You are on page 1of 13

Laporan Praktikum

Laboratorium Teknik Material


Modul E Anodizing
Oleh :
Nama

: Surya Eko Sulistiawan

NIM

: 13713054

Kelompok

:1

Anggota (NIM)

: Suritno (13713040)
Jovi Prasetyo N. (13713043)
Gilang Awan Y. (13713049)
Muhammad Adib H. (13713052)
Intan Khalida L. (13713055)
Billiawan (13713059)

Tanggal Praktikum

: 17 November 2015

Tanggal Penyerahan Laporan

: 22 November 2015

Nama Asisten (NIM)

: M. Rafiansa (13711045)

Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material


Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu jenis material logam yang sering digunakan ialah Aluminium.
Aluminium banyak dijumpai dalam industry otomotif dan pesawat terbang karena
sifat aluminium dari segi berat jenis yang ringan, kemudahan dalam fabrikasi, dan
durabilitasnya yang tinggi.
Seiring perkembangan zaman, pengembangan material aluminium juga
semakin meluas dengan merekayasa sifat-sifat asli aluminium itu sendiri, yang
salah satunya yaitu dengan teknik anodisasi. Teknik anodisasi menjadikan harga
kekerasan aluminium meningkat dan permukaannya dapat diwarnai.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Membandingkan warna pelat hasil proses anodisasi dan tidak melalui proses
anodisasi

BAB II
TEORI DASAR
Anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada material dengan
menggunakan prinsip elektrokimia. Pada anodisasi, permukaan lapisan material
dioksidasi dengan cara material tersebut diletakkan pada anoda. Supaya katoda tidak
ikut bereaksi, maka pada katoda digunakan elektroda inert seperti karbon,
platinum, dan emas.
Anodisasi ada 2 macam, yaitu anodisasi untuk keperluan pewarnaan atau
pembentukan pori dan anodisasi keras (hard anodizing) dengan kekerasan awal
aluminium sekitar 40 VHN menjadi 5 atau 10x lebih tinggi.
Prinsip
anoda

anodisasi

dihubungkan

yaitu
dengan

kutub positif power supply dan


katoda

dihubungkan

dengan

kutub negative power supply.


Arus listrik dibawa oleh electron
dari anoda ke katoda melalui

Gambar 2.1 Prinsip anodisasi

power supply sedangkan pada larutan elektrolit, arus listrik dibawa oleh ion.
Salah satu material yang sering dilakukan proses anodisasi ialah aluminium.
Sebenarnya secara alami pada permukaan aluminium sudah terbentuk lap isan oksida,
namun lapisan oksida tersebut tipis dan tidak merata. Oleh karena itu dilakukanlah
proses anodisasi untuk mendapatkan lapisan oksida dengan ketebalan yang
diinginkan.
Proses anodisasi pada aluminium dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut:
1. Rinsing

Rinsing bertujuan untuk membersihkan permukaan specimen dari pengotor


seperti minyak atau lemak. Rinsing dapat dilakukan dengan menggunakan air
biasa yang ditambah sabun atau deterjen agar lebih mudah mengikat pengotor.
2. Etching
Etching bertujuan untuk menghilangkan lapisan oksida alami pada permukaan
specimen aluminium. Etching dapat dilakukan dengan mencelupkan aluminium
kedalam larutan asam atau basa selama beberapa menit.
3. Anodisasi
Pada proses anodisasi, lapisan oksida akan terbentuk pada permukaan
aluminium. Lapisan oksida ini memiliki struktur pori yang berbentuk segienam di
bagian

atasnya.

Proses

ini

dilakukan

dengan

menjepitkan specimen ke anoda dan karbon ke katoda


dimana pada anoda dan katoda tersebut dialiri
tegangan dari power supply, lalu dicelupkan ke larutan
elektrolit sehingga muncul lapisan oksida dengan
ketebalan yang diinginkan.

Gambar 2.1 Struktur pori lapisan


oksida pada Al

4. Dyeing
Dyeing merupakan proses pewarnaan pada aluminium. Pada proses ini
specimen dicelupkan kedalam larutan pewarna selama beberapa menit. Zat
pewarna ini nantinya akan masuk ke dalam pori pada lapisan oksida dan
mengendap di pori tersebut.
5. Sealing
Sealing bertujuan untuk menyegel atau menutup pori sehingga pewarna tidak
bisa keluar lagi. Proses ini dilakukan dengan menyelupkan specimen kedalam air
pada temperatur 80o C.

