407
IMUNOGENETIKA PENYAKIT REUMATIK
Joewono Soeraso
PENDAHULUAN
Imunogenetika adalah suatu konsep pendekatan genetik
Untuk mengetahui hubungan antara gen respons imun
dengan suatu kondisi atau penyakit. Tyjuan dari imuno:
genetika adalah untuk membuka wawasan bagi
pencegahan primer, terapi, maupun pencegahan sekunder,
Dengan mengetahui gen yang berasosiasi dengan suatu
penyakit, bisa diperkirakan jenis antigen yang mencetus
penyakit, dan bisa dilakukan modulasi, modifikasi, atau
koreksi pada gen tersebut. Berbagai gen yang berperan
pada penyakit yang terkait respons imun antara lain; 1)
{gen human leucocyte antigen (HLA) 2) gen cell receptor
(TCR T) 3) gen sitokin 4) gen reseptor sitokin dan 5)
gen imunoglobulin, dan 6) gen HSP (heat shock
protein):
Komponen genetik yang banyak dihubungkan dengan
penyakit reuratik adalah gen respons imun yang terletak
pada major histocompatibility complex (MHC). Pada MHC
terletak gen penyandi berbagai molekul respons imun
yang paling berperan pada penyakit yang terkait dengan
‘gen respons imun, Makalah ini difokuskan pada HLA, yang
mana mekanisme molekularnya sudah difahami
Faktorrisiko genetik dari penyakit reumatik otoimun
dapat berupa; 1) variasi/keragaman susunan nukleotida
pada gen yang disebut sebagai polimorfisme dan 2) defek
igenetik akibat mutasi, defek pada proses translasi dan
modifikasi pasca translasi. Kedua keadaan tersebut bisa
menimbulkan gangguan pada sistem sinyal selular yang
~akhirnya bisa menimbulkan suatu penyakit.
MHC
Region MHC pada manusia merupakan kelompok gen
yang berperan respons imun, Gen-gen pada MHC ter-
susun atas DNA yang terletak pada kromosom 6927.31
(pada kromosom no 6, lengan pendek, pita no 21 sama
3, Lebih dari 200 gen disandi pada MHC, 40 di antaranya
adalah gen human HLA. Pada MHC terdapat 3 regio
penyandi yaitu, MHC kelas Il yang menyandi HLA kelas
I (HLA-D [PN.MOQR), gen transporter associated with
antigen processing (TAP), yang berperan pada pemrosesan
antigen oleh HLA kelas |, dan gen latent membrane
protein (LMP). Urutan berikut adalah MHC kelas Ill yang
‘menyandi berbagai protein yang berperan pada respons
imun dan inflamasi, seperti TNF-a dan 8, heat shock
protein (HSP), komplemen (C2 dan C4), dan sebagainya.
Tahap t
Tahap Tahap |
Gambar 1. Organisasi gen MHC manusia pada lengan pendek kromosom &
3093. ~3094
REUMATOLOG!
Urutan terakhir adalah MHC Kelas | yang menyandi HLA,
kelas I (HLA-B, HLA-C, HLA- A).
HLA
HLA merupakan molekul yang berperan pada presen-
tasi antigen. HLA kelas | berfungsi untuk mempresentasi
antigen oleh sel T CD8+. HLA-kelas II pada presentasi
antigen oleh APC kepada sel T CD4+, untuk selanjutnya
terjadi aktivasi sistem kekebalan adaptif, kearah sistem
imun selular atau imun humoral, Pada HLA Kelas | ter-
dapat 2 ranah pengikatan peptida (a 1 dan a 2), 2 ranah
waa a ae
=
[pengikatan peptida at jas
aeolian as CO ae a
for A :
—
Gambar 2 Gambaran skematik molekul HLA kelas I dan HLA
Kelas Il Pada HLA Kelas terdapat 2 ranah pengjikatan peptida
1 dan & 2),2 ranah mirip imunaglobutin (fm dan a3), 1
ranah tansmembran dan 1 ranah sitoplasmik. Pada HLA kelas
Il terdapat 2 raneh pengikatan peptida (al dan (1), 2 ranah
smirip imunoglobulin (a2 dan 82), 2ranah transmembran dan
2 ranah sitoplasmik.
