Professional Documents
Culture Documents
rendahnya
penerimaan
pajak
Per Triwulan I 2016
Working Paper
Kelompok 5 :
Adib El Khilla
Adjie Aria Putra
Anis Rifai
Laudi Kurniawan
Nurul Hidayati
Rima Rosita
Kelas : 4D D3 KBN
Gambar : Target dan Penerimaan Pajak dalam Negeri dalam APBNP 2015
Dari gambar diatas, realisasi penerimaan pajak sampai tanggal 31 Agustus 2015
masih jauh dari target. Meskipun di akhir tahun anggaran 2015 realisasi mencapai
84% dari target, namun kinerja pencapaian ini belum bisa dikatakan berhasil. Di
awal tahun 2016 hingga sampai pada akhir triwulan I realisasi penerimaan pajak
hanya mencapai 11-12%, padahal idealnya penerimaan pajak sudah mencapai 25%.
Kendala
lainnya
yang
dialami
oleh
pemerintah
dalam
bidang
pendapatan
perpajakan adalah terkait dengan rendahnya Tax Ratio Indonesia yang setiap tahun
cenderung stagnan. Data terakhir menunjukkan bahwa Tax Ratio masih tertahan di
kisaran 12,2 %. Tingkat ini terbilang rendah bila dibandingkan dengan tax ratio
Negara lain. Bahkan di kawasan ASEAN, tingkat tax ratio Indonesia masih tergolong
rendah.
Sumber : BIB2016
Rendahnya realisasi penerimaan pajak dan tax ratio Indonesia menyebabkan
realisasi total pendapatan Negara juga ikut rendah. Hal ini akan berimbas pada
tertundanya
pelaksanaan
program-program
pemerintah
yang
strategis
dan
prioritas
pemerintah
juga
akan
terhambat.
Selain
itu
rendahnya
yang
tepat
untuk
mengatasi
masalah-masalah
ini
dalam
rangka
seperti
e-filling
&
e-spt
sangat
membantu
WP
dalam
kurang.
Padahal
untuk
mengoptimalkan
pajak,
dibutuhkan
infrastruktur IT lebih besar dan lebih tajam dalam menjangkau wajib pajak.
Hal ini berpengaruh pada rendanhnya realisasi penerimaan pajak.
3. Adanya ketimpangan Antara besarnya pajak yang dipungut dengan besarnya
tax coverage ratio
Hal ini berkaitan dengan adanya Gap antara data WP yang dimiliki oleh DJP
dengan besarnya Tax Coverage Ratio (rasio potensi pajak yang dapat
dipungut dengan realisasi pemungutan). Masih banyak cakupan masyarakat
yang belum terjangkau kewajiban perpajakan. Dalam hal ini, DJP perlu
mengupdate data tentang WP terbaru untuk bisa mengoptimalkan potensi
penerimaan pajak yang dapat dipungut.
4. Belum disahkannya UU tax Amnesty
UU tax Amnesty yang rencananya akan segera disahkan menjadi salah satu
factor yang mempengaruhi rendahnya realisasi penerimaan pajak yang
rendah di triwulan I tahun 2016. Terdapat beberapa golongan masyarakat
yang menunggu disahkannya UU Tax Amnesty untuk menunaikan kewajiban
perpajakannya, karena dapat memberikan keuntungan berupa hilangnya
denda
yang
seharusnya
dikenakan
kepada
mereka
terkait
kewajiban
perpajakan tersebut.
5. Rendahnya penegakan hukum terkait perpajakan
Sejauh ini dalam hal penegakan hukum di bidang perpajakan masih tergolong
rendah. Hal ini menyebabkan masyarakat/WP enggan untuk melaksanakan
kewajiban perpajakannya, dan menyebabkan realisasi penerimaan pajak
rendah.
Sedangkan
dalam
perspektif
eksternal,
terdapat
beberapa
kendala
terkait
perekonomian
perekonomian
global
Indonesia
yang
yang
sedang
ikut
menurun
lesu
berimplikasi
pula.
Adanya
pada
kontraksi
Pribadi
dan
WP
Badan
sebagai
akibat
dari
penurunan
C. Solusi permasalahan
perlu
permasalahan
mengambil
tersebut
dan
langkah-langkah
mendukung
yang
upaya
tepat
untuk
mengatasi
pengoptimalan
kegiatan
pemungutan pajak.
1. Dari perspektif internal (pemerintah c.q DJP), solusi yang dapat dilakukan
adalah :
a. Perluasan basis pajak
Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak, basis pajak yang sudah
ada saat ini perlu diperluas dengan beberapa cara yaitu ekstemsifikasi
Wajib Pajak, ekstensifikasi Objek Pajak, intensifikasi pemungutan pajak.
IMF memperkirakan dengan memperluas basis pajak, tax ratio Indonesia
dapat mencapai 21,5% dimana tax ratio Indonesia saat ini berada di
kisaran 12%. Data tahun 2014 menunjukkan pertumbuhan penerimaan
pajak sekitar 6,95%, sedangkan ekonomi tumbuh secara nominal sebesar
11,08%. Hal ini mengindikasikan terdapatnya sektor ekonomi yang
tumbuh cukup baik namun belum dikenakan pajak dengan optimal
b. Updating data pihak ketiga
Perluasan basis pajak terkait erat dengan data yang dimiliki oleh
Direktorat Jenderal Pajak tentang Wajib Pajak. Administrasi perpajakan
Indonesia
masih
mengalami
masalah
dengan
rendahnya
tingkat
Pajak
yang
menggunakan
fasilitas
ini.
Selain
itu,
untuk
kemenristekDikti
untuk
menambahkan
materi
terkait
denga
tidak
secara
langsung
dapat
dirasakan.
Dalam
upaya
optimalisasi
pemungutan pajak ini tidak hanya tergantung dari kebijakan pemerintah saja,
namun
kerjasama
dengan
pihak
pihak
terkait
seperti
perbankan,
OJK,
Perusahaan/WP Badan, serta masyarakat sebagai subjek pajak harus berperan serta
dengan mendukung program pemerintah ini. Pemerintah juga perlu berbenah dalam
hal penggunaan anggaran karena uang rakyat yang diserahkan kepada pemerintah
merupakan
bentuk
kepercayaan
masyarakat
kepada
pemerintah.
Bila
Daftar Pustaka
1. Budget In Brief APBN 2016
2. Nota Keuangan RAPBN 2016
3. http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/560348-menkeu-beberkan-alasan-
penurunan-penerimaan-pajak
4. http://www.pemeriksaanpajak.com
5. http://www.kompasiana.com/metik/membumikan-pajak-solusi-penerimaannegara_5642a4d4537b61c2048b4567
6. http://macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/perkembangan-keuangan-
pemerintah-dan-fiskal-2015ii/)