You are on page 1of 12

Pembuatan Gel Dengan Aqupec HV-505 dari Ekstrak Umbi Bawang Merah

(Allium cepa, L.) Sebagai Antioksidan*

Boesro Soebagio, Taofik Rusdiana, Khairudin


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK ABSTRACT

Telah dilakukan penelitian untuk


Research on antioxidant capacity from
menguji aktivitas antioksidan dari
onion (Allium cepa L.) bulb extract was
ekstrak umbi bawang merah (Allium
assessed to compare with vitamin C
cepa L.) untuk dibandingkan dengan
(ascorbic acid). Formulation, physical
vitamin C (asam askorbat) disertai
stability and safety test of gel containing
dengan pembuatan, uji kestabilan fisik
onion (Allium cepa L.) extract were also
dan uji keamanan dari gel yang
carried out. Antioxidant capacity was
mengandung ekstrak umbi bawang
determined from IC50 of DPPH (1,1-
merah (Allium cepa L.). Uji aktivitas
diphenyl-2-picrylhidrazyl) assay and the
antioksidan dilakukan melalui penetapan
physical stability of gels containing
IC50 terhadap DPPH (1,1-difenil-2-pikril
onion extract was determined by
hidrazil) dan stabilitas fisik sediaan gel
observation of changes in physical
ditentukan berdasarkan pengamatan
appearances, color, odor, pH and
terhadap perubahan bentuk, warna, bau,
viscosity during two months of storage
pH dan viskositas selama dua bulan
period. Result showed that antioxidant
penyimpanan. Hasil percobaan
capacity of onion (Allium cepa L.) was
menunjukkan bahwa ekstrak umbi
1/17 times compared to vitamin C with
bawang merah (Allium cepa L.)
95,995 ppm of IC50 value. Observation
mempunyai aktivitas antioksidan 1/17
showed that there were no physical
kali dibandingkan vitamin C dengan
changes on each gel, but data analysis
IC50 sebesar 95,995 bpj. Evaluasi
showed that pH on gel with 0,03% and
menunjukkan tidak terjadi perubahan
0,06% extract have a significant change
fisik pada setiap sediaan gel namun
and gel with 0,06% extract have a
analisis statistika menunjukkan bahwa
significant viscosity change. This
perubahan pH signifikan terjadi pada gel
research also showed that gels with
dengan penambahan ekstrak sebesar
onion extract were safe enough to use.
0,03% dan 0,06%, sedangkan perubahan
viskositas signifikan terjadi pada gel
Keywords: Antioxidant, DPPH, onion,
dengan penambahan ekstrak sebesar
gel
0,06%. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa gel yang dibuat
aman untuk digunakan.

