You are on page 1of 8

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN TUKAD


BATANGHARI DENPASAR
Oleh:
I Gede Yudha Kusuma Putra
I Gst. Nyoman Merta Kepakisan
Kadek Oxi Arimbawa
Ni Putu Yuni Ardani
Ni Made Krisna Werdi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa, Denpasar
Jl. Trompong 36, Tanjung Bungkak Denpasar Bali 80235, Indonesia
Abstrak
Banjir merupakan fenomena alam yang seringkali ditemui di beberapa wilayah di kota Denpasar.
Banjir di kota Denpasar terutama terjadi pada saat puncak musim hujan, yaitu bulan Desember, Januari,
dan Februari.Faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kota Denpasar adalah permukaan tanah yang
sebagian besar merupakan daerah pembangunan dan rendahnya resapan air hujan. Air hujan yang jatuh
pada permukaan yang kedap air menyebabkan tidak adanya air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui
proses filtrasi, melainkan langsung menuju ke tempat yang lebih rendah dan saluran-saluran pembuangan
air. Banyaknya volume limpasan permukaan air hujan tanpa didukung oleh adanya saluran drainase yang
memadai ditambah dengan adanya kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang sampah ke saluransaluran pembuangan air menyebabkan peluang terjadinya banjir semakin tinggi.Berbagai kerugian yang
dapat ditimbulkan dari bahaya banjir diantaranya, terendam dan rusaknya jalan sebagai sarana
infrastruktur, rusaknya bangunan, dan fasilitas umum lain yang dapat menghambat berbagai aktivitas
masyarakat sehari-hari. Disamping itu juga dapat mengancam jiwa akibat dari menurunnya kualitas
lingkungan dan tersebarnya berbagai macam penyakit.Sebagian besar banjir yang terjadi tidak terlepas
dari kontribusi kondisi fisik suatu wilayah seperti topografi daratan yang lebih landai dibandingkan
dengan daratan sekitarnya, perubahan tata guna lahan menjadi pemukiman yang padat, dan kondisi tanah
di suatu wilayah.Permasalahan tersebut terjadi pada saluran drainase yang terletak di Jalan Tukad
Batanghari Denpasar.Penelitian ini bertujuan untuk menangani banjir dengan mengevaluasi kapasitas
saluran eksisting serta peningkatan dimensi saluran di Jalan Tukad Batanghari Denpasar.
Kata kunci : Drainase, permasalahan, genangan air, sampah dan sedimen.
PENDAHULUAN
Kota Denpasar merupakan ibu kota Provinsi
Bali. Hal ini menjadikan kota Denpasar sebagai
pusat
kegiatan
pemerintahan,
pendidikan,
pariwisata, perdagangan, dan permukiman.
Kedudukan kota Denpasar tersebut menuntut
adanya fasilitas memadai yang menunjang
keamanan, kenyaman, dan bebas dari banjir
maupun genangan air.
Artikel Drainase
Lingkungan

Bertambahnya
jumlah
penduduk
kota
Denpasar menyebabkan pesatnya perkembangan
kota, sekaligus menyebabkan bertambahnya
jumlah permukiman. Alih fungsi lahan menjadi
permukiman tersebut mengakibatkan berkurangnya
resapan air ke dalam tanah sehingga limpasan air
permukaan meningkat. Selain itu, Peningkatan
jumlah
penduduk
juga
menyebabkan
meningkatnya debit limbah, dan berpotensi besar