Berikut ini ialah reaksi-reaksi yang terjadi pada proses-proses diatas :


1. Reaksi pada lapisan logam/oxide:

2Al + 3O 2- Al2 O3 + 6e2. Reaksi pada lapisan oxide/elektrolit:


2Al3+ + 3H2 O Al2 O3 + 6H+
3. Reaksi total pada anoda:
2Al 2Al3+ + 6e4. Reaksi pada katoda:
6H+ + 6e- 3H2
5. Reaksi total anodisasi:
2Al + 3H2 O Al2 O3 + 3H2
6. Reaksi pada proses sealing:
Al2 O3 + 3H2 2AlOOH*H2 O

Gambar 2.1 Skema sederhana


transfer ion proses anodisasi Al

Terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi proses anodisasi, antara lain


1. Jenis logam : tiap jenis logam memiliki sifat dan lapisan oksida yang berbeda-beda
yang mempengaruhi hasil anodisasi

2. Voltase : semakin tinggi tegangan/voltase maka lapisan oksida akan mudah


terbentuk
3. Konsentrasi : lapisan oksida akan mudah terbentuk jika pH larutannya semakin
rendah
4. Temperatur : semakin tinggi temperatur, lapisan oksida yang terbentuk akan
lembut dan porous
5. Waktu pengerjaan : semakin lama waktu pengerjaan, maka lapisan oksida yang
terbentuk akan semakin banyak

Selain proses anodisasi, terdapat metode lain untuk melapisi logam yaitu
electroplating. Perbedaannya dengan anodisasi ialah pada electroplating, anodanya
berupa logam pelapis dan katodanya berupa specimen, dan terjadi elektrodeposition.
Elektrodeposition berhubungan dengan pergerakan logam pelapis ke katoda sehingga
logam pelapis di anoda berkurang.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Menyiapkan 2 spesimen Al (pelat 1 dan 2)

Mencuci kedua specimen dengan deterjen dan air

Melakukan proses etsa kedua specimen selama 5 menit dalam larutan HNO 3

Melakukan proses anodisasi pelat 1 kedalam larutan H2SO4 selama 40 menit

Mencelupkan pelat 1 dan 2 kedalam larutan pewarna (T= 80oC) selama 15 menit

Mencelupkan kedua pelat kedalam air panas (T=80oC) selama 10 menit


Mengangkat kedua pelat dari air panas untuk kemudian dibandingkan

BAB IV
DATA PENGAMATAN
Pelat 1

Pelat 2

Waktu

Temperatur

Larutan

: tebal awal

1.02 mm

tebal akhir

1.02 mm

arus

3A

voltase

10 V

: tebal awal

0.88 mm

tebal akhir

0.88 mm

: etsa

5 menit

anodizing

40 menit

dyeing

15 menit

sealing

10 menit

: dyeing

80o C

sealing

80o C

: etsa
elektrolit

HNO 3 5%
H2 SO4 5%

BAB V
ANALISIS DATA
Praktikum anodizing ini dilakukan dengan menggunakan 2 buah pelat
aluminium. Data yang diperoleh pada praktikum kali ini antara lain penampakan
warna permukaan specimen dan diameter awal dan diameter akhir specimen. Kedua
pelat yang digunakan pada praktikum ini diperlakukan berbeda. Pada pelat 1
dilakukan proses anodisasi sedangkan pada pelat 2 tidak dilakukan anodisasi.
Mula- mula