Kata kunci: Antioksidan, DPPH,


bawang merah, gel

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran,


Dalam Rangka Pengembangan Bidang Ilmu, 5 Desember 2007.
PENDAHULUAN radikal bebas dengan berbagai cara,
salah satunya melalui penangkapan
Latar Belakang Penelitian langsung (direct scavenging) radikal
Kontribusi terhadap metode isolasi, bebas (Kerry, 1997).
teknik dan uji aktivitas dari senyawa Dalam kurun waktu 20 tahun
antioksidan yang berasal dari alam telah terakhir, rempah-rempah dari genus
meningkat akhir-akhir ini (Suhaj, 2004). Allium banyak dipelajari karena
Menurut Widjaya (2003) kemampuan antioksidannya, yang dapat
antioksidan dinyatakan sebagai senyawa dibandingkan bahkan diantaranya lebih
yang secara nyata dapat memperlambat baik daripada antioksidan sintetik yang
oksidasi, walaupun dengan konsentrasi beredar di pasaran (Benkeblia, 2005).
yang lebih rendah sekalipun Bawang merah (Allium cepa, L.), famili
dibandingkan dengan substrat yang Liliaceae, adalah spesies dengan nilai
dapat dioksidasi. Antioksidan sangat ekonomi penting, dibudidayakan secara
bermanfaat bagi kesehatan dan berperan luas di seluruh dunia khususnya di
penting untuk mempertahankan mutu benua Asia dan Eropa (Rodrigues,
produk pangan (Trilaksani, 2003). 2003). Bawang merah menduduki
Pada awalnya, perhatian akan peringkat tertinggi kandungan kuersetin
senyawa antioksidan tertuju pada dalam suatu survey dari 28 sayuran dan
vitamin C, E dan karotenoid, sedangkan 9 buah-buahan (Hertog, 1996). Bawang
pada tahun-tahun ini kemampuan merah menyediakan sekitar 29% dari
antioksidan dari senyawa polifenol lebih flavonoid yang diperlukan tubuh
banyak menarik minat (Benkeblia, sekaligus membuktikan bahwa bawang
2005). Kini diketahui hampir 80 persen merah merupakan sumber yang baik dari
dari total antioksidan dalam buah dan polifenol antioksidan (Vinson, 1998).
sayuran berasal dari flavonoid, yang Sediaan gel mempunyai beberapa
dapat berfungsi sebagai penangkap sifat yang disukai seperti alirannya yang
anion superoksida, lipid peroksida tiksotropik, tidak lengket, mudah
radikal, kuensing oksigen singlet, dan menyebar, mudah dibersihkan,
pengkelat logam (Sibuea, 2004). kompatibel dengan beberapa eksipien
Kuersetin (3’,4’-dihidroksiflavonol) dan larut dalam air (Mohamed, 2004).
merupakan senyawa flavonoid dari Carbomer digunakan sebagai basis gel
kelompok flavonol dan terdapat karena bersifat non toksik dan tidak
terutama pada tanaman teh, tomat, apel, menimbulkan reaksi hipersensitif atapun
kakao, anggur, dan bawang (Sibuea, reaksi-reaksi alergi terhadap
2004). Kuersetin diindikasikan sebagai penggunaan obat secara topikal. Selain
flavonoid yang mempunyai kemampuan itu carbomer dapat menghasilkan
antioksidan paling kuat, ditandai dengan viskositas yang tinggi pada konsentrasi
perlindungan terhadap tubuh dari spesi rendah serta bekerja secara efektif pada
oksigen reaktif baik yang dihasilkan dari kisaran pH yang luas. Carbomer telah
metabolisme oksigen normal maupun banyak digunakan sebagai agen
yang diinduksi oleh faktor eksogen (De pembangun struktur dalam sediaan
Groot, 1994). Kuersetin melindungi lotion, krim dan gel selama lebih dari 40
kerusakan jaringan yang diinduksi oleh tahun (Desai, 1999).

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 2


5 Desember 2007.
Penelitian ini akan mencoba menggunakan metode DPPH (1,1-
membuat suatu sediaan gel dari ekstrak difenil-2-pikril hidrazil) secara
bawang merah yang berkhasiat sebagai spektroskopi UV-Visible
antioksidan disertai uji stabilitas 5. Formulasi dan pembuatan gel dari
sediaannya. ekstrak umbi bawang merah
6. Pengujian sifat fisik sediaan gel
Identifikasi Masalah dengan ekstrak bawang merah
Berdasarkan latar belakang di (Allium cepa L.) yang dibuat
atas, maka masalah yang ingin diketahui meliputi perubahan-perubahan
melalui penelitian ini adalah: organoleptis, pH dan viskositas
1. Berapakah konsentrasi ekstrak selama 56 hari waktu penyimpanan
bawang merah (Allium cepa L.) 7. Pengujian keamanan dari sediaan
yang memiliki IC50 terhadap radikal gel yang dibuat
bebas DPPH (1,1-difenil-2- 8. Analisis data secara statistik
pikrilhidrazil)? menggunakan ANAVA
2. Bagaimanakah aktivitas antioksidan
dari ekstrak bawang merah (Allium
cepa L.) dibandingkan dengan
vitamin C (asam askorbat)?
3. Bagaimanakah stabilitas fisik
(organoleptis, viskositas, pH)
sediaan gel antioksidan yang dibuat
selama 56 hari penyimpanan?

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi
sejauh mana khasiat antioksidan dari
ekstrak bawang merah, meningkatkan
peran bawang merah dalam bidang
kesehatan dengan membuat bentuk
sediaan topikal gel antioksidan.

Metode Penelitian
1. Pengumpulan dan determinasi
tumbuhan
2. Pembuatan ekstrak bawang merah
(Allium cepa L.)
3. Skrining fitokimia ekstrak bawang
merah (Allium cepa L.)
4. Pemeriksaan aktivitas antioksidan
ekstrak bawang merah (Allium cepa
L.) dan vitamin C (asam askorbat)
melalui penetapan IC50

