Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NAMA
: IBNU HAMDUN
NIM
: 3331091259
KELOMPOK : I9
TANGGAL
: 15 JUNI 2011
ASISTEN
: DEDEN TAUFIK H
KATA PENGANTAR
Praktikan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum ................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum MPI ................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Metode MPI..................................................................... 17
2.2.1 MPI dry visible ......................................................................... 19
2.2.2 MPI wet visible......................................................................... 19
2.2.3 MPI wet fluorescent .................................................................. 19
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Instalasi Pengujian ............................................................................. 20
3.2 Prosedur Pengujian ............................................................................ 21
3.2.1 Prosedur Pengujian MPI dry visible .......................................... 21
3.2.2 Prosedur Pengujian MPI wet visible.......................................... 22
3.2.3 Prosedur Pengujian MPI wet fluorescent ................................... 22
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
4.1 Sketsa Hasil Pengujian ...................................................................... 24
4.2 Analisa Jenis Cacat ............................................................................ 24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Non destructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau diskontinuitas lain tanpa
merusak struktur benda yang di inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk
menjamin bahwa material yang kita gunakan memiliki mutu yang baik sesuai
dengan standar yang berlaku. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu
komponen dalam proses produksi terutama untuk indusri fabrikasi.
Dalam apikasinya, NDT menggunakan bermacam-macam metode yang
sekarang ini terus berkembang dengan pesat untuk memperoleh cara yang lebih
baik. Ada beberapa metode dalam Non Destructive Testing antara lain, Visual
Inspection (VT), Liquid Penetrant Test (PT), Magnetic Particle Inspection (MT),
Eddy Current Test atau Electromagnetic Test (ET), Ultrasonic Inspection (UT),
Radiographic Inspection (RT), Accoustic Emissin Testing (AE) dan Leak Test
(LT).
Dalam pengujian ini, kita akan menggunakan metode Magnetic Particle
Inspection (MPI) yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui cacat
permukaan (Surface) dan permukaan bawah (Subsurface) suatu komponen dari
bahan ferromagnetik. Dengan menggunakan prinsip memagnetisasi bahan yang
akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi cacat adanya
kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik di
permukaan. Partikel-parikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran
medan magnet atau arah medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran
fluks magnetik. Bocoran fluks magnetik akan menarik butir-butir ferromagnetik di
permukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Tujuan praktikum pada metode ini adalah untuk mendeteksi cacat pada
suatu benda kerja dengan menggunakan metode magnetic particle inspection
(MPI).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medan
magnet di setiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah
dari kutub selatan ke utara didalam magnet.
Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) yaitu pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (Surface) dan permukaan bawah
(Subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik. Dengan menggunakan
prinsip memagnetisasi bahan yang akan diuji yaitu dengan cara mengalirkan arus
listrik dalam bahan yang diinspeksi. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan
magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet
ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi cacat adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan
partikel magnetik di permukaan. Partikel-parikel tersebut akan berkumpul pada
daerah kebocoran medan magnet atau arah medan magnet akan berbelok sehingga
terjadi kebocoran fluks magnetik. Bocoran fluks magnetik akan menarik butirbutir ferromagnetik di permukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Inspeksi partikel magnetik (MPI) adalah pengujian Non-Destruktif (NDT)
proses untuk mendeteksi diskontinuitas permukaan dan bawah permukaan pada
material feroelektrik seperti besi, nikel, kobalt, dan beberapa paduan mereka.
Proses ini menempatkan sebuah medan magnet ke bagian. Potongan bisa magnet
oleh arah kemagnetan langsung atau tidak langsung. Magnetisasi langsung terjadi
saat arus listrik dilewatkan melalui benda uji dan medan magnet terbentuk dalam
materi. Magnetisasi tidak langsung terjadi bila tidak ada arus listrik dilewatkan
melalui benda uji, tetapi medan magnet diterapkan dari sumber luar. Garis-garis
gaya magnetik yang tegak lurus terhadap arah arus listrik yang mungkin baik
alternating current (AC) atau beberapa bentuk arus searah (DC) (AC diperbaiki).
metode
ini
hanya
bisa
diterapkan
untuk
material
ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Ada beberapa jenis arus listrik yang digunakan di MPI. Untuk saat yang
tepat dipilih salah satu kebutuhan untuk mempertimbangkan geometri bagian,
material, jenis diskontinuitas yang Anda cari, dan seberapa jauh medan magnet
harus menembus kedalam bagian.
penggantinya polaritas pada 50 sampai 60 siklus per detik itu tidak menembus
banyak masa lalu permukaan benda uji. Ini berarti domain magnet hanya akan
selaras
sama
dengan
penetrasi
AC
jarak
sekarang
menjadi
bagian.
yoke harus diputar 90 derajat untuk setiap daerah pemeriksaan untuk mendeteksi
diskontinuitas horizontal dan vertikal. Belenggu deteksi bawah permukaan yang
terbatas. Sistem ini digunakan serbuk magnet kering, serbuk basah, atau kaleng
aerosol.
