You are on page 1of 31

LAPORAN PRAKTIKUM

NON DESTRUCTIVE TESTING ( NDT )


MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI)

Disusun Oleh :
NAMA

: IBNU HAMDUN

NIM

: 3331091259

KELOMPOK : I9
TANGGAL

: 15 JUNI 2011

ASISTEN

: DEDEN TAUFIK H

LABORATORIUM NON DESTRUCTIVE TESTING


UNIVERITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
CILEGON BANTEN
2011

KATA PENGANTAR

Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat


rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum pengujian
tak merusak ( Non Destructive Testing ) yang berjudul Magnetic Particle
Inspection ( MPI ).
Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas dalam proses praktikum Non Destructive Testing ( NDT ) yang membahas
tentang tiga metode pengujian cacat pada suatu benda kerja, yaitu metode dry
visibel, metode wet visibel, dan metode wet fluorescent.
Laporan praktikum ini tidak dapat berhasil dengan baik, tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1) Dosen mata kuliah Pengujian Tak Merusak ( NDT ) ;
2) Asisten laboratorium praktikum Non Destructive Testing ( NDT ) ;
3) Rekan rekan yang turut memberikan kontribusi baik berupa
materi, waktu dan tenaga.
Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dalam bidang teknik. Selain itu, kami mengharapkan kritik dan saran
demi proses perbaikan laporan ini.

Cilegon, 15 Juni 2011

Praktikan

ii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum ................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum MPI ................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Metode MPI..................................................................... 17
2.2.1 MPI dry visible ......................................................................... 19
2.2.2 MPI wet visible......................................................................... 19
2.2.3 MPI wet fluorescent .................................................................. 19
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Instalasi Pengujian ............................................................................. 20
3.2 Prosedur Pengujian ............................................................................ 21
3.2.1 Prosedur Pengujian MPI dry visible .......................................... 21
3.2.2 Prosedur Pengujian MPI wet visible.......................................... 22
3.2.3 Prosedur Pengujian MPI wet fluorescent ................................... 22
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
4.1 Sketsa Hasil Pengujian ...................................................................... 24
4.2 Analisa Jenis Cacat ............................................................................ 24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktikum

Non destructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau diskontinuitas lain tanpa
merusak struktur benda yang di inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk
menjamin bahwa material yang kita gunakan memiliki mutu yang baik sesuai
dengan standar yang berlaku. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu
komponen dalam proses produksi terutama untuk indusri fabrikasi.
Dalam apikasinya, NDT menggunakan bermacam-macam metode yang
sekarang ini terus berkembang dengan pesat untuk memperoleh cara yang lebih
baik. Ada beberapa metode dalam Non Destructive Testing antara lain, Visual
Inspection (VT), Liquid Penetrant Test (PT), Magnetic Particle Inspection (MT),
Eddy Current Test atau Electromagnetic Test (ET), Ultrasonic Inspection (UT),
Radiographic Inspection (RT), Accoustic Emissin Testing (AE) dan Leak Test
(LT).
Dalam pengujian ini, kita akan menggunakan metode Magnetic Particle
Inspection (MPI) yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui cacat
permukaan (Surface) dan permukaan bawah (Subsurface) suatu komponen dari
bahan ferromagnetik. Dengan menggunakan prinsip memagnetisasi bahan yang
akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi cacat adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik di
permukaan. Partikel-parikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran
medan magnet atau arah medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran
fluks magnetik. Bocoran fluks magnetik akan menarik butir-butir ferromagnetik di
permukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada metode ini adalah untuk mendeteksi cacat pada
suatu benda kerja dengan menggunakan metode magnetic particle inspection
(MPI).

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dari praktikum yang telah saya lakukan yaitu:


1. Tidak menimbang berapa besar massa dari cacat yang terdeteksi
2. Tidak mengukur berapa besar luas cacat yang terdeteksi
3. Tidak menyebutkan jenis jenis dari cacat yang terdeteksi
4. Mengukur berapa panjang cacat yang terdeteksi
5. Tidak mengukur berapa lebar dari cacat yang terdeteksi

1.4. Sistematika Penulisan

Bab I. Menjelaskan mengenai latar belakang praktikum, tujuan praktikum, batasan


masalah, sistematika penulisan.
Bab II. Menjelaskan mengenai landasan teori yang berisi mengenai teori dari
praktikum yang dilakukan dan klasifikasinya.
Bab III. Menjelaskan mengenai metode pengujian yang berisi tentang instalasi
pengujian, dan prosedur pengujian.
Bab IV.Menjelaskan mengenai analisa hasil pengujian yang berisi tentang sketsa
hasil pengujian dan analisa jenis cacat.
Bab V. Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran. Selain itu juga di akhir
laporan terdapat Daftar Pustaka dan Lampiran yang memuat dokumen
pengujian.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Teori Umum MPI


Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi dan selalu

memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medan
magnet di setiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah
dari kutub selatan ke utara didalam magnet.
Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) yaitu pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (Surface) dan permukaan bawah
(Subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik. Dengan menggunakan
prinsip memagnetisasi bahan yang akan diuji yaitu dengan cara mengalirkan arus
listrik dalam bahan yang diinspeksi. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan
magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet
ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi cacat adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan
partikel magnetik di permukaan. Partikel-parikel tersebut akan berkumpul pada
daerah kebocoran medan magnet atau arah medan magnet akan berbelok sehingga
terjadi kebocoran fluks magnetik. Bocoran fluks magnetik akan menarik butirbutir ferromagnetik di permukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Inspeksi partikel magnetik (MPI) adalah pengujian Non-Destruktif (NDT)
proses untuk mendeteksi diskontinuitas permukaan dan bawah permukaan pada
material feroelektrik seperti besi, nikel, kobalt, dan beberapa paduan mereka.
Proses ini menempatkan sebuah medan magnet ke bagian. Potongan bisa magnet
oleh arah kemagnetan langsung atau tidak langsung. Magnetisasi langsung terjadi
saat arus listrik dilewatkan melalui benda uji dan medan magnet terbentuk dalam
materi. Magnetisasi tidak langsung terjadi bila tidak ada arus listrik dilewatkan
melalui benda uji, tetapi medan magnet diterapkan dari sumber luar. Garis-garis
gaya magnetik yang tegak lurus terhadap arah arus listrik yang mungkin baik
alternating current (AC) atau beberapa bentuk arus searah (DC) (AC diperbaiki).

Adanya diskontinuitas permukaan atau bawah permukaan di material


memungkinkan fluks magnet bocor. Partikel besi-besi diterapkan ke bagian
tersebut. Partikel-partikel mungkin kering atau di suspensi basah. Jika area
kebocoran fluks ada partikel akan tertarik ke daerah ini. Partikel-partikel akan
membangun pada daerah kebocoran dan bentuk apa yang dikenal sebagai indikasi.
Indikasinya kemudian dapat dievaluasi untuk menentukan apa itu, apa yang
mungkin telah menyebabkan, dan apa tindakan yang harus diambil, jika ada.
Kelemahan

metode

ini

hanya

bisa

diterapkan

untuk

material

ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.

Gambar 2.1. Aliran magnet dan pertikel-partikel magnet

Ada beberapa jenis arus listrik yang digunakan di MPI. Untuk saat yang
tepat dipilih salah satu kebutuhan untuk mempertimbangkan geometri bagian,
material, jenis diskontinuitas yang Anda cari, dan seberapa jauh medan magnet
harus menembus kedalam bagian.

Alternating current (AC) yang biasa digunakan untuk mendeteksi


diskontinuitas permukaan. Menggunakan AC untuk mendeteksi diskontinuitas
bawah permukaan yang terbatas karena apa yang dikenal sebagai efek
kulit,dimana saat ini berjalan sepanjang permukaan bagian. Karena saat ini

penggantinya polaritas pada 50 sampai 60 siklus per detik itu tidak menembus
banyak masa lalu permukaan benda uji. Ini berarti domain magnet hanya akan
selaras

sama

dengan

penetrasi

AC

jarak

sekarang

menjadi

bagian.

Arus searah (DC, DC gelombang penuh) Digunakan untuk mendeteksi


bawah permukaan diskontinuitas mana AC tidak dapat menembus cukup dalam
untuk menarik bagian di kedalaman yang dibutuhkan. Jumlah penetrasi magnet
tergantung pada jumlah arus melewati bagian [1] DC juga terbatas pada bagianbagian yang sangat besar cross sectional seberapa efektif akan menarik bagian..
Setengah gelombang DC (HWDC, berdenyut DC) bekerja sama dengan
DC gelombang penuh dengan penetrasi kelihatan dari jauh lebih magnetik ke
bagian. HWDC dikenal memiliki kemampuan menembus yang paling dalam
pengujian partikel magnetik.[1] HWD menguntungkan untuk proses pemeriksaan
karena sebenarnya membantu memindahkan partikel magnetik di atas benda uji
sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bertemu dengan bidang fluks
magnetik kebocoran. Peningkatan mobilitas partikel disebabkan oleh arus
berdenyut yang bergetar pada benda uji dan partikel.
Setiap metode magnetisasi memiliki kelebihan dan kekurangan. AC
umumnya selalu terbaik bagi diskontinuitas terbuka ke permukaan dan beberapa
bentuk DC untuk bawah permukaan.
Sebuah mesin basah horizontal MPI adalah massa yang paling umum
digunakan mesin produksi inspeksi. Mesin memiliki stok kepala dan ekor. Di
antara kepala dan saham ekor biasanya sebuah kumparan induksi, yang digunakan
untuk mengubah orientasi medan magnet dengan 90 dari stok kepala. Sebagian
besar peralatan disesuaikan dan dibangun untuk aplikasi tertentu. kemasan daya
Mobile: Apakah pasokan listrik yang dibangun khusus magnetizing digunakan
dalam aplikasi kawat pembungkus.
Kuk Magnetik adalah tangan memegang perangkat yang menginduksi
medan magnet antara dua kutub. Aplikasi yang umum adalah untuk penggunaan
outdoor, lokasi terpencil, dan inspeksi las. Yang menarik belakang belenggu
magnetik mereka hanya menginduksi medan magnet antara kutub sehingga
pemeriksaan memakan waktu pada bagian besar. Untuk pemeriksaan yang tepat

yoke harus diputar 90 derajat untuk setiap daerah pemeriksaan untuk mendeteksi
diskontinuitas horizontal dan vertikal. Belenggu deteksi bawah permukaan yang
terbatas. Sistem ini digunakan serbuk magnet kering, serbuk basah, atau kaleng
aerosol.

