You are on page 1of 7

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT

UJI KATALASE DAN FERMENTASI KARBOHIDRAT

Oleh :
Nama

: Afifah Thahirah

NIM

: 1147020001

Kelompok

:6

Dosen

: Opik Taufiqurrohman, S.Si

Asisten

: Devra Ardhitya Trisandy

Tanggal Praktikum

: 14 April 2016

Tanggal Masuk Laporan

: 21 April 2016

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

PENDAHULUAN
1 Tujuan
Untuk menguji kemampuan mikroba penghasil enzim katalase dalam mendegradasi

hidrogen peroksida.
Mempelajari kemampuan mikroba untuk mendegradasi dan memfermentasi

karbohidrat yang disertai produksi asam atau asam dan gas.


Dasar Teori
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan matatelanjang.

Keberadaan bakteri umumnya bersifat merugikan organisme lainnya yangdikenal dengan


istilah patogen, seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella sp. dan sebagainya.
Bakteri ini banyak ditemukan hampir diseluruh media/tempatseperti: tanah, udara, air, di
tubuh makhluk hidup dan sebagainya (Agarwal, 2005).
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O 2 menjadi H2O
dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O 2 yang
dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel
mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk katalase negatif adalah Streptococcus,
Leuconostoc, Lactobacillus, dan Clostridium (Astawan, 2005).
Organisme yang tidak memproduksi katalase dilindungi oleh penanaman dengan
jaringan hewan atau tumbuhan atau organisme lain yang mempunyai kemampuan
memproduksi enzim. Katalase diproduksi oleh beberapa bakteri. Beberapa bakteri
diantaranya memproduksi katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan
jumlah yang banyak pada bakteri aerob. Sedangkan enzim tidak diproduksi oleh bakteri
anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tidak diproduksi oleh bakteri
anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut (Karmana, 2008).
Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena
adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh
bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri,
dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena
bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar
tidak bersifat toksik lagi. Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembunggelembung. Hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase

negatif, misalnya, L. casei sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri katalase negatif
tidak memiliki enzim katalase yang menguraikan H2O2 (Hastutik 2002).
Enzim

merupakan

katalisator

sejati,

dimana

molekul

ini

meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa


enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah
titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis
dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim
merupakan

biokatalis

yang

berfungsi

untuk

membantu

proses

metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu


reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi
biokimia dikatalis oleh enzim(Pelczar, 2008)
Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan
katalis laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu
selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang
tidak

dimungkinkan

oleh

kelas

katalis

lain.

Kespesifikan

enzim

disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus polar (atau
nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut.Beberapa enzim
bekerja bersama suatu kofaktor nonprotein, yang dapat berupa senyawa
organik maupun anorganik (Lehninger, 1995). Hidrolisis Gelatin terdapat
Enzim-enzim

yang

menguraikan

golongan

potein

disebut

protenase/protease, kedua nama ini dianggap sinonim. Contoh pada


hidrolisis gelatin dimana protein diperoleh dari hidrolisis kalogen, yaitu
zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan
terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin
bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila
berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh
mikroba, maka akan tetap bersifat cair (Taylor, 1972).
Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup.
Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana
menjadi molekul- molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam

amino. Secara umum proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu
reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang
dibutuhkan oleh sel (Waluyo, 2004).
Bakteri memiliki zat-zat tertentu, baik untuk mengambil zatzat makanan maupun
untuk membongkarnya. Zatzat itu secara umum disebut sekret, yaitu hasil sekresi (bahasa
latin secernere=memisahkan) enzim-enzim terutama dari golongan hidrolase merupakan
sekret yang banyak dihasilkan oleh bakteri. Sisa dari zat makanan yang dibongkar, yang
kemudian dikeluarkan oleh bakteri disebut hasil ekskresi atau ekskret. Ekskret itu dibuang
karena tidak lagi berguna bagi bakteri, bahkan ekskret dapat mengganggu kehidupannya,
jika dibiarkan bertimbun-timbun (Dwidjoseputro, 2003).
Fermentasi

merupakan

salah

satu

aktivitas

biokimia

yang

dilakukan oleh mikroba. Fermentasi adalah proses pengubahan senyawa


makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh
aktivitas mikrobia pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat menghasilkan
berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat
menghasilkan

berbagai

senyawa

asam

seperti

asam

laktat

dan

propionet, ester-ester, keton dan gas (Pelczar, 2008).


