You are on page 1of 3

Resume Pleno Pengelolaan Bencana

Oleh Annisa Maula Utrujah FIK UI 2014


1406577013 PB 27

QBD 1

Bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah


peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.


Bencana dibagi tiga, yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial. Bencana
alam, contohnya gempa bumi, tsunami, gunung meletus, angina topan, tanah longsor, dan
lain-lain. Bencana Non-alam, contohnya gagal modernisasi, gagal teknologi, epidemik,
wabah penyakit, dan lain-lain. Bencana sosial, contohnya terror bom, perang dunia,

konflik antarkomunitas, dan lain-lain.


Ancaman: Kejadian/peristiwa yang dapat mengakibatkan bencana.
Risiko: Potensi kerugian yang timbul karena bencana di suatu wilayah dalam kurun

waktu tertentu.
Kerentanan: Kondisi/karakteristik

teknologi dan sebagainya di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.


Siklus bencana : preparedness (Preimpact) Response (Transimpact) Recovery

geologis,

biologis,

geografis,

sosial-ekonomi,

(Postimpact)
Langkah pengelolaan bencana
o Mitigation : mengurangi/mengeleminasi kemungkinan bahaya yang akan terjadi
o Preparedness : Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
menghadapi dampak dari bencana yang akan terjadi
o Response : merespons dengan mengurangi/menghilangkan dampak dari bencana
yang telah/sedang terjadi
o Recovery : mengembalikan kehidupan awal masyarakat sesuai dengan keadaan
normal sebeum terjadinya bencana.

QBD 2

Pengelolaan bencana dapat dibedakan berdasarkan luasnya, yaitu skala lokal, skala

nasional, dan skala internasional.


Pengelolaan bencana skala lokal diatur oleh pemerintah daerah atau pemerintah

kabupaten/kotatapi tetap berkoordinasi dengan pemerintah pusat.


Pengelolaan bencana skala nasonal diatur dalam 4 tahapan yaitu:
o Promosi : mempromosikan kepada masyarakat tentang kesehatan dan aspek sosial
serta manfaat dari penanganan bencana, dan pendidikan kepada masyarakat
melalui media massa dan tenaga pendidik kesehatan.
o Pembentukan standar : aturan untuk perencanaan, standar bangunan, latihan
stimulasi dan latihan kesiapsiagaan lain, daftar obat-obat yang penting dan
persediaannya selama kondisi darurat.
o Pelatihan : pelatihan tenaga kesehatan untuk tahap bencana hingga tahap respon
bencana
o Kerjasama dengan Institusi lain : program penanganan bencana pada bidang

kesehatan dalam dan luar negeri (negara tetangga)


Pengelolaan bencana skala internasional dibantu oleh PBB, OCHA, WHO, UNICEF,
WFP, dan FAO. Organisasi antarpemerintah membantu dengan mengirimkan berbagai

macam bantuan, organisasi ini dianaranya OATS, CEPREDENAC, CDERA, dan ECHO.
Triage adalah konsep untuk memilih dan menggolongkan korban pada tingkat keparahan

tertentu. Korban diberikan 4 label warna, yaitu :


o Warna merah untuk prioritas tinggi,
o Warna kuning untuk prioritas sedang,
o Warna hijau untuk prioritas rendah, dan
o Warna hitam untuk korban meninggal.
Rapid Need Assessment dilakukan setelah terjadinya bencana besar yang biasanya

berlangsung satu minggu atau kurang.


Masalah dalam pengelolaan bencana :
o Sistem Informasi belum berjalan dengan baik
o Mekanisme koordinasi belum berfungsi baik
o Mobilisasi bantuan ke daerah bencana terhambat
o Sistem pembiayaan belum mendukung
o Terbatasnya sumber daya
o Pengelolaan bantuan lokal/internasional belum baik

QBD 5

Lifting and Moving dibagi dua, yaitu :


o Emergency move
Shirt drag
Shoulder and form drag
Blanket drag
o Non-emergency move
Direct ground lift
Extremity lift
Prinsip pengangkatan dan pemindahan korban
o Gunakan kaki/otot lengan
o Beban di dekatkan ke tubuh
o Jika menaiki tangga, kepala korban harus lebih dulu.
o Jika menuruni tangga, kaki korban harus lebih dulu.
Alat proteksi diri yang diperlukan tenaga kesehatan saat menolong korban
o Penutup muka
o Penutup rambut
o Masker
o Jubah khusus
o Apron plastik yang dapat di cuci ulang
o Sarung tangan
o Boot tahan air
Imobilisasi pasien yang dicurigai patah tulang :
o Fiksasi imobilisasi : lakukan fiksasi mobilisasi pada area tulang yang dicurigai
mengalami fraktur
o Alignment : sesuaikan tulang yang dicuragi cedera dan perhatikan tulang mana
yang mengalami fraktur, fiksasi diantara dua sendi
o Pulsasi, sensorik, motorik (PSM) : pantau PSM untuk mencegah terjadinya
adanya sumbatan pada aliran darah atau cedera syaraf pada bagian area yang

difiksasi drtrlsh berda di tempat yang aman.


Prinsip menghentkan perdarahan
o Kepala korban lebih rendah daripada kaki atau posisi lukanya berada di atas
jantung shingga aliran darah tetap mengalir ke otak.
o Bersihkan luka dari kotoran dan debu.
o Tekan luka dengan kain untuk menghambat perdarahannya
o Jika tidak berhenti, perban luka secara steril.

You might also like