‘iripimunoglabulin (Bm dan a3), 1 ranah transmembran
dan 1 ranah sitoplasmik HLA Kelas Il teri dari 2 rantal
polipeptida yatu rantai a dengan berat molekul 33 KD
{kilo Dalton) dan rantai B (28 kD).
POLIMORFISME HLA,
Polimorfisme adalah variasi sekuens nukleotida dari
orang ke orang pada suatu Iokus gen. HLA merupakan
molekul paling polimorfik di antara semua molekul di
dalam tubuh manusia, Keadean ini disebabkan merupa-
kan molekul HLA paling sering terpapar dengan dunia
luar, dalam hal ini adalah antigen eksogen (alloantigen).
Karena paparan-paparan dari antigen yang berbeda-
beda, celah pengikatan peptida, strukturnya mengalami
adaptasi dan evolusi sehingga susunan asa aminonya
sangat bervariasi. Variasi susunan asam amino pada HVR
‘tersebut dapat mempengaruhiresponsimun dan berkaitan
penyakit otoimun.. Gen yang paling polimorfik adalah
‘gen HLA-DR yang terdiri lebih dari 330 subtipe. Bentuk
polimorfisme antara lain; polimorfisme biasa, polimorfisme
By
Gambar 3. Kristalografi sinar X dari HLA-DRB1*(dari atas),
Llokasiasam amino residu 70 ~74 yang polimorfik pada celah
pengikatan peptida pada HVR dari rantai HLA-ORB1*yang
sering dihubungkan dengan AR
rukelotida tunggal atau single nucleotide polymorphism
(SNP), dan polimorfisme mikrosatelit yaitu pengulangan
tandem tiga atau empat atau lima nukleotida yang sarna
pada suatu gen, Struktur nukleotida pada HVR sering mirip
dengan antigen eksogen, dan ini sering disebut sebagai
shared epitope (St)
LINKAGE DISQUILIBRIUM
Linkage disequilibrium (LD) adalah keberadaan bersama
suatu alel HLA dengan alel HLA lain seperti, HLA-DR
DP dan DQ atau dengan gen lain (mis; C4). Gen HLA di-
turunkan kepada filialnya tanpa mengikuti hukum Mendel
sehingga frekuensinya pada filial sulit diperhitungkan,
LD antara suatu HLA dengan HLA yang lain atau gen lain
dapat menunjukkan peningkatan risiko suatu penyakit
PENENTUAN TIPE HLA
Tipe HLA dapat ditentukan melalui 2 cara:
Pada Gen Penyandi Molekul HLA:
Di sini ditentukan susunan nukleotida gen HLA ter
sebut. Metode yang sering dilakukan adalah polymerase
chain reaction (PCR), baik dengan hibridisasi maupun
deteksi sekuens nukleotida (sekuensing). Cara penulisan
HLA adalah HLA-lokus gen-asterix (]-digt, misalaye
HLA-DRB1*01.(Tabel 1)
Pada Molekul-Protein HLA
Molekul HLA adalah produk (ekspresi) dari gen HLA.
Penentuan tipe HLA ini biasanya dilakukan denganIMUNOGENETIKA PENYAKIT REUMATIK
Tabel 1. Contoh Nomenklatur Gen HLA kelas It
Nama ‘Menunjukkan
HLA Regio HLA dan prefiks untuk gen
penyandi HLA
HLA-DRBY LLokus gen HLA tertentu, misal:
RBI
HLA-DRBI*3 Kelompok lel penyandi molekul
DRI3,
HLA-DRBI*1301
HLA-DRBI*1301N
HUA-DRB1*13 yang spesifik
Alel nol HLA-DRB1M3 (tidak
‘menyandi molekul HLA)
‘lel HLA-DRB1*13 yang dibeda
kan karena mutasi
‘Ald HLA-DRBI*13 dengan mutasi
diluar region penyancian
HLA-DREI*1301102N lel nol HLA-ORB1*T3dengan
‘mutasi di luar region penyandian
HLA-DRB1*13012
HUA-DRB1"1301102
metode serologis (reaksi antigen-antibodi), oleh sebab
itu disebut juga dengan spesifisitas serologis (serological
specificities). Cara penulisan hanya lokusnya (Tabel 1).