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 3


5 Desember 2007.
BAHAN, ALAT DAN METODE 3. Metode Penelitian
PENELITIAN 1. Pengumpulan Bahan dan
Determinasi Tumbuhan
Bahan didapat dari pasar Gedebage,
Bahan
Kota Bandung, berupa umbi bawang
1. Bahan Tumbuhan merah segar berwarna merah keunguan.
Bahan tumbuhan yang digunakan Determinasi dilakukan terhadap bagian
adalah umbi bawang merah segar yang tumbuhan yang digunakan di
diperoleh dari pasar Gedebage, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
Bandung. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran.
2. Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam 2. Ekstraksi Umbi Bawang Merah
penelitian adalah senyawa 1,1-difenil-2- Ekstraksi dari umbi bawang merah
pikrilhidrazil (DPPH) dari Laboratorium (Allium cepa L.) dilakukan dengan
Kimia Bahan Alam Jurusan Kimia metode maserasi. Sebanyak 1 kg umbi
Universitas Padjadjaran, etanol 95% dan bawang merah dibersihkan dan dikupas
etanol 70%, dari Brataco Chemica, kemudian didinginkan pada suhu 4°C,
aqupec HV-505 dari Laboratorium dihaluskan menggunakan blender
Sediaan Non-Steril Fakultas Farmasi dengan pelarut etanol 70% sehingga
Universitas Padjadjaran, trietanolamin terbentuk sari/jus bawang. Jus bawang
(TEA), propilen glikol, metil paraben, kemudian dimaserasi berulang dengan
vitamin C (asam askorbat), aquadest, etanol 70% sebanyak 5 liter selama 3x24
dan pereaksi-pereaksi kimia yang jam. Hasil maserasi disaring dengan
digunakan untuk skrining fitokimia menggunakan corong Buchner dan
seperti larutan basa amonia 1%, HCl 2N, vakum. Ekstrak yang didapat kemudian
pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf diuapkan dan dipekatkan dengan
(bismuth subnitrat dan raksa (II)Cl), evaporator tekanan rendah pada suhu
Fe(III)Cl, larutan gelatin 1%, serbuk 65°C. Ekstrak hasil evaporasi
Mg, amil alkohol, vanilin 10% dalam dikeringkan dalam cawan penguap
H2SO4 (p), pereaksi Lieberman- diatas penangas air sampai didapat
Burchard (20 asam asetat anhidrat dan 1 ekstrak kental.
H2SO4 (p)), dan KOH 5%.
3. Skrining Fitokimia Ekstrak Umbi
Alat Bawang Merah
Alat yang digunakan dalam
penelitian antara lain alat-alat gelas yang 3.1 Pemeriksaan alkaloid
biasa digunakan di Laboratorium Kimia Ekstrak ditambahkan dengan larutan
dan Farmasetika, blender listrik basa amonia 1% dan kloroform di dalam
National, spektrofotometer UV- tabung reaksi, dikocok, kemudian
Visible Specord 200 Analytik Jena, lapisan kloroform (lapisan bawah)
pHmeter Metrohm 744 dan dipipet dan ditambahkan HCl 2 N lalu
dikocok. Larutan yang didapat dibagi
viskotester RION VT-04F.
tiga, yaitu sebagai blangko, dan sisanya
direaksikan masing-masing dengan
pereaksi Mayer dan Dragendorf. Hasil
positif yaitu campuran dengan pereaksi
Mayer menimbulkan endapan putih dan
campuran dengan pereaksi Dragendorf

