You are on page 1of 15

Buka menu utama

Sunting
Pantau halaman ini
Nitrogen
karbon nitrogen oksigen

P
Element 1: Hidrogen (H), Other non-metal
Element 2: Helium (He), Noble gas
Element 3: Litium (Li), Alkali metal
Element 4: Berllium (Be), Alkaline earth metal
Element 5: Boron (B), Metalloid
Element 6: Karbon (C), Other non-metal
Element 7: Nitrogen (N), Other non-metal
Element 8: Oxigen (O), Other non-metal
Element 9: Flour (F), Halogen
Element 10: Neon (Ne), Noble gas
Element 11: Natriun (Na), Alkali metal
Element 12: Magnesium (Mg), Alkaline earth metal
Element 13: Aluminium (Al), Other metal
Element 14: Silikon (Si), Metalloid

Element 15: Fosfor (P), Other non-metal


Element 16: Belerang (S), Other non-metal
Element 17: Klorin (Cl), Halogen
Element 18: Argon (Ar), Noble gas
Element 19: Kalium (K), Alkali metal
Element 20: Kalsium (Ca), Alkaline earth metal
Element 21: Skandium (Sc), Transition metal
Element 22: Titanium (Ti), Transition metal
Element 23: Vanadium (V), Transition metal
Element 24: Kromium (Cr), Transition metal
Element 25: Mangan (Mn), Transition metal
Element 26: Besi (Fe), Transition metal
Element 27: Kobal (Co), Transition metal
Element 28: Nikel (Ni), Transition metal
Element 29: Tembaga (Cu), Transition metal
Element 30: Seng (Zn), Transition metal
Element 31: Galium (Ga), Other metal
Element 32: Germanium (Ge), Metalloid
Element 33: Arsen (As), Metalloid
Element 34: Selenium (Se), Other non-metal
Element 35: Bromin (Br), Halogen
Element 36: Kripton (Kr), Noble gas
Element 37: Rubidium (Rb), Alkali metal
Element 38: Stronsium (Sr), Alkaline earth metal
Element 39: Itrium (Y), Transition metal
Element 40: Zirkonium (Zr), Transition metal

Element 41: Niobium (Nb), Transition metal


Element 42: Molibdenum (Mo), Transition metal
Element 43: Teknesium (Tc), Transition metal
Element 44: Rutenium (Ru), Transition metal
Element 45: Rodium (Rh), Transition metal
Element 46: Paladium (Pd), Transition metal
Element 47: Perak (Ag), Transition metal
Element 48: Kadmium (Cd), Transition metal
Element 49: Indium (In), Other metal
Element 50: Seng (Sn), Other metal
Element 51: Antimon (Sb), Metalloid
Element 52: Telurium (Te), Metalloid
Element 53: Yodium (I), Halogen
Element 54: Xenon (Xe), Noble gas
Element 55: Sesium (Cs), Alkali metal
Element 56: Barium (Ba), Alkaline earth metal
Element 57: Lantanum (La), Lanthanoid
Element 58: Serium (Ce), Lanthanoid
Element 59: Praseodimium (Pr), Lanthanoid
Element 60: Neodimium (Nd), Lanthanoid
Element 61: Prometium (Pm), Lanthanoid
Element 62: Samarium (Sm), Lanthanoid
Element 63: Europium (Eu), Lanthanoid
Element 64: Gadolinium (Gd), Lanthanoid
Element 65: Terbium (Tb), Lanthanoid
Element 66: Disprosium (Dy), Lanthanoid

