You are on page 1of 28
99) *Bulpuectka psuoipsux (6}) ‘payn Sed aiming “Wi Gz « ‘voddns 40} poou oy ono 9G 0} Hoddns 40 adAy oxy, ‘pauorsuayun = ( enb 400d Axe ul peuoisu ] ONBWIAISKS = g 'APOX® OY @la\pA Aijeroedse ‘a}o!oj0ys Jo suoneoHdde a imop-Buiveq YBno.uy pue Gunse;. bas yoddns Jo uoneWiAse aiqerlol jae0 20 e2so}04s ‘(w)) sio}0U UI UBA/6 ove sBulgeds YOR ‘ps: leYO = wi ‘pag OU= (LU) LeIBIOIOYS = g 'SasseUI yoo! 14 IIE Noow!s ‘anbruyoo, uenieg esseW Ise INsE DYE qegy:C, 9S alge IIx jou vag “(wio) siayaugueo ut 18 YB10UOD ISB = YOO ‘Ysa Ul Ssalewnse siouine jeulBug xordde (261) "1279 uopeg saye ¢ —<—_______ soe so ob-or Oh ort so over st sie gue 8 so se olor mL so olor eh (9s e198) yoddng Jo eddy (w) (u19/6) wy DD KeBee9 Se}0N ussjuedg ed uSEjUeds yoddng uenjeg esseyy seyisepne qeave 2 age, u! 2 e1oup0} 20g S> HONdOyg (261) "119 voveR 0H, AUT wsi-or Gu) S + w SIV ioe o> WAT WO oe-S1 UW) S + wWSI-1()E —9p-o1 st oes ip pve | wvo1~$ (1w) s+ wi s't=1 (6in) g si> WOSi-O1 bu) Ss +ug4-1(G)a — p2-8 st ge by & wt (6in) g ore wo s-s' (ww) s+ w 4 (Bin) oc> uo 6'2-s2 § ot ote wie + wn Gi) stingy gt O< OFF Ole Ie ze 80 wo $-$2 § séo> gzi> woe-zs+ui ne sere ot seo Sie op Wz wo 02-08 Uw) S + wes (6)) 8 se> wo se-oz (iw) S+w2-1(6)8 5-92 Ot sts P01 02 wo o1-§ (wi) S + Wel—1 Gi) a 02> wo si-o1 Uw) Ss + wZ-1 (6) — 6z-zt ot oze P01 6 wo e-2 $+ wS's-1 (Gin) g o1> se woe=zs husi-1 (6) 8 ols se wip w's'=4 (8) on> se uno + wr ss 1 (6) g on ole se p01 q 1 wo =z § 9> o1> 1 wo e-2 + w StI (in) g 92 o1> eel ws't-1 Gin) g ose ‘oe 1 Gnas ese ot orc Ob 4“ (o's ae) uoddng 10 eck (uw) usr) (uy *raos 0 hoBaieg S8i0N «J uSa/uedg a voddng ysa/ueds ipuoD “sO1 redwes | wep O Jespy mun eBBueAUed uesmIN : O Weysig “ATs THRE uenieg esseyy seMserne IEEE WO Ob-08 (aw) § + wt (61) g oz> wo 09-Ob (WW) § + wt (61) @ verb oe oz: FO-r'0 eet XX "MA wt (61) g + wo os-08 Us) YOO 1X 'XE wt (61) @ + w9 Op-oz YOO sh> x WO G2—S'L (ai) ¢ She 'p: woszi-stu)s+ wie sri-r of re L0-¥o © wo SZ (WW) S + wi (6) g wo g'4—S (1W) § s> wos—Szs + wi (6) g 9-2e oe s< V0-r'0 of wo $ (W) S + wt (61) g SzOs wo g (aw) $ + Wy (6In) @ Sz0< ss woe-2s+ wt (Big — LeHorL oe sz0< Se 10-90 62 w 1 (61) @ + wo 001-06 (1s) yoo uo oe-si (au) S 4 wh Oe oem wo 0-02 (1W) S + wt (61) a Oe> ‘Oz wo Op—08 (JW) S$ + WE (Bi) ges) sez ore v 0-01 082 wt (61) @ + Wo oz-O1 (IW) ¢ z> wt (6) @ + wo OF-02 WOO. ze wo 2-5 OW) 5 + WI tomy wo O1-S'z (IW) § + wy (Oi) @ wos-S'eS + w 4 (CE Wo $'2-S (su) § + Wy (6) g wo g (WW) S + wy (6) g two § fu) § + wr § (Bin) g 19 40 su + wf (Byr puoddng jo edky 2 x se ~Raobaie hoddng 2 O'L Heduies |'G wep © sespy »NVUN eBBueAUEd Linn : D Wersig “ere TRL ie 008-02 Gal S wwe 002-04 (ny) § W 1 (6) & + we o0e~C01 U8) vOo wd 006-004 448) YOO WO1-S'0 (61) @ + 2 o9-02 (au) § ‘W 09-02 (1) S WO'1-$0 (61) @ + wo o2-01 Law) g wo 92-04 (aw) § 4 (6) @ + wo 084-0» Us) yoo wo $202 (4w) § + w | (6) WL (61) @ + wo 002-99 (1s) yoo Wo 001-08 (aw) § + w 1 (Gi) @ Wt (61) @ + Wo 09-02 Lis) YOO WO S2—G1 (4) ¢ uo s1-$'2 Gu) § lwo s'2-6 Gu) §-+ wy wo Si=s"Z (JW) ¢ Wd OF=S (atu) ¢ wo $—S°z (4u) $ + w 4 (61) suOddng jo gL (9s eae) 5010 or o> om o-oy oat Sool a Ozona si> si> sie B79 9 hi-oz og eo wy usajueds uenjeg esseyy Iseyysepne eae b00'0-10°0 oe 1000-100 “& 1000-100 ve 100-10 St szo> stom a> sve ze loro--0 Pt Eo ze toro-1'0 ee “rie *Tig0u 0 Aabaey 36} TetowpuoD voddng ‘= HO leduwes to0'0 wep © 