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 4


5 Desember 2007.
menimbulkan kekeruhan dan endapan
berwarna jingga. 3.7 Pemeriksaan kuinon
Ekstrak dilarutkan dengan sedikit
3.2 Pemeriksaan polifenol aquadest lalu dipanaskan di atas
penangas air. Kemudian ditambahkan
Ekstrak di dalam tabung reaksi
dengan KOH 5%. Hasil positifnya yaitu
ditambahkan dengan sedikit aquadest
terbentuknya warna merah.
kemudian dipanaskan di atas penangas
air lalu diteteskan dengan Fe(III)Cl
3.8 Pemeriksaan saponin
(1:1). Hasil positif yaitu timbul warna
Ekstrak dilarutkan dengan aquadest
biru kehitaman.
lalu dipanaskan di atas penangas air.
Setelah dingin, larutan dalam tabung
3.3 Pemeriksaan tanin
reaksi dikocok kuat-kuat selama ±30
Ekstrak di dalam tabung reaksi detik. Hasil positif yaitu terbentuknya
dilarutkan dengan sedikit aquadest busa yang konsisten selama beberapa
kemudian dipanaskan di atas penangas menit dengan penambahan 1 tetes HCl
air lalu diteteskan dengan larutan gelatin encer masih terbentuk busa.
1% (1:1). Hasil positifnya yaitu
terbentuknya endapan putih.
4. Penetapan IC50 Antiradikal Bebas
3.4 Pemeriksaan flavonoid Penetapan IC50 dilakukan dengan
Ekstrak ditambahkan dengan serbuk menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-
Mg dan HCl 2N kemudian dipanaskan pikrilhidrazil) secara spektrofotometri
di atas penangas air. Setelah itu UV-visible dari ekstrak bawang merah.
ditambahkan dengan amil alkohol, 4.1 Pembuatan larutan uji
dikocok hingga tercampur rata. Hasil Dibuat larutan uji dalam berbagai
positifnya adalah tertariknya warna konsentrasi dalam pelarut etanol, yaitu
kuning-merah pada lapisan alkohol. larutan ekstrak bawang merah (Allium
cepa L.) dengan variasi konsentrasi 100
3.5 Pemeriksaan seskuiterpen dan bpj, 50 bpj, 25 bpj, 12,5 bpj dan 6,25 bpj
monoterpen dalam pelarut etanol serta vitamin C
Ekstrak ditambahkan dengan eter (asam askorbat) dengan variasi
lalu dikocok. Lapisan eter diambil dan konsentrasi 5 bpj, 4 bpj, 3 bpj, 2 bpj dan
diuapkan dengan cawan penguap di atas 1 bpj.
penangas air. Filtrat yang didapat
ditambahkan dengan vanilin 10% dalam 4.2 Pembuatan larutan DPPH
H2SO4 (p). Hasil positif berupa larutan Serbuk DPPH sebanyak 4 mg
jingga hitam. dilarutkan dalam etanol sampai 100 ml
sehingga didapat larutan 40 bpj
3.6 Pemeriksaan steroid dan triterpenoid (0,004%). Larutan dijaga pada suhu
Ekstrak ditambahkan dengan eter rendah, terlindung dari cahaya untuk
lalu dikocok. Lapisan eter diambil dan segera digunakan.
diuapkan dengan cawan penguap di atas
penangas air. Filtrat yang didapat 4.3 Penetapan panjang gelombang ( )
ditambahkan dengan pereaksi maksimum DPPH
Lieberman-Burchard. Hasil positif untuk Larutan DPPH sebanyak 3 ml
senyawa steroid ialah timbulnya warna ditambahkan dengan etanol 5 ml,
hijau sedangkan untuk senyawa dihomogenkan untuk kemudian diamati
triterpenoid hasil positif ditandai dengan absorbansinya pada panjang gelombang
munculnya warna ungu. 400-600 nm. Panjang gelombang yang

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 5


5 Desember 2007.
memberikan nilai absorbansi paling Kedua IC50 yang didapat dari ekstrak
besar ditetapkan sebagai panjang bawang merah dan vitamin C kemudian
gelombang maksimum DPPH. dibandingkan untuk mengetahui
kekuatan aktivitas antioksidan ekstrak
4.4 Perhitungan absorbansi hitung umbi bawang merah (Allium cepa L.)
Nilai absorbansi pada maksimum dibandingkan dengan vitamin C (asam
DPPH digunakan untuk menghitung askorbat).
absorbansi hitung DPPH dan senyawa
uji dengan persamaan: 5. Formulasi Gel
A1 + A2 Formulasi gel menggunakan aqupec
A Hitung = A Max − (turunan carbopol) sebagai basis
2 pembentuk gel. Konsentrasi ekstrak
Keterangan : umbi bawang merah yang ditambahkan
AMax = Nilai absorbansi pada ke dalam basis gel adalah ekstrak
maksimum dengan konsentrasi dimana memiliki
DPPH ( Max) hambatan minimal 80% (IC80) sebagai
A1, A2 = Nilai absorbansi dua di antioksidan. Dalam pembuatan gel,
sekitar variasi konsentrasi ekstrak umbi bawang
maksimum DPPH ( Max ± 20 merah yang ditambahkan adalah 0,02%
nm) (IC80); 0,03% (1,5xIC80); dan 0,06
(3xIC80). Sebagai standar dibuat blangko
4.5 Pengukuran absorbansi % inhibisi tanpa ekstrak (F0).
senyawa uji
Tabel 1 Formula Gel Antioksidan
Larutan uji ekstrak (1,5 ml) dalam Formula
Bahan
berbagai variasi konsentrasi (100 bpj, 50 F0 F1 F2 F3
bpj, 25 bpj, 12,5 bpj dan 6,25 bpj) Aqupec 1 1 1 1
ditambahkan dengan larutan DPPH TEA 2 2 2 2
sebanyak 3 ml dan dihomogenkan, Gliserin 30 30 30 30
diinkubasikan selama 30 menit Propilen glikol 5 5 5 5
kemudian dibaca absorbansinya pada Nip-Nip 0,2 0,2 0,2 0,2
panjang gelombang yang sama dengan Ekstrak bawang
panjang gelombang maksimum DPPH. – 0,02 0,03 0,06
merah
Perlakuan yang sama dilakukan terhadap Aqua destilata ad. 100 100 100 100
larutan uji vitamin C (asam askorbat)
dengan variasi konsentrasi 5 bpj, 4 bpj, Formula 0 (F0) merupakan formulasi
3 bpj, 2 bpj dan 1 bpj. Sebagai blangko dasar gel. Aqupec sebagai basis gel
digunakan larutan induk DPPH. Nilai % dikembangkan dengan aquadest panas
inhibisi senyawa uji dihitung melalui
persamaan: dalam mortir panas. TEA (trietanol-
A HitungDPPH − A HitungSenyawaUji amin) dicampurkan ke dalam aqupec
% inhibisi = x 100%
A HitungDPPH yang telah dikembangkan lalu digerus
hingga homogen. Gliserin dan propilen
4.6 Penetapan IC50 glikol sebagai humektan ditambahkan,
Harga IC50 ekstrak umbi bawang digerus hingga homogen kemudian
merah dihitung dari kurva regresi antara
ditambahkan nip-nip yang telah digerus
konsentrasi dengan % inhibisi ekstrak
(larutan uji). Sedangkan harga IC50 halus sebagai pengawet, digerus hingga
vitamin C (asam askorbat) dihitung dari homogen. Ekstrak umbi bawang merah
kurva regresi antara konsentrasi dengan sebagai zat aktif antioksidan
% inhibisi vitamin C (asam askorbat). ditambahkan dan digerus homogen