A. Jenis-jenis magnet
1. Magnet Permanen
Magnet Permanen merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika
dimagnetisasi maka bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat
magnetnya dalam jangka waktu yang lama (permanen).
2. Elektromagnet
Elektromagnet merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik
jika dialirkan arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan
hilang.
Dalam proses pengujian magnetic particle inspection ini, ada yang disebut
dengan magnetisasi dan demagnetisasi. Magnetisasi adalah proses yang dilakukan
untuk membangkitkan medan magnet pada benda yang akan di inspeksi.
diperlukan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet yang
digunakan untuk bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara perlahan
dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian mengalami kerusakan magnetik.
1. AC demagnetizing
Tarik melalui koil AC demagnetizing, AC perangkat bertenaga
yang menghasilkan medan magnet tinggi di mana bagian tersebut secara
perlahan ditarik melalui dengan tangan atau pada suatu konveyor.
Tindakan menarik sebagian melalui dan jauh dari medan magnet coil's
memperlambat tetes medan magnet di bagian. Catatan, kumparan banyak
AC demagnetizing memiliki siklus kekuatan beberapa detik, jadi bagian
harus melewati kumparan dan beberapa meter pergi sebelum selesai siklus
demagnetizing atau bagian akan memiliki magnet residu.
AC turun demagnetizing: ini dibangun hanya dalam beberapa
peralatan MPI, proses ini di mana bagian terkena AC sama atau lebih
besar saat ini, saat ini dikurangi dengan ampli X di pulsa beberapa
berurutan sampai nol saat ini tercapai. .Jumlah langkah yang diperlukan
untuk demagnetizing sebagian merupakan fungsi dari jumlah arus
magnetik bagian.
2. Reversing DC Demagnetizing
Itu hanya membalikkan arus pulsa magnetizing membatalkan
aliran magnetik. . Ini dibangun pada peralatan MPI oleh produsen. Sebuah
partikel yang umum digunakan untuk mendeteksi retak adalah oksida besi,
baik untuk sistem kering dan basah. Basah sistem partikel berbagai ukuran
dari <0,5 sampai 10 mikrometer untuk digunakan dengan operator air atau
minyak. Partikel yang digunakan dalam sistem basah memiliki pigmen
yang digunakan yaitu fluorescen pada 365 nm ( ultraviolet A)
membutuhkan 1000 W/cm2 (10 W/m2) pada permukaan bagian untuk
pemeriksaan yang tepat. . Jika partikel tidak memiliki lampu yang benar
7
B. Metode Pengujian
Ada beberapa metode dalam magnetisasi suatu benda kerja yang akan
diuji, yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Magnetisasi Longitudinal dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil.
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ditempelkan pada
material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi Siskular
Magnetisasi Siskular terdiri dari :
a) Magnetik Tak Langsung
Arus listrik dialirkan ke konduktor sentral. Medan mahnet mengenai
bahan dan benda yang dilingkupinya.
b) Magnetisasi Langsung
Arus listrik dialirkan pada bahan yang akan di magnetisasi.
c) Prod
Magnetisasi dengan cara material ferromagnetik dililiti dengan logam
tembaga kemudian dialiri listrik.
Demagnetisasi adalah prose penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah
dilakukan pengujian. Tujuan dilakukannya proses demagnetisasi adalah agar
setelah pengujian benda yang diuji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
yang berikutnya dilakukan. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan arus
AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke dalam koil
yang dialiri arus AC kemudian diturunkan dengan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus DC maka dengan step down bolak-balik berulang.
10
1. Demagnetisasi DC
Setelah bagian telah magnet perlu untuk menjadi mengalami kerusakan
magnetik. Hal ini memerlukan peralatan khusus yang bekerja kebalikan dari
peralatan magnetizing. Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa arus tinggi
yang sangat cepat mencapai puncaknya saat ini dan cepat mati meninggalkan
bagian magnet. Untuk demagnetize bagian bidang saat ini atau magnet yang
diperlukan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet yang
digunakan untuk bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara perlahan
dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian mengalami kerusakan magnetik.