1espy yun eBBUeAUed ueIMIN: O WEISIS -gr9 7 Tabel 8.20. Sistem Q : Ukuran penyangga — Catatan tambahan Se |. For cases of heavy rock bursting or “popping” tensioned bolts with enlarged bearing plates often used, with spacing of about 1 m {occasionally down to 0.8 m) Final support when ‘popping’ activiy ceases. Il Several bolt lenghts often used In same excavation, i... 3,5 and 7 m. ML Several bolt lenghts often use in same excavation, ie.2,3 and 4m V. Tensioned cable anchors often used to supplement bolt suppor Bresssures. Typical spacing 2-4 m. V._ Several bolt lenghhts often used in same excavation, Vi. Tersioned cable anchors often ussed to supplement bolt support pressures. Typical spacing 4.6 m VI. Several of the older-generation power stations in this catagory employ systematic or spot boiting with areaa of chain-link mesh, rind a free-span onerete arch roof (25-40 cm) as permanent suuport Vill. Cases involving swelling, e.g., montmorillonite clay (with access of water). Room for expansion behind the support is used in cases of heavy swelling. Drainage measures are used where possible. Cases not onvolving swelling clay or squeezing rock. X Cases invoving squeezung rock, heavy rigid suppor is generally used as permanent support. XI. According to the authors (Barton et al), experience, in cases of swelling or squeezing, the temporary support required before concrete (or shotcrete) arches are formed may consist of bolting Stensioned shell expansioned type) if the value of RQD/dn is sufficiently high (Le, >1.5) poosibly Combined with shotcrete. If the rock mass is very heavily jointed or crushed (.2,, RODIJn 1.5, for example, a’sugar cube" shear zone in quartzite) then, the temporary support may consist of up to several applications of shoterete. Systematic bolting (tensioned) may be added after casting the concrete (or shotcrete) arch to reduce the uneven loading on the concrete, but it may not be effective when RODWJn <1.5, or when a ict of clay is present, unless the bolts are grouted before tensioning. A sufficient length of anchor in these extremely poor-quality rock masses. Serious ocurrences of right up to the face, possibly using a shield as temporary shuttering. Temporary support of the working face may also be required thatthe concrete arches taken right up to the face , possibly using a shield as temporary shuttering. Temporary support of the working face may also be required in these cases. Xil. For teasons of safety, the multiple drit method will often be needed during excavation and supporting of roof arch. Categories 16,20,24,2832 . 36 ESR> 15 monly) Xtll Mutiple drift method usually needed duting excavation and support of arch, walls and floor in cases of heavy squeezing. Category 38 (epan/ESR > 40m only). After Barton et.al, (1974) 8.8. KLASIFIKASINATM New Austrian Tunneling Method (NATM) menonjolkan sistem klasifikasi batuan secara kualitatif yang harus diperhitungkan di dalam Konteks secara Keseluruhan dari NATM. NATM adalah pendekatan atau filosofl yang memadukan prinsip perilaku massa batuan yang mengalami beban dan Pemantauan (monitoring) unjuk laku penggalian di bawah tanah pada saat konstruksi. Kata-kata metode di dalam NATM_ sering pengertiannya menimbulkan salah pengertian. Kenyataannya NATM tidak memberikan teknik penggalian dan penyanggaan yang spesifik. Banyak orang percaya jika menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga, mereka sudah Menerapkan NATM. Ini jauh dari Kebenaran. NATM mengikut sertakan kombinasi dari berbagai cara yang ada untuk penggalian dan penerowongan, tetapi perbedaannya adalah pemantauan yang terus menerus dari gerakan batuan dan revisi penyangga untuk memperoleh lining yang paling stabil dan ekonomis. Bagaimanapun juga, berbagal espek lainnya berhubungan juga di dalam membuat NATM iebih bersifat Konsep atau filosofi dibandingkan dengan hanya suatu metode. NATM dikembangkan di Austria diantara tahun 1957 sampai tahun 1965 dan diberi nama NATM di Salzburg tahun 1962 untuk membedakan dari pendekatan penerewongan Austria yang lama dan tradisional. Kentributor utama dari pengembangan NATM adalah Ladisiaus von Rabcewicz, Leopold Muller dan Franz Pacher. Yang utamanya, NATM adalah suatu pendekatan scientific empiris, yang melibatkan pengalaman praktek yang disebut empirical dimesioning tkan hubungan (Rabcewicz, 1964). Ini merupakan dasar teoritis yang mel antara tegangan dan deformasi di sekeliling terowongan (lebih dikenal dengan konsep kurva ground-reaction). Pada awainya ini merupakan dasar teoritis yang diberikan oleh dua orang Austria, yaitu Fenner dan Kastner. Metode ini menggunakan instrumentasi in-situ dan pemantauan yang canggih dan menginterpretasikan pengukuran ini secara scientific, Muller (1978) menganggap NATM sebagai suatu konsep yang mengamati Prinsip-prinsip tertentu. Walaupun ia menulis tidak kurang dari 22 prinsip, tetapi ada 7 ciri yang paling penting yang menjadi dasar NATM : a. Mobilisasi dari kekuatan massa batuan. Kekuatan massa batuan di sekitar terowongan dijaga sebagai komponen utama penyangga terowongan. Penyangga primer secara langsung memungkinkan batuan itu menyangga ditinya sendif. Ini diikuti dengan Penyangga yang harus mempunyai karakteristik soad-deformation yang cocok dan dipasang tepat pada waktunya. b. Perlindungan oleh shotcrete. Dalam rangka menjaga kemampuan massa batuan untuk menahan beban, 'epasnya batuan dan deformasi batuan yang berlebihan harus dikurangi mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tapisan sekeci shotcrete yang tipis, kadang-kadang bersama-sama dengan sistem yang cocok dari rock bolting, segera setelah penggalian. Sangat penting bahwa sistem penyangga yang digunakan kontak langsung secara keseluruhan dengan massa batuan dan mengalami deformasi bersama-sama dengan batuan, ¢. Pengukuran. NATM membutuhkan pemasangan instrumentasi yang canggih pada saat shotcrete lining awal dipasang, untuk memantau deformasi galian dan timbuinya beben di penyangga. Akan didapat informasi mengenai kestabilan terowongan dan memungkinkan untuk mengoptimasikan formasi ‘ead:bearing ring dari lapisan batuan. Waktu penempatan penyangga adalah sangat penting. Metode ini menggunakan instrumentasi in-situ dan pemantauan yang canggih dan menginterpretasikan pengukuran ini secara scientific. Muller (1978) menganggap NATM sebagai suatu konsep yang mengamati prinsip-prinsip tertentu. Walaupun ia menulis tidak kurang dari 22 prinsip, tetapi ada 7 ciri yang paling penting yang menjadi dasar NATM : @. Mobilisasi dari kekuatan massa batuan, Kekuatan massa batuan di sekitar terowongan dijaga sebagai komponen utama penyangga terowongan. Penyangga primer secara langsung memungkinkan batuan itu menyangga dirinya sendiri. Ini