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 6


5 Desember 2007.
sehingga terbentuk sediaan gel yang 7. Uji Keamanan Sediaan
baik. Pengujian keamanan sediaan
dilakukan dengan uji iritasi terhadap 10
6. Pengamatan Stabilitas Fisik orang sukarelawan. Teknik yang
Sediaan Gel digunakan adalah uji tempel terbuka
(Patch Test), yang dilakukan dengan
6.1 Pengamatan Stabilitas Sediaan Gel cara mengoleskan sediaan gel pada
secara Organoleptis punggung tangan kanan sukarelawan
Analisis organoleptis dilakukan seluas 2,5 cm2 dan punggung tangan kiri
dengan mengamati perubahan- dioleskan dengan sediaan gel blangko.
perubahan bentuk,warna, dan bau dari Uji keamanan dilakukan pada tempat
sediaan blangko dan sediaan dengan yang sama selama 3 hari berturut-turut
ekstrak umbi bawang merah (Allium setelah pembuatan dan pada hari
cepa L.) selama waktu penyimpanan. terakhir penyimpanan untuk masing-
Pengamatan perubahan bentuk, warna, masing sediaan. Gejala yang timbul
dan bau tersebut dilakukan pada hari ke diamati, kemudian hasilnya
1, 3, 7 dan selanjutnya setiap minggu dibandingkan dengan hasil olesan pada
hingga hari ke-56 penyimpanan. punggung tangan kiri. Umumnya iritasi
akan segera ditunjukkan dengan adanya
6.2 Pengukuran pH reaksi kulit sesaat setelah pelekatan atau
Pengukuran pH dilakukan dengan penyentuhan pada kulit. Iritasi yang
cara mencelupkan pHmeter ke dalam demikian disebut iritasi primer dan
sediaan gel blangko dan gel dengan diberi tanda +. Tetapi jika reaksi ini
ekstrak umbi bawang merah (Allium timbul beberapa jam setelah pelekatan
cepa L.). Pengukuran dilakukan 3 (tiga) atau penyentuhan pada kulit, maka
kali untuk masing-masing sediaan gel iritasi ini disebut iritasi sekunder dan
pada hari ke 1, 3, 7 dan selanjutnya diberi tanda ++.
setiap minggu hingga hari ke-56
penyimpanan. 8. Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data
6.3 Pengukuran Viskositas pengujian pH dan viskositas dari sediaan
Sediaan dengan ekstrak umbi gel yang dibuat dengan Desain Acak
bawang merah (Allium cepa L.) dan Sempurna melalui tabel ANAVA.
sediaan gel blangko diukur
viskositasnya dengan menggunakan
viskometer atau viskotester dengan
spindle yang cocok (spindle 2).
Pengukuran dilakukan 3 kali untuk
masing-masing sediaan gel pada hari ke
1, 3, 7 dan selanjutnya setiap minggu
hingga hari ke-56 penyimpanan.

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 7


5 Desember 2007.
HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen =
berat ekstrak kental
x 100%
berat umbi bawang merah segar

1. Hasil Pengumpulan Bahan Dan


Determinasi Tumbuhan
134,14 g
Hasil pengumpulan bahan berupa = x 100%
1000 g
umbi bawang merah berwarna merah
= 13, 414%
keunguan, beraroma dan berwarna
khas.