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

mengurangi sepadan saluran (eksploitasi lahan


untuk pemukiman).
Rendahnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan dapat dijumpai dengan dibuangnya
sampah ke saluran drainase. Sampah pada saluran
menyebabkan menurunnya efektifitas saluran.
Bahkan di beberapa tempat, saluran terputus akibat
ditimbun oleh masyarakat.
Secara topografi Denpasar relatif datar
dengan kemiringan 0-15 %. Pada daerah datar,
kecepatan aliran rendah sehingga mudah terjadi
pengendapan pada dasar saluran.Hal hal tersebut
merupakan beberapa penyebab sistem drainase
eksisting tidak berfungsi secara maksimal. Itu
ditandai dengan sering terjadi genangan air di
beberapa tempat di wilayah Denpasar.
Untuk menanggulangi masalah tersebut
diantaranya dapat dilakukan dengan menganalisis
saluran drainase eksisting mulai dari daerah
genangan air, pola aliran, dimensi saluran, tebal
endapan (sedimentasi), profil saluran, dan
sebagainya yang terkait dengan efektifitas saluran
dan kebutuhan drainase.Dalam penelitian ini,
daerah genangan air yang diamati yaitu daerah
jalan Tukad Batanghari, Denpasar.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian sistem jaringan drainase yang
dilakukan di daerah Jalan Tukad Batanghari
didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah daerah di sekitar jalan Tukad
Batanghari rawan genangan air?
2. Bagaimana kondisi saluran eksisting yang ada
di wilayah jalan Tukad Batanghari termasuk
pola aliran, dimensi saluran eksisting, tebal
sedimen, tinggi muka air, profil saluran, dan
bangunan penunjang drainase tersebut ?
3. Apa tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi daerah genangan air yang terjadi
sepanjang jalan Tukad Batanghari ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui daerah rawan genangan air yang
ada di sekitar jalan Tukad Batanghari.
2. Mengetahui kondisi saluran eksisting, tebal
sedimen, tinggi muka air, profil saluran, dan
bangunan penunjang drainase
3. Mengetahui tindakan yang sudah dilakukan
dan yang perlu dilakukan pemerintah untuk
mengatasi daerah genangan air yang terjadi
sepanjang jalan Tukad Batanghari.
.
Artikel Drainase
Lingkungan

Ruang Lingkup Penulisan :


Ruang lingkup penulisan ini yaitu hasil
pengamatan lapangan tentang kondisi drainase
daerah sekitar jalan Tukad Batanghari, serta hasil
kajian teknis tentang drainse tersebut yang
dilakukan oleh PU.
LANDASAN TEORI
Drainase yang berasal dari kata to drain yang
berarti mengeringkan atau mengalirkan air
drainase. Ini merupakan suatu sistem pembuangan
air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman,
badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya.
Selain itu juga dapat berupa penyaluran kelebihan
air, baik air hujan, air limbah maupun air kotor
lainnya. Air kotor ini berasal dari suatu kawasan
yang mengalir menuju bangunan resapan buatan.
Sistem drainase juga dapat didefinisikan sebagai
pembuangan air permukaan atau air tanah dari
suatu daerah baik secara gravitasi maupun dengan
pompa (Sutanto 1992:199).
Pemahaman secara umum mengenai drainase
perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan
perkotaan. Ini merupakan suatu sistem pengeringan
dari pengaliran air di wilayah perkotaan yang
meliputi pemukiman, kawasan industri dan
perdagangan, rumah sakit, lapangan olahraga,
lapangan
terbang,
instalasi
listrik
dan
telekomunikasi. Selain itu juga termasuk tempattempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana
kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air
permukaan, sehingga menimbulkan dampak
negatif dan dampak memberikan manfaat bagi
kegiatan kehidupan manusia.
Jenis Jenis DrainaseMenurut Letak Saluran
1. Drainase Permukaan Tanah, yaitu saluran
drainase yang berada di atas permukaan
tanah, yangberfungsi untuk mengalirkan air
limpasan permukaan. Analisa alirannya
merupakan analisa open channel flow.
2. Drainase Bawah Permukaan, yaitu saluran
drainase yang bertujuan mengalirkan air
limpasan permukaan melalui media di bawah
permukaan tanah karena alasan-alasan
tertentu. Alasan tersebut antara lain karena
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
memperbolehkan
adanya
saluran
di
permukaan tanah, seperti lapangan sepak
bola, taman, dan lapangan terbang.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

Sistem Drainase Perkotaan


Sistem drainase perkotaan diklasifikasikan
menjadi empat, yaitu
1. Drainase Primer
Drainase primer adalah saluran drainase yang
menghubungkan antara drainase sekunder dengan
sungai
2. Drainase Sekunder
Drainase sekunder adalah saluran drainase yang
menghubungkan saluran tersier dengan saluran
primer (dibangun dari beton/plesteran semen)
3. Drainase Tersier
Drainase tersier adalah saluran drainase yang
menghubungkan saluran kuarter dengan saluran
sekunder
4. Drainase Kuarter
Drainase kuarter adalah saluran drainase untuk
mengalirkan limbah rumah tangga menuju saluran
sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah
Fungsi Drainase
Adapun beberapa fungsi adalah sebagai berikut :
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan
air
2. Mengalirkan air permukaan ke badan air
(sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan bangunan resapan
3. Pengendali kebutuhan air permukaan
4. Mengendalikan akumulasi limpasan air
hujan yang berlebihan
5. Mengendalikan erosi akibat air hujan yang
berlebih
6. Menurunkan permukaan air tanah pada
tingkat yang ideal
7. Mengurangi kerusakan jalan dan bangunan
akibat genangan air pada waktu hujan
8. Memperbaiki
kualitas
lingkungan
masyarakat dan meningkatkan kesehatan
masyarakat di perkotaan