A. Jenis-jenis magnet
1. Magnet Permanen
Magnet Permanen merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika
dimagnetisasi maka bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat
magnetnya dalam jangka waktu yang lama (permanen).
2. Elektromagnet
Elektromagnet merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik
jika dialirkan arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan
hilang.
Dalam proses pengujian magnetic particle inspection ini, ada yang disebut
dengan magnetisasi dan demagnetisasi. Magnetisasi adalah proses yang dilakukan
untuk membangkitkan medan magnet pada benda yang akan di inspeksi.

Gambar 2.2 Sebuah tarik magnet melalui unit AC demagnetizing

Setelah benda memiliki medan magnet, benda itu harus di dimagnetisasi


untuk membalikkan ke keadaan benda semula, yaitu tidak mengandung medan
magnet. Hal ini memerlukan peralatan khusus yang bekerja kebalikan dari
peralatan magnetizing. .Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa arus tinggi
yang sangat cepat mencapai puncaknya saat ini dan cepat mati meninggalkan
bagian magnet. . Untuk demagnetize bagian bidang saat ini atau magnet yang
6

diperlukan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet yang
digunakan untuk bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara perlahan
dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian mengalami kerusakan magnetik.
1. AC demagnetizing
Tarik melalui koil AC demagnetizing, AC perangkat bertenaga
yang menghasilkan medan magnet tinggi di mana bagian tersebut secara
perlahan ditarik melalui dengan tangan atau pada suatu konveyor.
Tindakan menarik sebagian melalui dan jauh dari medan magnet coil's
memperlambat tetes medan magnet di bagian. Catatan, kumparan banyak
AC demagnetizing memiliki siklus kekuatan beberapa detik, jadi bagian
harus melewati kumparan dan beberapa meter pergi sebelum selesai siklus
demagnetizing atau bagian akan memiliki magnet residu.
AC turun demagnetizing: ini dibangun hanya dalam beberapa
peralatan MPI, proses ini di mana bagian terkena AC sama atau lebih
besar saat ini, saat ini dikurangi dengan ampli X di pulsa beberapa
berurutan sampai nol saat ini tercapai. .Jumlah langkah yang diperlukan
untuk demagnetizing sebagian merupakan fungsi dari jumlah arus
magnetik bagian.
2. Reversing DC Demagnetizing
Itu hanya membalikkan arus pulsa magnetizing membatalkan
aliran magnetik. . Ini dibangun pada peralatan MPI oleh produsen. Sebuah
partikel yang umum digunakan untuk mendeteksi retak adalah oksida besi,
baik untuk sistem kering dan basah. Basah sistem partikel berbagai ukuran
dari <0,5 sampai 10 mikrometer untuk digunakan dengan operator air atau
minyak. Partikel yang digunakan dalam sistem basah memiliki pigmen
yang digunakan yaitu fluorescen pada 365 nm ( ultraviolet A)
membutuhkan 1000 W/cm2 (10 W/m2) pada permukaan bagian untuk
pemeriksaan yang tepat. . Jika partikel tidak memiliki lampu yang benar
7

diterapkan dalam Ruang Gelap partikel tidak dapat dideteksi / terlihat.


.praktek industri Its untuk menggunakan kacamata UV / kacamata untuk
menyaring sinar UV dan memperkuat spektrum cahaya tampak normal
Hijau dan Kuning diciptakan oleh partikel fluorescing. . Hijau dan Kuning
fluoresensi dipilih karena mata manusia bereaksi terbaik untuk warnawarna ini. Partikel bubuk kering berbagai ukuran 5-170 mikrometer, yang
dirancang untuk dilihat dalam kondisi cahaya putih. Partikel tidak
dirancang untuk digunakan di lingkungan basah. bubuk kering biasanya
diterapkan menggunakan aplikator tangan bubuk udara yang dioperasikan.
Partikel aerosol diterapkan mirip dengan sistem basah, dijual dalam kaleng
aerosol premixed mirip dengan hair spray.
Dalam beberapa kasus, partikel-partikel besi yang dilapisi dengan bahan
fluorescent memungkinkan mereka untuk dilihat di bawah lampu UV dalam
kondisi gelap. partikel magnetik biasanya digunakan sebagai suspensi dalam air
atau parafin. .Hal ini memungkinkan partikel untuk mengalir di atas permukaan
dan untuk bermigrasi ke setiap kekurangan. .Pada permukaan yang panas, atau
dimana kontaminasi adalah kekhawatiran, serbuk kering dapat digunakan sebagai
alternatif untuk tinta basah. .Pada permukaan gelap, lapisan tipis cat putih
biasanya diterapkan, untuk meningkatkan kontras antara latar belakang dan
partikel-partikel magnetik hitam. Teknik yang paling sensitif, bagaimanapun,
adalah menggunakan partikel fluoresen dilihat dalam UV (hitam) cahaya. .
MPI sangat sensitif terhadap permukaan melonggar atau retak dekat
permukaan, bahkan jika permukaan retak sangat sempit. Namun, jika retak
berjalan sejajar dengan medan magnet, ada sedikit gangguan medan magnet dan
tidak mungkin bahwa retak akan terdeteksi. Untuk alasan ini disarankan bahwa
permukaan pemeriksaan magnetisasi dalam dua arah pada 90 satu sama lain dan
dengan dilakukan pergeseran-pergeseran daerah yang akan di magnetisasi.
Metode magnet tergantung pada geometri komponen dan apakah atau
tidak semua atau hanya sebagian dari spesimen yang akan magnetised. magnet