Gambar 1. Bawang Merah Hasil Gambar 2. Ekstrak Umbi Bawang Merah


Pengumpulan
3. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
Sedangkan hasil determinasi Umbi Bawang Merah
tanaman (Lampiran 1) menunjukkan
Hasil skrining fitokimia ekstrak
bahwa tumbuhan yang digunakan adalah
umbi bawang merah (Allium cepa L.)
tumbuhan bawang merah yang termasuk
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
ke dalam suku Liliaceae, marga Allium
dan jenis Allium cepa L. Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Umbi
Bawang Merah (Allium cepa L.)
2. Hasil Ekstraksi Umbi Bawang No. Senyawa Pereaksi Hasil
Merah (Allium cepa L.) 1. Alkaloid Mayer +
Dragendorff +
Hasil ekstraksi umbi bawang merah 2. Polifenol FeCl3 +
berupa ekstrak kental berwarna coklat 3. Tanin Gelatin 1% –
kemerahan, berbau khas, dapat larut Mg, HCl 2N,
4. Flavonoid +
Isoamilalkohol
dalam etanol. Dari 1 kg umbi bawang Seskuiterpenoid Vanilin 10%
merah dihasilkan 134,14 g, sehingga 5. dan dalam H2SO4 +
didapat rendemen sebesar 13,414%. monoterpenoid pekat
Steroid dan Liebermann-
Perhitungan rendemen ekstrak : 6.
triterpenoid Burchard
+
7. Kuinon NaOH +
Berat umbi bawang Berat ekstrak
8. Saponin HCl encer –
merah segar kental
1000 g 134,14 g Dari hasil skrining fitokimia,
didapatkan hasil bahwa ekstrak umbi
bawang merah (Allium cepa L.)
mengandung senyawa flavonoid selain
senyawa alkaloid, polifenol,
seskuiterpenoid, monoterpenoid, steroid
dan triterpenoid serta kuinon.

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 8


5 Desember 2007.
4. Hasil Penetapan IC50 Antiradikal dengan % inhibisi ekstrak umbi bawang
Bebas Secara Spektrofotometri merah (Allium cepa L.)
UV-Visible Menggunakan Metode 60

DPPH 50

4.1 Penetapan Panjang Gelombang )


40
%
(i
Maksimum DPPH s
i 30
b
i
h
In
Dari data absorbansi, dapat 20

diketahui absorbansi maksimum DPPH 10

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan 0

konsentrasi 0,004% (40 bpj) dalam 0 20 40 60


Konsentrasi (bpj)
80 100 120

Data ekstrak
pelarut etanol berada pada panjang Linear (Data ekstrak)
y = 0,4794x + 3,9797
R² = 0,9978

gelombang 519 nm sehingga absorbansi Gambar 4 Kurva Regresi Linier Antara Konsentrasi
dengan % Inhibisi Ekstrak Umbi Bawang Merah
dicatat pada panjang gelombang 499
(Allium cepa L.) terhadap DPPH
nm, 519 nm dan 539 nm.
Berdasarkan data pada tabel 3,
dapat ditentukan IC50 dari ekstrak
umbi bawang merah (Allium cepa L.)
yaitu sebesar 95,995 bpj.
4.3 Perhitungan % Inhibisi Vitamin C
(Asam Askorbat)
Gambar 3. Spektrum absorbansi DPPH Tabel 4. Data Absorbansi Hitung dan % Inhibisi
terhadap DPPH dari Vitamin C (Asam Askorbat)
4.2 Perhitungan % Inhibisi Ekstrak Pada Berbagai Variasi Konsentrasi
Konsentrasi Inhibisi
Umbi Bawang Merah (bpj)
A499 A519 A539 Ahitung
(%)
Tabel 3. Data Absorbansi Hitung dan % Inhibisi DPPH 0,6371 0,7307 0,6305 0,0969 –
terhadap DPPH dari Ekstrak Umbi Bawang Merah 5 0,3938 0,4499 0,3980 0,0540 44,2724
(Allium cepa L.) Pada Berbagai Variasi Konsentrasi 4 0,4591 0,5259 0,4659 0,0634 34,5717
Konsentrasi Inhibisi3 0,4916 0,5540 0,4728 0,0718 25,9030
A499 A519 A539 Ahitung 0,5456 0,6192 0,5315 0,0807 16,7699
(bpj) (%) 2
1 0,6060 0,6924 0,5962 0,0913 5,7792
DPPH 0,6371 0,7307 0,6305 0,0969 –
Keterangan : A499 = absorbansi pada 499
100 0,6457 0,7174 0,6967 0,0462 52,2966
nm
50 0,6185 0,7180 0,6773 0,0702 27,5920 A519 = absorbansi pada 519
25 0,6165 0,7025 0,6240 0,0823 15,0869nm
12,5 0,6039 0,6979 0,6167 0,0876 9,5407 A539 = absorbansi pada 539
6,25 0,6065 0,7035 0,6228 0,0889 8,2746nm
Keterangan : Ahitung = absorbansi hitung
A499 = absorbansi pada 499 nm
A519 = absorbansi pada 519 nm Dari data di atas dapat dibuat kurva
A539 = absorbansi pada 539 nm
Ahitung= absorbansi hitung regresi linier antara konsentrasi dengan
% inhibisi vitamin C (asam askorbat).
Konsentrasi hambat (% inhibisi)
sebanding dengan konsentrasi ekstrak
umbi bawang merah (Allium cepa L.).
Dari data pada tabel 3 dapat dibuat
kurva regresi linier antara konsentrasi