Element 67: Holmium (Ho), Lanthanoid


Element 68: Erbium (Er), Lanthanoid
Element 69: Tulium (Tm), Lanthanoid
Element 70: Iterbium (Yb), Lanthanoid
Element 71: Lutesium (Lu), Lanthanoid
Element 72: Hafnium (Hf), Transition metal
Element 73: Tantalum (Ta), Transition metal
Element 74: Wolfram (W), Transition metal
Element 75: Renium (Re), Transition metal
Element 76: Osmium (Os), Transition metal
Element 77: Iridium (Ir), Transition metal
Element 78: Platina (Pt), Transition metal
Element 79: Emas (Au), Transition metal
Element 80: Raksa (Hg), Transition metal
Element 81: Talium (Tl), Other metal
Element 82: Timbal (Pb), Other metal
Element 83: Bismut (Bi), Other metal
Element 84: Polonium (Po), Metalloid
Element 85: Astatin (At), Halogen
Element 86: Radon (Rn), Noble gas
Element 87: Fransium (Fr), Alkali metal
Element 88: Radium (Ra), Alkaline earth metal
Element 89: Aktinium (Ac), Actinoid
Element 90: Torium (Th), Actinoid
Element 91: Protaktinium (Pa), Actinoid
Element 92: Uranium (U), Actinoid

Element 93: Neptunium (Np), Actinoid


Element 94: Plutonium (Pu), Actinoid
Element 95: Amerisium (Am), Actinoid
Element 96: Kurium (Cm), Actinoid
Element 97: Berkelium (Bk), Actinoid
Element 98: Kalifornium (Cf), Actinoid
Element 99: Einsteinium (Es), Actinoid
Element 100: Fermium (Fm), Actinoid
Element 101: Mendelevium (Md), Actinoid
Element 102: Nobelium (No), Actinoid
Element 103: Lawrensium (Lr), Actinoid
Element 104: Rutherfordium (Rf), Transition metal
Element 105: Dubnium (Db), Transition metal
Element 106: Seaborgium (Sg), Transition metal
Element 107: Bohrium (Bh), Transition metal
Element 108: Hasium (Hs), Transition metal
Element 109: Meitnerium (Mt)
Element 110: Darmstadtium (Ds)
Element 111: Roentgenium (Rg)
Element 112: Kopernisium (Cn), Transition metal
Element 113: Ununtrium (Uut)
Element 114: Ununquadium (Uuq)
Element 115: Ununpentium (Uup)
Element 116: Ununhexium (Uuh)
Element 117: Ununseptium (Uus)
Element 118: Ununoctium (Uuo)

Nitrogen memiliki struktur kristal hexagonal7N


Tabel periodik
Penampilan
gas/cairan/padatan tak berwarna

nitrogen cair

Garis spektrum nitrogen


Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom

nitrogen, N, 7

Dibaca

/natrdn/ nye-tr-jn

Jenis unsur

nonlogam

Golongan, periode, blok

15, 2, p

Massa atom standar

14.0067(2)

Konfigurasi elektron

1s2 2s2 2p3

2, 5
Kulit elektron dari nitrogen (2, 5)
Sifat fisika
Fase

gas

Massa jenis (0 C, 101.325 kPa)


1.251 g/L
Massa jenis cairan pada t.d.

0.808 gcm3

Titik lebur

63.15 K,-210.00 C,-346.00 F

Titik didih

77.36 K,-195.79 C,-320.33 F

Titik tripel

63.1526 K (-210C), 12.53 kPa

Titik kritis

126.19 K, 3.3978 MPa

Kalor peleburan

(N2) 0.72 kJmol1

Kalor penguapan

(N2) 5.56 kJmol1

Kapasitas kalor

(N2)

29.124 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa) 1

10

100

1k

10 k

100 k

at T (K)

37

41

46

53

62

77

Sifat atom
Bilangan oksidasi

5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3

(oksida asam kuat)


Elektronegativitas 3.04 (skala Pauling)
Energi ionisasi
(lebih lanjut) pertama: 1402.3 kJmol1
ke-2: 2856 kJmol1
ke-3: 4578.1 kJmol1
Jari-jari kovalen

711 pm

Jari-jari van der Waals

155 pm

Lain-lain
Struktur kristal

hexagonal

Pembenahan magnetik

diamagnetik

Konduktivitas termal

25.83 103 Wm1K1

Kecepatan suara

(gas, 27 C) 353 ms1

Nomor CAS 7727-37-9


Isotop paling stabil
iso

NA

Waktu paruh DM

DE (MeV)

13N

syn

9.965 min

2.220 13C

DP

14N

99.634%

N stabil dengan 7 neutron

15N

0.366%

N stabil dengan 8 neutron

lbs
r

Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa
bau, tanpa rasa, dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit
bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini
bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.

Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfer Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan
hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino,
amoniak, asam nitrat, dan sianida.

Sifat-sifat penting Sunting

Nitrogen adalah zat non logam, dengan elektronegatifitas 3.0. Mempunyai 5


elektron di kulit terluarnya. Ikatan rangkap tiga dalam molekul gas nitrogen (N2)
adalah yang terkuat. Nitrogen mengembun pada suhu 77K (-196oC) pada tekanan
atmosfer, dan membeku pada suhu 63K (-210oC).

Sejarah

Sunting

Nitrogen (Latin nitrum, Bahasa Yunani Nitron berarti "soda asli", "gen",
"pembentukan") secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang
menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat
pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli
kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang
sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang
menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen
adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote,
daripada perkataan Yunani yang bermaksud "tak bernyawa". Istilah

tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan
kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.

Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia


mengetahui asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam
nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya untuk melarutkan
emas. Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian, dan perusahaan pada
awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan serbuk
peledak (garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan
ternak kimia.

Senyawa

Sunting

Hidrida utama nitrogen ialah amonia (NH3) walaupun hidrazina (N2H4) juga banyak
ditemukan. Amonia bersifat basa dan terlarut sebagian dalam air membentuk ion
ammonium (NH4+). Amonia cair sebenarnya sedikit amfiprotik dan membentuk ion
ammonium, dan amida (NH2-); keduanya dikenal sebagai garam amida, dan nitrida
(N3-), tetapi terurai dalam air.

Gugus bebas amonia dengan atom hidrogen tunggal atau ganda dinamakan amina.
Rantai, cincin atau struktur hidrida nitrogen yang lebih besar juga diketahui tetapi
tak stabil.

Peranan biologi

Sunting

Nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan asam nukleat, dan ini
menjadikan nitrogen penting bagi semua kehidupan. Protein disusun dari asamasam amino, sementara asam nukleat menjadi salah satu komponen pembentuk
DNA dan RNA.

Polong-polongan, seperti kedelai, mampu menangkap nitrogen secara langsung dari


atmosfer karena bersimbiosis dengan bakteri bintil akar.

Isotop Sunting

Ada 2 isotop Nitrogen yang stabil yaitu: 14N dan 15N. Isotop yang paling banyak
adalah 14N (99.634%), yang dihasilkan dalam bintang-bintang, dan yang selebihnya
adalah 15N. Di antara sepuluh isotop yang dihasilkan secara sintetik, 1N
mempunyai paruh waktu selama 9 menit, dan yang selebihnya sama atau lebih
kecil dari itu.

Peringatan

Sunting

Limbah baja nitrat merupakan penyebab utama pencemaran air sungai, dan air
bawah tanah. Senyawa yang mengandung siano(-CN) menghasilkan garam yang
sangat beracun, dan bisa membawa kematian pada hewan, dan manusia.

Nitrogen dalam perindustrian

Sunting

Peranan nitrogen dalam perindustrian relatif besar, dan industri yang menggunakan
unsur dasar nitrogen sebagai bahan baku utamanya disebut pula sebagai industri
nitrogen. Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam
pembuatan pupuk dan telah banyak membantu intensifikasi produksi bahan
makanan di seluruh dunia. Pengembangan proses fiksasi nitrogen telah berhasil
memperjelas berbagai asas proses kimia, dan proses tekanan tinggi serta telah
menyumbang banyak perkembangan di bidang teknik kimia.

Sebelum adanya proses fiksasi (pengikatan) nitrogen secara sintetik, sumber utama
nitogen untuk keperluan pertanian hanyalah bahan limbah, dan kotoran hewan,
hasil dekomposisi dari bahan-bahan tersebut serta amonium sulfat yang didapatkan
dari hasil sampingan pembuatan kokas dari batubara. Bahan-bahan seperti ini tidak
mudah ditangani belum lagi jumlahnya yang tidak mencukupi semua kebutuhan
yang diperlukan.

