Professional Documents
Culture Documents
Internship
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2
Diajukan oleh
Arie Purwanto
25067/IV-3/2548/06
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2007
RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMERIKSAAN
KINERJA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
ATAS APLIKASI E-GOVERNMENT DI PEMERINTAH DAERAH:
STUDI KASUS KABUPATEN SRAGEN
Internship
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2
Diajukan oleh
Arie Purwanto
25067/IV-3/2548/06
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2007
i
ii
iii
PRAKATA
Segala puji dan syukur bagi Sang Pencipta yang memberi kemampuan dan
kemauan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian (internship) ini.
Penelitian ini adalah sebuah studi awal yang bertujuan untuk menghasilkan suatu
model kriteria untuk membantu auditor (BPK) dalam menilai aspek efektivitas
aplikasi e-government di pemerintah daerah dalam bingkai pemeriksaan kinerja.
Penelitian ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dan dukungan dari
banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak drs. Haryono, M.Com, yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan internship sejak tahap pencarian judul hingga saat ujian
insternship.
2. Bunda Maya dan Mbak Khya, yang dengan penuh kesabaran dan ketabahan
selalu menyemangati penulis melalui kegembiraan, kasih sayang, perhatian
dan cinta.
3. Bapake dan ibuke di Wonosobo, yang selalu mengirimkan doa-doa terbaiknya
untuk penulis dan keluarga.
4. Kawan-kawan MAKSI Angkatan VIII, yang telah memperluas lingkaran
persahabatan penulis dan memotivasi penulis.
5. Kawan-kawan anggota dan alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Komisariat Fakultas Teknik UGM yang memotivasi penulis untuk maju dan
memberi yang terbaik bagi bangsa. Merdeka! GMNI Jaya! Marhaen Menang!
Akhir kata, penulis berharap penelitian ini bermanfaat dan kekurangan-
kekurangan di dalamnya dapat diperbaiki oleh penelitian-penelitian selanjutnya.
MERDEKA!!!
Wonosobo, 19 Januari 2008
Penulis
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Ilmu hanyalah ilmu sejati, jikalau ilmu itu ialah untuk membawa kebahagiaan
kepada manusia.” – Ir. Soekarno [Menggali Api Pancasila, hal. 15]
“The further the spiritual evolution of mankind advances, the more certain it
seems to me that the path to genuine religiosity does not lie through the fear of
life, and the fear of death, and blind faith, but through striving after rational
knowledge.” – Albert Einstein
“Satyan Nasti Paro Dharmah: There is no religion higher than The Truth.” –
Anonim
v
DAFTAR ISI
vi
2.4.5. Minat Memakai dan Pemakaian ........................................53
2.4.6. Kepuasan Pemakai ............................................................54
2.4.7. Manfaat-manfaat Bersih ....................................................54
Bab III Rancangan Model ................................................................................56
3.1. Tahapan Pemeriksaan Kinerja ......................................................56
3.1.1. Kriteria ..............................................................................57
3.2. Perancangan Model ......................................................................60
3.3. Model Dasar .................................................................................62
3.3.1. Analisis Tujuan Pengembangan E-Government ...............63
3.3.2. Manfaat-manfaat Bersih ....................................................65
3.3.3. Kualitas E-Government .....................................................66
3.3.4. Pemakaian dan Kepuasan Pemakai ...................................68
3.3.5. Model Penelitian dan Hipotesis ........................................69
3.4. Metodologi Pengujian Model .......................................................70
3.4.1. Prosedur .............................................................................70
3.4.2. Pengukuran ........................................................................75
3.4.3. Analisis Data .....................................................................75
3.5. Hasil Uji Model ............................................................................76
3.5.1. Model Pengukuran ............................................................76
3.5.2. Model Struktural ...............................................................83
3.5.3. Model Akhir ......................................................................88
Bab IV Implementasi Model ............................................................................91
4.1. Kabupaten Sragen .........................................................................91
4.1.1. Badan Pelayanan Terpadu (BPT) Kabupaten Sragen .......91
4.1.2. Tujuan, Visi, dan Misi .......................................................93
4.1.3. Proses Bisnis .....................................................................94
4.1.4. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia ...............95
4.1.5. Aplikasi E-Government ....................................................96
4.2. Instrumen Pengujian Efektivitas ...................................................97
4.2.1. Kualitas Aplikasi ...............................................................99
4.2.2. Pemakaian .........................................................................99
4.2.3. Manfaat-manfaat Bersih ..................................................100
4.3. Metodologi Penilaian Efektivitas ...............................................100
4.3.1. Prosedur ...........................................................................100
4.3.2. Pengukuran ......................................................................101
4.3.3. Analisis Data ...................................................................101
4.4. Hasil Penilaian Efektivitas .........................................................102
Bab V Kesimpulan dan Saran .......................................................................109
5.1. Kesimpulan .................................................................................109
5.2. Saran-saran .................................................................................111
Daftar Pustaka .....................................................................................................115
Lampiran-lampiran ..............................................................................................122
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRACT
xi
ABSTRAK
xii
BAB I
Pendahuluan
adalah sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dimiliki atau
sektor privat dan atau agen pemerintah lain sedemikian hingga meningkatkan
undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur
yang populer disebut dengan era otonomi daerah (Swastika, 2007). Tuntutan
masyarakat akan layanan publik yang lebih baik, adil, transparan, dan efisien
1
2
Government pada 9 Juni 2003. Dengan dalih reformasi dan otonomi daerah inilah,
dengan anggaran yang besar, tetapi miskin manfaat bagi pengguna akhirnya.
web, yang hanya menampilkan informasi statis, jarang diperbarui dan tidak
web yang berlebihan adalah strategi yang umum digunakan, tetapi hal ini
untuk masyarakat maupun untuk organisasi pemerintah (Horne, 2003). Hal ini
umumnya masih berada pada tingkatan pertama dan hanya sebagian kecil yang
telah mencapai tingkatan kedua dan ketiga. Hal ini diperkuat dengan data hasil
telah membuka situs mereka. Akan tetapi 24% dari situs tersebut gagal untuk
Menurut survei yang dilakukan oleh Depkominfo (2004) sudah ada 70 % situs
web pemerintah daerah dari total 472 pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
yang tersedia di internet, 83% di antaranya dapat diakses dan sisanya (17%) tidak
dapat diakses. Buku Indikator TIK Tahun 2005 yang dipublikasikan oleh Pusat
government di pemerintah daerah masih rendah. 68% dari situs yang ada
menunjukkan tahap pertama dan 29% sudah mencapai tahap kedua dengan
4
menyediakan sarana interaksi dua arah berupa pencarian data, fasilitas download
dan forum/chatting. Tahap ketiga dan keempat belum tercapai dan beberapa situs
Berdasarkan penelitian Sarosa dan Lestari (2006) terungkap bahwa situs web-
informasi berbasis web ke perwujudan transaksi elektronik dan jauh dari bentuk
jawab tentang keuangan negara. Tugas ini diatur lebih lanjut dalam UU Nomor 15
Tahun 2003 telah disusun dalam Peraturan BPK Republik Indonesia Nomor 01
daerah termasuk dalam obyek pemeriksaan BPK sebab didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan unsur keuangan negara sesuai
5
negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa (Paragraf 17).
2006, BPK telah melakukan 729 kegiatan pemeriksaan terhadap keuangan negara
yang dikelola oleh pemerintah daerah dengan rincian sebagai berikut: 370
tujuan tertentu (PDTT). Berdasarkan LHP ini, BPK tidak melakukan pemeriksaan
ini adalah rincian dari delapan obyek PDTT tersebut yang diurutkan berdasarkan
b. Sistem informasi aset daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PDTT
c. Sistem informasi Samsat Propinsi Jawa Barat (PDTT atas pendapatan daerah).
belanja daerah).
f. Sistem informasi pendapatan daerah dan Samsat Propinsi Riau (PDTT untuk
mengungkap fakta dan data tentang permasalahan yang diduga dan terindikasi
daerah).
daerah).
disebutkan di atas menunjukkan bahwa obyek pada poin a, d, e dan g adalah hasil
kegiatan belanja daerah yang termasuk dalam sampel uji petik. Sedangkan poin b,
c, f dan h, tidak termasuk dalam sampel uji petik karena poin f dilaksanakan
berdasarkan permintaan pihak lain, sisanya karena mendukung sebagian dari unit
kerja pendapatan daerah (poin c dan h) atau unit pengelola aset daerah (poin b).
Data LHP tersebut lebih jauh menunjukkan bahwa nilai pembangunan sistem
berkisar antara Rp 200 juta (poin e dan g), Rp 500 juta (poin d), hingga Rp 2 (dua)
7
milyar (poin f). Sesuai SPKN, PDTT atas belanja daerah tersebut dilakukan
pemeriksaan fisik. Data LHP menunjukkan bahwa sistem yang dibangun tidak
informasi yang tidak akurat (poin b dan h), dan tidak menghasilkan informasi
yang dibutuhkan (poin c, e, dan g). Ketiga hal tersebut berkaitan dengan penilaian
dan secara fisik menghasilkan output, tetapi bila tidak bermanfaat baik bagi
dan lebih baik. Stern (2005) mengusulkan kepada SAI supaya tidak hanya
terfokus pada isu-isu dan tren audit TIK teknis yang rumit yang berkaitan dengan
“produk publik”. Hal ini konsisten dengan kesimpulan dari beberapa seminar yang
8
Delhi pada November 2002, Komite Audit Teknologi Informasi (TI) International
dari audit TI dapat tetap mengikat auditor selama mengaudit e-government, fokus
yang penting mengenai e-government tidak pernah dianalisis dan dilaporkan atau
penyedia teknologi dan jasa e-government sangat banyak, tetapi saat ini tidak ada
Wescott (2005), dalam banyak studi kasus TIK, evaluasi efektivitas dibangun
9
berdasarkan bukti kesuksesan yang subyektif dan tidak dapat diandalkan, dan
(2004) menyatakan bahwa belum ada pengukuran yang baik untuk pemerintah
digital atau kesepakatan atas apa yang harus diukur. Juga kurangnya pemahaman
government masih diukur hanya dari antarmuka situs web dan belum menyentuh
dalam audit kinerja atas e-government sebagai salah satu alat untuk
melengkapi standar pemeriksaan yang telah ada. Penelitian ini mencoba untuk
Penelitian ini dibatasi hanya pada aspek efektivitas dalam pemeriksaan kinerja,
dan tidak membahas mengenai aspek ekonomi dan efisiensi dalam pemeriksaan
undangan dan teori dalam audit kinerja dan evaluasi sistem informasi.