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 9


5 Desember 2007.
50
45
40
35
) 30
(%
i
s
i 25
b
i
h
In 20
15
10
Gambar 5. Penampilan Fisik Gel Hasil Formulasi
5
Keterangan:
0
0 1 2 3 4 5 6 F0 = Formula gel tanpa penambahan ekstrak umbi
Data vit C
Konsentrasi (bpj)
y = 9,4788x - 2,9773
bawang merah (gel blangko)
Linear (Data vit C) R² = 0,9983 F1 = Formula gel dengan penambahan ekstrak
Gambar 5. Kurva Regresi Linier Antara Konsentrasi umbi bawang merah sebesar 0,02% (IC80)
dengan % Inhibisi Vitamin C (Asam Askorbat) F2 = Formula gel dengan penambahan ekstrak
terhadap DPPH umbi bawang merah sebesar 0,03%
(1,5xIC80)
F3 = Formula gel dengan penambahan ekstrak
Berdasarkan data pada tabel 4 dapat umbi bawang merah sebesar 0,06% (3xIC80)
ditentukan IC50 dari vitamin C (asam
askorbat) sebesar 5,589 bpj.
Melalui perbandingan nilai IC50 dari
ekstrak umbi bawang merah (Allium
5.1 Hasil Pengamatan
cepa L.) dan IC50 dari vitamin C (asam
askorbat), dapat diketahui bahwa ekstrak Organoleptis
umbi bawang merah (Allium cepa L.)
Gel yang dibuat tidak mengalami
mempunyai aktivitas antioksidan 1/17
kali dari vitamin C (asam askorbat). perubahan organoleptis baik bentuk,
warna dan bau selama 2 bulan
5. Hasil Formulasi Gel penyimpanan.
Hasil pembuatan gel yang
mengandung ekstrak umbi bawang 5.2 Hasil Pengamatan pH
merah (Allium cepa L.) dalam berbagai 7,9

konsentrasi dapat dilihat pada tabel 5. 7,8

7,7

Tabel 5. Hasil Formulasi Sediaan Gel Antioksidan yang 7,6

Mengandung Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) 7,5

Formula Bentuk Warna Bau 7,4


pH

F0 gel kental bening tidak berbau 7,3

F1 gel kental Keruh tidak berbau 7,2

kuning 7,1
F2 gel kental tidak berbau
muda 7,0

khas bawang
F3 gel kental kuning 6,9
Blangko (F0)
merah 6,8
Formula 1 (F1)
Formula 2 (F2)
Keterangan: 1 3 7 14 21 28 35
Hari Penyimpanan ke-
42 49 56
Formula 3 (F3)

F0 = Formula gel tanpa penambahan ekstrak umbi


Gambar 6. Grafik Perubahan pH Sediaan Gel
bawang merah (gel blangko)
Antioksidan Selama Waktu Penyimpanan
F1 = Formula gel dengan penambahan ekstrak umbi
bawang merah sebesar 0,02% (IC80)
F2 = Formula gel dengan penambahan ekstrak umbi
bawang merah sebesar 0,03% (1,5xIC80)
F3 = Formula gel dengan penambahan ekstrak umbi
bawang merah sebesar 0,06% (3xIC80)

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 10


5 Desember 2007.
5.3 Hasil Pengamatan viskositas masih dalam rentang persyaratan
330 untuk kulit. Perubahan pH gel
320 blangko dan formula 1 (0,02%
310
ekstrak) tidak signifikan demi-
Viskositas (poise)

kian pula perubahan viskositas


300

290

280
gel blangko, gel formula 1
270 (0,02% ekstrak) dan gel formula
260
Blangko (F0)
2 (0,03% ekstrak) juga tidak
signifikan.
Formula 1 (F1)
250 Formula 2 (F2)
1 3 7 14 21 28 35 42 49 56
Formula 3 (F3)
Hari Penyimpanan ke-