lampu merah utara jalan Tukad Batanghari sampai


dengan lampu merah sebelah Barat Jalan Tukad
Batanghari. Penelitian ini dilakukan dengan cara
survey langsung ke lokasi drainase (drainase
samping jalan).
Peralatan yang digunakan untuk survey yaitu,
antara lain :
1. Meteran (50 m) untuk mengukur lebar, tinggi,
kedalaman saluran
2. Odometer untuk mengukur Jarak per 50 m s/d
200m
3. Kamera untuk dokumentasi
4. Alat tulis untuk mencatat data yang didapat
Identifikasi dilakukan pada setiap jarak 50m
s/d 200m atau yang dianggap memiliki
permasalahan drainase cukup berat.Hasil survey di
grouping dalam bentuk Gambar Potongan.
Dalam pengolahan data, penulis menggunakan
beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Deskripsi Data : yaitu data yang telah
dikumpulkan, dideskripsikan apa adanya,
tanpa adanya pretensi apapun.
2. Tahap Klasifikasi data : yaitu data yang telah
dideskripsikan,
kemudian
dikelompokan
menurut kelompoknya masing-masing sesuai
dengan permasalahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah rawan genangan air di sekitar Jalan
Tukad Batanghari berdasarkan survey di lapangan
dengan cara bertanya secara informal kepada
penduduk setempat, didapatkan bahwa daerah
rawan genangan air bila terjadi hujan yaitu hampir
di sepanjang jalan Tukad Batanghari. Presentasi
tentang pengendalian banjir kota Denpasar oleh PU
juga menyebutkan hal yang sama. Jalan Tukad
Batanghari termasuk sistem drainase V

Permasalahan Drainase Perkotaan


1. Peningkatan debit
2. Peningkatan jumlah penduduk
3. Amblesan tanah
4. Penyempitan dan pandangkalan saluran
5. Limbah sampah dan pasang surut
METODOLOGI
Pada kegiatan penelitian ini dilaksanakan di
lokasi Jalan Batanghari, Denpasar. 1.000 m dari
Artikel Drainase
Lingkungan

Gbr 1. Daerah Rawan Genangan Air di Sekitar Jalan Tukad


Batanghari, Denpasar (Sumber: Google Maps)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

Pada STA 0+200

Kondisi Saluran Eksisting yang Ada di Wilayah


Jalan Tukad Batanghari Termasuk Pola Aliran,
Dimensi Saluran Eksisting, Tebal Sedimen,
Tinggi Muka Air, Profil Saluran
Untuk saluran tersier, pengamatan dilakukan
mulai dari muara saluran yaitu pada persimpangan
sebelah utara jalan Tukad Batanghari kemudian
bergerak ke bagian hulu yg terletak di sebelah
barat persimpangan sampai jarak STA 1+000 dan
melakukan pengamatan tiap 50 m s/d 200 m atau
sampai menemukan percabangan saluran. Kondisi
saluran eksisting (saluran tepi jalan Tukad
Batanghari) hasil pengamatan langsung sebagai
berikut :

Pada STA 0+200 saluran drainase diatas


menggunakan pekerasan beton.Tebal sedimen
yang ada yaitu 10 cm, akibat adanya timbunan
batu kapur dari proyek yang jatuh ke saluran.
Sepadan saluran pada potongan ini masih
besar. Tinggi muka air saluran tersebut 10 cm.