pada

kedua

specimen

dilakukan

proses

rinsing

untuk

membersihkan pengotor yang menempel pada permukaan, kemudian dietsa dalam


larutan HNO 3 untuk menghilangkan oksida alami pada kedua permukaan specimen.
Setelah itu pada pelat 1 dilakukan proses anodisasi untuk menghasilkan lapisan
oksida pada permukaannya. Kemudian kedua pelat dicelup kedalam zat pewarna yang
sudah dipanaskan. Pencelupan ini dimaksudkan untuk mengendapkan zat pewarna
tersebut kedalam pori pada lapisan oksida kedua pelat tersebut. Setelah proses
pewarnaan ini kemudian kedua pelat disealing untuk mengendapkan zat pewarna
didalam pori dan menutup permukaan pori sehingga zat pewarna tersebut tidak
mudah lepas.
Kenampakan warna kedua pelat aluminium berbeda, dimana pelat 1 memiliki
warna jingga yang dominan dan jelas sedangkan pelat 2 memiliki warna jingga yang
kurang dominan dan kurang jelas. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh ada
tidaknya lapisan oksida pada permukaan kedua pelat. Pelat 1 memiliki warna yang
dominan dan jelas karena terbentuknya lapisan oksida selama proses anodisasi yang
memiliki ketebalan relative sama. Pada lapisan oksida ini terdapat pori tempat
masuknya zat warna. Semakin tebal lapisan oksida maka pori ini semakin da lam dan
zat yang dapat masuk semakin besar sehingga warna akan semakin jelas. Sementara
pada pelat 2 secara umum zat warna tidak menempel pada permukaan pelat karena
pada pelat 2 ini tidak dilakukan proses anodisasi setelah proses etsa. Karena proses

etsa ini menyebabkan lapisan oksida alami pada pelat 2 luluh dan zat warna tidak
menempel/terikat. Meskipun terlihat juga ada sedikit warna jingga pada pelat 2,
namun warna tersebut tersebar tidak merata di permukaan. Hal ini akibat masih
adanya lapisan oksida alami yang belum lepas saat pelat tersebut dietsa sehingga zat
warna masih dapat masuk pada pori lapisan oksida alami tersebut walaupun
ketebalannya cukup tipis.
Kenampakan warna pelat 1 yang jelas tersebut tidak lepas dari adanya
pengaruh besarnya arus dan voltase yang digunakan. Untuk memperoleh warna yang
lebih jelas maupun lebih buram dari hasil praktikum ini dapat dilakukan salah satunya
dengan pengaturan besarnya parameter arus dan voltase.
Selain kenampakan warna pelat, pada praktikum ini juga dapat dilihat proses
anodisasi tidak mempengaruhi ketebalan akhir pelat aluminium (tebal awal sama
dengan tebal akhir) karena lapisan oksida terbentuk akibat terurainya unsur Al yang
berada didekat permukaan dan bereaksi dengan air membentuk lapisan alumina
sehingga tidak mengubah ketebalan pelat.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada pelat hasil proses anodisasi terbentuk warna jingga yang dominan dan
jelas sedangkan pada pelat yang tidak melalui proses anodisasi terdapat warna
jingga namun kurang dominan dan kurang jelas.
5.2 Saran
Perlu pengujian kekerasan untuk menunjukan apakah harga kekerasan
specimen berubah ketika dilakukan proses anodizing.

DAFTAR PUSTAKA
1. ASM Metals Handbook Volume 5 : Surface Engineering
2. TALAT (Training in Aluminium Application Technologies) Lecture 5203,
Anodizing of Aluminium. Jose L. Gazapo and J. Gea, INESPAL Laminacion,
Alicante.
3. http://electrochem.cwru.edu/encycl/art-a02-anodizing.htm

LAMPIRAN
Tugas Setelah Praktikum 1
1. Apakah semua material dapat dilakukan proses anodisasi ? Jelaskan apa saja
aplikasi dari proses anodisasi
2. Apakah perbedaan dari surface treatment dengan surface hardening
3. Jelaskan kelebihan aluminium yang telah dianodizing dibandingkan dengan
stainless steel
Jawab :
1. Tidak semua material dapat dianodisasi. Aplikasi anodisasi yaitu jendela dan
pintu yang merupakan produk ekstrusi aluminium yang telah dianodizing
2. surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam sedangkan surface hardening
adalah perlakuan untuk meningkatkan nilai kekerasan pada permukaan material
3. Beratnya lebih ringan, lebih murah, machining dua kali lebih cepat, toleransi
ketat, dan lebih durable.
Tugas Setelah Praktikum 2
1. Mengapa porous terbentuk ditengah dan kearah dalam ?
2. Mengapa korosi merusak sedangkan anodisasi tidak ?
Jawab :

1. Karena ditengah merupakan daerah stabil dimana gaya tarik menariknya


seimbang ke segala arah dan kearah dalam karena kearah dalam lebih mudah
daripada kesamping yang ada batas pori karena nanti akan memerlukan gaya yang
lebih besar untuk menembus batas pori
2. Karena korosi sifatnya lebih ke penipisan/penggerusan specimen sedangkan
anodisasi lebih ke penebalan/pembentukan lapisan oksida

You might also like