- menjadi bahan acuan dan model untuk penyusunan evaluasi dan perbaikan
sistem e-government,
government,
akademis:
- menjadi bahan acuan bagi perkuliahan yang berkaitan dengan audit sistem
informasi secara umum atau audit sistem informasi dalam sektor publik
secara khusus,
government,
yang mendefinisikan semua variasi tersebut. Oleh karena itu pendekatan yang
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu, (2) menguraikan satu variabel
saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan (3) variabel yang
Pilihan pendekatan mana yang digunakan dalam penelitian ini, kualitatif atau
fenomena atau dalam berapa banyak fenomena suatu karakteristik tertentu dapat
Axelsson dan Lundberg, 2005). Hal ini berarti bahwa suatu metode kualitatif
Karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu model
maka penelitian ini adalah mengenai identifikasi dan penggambaran kualitas dari
dalam tiga kategori: (1) data primer, (2) data sekunder, dan (3) data tersier
Data primer adalah kerja-kerja penelitian asli atau data mentah tanpa
interpretasi atau pernyataan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi.
Termasuk di dalamnya adalah memo, surat, interviu atau pidato lengkap (dalam
audio, video, atau format transkrip tertulis). Data primer merupakan informasi
paling otoritatif karena belum disaring atau diinterpretasikan oleh pihak kedua.
14
teks, buku-buku saku, artikel-artikel majalah, koran dan jurnal dianggap sebagai
data sekunder. Hampir semua bahan referensi masuk dalam kategori ini, termasuk
pemerintah.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu usulan model
ini berupa model proses, bukannya model kausal, sebab satu proses mengikuti
Sragen. Metode penelitian ini dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1.1.
Bab I Pendahuluan
perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat atau
penelitian teoretis dan empiris yang pernah dilakukan sebelumnya dengan topik
yang terkait dengan evaluasi sistem e-government dan posisi penelitian ini
16
government.
analisis data yang meliputi pengujian validitas dan reliabilitas model dan
dianalisis secara mendalam untuk memperoleh model yang valid untuk diterapkan
secara empiris.
mendalam.
Bagian ini berisi kesimpulan setelah penelitian dilakukan dan saran-saran bagi
Tinjauan Pustaka
18
19
bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem adalah faktor-faktor yang signifikan
Innovation, perluasan model TAM, dan kerangka kerja kualitas pelayanan (service
Sarosa dan Lestari (2006) mengevaluasi 5 (lima) situs web pemerintah lokal
msayarakat dan masih dalam tahap publish dengan variasi kecil dalam interaksi
formulir on-line.
Rahardjo dkk (2007) menguji fungsionalitas e-government dan fitur situs web
TI manajerial, gaya manajemen, dan alokasi sumber daya – dan model kesuksesan
sistem informasi DeLone & McLean (DeLone dan McLean, 1992). Hasilnya
Gupta dan Jana (2003) mengusulkan suatu kerangka kerja yang fleksibel untuk
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Melalui studi kasus atas
New Delhi Municipal Corporation, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk
sistem informasi yang telah dibuktikan secara empiris untuk sistem informasi
government yang disesuaikan dengan mandat dan standar pemeriksaan BPK dan
2.2. E-Government
Penggunaan portal World Wide Web (WWW) untuk menciptakan layanan satu
atap (one-stop shops) adalah pendekatan e-government yang paling umum untuk
government tidak hanya bagaimana memindahkan prosedur atau layanan yang ada
Pergeseran ini melibatkan transisi dari satu model pelayanan ke model lain dengan
inisiatif bisnisnya. Masyarakat tidak lagi perlu bertemu secara langsung dengan
pemerintah dan tidak perlu tahu siapa yang melayaninya, bahkan dilayani oleh
23
2.2.1. Definisi
Istilah e-government memiliki arti yang berbeda-beda dan tidak ada definisi
istilah “output”, sedangkan yang lain memiliki visi yang lebih luas yaitu “social
Audit, 2003). Berikut ini adalah definisi e-government menurut World Bank:
masyarakat, sektor privat dan atau agen pemerintah lain sedemikian hingga
pemerintah.”
dengan masyarakat, bisnis dan agen pemerintah lainnya; dan penyediaan layanan
masyarakat dan bisnis. Oleh karena itu, aplikasi e-government dapat dibagi
G2B dan G2G terfokus pada interaksi dan kerjasama antara pemerintah dengan
organisasi. G2C dan G2B mewujudkan interaksi eksternal dan kolaborasi antara
Gambar 2.1. Framework e-government (dimodifikasi dari Siau dan Long, 2006).
untuk memperbarui surat-surat ijin, lisensi dan sertifikat, membayar pajak, dan
mendaftar tunjangan sosial, dengan cepat dan lebih mudah. G2C umumnya
menggunakan perangkat seperti situs web atau kios-kios informasi. Tujuan utama
Penerapan utama G2B adalah proses pengadaan barang dan jasa. Sektor G2B
secara on-line.
melibatkan pertukaran intra dan antar instansi pemerintah, baik pada level pusat
atau nasional, maupun pertukaran antara level pusat, propinsi dan kabupaten/kota.
pada Consumer, “bisnis” yang mengacu pada Business, dan “pemerintah” yang
membutuhkan sumber daya yang sangat banyak karena faktor ketidakpastian yang
dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan sasaran yang
terdapat pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003 dan kerangka kerja INTOSAI.
27
dan layanan publik yang disediakan oleh pemerintah melalui jaringan informasi,
a. Tingkat 1 – Persiapan, yaitu pembuatan situs web sebagai media informasi dan
bersifat interaktif.
government diperlakukan pada basis tiga dimensi pengukuran: (a) roll-out, (b)
sophistication):
Supply
Demand
Capability
Build
Vision
Capability
a. Roll-out:
Dimensi ini menjelaskan posisi suatu negara – dalam kuadran roll-out seperti
b. Supply capability:
Gambar 2.3.
c. Degree of sophistication:
government:
30
government dibedakan dari tujuannya, oleh karena itu sudut pandang yang
diambil oleh penelitian ini adalah tujuan e-government yang ingin dicapai oleh
government (Inpres Nomor 3 Tahun 2003). Menurut Inpres tersebut ada empat
memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta
31
dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi
oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat
d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien
yang ada selama ini belum menunjukan arah pembentukan e-government yang
baik. Beberapa kelemahan yang menonjol menurut Inpres No. 3 Tahun 2003
adalah:
oleh sistem manajeman dan proses kerja yang efektif karena kesiapan
pemerintah;
antar situs secara andal, aman, dan terpercaya untuk mengintegrasikan sistem
maka menurut Inpres No. 3 Tahun 2003 pencapaian tujuan strategis e-government
b. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah
2.2.5. Hambatan-hambatan
- Digital divide
• digital divide
Tidak semua masyarakat memiliki akses yang setara ke komputer, baik karena
isu ini, usaha ini masih harus ditingkatkan. Dan yang penting adalah menyadari
34
rendah.
Komputer juga dapat menimbulkan halangan bagi masyarakat yang tuna netra
atau yang secara fisik tidak mampu, yang membutuhkan perangkat keras dan
lunak yang mahal untuk komputer mereka, seperti pembaca layar atau
pengendali suara, untuk memampukan akses informasi dan layanan on-line. Ini
- Privasi
informasi pribadi. Bila pelanggaran privasi terjadi, maka akan timbul pengaruh
- Keamanan
antara lain:
- belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai (belum adanya rencana
Beberapa negara dan instansi pemerintah telah maju cukup jauh dalam
terakhir yang sempurna adalah hal yang sulit. Ada banyak risiko yang dihadapi,
yang bila terjadi akan memberi pengaruh negatif terhadap aspek ekonomi,
kerja pertimbangan tantangan dan risiko e-government dari perspektif audit (The
a. Inisiasi e-government
bawaan, dan meskipun sifat dari risiko tersebut diketahui dengan baik,
tidak hanya rawan terhadap risiko yang tetap ada ini, tapi juga terhadap
yurisdiksi.
b. Penerapan e-government
- Risiko proses bisnis TI: risiko ini timbul ketika analisis atas pemrosesan
keamanan dan informasi tidak mencakup seluruh proses bisnis, tapi sekedar
sebagian dari proses bisnis. Risiko seperti ini dapat timbul dari: kurangnya
pengendalian dalam antarmuka antar sub proses pertukaran data antar sub
keuangan swasta.
tidak adanya standar antar departemen untuk pertukaran data; tidak adanya
publik.