dikuti dengan Penyangga yang harus mempunyai karakteristik /oadtdeformation yang cocok dan dipasang tepat pada waktunya. b. Perlindungan oleh shoterete. Dalam rangka menjaga kemampuan massa batuan untuk menahan beban, lepasnya batuan dan deformasi batuan yang berlebihan harus dikurangi Sekeci! mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan lapisan shotcrete yang tipis, kadang-kadang bersama-sama dengan sistem yang cocok dari rock bolting, segera setelah penggalian. Sangat penting bahwa sistem penyangga yang digunakan kontak langsung secara keseluruhan dengan massa batuan dan mengalami deformasi bersama-sama dengan batuan. c. Pengukuran. NATM membutuhkan pemasangan instrumentasi yang canggih pada saat shoterete lining awal dipasang, untuk memantau deformasi galian dan ti bulnya beban di penyangga. Akan didapat informasi_ mengenai kestabilan terowongan dan memungkinkan untuk mengoptimasikan formasi load-bearing ring dari lapisan batuan. Waktu penempatan penyangga adalah sangat penting ‘erowongan dan pembayaran. NATM mengharuskan semua yang terlibat di dalam rancangan dan kontruksi Proyek terowongan untuk menerima dan mengerti pendekatan ini dan bekerja sama di dalam pengambilan Keputusan dan pemecahan masalah. Por ilk proyek, enjinir perancang, dan kontraktor harus bekerja sama sebagai satu tim, Di dalam praktek, Klasifikasi NATM. menghubungkan kondisi massa batuan, Prosedur penggalian dan kebutuhan Penyangga terowongan. Klasifikasi yang merupakan bagian dari kontrak, dapat digunakan untuk Proyek yang baru berdasarkan pengalaman sebelumnya dan investigasi geote knik rinci, Contoh dari Klasifikasi NATM berdasarkan hasil kerja dari John (1980) diberikan pada Tabel 8.21. Gambar 8.7. Ukuran penyangga menurut NATM untuk Terowongan Alberg (John, 1880) sat uemeg essew iseyusepye gear Surzaenbs 1464 0 Buspoot popeeoxe st jySuens sseus 201 949 (Z 10 ‘Syeaug Joye AueU UL Jouiey sper Suynsou smu ‘sonnunuoasi (au Gmouwes um Gumiuiy oo) (uw p-z Eupest) (Jw gp xewBupeaH) arp peonpau Ayensueysans buzeanbs fyow)) ProuyGuuds pue une — pue Biase] Yoows —wE-zieoqjyns —BuRoeqpuEBupeDH st uyBuais sseul (oe aul AaOLerBupeaeuy AL jugSe|q OU ‘enp) sagirunucasip Buoie sn000 heyy Bupreasquaye Jenemor yBue4g ‘SSDw 4 peaoxe 10u0g sousfunds aug e sassoag UL “SepmuqueDsD pa}vauD, ‘Ageionejun fq pavoney ave yeu, sunoy josonag ‘su pun0s se} Joos 0} pea| NOD ouyuuds pue uo Supsiea woos wi p-2:80ejm4 — MoYS URede}IN4 ayy UL Sassags oSUEL oVBuyeaany ‘suopesedos 01 pe0| joey Base HIN +424j960) saynuyuoasip syeanaurbuds aguayo Aqevonsjun 10 shep "uno Suyseq yous woe 20e}1N4 uno. aly UI sassaus ojsus; —_Buyeexcyeys Aur) " 904 Butddod jo seb uep UepuNqiano UBiy 404 ‘ajissod a1 sopmuauoasip Buote suopesedas q up uay $59) 210 Buluad Buyseq ycous yy on eon)Iny eu punye sassauis ou, (Supuaseeyy) yoou EIU, 1 sR) payee wong SS oe poetpaunag, punog ORDA S “WLYN 5mUN Vogeoulsse/D punoig “12g eqeL, 9Lb ened esseW IseHuIseIe gearg StsoWogo9F9 ‘Burzeey ‘BugonuB jpomiays “69 ‘jeO1UYS9} eDads sayinbey Buprory 1A soueyodu Jou jo exe soqnuquoosp ou) :s00ejns eu) JoyeABoxe ‘UW e-} syouaq, (gw oz xew Gupeay) 294 fe UDO /PaAJaSqo S| punolB Crucis pant Aon omenhyyo Budiecg we't-s'oBupeaH Buxoustoue Gupeor’ Suzanne (eur 049 Buuado sayy Buzeonbs ueay n Soqnuguoosp 219 jo uosBjseU0 #19 Aa peouoryuyAregue}sans ‘2s yey SuogIpUOS punoJS aug Joweneora = wet youaq —_(w