2. Demagnetisasi AC
AC adalah perangkat bertenaga yang menghasilkan medan magnet tinggi
di mana bagian tersebut secara perlahan ditarik melalui dengan tangan atau pada
suatu konveyor. Tindakan menarik sebagian melalui dan jauh dari medan magnet
koil memperlambat tetes medan magnet di bagian. Catatan kumparan banyak AC
demagnetizing memiliki siklus kekuatan beberapa detik, jadi bagian harus
melewati kumparan dan beberapa meter (meter) pergi sebelum selesai siklus
demagnetizing atau bagian akan memiliki magnet residu.
AC langkah down demagnetizing: ini dibangun hanya dalam beberapa
peralatan MPI, proses ini di mana bagian terkena AC sama atau lebih besar saat
ini, saat ini dikurangi dengan ampli X di pulsa beberapa sekuensial sampai nol
saat ini tercapai. Jumlah langkah yang diperlukan untuk demagnetizing sebagian
merupakan fungsi dari jumlah arus magnetik bagian.
3. Reversing DC demagnetizing
Metode ini hanya membalikkan arus pulsa magnetizing membatalkan
aliran magnetik. Catatan ini dibangun pada peralatan MPI oleh produsen.
11
ukuran dari <0,5 sampai 10 mikrometer untuk digunakan dengan operator air atau
minyak. Partikel yang digunakan dalam sistem basah memiliki pigmen yang
digunakan yaitu fluoresce di 365 nm (ultraviolet A) membutuhkan 1000 W/cm2
(10 W/m2) pada permukaan bagian untuk pemeriksaan yang tepat. Jika partikel
tidak memiliki lampu yang benar diterapkan dalam Ruang Gelap partikel tidak
dapat dideteksi / terlihat. praktek industri Its untuk menggunakan kacamata UV /
kacamata untuk menyaring sinar UV dan memperkuat spektrum cahaya tampak
normal Hijau dan Kuning diciptakan oleh partikel fluorescing. Hijau dan Kuning
fluoresensi dipilih karena mata manusia bereaksi terbaik untuk warna-warna ini.
Dry partikel bubuk berbagai ukuran 5-170 mikrometer, yang dirancang
untuk dilihat dalam kondisi cahaya putih. Partikel tidak dirancang untuk
digunakan di lingkungan basah. bubuk kering biasanya diterapkan menggunakan
aplikator tangan bubuk udara yang dioperasikan Aerosol diterapkan partikel mirip
dengan sistem basah, dijual dalam kaleng aerosol premixed mirip dengan hair
spray.
D. Inspeksi
Berikut ini adalah langkah umum untuk pemeriksaan pada mesin
horizontal basah:
1. Bagian ini dibersihkan dari minyak dan kontaminan lainnya
2. Diperlukan perhitungan dilakukan untuk mengetahui jumlah arus yang
dibutuhkan untuk menarik bagian. Lihat ASTM E1444-05 untuk formula.
3. Pulsa magnetizing diterapkan selama 5 detik selama operator mencuci bagian
dengan partikel, berhenti sebelum pulsa magnetis selesai. Kegagalan untuk
Berhenti sebelum akhir pulsa magnetis akan membasuh indikasi.
4. Sinar UV diterapkan operator mencari indikasi cacat yang 0 sampai
45
derajat dari jalan arus mengalir melalui bagian. Cacat hanya muncul yang
berjumlah 45 hingga 90 derajat medan magnet. Cara termudah untuk cepat
mengetahui arah mana medan magnet berjalan adalah ambil bagian dengan
baik tangan antara saham meletakkan kepala ibu jari Anda terhadap bagian
(jangan membungkus ibu jari Anda di sekitar bagian) ini disebut baik kiri atau
12
kanan aturan thumb atau tangan kanan pegangan aturan. titik arah thumb
memberitahu kita arah arus mengalir, maka medan magnet akan menjalankan
90 derajat dari jalur saat ini. Pada geometri kompleks seperti mesin engkol
operator perlu memvisualisasikan perubahan arah medan magnet saat ini dan
diciptakan. Arus dimulai pada 0 derajat lalu 45 derajat sampai 90 derajat
kembali ke 45 derajat ke 0 maka -45 ke -90 ke -45 ke 0 dan mengulangi ini
untuk crankpin. Jadi pemeriksaan bisa memakan waktu untuk hati-hati
mencari indikasi yang hanya 45 hingga 90 derajat dari medan magnet.
5. Bagian ini baik diterima atau ditolak berdasarkan pra ditetapkan menerima dan
menolak kriteria.