Gambar 7. Grafik Perubahan Viskositas Sediaan Gel 5. Uji keamanan menunjukkan


Antioksidan Selama Waktu Penyimpanan bahwa gel antioksidan dengan
ekstrak bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 0,02%;
0,03% dan 0,06% aman untuk
KESIMPULAN DAN SARAN digunakan karena tidak
menyebabkan iritasi kulit, baik
Kesimpulan iritasi primer maupun iritasi
Dari penelitian yang telah sekunder.
dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Rendemen yang didapat dari Saran
ekstrak umbi bawang merah Dari hasil penelitian dapat
(Allium cepa L.) adalah sebesar disarankan beberapa hal sebagai
13,414% berikut:
1. Dicari metode ekstraksi umbi
2. Ekstrak umbi bawang merah
bawang merah (Allium cepa L.)
(Allium cepa L.) memiliki
konsentrasi hambat (IC50) pada yang lain sehingga dihasilkan
konsentrasi 95,995 bpj rendemen ekstrak yang besar.
2. Perlu studi lebih lanjut mengenai
sedangkan Vitamin C
pemilihan basis gel lain yang
mempunyai IC50 sebesar 5,589
bpj. lebih sesuai untuk ekstrak
3. Ekstrak umbi bawang merah bawang merah (Allium cepa L.),
sehingga diperoleh sediaan yang
(Allium cepa L.) memiliki
lebih stabil dengan penampilan
aktivitas antioksidan 1/17 kali
dibandingkan dengan vitamin C dan bau yang lebih menarik.
(asam askorbat). 3. Perlu dilakukan studi lebih lanjut
4. Semua gel yang dibuat stabil mengenai pemilihan sediaan
yang tepat untuk ekstrak bawang
secara organoleptis (bentuk,
merah (Allium cepa L.).
warna dan bau). pH gel
mengalami penurunan tetapi

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 11


5 Desember 2007.
DAFTAR PUSTAKA Formulation. The AAPS
Journal 6 (3) Article 26.
Benkeblia, Noureddine. 2005. Free- Rodrigues, et al. 2003. Nutritional
Radical Scavenging Capacity Value of Onion Regional
and Antioxidant Properties of Varieties In Northwest
Some Selected Onions (Allium Portugal. Journal of
cepa L.) and Garlic (Allium Environmental, Agricultural
sativum L.) Extracts. and Food Chemistry 2 (4): 519-
International Journal of 524.
Brazilian Archieves of Biology Sibuea, Posman. 2004. Kuersetin,
and Technology, 48(5): 753- Senjata Pemusnah Radikal
759. Bebas.
De Groot H. 1994. Reactive oxygen http://www.kompas.com/komp
species in tissue injury. J. as-cetak/0402/10/utama.htm
Hepatogastroentrology, [diakses 27 Desember 2006]
41:328-32. Suhaj, Milan. 2004. Spice
Desai, D.D.; Hasman, D.F.; antioxidants isolation and their
Schmucker-Castner, J.F.; 1999. antiradical activity: a review.
Advances in Carbomer Slovakia: Food Research
Polymer Technology. Ohio : Institute.
BFGoodrich Company. Trilaksani, Wini. 2003. Antioksidan:
Hertog, M.G.L., Hollman, P.C.H., Jenis, Sumber, Mekanisme
Katan, M.B. 1996. Content of Kerja dan Peran Terhadap
potentially anticarcinogenic Kesehatan.
flavonoids of 28 vegetables and http://tumoutou.net/6_sem2_02
9 fruits commonly consumed in 3/wini_trilaksani.htm [diakses
the Netherlands. Journal of 12 Desember 2006]
Agricultural and Food Vinson, J.A., 1998. Flavonoids in
Chemistry, 40: 2379-2383. foods as in vitro and in vivo
Kerry NL, Abbey M. 1997. Red wine antioxidants. di dalam : Ma, B.
and fractionated phenolic (Ed.), Flavonoids in the Living
compounds prepared from red System. Plenum Press, New
wine inhibits low density York. 151–164.
lipoprotein oxidation in vitro. J.
Atherosclerosis, 135:93-102.
Mohamed, M.I., 2004. Optimization
of Chlorphenesin Emulgel

* Disampaikan dalam Seminar Penelitian Dosen di Fakultas Farmasi Univesitas Padjadjaran, 12


5 Desember 2007.

You might also like