NOMENKLATUR GEN HLA
i bawah ini adalah contoh cara pemberian nama gen
HLA kelas Il berdasarkan nomenklatur HLA tahun 2000
(Bodmer). Nomenklaturtersebut dibuat atas dasar susunan
rnukleotida (ATGC) dari suatu gen. Untuk gen HLA Kelas |
Jjuga berlaku cara yang sama.
HUBUNGAN POLIMORFISMEHLA DENGAN BER-
BAGAI PENYAKIT REUMATIK
Hubungan Polimorfisme HLA. dengan berbagai penyakit
reumatik otoimun dilaporkan pertamakali oleh Stastny
(1978) yang menemukan asosiasi antara molekul MHC
elas I, yaitu HLA-DR4 dengan artrtis reuratoid (AR).
Tabel 2. Hubungan HLA Kelaé'i déngan Bérbagai
Penyakit Reumatik Autaimin
Molekul HLA
a (tes serol09is) penyaki
Genta cec) (seal! Penyakit
specificities
82701, 82702, 827 __—_ Ankylosing spondits
82703, 82704, (RR=90"), reactive
842708, 842708, arthritis Sindkom Reiter,
Bez710 chronic inflammatory
bowelelseosorpsriatic
ontrtis
“RR = rsiko relat
3095
Tabel 3. Hubungan HLA Kelas If dengan Berbagai
Penyakit Reumatik Autoimun
Molekul HLA
Gen HLA (PCR) Penyakit
PB1*0201 JIA pausiatikular
RB1*0301 D3 SLE (RR=3), Sindrom
Sjogren (RR=6), veri
dermatomiositis
(RR=4), JIA pausi-
artuar @R=5)
Dret'0312 BRB SLE(RR=3)
DRBI‘NSOI/I503, «RIS SLE (RR=3)
reI'08 DRB-——_—SLE, (RR=3) demato-
rmiositis (RR=4)
DRB1*0401, DR4_——=RA (RR=7), JIA poli-
RB1*0403, articular dengan
DRBI*0404 RF+(RR=5)
DRBI*0102 DRI RA (RR=3)
Setelah temuan ini banyak para penelit lain yang melapor-
kan hubungan antara HLA-Kelas I tie lain dengan dengan
penyakit reumatik yang lain seperti SLE, dermatomiosits,
Juvenile idiopathic Arthritis (VA), skleroderma, sindrom
Sjogren dan sebagainya. HLA-Kelas | seperti HLA-B27
juga dihubungkan dengan berbagai penyakit, seperti
ankylosing spondiltis, artritis reaktit sindrom Reiter (Tabel
2 dan 3),
HUBUNGAN HLA KELAS | DENGAN PENYAKIT
REUMATIK OTOIMUN
HLA-B27 berhubungan erat dengan ankylosing spondilitis
(AS), 95% pasien AS membawa HLA-B-27 (RR mencapai
> 90), chronic inflammatory bowel disease (IBD), artrtis
reaktif den dan psoriatik artritis. Hubungan HLA-B*2705
dengan AS terdapat pada ras Kaukasian, HLA-B*2706
pada orang Asia Tenggara, dan HLA-B*2709 pada orang
Sardinia,
HUBUNGAN HLA KELAS II DENGAN PENYAKIT
REUMATIK AUTOIMUN
HLA-DPB1*0201, HLA-DRB1°08 dan HLA-DRB1*05 mem-
punyai hubungan yang erat dengan JIA (dahulu disebut
Juvenile chronic Arthritis) tipe pausiartikular. Sedangkan
DRB1*0401 dan HLA- DRB1*0404 behubungan denga JIA
dengan rheumatoid factor (RF) posit polirtritis dengan
RR > 100.3096
Pada AR gen HLA-DRB1*04, HLA-DRBI*01 HLA.