STA 0+300
Profil Saluran :

STA 0+000
Profil Saluran :

Gbr. 6. STA 0+300

Gbr. 2. STA 0+000 Gbr. 3. Potongan Drainase


Pada STA 0+000

Pada STA 0+000 saluran drainase diatas


menggunakan pekerasan beton.Sedimen sama
sekali tidak ada (sangat kecil). Sepadan saluran
pada potongan ini yaitu 0 meter, saluran ini
menggalami penyumbatan sampah akibat
adanya pipa proyek yang masih terbengkalai.
Tinggi muka air saluran tersebut 10 cm.
STA 0+200

Gbr. 7. Potongan Drainase


STA0+300

Pada jarak STA 0+300 ini terdapat bangunan


fasilitas drainase berupa gorong gorong.
Saluran menggunakan pekerasan beton. Tebal
sedimentasi yang ada yaitu 20 cm. Sepadan
saluran pada potongan ini kurang lebih 20 cm.
Tinggi muka air pada saluran 15 cm dan ada
beberapa batu yang menyumbat saluran
tersebut

STA 0+550
Profil Saluran :
Barat Jalan

Profil Saluran :

Gbr. 8. STA 0+550Gbr. 9. Potongan Pada


Barat Jalan
STA 0+550, Barat Jalan
Gbr. 4. STA 0+200Gbr. 5. Potongan Drainase

Artikel Drainase
Lingkungan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

Profil Saluran :
Timur Jalan

Profil Saluran :
Timur Jalan

Gbr. 10. STA 0+550Gbr. 11. Potongan Pada


Timur Jalan
STA 0+550, Timur Jalan

Gbr. 14. STA 0+700Gbr. 15. Potongan Pada


Timur Jalan
STA 0+700, Timur Jalan

Pada STA 0+550 saluran sebelah barat


menggunakan pekerasan beton dan terdapat
gorong gorong. Saluran ini sudah tidak
berfungsi akibat tebalnya sedimentasi yaitu 20
cm yang menghambat aliran air.

Pada STA 0+700 saluran sebelah barat


menggunakan pekerasan beton. Saluran ini
sudah tidak berfungsi akibat tebalnya
sedimentasi yaitu 20 cm yang menghambat
aliran air dan sudah banyak ditumbuhi oleh
rumput/tanaman.

Pada STA 0+550 saluran sebelah timur


menggunakan pekerasan beton dan terdapat
gorong gorong. Saluran ini masih berfungsi
akibat sedimentasi yang belum begitu tebal
yaitu 10 cm. Tinggi muka air saluran sebelah
timur ini 10 cm.

Pada STA 0+700 saluran sebelah timur jalan


menggunakan pekerasan beton dan terdapat
bangunan gorong gorong. Saluran ini juga
sama
skali
tidak
berfungsi
karena
kemungkinan ada penyumbatan di saluran
sebelumnya. Tebal sedimen aliran tersebut 10
cm dan sudah banyak ditumbuhi oleh
rumput/tanaman.

STA 0+700
Profil Saluran :
Barat Jalan

STA 0+850
Profil Saluran :

Gbr. 12. STA 0+700Gbr. 13. Potongan Pada


Barat Jalan
STA 0+700, Barat Jalan
Gbr. 16. STA 0+850

Artikel Drainase
Lingkungan

Gbr. 17. Potongan Drainase


Pada STA 0+850

Pada STA 0+850 salurandrainase ini


menggunakan pekerasan beton. Tebal

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

Sedimentasi yang ada yaitu 10 cm. Saluran


tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik
akibat sedimentasi atau penyumbatan sampah
pada aliran sebelumnya.

Gbr. 20. Saluran Sekunder Tukad Punggawa

STA 1+000
Profil Saluran :

Gbr. 21. Saluran Sekunder Tukad Rangda

Gbr. 18. STA 1+000Gbr. 19. Potongan Drainase


Pada STA 1+000

Pada
STA 1+000
saluran
drainase
tersebutmenggunakan
pekerasan
beton.
Sedimentasi pada saluran tersebut yaitu 10
cm. Saluran ini sudah tidak berfungsi dan
sudah banyak ditumbuhi oleh rumput/sampah.

Saluran Samping Jalan Tukad Batanghari


(Saluran Tersier) Bermuara pada Bangunan
Fasilitas drainase berupa Sungai (Saluran
Sekunder) dan Bendung (Saluran Primer)
Saluran drainase jalan Tukad Batanghari
Panjer melewati2aliran sungai, yaitu Tukad
Punggawa dan Tukad Rangda. Tukad Punggawa
mengalir di kawasan Banjar Kangin, sementara
Tukad Rangda mengalir di kawasan Banjar Celuk.
Aliran air Tukad Punggawa dan ditampung di
Bendungan Pandian