permanen yang menarik untuk pemeriksaan di lokasi, karena mereka tidak


membutuhkan catu daya. Namun, mereka cenderung hanya digunakan untuk
memeriksa daerah yang relatif kecil dan harus ditarik dari permukaan uji.
Meskipun membutuhkan catu daya mereka sendiri, elektromagnet (belenggu)
menemukan aplikasi luas. daya tarik utama mereka adalah bahwa mereka mudah
untuk menghilangkan (setelah saat ini telah dimatikan) dan bahwa kekuatan
medan magnet dapat bervariasi. Sebagai contoh, sebuah elektromagnet AC dapat
digunakan untuk berkonsentrasi lapangan pada permukaan tempat yang
membutuhkan. . Dipegang tangan listrik prods berguna dalam ruang terbatas.
Namun, mereka menderita dua kerugian besar yang dapat menyingkirkan
penggunaannya sama sekali. Pertama, pemogokan busur dapat terjadi di prods
titik kontak dan ini dapat merusak permukaan spesimen. .Kedua, karena partikel
harus diterapkan ketika saat aktif, inspeksi operasi menjadi dua orang. .unit Bench
adalah tetap instalasi digunakan untuk menguji sejumlah besar spesimen
diproduksi berbagai ukuran. Komponen listrik unit mobile (seperti yang
dijelaskan di atas) yang tergabung dalam unit bangku membuat pengujian lebih
cepat, nyaman dan efisien.
Dalam beberapa kasus, MPI dapat meninggalkan sisa bidang yang
kemudian mengganggu perbaikan pengelasan. . Ini dapat dihilangkan dengan
perlahan menyeka permukaan dengan AC yoke energi.

B. Metode Pengujian
Ada beberapa metode dalam magnetisasi suatu benda kerja yang akan
diuji, yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Magnetisasi Longitudinal dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil.
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ditempelkan pada
material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi Siskular
Magnetisasi Siskular terdiri dari :
a) Magnetik Tak Langsung
Arus listrik dialirkan ke konduktor sentral. Medan mahnet mengenai
bahan dan benda yang dilingkupinya.
b) Magnetisasi Langsung
Arus listrik dialirkan pada bahan yang akan di magnetisasi.
c) Prod
Magnetisasi dengan cara material ferromagnetik dililiti dengan logam
tembaga kemudian dialiri listrik.
Demagnetisasi adalah prose penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah
dilakukan pengujian. Tujuan dilakukannya proses demagnetisasi adalah agar
setelah pengujian benda yang diuji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
yang berikutnya dilakukan. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan arus
AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil
yang dialiri arus AC kemudian diturunkan dengan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus DC maka dengan step down bolak-balik berulang.

10

1. Demagnetisasi DC
Setelah bagian telah magnet perlu untuk menjadi mengalami kerusakan
magnetik. Hal ini memerlukan peralatan khusus yang bekerja kebalikan dari
peralatan magnetizing. Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa arus tinggi
yang sangat cepat mencapai puncaknya saat ini dan cepat mati meninggalkan
bagian magnet. Untuk demagnetize bagian bidang saat ini atau magnet yang
diperlukan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet yang
digunakan untuk bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara perlahan
dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian mengalami kerusakan magnetik.
2. Demagnetisasi AC
AC adalah perangkat bertenaga yang menghasilkan medan magnet tinggi
di mana bagian tersebut secara perlahan ditarik melalui dengan tangan atau pada
suatu konveyor. Tindakan menarik sebagian melalui dan jauh dari medan magnet
koil memperlambat tetes medan magnet di bagian. Catatan kumparan banyak AC
demagnetizing memiliki siklus kekuatan beberapa detik, jadi bagian harus
melewati kumparan dan beberapa meter (meter) pergi sebelum selesai siklus
demagnetizing atau bagian akan memiliki magnet residu.
AC langkah down demagnetizing: ini dibangun hanya dalam beberapa
peralatan MPI, proses ini di mana bagian terkena AC sama atau lebih besar saat
ini, saat ini dikurangi dengan ampli X di pulsa beberapa sekuensial sampai nol
saat ini tercapai. Jumlah langkah yang diperlukan untuk demagnetizing sebagian
merupakan fungsi dari jumlah arus magnetik bagian.

3. Reversing DC demagnetizing
Metode ini hanya membalikkan arus pulsa magnetizing membatalkan
aliran magnetik. Catatan ini dibangun pada peralatan MPI oleh produsen.