DRBI*T0, HLA-DRB1*14, HLA-DQB1"03, HLA-DOB1°04,
dan kombinasi haplotipe HLA-ORB1*04-HLA-DQB1*03
dilaporkan di berbagai negara mempunyai hubungan erat
dengan AR. Di Indonesia HLA kel Il yang berhubungan
denga AR adalah HLA-DR81*04 [OR = 2.41(Sigifikan/S}],
sedangkan HLA-DRB1°01 HLA-DR81*10, HLA-DRBI*4,
diterukan tidak berhubungan dengan keberadaan AR
Di Indonesia, HLA-DQ81*04 juga berhubungan dengan
keberadaan AR (OR = 2,70(S]. HLA-DRB1*04 juga
berhubungan dengan peningkatan kecacatan dan
peningkstan kadar RF (rheumatoid factor. LD antara alel
HLA-DRB-HLA-DQB juga berhubungan dengan peningka-
tan kepekaan keberadaan dari berbagai penyakit reumatik
UD biasanya dituls dengan istlah kombinasi haplotipe
Pada AR kombinasihaplotipe HLA-ORB1°04-HLA-DOB1*03
{OR = 4,16(5)], dan kombinasi haplotipe HLA-DRE1*
04-HLA-DQB1*03[OR=4,01] mempunyai hubungan
dengan AR
HLA-DRB1*0312, HLA-DRB1*1501, HLA-*1503, HLA-
DRS1°08 juga mempunyai berhubungan érat dengan
keberadan SLE, mungkin keadaan ini juga berhubungan
dengan LD dari HLA-DR3 dan HLA-DR2 denga alel nol gen
C4A Alel nol gen C4 menimbulkan defek struktural pada
molekul C4 sehingga molekul C4 tidak berfungsi secara
normal. Gen lain yang berhubungan dengan SLE antara
lain gen Falla, FgRilla, MBL, dan IL-1Ra,
MEKANISME MOLEKULAR HUBUNGAN HLA
DENGAN PENYAKIT REUMATIK OTOIMUN
HLA Kelas |
Hubungan antara HLA Kelas | dengan penyakit reumatik
dapat jelaskan melalui konsep shared epitope/SE antara
bakteri intraselular atau produknya dengan HLA-B27,
yang mana HLA-B27 sebagai otoantigen dikenali oleh
sistem kekebalan sebagai eksoantigen, Keadaan ini dapat
menimbulkan reaksi pengikatan oleh sistem kekebalan
selular. Pada AS misalnya, dapat terjadi aktivasi sel T
CD8+ oleh HLA-B27 pada APC yang berperan sebagi
otoantigen, yang mana sel T CD8+ akan mengekspresi
perforin dan granzyme untuk menghancurkan berbagai
sel yang mengekspresi HLA-B27. Konsep SE ini hampir
identik dengan yang terjadi pada HLA Kelas Il (ihat uraian
di bawah ini)
HLA Kelas It
Salah satu teori yang dapat dterima untuk menghubungan
polimorfisme HLA kelas Il dengan AR adalah teori
rmimikri molekular, Kesamaan susunan nukleotida pada
HVR dengan antigen eksogen sering disebut dgn
konsep SE. Sekuens asam amino nomor 70-71-72-73-74
REUMATOLOG!
Tabel 4 Asosiasi Antara SE yang Berupa Sekuens
‘Asam Amino 70 - 74 pada Rantai (}, HLA-DRE1*
dengan AR
Sekuens Asam Amino Asosi
HLA-DREI*
wm 1 2 73 74
401 Q KR A A Risiko
0403 Q RR A A Risiko
o404 Q RR A A. Risiko
o102 Q RR A A Risiko
1001 RoR R A A Risiko
1419 Q KR A A Risiko
402 DE R A A Protektit
0439 Q RR AE Tidakade
CCatatan: Q = glutamin, K = lisin, R= arginin, A = alanin, D =
_asam aspartat, E= asam glutamat
(QKRAA, QRRAA, RRRAA) pada celah pengikatan peptida
HLA-DR temnyata mempunyai struktur yang sama dengan
protein asing seperti E. Coli dna), E6V-gp170 dsb
Dimulai sejak kehidupan janin, di mana terjadi seleksi sel
T di kelenjar timus, Sel epitel kelenjar timus mengajari
sel T yang dipapar dengan ribuan otoantigen termasuk
peptida HLA kelas Il, agar kelak sel T dapat toleran
tethadap autoantigen tersebut. Kelompok sel T CD4+ yan
otoreaktif kuat terhadap SE akan mengalami apoptosis
(seleksi negatif, sedangkan kelompok sel T CD4+ yang
otoreaktif rendah terhadap SE tetap hidup dan bersirkulas
(seleksi positi.
