You are on page 1of 5

POTESI DAERAH/KABUPATEDOMPU

G E O G RA F I S DOMPU
1.

LETAK DAN KEADAAN ALAM

Secara Geografis, Kabupaten Dompu terletak diantara 117 42' 118 30' Bujur Timur dan 8 06' - 9 05' Lintang Selatan, dengan batas
wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Flores dan Kabupaten Bima

Sebelah Selatan : Lautan Indonesia

Sebelah Timur : Kabupaten Bima

Sebelah Barat : Kab. Sumbawa


Luas wilayah Kabupaten Dompu 2.324,55 km2 dengan ketinggian kota berkisar antara 15 62 meter di atas permukaan laut. Luas tersebut termasuk Pulau Satonda seluas 472 ha sesuai SK
Gubernur KDH Tk. I Nusa Tenggara Barat tanggal 26 Desember 1995 No. 678 Tahun 1995
tentang
Penetapan
Kedudukan
Pulau
Satonda
yang
menyatakan
bahwa
Pulau Satonda, termasuk dalam wilayah Kabupaten Dompu.
Kabupaten
Dompu
dialiri
oleh
122
sungai
dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian masing-masing di

Kecamatan Hu'u : 8 sungai

Kecamatan : 3 sungai

Kecamatan Dompu : 1 sungai

Kecamatan Woja : 4 sungai

Kecamatan Kilo : 10 sungai

Kecamatan Kempo : 8 sungai

Kecamatan Manggelewa : 3 sungai

Kecamatan Pekat : 85 sungai


2.

yang

pada

umumnya

IKLIM DAN CURAH HUJAN


Daerah Kabupaten Dompu beriklim tropis, dipengaruhi oleh 2 musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Curah hujan tahun 2011 yang terjadi di Kabupaten Dompu merata untuk semua
kecamatan dan meningkat dibandingkan tahun lalu, dimana Kecamatan Huu memiliki curah
hujan tertinggi dengan rata-rata 140 mm per bulan.

Penggunaan lahan atau tanah merupakan gambaran aktivitas manusia pada sebidang tanah
sesuai dengan jenis peruntukannya. Penggunaan dan pemanfaatan tanah / lahan / areal yang
dimaksud dengan kawasan budidaya tersebut meliputi kawasan budidaya pertanian, kawasan
budidaya perikanan, peternakan dan kawasan budidaya perkebunan.

Kawasan Budidaya Pertanian --- Kabupaten Dompu dengan luas lahan sebesar 232.455 Ha
memiliki kawasan budidaya pertanian seluas 68,742 Ha, dengan rincian penggunaan lahan
budidaya tersebut, sebagai berikut:
Kawasan Budidaya komoditi Padi seluas 30.742 ha
Lahan /Kawasan Budidaya Palawijo seluas 21.000 ha
Lahan / kawasan Budidaya Holtikultura seluas 17.000 ha
Sektor pertanian merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat besar perananya, karena
hampir sebagian besar pendapatan daerah berasal dari sektor ini. Perkembangan sektor pertanian
ini diarahkan untuk memantapkan upaya swasembada pangan, menganekaragamkan produksi,
mendorong memperluas kesempatan kerja dalam memacu pembangunan daerah sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dompu khususnya yang bergerak di bidang
pertanian.

Secara umum potensi pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Dompu berdasarkan kondisi
lahan / tanah yang dimiliki adalah tiga komoditas utama yaitu; Padi, Palawija, dan Hortikultura.
Komoditi Padi merupakan komoditas utama yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten
Dompu, karena komoditas ini merupakan bahan makanan pokok masyarakatnya. Dari potensial
areal seluas 30.742 Ha lahan sawah dan lahan kering, yang sudah dimanfaatkan untuk menanam
padi baru 20.402 Ha (66,36) , sedangkan sisanya seluas 10.340 Ha belum dimanfaatkan. Dari
hasil budidaya tersebut setiap tahun Kabupaten Dompu mampu menghasilkan gabah kering
sebanyak 100.174 ton setiap tahun atau produktivitas perhektar sebesar 4,9 ton perhektar.
Dengan hasil produksi sebesar itu Kabupaten Dompu telah swasembada besar, dan malah lebih
sehingga kelebihan tersebut dikirim ke daerah lain baik dalam provinsi Nusa Tenggara Barat
maupun di Provinsi lainnya.