C. Magnetik Partikel Bubuk


Sebuah partikel yang umum digunakan untuk mendeteksi retak adalah
oksida besi. untuk kedua sistem kering dan basah. Basah sistem partikel berbagai

11

ukuran dari <0,5 sampai 10 mikrometer untuk digunakan dengan operator air atau
minyak. Partikel yang digunakan dalam sistem basah memiliki pigmen yang
digunakan yaitu fluoresce di 365 nm (ultraviolet A) membutuhkan 1000 W/cm2
(10 W/m2) pada permukaan bagian untuk pemeriksaan yang tepat. Jika partikel
tidak memiliki lampu yang benar diterapkan dalam Ruang Gelap partikel tidak
dapat dideteksi / terlihat. praktek industri Its untuk menggunakan kacamata UV /
kacamata untuk menyaring sinar UV dan memperkuat spektrum cahaya tampak
normal Hijau dan Kuning diciptakan oleh partikel fluorescing. Hijau dan Kuning
fluoresensi dipilih karena mata manusia bereaksi terbaik untuk warna-warna ini.
Dry partikel bubuk berbagai ukuran 5-170 mikrometer, yang dirancang
untuk dilihat dalam kondisi cahaya putih. Partikel tidak dirancang untuk
digunakan di lingkungan basah. bubuk kering biasanya diterapkan menggunakan
aplikator tangan bubuk udara yang dioperasikan Aerosol diterapkan partikel mirip
dengan sistem basah, dijual dalam kaleng aerosol premixed mirip dengan hair
spray.

D. Inspeksi
Berikut ini adalah langkah umum untuk pemeriksaan pada mesin
horizontal basah:
1. Bagian ini dibersihkan dari minyak dan kontaminan lainnya
2. Diperlukan perhitungan dilakukan untuk mengetahui jumlah arus yang
dibutuhkan untuk menarik bagian. Lihat ASTM E1444-05 untuk formula.
3. Pulsa magnetizing diterapkan selama 5 detik selama operator mencuci bagian
dengan partikel, berhenti sebelum pulsa magnetis selesai. Kegagalan untuk
Berhenti sebelum akhir pulsa magnetis akan membasuh indikasi.
4. Sinar UV diterapkan operator mencari indikasi cacat yang 0 sampai

45

derajat dari jalan arus mengalir melalui bagian. Cacat hanya muncul yang
berjumlah 45 hingga 90 derajat medan magnet. Cara termudah untuk cepat
mengetahui arah mana medan magnet berjalan adalah ambil bagian dengan
baik tangan antara saham meletakkan kepala ibu jari Anda terhadap bagian
(jangan membungkus ibu jari Anda di sekitar bagian) ini disebut baik kiri atau

12

kanan aturan thumb atau tangan kanan pegangan aturan. titik arah thumb
memberitahu kita arah arus mengalir, maka medan magnet akan menjalankan
90 derajat dari jalur saat ini. Pada geometri kompleks seperti mesin engkol
operator perlu memvisualisasikan perubahan arah medan magnet saat ini dan
diciptakan. Arus dimulai pada 0 derajat lalu 45 derajat sampai 90 derajat
kembali ke 45 derajat ke 0 maka -45 ke -90 ke -45 ke 0 dan mengulangi ini
untuk crankpin. Jadi pemeriksaan bisa memakan waktu untuk hati-hati
mencari indikasi yang hanya 45 hingga 90 derajat dari medan magnet.
5. Bagian ini baik diterima atau ditolak berdasarkan pra ditetapkan menerima dan
menolak kriteria.
6. Bagian tersebut mengalami kerusakan magnetik
7. Tergantung pada persyaratan orientasi medan magnet mungkin perlu diubah 90
derajat untuk memeriksa cacat yang tidak dapat dideteksi dari langkah 3
sampai 5. Cara yang paling umum adalah mengubah orientasi medan magnet
adalah penggunaan Coil Shot. pada Gambar 1 a 36 inch Coil dapat dilihat
kemudian langkah 4, 5, dan 6 diulangi.

E. Standarisasi
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
* ISO 3059, pengujian non-destruktif - pengujian penetran dan pengujian partikel
magnetik - Melihat kondisi
* ISO 9934-1, non-destruktif pengujian - pengujian partikel magnetik - Bagian 1:
Prinsip Umum
* ISO 9934-2, pengujian non-destruktif - pengujian partikel magnetik - Bagian 2:
Deteksi media
* ISO 9934-3, non-destruktif pengujian - pengujian partikel magnetik - Bagian 3:
Peralatan
* ISO 17638, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik
* ISO 23279, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik
pengelasan - Penerimaan tingkat

13

Komite Eropa untuk Standarisasi (CEN)


* EN 1330-7, pengujian Non-Destruktif Terminologi Bagian 7: Istilah yang
digunakan dalam pengujian partikel magnetik
* EN 1369, Pendiri - inspeksi partikel magnetik
* EN 10228-1, pengujian Non-Destruktif dari tempa baja - Bagian 1: inspeksi
magnetik partikel
* EN 10246-12, Non-Destruktif pengujian tabung baja - Bagian 12: partikel
inspeksi magnet mulus dan tabung baja dilas feromagnetik untuk mendeteksi
ketidaksempurnaan permukaan
* EN 10246-18, pengujian Non-Destruktif dari tabung baja - Bagian 18: partikel
magnetik inspeksi tabung ujung mulus dan tabung baja dilas feromagnetik untuk
mendeteksi ketidaksempurnaan laminar.