- Risiko aplikasi TI: hasil dari bugs dan error dalam aplikasi TI, pengubahan
input, dan pemrosesan dan output yang tidak dirancang secara memadai
- Risiko dan isu hukum: beberapa isu ini termasuk proteksi aset seperti paten,
hak cipta, dan hukum merek dagang, dan penegakan kontrak dengan
c. Konsekuensi e-government
Pengakuan atas dampak yang direncanakan atau outcome jangka panjang dari
atau agensi lain, dan terdapat beberapa risiko pada tahap paska implementasi:
tidak secara luas dapat diakses melalui berbagai macam perangkat akses.
- Iklan dan promosi: publik tidak dapat diharapkan untuk menggunakan suatu
hanya dari downtime, tapi juga dari bandwidth yang tidak cukup atau
berubah-ubah.
perubahan proses bisnis dan bukti yang tersedia untuk mendukung transaksi
bisnis. Hal ini akan menuju kepada kebutuhan untuk perubahan dalam
sistem dan pengendalian TI menjadi hal penting, karena hanya ada sedikit
atau bahkan tidak ada bukti kertas asli untuk dicek dengan transaksi.
tim proyek e-government yang lain. Wilayah risiko ini jelas berkaitan
elektronik.
2.3.1. Definisi
(GAO), (2) menurut INTOSAI dan (3) menurut BPK. Istilah pemeriksaan kinerja
40
(Boynton dan Johnson, 2006) atau audit value for money (Chambers dan Rand,
istilah “audit” yang muncul dalam referensi-referensi yang dirujuk sesuai dengan
kepada perbaikan.
kinerja dilakukan secara obyektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti,
41
untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau
efektivitas (BPK, 2007; INTOSAI, 2004; Khan, 1988; Larsen, 2001). Menurut
tujuan pengujian terhadap satu atau lebih dari tiga aspek tersebut. Pemeriksaan
kinerja menurut SPKN menguji tiga aspek “E” yaitu ekonomi, efisiensi dan
(2000) menyebutkan enam “E” dengan menambahkan aspek etika kepada lima
“E”. Penelitian ini hanya membahas mengenai tiga aspek pemeriksaan kinerja
secara panjang lebar mengenai tiga aspek pemeriksaan kinerja, tetapi hanya
menyebutkan bahwa tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan efektivitas suatu
program adalah mengukur sejauh mana suatu program mencapai tujuannya dan
tujuan pemeriksaan yang menilai ekonomi dan efisiensi berkaitan dengan apakah
suatu entitas telah menggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling
produktif di dalam mencapai tujuan program. Oleh karena itu dipandang penting
ketiga aspek pemeriksaan kinerja tersebut melalui beberapa sumber yaitu: Standar
sumber daya telah diperoleh dalam jumlah yang tepat, pada tempat yang tepat,
Reviu seperti ini mengasumsikan adanya standar yang dapat diterima. Tapi
pada situasi nyata standar yang telah tersedia tidak ada, sehingga auditor harus
Dalam menentukan jumlah sumber daya yang tepat, auditor akan melihat
Efisiensi berhubungan dengan ekonomi dan adalah konsep yang sulit dalam
sumber daya telah digunakan secara optimal atau memuaskan atau apakah
hasil yang sama atau hampir sama dalam ukuran kualitas dan waktu yang
dibutuhkan dapat dicapai dengan sumber daya yang lebih sedikit. Pertanyaan
ini merujuk kepada hubungan antara kualitas dan kuantitas layanan yang
diberikan dan kegiatan dan kos sumber daya yang digunakan untuk
membandingkan dengan kegiatan yang sama, dengan periode lain, atau dengan
ketika hal-hal sangat rumit sedemikian hingga tidak ada standar. Dalam kasus
tersebut, penilaian harus didasarkan pada informasi dan argumen terbaik yang
tersedia dan dalam ketaatan dengan analisis yang dilakukan selama audit.
Konsep efisiensi umumnya dikhususkan dalam dua cara: apakah output yang
sama dapat dicapai dengan sumber daya yang lebih sedikit, atau, dengan kata
lain, apakah sumber daya yang sama dapat digunakan untuk mencapai hasil
sejumlah besar kasus standar tidak tersedia dan auditor harus bekerja dengan
Standar yang paling banyak digunakan adalah output yang direncanakan untuk
Menurut Khan (1988) audit efektivitas mungkin adalah wilayah paling penting
dalam audit kinerja. Sumber daya mungkin dapat diperoleh secara ekonomis
dan efisien tetapi auditee mungkin tidak dapat mencapai tujuannya. Efektivitas
tujuan, output dan dampak. Apakah maksud yang ditetapkan dicapai dengan
perangkat yang digunakan, output yang dihasilkan dan dampak yang diamati?
Apakah dampak yang diamati adalah hasil dari kebijakan dan bukan hal lain?
yang dapat diukur. Tujuan atau outcome ini berperan sebagai kriteria untuk
auditor.
Pertanyaan tentang efektivitas terdiri dari dua bagian: pertama, apakah tujuan
kebijakan telah dicapai, dan kedua, apakah hal ini dapat diatribusikan dengan
dapat dilakukan. Hal ini tidak mudah dilakukan dengan tujuan yang tidak jelas
atau abstrak. Untuk menilai lingkup kejadian yang diamati dapat ditelusur
melibatkan suatu grup pengendali yang tidak menjadi subyek dari kebijakan.
oleh tindakan diperiksa dan bukan oleh faktor-faktor lain. Contohnya, bila
penurunan angka pengangguran yang diamati adalah hasil dari tindakan entitas
yang diaudit, atau apakah hal itu adalah hasil dari perbaikan umum iklim
ekonomi dan entitas yang diaudit tidak memiliki pengaruh atau kontrol? Oleh
Untuk pengujian efektivitas adalah hal yang umum untuk menilai outcome
atau dampak dari suatu kegiatan. Sehingga, meski pendekatan berbasis sistem
yang cukup tentang dampak dari kegiatan atau program, dan umumnya auditor
harus mengumpulkan informasi tidak hanya dari institusi yang diaudit tetapi
Satu aspek spesifik adalah dampak yang tidak diharapkan, terutama bila
kekuasaan SAI. Satu cara untuk membatasi lingkup tersebut dengan melihat
dampak yang tidak diharapkan tersebut yang sedang ditangani dalam program
yang lain.
Gambar 2.4. Hubungan ekonomi, efisiensi dan efektivitas dalam model input-
output (dimodifikasi dari Brazilian Court of Audit, 1998; Chambers dan Rand,
2000; dan Larsen, 2001).
seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.4. Ekonomi adalah fungsi dari input aktual
terhadap input yang direncanakan. Efisiensi adalah fungsi dari output aktual
terhadap input aktual. Dan efektivitas adalah fungsi dari output yang diharapkan
sistem informasi komersial dari penyedia software (Hall & Singleton, 2005;
Hunton dkk, 2004; Martin dkk, 2005; Mustakini, 2005). Setelah sistem informasi
menentukan sejauh mana sistem tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
kinerja atas aspek efektivitas sistem informasi merupakan satu irisan antara audit
sistem informasi dan audit kinerja karena memiliki tujuan yang sama yaitu
mengukur sejauh mana tujuan yang diharapkan atau outcome dicapai dengan
sebagai berikut:
jelas dan dapat diukur, tetapi kadang tujuan tidak ditetapkan dengan jelas.
mana tiap tujuan sistem yang diidentifikasi telah dicapai. Pengukuran ini dapat
pengukuran dan sumber data yang tepat, auditor harus dapat menentukan nilai-
Nilai-nilai ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan dampak dari sistem.
48
mengapa sebuah sistem efektif atau tidak efektif, auditor memerlukan suatu model
merupakan kombinasi dari hasil penelitian DeLone dan McLean (1992), Compeau
Model yang diusulkan oleh Weber ini menggunakan basis model kesuksesan
sistem informasi DeLone dan McLean atau D&M IS Success Model (1992).
Model ini kemudian diperbarui (DeLone dan McLean, 2003) dan dikenal sebagai
model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean diperbarui atau Updated
D&M IS Success Model. Model tersebut dimodifikasi oleh Weber (1999) dengan
Compeau dan Higgins, 1995). Penelitian ini tidak menggunakan model original
DeLone dan McLean yang diusulkan oleh Weber sebab tidak mutakhir terutama
model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean atau Model D&M untuk
kesuksesan informasi seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.5. Ketujuh elemen atau
e. pemakaian (use),
kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi
di model. Model ini tidak mengukur tujuh dimensi pengukuran kesuksesan sistem
Dari model ini dapat dijelaskan bahwa “kualitas sistem”, “kualitas informasi”
Gambar 2.5. Model D&M diperbarui (dimodifikasi dari DeLone dan McLean,
2003; dan Mustakini, 2007a).
mendapat infomasi (uninformed), efektif lawan tidak efektif dan lainnya. DeLone
pemakai” sebagai suatu proses, tetapi pengalaman yang positif karena “memakai”
akan mengakibatkan “kepuasan pemakai” yang lebih tinggi sebagai suatu kausal.
“pemakaian” dan “kepuasan pemakai” selanjutnya. Umpan balik ini masih valid
diukur.
