Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Pemeriksaan :
-
Penatalaksanaan
-
margin
Pada daerah dengan akses yang terbatas, amalgam lebih dipilih
daripada emas karena marginal seal jangka panjang
ionomer
Apabila karies terletak di proksimal, protesa harus dilepas untuk
meningkatkan akses. Apabila lesi kecil maka dilakukan perluasan
untuk mengambil jaringan kariesnya kemudian ditumpat dengan
menggunakan amalgam.
2. Degenerasi pulpa
Saat pemeriksaan pasien mengeluhkan adanya sensitivitas
pada gigi abutment pasca insersi gigi tiruan jembatan, rasa sakit spontan
atau kelainan periapikal yang terdeteksi pada gambaran radiografi.
Penyebab:
-
Penatalaksanaan
-
protesa.
1. Kerusakan jaringan periodontal
Pemeriksaan klinis menunjukkan
adanya
resesi
gingiva,
implementasi rendah
Protesa yang menghalangi oral hygiene yang baik
Penatalaksanaan
-
harus dicabut
2. Masalah oklusal
Kegagalan gigi tiruan jembatan yang berhubungan dengan masalah
oklusal dapat ditandai dengan adanya facet yang besar, kegoyangan gigi,
rasa nyeri pada saat di perkusi, kontak yang terbuka, fraktur cusp, dan
keterlibatan nyeri pada otot-otot pengunyahan.
Penatalaksanaan
-
harus diekstraksi.
4. Intrusi gigi pendukung
Intrusi gigi pendukung dapat terjadi karena perubahan yang terjadi
dimana posisi gigi pendukung menjauhi bidang oklusal.
3.1.2 Kegagalan mekanis
1. Kehilangan retensi
Hal ini terjadi akibat pengaruh beban oklusi yang tidak
seimbang pada bagian lain dari gigi tiruan jembatan. Retainer yang
longgar menyebabkan kerusakan yang cepat dari gigi abutment. Pasien
mungkin menyadari kelonggaran atau sensitivitas terhadap suhu atau
permen. juga mungkin ada rasa tidak enak yang berulang dan bau, yang
harus dibedakan dari gejala serupa yang disebabkan oleh kebersihan
atau periodontal masalah mulut yang buruk.
Penatalaksanaan :
-
2. Fraktur konektor
Rangka jembatan atau konektor yang kaku seperti patutan
yang disolder dapat patah. Mobilitas tiap bagian akan menyebabkan
prostesa.
Jika hal ini tidak mungkin dan pembuatan ulang tidak dapat
dengan cepat dicapai, konektor tersebut harus dihilangkan dengan
memotong melalui konektor utuh. Gigi tiruan sebagian lepasan
sementara dapat diinsersikan untuk menjaga ruang yang ada dan
memenuhi persyaratan estetika.
- Akan lebih baik bila memungkinkan untuk menggabungkan
beberapa satuan jembatan dengan menyolder sendi pada tengah
pontics
sebelum
porselen
ditambahkan.
Hal
ini
dapat
3. Fraktur gigi
-
Fraktur koronal
Fraktur koronal dapat disebabkan karena karies pada gigi
abutment. Fraktur juga dapat disebabkan karena preparasi gigi
yang berlebihan sehingga menyebabkan struktur gigi tidak
mampu untuk menahan beban oklusal.
Penatalaksanaan :
o Apabila defek kecil dapat direstorasi dengan amalgam,
gold foil, atau resin.
o Apabila terdapat fraktur koronal yang besar di sekeliling
retainer, maka dibuatkan ful coverage retainer.
o Apabila fraktur menyebabkan terbukanya pulpa, maka
4. Fraktur porselen
Fraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan
restorasi all ceramic. Sebagian besar fraktur porcelain fused to metal
dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat dari
kerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi.
Restorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam
preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. Sudut yang tajam
atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di
atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang
menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam
yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur
dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam
dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan
kohesif dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama
pengecoran, finishing atau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan
kontaminasi logam.
Penatalaksanaan :
-
kegagalan.