American Society of Pengujian dan Material (ASTM)


* ASTM E1444-05
* ASTM A 275 / A 275M Metode Uji untuk Pemeriksaan Partikel magnet
Forgings Steel
* ASTM A456Spesifikasi Inspeksi Partikel Magnetik dari Forgings crankshaft
Besar
* ASTM E543 Praktek Spesifikasi Standar untuk Mengevaluasi Instansi yang
Melakukan Pengujian tak rusak
* ASTM E 709 Panduan untuk Ujian Magnetic Particle Testing
* ASTM E 1316 Terminologi untuk Ujian tak rusak
* ASTM E 2297 Pedoman standar untuk Penggunaan UV-A dan Visible Light
Meter Sumber dan digunakan dalam Cair yang penetran dan Magnetik Partikel
Metode

Canadian Standards Association (CSA)


* CSA W59
Society of Engineers Otomotif (SAE)
* AMS 2641 Pemeriksaan Kendaraan Partikel Magnetik

14

* AMS 3040 Partikel Magnetic, Nonfluorescent, Metode Kering


* AMS 3041 Partikel Magnetic, Nonfluorescent, Metode Basah, Kendaraan
Minyak, Siap-Untuk-Gunakan
* AMS 3042 Partikel Magnetic, Nonfluorescent, Metode Basah, Powder Kering
* AMS 3043 Partikel Magnetic, Nonfluorescent, Metode Basah, Kendaraan
Minyak, Aerosol Kemasan
* AMS 044 Partikel Magnetic, Fluorescent, Metode Basah, Powder Kering
* AMS 3045 Partikel Magnetic, Fluorescent, Metode Basah, Kendaraan Minyak,
Siap Untuk Gunakan
* AMS 3046 Partikel Magnetic, Fluorescent, Metode Basah, Kendaraan Minyak,
Aerosol Packaged5
* AMS 5062 Steel, Bar Karbon Rendah, Forgings, Tubing, Sheet, Strip, dan Plate
0,25 Karbon, Maksimum
* AMS 5355 coran Investasi
* AMS I-83387 Proses Inspeksi, Karet Magnetic
* AMS-STD-2175 coran, Klasifikasi dan Pemeriksaan AS 4792 Agen Air
penyejuk untuk Inspeksi Partikel Magnetik Kering SEBAGAI 5282 Standard Tool
Steel Ring Inspeksi Partikel Magnetik AS5371 Standar Referensi berkumai Shims
untuk Inspeksi Partikel Magnetik

Standar Militer Amerika Serikat


* AA-59230 Fluida, Inspeksi Partikel Magnetik, Suspensi

Umum
A. partikel inspeksi magnetik (MPI) prosedur hanya dapat dilakukan pada bahan
Ferromagnetik (kobalt, besi, nikel dan beberapa paduan baja).
B. partikel magnetik prosedur pemeriksaan dapat melibatkan peralatan portabel
dan mobile, yang memungkinkan prosedur yang harus dilakukan tanpa
menghapus komponen dari lokasi mereka, atau stasioner, peralatan bangku jenis
seperti dapat ditemukan di lokakarya.

15

C. MPI dapat mendeteksi permukaan-pecah dan diskontinuitas bawah permukaan.


sensitivitas yang tidak, namun, menurun dengan cepat dengan meningkatnya
kedalaman diskontinuitas di bawah permukaan.

Prinsip Dasar Inspeksi Partikel Magnetik


1. Ketika komponen feromagnetik adalah magnet, garis-garis fluks yang
didirikan pada komponen itu. Jika diskontinuitas itu ada di komponen dan
memotong diskontinuitas yang melintasi jalur garis fluks, fluks dialihkan
dan baru, tiang lokal dapat diatur pada permukaan komponen. Hal ini
dikenal sebagai kebocoran fluks.
2. Jika partikel halus bahan magnetik diterapkan pada permukaan komponen
magnet, partikel-partikel ini akan tertarik untuk setiap kebocoran fluks dan
akan berkumpul di lokasi kutub baru.
3. sensitivitas maksimum dicapai saat diskontinuitas terletak pada sudut
kanan ke arah fluks magnetik tetapi sensitivitas tidak serius dikurangi
dengan diskontinuitas berorientasi pada sudut sampai dengan 45 dari
arah optimal. Beyond 45 sensitivitas berkurang dengan cepat dan
diskontinuitas yang terletak sejajar dengan arah fluks tidak akan,
menyebabkan kebocoran fluks kekuatan yang cukup untuk dideteksi.
Catatan: Karena kebocoran fluks dapat disebabkan oleh diskontinuitas dan juga
oleh perubahan geometri, indikasi bisa relevan (retak, lap, ekstrusi non-logam,
porositas pipa, jahitan dll) atau non-relevan (tepi, lubang, ceruk, akar benang dll )
dengan kondisi komponen.. Indikasi relevan harus dicatat sebelum komponen
tersebut mengalami kerusakan magnetik dan dibersihkan setelah selesainya
pemeriksaan.