gz xew Bureay) Suzoonbs ‘igsueas Burzaonbs ‘euyBuyds pue umord Jo Bunseyg oowg wie -| ‘Supeay —Burjoueg pue Burpee} ‘SS@LU}904 Mo] OF ANC) 0} Bupeexuaye Aiea A (souyeping) poyjaur UiBuay punoy uoqoes: ‘suojeojpuy doweyeg ae) ‘ow, dh pues oe eoweyoauioas, puno1 WoqeAtoXS uemfuey“12'8 leqer 2b AN9%-08d eu 6uyseaig oe) evo ‘Aasuap pue Yow ead} pue ws ‘uypnir “93 oats ut o umow 82 owes siaym saigidieury —ejaojous jo Buy uoddag W ¢-} 19d 249 youag wun Jp weg = yuo] 157 = deo, amos6 fin ‘s10g woz-90 (Aoves9000 9) paces IZH ‘sis fos Bupeoy S198 j01g uu op Auess90au yw 2-5 20 saveau ue yowe payoa yA 3180103 syoq 40 WO OF 2 ase pa Iq una se aus ‘nous jo Su woddng, 9 0¢- 07 aes -sas0}e4s pauguiog soe uy6uuds ye pu ges 2a ‘uno u pumas payoa, “998201045 “2e:2)048 pouquIDD, w 6-7 sod au, 1 ee = 64a} wre ue 5) deo! 90g (8 21 ws §-0 2ab}0us jm uo ‘x01 w yds aas0}04s ‘e205 ws pre = 6007 uenieg esseW Iseyusepneqear'a Asse sy 1A, unos yoee Joye poceig ‘vodans jy Buuedes 48ye Aver oun Papoddns 2q 01 ‘ney suonsas pauodo ry A 12€2) 28 pao ‘ney Buipest ai ‘Puno yoee Joye sjescreys nN ‘sa8e3s pooeig ‘aque odds ‘pun. yoes Jaye yes0I0US am on on vst deo sse0g te9 1004 we 59 eiacig ‘iyadoy rate veding, 01 9s J0} NE 99UD 1 28 anu) suybunds nox axdouug ammpavoug $3010 —— — — = a - vvoyonasueg aunpaveid odeng (ueintuey) “129 qe 9. PENGGUNAAN Di DALAM PENEROWONGAN " klasifikesi massa batuan untuk penerowongan River sebagai terowongan penyediaan air di kota Hariford, Connecticut Amerika Serikat (Bieniawski, 1980). Terowongan ini berfungsi untuk mengendalikan banjir, dapat mengalihkan kelebihan air dari satu sungai ke sungai lainnya, Diameter dalam terowongan adalah 6,7 m dengan panjang antara intake dan outlet adalah 2800 m. Penggalian ditekukan melalui batu serpih (shafe) dan batu basalt dengan kedalaman maksimum 61m di bawah permukaan tanah. Lokasi terowoncan berada di pusat kota yang cukup ramai. invert terowongan di outfet adalah 15,9 m di bawah invert di intake, dengan kemiringan terowongan kira-kira 0,6 %. Tebal minimum batuan 15,3 m di atas crown di outlet. Harga penawaran untuk terowongan bervariasi dari US$ 33,37 juta untuk pemboran dan peledakan sampai US$ 23,25 juta untuk pemboran mesin dengan dinding precast. Harga satuan adalah US $ 83,03 per meter, dengan tunnel boring machine (TBM), harga penawaran pada tahun 1978. a, Geologi Terowongan Gambar 6.8 memperlihatkan penampang geoiogi iongitudinal. Batuan di Sepanjang lintasan terowongan dengan kemiringan ke arah timur adalah serpih merah/siltstone diselang selingi oleh basalt dyke dan dua daerah sesar. Tiga daerah geologi utama dibedakan sepanjang lintasan terowongan sebagai hasil penyelidikan awal (Blackey, 1979) : a. Daerah serpih dan basalt, meliputi 88 % dari terowongan. 5. Daerah batuan fractured (very blocky and seamy), diantara stasiun 23+10 31410, Daerah dua sesar, satu di dekat stasiun 57450 dan lainnya di antara stasiun 8$+50 dan 95+50, 2 Perlapisan dan kekar pada umumnya utara/selatan, yang tegak iurus dengan sumbu terowongan (ierowongan digali dari barat ke timur). Periapisan pada umumnya mempunyai kemiringan antara 15° dan 20° , sedang kekar lebih Curam lagi, antara 70° dan 90° . Kekar di serpih mempunyai permukaan kasar (rough) dan banyak sangat tipis serta difsi oleh calcite. Tinga! muka air tanah yang diukur sebelum konstruksi terowongan adalah 47- 58 m di atas