Jenis karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi karbohidrat
antara lain , sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol. Glukosa dapat
langsung masuk dalam jalur fermentasi tahap pertama sedangkan
sukrosa, laktosa, manitol dan maltosa akan dihidrolisis terlebih dahulu
menjadi

monosakarida

penyusunnya.

Laktosa

dihidrolisis

menjadi

galaktosa dan glukosa. Sukrosa dihidrolisis menjadi glukosa dan


fruktosa. Manitol diubah menjadi manosa atau galaktosa. Sedangkan
maltosa akan dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa. Monosakarida
jenis manosa dan galaktosa terlebih dahulu akan diubah menjadi
glukosa melalui reaksi epimerisasi . Sedangkan fruktosa akan diubah
terlebih dahulu menjadi fruktosa 6-fosfat dan kemudian fruktosa 6fosfat diubah menjadi glukosa 6- fosfat. Glukosa 6-fosfat dan glukosa
hasil epimerisasi galaktosa dan manosa akan masuk dalam tahap awal

proses fermentasi untuk menghasilkan asam piruvat, asam asetat dan


CO2 dan kemudian pada tahap kedua fermentasi asam piruvat dan
asam asetat direduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan
dalam tahap pertama, membentuk asam laktat dan etanol (Rutter,
2012).
Menurut Fardiaz, (2002), Degradasi fermentasi dalam kondisi
anaerob dilakukan dalam kaldu fermentasi yang mengandung tabung
durham, sebuah botol batin terbalik untuk mendeteksi produksi gas
sebagai

ilustrated.

media

fermentasi

karbohidrat

yang

khas

mengandung:

Nutrisi

bahan

kaldu

untuk

mendukung

pertumbuhan

semua

organisme.

Karbohidrat

tertentu

yang

berfungsi

sebagai

substrat

untuk

menentukan kemampuan fermentasi organisme.

Indikator ph merah fenol, yang berwarna merah pada ph netral (7)


dan perubahan kuning pada ph sedikit asam dari 6,8 menunjukkan
bahwa jumlah sedikit asam akan menyebabkan perubahan warna.

IIMETODE KERJA
1

Alat dan Bahan

Alat
Pembakar

Jumlah
1 unit

Bahan
Kultur e-coli24-48 jam

bunsen
Lup inokulasi

1 buah

Kultur S. aureusberumur 24-48 Secukupnya

Tabung reaksi
Rak tabung
Termometer

2 buah
1 unit
1 buah

jam
Hidrogen Peroksida 3%
Secukupnya
Media Miring TSA
1 buah
Media kaldu laktosa merah 2 buah

Pipet tetes

1 buah

fenol
Media kaldu laktosa merah

Spidol

1 buah

Dekstrosa
Media kaldu

laktosa

Jumlah
Secukupnya

2 buah

merah 2 buah

sukrosa
Inkubator

1buah

2 Cara kerja
a. Uji Katalase
Bakteri pada media
miring
Digoreskan (streak) dengan teknik aseptik dan sisakan satu tabung
untuk kontrol

Diinkubasikan pada kultur pada suhu 37 0 C selama 24-48 jam

Hasil
b. Fermentasi Karbohidrat
Mikroba Uji
Diinokulasikan pada media yang telah ditentukan dengan teknik
aseptik
Diperhatikan untuk tidak mengocok tabung fermentasi karena akan
memaksa udara masuk kedalam tabung durham. Tabung terakhir
digunakan sebagai kontrol

Diinkubasisemua tabung pada suhu 37 0 C selama 24 jam

Hasil

DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, A., Gupta, S., Sharma, R.K. 2005. Role of Oxidative Stress in Female Reproduction.
Journal Reproductive Biology and Endocrinology. 14(3) :3-28.
Astawan M, Tutik W, Anzs BH. 2005. Pemanfaatan rumput laut sebagai sumber serat pangan
untuk menurunkan kolesterol darah tikus. J Hayati. 12(1):237.
Dwidjoseputro, D. (2003). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Jambatan.

Fardiaz, Srikandi. (2002). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka.


Hastutik, Sri utami, 2002. Petunjuk Praktikum Mikro. Malang :UMM press
Karmana Oman. 2008. Biologi. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama
Pelczar. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang :Djambatan.
Rutter, J. M. 2012. A Study Of The Carbohydrate Fermentation Reactions Of
Clostridium Oedematiens .Med. Microbiol.3 (15) : 283-289.
Taylor, Welton I. and David Achanzar . 1972 .Catalase Test as an Aid to the
Identification of Enterobacteriaceae. Appl Microbiol. 24(1): 5861.
Waluyo, L. (2004). Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhamadiyah.

You might also like