Palawija merupakan salah satu jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi untuk
dikembangkan, namun demikian Kabupaten Dompu belum mampu mengembangkan Komoditi
ini secara maksimal. Dari 21.000 Ha lahan yang potensial untuk budidaya palawija yang baru
dikembangka hanya 3.303 Ha yang diusahakan secara intensif dan semi intensif. Jenis komoditi
palawija yang dikembangkan antara lain seperti; kacang kedelai, jagung, kacang tanah, kacang
hijau.
Komoditi Hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang dikembangkan masyarakat
Dompu adalah; bawang merah, bawang putih, pisang, mangga, dan semangka. Usaha budidaya
di bidang ini juga belum mampu mengelola secara maksimal potensi lahan yang dimiliki oleh
Kabupaten Dompu, karena baru mengelola sebesar 64,4 % dari luas lahan yang tersedia seluas
17.000 Ha.
Kawasan Budidaya Perkebunan --- Sektor Perkebunan merupakan salah satu potensi usaha yang
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat petani. Di Kabupaten Dompu terdapat areal /
kawasan budidaya perkebunan seluas 12.985 ha, dengan komoditi yang dibudidayakan adalah
seperti: Jambu Mente, Kepala, Kopi, dan lain-lain. Areal / Kawasan budidaya Jambu Mente
seluas 9.464 Ha yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Dompu, namun yang sudah
dimanfaatkan untuk budidaya oleh masyarakat seluas 6.418 Ha dengan hasil produksi sebesar
2.888 ton setipa tahunnya. Areal / kawasan perkebunan kopi tersedia seluas 1.241 Ha di wilayah
kecamatan Pekat, yang sudah digunakan untuk kegiatan budidaya oleh masyarakat baru seluas
808 Ha dengan total produksi setiap tahun sebanyak 275 ton. Areal / Kawasan perkebunan
Kelapa di kabupaten Dompu terdapat seluas 3.155 Ha, yang digunakan untuk budidaya kelapa
baru seluas 1.032 Ha dengan hasil rata-rata setiap tahun sebesar 1.170 ton biji kelapa. Disamping
komoditi utama tersebut di atas di kabupaten dompu tengah dikembangkan juga komditikomoditi lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi namun usaha tersebut masih dalam skala
kecil. Komoditi-komoditi yang dimaksud adalah seperti: Kakao, cengkeh, Kapuk, pinang,
kemiri,dan asam, serta tanaman semusim lainnya.
Kawasan Budidaya Perikanan --- Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor
penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Kabupaten Dompu,
karena dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan penghasilan petani
khusunya nelayan. Secara umum komoditi utama yang dihasilkan dari sektor perikanan kelautan
ini adalah meliputi; perikanan laut dan hasil tangkapan, dan perikanan air payau, serta perikanan
air tawar.
Kawasan Lindung --- Kawasan lindung adalah kawasan hutan yang meliputi antara lain sebagai
berikut: Hutan Lindung, Hutan Cagar Alam, Hutan Suaka Marga, Hutan Taman Buru, Hutan
Wisata, Penghijauan di Luar kawasan Hutan, Hutan Payau, dan Dam / Bendungan. Dari Potensi
yang dimiliki, Kabupaten Dompu terdapat:
Hutan Lindung seluas 49.189 Ha
Hutan Suaka Alam dan Wisata 11.223 Ha
Hutan Produksi 49.373 Ha
Hutan Bakau 4.710 Ha

PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut) tetap menjadi program unggulan masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Dompu. Namun, ada lagi program ketahanan pangan yang menjadi
Primadona baru bagi masyarakat Kabupaten Dompu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi
rumah tangganya yakni pengembangan tanaman ubi kayu atau singkong.
Saat ini, program ketahanan pangan khususnya produk tanaman alternatif seperti tanaman
tumpang sari, pemerintah terus melakukan inovasi dan terobosan baru dengan melakukan
pengembangan tanaman ubi kayu atau singkong dengan kualitas bibit unggul dan sekarang
tengah dilakukan uji coba di wilayah Kecamatan Pekat yang bekerjasama dengan PT. Tambora
Makmur Sejahtera yang bergerak di bidang usaha pabrik tepung singkong.

Dari data yang diperoleh di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, di tahun 2014 luas tanam ubi kayu
di Kabupaten Dompu 150 Ha dengan rincian di Kecamatan Dompu seluas 10 Ha, Kecamatan
Woja 6 Ha, Huu 14 Ha, Manggelewa 40 Ha, Kempo 25 Ha, Kilo 13 Ha, Pekat 35 Ha. Dari
delapan Kecamatan di Kabupaten Dompu, hanya Kecamatan Pajo yang belum sama sekali
mengembangkan budidaya tanaman Singkong ini.
Dari pantauan di sejumlah wilayah, khususnya di Kecamatan Pekat, animo masyarakat untuk
menanam singkong cukup tinggi dan sekarang ada sekitar 100 hektar lebih masyarakat petani
mencoba menanam bibit singkong unggul tersebut. Insya Allah dalam waktu dekat pabrik
tepung singkong dengan kapasitas 1000 ton per hari insya allah akan segera terwujud di
Kabupaten Dompu ini, ungkap Wakil Bupati Ir. H. Syamsuddin MM pada acara panen raya
jagung di Desa Sukadai Kecamatan Manggelewa yang dihadiri Danrem 162 Wira Bhakti
Mendukung keberhasilan program penanaman singkong tersebut, PT. Tambora Makmur
Sejahtera telah mendatangkan bibit unggul dari Pulau Jawa. Mari bersama-sama menyukseskan
program unggulan Daerah serta program lain seperti ubi kayu ini, ajak Wabub.
Kepada pimpinan PT. Tambora Makmur Sejahtera diharapkan agar budidaya tanaman ubi kayu
tidak hanya di wilayah Kecamatan Pekat, namun seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Dompu. Kalau saat ini Pemkab Dompu punya program Tambora Menyapa Dunia tahun 2015,
maka dibidang pertanian dan ketahanan pangan, Insya Allah kita punya slogan Tambora Sejuta
Singkong, ujarnya.
Hingga bulan Juni 2014 yang terdata di pihak perusahaan PT. Tambora Makmur Sejahtera
mencatat ada sekitar 2.000 Hektare luas lahan singkong yang ditanam warga dengan jenis Adira
3 dan diperkirakan akhir tahun akan dilakukan panen perdana.
Singkong Jenis Adira 3 untuk satu pohon bisa menghasilan 25-30 Kg dengan harga berkisar
antara Rp. 400/Kg. Saat ini masyarakat yang menanam singkong untuk tiap kepala keluarga
sudah mencapai 1-2 hektare dan diperkirakan akan meraup keuntungan bersih hingga Rp. 40
juta.

Mendukung pembangunan kesejahteraan masyarakat kabupaten Dompu dibidang pertanian


tanaman tumpang sari, pihak perusahaan akan segera membangun pabrik pengolahan tepung
tapioka yang berbahan utama Ubi Kayu.

You might also like