Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Sherley Meiske Pakasi
03009233
Identitas
Nama
:
Jenis Kelamin
Umur
:
Alamat
:
Tegal
Pekerjaan
Pendidikan :
Agama
:
Tn. Taswid
: Laki-Laki
54 tahun
Pener Kecamatan Pangka : Supir
SD
Islam
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku jarang minum air putih dan biasa
meminum jamu-jamuan. Selain itu pasien sering meminum
obat-obatan warung tanpa konsultasi terhadap dokter.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya, pasien sudah pernah dirawat dengan keluhan
yang sama kurang lebih 1 bulan SMRS dengan penyakit
ginjal. Namun, pasien pulang dengan menolak cuci darah.
Untuk penyakit darah tinggi pasien, pasien mengaku tidak
pernah berobat ke dokter dan sudah lama menderita
darah tinggi. Pasien hanya berobat ke dokter saat ada
keluhan saja.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai supir . Istri tidak bekerja dan
pengobatan ditanggung oleh BPJS.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Kesan Sakit
lemas
Kesan Gizi
Tanda Vital
Antopometrik = BB 65 kg TB = 155 cm
BMI = 27, 06
TD
= 150/80 mmHg
FR
= 24 kali/menit, irama teratur, pernapasan
tipe abdomino-thorakal, kussmaul (-) Cheyne Stokes (-)
FN
= 72 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup, ekualitas sama.
Suhu
= 37,10C melalui axilla.
Status Generalisata
Kepala
: Normocephali, warna rambut hitam, uban (-), lurus
(+), distribusi merata (+), rontok (-), alopesia (-), mudah dicabut
(-)
Mata
: Alis rata (+/+), oedem palpebra superior (+),
hordeolum (-), kalazion (-), entropion (-). Ptosis (-/-), trikiasis (-/-),
Conjunctiva anemis (-/-), pupil isokor (+/+), diameter pupil (2/2)
mm Sklera ikterik +/+, RCTL +/+, RCL +/+.
Hidung
: Nafas cuping hidung (-), deviasi septum (-), sekret
(-/-), perdarahan (-/-), mukosa hidung hiperemis/pucat (-/-),
sianosis (-/-)
Telinga
: Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan tragus
(-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), tuli (-/-)
Mulut
: Bibir kering (-), bibir pucat (-), sianosis (-). Lidah
kotor (-), tepi hiperemis (-), tremor (-), karies gigi (+), gusi
berdarah (-), faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1)
Leher
: JVP 5+2 cm H2O, Tidak teraba pembesaran KGB,
Tidak teraba pembesaran tiroid, trakea tidak ada deviasi
Paru-paru
Paru (anterior)
Dextra
Sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Suara Dasar
Vesikuler melemah
Vesikuler
Suara Tambahan
Ronchi (+)
Ronchi (+)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Auskultasi
Paru (posterior)
Dextra
Sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Suara Dasar
Vesikuler melemah
Vesikuler
Suara Tambahan
Ronchi (+)
Ronchi (+)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
: Ichtus Cordis tidak nampak
Palpasi
: Ichtus cordis teraba di ICS V, 1 cm linea midklavikularis
sinistra, tidak teraba thrill.
Perkusi
:
Batas kanan ICS V, linea parasternal dextra
Batas kiri
ICS V, garis midklavikularis
Batas atas
ICS III, linea sternalis dextra
Pinggang jantung Cekung
Auskultasi
Suara dasar BJ I-II reguler, nadi
Suara tambahan Murmur (-), gallop (-)
Mitral
: M1>M2, regular (+)
Trikuspid
: T1>T2, regular (+)
Aorta
: A1 < A2, regular (+)
Arteri pulmonalis
: P1 < P2, regular (+)
Abdomen
Inspeksi
: Sagging of the flank
Auskultasi
: BU (+) N, 3x/menit.