Menurut Weber (1999) auditor dapat menggunakan model tersebut dengan dua
pengumpulan data yang diperlukan untuk menilai apakah suatu sistem memenuhi
jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor untuk mencapai evaluasi
global atas efektivitas sistem. Kedua, auditor dapat menggunakan model itu untuk
faktor atau pengukuran dalam Model D&M yang diperbarui dan yang diterapkan
dan lama respon (response time). Pengukuran tambahan yang umum digunakan
keinteraksian (interactivity).
misalnya adalah isi situs web harus personal (personalized), lengkap (complete),
2007a).
organisasi. Oleh karena itu dukungan yang jelek akan menyebabkan kehilangan
pelanggan.
yang sering ditanyakan, situs yang dapat disesuaikan sendiri, dan pelacakan order
(Mustakini, 2007a).
suatu sistem informasi oleh pemakai. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
dimensi yang tidak terukur, oleh karena itu minat memakai dapat digunakan untuk
mengunjungi suatu situs web, navigasi di dalam situs web, sampai ke pengambilan
kepada pelanggan.
(repeat purchases), kunjungan kembali (repeat visits) dan survei pemakai (user
positif dan negatif dari sistem informasi pada pemakai individual dan organisasi,
55
biaya pencarian (reduced search costs) dan penghematan waktu (time savings)
kualifikasi untuk dapat dikatakan sebagai manfaat; siapa yang mendapat manfaat;
Rancangan Model
tiga tahap berurutan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) pelaporan.
Tahap-tahap pemeriksaan kinerja ini ditunjukkan pada Gambar 3.1. Fokus dari
pelaporan tidak dibahas, sebab tahap ini lebih berkaitan dengan cara pelaporan
56
57
kinerja yang lainnya adalah penyusunan kriteria yang digunakan. Kriteria untuk
Demikian pula kriteria pemeriksaan kinerja untuk bidang e-government, unik dan
berbeda dengan bidang-bidang lain. Oleh karena itu model yang dirancang dalam
3.1.1. Kriteria
Menurut SPKN (BPK, 2007) kriteria adalah standar ukuran harapan mengenai
dibandingkan atau dievaluasi dengan kriteria ini. Kriteria, sebagai salah satu unsur
yang masuk akal, dapat dicapai, dan relevan dengan tujuan pemeriksaan.
c. Pendapat ahli.
disepakati bersama. Oleh karena itu penelitian ini mengusulkan beberapa kriteria
yang dapat digunakan sesuai dengan ketentuan SPKN. Menurut SPKN kriteria
penelitian ini.
60
Menurut Khan (1988) dan Larsen (2001) aspek ekonomi berkaitan dengan
menggunakan kos rendah yang mungkin dan dibandingkan dengan anggaran yang
dengan pembandingan antara output program aktual dengan input berupa sumber
daya aktual yang digunakan dalam proses menghasilkan output. Kriteria aspek
program. Metodologi kriteria efektivitas ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Model evaluasi efektivitas sistem informasi yang diusulkan oleh Weber (1999)
didasarkan pada Model D&M (DeLone & McLean, 1992). Model ini
Shannon dan Weaver (1949) dan Mason (1978) dalam Mustakini (2007a).
(system quality). Kualitas produk yang berupa hasil dari produksi di tingkatan
Model yang dirancang dalam pengelitian ini didasarkan pada model evaluasi
efektivitas sistem informasi yang diusulkan oleh Weber (1999). Model usulan
Weber berbasis Model D&M (DeLone dan McLean, 1992) yang dimodifikasi
sendiri komputer dari teori keyakinan-sendiri (Marakas dkk, 2007; Compeau dan
Higgins, 1995). Meskipun mendasarkan pada model Weber (1999), tetapi model
yang dirancang dalam penelitian ini menggunakan Model D&M yang diperbarui
(DeLone dan McLean, 2003) dan tidak memasukkan konstruk-konstruk TAM dan
muncul di model awal. Model TAM menyatakan bahwa pemakai sistem akan
menggunakan sistem jika sistem bermanfaat baik sistem itu mudah digunakan
atau tidak mudah digunakan. Bermanfaat atau tidaknya suatu sistem dapat
dinyatakan dengan dimensi kualitas sistem yang ada pada Model D&M. Sedang
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa Model EFEG ini sesuai dengan metodologi
Gambar 3.5. Model dasar evaluasi efektivitas e-government yang diusulkan atau
model EFEG (dimodifikasi dari Weber, 1999).
Kualitas Informasi
(Information Quality)
Pemakaian (Use)
Kepuasan Pemakai
(User Satisfaction)
Kualitas Pelayanan
(Service Quality)
Nomor 3 Tahun 2003. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi kriteria dari
64
“manfaat-manfaat bersih”.
memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta
dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi
oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
65
negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat
d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien
Dari empat tujuan tersebut dapat diidentifikasi output dan outcome e-government
manfaat-manfaat bersih harus diketahui lebih dulu siapa yang mendapat manfaat.
government yaitu masyarakat, pemerintah dan bisnis (Zhou, 2001; dan Young dan
government yang harus dimiliki untuk mencapai outcome yang telah ditetapkan.
(service quality).
sebelumnya yang menggunakan Model D&M dan teori kualitas pelayanan dan
praktik terbaik audit kinerja e-government yang dilakukan oleh Kantor Audit
Negara Bagian New South Wales, Australia (Horne, 2003; The Audit Office of
New South Wales, 2002) dan Brazilian Court of Audit (Dias, 2003).
68
menggunakan cara manual, sehingga konstruk ini dimasukkan dalam model. Sifat
pengisian dan submisi formulir dan dokumen; transaksi online; interaksi; dan
konsultasi layanan publik (Wangpipatwong dkk, 2005; Carter dan Belanger, 2003;
tidak dapat diuji bersamaan, sehingga harus diuji dua kali yaitu menjadi model 1
3.4.1. Prosedur
(pilot test) dari instrumen survei dilakukan untuk menilai validitas isi (content
mewakili seluruh semesta item-item yang relevan di dalam penelitian (Cooper dan
BPK (n = 3) yang memiliki masa kerja lebih dari delapan tahun dan latar belakang
pendidikan paskasarjana (Strata 2). Dalam pengujian awal tersebut tidak ada
usulan perbaikan atau tambahan, sehingga bias respon dari kesalahan pemahaman
Responden dari pengujian Model EFEG ini adalah auditor sistem informasi
BPK yang telah memiliki jenjang jabatan fungsional “Pemeriksa Muda Bidang
Alasan yang mendasari dipilihnya dua kelompok responden tersebut adalah: (1)
dan pelatihan pemeriksaan bidang TI, (2) auditor sistem informasi BPK
pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah daerah, (3) para mahasiswa MTI
government, (4) program beasiswa CIO bertujuan untuk mencetak PNS yang
purposive sampling dengan jenis quota sampling (Cooper dan Schindler, 2006).
karakteristik unik yaitu auditor BPK yang memiliki keahlian pemeriksaan bidang
TI dan PNS pemerintah daerah yang memiliki kompetensi dan pemahaman dalam
50).
Kabupaten Sragen dipilih sebagai sampel untuk studi kasus dalam penelitian
ini sebab menjadi peraih penghargaan “E-Government Award” untuk tahun 2006
dan 2007 dalam kategori “Best of the Best” untuk kelompok kabupaten yang
Aplikasi tersebut adalah aplikasi perijinan yang populer disebut sebagai one-stop
service (OSS). OSS adalah salah satu contoh aplikasi e-government yang
digunakan oleh masyarakat untuk misalnya mengurus Kartu Keluarga (KK) atau
Kartu Tanda Penduduk (KTP); oleh bisnis untuk misalnya mengurus perijinan
usaha; dan oleh satuan-satuan kerja pemerintah daerah untuk analisis investasi.
73
Responden diminta untuk menggunakan fitur OSS yang dikelola oleh Badan
3.4.2. Pengukuran
Item-item pengukuran berasal dari sumber-sumber dalam Tabel 3.2 dan Tabel
3.3. Item-item asli ditulis dalam bahasa Inggris, sehingga harus diterjemahkan ke
(2005), Roldán dan Leal (2003), The Audit Office of New South Wales (2002),
Barnes dan Vidgen (2004), dan Gable dkk (2003). Dan item-item yang mengukur
diterjemahkan dari Inpres Nomor 3 Tahun 2003 seperti dalam Tabel 3.2.
Seluruh variabel diukur dengan skala Likert lima-poin berkisar dari “sangat
tidak setuju” ke “sangat setuju”. Skala Likert dipilih sebab menurut Cooper dan
Schindler (2006) mudah dan cepat disusun serta lebih andal dan memberikan
volume data yang lebih banyak daripada skala-skala lain. Seluruh item
dari model penelitian. Teknik Partial Least Squares (PLS) akan digunakan karena
analysis) yang rumit dan teori yang mendukungnya kurang. PLS merupakan
teknik yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan
teori, seperti penelitian ini. PLS juga memungkinkan jumlah sampel kecil dengan
minimum adalah 10 kali jumlah item di konstruk yang paling kompleks di model
(Chin, 1998; Gefen dkk., 2000 dalam Mustakini, 2007a). Penelitian ini
Model PLS dianalisis dan diinterpretasi dalam dua tahap: (1) penilaian
reliabilitas dan validitas model pengukuran, dan (2) penilaian model struktural.
Menurut Carmines dan Zeller (1979) dalam Roldán dan Leal (2003), reliabilitas
item individual dianggap memadai bila suatu item memiliki muatan faktor lebih
77
diuji.