Apabila fraktur disebabkan karena tekanan oklusal yang besar,
bagian yang berkontak dengan gigi tersebut dihindarkan mada
karena
diterima.
Bentuk margin
atau
bentuk
serviks
dari
protesa
dapat
artikulasi. Jika evaluasinya baik, maka backing logam ini dikembalikan lagi
ke laboratorium untuk dibuatkan facing porselennya. Setelah jadi
sepenuhnya, kembali dilakukan evaluasi pemeriksaan di gigi pasien namun
belum disementasi secara permanen. Evaluasi ini meliputi:
-
benang.
Stabilitas dan adaptasi ke mukosa gingiva. Merupakan kedudukan pada
gigi penyangga harus tetap dan tepat, sehingga tidak goyang, memutar,
ataupun terungkit meskipun tidak diberi gaya. Untuk masalah faktor
ungkit umumnya diperiksa dengan menekan salah satu gigi penyangga.
Adaptasi mukosa tentu perlu karena nantinya GTJ akan menekan gusi
meskipun ringan namun tetap tidak boleh membuat perubahan warna
pada gusi yang dapat berujung pada resesi serta untuk memaksimalkan
menggigit kertas tersebut dalam kondisi oklusi sentris. Hasil yang baik
adalah tidak adanya tanda pada hasil restorasi yang menandakan bahwa
oklusi
sudah
nyaman
dan
tidak
ada
yang
mengganjal
atau
2. Perawatan pendahuluan
Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan
terhadap
gigi,
jaringan
lunak
maupun
keras,
dalam
rangka
besar
sehingga
memenuhi
palatum
dan
akan
mendapatkan
Menghilangkan kalkulus
Menghilangkan pocket periodontal
Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti
Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan
menggantung.
e. Menghilangkan gangguan oklusal
f. Tindakan Konservasi
Sebelum
merencanakan
gigitiruan
harus
diketahui
extracoronal retainer berupa porcelain fuse to metal dan pontic pada gigi
26 dengan tipe ridge lap pontic. Retainer dan pontic dihubungkan dengan
connector tipe fixed-fixed bridge. Disamping itu pada gigi 25 terdapat
karies permukaan akarpada bagian bukal dan gigi 27 tampak adanya resesi
gingival dan karies permukaan akar pada bagian bukal dan palatal. Tampak
adanya pengelupasan lapisan estetik (lapisan porcelain) pada oklusal
retainer gigi 25. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan tersebut.
Penatalaksanaan pada skenario tersebut adalah Gigi tiruan sebagian
lepasan karena kondisi gigi 25 dan 27 tidak dapat dipertahankan lagi
dikarenakan kondisi yang telah disebutkan di skenario. Maka gigi 25 dan
27 diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi. Selain itu, dilihat dari data foto
panoramik di skenario, tampak gambarak radiolusen pada beberapa gigi
seperti pada gigi 16, 17, 36, 37, 45, 46 dan 47 yang menandakan bahwa
telah dilakukan perawatan pada gigi tersebut. Selain itu terlihat resorbsi
tulang alveolar horizontal yang terjadi secara general dari gigi 37 sampai
47. Oleh karena itu pasien diindikasikan untuk menggunakan GTSL.
1.4 Pencegahan Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
Usaha pencegahan yang dilakukan terhadap kegagalan gigi tiruan
jembatan adalah :
1. Mengetahui pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung. Pemilihan
jumlah dan distribusi gigi pendukung yang baik dapat mengurangi resiko
terjadinya kegagalan gigi tiruan jembatan. Hukum Ante tetap merupakan
acuan utama untuk menentukan distribusi jumlah gigi yang tepat pada gigi
tiruan jembatan, idealnya dua pendukung digunakan untuk satu pontik
yang terletak pada ujung-ujungnya.