16

A. Definisi
A. Magnetisasi longitudinal (Arus Magnetic) (1) Komponen ditempatkan
dalam medan magnet sehingga pasangan lapangan dengan komponen dan
garis aliran fluks dari satu kutub yang lain, melalui komponen. (2) Jika
aliran magnetik terutama sejajar dengan sumbu panjang komponen
tersebut, dikatakan longitudinal magnet.
B. Edaran Magnetisasi (Flow Lancar) (1) Suatu arus listrik, melewati
konduktor, menciptakan medan magnet di sekitar konduktor pada 90
sudut ke arah aliran arus.(2) Ketika sebuah komponen magnet, langsung
atau tidak langsung dalam cara ini, dikatakan sirkuler magnet.Catatan:
Karena sirkuit magnetik diselesaikan dalam komponen tersebut tidak ada
tiang yang jelas dengan metode ini (kecuali diskontinuitas atau perubahan
ekstrim geometri terjadi).
C. Magnetic Flux Density (B) (1) Jika fluks magnet dipotong pada sudut
kanan ke arah aliran, jumlah baris fluks, untuk area unit tertentu, yang
disebut sebagai kepadatan fluks magnet.
D. magnetizing Force (H), (1) Gaya, dari medan magnet yang ada, atau dari
lapangan yang dibuat oleh sebuah arus listrik, yang diperlukan untuk
membentuk kerapatan fluks tertentu dalam rangkaian magnetik.
E. permeabilitas () (1) Rasio densitas fluks (B) untuk kuat medan magnet
(H), ditunjuk oleh "mu" simbol Yunani () dan menunjukkan kemudahan
dengan material mungkin magnetik:

B/H=

2.2

Klasifikasi Metode MPI


Pada magnetic particle inspection ini digunakan beberapa metode seperti

MPI dry visible, MPI wet visible dan MPI wet fluorescent.
Pada pengujian tidak merusak dengan metode magnetic particle inspection
pada dasarnya yaitu dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat

17

yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan
magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan
magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic di permukaan. Partikel
partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.

Gambar 2.3 Magnetic Field Lines

Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetic.


Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong
daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Pada metode Magnetic Particle Inspection ( MPI ) terdapat tiga metode
pengujian, yaitu :
1. Metode Wet Visible
2. Metode Dry Visible
3. Metode Wet Flourescent
Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun serbuk magnet yang
digunakan pasa setiap pengujian berbeda.

18

2.2.1 MPI Dry Visible


Dalam proses Dry Visible ini, digunakan serbuk yang kering. Serbuk
tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk
ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi
cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana letak cacat tersebut.

2.2.2 MPI Wet Visible


Metode Wet Visible ini dalam prosenya sama dengan metode dry visible.
Yang membedakan adalah serbuk yang digunakan. Jika dry vible
menggunakan serbuk magnet basah tetapi wet visible menggunakan serbuk
magnet bertipe basah. Serbuk tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda
uji. Tujuan pemberian serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada
benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana cacat
tersebut.

2.2.3 MPI Wet Fluorescent


Dalam metode Wet Fluorescent ini, menggunakan serbuk yang basah.
Serbuk tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian
serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika
terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukkan dimana letak cacat tersebut.

19

BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1

Instalasi Pengujian
Dalam melakukan pengujian ini, Alat-alat yang digunakan dalam

pengujian magnetic particle inspection ini diperlukan alat-alat dan bahan serta
prosedur pengujian yang benar. Alat-alat yang digunakan seperti yoke, black
Light, senter, sikat kawat dan penggaris. Sedangkan untuk bahan-bahannya
digunakan seperti benda uji, white contrast paint (WCP), cleaner, wet particle,
wet particle of fluorescent dan dry particle.
Untuk

metode

Dry

Visible

dibutuhkan

serbuk

bertipe

kering.

Kelemahannya adalah jika terkena angin maka serbuk magnet tersebut mudah
hilang. Kemudian, metode Wet Visible dibutuhkan serbuk magnet bertipe basah.
Dan menggunakan Apply WCP-2. Dan terakhir, metode Wet Fluorescent.
Menggunakan tambahan alat yaitu Black Light fungsinya untuk memudahkan
melihat cairan / serbuk magnet bertipe basah dalam gelap.

Gambar Alat-alat :

Yoke

Sikat kawat

Black light

Senter

Penggaris

Gambar 3.1. Alat alat pengujian

20

Gambar Bahan-bahan :

Benda Uji

WCP

Serbuk Magnet Kering

. Cleaner

Serbuk magnet cair

Gambar 3.2 Bahan- bahan Pengujian

3.2

Prosedur Pengujian
Dalam melakukan pengujian ini diperlukan alat-alat, bahan-bahan dan

prosedur pengujian yang telah ditentukan. Metode yang digunakan yaitu dry
visible, wet visible dan wet fluorescent.

3.2.1 Prosedur Pengujian Dry Visible


1. Cleaning : Perhatikan kondisi permukaan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu proses
inspeksi seperti karat, oli, debu dan lain-lain
2. Apply AC/DC Yoke : Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai
dimagnetisasi.
3. Aplikasi Serbuk Magnet : Sesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang digunakan tipe serbuk kering.
4. Inspection :Teliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
5. Demagnetisasi : Lakukan menggunakan arus AC atau DC , jika
menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan kedalam koil yang

21

dialiri

arus

AC

kemudian

diturunkan

perlahan-lahan.

