You are on page 1of 5

Fakta, konsep, dan prinsip sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari sebenarnya

merupakan sebagian langkah pengembangan ilmu pengetahuan. Kadang orang yang


mengucapkan pun sebenarnya tidak yakin betul untuk mengerti apa artinya. Oleh
karena itu saya akan mencoba memaparkan perbedaan ketiganya untuk memudahkan
kita belajar IPA. Pencarian cara yang mudah untuk belajar IPA menjadi perhatian saya
karena terus terang saya belum puas dengan hasil belajar IPA dari para siswa kita baik
di level SD, SMP, maupun SMA sekarang. Bapak dan Ibu Guru sudah berusaha sekuat
tenaga untuk mengajari mereka konsep-konsep IPA (SD dan SMP) dan Fisika, Biologi,
dan Kimia (SMA). Para siswa kita lebih tertarik untuk menghafal soal seperti yang
diajarkan kakak-kakak mereka di bimbel. Saya tidak akan membenturkan guru dengan
tentor, tapi lebih baik kita mengupas apa yang sebaiknya kita perbuat untuk siswa kita
agar mereka lebih memahami konsep.
IPA mempelajari fenomena atau peristiwa alam. Peristiwanya ada di sekitar kita
sehingga kita bisa menggunakan fenomena tersebut untuk memahami IPA. Peristiwa
itulah yang disebut dengan FAKTA. Misalnya merah, hijau, besi. tembaga, patah, panas
dan masih banyak sekali fakta yang bisa dijumpai di alam. Fakta selalu menunjukkan
kondisi apa adanya, fakta tidak pernah memihak kepada siapapun. Bahkan fakta sering
digunakan untuk membuat opini sesuai keinginan orang yang membuat opini tersebut.
Pengamatan fakta melibatkan panca indera. Semakin banyak indera yang terlibat
semakin baik, namun diharamkan bagi kita mengamati menggunakan indera ke
enam (ngarang).
KONSEP adalah sekumpulan fakta atau beberapa fakta yang memiliki ciri khusus.
Misalnya: merah, hijau membentuk konsep yang namanya warna. Warna punya ciri
khusus yaitu memiliki panjang gelombang tertentu. Besi, tembaga membentuk konsep
yang namanya logam. Logam punya ciri khusus misalnya dapat menghantarkan arus
listrik. Pada kondisi tertentu konsep dapat menjadi fakta yang bila bergabung dengan
fakta yang lain dapat membentuk konsep. Contoh konsep yang lain misalnya kursi,
memuai, membeku, mendidih, dan masih banyak lagi. Bisakah kita menemukan konsep
yang lain? tentu karena masih sangat banyak yang belum disebutkan disini.
PRINSIP adalah beberapa konsep yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ciri dari
prinsip adalah tanpa ada kecuali. Apabila ada kecualinya berarti bukan prinsip tapi
disebut GENERALISASI. Contoh:

1. "semua logam pada temperatur kamar wujudnya padat". Untuk menguji apakah
pernyataan itu termasuk prinsip atau bukan adalah dengan bertanya "adakah logam
yang berwujud selain padat pada temperatur kamar (25 oC)?" Apabila ditemukan ada
logam yang wujudnya tidak padat pada keadaan tersebut maka pernyataan itu bukan
prinsip. Setelah diteliti ternyata merkuri atau raksa adalah berwujud cair pada
temperatur kamar sehingga pernyataan tersebuttermasuk generalisasi dan bukan
prinsip.
2. "Logam adalah penghantar listrik yang baik", pernyataan ini termasuk prinsip karena
tanpa kecuali.
Dari hubungan ketiga istilah tersebut dapatlah kita lihat bahwa untuk membuat prinsip
kita harus paham konsep, sedangkan untuk memahami konsep kita harus mengenali
fakta. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan baik melalui praktikum, penelitian,
maupun menyaksikan demontrasi, simulai, dan peristiwa di alam. Dalam hal
inimengamati menjadi ketrampilan yang sangat penting untuk dilatihkan pada siswa.
Konsep merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan. Itulah sebabnya belajar IPA
selalu dimulai dari mengamati dan kemudian membuat kesimpulan (konsep) dari hasil
pengamatan. Tanpa pengamatan maka kita bukan mengajari IPA kepada siswa namun
hanya mengabari mereka. Bila hal ini masih terus kita lakukan maka di masa mendatang
kita akan terus menyaksikan siswa kita lebih suka belajar pada orang lain, terutama
menjelang UNAS seperti sekarang. Mari kita mulai bagi yang belum dan kita tingkatkan
bagi yang sudah untuk membuat kita menjadi guru idola mereka sekarang dan masa
yang akan datang dengan mengajari mereka memformulasi konsep dan bukan
menghafal konsep. Salam.

Paijo Pandupradja
/mintadi

Pengajar di Universitas Jember, pernah menjadi konsultan Proyek SEQIP (Science


Education Quality Improvement Project) dan DAPS (Disaster Awareness in Primary
School). Peduli pada pengembangan IPA melalui pembelajaran yang berbasis pada
fakta dan konsep serta tidak berdasarkan pada hafalan semata. Metode pembelajaran
IPA yang berbasis pada NGAJARI dan bukan NGABARI akan lebih membuat anak-anak
kita menjadi cerdas dan lebih dekat dengan Tuhan karena dalam setiap pembelajaran

IPA konsep apapun selalu bisa menyertakan keagungan Tuhan dalam setiap
penyampaiannya.

