%

88,88%

94,44%

Kategori

Baik

Baik

Amat Baik

Amat Baik

Refleksi Siklus I
Berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran
berlangsung selama tiga kali pertemuan, kemudian dianalisis dan didiskusikan
dengan peneliti dengan kesimpulan:
Pertemuan pertama, aktivitas guru belum sempurna dan kurang sitematis. Dalam
pelaksanaannya siswa masih merasa bingung dan sebagian siswa asik dengan
permainan kartu, sehingga guru mengingatkan dan membantu siswa agar
memahami makna pembelajaran. Pertemuan kedua, lembar observasi guru sudah
masuk kedalam kategori baik hanya beberapa indikator yang perlu diperbaiki dan
pada lembar observasi siswa juga sudah mulai baik, tetapi belum meningkat
terlalu tinggi. Pertemuan ketiga, ulangan berjalan dengan tertib dan baik. Rencana
yang akan guru lakukan adalah kekurangan-kekurangan pada siklus I akan
diperbaiki pada siklus II.
Refleksi Siklus II
Pada proses pembelajaran siklus II dengan penerapan pembelajaran model
kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini terlihat dari lembar observasi guru dalam penerapan
pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada siklus II pertemuan pertama
aktivitas guru dan siswa meningkat dengan kategori baik. Adapun pada catatan
lembar pengamatan aktivitas guru pertemuan pertama mencapai nilai rerata yang
baik dan pada penemuan kedua juga meningkat mencapai nilai rerata sangat
memuaskan, begitu juga dengan catatan di lembar pengamatan aktivitas
siswa.Begitu juga dengan hasil ulangan harian II lebih baik dari sebelumnya.
Kesimpulannya pada kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah sesuai dengan
yang diharapkan, guru telah dapat melaksanakan model pembelajaran tipe make a
match dengan baik. Siswa juga telah memperlihatkan keaktifan dan keseriusan
dalam melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan hasil belajar.
Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa siklus pertama dan
kedua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada siswa kelas IV di SDN 181 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012 dilakukan
analisis hasil IPS siswa yaitu peningkatan hasil belajar IPS siswa. Dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel.5
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
No

Data

1
2
3

Skor Dasar
Siklus I
Siklus II

Jumlah
Siswa
36

RataRata
58
78,11
83,88

Peningkatan
SD UH I SD - UH II
34,67%

44,62%

Keterangan

Meningkat

Ketuntasan Belajar Siswa


Perbandingan kentuntasan individu dan klasikal, skor dasar, siklus I dan
siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
pada siswa SDN 181 Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut:

Siklus

Skor
Dasar
UH I
UH II

Tabel.6
Ketuntasan Secara Individu dan Klasikal
Ketuntasan Individu
Ketuntasan Klasikal
Jumlah
Siswa
Jumlah
siswa yang Persentase
yang
Kategori
Siswa
tidak
Ketuntasan
tuntas
tuntas

36

10

26

27,78%

TT

29

80,55%

34

94,44%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan hasil


belajar siswa antara skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II. Frekuensi
siswa mencapai KKM lebih banyak pada UH I dan UH II dibandingkan sebelum
tindakan. Pada skor dasar jumlah siswa yang tuntas 10 orang sedangkan yang
tidak tuntas 26 orang.Pada siklus I siswa yang tuntas meningkat sebanyak 29
orang sedangkan yang tidak tuntas 7 orang. Pada ulangan harian siklus II siswa
yang tuntas meningkat sebanyak 34 orang dan yang tidak tuntas menjadi 2 orang
saja.
Secara klasikal persentase kelas pada skor dasar adalah 27,78% dengan
kategori tidak tuntas. Pada UH I meningkat menjadi 80,55% dengan kategori
tuntas dan pada UH II meningkat lagi menjadi 94,44% dengan kategori tuntas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari skor dasar
ke siklus I dan siklus II. Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara
klasikal yaitu 75%, maka dapat disimpulkan bahwa dapat perubahan hasil belajar
kearah yang lebih baik. Peningkatan ketuntasan klasikal siswa dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:

