You are on page 1of 4

Pengertian Autisme menurut para ahli

http://anakautisme.com/definisi-autisme-menurut-para-ahli/

Definisi Autisme menurut Leo Kanner


Menurut banyak buku rujukan, Leo Kanner adalah ahli psikologi
yang paling awal menggunakan istilah autisme dan autis pada
tahun 1943. Kanner mendefinisikan autisme sebagai
ketidakmampuan dalam berinteraksi dengan oranglain, memiliki
gangguan dalam berbahasa yang ditunjukkan dengan
penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia, mutism, pembalikan
kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype,
urutan ingatan yang kuat serta keinginan obsesif untuk
mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya (Dawson &
Castelloe dalam Widihastuti, 2007).
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang
Autisme seakan-akan hidup di dunianya sendiri.
Beberapa defisini Autisme menurut beberapa ahli psikologi
Indonesia :
Kartono (2000) berpendapat bahwa Autisme adalah gejala
menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi
dengan dunia luar keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi
sendiri.
Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang

autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita senang menyendiri dan

bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak


memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di liling,
diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh
perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat
sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau
ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli
pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun menangis ),
senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau
gerakan-gerakan aneh lain, kadang-kadang terampil
memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.

Kartono (1989) berpendapat bahwa Autisme adalah cara berpikir


yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri,
menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri
dan menolak realitas, oleh karena itu menurut Faisal Yatim (2003),
penyandang akan berbuat semaunya sendiri, baik cara berpikir
maupun berperilaku.

Autisme adalah gangguan yang parah pada kemampuan


komunikasi yang berkepanjangan yang tampak pada usia tiga
tahun pertama, ketidakmampuan berkomunikasi ini diduga
mengakibatkan anak penyandang autis menyendiri dan tidak ada
respon terhadap orang lain (Sarwindah, 2002).

Yuniar (2002) menambahkan bahwa Autisme adalah gangguan


perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan
akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan
emosional dengan orang lain, sehingga sulit untuk mempunyai
ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat. Autisme berlanjut sampai dewasa bila tak dilakukan
upaya penyembuhan dan gejala-gejalanya sudah terlihat sebelum
usia tiga tahun.
Yuniar (2002) mengatakan bahwa Autisme tidak pandang bulu,
penyandangnya tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi,
strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal,
maupun jenis makanan. Perbandingan antara laki-laki dan
perempuan penyandang Autisme ialah 4 : 1.

Dari keterangan diatas, maka dapat kami menyimpulkan


bahwa Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat
masa balita dengan gejala menutup diri sendiri secara total, dan
tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan
gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku,
dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan
sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak tergantung dari
ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan,
geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan.

Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap


kelainan

ini

adalah

kesulitan

hubungan sosial, berkomunikasi secara

membina

normal

maupun

lain.[1] Autisme

memahami emosi serta perasaan orang

merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan


bagian dari Kelainan Spektrum Autisme atau Autism Spectrum

Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis
gangguan

dibawah

payung Gangguan

Perkembangan

Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). Autisme


bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan
yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak
dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi
pada perilaku penyandang autisme.[2]

Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia


tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga
tahun.[1] [3]Penderita autisme juga dapat mengalami masalah
dan bahasa.[1] Seseorang

dalam belajar, komunikasi,

dikatakan

menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari


karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara
kualitatif,

kesulitan

menunjukkan

dalam

perilaku

berkomunikasi

yang

repetitif,

secara
dan

perkembangan yang terlambat atau tidak normal.

kualitatif,
mengalami

You might also like