Kualitas
Pelayanan E-
Muatan ( )
Government
(ServQual)
Item Model 1 Model 2
ServQual12 0,8576 0,8588
ServQual13 0,2191 0,2214
Pemakaian E-
Manfaat-manfaat Bersih E-
Government Muatan ( )
Government (Benefit)
(Use)
Item Model 1 Model 2 Item Model 1 Model 2
Benefit1 0,4104 0,4104 Use1 1,0000 1,0000
Benefit2 0,9923 0,9923
Benefit3 0,9923 0,9923
Benefit4 -0,7500 -0,7501
Benefit5 -0,4104 -0,4104
Benefit6 0,8208 0,8208
Benefit7 0,9034 0,9034
Benefit8 0,9034 0,9034
Benefit9 0,8755 0,8755
Dari 21 item pengukur konstruk kualitas sistem e-government ada enam item
yang muatannya kurang dari 0,7 yaitu: dua item kemudahan navigasi (ease of
navigation), dua item keamanan (security) dan dua item privasi (privacy). Muatan
dari lima item pengukur konstruk kualitas pelayanan e-government dan tiga item
pengukur konstruk manfaat-manfaat bersih juga kurang dari 0,7. 14 item yang
muatannya kurang dari 0,7 tersebut kemudian dikeluarkan dari model akhir yang
telah divalidasi.
Interpretasi dari nilai keduanya mirip. Penelitian ini menggunakan panduan yang
diberikan oleh Nunnally (1978) dalam Roldán dan Leal (2003) yang
79
menganjurkan nilai 0,7 sebagai batas minimum untuk reliabilitas yang cukup yang
∑ ∑ ∑ 1 (3.1)
Tabel 3.7 menunjukkan hasil pengukuran reliabilitas konstruk dari 2 model yang
diuji. Semua konstruk dalam penelitian ini reliabel dengan nilai konsisensi
average variance extracted (AVE) yang dibuat oleh Fornell and Larcker (1981)
dalam Roldán dan Leal (2003). AVE adalah besarnya varian yang ditangkap oleh
∑ ∑ ∑ 1 (3.2)
80
Validitas konvergen dianggap cukup jika rata-rata varian lebih besar dari 0,50.
Untuk level item, Barclay dkk (1995) dalam Santosa (2004) menganjurkan bahwa
variabel manifes harus memiliki muatan faktor yang lebih besar di konstruk yang
konstruk.
Tabel 3.9 menunjukkan beberapa item dengan validitas diskriminan yang tidak
mencukupi sebab memiliki muatan faktor di konstruknya yang lebih kecil dari
Benefit9). Hal ini menunjukkan bahwa item-item tersebut tidak cukup valid untuk
mengukur konstruknya. Oleh karena itu item-item tersebut harus dikeluarkan dari
model akhir.
akar kuadrat AVE dengan korelasi kuadrat antara konstruk tersebut dengan
konstruk-konstruk lain. AVE harus lebih besar dari varian antara dua konstruk di
dalam model. Untuk dikatakan suatu validitas diskriminan cukup, maka nilai
elemen-elemen diagonal harus secara signifikan lebih besar dari nilai-nilai elemen
off-diagonal sesuai dengan yang dilakukan di Barclay dkk (1995) dalam Roldán
dan Leal (2003). Semua konstruk memenuhi kriteria ini. Hasil dari pengujian
validitas diskriminan pada level konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.10.
atau Jackknife, dapat diperoleh kesalahan standar (standard errors) atau koefisien
jalur (path coefficients/β) dan nilai T-Statistik. Penelitian ini menggunakan teknik
Bootstrap dengan 100 sampel ulang Chin (1998) dalam Roldán dan Leal (2003).
Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian
dengan menguji hipotesis null untuk tiap jalur hubungan. Tabel 3.11 menunjukkan
koefisien untuk tiap jalur hipotesis dan nilai T-Statistik-nya yang diperoleh dari
Dapat dilihat pada Tabel 3.11 bahwa di model penelitian 1 empat koefisien
jalur signifikan pada α = 0,02 dan mendukung hipotesis H2b, H3b, H4b, dan H5b.
85
hipotesis H2a, H2b, H3a, H3b, H4b, dan H5b. Di model 1 hipotesis H1a, H1b,
H2a, dan H4a tidak didukung, dan hipotesis H3a didukung secara lemah. Di
model 2 hipotesis H1a dan H5a tidak didukung, dan hipotesis H1b didukung
konstruk.
pemakai, dan manfaat-manfaat bersih. Falk dan Miller (1992) dalam Santosa
(2004) menganjurkan bahwa dari konstruk laten harus lebih besar dari 0,10
Hasil empiris dari pengujian model ini menunjukkan bahwa kualitas sistem e-
akhir yang valid seperti pada Gambar 3.10. Model akhir ini mengeluarkan item-
item pengukur konstruk yang memiliki nilai reliabilitas individual dan validitas
diskriminan yang tidak memadai dari model. Tabel 3.14 memperlihatkan item-
Implementasi Model
Kabupaten Sragen adalah salah satu dari tiga puluh tiga kabupaten/kota di
dilalui Sungai Bengawan Solo dari barat ke timur, sehingga secara geografis
Sragen dibagi manjadi dua wilayah. Wilayah utara Sungai Bengawan Solo
Pada awalnya BPT dibentuk sebagai Unit Pelayanan Terpadu dalam wujud
Kantor Pelayanan Terpadu pada tahun 2003 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
dengan Perda Nomor 4 Tahun 2006 yang meningkatkan status dari “kantor”
dengan pimpinan setara Eselon 3 menjadi “badan” dengan pimpinan setara Eselon
2.
91
92
kelompok kabupaten yang dilaksanakan oleh Majalah Warta Ekonomi selama dua
tahun berturut-turut, yaitu tahun 2006 dan 2007. BPT didirikan untuk
menyelenggarakan pelayanan perijinan satu pintu dan non perijinan satu atap.
bisnis harus mendatangi satu persatu dinas untuk mengurus suatu perijinan
BPT saat ini memberikan pelayanan untuk 59 jenis perijinan dan sepuluh jenis
non perijinan. Tabel 4.1 memperlihatkan 69 pelayanan yang diberikan oleh BPT.
Tabel 4.1. Jenis pelayanan perijinan dan non perijinan BPT berdasarkan Peraturan
Bupati Sragen Nomor 14 Tahun 2007.
Pelayanan Perijinan
No. Jenis Pelayanan No. Jenis Pelayanan
1. Ijin Prinsip 31. Rekomendasi Pendirian Rumah
Sakit Swasta
2. Ijin Lokasi 32. Rekomendasi Pendirian Pusat
Kebugaran
3. Ijin Mendirikan Bangunan 33. Rekomendasi Pendirian Salon
Kecantikan
4. Ijin Gangguan dan Ijin Tempat 34. Rekomendasi Pendirian Lembaga
Usaha Pendidikan
5. Surat Ijin Usaha Perdagangan 35. Rekomendasi Praktek Bersama
Dokter Spesialis
6. Ijin Usaha Industri 36. Tanda Daftar Gudang
7. Tanda Daftar Perusahaan 37. Perijinan Penggunaan Ketel Uap
8. Tanda Daftar Industri 38. Perijinan Penggunaan Bejana Uap
9. Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan 39. Perijinan Penggunaan Bejana Tekan
Umum
93
Pelayanan Perijinan
No. Jenis Pelayanan No. Jenis Pelayanan
10. Ijin Usaha Rumah Makan 40. Perijinan Botol Baja
11. Ijin Usaha Salon Kecantikan 41. Perijinan Penggunaan Pesawat
Angkat dan Angkut
12. Ijin Usaha Hotel 42. Perijinan Penggunaan Pesawat
Tenaga dan Produksi
13. Biro/Agen Perjalanan Wisata 43. Perijinan Penggunaan Instalasi
Kebakaran
14. Ijin Pondok Wisata 44. Perijinan Penggunaan Instalasi
Listrik
15. Ijin Penutupan Jalan 45. Perijinan Penggunaan Instalasi
Penyalur Petir
16. Pajak Reklame 46. Ijin Trayek Tetap
17. Ijin Usaha Huller 47. Ijin Usaha Angkutan
18. Ijin Praktek Bersama Dokter Umum 48. Ijin Kursus
dan Gigi
19. Ijin Pendirian Rumah Bersalin 49. Ijin Usaha Peternakan
20. Ijin Pendirian Balai Pengobatan 50. Ijin Pemotongan Hewan
21. Ijin Praktek Dokter Spesialis 51. Ijin Pendirian Keramba Apung
22. Ijin Praktek Dokter Umum/Gigi 52. Ijin Usaha Jasa Konstruksi
23. Ijin Praktek Bidan 53. Ijin Praktek Asisten Apoteker
24. Ijin Praktek Perawat 54. Ijin Praktek Perawat Gigi
25. Ijin Pendirian Apotik 55. Ijin Praktek Fisioterapis
26. Ijin Pendirian Optik 56. Ijin Praktek Refraksionis Optision
27. Ijin Praktek Tukang Gigi 57. Ijin Operasional Depot Air Minum
Isi Ulang
28. Ijin Pendirian Toko Obat 58. Ijin Pendirian Rumah Sakit Swasta
29. Ijin Pengobatan Tradisional 59. Ijin Penyelenggaraan Laboratorium
Kesehatan
30. Ijin Produksi Makanan dan
Minuman
Pelayanan Non Perijinan
No. Jenis Pelayanan No. Jenis Pelayanan
1. Kartu Keluarga Kecamatan Sragen 6. Akte Pengakuan dan Pengasuhan
Anak
2. Kartu Tanda Penduduk Kecamatan 7. Akte Perubahan/Ganti Nama
Sragen
3. Akte Kelahiran 8. Akte Perkawinan
4. Akte Kematian 9. Akte Perceraian
5. Akte Pengangkatan Anak 10. Pelayanan Informasi dan Pengaduan
Visi BPT adalah unggul dalam pelayanan. Misi BPT adalah mewujudkan
Pemohon
Penyerahan Berkas
Perijinan & Non Penyerahan
Perijinan
Pemeriksaan
Pembayaran
Berkas
Pemeriksaan
Lapangan Pemrosesan
(Bila diperlukan)
95
Struktur organisasi BPT saat ini berdasarkan Perda Kabupaten Sragen Nomor
Ada dua jenis aplikasi TI yang digunakan di BPT, yaitu Sistem Informasi
SIM Perijinan berwujud aplikasi berbasis web yang dikelola oleh BPT sedang
Simduk dikelola oleh Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Kantor Dukcapil).