Gambar.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

94.44%
80.55%

29

26
7

34

Skor Dasar
27.78%

Siklus I

Siklus II

10
2

Siswa Tidak Siswa Tuntas


Tuntas

Persentase
Ketuntasan

Berdasarkan ketercapaian ketuntasan minimal secara klasikal yaitu 75%,


maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan hasil belajar kearah yang lebih
baik. Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match (mencari pasangan) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN 181 Pekanbaru pada materi pokok perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tujuan
penelitian ini tercapai dan hipotesis penelitian dapat diterima.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Bardasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match persentase aktivitas
guru pada siklus I pertemuan 1 sebesar 72,22% dengan kategori baik meningkat
pada pertemuan 2 menjadi 80,55% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan
1 persentase sebesar 86,11% dengan kategori amat baik meningkat pada pertemua
2 menjadi 91,66% dengan kategori amat baik. Persentase aktivitas siswa pada
siklus I pertemuan 1 sebesar 69,44% dengan kategori baik meningkat pada
pertemuan 2 menjadi 80,55% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan 1
persentase sebesar 88,88% dengan kategori amat baik meningkat pada pertemua 2
menjadi 94,44% dengan kategori amat baik.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match
peningkatkan hasil belajar IPS siswa dari nilai rata-rata skor dasar yaitu 58
meningkat menjadi 78,11 pada ulangan akhir siklus I dengan besar peningkatan
(34,67%). Selanjutnya nilai rata-rata skor dasar yaitu 58 meningkat menjadi 83,88
pada ulangan akhir II dengan besar peningkatan (44,62%).
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match ketuntasan
klasikal pada skor dasar yaitu 27,78% meningkat sebesar 52,77% menjadi 80,55%
pada siklus I. Selanjutnya meningkat lagi pada siklus II sebesar 13,89% menjadi
94.44%.
Dari hasil diatas dapat mendukung hipotesis yang diajukan yaitu jika
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match maka dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 181 Pekanbaru. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat terbukti.
Saran
Melalui tulisan ini penulis mengajukan beberapa saran yang berhubungan
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam
pembelajaran IPS: Bagi Guru, sebaiknya guru memilih model pembelajaran
kooperatif tipe make a match sebagai salah satu model pembelajaran alternatif
yang diterapkan di kelas. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran
kooperatif tipe make a match model belajar yang menyenangkan, melatih anak
untuk aktif, berani dan bertanggung jawab didalam kelas sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Peneliti, sebelum melaksanakan penelitian hendaknya bekerjasama
terlebih dahulu dengan guru kelas, sehingga ketercapaian yang diharapkan dapat
optimal. Bagi peneliti lanjutan, penulis menyarankan agar melanjutkan penelitian
model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini juga dapat meningkatkan
hasil belajar pada materi pelajaran yang lain.

10

UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam menyelasaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau.
2. Drs. Zariul Antosa, M. Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Drs. H. Lazim N, M.Pd sebagaiKetua ProgramStudi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
4. Erlisnawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktunya dan membimbing serta memberikan saran dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. M. Jaya Adiputra, S.Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang juga telah
membimbing dan memotivasi dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas
Riau yang telah membekali ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
7. Hj. Suminarti, S.Pd., MA selaku Kepala Sekolah SDN 181 Pekanbaru yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah
ini.
8. Kepada kedua orang tua penulis ayahanda M. Arifin dan ibunda Lely Wati
tercinta yang telah memberikan dorongan semangat serta doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2008, yang selama ini memberikan
motivasi pada penulis.

11

DAFTAR PUSTAKA
Alexander. 2009. Statistik Pendidikan. Pekanbaru : PGSD
Arikunto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto. 2009. Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Aqib. 2011. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung:
Yrama Widya.
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erlinda. 2010. Bahan Ajar Model-Model Pembelajaran. Pekanbaru: PGSD
Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Noviana. 2010. Bahan Ajar Budaya Masyarakat Demokrasi. Pekanbaru: PGSD
Purwanto.2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya. 2008. Kurukulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Grup.
Silberman. 2011. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa
Media.
Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Slavin. 2009.Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Syahrilfuddin. 2011. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: PGSD
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tngkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

12

You might also like