Sebelum timbul penyakit secara Klinis, sel T CD4+
‘toreaktif rendah mengalami paparan berulang oleh anti
{gen eksogen mirip SE misalnya E. Colidnal yang diekspresi
kontinyu oleh & Coli di dalam usus manusia atau oleh SE
yang dipresentasi HLA kelasl atau oleh HLA-DRB1* yang
‘membava SE (HLA-ORB1*SE+). Paparan berulang tersebut
merubah sel T CD4+ menjadi lebih otoreaktif terhadap
SE. Sel T CD4+ otoreaktif kemudian bermigrasi dari darah
perifer ke jaringan sinovia
Di dalam jaringan sinovia, antigen artrotrofik, seperti
EBV-9p 110 (Epstein Barr Virus-glycoprotein 110), antigen
ceksogen lain atau peptida diri yang membawa SE atau
HLA-DRB1*SE+ sendiri juga dapat memicu aktivasi dan
proliferasi sel T CD4+ otoreaktif terhadap SE untuk
mengawali penyakit AR+
HLA kelas Il seperti HLA-DR, HLA-DQ, HLA-DP, juga.
mempunyai asosiasi yang kuat dengan SLE, demikian
juga kombinasi haplotipe HLA-DQA1*0103-0081"0201,
kombinasi haplotipe DP81*0301-DPB1"1401, defisiensi
C2, dan polimorfisme T-cell receptor b-chain (37,38)
Keberadaan LD tidak berarti bahwa lokus HLA-DR secara
tersendiri yang meningkatkan kepekaan timbulnyaIMUNOGENETIKA PENYAKIT REUMATIK
Seleksi sel T dikelenjar
3097
Sel T dipapar peptida HLA DRBL-SE +
Linkage disequilibrium dengan HLA-DQB1
¥
|
[e |
‘Sel T spesifix SE
SelT spesifikasi SE
Paparan being | 4) cfreatrendsh otoreakf tinggi
Ecole dros Lo tetap hap apoptosis
[ArCmempresenta | x
antigen artvotroic Sel TAO speak SE | gernigrat ke novia
mirip SE atau peptida —) otoreaktif tinggi Bermigrasi
HUASE =
——
Sel Tht spesiik SE
nevi?
Yee [erences rae
ae Th | Also ze! 8]
Makrofeg et ———
cosfone comfos | iNey — VicANn| af
¥ Vins yuiis tw ——
[oseotss | [Contest] [ines] [sinote ] — [Konpletsimn
| Metaloproteinase & molekul efektor Aleivasi komplemen,
Reumatoid Artritis ‘Migran sel PMN
Gambar 4, Model peran HLA-DRBI* dan HLA-DQB1* pada patogenesis AR, berdasarkan kosep mimikri
rmolekular
SLE, tetapi mungkin akibat LD dengan gen Iain seperti
polimorfisme gen tumor necrosis factor (TNFIB, yang
terletak pada MHC kelas Il atau mungkin gen C1, C4, C2,
Falla, FcoRilla, MBL, dan IL-1Ra
REFERENS!