didukung satu server berbasis Microsoft (MS) Windows 2003 yang merangkap
sebagai server database dan server web. Perangkat manajemen database yang
hanya bersifat konfirmasi sebab seluruh proses dikirim ke dan ditangani oleh
server Simduk di Kantor Kecamatan dan Kantor Dukcapil melalui Local Area
Network (LAN).
melalui internet. Sehingga saat ini belum tersedia aplikasi berbasis internet yang
BPT (SIM Perijinan dan Simduk) adalah instrumen kuesioner yang didasarkan
pada item-item pengukuran pada model akhir EFEG yang telah diuji reliabilitas
dan validitasnya. Item-item tersebut dirinci menjadi beberapa item yang lebih detil
dengan beberapa pegawai yang memahami aspek teknis aplikasi dan peneliti juga
masyarakat.
Model EFEG didasarkan pada model kesuksesan sistem informasi DeLone dan
Kualitas aplikasi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas
pelayanan (DeLone dan McLean, 2003). Hal ini telah dibuktikan pada tahap
yang telah dibuktikan reliabel dan valid pada tahap perancangan model.
4.2.2. Pemakaian
Pemakaian SIM Perijinan dan Simduk bersifat wajib dan tidak sukarela, sebab
Pegawai BPT tidak diberi pilihan untuk menjalankan tugasnya secara manual
tetapi harus menggunakan SIM Perijinan dan Simduk. Oleh karena itu untuk
“semu” (Weber, 1999). Meskipun begitu, sangat sulit untuk membedakan kedua
manfaat-manfaat bersih dalam model akhir dan tidak menyertakan item-item yang
tidak reliabel dan tidak valid dalam tahap pengujian model. Tabel 4.5
valid.
4.3.1. Prosedur
efektivitas ini adalah sebesar populasi (n = 42) yang menjadi responden dari
disediakan.
4.3.2. Pengukuran
Item-item pengukur ditunjukkan dalam Tabel 4.4 dan Tabel 4.5, dan
variabel diukur dengan skala Likert lima-poin berkisar dari “sangat tidak setuju”
ke “sangat setuju” dengan rentang nilai dari “0” ke “4”. Skala Likert dipilih sebab
menurut Cooper dan Schindler (2006) mudah dan cepat disusun serta lebih andal
dan memberikan volume data yang lebih banyak daripada skala-skala lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam tahap implementasi model ini
adalah analisis data eksploratori (exploratory data analysis). Dengan teknik ini
data persiapan. Fleksibilitas adalah atribut yang penting dari teknik ini (Cooper
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mencari nilai mean dari tiap item
penilaian. Nilai mean ini kemudian dikonversi menjadi prosentase nilai terhadap
sejauh mana item penilaian atau grup item penilaian efektif berdasarkan ketentuan
Tabel 4.7 memperlihatkan hasil analisis frekuensi dari tiap nilai yang muncul
dan hasil penilaian efektivitas dari tiap item, grup item dan secara keseluruhan.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas
penggunanya dengan nilai mean di atas 3,41 dari nilai maksimum 4,00. Pengguna
aplikasi juga menilai bahwa outcome dari penggunaan dan pererapan dapat
mencapai manfaat-manfaat bersih dengan mean 3,74 dari nilai maksimum 4,00.
Secara keseluruhan pengguna menilai bahwa aplikasi efektif dengan mean 3,55
Deviasi %
Item Mean Efektivitas
Standar Efektivitas
InfoQual9 3,05 0,795 76,19 Efektif
InfoQual10 3,69 0,468 92,26 Sangat efektif
Kualitas Informasi 3,51 0,689 87,74 Sangat efektif
ServQual1 3,90 0,297 97,62 Sangat efektif
ServQual2 3,81 0,397 95,24 Sangat efektif
ServQual3 3,79 0,415 94,64 Sangat efektif
ServQual4 3,86 0,354 96,43 Sangat efektif
ServQual5 3,69 0,468 92,26 Sangat efektif
ServQual6 3,76 0,431 94,05 Sangat efektif
ServQual7 3,64 0,485 91,07 Sangat efektif
Kualitas Pelayanan 3,78 0,416 94,47 Sangat efektif
Benefit1 3,79 0,415 94,64 Sangat efektif
Benefit2 3,69 0,468 92,26 Sangat efektif
Benefit3 3,64 0,485 91,07 Sangat efektif
Benefit4 3,83 0,377 95,83 Sangat efektif
Manfaat-manfaat Bersih 3,74 0,441 93,45 Sangat efektif
Keseluruhan 3,55 0,643 88,87 Sangat efektif
“efektif”, tidak seperti mayoritas item lain yang memperoleh hasil “sangat
aplikasi hanya dapat diakses melalui LAN BPT dan LAN Kabupaten Sragen dan
belum dapat mengakses aplikasi melalui metode lain seperti jaringan bergerak dan
diperoleh informasi bahwa BPT belum melakukan studi untuk mengukur dampak
pelayanan yang dibebankan kepada pelanggan (masyarakat dan bisnis) juga tidak
pungutan tidak sah. Proses bisnis pelayanan perijinan di BPT masih memberikan
celah munculnya pungutan tidak sah yaitu pada tahap pemeriksaan lapangan
dapat digunakan tanpa grafik (berbasis teks saja). Kedua item penilaian ini terkait
wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa output dari aplikasi berupa
penggunanya harus merubah lebih dulu format output kemudian digunakan atau
5.1. Kesimpulan
government.
109
110
Tahun 2003.
aksesibilitas (accessibility).
10. Variabel-variabel yang reliabel dan valid digunakan untuk mengukur kualitas
11. Variabel-variabel yang reliabel dan valid digunakan untuk mengukur kualitas
(empathy).
111
Kabupaten Sragen yaitu SIM Perijinan dan Simduk efektif meskipun belum
14. Aplikasi e-government BPT Kabupaten Sragen tidak dapat diakses melalui
jaringan di luar LAN BPT dan LAN Pemerintah Kabupaten Sragen atau pun
melalui internet.
dengan baik.
17. Informasi yang dihasilkan oleh aplikasi e-government BPT Kabupaten Sragen
5.2. Saran-saran
Peneliti memberi saran bagi peneliti lain yang sedang mencari topik penelitian
Peneliti memberi saran bagi penelitian dengan topik evaluasi efektivitas sistem
government.
government.
menilai pencapaian tujuan atau outcome atau target pelayanan selain survei
Peneliti memberi saran bagi instansi pemerintah yang sedang dan akan
government.
Abhichandani, Tarun & Horan, T.A. 2006. Toward A New Evaluation Model of E-
Government Satisfaction: Results of Structural Equation Modeling. Prosiding
dari 12th Americas Conference on Information Systems. 4 – 6 Agustus.
Acapulco, Meksiko.
Abhiseka, Arya. 2003. “EGovernment to be Launched to Promote Good
Governance”. 15 Januari. The Jakarta Post. [On-line] Tersedia:
http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20030115.B01 [11
Juni 2007].
Agus, Arawati; Barker, Sunita & Kandampully, Jay. 2007. “An Exploratory Study
of Service Quality in the Malaysian Public Service Sector”. International
Journal of Quality & Reliability Management. Vol. 24 (2). Pp. 177 – 190.
Emerald Group Publishing Limited.
Al-adawi, Z.; Yousafzai, S. & Pallister, J. 2005. Conceptual Model of Citizen
Adoption of E-Government. Prosiding dari 2nd International Conference on
Innovations in Information Technology. 26 – 28 September. Dubai, Uni
Emirat Arab.
Anggono, B.D. 2007. “E-Corruption di Pemerintahan”. Juni. Biskom. [On-line]
Tersedia: http://www.egov-
indonesia.org/index.php?name=News&file=article&sid=281 [11 Juni 2007].
Asgarkhani, Mehdi. 2005. “The Effectiveness of e-Service in Local Government:
A Case Study”. Electronic Journal of e-Government. Vol. 3 (4). Pp. 157 –
166. Academic Conferences Ltd.
Axelsson, Camilla & Lundberg, Lisa. 2005. Bringing an IT Specialist into the
Audit Process – A Decision Model for Small Audit Firms. Unpublished Master
Thesis. Jönköping University. Jönköping, Sweden.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2007. Laporan Hasil
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Semester I dan
II Tahun 2006. Jakarta.
___. 2007. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01
Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta.
Barnes, S.J. & Vidgen, Richard. 2004. “Interactive E-Government: Evaluating the
Web Site of the UK Inland Revenue”. Journal of Electronic Commerce in
Organizations. Vol. 2 (1). Pp. 42 – 63. ABI/INFORM Global.
Bastian. 2003. “Perkembangan ‘E-government’ di Indonesia”. 8 Maret. Sinar
Harapan. [On-line] Tersedia:
http://www.bappenas.go.id/index.php?module=ContentExpress&func=display
&ceid=1693 [11 Juni 2007].