Salpeter Chili, salpeter dari air kencing hewan, dan manusia, dan amonia yang
dikumpulkan dari pembuatan kokas menjadi penting belakangan ini tetapi akhirnya

disisihkan lagi oleh amonia sintetik, dan nitrat. Amonia merupakan bahan dasar
bagi pembuatan hampir semua jenis produk yang memakai nitrogen.

Gambaran umum

Sejarah

Sunting

Sunting

Catatan pertama mengenai usaha pembentukan senyawa nitrogen sintetis pertama


dilakukan oleh Priestley dan Cavendish yang melewatkan percikan bunga api listrik
di dalam bejana berisi udara bebas, dan akhirnya mendapatkan nitrat setelah
sebelumnya melarutkan oksida yang terbentuk dalam reaksi dengan alkali.
Penemuan ini cukup besar di masanya, mengingat kebutuhan senyawa nitrogen
untuk pupuk yang besar namun sayangnya alam tidak cukup untuk memenuhinya.
Karena itu, adanya senyawa nitrogen yang dapat dibuat di dalam laboratorium
memberikan peluang baru.

Namun usaha komersial dari proses ini tidak berjalan dengan mudah mengingat
banyaknya kebutuhan energi yang besar, dan efisiensinya yang terlalu rendah.
Setelah ini banyak proses terus dikembangkan untuk perbaikan. Nitrogen pernah
juga diikatkan dari udara sebagai kalsium sianida, namun tetap saja proses ini
masih terlalu mahal. Proses-proses lain juga tidak terlalu berbeda, seperti
pengolahan termal atas campuran oksida nitrogen (NOX), pembentukan sianida dari
berbagai sumber nitrogen, pembentukan aluminium nitrida, dekomposisi amonia,
dan sebagainya. Semuanya tidak menunjukkan harapan untuk dapat
dikomersialkan walaupun secara teknis semua proses ini terbukti dapat
dilaksanakan.

Sampai akhirnya Haber dan Nernst melakukan penelitian yang menyeluruh tentang
keseimbangan antara nitogen, dan hidrogen di bawah tekanan sehingga
membentuk amonia. Dari penelitian ini pula didapatkan beberapa katalis yang
sesuai. Reaksi ini sebenarnya membutuhkan tekanan sistem yang tinggi, tetapi
pada masa itu peralatan yang memadai belum ada, dan mereka merancang
peralatan baru untuk reaksi tekanan tinggi (salah satu sumbangan dari
perkembangan industri baru ini).

Bukan peralatan tekanan tinggi saja yang akhirnya tercipta karena dipicu oleh
tuntutan industri nitrogen ini. Haber, dan Bosch, ilmuwan lain yang bekerjasama

dengan Haber, juga mengembangkan proses yang lebih efisien dalam usahanya
menghasilkan hidrogen, dan nitrogen murni. Proses sebelumnya adalah dengan
elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen murni, dan distilasi udara cair untuk
mendapatkan nitrogen murni yang kedua usaha ini masih terlalu mahal untuk
diaplikasikan dalam mengkomersialkan proses baru pembuatan amonia mereka.
Maka mereka menciptakan proses lain yang lebih murah.

Usaha bersama mereka mencapai kesuksesan pada tahun 1913 ketika berhasil
membentuk amonia pada tekanan tinggi. Proses baru ini masih memerlukan banyak
energi namun pengembangan lebih lanjut terus dilakukan. Dengan cepat proses ini
berkembang melebihi proses sintetis senyawa nitrogen lainnya, dan menjadi
dominan sampai sekarang dengan perbaikan-perbaikan besar masih berlanjut.

Bahan baku Sunting


Bahan baku utama yang banyak digunakan dalam industri nitrogen adalah udara,
air, hidrokarbon dan tenaga listrik. Batubara dapat menggantikan hidrokarbon
namun membutuhkan penanganan yang lebih rumit, sehingga proses menjadi
kompleks, dan berakibat pada mahalnya biaya operasi.

