Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH TRIAGE
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep
awal triase modern yang berkembang meniru konsep pada jaman
Napoleon dimana Baron Dominique Jean Larrey (1766 1842), seorang
2
keputusan
triage
didasarkan pada keluhan utama, riwayat medis, dan data objektif yang
mencakup keadaan umum pasien serta hasil pengkajian fisik yang
terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standart, ENA tahun 1999,
penentuan triage didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan
psikososial selain pada faktor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan
memerlukan
tindakan
darurat.
Setelah
Tidak
gawat
darurat (P4)
dan
tindakan
bedah
segera,
Prioritas III
(HIJAU)
perlu
segera.
Penanganan
dan
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Beberapa petunjuk tertentu yang harus diketahui oleh perawat triage yang
mengindikasikan kebutuhan untuk klasifikasi prioritas tinggi. Petunjuk
tersebut meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nyeri hebat.
Perdarahan aktif.
Stupor / mengantuk.
Disorientasi.
Gangguan emosi.
Dispnea saat istirahat.
Diaforesis yang ekstern.
Sianosis.
Tanda vital diluar batas normal (Iyer, 2004).
Pencatatan, baik dengan komputer, catatan naratif, atau lembar alur harus
menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian
dan komunikasi, perencanaan dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi
perawatan yang diberikan, dan melaporkan data penting pada dokter
selama situasi serius. Lebih jauh lagi, catatan tersebut harus menunjukkan
bahwa perawat gadar bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi
penyimpangan standar perawatan yang mengancam keselamatan pasien
(Anonimous, 2002).
Pada tahap pengkajian, pada proses triage yang mencakup dokumentasi :
1. Waktu dan datangnya alat transportasi.
2. Keluhan utama.
3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan.
4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat.
5. Penempatan di area pengobatan yang tepat (misalnya : cardiac versus
trauma, perawatan minor vs perawatan kritis)
6. Permulaan intervensi (missal : balutan steril, es, pemakaian bidai,
prosedur diagnostic seperti pemeriksaan sinar X, EKG, GDA, dll.
KOMPONEN DOKUMENTASI TRIAGE
Tanda dan waktu tiba.
Umur pasien.
Waktu pengkajian.
Riwayat alergi.
Riwayat pengobatan.
Tingkat kegawatan pasien.
Tanda-tanda vital.
Pertolongan pertama yang diberikan.
Pengkajian ulang.
Pengkajian nyeri.
Keluhan utama.
Riwayat keluhan saat ini.
Data subjektif dan data objektif.
Periode menstruasi terakhir.
Imunisasi tetanus terakhir.
Pemeriksaan diagnostik.
Administrasi pengobatan.
Tanda tangan registered nurse.
Rencana perawatan lebih sering tercermin dalam instruksi dokter serta
dokumentasi pengkajian dan intervensi keperawatan daripada dalam
12
bersamaan
akan
membentuk
landasan
perawatan
yang
S
O
A
Data subjektif.
Data objektif.
Analisa data
P
I
E
keperawatan.
Rencana keperawatan.
Implementasi, termasuk didalamnya tes diagnostok.
Evaluasi/ pengkajian kembali keadaan/ respon pasien
yang
mendasari
penentuan
diagnosa
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem triage ini digunakan untuk menentukan prioritas
penanganan kegawat daruratan. Sehingga perawat benar-benar
memberikan pertolongan pada pasien yang sangat membutuhkan,
dimana keadaan pasien sangat mengancam nyawanya, namun
dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan
hidup pasien tersebut. Tidak membuang wakunya untuk pasien
yang memang tidak bisa diselamatkan lagi, dan mengabaikan
pasien yang membutuhkan.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah :
Untuk Mahasiswa Keperawatan
Supaya teman-teman mahasiswa Keperawatan mempelajari
dengan mendetail mengenai materi-materi yang dibahas dalam
bab triage ini karena sangat besar sekali manfaatnya untuk
pertolongan keagwatdaruratan karena pada keadaan gawat
darurat berlaku prinsip. Time Saving is Life Saving , The Right
Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right
Care Provider .
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1999. Triage Officers Course . Singapore : Departement
of Emergency
Medicine Singapore General Hospital
Anonimous, 2002. Disaster Medicine. Philadelphia USA : Lippincott
Williams
ENA, 2005. Emergency Care. USA : WB Saunders Company
14
16