Pengertian Fakta, Prinsip dan Konsep


18/04/2010 27 KOMENTAR

32 Votes

Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan
dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan
cium), realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain
sebagainya. Fakta dapat dipahami dalam tiga bentuk; pertama fakta yang berupa
benda seperti batu, pohon, orang dan sebagainya. Kedua berupa situasi atau
kondisi seperti panas, kotor, bising dan sebagainya. Ketiga peristiwa atau kejadian
seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya.
Dengan kata lain berarti juga informasi yang kita peroleh dari sebuah pengamatan.
Boleh juga sebagai situasi atau kondisi yang telah terjadi yang diperoleh dari
pengalaman inderawi. Fakta saangat bersifat objektif. Jenis fakta yang paling
sederhana adalah fakta atomik, yakni fakta paling dasar dan tidak dapat direduksi. Ia
tidak dapat dibagi kedalam komponen-komponnen, tetapi merupakan kombinasi dari
benda-benda dan objek pengertian. Pada dasarnya fakta atomik tidak dapat dipakai

untuk membuktikan adanya fakta atomik lainnya. Atau boleh juga dipakai istilah lain
yakni fakta nuklir (inti atom) yang tidak mungkin diurai lagi.
Sebagai suatu kejadian, niscaya sebuah fakta berkaitan dengan fakta-fakta lainnya
dengan berbagai bentuk relasi atau hubungan, seperti hubungan sebab dan akibat.
Karena itu berbagai fakta akan sangat penting artinya jika digunakan sebagai bukti
sebuah penelaran. Biasanya gambaan penuh dari interelasi fakta-fakta dijelaskan
didalam deskripsi ilmiah.
Fakta-fakta sebagai bukti penalaran ilmiah tidak dapat dipisahkan dari kata atau
bahasa yang digunakan untuk mengungkapkannya, seperti penggunaan istilahistilah. Didalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 31 secara eksplisit disebutkan
bahwa setiap sesuatu yang ada (fakta) di beri nama . Dengan nama itulah kita
akan membedakan satu fakta dengan fakta yang lain. Dengan menggunakan katakata tertentu kita akan dapat menunjukan proses identifikasi dan interpretasi.
Dengan bertitik tolak pada pemikiran tersebut dapat juga diambil sebuah kesimpulan
bahwa ilmu pengetahuan itu adalah akumulasi dari nama-nama yang telah
ditetapkan.
Konsep dapat difahami sebagai gambaran umumdari suatu ide atau gagasan dari
sistem penalaran. Biasanya gambaran umum itu sifatnya abstrak. Dalam sistem
penalaran, kita harus memberikan batas atau ruang lingkup agar jelas terbeda
sesuatu dengan yang lain, baik bentuk, sifat atau material dari ide atau gagasan
tersebut. Misalnya tentang meja akan lebih jelas dengan sebuah konsep. Dan
akan bereda dengan kursi karena konsep tadi. Konsep tentang meja berbeda
dengan konsep tentang kursi.
Tentu saja kita dalam hal ini terlebih dahulu harus memulai memahaminya dari
pengertian dan defenisi. Konsep juga mengandung upaya mengkalsifikasi dan
kategorisasi. Misalnya konsep tentang meja atau kursi, kita harus mlihat dan
mengetahui semua bentuk meja, maka semua meja itu (yang telah pernah dilihat
atau teramati ) harus masuk kedalam kelas atau kelompok meja, tidak ada
pengecualian. Demikian pula dengan yang lain, misalnya unggas (yang telah pernah
dilihat atau teramati ), semua jenis unggas harus masuk kedalam kelasnya.
Bila kita melihat sebuah meja, misalnya meja itu dataranya berbentuk lingkaran atau
bundar, kakinya empat atau tiga, maka yang kita lihat itu adalah sebuah manifestasi
dari konsep meja. Itulah salah satu model dari konsep meja, yakni sebuah meja
yang bentuknya berkaki tiga dan berdataran bundar. Jadi sebuah meja yang seperti
yang kita amati itu belum bisa digunakan untuk merumuskan sebuah keputusan
tentang apa yang dimaksud dengan konsep Meja. Sebab yang menghukum kita
adalah defenisi konsep meja.
Perlu juga dipahami adalah bahwa konsep itu
menjelaskan substansi dari sesuatu (sep. Meja tadi).
Pada konsep meja yang kita rumuskan di dalam alam pikiran adalah sebuah
barang yang dibuat tidak boleh keluar dari hakikatnya (karena sudah dibatasi).
Hakikat dari konsep meja yakni adanya kaki dan dataran. Boleh saja kakinya
minimal satu dan maksimalnya boleh empat atau lebih. Begitu pula datarannya,
boleh bundar atau persegi. Kalau kita membangun sebuah meja berarti kita
meletakan beberapaaksidensia. Dengan demikian akan lebih mudah setiap orang
memahami sebuah meja dengan segala atributnya.

Prinsip, dapat difahami sebagai ketentuan yang harus ada atau harus dijalankan.
Atau boleh juga dan dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan
sebagaipanduan( misalnya untuk dasar perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar
(pedoman) bertindak, bisa saja sebagi acuan proses dan dapat pula sebagai target
capaian. Prinsip biasanya mengandung hukum causalitas atau hubungan sebab dan
akibat. Sebagai contoh bila permintaan meningkat maka pasokan juga haru
meningkat. Apapun pekerjaan kita waktu untuk bersantai atau rilek harus ada. Apa
saja yang akan kia bangun asalkan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Boleh juga sebagai sebab yang paling dasar. Makna prinsip lebih luas dari konsep
sebab. Sebab hanya membedakan eksistensi dan ketergantungan hal yang
disebabkan pada suatu yang menjadi sebab. Dengan kata lain prinsip sebagai
kausalitas yang sangat penting. Sebagai contoh tidak ada akibat tanpa sebab.
Dengan prinsip ini biasanya orang akan lebih mudah menjelaskan bukti adanya
Tuhan
Wasslam, Jalius

You might also like