2. Dokter gigi mengetahui dengan baik prosedur perawatannya
3. Pasien menjaga oral hygiene dengan baik agar tidak ada akumulasi plak
4. Aplikasi bahan pelapis lunak
5. Pemakaian stres absorbing elemen
6. Pemakaian konektor non rigid. Perbedaan gerakan gigi dan implan dapat
menyebabkan berbagai bentuk kegagalan pemakaian gigi tiruan jembatan
dukungan gigi dan implant. Usaha yang paling penting untuk diperhatikan
dalam mencegah berbagai bentuk kegagalan tersebut adalah dengan
mencegah terjadinya tekanan berlebihan pada pendukung gigi tiruan
jembatan yang timbul akibat perbedaan pergerakan tersebut.
7. Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi, mengatur waktu kunjungan
untuk melakukan control plak perlu dilakukan. Serta menggunakan pasta
gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride.
Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat
a. Pinggiran restorasi retainer yang terlampau panjang, kurang panjang atau
tidak lengkap serta terbuka.
b. Terjadi kerusakan pada bahna mahkota retainer yang lepas, embrasure
yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang salah, serta mahkota
c.
d.
e.
f.
j. Jembatan patah. Dapat diakibatkan oleh hubungan oleh shoulder atau bahu
k.
l.
m.
n.
yang tidak baik, teknik pengecoran yang salah serta kelelahan bahan.
Kehilangan lapisan estetik
Trauma oklusal
Beban kunyak yang berlebihan
Tekanan yang berlebihan pada jaringan lunak
Kegagalan GTJ
Adapun beberapa bentuk kegagalan dari pemakaian gigi tiruan
jembatan yang
dapat ditemukan antara lain :
a.
b.
c.
d.
Konektor patah.
e.
g.
jembatan,
luas
permukaan
oklusal,
bentuk
i.
j.
Biologikal
a. Rasa tidak nyaman
b. Karies
c. Perforasi pulpa
d. Kerusakan periodontal
e. Masalah oklusal
f. Fraktur gigi penyangga
2.
Mekanikal
a. Fraktur gigi tiruan
b. Keausan oklusal gigi tiruan
3.
Estetik
a. Perubahan warna gigi tiruan
b. Kontur yang tidak sesuai
jembatan,
luas
permukaan
oklusal,
bentuk
3.3
Skenario
Untuk mencegah kegagalan-kegagalan tersebut, sebelum dalam
pembuatan gigi tiruan jembatan, diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:
3.3.1
Perawatan Bahan
Syarat-syarat bahan secara umum adalah memiliki aspek:
1. Biologis
Non iritan
Non toksik
Kariostatik
2. Kelarutan
Bahan tersebut harus tahan terhadap saliva (tidak larut dalam saliva)
3. Mekanis
Memiliki daya tahan abrasi yang baik
Modulus elasticitysama dengan enamel dan dentin
4. Sifat termis
Koefisien muai panas sama dengan enamel dan dentin.
3.3.2
Perawatan Pendahuluan
Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap
gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut
untuk menerima gigi tiruan. Keberhasilan atau gagalnya gigi tiruan cekat
tergantung pada beberapa faktor diantaranya meliputi:
Tindakan-tindakan
yang
berhubungan
dengan
perawatan
2. Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat
terhadap gigi-gigi yang ada.
3. Tindakan Prostetik
Setelah semua gigi penyangga dan jaringan pendukungnya dievaluasi
tahap berikutnya adalah pembuatan gigi tiruan cekat yang baru.
Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan persiapan
didalam mulut yang teliti adalah sangat mendasar. Preparasi yang tepat
akan mengarahkan gaya pengunyahan, sehingga desain gigi tiruan akan
Pemilihan Desain
Pertimbangan pemilihan desain dasar Gigi Tiruan Jembatan:
1. Desain retainer
2. Desain pontik
Menghilangkan karies
2.
3.
Dowel retainer adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan
sedikit atau tanpa jaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai
retainer yang berdiri sendiri. Indikasi:
a. Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf
b. Gigi tiruan pendek
c. Tekanan kunyah ringan
d. Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi
Keuntungan:
a. Estetis baik
b. Posisi dapat disesuaikan
Kerugian:
Sering terjadi fraktur akar
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice. 2003. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid I. Jakarta: Hipokrates.
Aryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta: Hipokrates.
Barclay,
C.W;
Walmsley,
A.D.
1998.
Fixed
and
Removable