invert terowongan. b. Penyeiicikan Geologi Penyelidikan lapangan termasuk pemboran inti berbagai ji di dalam lubang Bor dan survai seismik. Uji di dalam iubang bor terdiri fotografi iubang bor, Penguiren fekanan ait, pemasangan pisometer, observasi lubang bor dan Uji Pemompean. Inti batuan dari 29 lubang bor digunakan untuk menentukan Seologi terowongan. Lubang bor ini berdiameter 54 mm sebanyak 18 buah dan 110 mm sebanyak 11 buah. Sepuluh fubang bor tidak sampai ke level "sen. Semiua int difeto di lapangan segera sesudah dikeluarkan dari barrel dan dilog, diklasifikasikan dan diyji Fotegrati lubang bor dilakukan di 15 lubang bor untuk menentukan orientasi diskontinuitas dan strudtur batuan. "ih dari 24 lokasi di dalam terowongan, dekat crown dan pada 1/2 diameter diatas crown untuk menentukan density, kuat tekan |, mod tr Swelling dan sleking, kecepatan sonik, kekualan kekar. Hasiinya diberikan iaksial, kekuatan triak lus elastisitas, Poisson's ratio, kandungan pada Tabel 8.22, W ISEYSeDREIEA'S Joan eg Ueto 219} Hep Gojo08 Word “g'g zeques Ti naa +a ad los 1 4 Phovoay St wovsiae e no woo (ueinfuer) “eg zequieg berweg Bssey seMsepneqeg. a Tai Noro Ta noe 1 Joes uenjeg esseyy Isexyisepngqeay:g (ueinue4) “g'g sequeg RIT OTD IW 1 1 z Gambar 8.8. (Lanjutan) B:\Babs\Klasifikasi Massa Batuan Tabel 8.22. Rekapitulasi sifat batuan di terowongan Park River f T Jumiah | Modulus Batuan | Jumlah | KuatTekan | ] | Uji | Uniaksial | Uji { Elastisitas | i | (MPa) | | Gray | | Serpih | 19 224-903 | 7 | 738-345 j | | (rata-rata 53,4) | | (ata-rata 14,5) | Basalt | 41 382-948 | 9 | 614. 68,9 | | (rata-rata 70,8) | | (ata-rata 31,9) | | Batupasir | 2 | 645-658) I | | | | (ratarrata 65,1) | | ¢. Data Masukan untuk Klasifikasi Massa Batuan Data masuken untuk Klasifikasi massa batuan telah dikompilasi untuk semua Geerah struktur disepanjang terowongan. Gambar 8.9 memperlinatkan contoh Pengambilan data di daerah outlet. Semua data yang mesuk ke dalam Ismbaran dela masukan Klasifikesi didapat deri fubang bor, termasuk informasi orientasi dan jarak (spacing) dari diskontinuitas. Ini mungkin karena digunakannya fotografi lubang bor untuk Penampangan fubang bor, sebagai fambahan dari prosedur core legging yang biasa. d. Rancangan Terowongan Tiga seksi terowongan yang berbeda dirancang dan ditawarkan sebagai bagian dari penawaran : 1) Pemboran dan peledakan dengan penguatan, ketebalan bervariasi, cast ‘in-place linier dirancang untuk menghadapi tiga kisar beban batuan. 2) Penggalian dengan mesin dengan penguatan castin-place lining. 3) Penggaiian dengan mesin dengan penguatan precast fining. uerjeg essew Iseyyisepneqeg\:a JAY >12eqj UeBUOMoLe} Wep (o)} snpinyys YeloeP ynUN UeYNSeW wep seqWIOT ‘g'e JeqUED Tabel 623 memberikan penyangga yang direkomendasikan dan beban batuan yang didasarkan pada metode Terzaghi. Rekomendasi penyangga juga disiapkan dari sistem klasifikasi massa batuan lainnya yang diberikan pada Tabel 8.24 (Bieniawski, 1978). Kesimputan utama yang ditarik dari tabel ini adalah metode Terzaghi, yang merekomendasikan ukuran penyangga yang paling luas, kelihatannya Perlebihan jika dibandingkan dengan rekomendasi yang diberikan oleh ketiga sistem Klasifikasi ya. Hal ini disebabkan oleh iga hal : 1) Rancangan dinding (ining) permanen didak memperhitungkan efek yang diberikan ke batuan oleh penyangga sementara, yang mungkin sudah dapat menstabitkan struktur dari terowongan, 2) Modifikasi metode Terzaghi yang asii oleh Deere (1970) d teicnoiogi tahun 1969, %) Metode Terzaghi tidak dapat melihat kemampuan batuan untuk Metode Terzaghi digunakan sebagai deskripsi menyangga dirinya sendi massa batuan secara kualitati seperti blocky dan seamy, yang tidak menggunakan secara penuh semua informasi kuantitatif yang tersedia dari program eksplorasi lapangan. 