Jika

menggunakan arus Dc step down bolak-balik secara berulang.


6. Post Cleaning : Bersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian
serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.2 Prosedur Pengujian Wet Visible


1. Cleaning : Perhatikan kondisi permukaan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu proses
inspeksi seperti karat, oli, debu dan lain-lain
2. Apply WCP-2 : Semprotkan WCP-2 secara merata setelah permukaan
dipastikan bersih dan kering. Hal ini untuk memudahkan mendeteksi
adanya cacat. Karena warna dari WCP-2 leih kontras daripada serbuk
ferromagnetik.
3. Apply AC/DC Yoke : Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai
dimagnetisasi.
4. Aplikasi Serbuk Magnet : Sesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang digunakan tipe serbuk basah.
5. Inspection :Teliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
6. Demagnetisasi : lakukan menggunakan arus AC atau DC , jika
menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan kedalam koil yang
dialiri

arus

AC

kemudian

diturunkan

perlahan-lahan.

Jika

menggunakan arus Dc step down bolak-balik secara berulang.


7. Post Cleaning : Bersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian
serbuk magnetik pada saat pengujian.

3.2.3 Prosedur Pengujian Wet Fluorescent


1. Cleaning : Perhatikan kondisi permukaan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu proses
inspeksi seperti karat, oli, debu dan lain-lain
2. Nyalakan Black Light

22

3. Setting Penerangan : Atur intensitas uv light (20 lux) dan black light
(1000lux)
4. Apply AC/DC Yoke : Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai
dimagnetisasi.
5. Aplikasi Serbuk Magnet : Sesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang digunakan tipe serbuk basah.
6. Inspection :Teliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
7. Demagnetisasi : lakukan menggunakan arus AC atau DC, jika
menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan kedalam koil yang
dialiri

arus

AC

kemudian

diturunkan

perlahan-lahan.

Jika

menggunakan arus Dc step down bolak-balik secara berulang.


8. Post Cleaning : Bersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian
serbuk magnetik pada saat pengujian.

23

BAB IV
ANALISA HASIL PENGUJIAN
4.1 Sketsa Hasil Pengujian

Gambar 4.1 Isometri Spesimen dengan metode Wet Fluorescent

4.2 Analisa Jenis Cacat


Cacat merupakan suatu keretakan yang nampak pada benda kerja. Cacat
tersebut dapat terlihat setelah dilakukan pengujian tanpa merusak benda tersebut
dengan tiga metode yaitu, dry visible, wet visible dan wet fluorescent. Dari ketiga
metode tersebut, wet fluorescent adalah metode yang paling baik dari metodemetode lainnya karena cacat dapat terlihat jelas dengan bantuan sinar black light
dan juga dapat memperjelas bentuk retakan atau cacat yang ada pada benda yang
diujikan.
Namun, dari masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan
terhadap jenis cacat, bentuk cacat, dan faktor keamanan pada saat praktikum
berlangsung. Wet fluorescent misalnya, metode ini sangat tidak diperkenankan
mempermainkan sinar black light karena apabila terkena mata akan merusak
struktur jaringan pada mata sehingga penglihatan menjadi terganggu.

24

Adapun panjang dari cacat yang dapat dietahui dari hasil pengujian pada
tiap-tiap metode yaitu sebagai berikut:
1. Metode Wet Visible
Diperoleh pajang retakan sebesar 3mm dan 1,6cm
2. Metode Dry Visible
Diperoleh panjang retakan sebesar 3mm dan 1,6cm
3. Metode Wet flourscent
Diperoleh panjang retakan sebesar 1,5cm dan 1,6cm

25

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Non Destructive Testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau diskontinuitas lain
tanpa meruak benda yang kita tes atau inspeksi.
2. Dari hasil praktikum pengujian tak merusak dengan metode magnetic
particle testing terhadap ketiga metode yaitu : Dry Visible, Wet Visible,
Wet Fluerescent didapat cacat pada benda uji dengan berbagai ukuran.
3. Dari ketiga metode yang dilakukan, metode dengan wet fluorescent adalah
metode yang lebih baik.
4. Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) yaitu pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (Surface) dan permukaan
bawah (Subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik.

5.2

Saran
1. Karena keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia di lab, berdampak
atau mempunyai pengaruh terhadap hasil praktikum yang dilakukan.
Untuk itu, agar dapat diproleh data atau hasil yang maksimal dibutuhkan
sarana dan prasarana yang lengkap.
2. Faktor Keamanan harus selalu diperhatikan oleh setiap praktikan terutama
pada penggunaaan black light karena radiasinya dapat merusak
penglihatan mata.

26

DAFTAR PUSTAKA

Asisten. 2011. Modul Praktikum Non Destructive Testing. Fakultas Teknik


Untirta: Cilegon.

http://ndtwiki.org/index.php/Magnetic_Particle_Testing

http://wiki.magwerks.com/wiki/images/c/c6/Waveform_to_Depth_Comparison.pdf

27

LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum

Gambar Cacat pada pengujian Dry visible

Gambar Cacat pada pengujian Wet visibel

Gambar Cacat pada pengujian Wet Fluorescent


28

You might also like