Palpasi : Supel, Tidak teraba massa, Nyeri tekan (-),
ballotemen gijal (-), pembesaran hepar (-), Lien
teraba (-)
Perkusi
: Ascites (+), tes undulasi (+), shifting
dullness (+)
Ekstremitas
Superior (Dekstra/sinistra)
Inferior
(Dekstra/sinistra)
Pitting Oedem
+/+
+/+
Sianosis
-/-
-/-
Ikterik
-/-
-/-
Kekuatan Otot
5/5
5/5
Klonus
-/-
-/-
CRT
<2s/<2s
<2s/<2s
Ptechiae
-/-
-/-
Reflex Fisiologis
+n/+n
+n/+n
Reflex Patologis
-/-
-/-
Inspeksi
Tidak nampak adanya jejas, tidak
nampak adanya massa, tidak nampak
adanya efloresensi yang bermakna
Palpasi
Teraba massa (-)
Hidronefrosis / Ballotement ginjal (-)
Perkusi
Nyeri Ketuk CVA +/+
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Nilai
Satuan
Normal
Leukosit
5.6
4.0-10.0
Normal
Eritrosit
2.9
4.7-6.1
Menurun
Hemoglobin
7.7
14.0-18.0
Menurun
Hematokrit
23.0
42-52
Menurun
HCV
78.2
76-98
Normal
MCH
26.2
27-31
Menurun
MCHC
33.5
33.0-37.0
Normal
Trombosit
199
150-400
Normal
Diff Count
Netrofil
68.0
50-70
Normal
Limfosit
9.3
25-40
Meningkat
Monosit
11.8
2-8
Meningkat
Eosinofil
10
2-4
Meningkat
Basofil
0.5
0-1
Normal
LED
LED 1 jam
42
0-15
Meningkat
LED 2 jam
79
0-25
Meningkat
B (+)
rhesus
Kimia Klinik
GDS
129
70-160
Normal
SGOT
16.7
<37
Normal
SGPT
18.5
<42
Normal
Ureum
162
10-50
Meningkat
Creatinine
8.86
0.6-1.2
Meningkat
HbSAg
Negatif
Negatif
Normal
Non reaktif
Non reaktif
Normal
HIV
(Rapid
Oncoprobe
Test)
USG Ginjal
Daftar Abnormalitas
Sesak
Pinggang pegal
Batuk
Penurunan Nafsu Makan
Tekanan darah 150/80 mmHg
Oedem palpebra
Conjunctiva anemis
Ronchi di kedua lapang paru
Asites
Oedem di seluruh ekstremitas
Eritosit 2,9 106/uL
Hemoglobin 7,7 g/dL
Hematokrit 23.0 %
Limfosit 9.3%
Monosit 11.0%
Eosinofil 10%
LED 1 jam 42mm/jam
LED 2 jam 79 mm/jam
Ureum 162 mg/dL
Creatinine 8.86 mg/dL
Merokok
Rencana Pemecahan
Masalah
Problem 1
Callos 3x 1
Furosemide 1X2 amp
Hemodialisa 2x seminggu, hari Selasa dan Jumat
MX
TX
Observasi keadaan umum dan kesadaran, observasi tanda vital/12 jam (TD, HR, RR,
suhu)
EX
Problem 2 : Anemia
MX
EX
DX
Amlodipin 3 x 10 mg
MX
TX
Assesment
Initial Plan
EX
Prognosis
Ad Vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: Dubia ad Bonam
: ad Malam
: Dubia ad Malam
Kesimpulan
Penyakit Ginjal kronik dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah
satunya adalah hipertensi yang lama dan tidak terkontrol. Pada
kasus ini pasien mengatakan sudah lama menderita tekanan
darah tinggi dan pasien tidak pernah/jarang berobat ke dokter.
Pasien hanya berobat ketika ada keluhan. Sampai suatu hari,
badan pasien menjadi bengkak kemudian pasien berobat dan
diketahui bahwa pasien menderita penyakit ginjal kronik/gagal
ginjal kronik.
Diagnosis ini dapat ditegakkan selain melalui keluhan pasien dan
pemeriksaan fisik pada pasien, hal yang penting untuk
diperhatikan adalah kadar ureum dan kreatinin pasien yang tinggi
pada pemeriksaan fungsi ginjal. Melalui hasil ureum serum dapat
dilakukan penghitungan perkiraan laju filtrasi glomerulus pada
pasien, dimana didapatkan pasien telah didapatkan penurunan
laju filtrasi glomerulus yang signifikan.
Selain itu dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya
anemia yang disebabkan oleh tidak adanya EPO pada penyakit
ginjal kronik. Ketidak adaannya EPO menyebabkan penurunan sel
darah merah. Sehingga, didapatkan anemia.
TINJAUAN PUSTAKA
Abnormalitas patologis
Pertanda kerusakan ginjal, termasuk abnormalitas
dari komposisi darah atau urin atau kelainan pada
pemeriksaan imaging.
Epidemiologi
Etiologi
Diabetin nephropathy
Hypertensive nephropathy
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Penyakit autoimun
Usia lanjut
Keturunan Afrika
(1)
Staging CKD
GFR, mL/min per 1,73m2
Stage 0
>90a
Stage 1
>90b
increased GFR
Stage 2
60-89
GFR
Stage 3
30-59
Stage 4
15-29
Stage 5
Kidney Failure
<15
Cockcroft-Gault modification
Estimated creatinine clearance (mL/min)
= (140 age x body weight, kg)
72xPcr (mg/dL)
Dikalikan 0,85 untuk wanita
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
HIPERTENSI
Definisi
Etiologi
Hipertensi primer
Idiopatik
Hipertensi sekunder
Penyakit ginjal
Penyakit kardiovaskular
Gangguan Endokrin
Klasifikasi
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Normal
<120
<80
Pre-hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi, grade I
140-159
90-99
Hipertensi, grade II
>160
>100
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Klasifikasi
Tekanan
Modifikasi
gaya
Obat
awal
tanpa
Obat
awal
Darah
Hidup
indikasi
indikasi
Normal
Anjuran
Gunakan
dengan
obat
yang
Ya
Hipertensi stage 1
Ya
Untuk
Gunakan
semua
kasus
atau
kombinasikan
Hipertensi stage 2
Ya
Gunakan kombinasi 2
obat
(biasanya diuretik jenis
thiazide
dan
ACEinhibitor/ARB/BB
/CCB
yang
spesifik
dengan
indikasi
(resiko).
Kemudian
obat
Pertimbangkan
obat
tambahkan
antihipertensi
(diuretik, ACEinhibitor,
ARB,
BB,
CCB)
Tinjauan Pustaka
Terima kasih