'nstrumentasi di terowongan direncanakan untuk molakukari verifikasi fancangan, penggunaan rancangan setanjutnya, dan pemantauan efek dari konstruksi Sepuluh seksi ui di lokasi pada berbagai kondisi geologi telah dipitih di datam ‘erowongan. Seksi ini terdiri dari extensometer (MPBX) yang dipasang dari Permukaan tanah, pore pressure transducer, rock bolt load cell, titik convergence, strain gauge yang dipasang dipermukaan dan ditanam di dalam terowongan. Pengukuran tegangan in-situ juga dilakukan. zen ABAIBOAD “NFO nid you "ul 2z 1910}0YS "Y b-Z uenieg essey Iseuisepneea\g 0g = ciby paysnig eroge sy SE sYoroUeD paciowuiay — ge sea easEN gy 00€ Alaa/dwueo ‘Souoz yney yeaiqiano ‘ug >yolun Op=dou uz eiainjoys Auseas ‘hy0019 an, snoge sy vL wi ee 008 :Aujenb oBeane ysi0qm, >feesqieno ut pI 08 < Gu paquior 2y9Ikn ‘ul 6 saul, ssnjd fata Ut pL ULL eqes004s Ajaiex9pour ‘onissey yseoald pacioyuioy ‘Werke ye SOG WLLL. 000g :Aujenb aBeione ysog ‘Bury ~Nedeing “yoddns Ga) @) euez Uompuos veo qwouewued eAresoduio, Areioduiel peo} jo Bue ou yeou 1 bz Jer@WWeIQ : BuLog 01 4 92 JexeweIg cuononysuED yseIq pue ju) WyBez1e | epojow Ueyesepiag eBfueduad Up Uen}eq Uegag UeBUOMOIE, ueBurouey : Jonny yeg UeBUOMOLE, L 7g peqey 88h uenjeg esse Isenysepngqeg\g ure eyasoioys ysew yim UrT Ie sweag Buy UL OL-9 ereimoys AreLUuey UZIesqy ——_ysqu jogs :Areiodwiay. vere auyy'ul 19818 ope 2ee1qien0 snid Bupeds y-¢ 1e Bu9} y 214 YM Bupeds y-g 18 Aveioduio rg snid you O0+L€ 01 op+ez § Siloq SnewaIShS PeuOISUEIU, —_—_—EUoI y ZL si0q SHeWaIShg weNquoueueg U1 gL Ma10UCD paoouiey eis 'SuonIpuos ztzeD ASV LL (peoy yoo 4e= ye 9% = 4SY 4S} ZZ peo) yooy @Berane S10 IU ULL eieimjoys Y Zh p AOIUTUI Z ajarojoys F2 S104 YL :Aresodura Yseu!J0 se1s;0ys —_pue YsauL [euoIse0O UON seaxpeno ON 99'S pageds Buo) _snjd Buroeds ae we Cuory ‘Arwsoduio turg Smid youn W6 5110q 30d pouorsuojun 0 J001 ut S09 yoos ‘AveooT,N:UoUEWLieg uy pr ehesouea pooiojloy Z pue | suoibe o=0 489.°0 ‘peoq yooy 22 = MWY 9£=4ySy ASV L'L :peoj yooy “SUORIPUCD aBelany sag wiasks -D uONReUESEID soIveYsWICe® —_—_aeau0D NSU PouIoW sJyBezi9) suompucs x20y wayshs uodeing eBBuedued !sepuewoyel wep UeBUIpUeiag : JOAN Wee UBUOMOIE | “pz"g peqey Karena precast liner dirancang untuk kondisi batuan yang jelek (10 % dari ‘otal panjang terowongan) tetapi telah digunakan disepaniang terowongan, akibatnya adalah over design untuk sebagian besar terowongan. Maksud dari Program instrumentasi adalah untuk vatiditas asumsi-asumsi rancangan dan memperhaius perhitungan untuk rancangan yang akan datang. e. CONTOH PROSEDUR KLASIFIKAS! 