You are on page 1of 17

MAKALAH

KEDISIPLINAN SEKOLAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:
Nama

: Ade Setiana

Kelas

: IX C

Ka Reddy Nurdiansyah

SMP NEGERI 1 BANTARUJEG


2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada
kami sehingga makalah yang berjudul Kedisiplinan Sekolah dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Dengan dibuatnya makalah ini tentunya dapat menambah
pengetahuan maupun wawasan bagi pembaca.
Tentunya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu besar harapan kami sudilah kiranya pembaca memberikan kritik
dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Bantarujeg,

April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3

Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1

Pengertian Disiplin...................................................................................3

2.2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan......................................6

2.3

Penerapan Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sekolah...............................8

2.4

Akibat yang Ditimbulkan Oleh Ketidakdisiplinan..................................11

2.5

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa..............................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................14


3.1

Kesimpulan..............................................................................................14

3.2

Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan
terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok.
Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk memenuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang
ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya
untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program
orientasi kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka
bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan
patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui,
tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan
orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang
sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula
peraturan/prosedur

atau

kebijakan

yang

mengalami

perubahan

atau

diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif.


Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan
lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya,
dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata
tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap
berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai
ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin
sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku
siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku
sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang
dimaksud dengan aturan sekolah(school rule) tersebut, seperti aturan tentang

standar

berpakaian (standards

of

clothing),ketepatan

waktu,

perilaku

social dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala


diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi
dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi
dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk
kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan
psikologis(psychologicalmaltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin
A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya Dangerous School (1999).
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan
yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab
itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar
dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan
cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut
tingkatan pelanggaran dan klasifikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan disiplin?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan?
3. Bagaimana penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah?
4. Apa sajakah akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan?
5. Bagaimana upaya meningkatkan kedisiplinan siswa?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian disiplin.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan.
3. Mengetahui penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.
4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan.
5. Mengetahui upaya meningkatkan kedisiplinan siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan
suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan,
perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap
menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Berikut merupakan pendapat para pakar tentang pengertian disiplin.
Prawirosentono (1999:31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin
adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin
kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan
pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan
organisasi di mana dia bekerja.
Robert E. Quin dkk

dalam

Prawirosentono

(1999:32)

mengatakan : Discipline implies obedience and respect for the agreement


between the firm and its employee. Discipline also involves sanction
judiciously applied.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan
hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan.
Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada
pihak yang melanggar.
Menurut Suradinata (1996:150), disiplin pada dasarnya mencakup
pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma
yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan
unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat
menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin
merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat
memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur
kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang
berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan

tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan


organisasi dapat tercapai.
1. Disiplin dalam penggunaan Waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan
seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari
yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu
sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang
menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan waktu adalah uang, peribahasa Arab
mengatakan Waktu adalah pedang, atau Waktu adalah peluang emas,
dan kita orang Indonesia mengatakan: sesal dahulu pendapatan sesal
kemudian tak berguna.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan
berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan
sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan
pribadinya.
2. Disiplin dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri.
Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan
merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepadaNya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam
beribadah itu mengendung 2 hal :
a. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik
berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat
menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh.
b. Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan
karena rasa takut atau terpaksa.
Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya.
Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31: Katakanlah: Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al-Imran:31).

Jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai
ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya
ingin mendapatkan pujian orang lainsebagaimana telah kita ketahui,
ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung
berhubungan dengan allah.
b. Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung
dipersembahkan

kepada

allah

melainkan

melalui

hubungan

kemanusiaan.
Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturanaturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang
sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3
rakaat atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang
tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat
bidah dan tergolong sebagai orang yang sesat. Dalam ibadah Ghaira
mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya
yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu
perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.
3. Disiplin dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar
belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda.
Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda.
Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki normanorma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati
bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap
anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan
satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu
sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu

komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang
Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari
mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jarijari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori
Muslim dan Turmudzi).
4. Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama
berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau
warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya,
negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan
prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara
adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga
masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :Seorang muslim wajib
mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang
dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila
ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar
dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Mengklasifikasikan faktor faktor yang mempengaruhi belajar
menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang
berasal dari dalam diri siswa. Disiplin turut Perpengaruh terhadap hasil
belajar.
Hal ini dapat terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi
akan belajar dengan baik dan teratur dan akan menghasilkan prsetasi yang
baik pula. Demikian sebaliknya faktor-faktor belajar turut berpengaruh
terhadap tingkat disiplin individu.Hal ini dapat dilihat dari penjelasan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Faktor non-sosial, seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat
dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat
belajar yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran

cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor


waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar
secara terarah dan teratur.
b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang
tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan
menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang
mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa
yang disiplin pula.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain,
pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi,
kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan
dalam menentukan disiplin blajar siswa. Siswa yang tidak menderita
sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita
sakit dan bdannya keletihan.
b. Faktor Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara
lain:
1) Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.
Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat
meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang
tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses
belajar. Mempelajari

sesuatu

sesuai

dengan

bakatnya

akan

memperoleh hasil yang lebih baik.


3) Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah
untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk
mencapai tujuan.
4) Konsentrasi

Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi


psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar
terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5) Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif
danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan,
sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif
lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat
penting dan sangat diperlukan daklam belajar. Untuk mencapai hasil yang
optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan di antara
keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh
pada hasil belajar yang dilakukan.
2.3 Penerapan Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sekolah
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri siswa.
Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang
dilakukan oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah
pelaksanaan kedisiplinan dilingkungan sekolah.
1.

Datang kesekolah tepat waktu;

2.

Rajin belajar;

3.

Mentaati peraturan sekolah;

4.

Mangikuti upacara dengan tertip;

5.

Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu;

6.

Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;

7.

Memotong rambut jika kelihatan panjang;

8.

Harus berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.


Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan

persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan


siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan,
seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan
berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya
dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di

lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan


tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran
tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos,
perkelahian,

nyontek,

pemalakan,

pencurian

dan

bentuk-

bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan


upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin
sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan
para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa
dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari
upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan
beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah
yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat
menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal
dari keluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang
tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan
lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses
belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
Pendekatan

peraturan

demokratis

dilakukan

dengan

memberi

penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa


diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan
9

aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman
dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam
disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya.
Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga
sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur
oleh sekolah,yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini
menurut Depdiknas (2001:10), Sanksi yang diterapkan agar bersifat
mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma
psikologis. Sanksi dapat diberikan secara bertahap dari yang paling ringan
sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya

mendidik,

misalnya

membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa


Inggris dan lain-lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran
yangdilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang
bersangkutantidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan
melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang
bersangkutantersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh
pengadilan.
2.4 Akibat yang Ditimbulkan Oleh Ketidakdisiplinan
Adapun yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat
siswa menjadi tidak lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya,
serta siswa juga tidak dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat
penting bagi masa depannya kelak, kerena tidak dapat membangun
10

kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua
pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran tata tertib
siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai berikut adalah akiba yang
ditimbulkan antara lain :
1.

Sikap acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain

2.

Rasa malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar

3.

Kurangnya siswa dalam memnfaatkan waktu

4.

Ketidaksiplinannya siswa dalam mematuhi peraturan yang ada

5.

Siswa memiliki kebiasaan yang buruk

6.

Kenakalan remaja

Tanggungjawab siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh


gurunya.

Siswa menjadi tidak mandiri

Siswa memperoleh pergaulan yang kurang baik

Prestasi siswa menurun dan sosialisasi berkurang

2.5 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa


Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi
umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima, hangat dan terbuka;
2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami
dari perilaku yang salah;
4. Klarifikasi nilai; guru

membantu

siswa

dalam

menjawab

pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya


sendiri;

11

5. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang


dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah;
6. Terapi realitas;
danmeningkatkan

sekolah

harus

keterlibatan.

berupaya
Guru

perlu

mengurangi
bersikap

kegagalan
positif

dan

bertanggung jawab; dan


7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh
olehguru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh
karenaitu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif;
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi,
dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada harihari pertamadi sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk
mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin disekolah itu
sangat diperlukan. Kerena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna
sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan
yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap
disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak
dan pribadi seseorang, sehingga menjadi teguh dan dapat diandalkan bagi
seluruh pihak.
Oleh karna itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat
menjadi panutan setiap orang yang bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang
kita membiasakan untuk berdisiplin, maka kapan lagi kita bisa merubah dunia
ini? Semuga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk
menjadi lebih baik bagi para pembaca umumnya dan pada kami khususnya.
3.2 Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus
menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi
kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat
memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Syamsudin, Muhammad. 2013. Kedisiplinan dan Pendidikan Dalam Lingkungan
Sekolah,[Online]. Tersedia: http://blogqwja.blogspot.com. [13 April 2015]
Nur

Raida.

Anggia.

2012. Kedisiplinan

Sekolah, [Online].

Tersedia:http://makalahanghia.blogspot.com. [13 April 2015]


Ariesda.

2013. Makalah

Bahasa

Indonesia

Kenakalan

Remaja, [Online].

Tersedia: https://dikiidoz.wordpress.com. [13 April 2015]


Admin.

2013. Makalah

Kedisiplinan

Tersedia: http://www.emakalah.com. [13 April 2015]

14

Sekolah, [Online].

You might also like