Penggunaan dan ekonomi Sunting


Dari semua macam senyawa nitrogen, amonia adalah senyawa nitogen yang paling
penting. Amonia merupakan salah satu senyawa dasar nitogen yang dapat
direaksikan dengan berbagai senyawa yang berbeda selain proses pembuatan
amonia yang sudah terbukti ekonomis, dan efisiensinya yang sampai sekarang
terus ditingkatkan. Sebagian besar amonia diperoleh dengan cara pembuatan
sintetis di pabrik, dan sebagian kecilnya diperoleh dari hasil samping suatu reaksi.

Penggunaan gas amonia bermacam-macam ada yang langsung digunakan sebagai


pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam nitrat dan asam nitrat,
berbagai jenis bahan peledak, pembuatan senyawa nitro dan berbagai jenis
refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan hidroksilamina.

Gas amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk, namun
jumlahnya masih terlalu kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang maksimum.
Maka dari itu diciptakan pupuk campuran, yaitu pupuk yang mengandung tiga

unsur penting untuk tumbuhan (N + P2O5 + K2O). Pemakaian yang intensif


diharapkan akan menguntungkan semua pihak.

Amonia Sintetik

Sunting

Penggunaan dan ekonomi Sunting


Amonia kualitas komersial meliputi NH3 cair murni, dan yang larut dalam air dengan
konsentrasi 28 %NH3. Transportasi bahan ini sebagian besar memakai tangki
silinder, dan sebagian lagi ada yang langsung disalurkan melalui pipa. Belakangan
ini pemakaian pipa mulai berkembang pesat, terutama dari pusat produksi ke pusat
distribusi yang keseluruhan panjangnya bisa mencapai 1.000 Km[1].

Reaksi dan keseimbanganSunting


2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g)

Karena molekul produk amonia mempunyai volum yang lebih kecil dari jumlah
volum reaktan maka keseimbangan akan bertambah ke arah amonia dengan
peningkatan tekanan. Peningkatan suhu reaksi menyebabkan memberikan efek
yang sebaliknya terhadap keseimbangan karena reaksi bersifat eksotermis, namun
memberikan efek positif terhadap laju reaksi. Maka dari itu perlu dihitung suhu
optimal agar menghasilkan keuntungan yang maksimum.

Laju dan katalis reaksi

Sunting

Agar peralatan dapat dibuat sekompak mungkin, maka perlu dipikirkan pemberian
katalis agar laju reaksi dapat berjalan dengan cepat karena reaksi hidrogen, dan
nitrogen berjalan sangat lambat.

Banyak jenis katalis yang digunakan secara komersial di berbagai pabrik, namun
yang umum digunakan adalah katalis besi dengan tambahan banyak promotor
seperti oksida aluminium, zirkonium, silikon dengan konsentrasi 3 % atau oksida
kalium sekitar 1 %.

Prosedur pembuatan

Sunting

Pembuatan amonia terdiri dari enam tahap[2][3][4]:

Pembuatan gas-gas pereaksi


Pemurnian
Kompresi
Reaksi katalitik
Pengumpulan amonia yang terbentuk
Resirkulasi
Biaya pembuatan amonia sangat tergantung pada tekanan yang digunakan, suhu,
dan katalis selain bahan yang digunakan.

Amonium nitrat

Sunting

amonium nitrat atau dengan sebutan NH4NO3 (ammonium nitrate) dapat dibuat
dengan amonia, dan asam nitrat sebagai bahan bakunya. proses pembuatan
amonium nitrat pun ada beberapa macam antara lain : 1. Proses Priling 2. Proses
Kristalisasi, dan 3. Proses Stengel atau Granulasi

dari ke-tiga tahap tersebut, adalah proses kristalisasilah yang paling mudah;
prosesnya; bahan baku amonia, dan asam nitrat masuk ke reaktor dengan bentuk
fasenya adalah amonia masih berupa gas, dan asam nitrat telah berupa fase liquid.
dari reaktor semua bahan baku tersebut di lanjutkan ke evaporator lalu dikristalizer,
dan akhirnya di separator, dan jadilah amonium nitrat.

Referensi

Baca dalam bahasa lain


Terakhir disunting 7 bulan yang lalu oleh Wagino Bot

Wikipedia Tampilan HPTampilan PC


Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.
Ketentuan PenggunaanPrivasi

You might also like