1) item 1 : Kiasifikasi kondisi massa batuan ) aghi : Moderately. blocky and seamy (RQD = + 72%) b) RSR Concept : Rock type : soft sedimentary rock: - Slightly faulted and folded; > Parameter A = 15; - Spacing : moderate to blocky; - Strike approximately perpendicular to tune! axis, dip 0,20°, - Parameter B = 30; - Water inflow : moderate; ~ Joint conditions; fair (moderately open, rough, and weathered); - For: A+ B= 45, parameter C = - Therefore : RSR= 15 + 30+ 16 = 61, ©) Geomechanics Classification (RMR) : ~ Intact rock strength, 0. = 50 MPa Rating = 4; ~ Drill core quality, RAD = 55 - 75 %; av 72 % Rating = 13; ~ Spacing of discontinuities, range 50 mm to 0.9 m Rating : 10; ~ Conditions of discontinuities : separation 0.8 mm to 1.1 mm, slightly weathered, rought surfaces Rating = 25; ~ Groundwater : dripping water, low pressure, flow 25 - 125 Limin Rating = 4: ~ Basic RMR : 4 + 13+ 10 + 25 + 4 = 56 without adjustment for orientation of discontint ndicutar to tunnel axis, dip 20°: ike per = Disco Pe Fair orientation, adjustment : - 5, adjusted RMR = 56-5= 51; ity orientation : ~ RMR = 51, represents Calss ill; fair rock mass. d) Q-System : -RQD = 72 % (average); eu = &, two joint sets and random; os = 1.5, rough, planar joints; ae = 1.0, unaltered joint walls, surface staining only: =e 0.5, possible iarge water inflow; -SRF 1.0, medium stress, o,/o; = 50/0.91 = 55. -Q = RQDMn x dds X J. X SRF = 9.0 Fair rock mass, Rekapituiasi : Hasil | Terzaghi | Moderately blocky and Seamy | | RSR a | 81 Fair rock mass | RMR i Ja | 90 Fair rock mass l tn 2) Beban Batuan (Rock Load) Drill and blast diameter: 7.4m + 0.6 m overbreak = 8.0 m. Machine-bored diameter: 7.4m Shale density 2880 kg/m? (186 Ib/f), | Method Drill and Biast ] TBM | Terzaghi_ | hy = 0.35C = 0.78 = 0.7x80=56 hp=0.45B=33m m P=0.09 MPa | Rock load P = yh, = 0.146 MPa (0.9 tft) f | (1.52 uy URSR From Figure 2.3, P= 0.067 MPa___| TBMadjustment, | (1.2 kip?) | RSR= 69.5 | P =0.034 MPa | i (0.7 kipir2y | RMR TBM adjustment via | | conversion to RR | | RMR = 74, | | |P =0.049MPa Q=9 TBM adjustment via 3 BLS = 0.52 kg/cm? = 0.0513 MPa / conversion to RSR iQ=sa | P=0.0321 MPa B:\Babé\Klasifikasi Massa Batuan 191 Rekapitulasi beban batuan dalam kPa (1 MPa = 1000 kPa) : Metode | Drill and Blast j=" | 1 i Terzaghi | 146 | 90 1 RSR 67 | 34 | RMR | 102 | a | a 63 | 92 3) Item 3: Self Supporting Span dan Maxium Span : oleh RMR dan Q Systems. Dengan menggunakan Gambar 8.4 : span versus stand-up time. RMR=51 | Q=9(ESR=1,6) | Maximum span 10,5m 8 m[D=2(1,6) x9 4) Item 4 : Stand-up Time, Deformability dan nilai co. | Self-supporting span | 2.4m | I | | | Untuk RMR = 51 dan span= 8m; ‘Stand-up time : kira-kira 70 jam atau 3 hari : Deformabilty, RMR = 56 (tidak disesuaikan untuk orientasi kekar) ; E = 2 RMR-100= 12Gpa (1.74 x 108 psi) ; © = 192 KPa; = 39° (Tabel 8.12). BABabalKlasifikesi Massa Batuan 192 8) Item § : Rekomendasi penyangga Terzaghi RSR RMR Q-System Concrete lining. : Drill and blast-light to medium steel sets spaced 1.5m, ! Drill and blast-6H25 ribs on 2-m centers plus concrete lining. : Drill and blast-systematic bolts 3.5 m long spaced 1.5m, shotcrete 50 to 100 mm in roof and 30 mm on walls, wire mesh ini crown. 50 mm thick shoicrete. 6) Item 6 ; Tabulasi hasil dari item 1 sampai 5. : Drill and blast-3 m tong rock boits spaced 1.5 m and item Terzaghi RSR RMR Q Shale Quality Moderately 61 at 90 blocky and seamy Rock load 56 NAY 39 NA height (m) Rock load 148 67 102 63 (kPa) Stand-up time NAY NIAt 3d NA* Support Ribs at 1.5m Ribs at 35m bolts 3m Conerete lining 2m at15m, bolts Concrete shoterete at 1.5m, 50 to shoterete 100mm, 50mm wire mesh _ thick * Not applicable, B.\Bab8\Klasifikasi Massa Batuan 193

You might also like