Baum, C. & DiMaio, A. 2000. Gartner’s Four Phases of E-Government Model.
[On-line] Tersedia:
http://www.gartner3.gartnerweb.com/public/static/hotc/00094235.html [11
Juni 2007].
115
116
DeLone, W.H. & McLean, E.R. 2003. “The DeLone and McLean Model of
Information Systems Success: A ten-Year Update”. Journal of Management
Information Systems. Vol. 19 (4). Pp. 9 – 30. M.E. Sharpe, Inc.
Departemen Komunikasi dan Informasi. 2004. Laporan Akhir “Studi Survei
Dasar E-Government untuk meningkatkan Penggunaan Sarana Teknologi
Informasi dan Melengkapai Buku Panduan untuk Mempromosikan
Ketatanegaraan dan Pelayanan Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi”.
Jakarta.
Dias, Cláudia. 2003. “Web Accessibility: Is This An Audit Theme?”. The Intosai
IT Journal. Ed. 23. Pp 10 – 13.
Enoksen, J.A. 2004. What is E-Government. Prosiding dari the INTOSAI
Standing Committee on IT Audit 4th Working Seminar on Performance
Auditing. 20 – 21 April. Moskow. Rusia.
European Organization of Supreme Audit Boards (EUROSAI) IT Working
Group. 2003. Report: E-Government in an Auditing Perspective.
Flavián, Carlos & Guinalíu, Miguel. 2006. “Consumer Trust, Perceived Security
and Privacy Policy: Three Basic Elements of Loyalty to A Web Site”.
Industrial Management & Data Systems. Vol. 106 (5). Pp. 601 – 620. Emerald
Group Publishing Limited.
Følstad, Asbjørn; Jørgensen, H.D. & Krogstie, John. 2004. User Involvement in e-
Government Development Projects. Prosiding dari 4th Nordic Conference on
Human-Computer Interaction. Tampere, Finlandia.
Fu, Jen-Ruei. 2006. VisualPLS 1.04b. [On-line] Tersedia:
http://www2.kuas.edu.tw/prof/fred/vpls [11 September 2007]. Department of
Information Management National Kaohsiung University Of Appled Sciences.
Taiwan.
Gable, G.G.; Sedera, Darshana; & Chan, Taizan. 2003. Enterprise Systems
Success: A Measurement Model. Prosiding dari 24th International Conference
on Information Systems. Pp. 576 – 591.
Gil-Garcia, J.R.; Chengalur-Smith, InduShobha; & Duchessi, Peter. 2007.
“Collaborative e-Government: Impediments and Benefits of Information-
sharing Projects in the Public Sector”. European Journal of Information
Systems. 1 Maret. Vol. 16. Pp. 121 – 133. Operational Research Society Ltd.
Gilbert, David & Balestrini, Pierre. 2004. “Barriers and Benefits in the Adoption
of e-Government”. The International Journal of Public Sector Management.
Vol. 17 No. 4. Pp. 286 – 301. Emerald Group Publishing Limited.
Gonzalez, Reyes; Gasco, Jose & Llopis, Juan. 2007. “E-Government Success:
some Principles from a Spanish Case Study”. Industrial Management & Data
Systems. Vol. 107 (6). Pp. 845 – 861. Emerald Group Publishing Limited.
Gordon, T.F. 2002. Introduction to e-Government. European Research
Consortium for Informatics and Mathematics (ERCIM) News. No. 48.
Januari. Pp. 12 – 13.
Gupta, M. P. & Jana, Debashish. 2003. “E-Government Evaluation: A Framework
and Case Study”. Government Information Quarterly. Vol. 20 (4). Pp. 365-
387.
118
Hall, J.A. & Singleton, Tommie. 2005. Information Technology Auditing and
Assurance. Edisi 2. South-Western. Ohio, Amerika Serikat.
Harijadi, A.D. 2004. E-Government Development in Indonesia. Prosiding dari
APEC Telecommunications and Information Working Group 29th Meeting.
Hong Kong, China.
Horne, Stephen. 2003. “Implementing e-Government: The Story so far”. The
Intosai IT Journal. Ed. 23. Pp 18 – 21.
Hung, Wei-His & McQueen, R.J. 2004. “Developing an Evaluation Instrument for
e-Commerce Web Sites from the First-Time Buyer’s Viewpoint”. Electronic
Journal of Information Systems Evaluation. Vol. 7 (1). Pp. 31 – 42. Academic
Conferences Ltd.
Hunton, J.E.; Bryant, S.M. & Bagranoff, N.A. 2004. Core Concepts of
Information Technology Auditing. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey,
Amerika Serikat.
Hussein, Ramlah; Karim, N.S.A.; Mohamed, Norshidah & Ahlan, A.R. 2007.
“The Influence of Organizational Factors on Information Systems Success in
e-Government Agencies in Malaysia”. The Electronic Journal on Information
Systems in Developing Country. Vol. 29 (1). Pp 1 - 17. Academic Conferences
Ltd.
INTOSAI. 2003. Auditing e-Government. Report The INTOSAI Standing
Committee on IT Audit.
___. 2001. Code of Ethics and Auditing Standards. Auditing Standards
Committee
___. 2004. Implementation Guidelines for Performance Auditing.
___. 2004. Performance Auditing on e-Government. Prosiding dari the INTOSAI
Standing Committee on IT Audit 4th Working Seminar on Performance
Auditing. 20 – 21 April. Moskow. Rusia.
Kementrian Komunikasi dan Informasi. 2006. Panduan Penyelenggaraan Situs
Web Pemerintah Daerah. 11 Januari. Jakarta.
Kertesz, Sorin. 2003. Cost-Benefit Analysis of e-Government Investments. J.F.
Kennedy School of Government, Harvard University.
Kettinger, W.J. & Lee, C.C. 1997. “Pragmatic Perspectives on the Measurement
of Information Systems Service Quality”. MIS Quarterly. Juni. Vol. 21 (2).
Pp. 223 – 240. ABI/INFORM Global.
Khan, M.A. 1988. Performance Auditing-The Three 'Es'. Asian Journal of
Government Audit. Vol. 1988. ASOSAI.
Kountour, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Lembaga PPM. Jakarta.
Larsen, R.E. 2001. Planning of Choice of Methodes for Performance Audit:
Lessons Learned of in the National Audit Office of Denmark. Prosiding dari
The 6th Tokyo International Audit Forum. September. Tokyo, Jepang.
Leijenaar, R.D. 2007. The Impact of e-Government on the Organization of Local
Authorities. Prosiding dari The 6th Twente Student Conference on IT. 2
Februari. Twente, Belanda.
Marakas, G.M.; Johnson, R.D. & Clay, P.F. 2007. The Evolving Nature of the
Computer Self-Efficacy Construct: An Empirical Investigation of
119
KUESIONER PENELITIAN
Peneliti:
Arie Purwanto, ST
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Magister Akuntansi Terapan Universitas Gadjah Mada
yang sedang melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan laporan internship (thesis) saya.
Dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk menghasilkan suatu model yang
dapat digunakan sebagai panduan oleh auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam
melakukan pemeriksaan kinerja atas aplikasi e-government di pemerintah daerah-pemerintah
daerah.
Saya menyadari bahwa waktu Bapak/Ibu sangat berharga dan terbatas. Partisipasi
Bapak/Ibu akan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan berarti dalam
menentukan keberhasilan penelitian ini. Meskipun kuesioner ini tidak bersifat anonim, saya
menjamin kerahasiaan identitas pribadi dan jawaban Bapak/Ibu. Atas kesediaan dan
partisipasi Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
Catatan: Apabila ada hal-hal yang ditanyakan, Bapak/Ibu dapat menghubungi saya di 0813-
17-871531 atau melalui email di arie.purwanto@bpk.go.id.
122
123
IDENTITAS
Nama Lengkap :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
PEKERJAAN
Status : CPNS PNS
Masa Kerja : Tahun
Instansi :
Jabatan :
Pangkat/Golongan : III/ … IV/ …
Bersertifikat Pemeriksa Muda Bidang TI? * : Ya Tidak
E-GOVERNMENT
Apakah instansi Anda menerapkan aplikasi e-government bagi pelayanan publik?
Ya Tidak
Bila jawaban pertanyaan di atas adalah “ya”, maka jawablah pertanyaan berikut:
Bidang pelayanan ~ :
Lama operasi : Tahun
INSTRUKSI PENGISIAN
Sebelum menjawab pertanyaan Anda diharapkan untuk mencoba memakai dan mengalami
sendiri aplikasi e-government untuk perijinan yang dikelola oleh pemerintah daerah
Kabupaten Sragen (http://bpt.sragenkab.go.id). Anda kemudian dimohon untuk menjawab
pertanyaan berdasarkan pengalaman dan persepsi Anda tersebut. Jawaban pertanyaan dapat
dipilih dengan memberi tanda silang ("x") pada kotak yang disediakan.
Silakan menyatakan jawaban Anda yang paling sesuai, dengan skala penilaian sebagai
berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Catatan: Yang disebut sebagai “aplikasi e-government” dalam kuesioner ini adalah aplikasi
perijinan pada http://bpt.sragenkab.go.id.