Anthony Nolan Bone Marrow Trust.2001(htp://anthonynolan,
com),
Andreas J, Bengtsson A, Sturfelt G, Truedsson L. Analysis of
HLADR.HLA DO, G4A, FeaRla,FeaRla, MBL, and LARA
alleie variants in Caucasian systemic laps erythematosus
patients suggests an effect ofthe combined FeaRila R/Rand
IL-1Ra 2/2 genotypes on disease susceptibility Arthritis Res
‘Ther. 2004; 66) RSS7-RS62,
Albani, Carson DA, A multistep molecular mimicry hypothesis
for the pathogenesis of rhetimatoid arthritis, Immunology
Today 1996; 17(10)466-470
‘Auger |, Roudier A Function forthe QKRAA amino acid motif
‘mediating binding of dna to dnaK implications fr the as
sociation of hheumatoid arthritis with HLA DR. | Clis
1997; 99(8): 1818-1822
Boletad AL Roland R Genetic aspects of Sjogren's syndrome Jons-
son Arthritis Res 2002; 453.359
(Creamer P, Loughlin J. Genetic Factors in Rheumatic Diseases
In: Rheumatology. Editors; Klippel JH, Dieppe PA. St. Louis
‘Mosby Company 1999 (CD-ROND,
Dinarello CA, Moldawer LL, 2000, Proinlammatory and anti
Inflammatory cytokines in theumatoid artrhits. Thousand
‘Oaks: Amgen Inc, pp. 321
Grogersen PK 1997. Genetic analysis of rheumatic diseases. In
(Kelley WN, Ruddy 5, Harts ED, Sledge CB eds). Textbook
‘of Rheumatology 5"ed. Philadelphia. WBSaunders Coy, pp.
709-27,
Hall FC, Bowness, 1996. HLA and disesase: From molecular
function to disease association. In: (Browning M, McMichael
eds). HLA and MHC: genes, molecule and functions. Ox-
ford: Bios Scientiie Publiations pp. 353.376
Howard MC, Spack EG, Choudury K, Greten TF, Schneck JP,
1999, MHC-based diagnostics and theurapeutics-clinical
application for diseseas-linked genes. Trends Immunology
2043) 161-164
IMGT(MunoGeneTics)-HLA, 2003. Database sequer
‘tp /wwew eb. ac uk /imgt/hla
Judajana FM, Kuliah immunolog: molekular. Kursus Fersiapan
Disertasi, Graha Masyarakat llmiah, PK Universitas Aislanga,
Surabaya 2005
data
ee3098
Klein J, Sato A, 2000. The HLA system Fits of two parts. N Engh
J Med 243(10} 702-708,
LaCava A, Lee Nelson, Olior WER, McGregor A, Keystone CE,
Carter JC; Scafful JS; Berry CC, Carson DA, Albani, 1997
Genetic bias in immune responses to a cassette shared by
diferent microorganisms in patients with sheumatoid arti
tis. J Clin Lavest 100(3}:658-653,
Marsh SG, Bodmer JG, Allert ED, Bodmer WE, Bontrop RE, Di-
pont B, Ehrich HA, Hansen JA, Mach B, Mayr WR, Parham
P,Pertersdorf EW, SasazukiT, ThSchreuder GM, Strominger
IL, Seejgacre A, Terasaki PL 2001. Nomenclature for factors
‘of the HLA system, 2000, Ticsue Antigen 57.236.283,
Reveille JD.Genetic studies inthe theumatic diseases: present
‘stats anid implications forthe future. J Rheumatol Suppl
2008 jan 721051
Salamon 1 Kitz W, EastealS, Gao, Eich HA, Femande7-Vina,
Trachtenberg EA, MeWeeney SK, Nelson MP, Thomson
G,1998. Evolution of HLA Class Il Molecules : Allelic and
‘Amino Acid Site Variability Accross Populations. Genetics
152393400.
Soeroso J. Hubungan HLA-DRB dan HLA-DQB1 dengan
reumatoid artrtis. (Disertasi). Program Pasca Sarjana
Universitas Airlangga 2004,
Sediva A, Hoza J, Nemcova D, Pospisilova D, Bartunkova J,
‘Vencovsky immunological investigation in children with
juvenile chronic arthritis, Med Sei Monit 2001 Jan-Feb 7(1}9-
104,
\Vamavidou-Nicolaidow A, Karpasitou K, Georgiou D, Stlianoa
G, Kokkofitou A, Michalis C, Constantina C, Gregoriadou
C Kyriakides G.HLA-B27 in the Greek Cypriot population:
distribution of subtypes in patients with ankylosing
spondylitis and other HLA-H27-related diseases. The
possible protective role of B'2707, Hum Immunol. 2004
‘Dec 65(12)4511454.
REUMATOLOG!