Artikel Drainase
Lingkungan

Gbr. 22. Saluran sekunder bermuara pada Tukad Pandian


yang merupakan saluran primer.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat


bahwa saluran samping jalan Tukad Batanghari
secara garis besar sudah direncanakan atau di
realisasikan dengan baik dalam hal pola aliran
maupun dimensi saluran, Akan tetapi rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya saluran
drainase tercermin dari penimbunan saluran baik
berupa sampah maupun tanah. Akibat sedimen dan
sampah efektifitas saluran menjadi lebih rendah.
Tindakan Yang Dapat Dilakukan Untuk
Mengatasi Daerah Genangan Air Yang Terjadi
Sepanjang Jalan Tukad Batanghari Apabila
Terjadinya Hujan
Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi daerah genangan air yang terjadi
sepanjang jalan tukad batanghari apabila terjadinya
hujan antara lain :
1. Perlunya pengerukan sedimentasi dan tanaman
di sungai dan saluran tepi jalan / saluran tersier
lainnya
2. Penataan bantaran sungai

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa|Tahun Ajaran 2014/2015

3. Membuat saluran tambahan untuk mengurangi


daerah tangkapan
4. Perbaikan dan normalisasi saluran drainase,
serta mengembalikan fungsi drainase yang
sesungguhnya
5. Pembuatan stasiun pompa dan kolam
penampungan untuk menampung air hujan
yang berlebih
6. Penambahan untuk pengadaan ruang terbuka
hijau yang berfungsi sebagai resapan air hujan,
khususnya di perkotaan
7. Sosialisasi pentingnya saluran drainase kepada
masyarakat
8. Mengadakan penyuluhan akan pentingnya
kesadaran membuang sampah
9. Membuat bak kontrol serta saringan agar
sampah yang masuk ke saluran drainase dapat
dibuang dengan cepat agar tidak terjadi
endapan
10. Pemberian sanksi kepada siapapun yang
melanggar aturan, terutama membuang sampah
sembarangan, agar masyarakat mengetahui
pentingnya manfaat saluran drainase
11. Peningkatan daya guna air, meminimalkan
kerugian serta memperbaiki konservasi
lingkungan
12. Mengelola
limpasan
dengan
cara
mengembangkan fasilitas untuk menahan air
hujan, menyimpan air

bagian akibat tertimbun tanah / sampah,


dan saluran sudah banyak ditumbuhi
tanaman
sehingga
mudah
terjadi
pendangkalan di areal saluran tersebut.
Pada tingkat saluran sekunder, sampah sampah dan tanaman pada saluran
sekunder menghambat aliran air.
c. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi daerah genangan air yang
terjadi sepanjang jalan tukad batanghari
apabila terjadinya hujan antara lain 12(dua
belas) tindakan yang telah dijelaskan di
pembahasan dan adanya beberapa tindakan
nyata pemerintah untuk melancarkan
ataupun mesukseskan program-program
tersebut. Ulur tangan pemerintah sangat
penting dan berperan penuh dalam hal
penanggulangan ini.
SARAN
Dari Hasil survey yang telah kelompok kami
lakukan di lapangan,untuk selanjutnya Diharapkan
pemerintah lebih mengambil peranan dalam
penanganan masalah genangan air di Jalan Tukad
Batanghari baik merancang program-program
perbaikan maupun tindakan-tindakan nyata dalam
menuntaskan masalah genangan air di jalan Tukad
Batanghari.
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN
Dari Hasil survey yang telah kelompok kami
lakukan di lapangan dan berdasarkan sumbersumber yang kami kumpulkan maka dapat
disimpulkan bahwa,antara lain :
a. Ternyata benar di sepanjang jalan Tukad
Batanghari merupakan daerah rawan
genangan air pada saat hujan.
b. Kondisi saluran drainase tersier (saluran
samping jalan) yang ada di jalan Tukad
Batanghari
tidak berfungsi dengan
maksimal
akibat
adanya
endapan
(sedimentasi),
dimensi
yang
tidak
memadai, saluran terputus di beberapa

Artikel Drainase
Lingkungan

AASHTO. 1987. Pedoman Drainase Jalan Raya.


Terjemahan
oleh
Sutanto.
1992.
Jakarta:UI Press.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Haryono Sukarto, 1997, Drainase Perkotaan, PT.
Mediatama Saptakarya Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum
Administrator. 2009. Drainase. [online]. Tersedia:
http://one.indoskripsi. com/node/6063
http://darmadi18.file.wordpress.com/2015/03/cont
o-proposal-tugas-akhir-drainase.doc

You might also like