124
STS TS N S SS
1 Aplikasi e-government selalu berjalan dengan benar
(running well)
2 Aplikasi e-government menyediakan informasi dan
formulir-formulir yang dibutuhkan untuk diunduh
3 Aplikasi e-government menyediakan transaksi-transaksi
yang diperlukan untuk diisi dan dilengkapi secara on-line
4 Aplikasi e-government menyediakan instruksi-instruksi
yang membantu
5 Aplikasi e-government tersedia setiap saat
6 Aplikasi e-government mudah digunakan
7 Aplikasi e-government menarik
8 Aplikasi e-government dapat menghemat waktu
penggunanya
9 Aplikasi e-government dapat menghemat biaya
penggunanya
10 Aplikasi e-government merespon dengan cukup cepat
11 Aplikasi e-government menyediakan sarana komunikasi
12 Aplikasi e-government menyediakan pilihan-pilihan
navigasi yang jelas
13 Link-link navigasi aplikasi e-government disediakan dari
semua halaman
14 Aplikasi e-government menunjukkan perhatian atas
privasi penggunanya
15 Aplikasi e-government tidak akan memberikan informasi
pribadi pengguna kepada pihak lain tanpa persetujuannya
16 Aplikasi e-government memiliki mekanisme untuk
memastikan pengiriman informasi pengguna dengan
aman
17 Aplikasi e-government menunjukkan perhatian atas
keamanan transaksi
18 Aplikasi e-government kompatibel dengan browser-
browser populer
19 Aplikasi e-government dapat digunakan tanpa grafik
20 Aplikasi e-government tidak membutuhkan software
khusus untuk digunakan
21 Aplikasi e-government mudah ditemukan
STS TS N S SS
1 Informasi di aplikasi e-government bebas dari kesalahan
125
STS TS N S SS
2 Informasi di aplikasi e-government tepat waktu
3 Informasi di aplikasi e-government relevan
4 Informasi di aplikasi e-government cukup untuk tugas
yang sedang ditangani
5 Informasi di aplikasi e-government mudah dimengerti
6 Informasi di aplikasi e-government up-to-date
7 Informasi di aplikasi e-government dapat dibaca, jelas
dan diformat dengan baik
8 Informasi di aplikasi e-government ringkas
STS TS N S SS
1 Ketika pelayanan aplikasi e-government berjanji untuk
melakukan sesuatu pada suatu waktu, ia melakukannya
2 Pelayanan aplikasi e-government melayani dengan baik
sejak pertama kali
3 Pelayanan aplikasi e-government memberikan pelayanan
tepat pada saat ia menjanjikannya
4 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government memberikan
pelayanan pengguna yang cepat
5 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government selalu rela
membantu pengguna
6 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government tidak pernah
terlalu sibuk untuk menanggapi permintaan pengguna
7 Perilaku pegawai di pelayanan aplikasi e-government
menumbuhkan kepercayaan pengguna
8 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government secara
konsisten sopan terhadap pengguna
9 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government memiliki
pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pengguna
10 Pelayanan aplikasi e-government memberikan perhatian
individual kepada pengguna
11 Pelayanan aplikasi e-government memiliki pegawai yang
memberikan perhatian personal kepada pengguna
12 Pelayanan aplikasi e-government mengutamakan
kepentingan pengguna dengan sungguh-sungguh
13 Pegawai di pelayanan aplikasi e-government memahami
kebutuhan khusus pengguna
126
D. Manfaat-manfaat Bersih (Net Benefits): mengukur nilai bersih dampak positif dan
negatif dari aplikasi e-government pada pemakai individual dan organisasi, grup pemakai,
antar organisasi, sosial bahkan negara.
STS TS N S SS
1 Aplikasi e-government meningkatkan perekonomian
daerah dan nasional
2 Aplikasi e-government memperkuat kemampuan
perdagangan internasional
3 Aplikasi e-government memuaskan kebutuhan
masyarakat
4 Aplikasi e-government dapat dijangkau dari seluruh
wilayah Indonesia
5 Aplikasi e-government beroperasi 24 jam sehari dan 7
hari seminggu
6 Biaya penggunaan aplikasi e-government terjangkau
7 Aplikasi e-government meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan daerah dan
negara
8 Aplikasi e-government meningkatkan efisiensi dan
transparansi layanan publik
9 Aplikasi e-government memperlancar transaksi dan
layanan vertikal dan horisontal institusi pemerintahan
STS TS N S SS
1 Secara keseluruhan, Kualitas Sistem aplikasi e-
government memuaskan
2 Secara keseluruhan, Kualitas Informasi aplikasi e-
government memuaskan
3 Secara keseluruhan, Kualitas Pelayanan aplikasi e-
government memuaskan
4 Secara keseluruhan, aplikasi e-government memuaskan
F. Pemakaian (Use)
STS TS N S SS
1 Saya menggunakan aplikasi e-government untuk
memperoleh informasi dari pemerintah daerah
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
Peneliti:
Arie Purwanto, ST
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Magister Akuntansi Terapan Universitas Gadjah Mada
yang sedang melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan laporan internship (thesis) saya.
Dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk menghasilkan suatu model yang
dapat digunakan sebagai panduan oleh auditor Badan Pemeriksa Keuangan RI dalam
melakukan pemeriksaan kinerja atas aplikasi e-government di pemerintah daerah-pemerintah
daerah.
Saya menyadari bahwa waktu Bapak/Ibu sangat berharga dan terbatas. Partisipasi
Bapak/Ibu akan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan berarti dalam
menentukan keberhasilan penelitian ini. Meskipun kuesioner ini tidak bersifat anonim, saya
menjamin kerahasiaan identitas pribadi dan jawaban Bapak/Ibu. Atas kesediaan dan
partisipasi Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
Catatan: Apabila ada hal-hal yang ditanyakan, Bapak/Ibu dapat menghubungi saya di 0813-
17-871531 atau melalui email di arie.purwanto@bpk.go.id.
127
128
IDENTITAS
Nama Lengkap :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
PEKERJAAN
Status : CPNS PNS
Masa Kerja : Tahun
Jabatan :
Pangkat/Golongan : III/ … IV/ …
INSTRUKSI PENGISIAN
Silakan menyatakan jawaban Anda yang paling sesuai, dengan skala penilaian sebagai
berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Catatan: Yang disebut sebagai “aplikasi” dalam kuesioner ini adalah aplikasi pelayanan
perijinan dan non perijinan yang digunakan oleh BPT Sragen.
STS TS N S SS
1 Aplikasi selalu berjalan dengan benar (running well),
misalnya:
a. Tidak ada kesalahan input data (input data
dikendalikan dengan benar oleh aplikasi)
b. Tidak ada kesalahan pengolahan data (pengolahan
data sesuai dengan prosedur kerja yang ditetapkan)
c. Tidak ada kesalahan output (output sesuai dengan
kebutuhan)
d. Tidak ada kesalahan hardware (hardware sesuai
dengan kebutuhan yang direkomendasikan untuk
menjalankan aplikasi)
e. Tidak ada kesalahan software selain poin a, b, dan c
f. Tidak ada kesalahan jaringan (kecepatan transfer data,
koneksi dengan terminal lain)
129
STS TS N S SS
2 Aplikasi menyediakan informasi, formulir dan fungsi-
fungsinya yang dibutuhkan secara real-time, misalnya:
a. Informasi (misal: peraturan yang terkait dengan suatu
perijinan, rekapitulasi perijinan, data transaksi,
statistik pelayanan)
b. Formulir (forms) yang dibutuhkan dalam transaksi
pelayanan
c. Fungsi untuk input data (menambah data baru,
mengubah data, menghapus data)
STS TS N S SS
9 Aplikasi merespon dengan cukup cepat, misalnya dari
segi:
a. Lama loading aplikasi
b. Waktu untuk menginput data
c. Waktu untuk mengolah data
d. Waktu untuk menghasilkan output
STS TS N S SS
1 Informasi yang dihasilkan aplikasi bebas dari kesalahan
(penulisan / pengejaan / makna)
2 Informasi yang dihasilkan aplikasi tepat waktu (saat
dibutuhkan)
3 Informasi yang dihasilkan aplikasi relevan dengan tugas
yang sedang ditangani
4 Informasi yang dihasilkan aplikasi dibutuhkan untuk
tugas yang sedang ditangani
5 Informasi yang dihasilkan aplikasi mudah dimengerti
6 Informasi yang dihasilkan aplikasi up-to-date
7 Informasi yang dihasilkan aplikasi dapat dibaca (tidak
kabur, tidak terlalu kecil/terlalu besar)
8 Informasi yang dihasilkan aplikasi jelas
9 Informasi yang dihasilkan aplikasi berformat sesuai
kebutuhan (misal dalam bentuk: dokumen MS Word,
PDF, HTML)
10 Informasi yang dihasilkan aplikasi ringkas
131
C. Kualitas Pelayanan: mengukur kualitas pelayanan dari sistem dan berkaitan dengan
dukungan yang diberikan kepada pengguna sistem.
STS TS N S SS
1 Pengelola aplikasi memberi pelayanan sesuai dengan
janjinya (misalnya: perbaikan, pemeliharaan)
2 Pengelola aplikasi cepat dalam memberi pelayanan
3 Pengelola aplikasi rela/ikhlas (tidak ada keterpaksaan)
dalam memberi pelayanan
4 Perilaku pengelola aplikasi menumbuhkan kepercayaan
(misal: tepat waktu, sesuai janji, dapat diandalkan)
5 Pegawai pengelola aplikasi selalu bersikap sopan
6 Pegawai pengelola aplikasi memiliki kompetensi di
bidangnya
7 Pengelola aplikasi memberi perhatian yang personal
STS TS N S SS
1 Peningkatan kemampuan perdagangan bisnis lokal
2 Kepuasan kebutuhan masyarakat
3 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan daerah dan negara
4 Peningkatan efisiensi dan transparansi layanan publik