6. Bagian tersebut mengalami kerusakan magnetik
7. Tergantung pada persyaratan orientasi medan magnet mungkin perlu diubah 90
derajat untuk memeriksa cacat yang tidak dapat dideteksi dari langkah 3
sampai 5. Cara yang paling umum adalah mengubah orientasi medan magnet
adalah penggunaan Coil Shot. pada Gambar 1 a 36 inch Coil dapat dilihat
kemudian langkah 4, 5, dan 6 diulangi.
E. Standarisasi
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
* ISO 3059, pengujian non-destruktif - pengujian penetran dan pengujian partikel
magnetik - Melihat kondisi
* ISO 9934-1, non-destruktif pengujian - pengujian partikel magnetik - Bagian 1:
Prinsip Umum
* ISO 9934-2, pengujian non-destruktif - pengujian partikel magnetik - Bagian 2:
Deteksi media
* ISO 9934-3, non-destruktif pengujian - pengujian partikel magnetik - Bagian 3:
Peralatan
* ISO 17638, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik
* ISO 23279, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik
pengelasan - Penerimaan tingkat
13
14
Umum
A. partikel inspeksi magnetik (MPI) prosedur hanya dapat dilakukan pada bahan
Ferromagnetik (kobalt, besi, nikel dan beberapa paduan baja).
B. partikel magnetik prosedur pemeriksaan dapat melibatkan peralatan portabel
dan mobile, yang memungkinkan prosedur yang harus dilakukan tanpa
menghapus komponen dari lokasi mereka, atau stasioner, peralatan bangku jenis
seperti dapat ditemukan di lokakarya.
15
16
A. Definisi
A. Magnetisasi longitudinal (Arus Magnetic) (1) Komponen ditempatkan
dalam medan magnet sehingga pasangan lapangan dengan komponen dan
garis aliran fluks dari satu kutub yang lain, melalui komponen. (2) Jika
aliran magnetik terutama sejajar dengan sumbu panjang komponen
tersebut, dikatakan longitudinal magnet.
B. Edaran Magnetisasi (Flow Lancar) (1) Suatu arus listrik, melewati
konduktor, menciptakan medan magnet di sekitar konduktor pada 90
sudut ke arah aliran arus.(2) Ketika sebuah komponen magnet, langsung
atau tidak langsung dalam cara ini, dikatakan sirkuler magnet.Catatan:
Karena sirkuit magnetik diselesaikan dalam komponen tersebut tidak ada
tiang yang jelas dengan metode ini (kecuali diskontinuitas atau perubahan
ekstrim geometri terjadi).
C. Magnetic Flux Density (B) (1) Jika fluks magnet dipotong pada sudut
kanan ke arah aliran, jumlah baris fluks, untuk area unit tertentu, yang
disebut sebagai kepadatan fluks magnet.
D. magnetizing Force (H), (1) Gaya, dari medan magnet yang ada, atau dari
lapangan yang dibuat oleh sebuah arus listrik, yang diperlukan untuk
membentuk kerapatan fluks tertentu dalam rangkaian magnetik.
E. permeabilitas () (1) Rasio densitas fluks (B) untuk kuat medan magnet
(H), ditunjuk oleh "mu" simbol Yunani () dan menunjukkan kemudahan
dengan material mungkin magnetik:
B/H=
2.2
MPI dry visible, MPI wet visible dan MPI wet fluorescent.
Pada pengujian tidak merusak dengan metode magnetic particle inspection
pada dasarnya yaitu dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat
17
yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan
magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan
magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic di permukaan. Partikel
partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
18
19
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1
Instalasi Pengujian
Dalam melakukan pengujian ini, Alat-alat yang digunakan dalam
pengujian magnetic particle inspection ini diperlukan alat-alat dan bahan serta
prosedur pengujian yang benar. Alat-alat yang digunakan seperti yoke, black
Light, senter, sikat kawat dan penggaris. Sedangkan untuk bahan-bahannya
digunakan seperti benda uji, white contrast paint (WCP), cleaner, wet particle,
wet particle of fluorescent dan dry particle.
Untuk
metode
Dry
Visible
dibutuhkan
serbuk
bertipe
kering.
Kelemahannya adalah jika terkena angin maka serbuk magnet tersebut mudah
hilang. Kemudian, metode Wet Visible dibutuhkan serbuk magnet bertipe basah.
Dan menggunakan Apply WCP-2. Dan terakhir, metode Wet Fluorescent.
Menggunakan tambahan alat yaitu Black Light fungsinya untuk memudahkan
melihat cairan / serbuk magnet bertipe basah dalam gelap.
Gambar Alat-alat :
Yoke
Sikat kawat
Black light
Senter
Penggaris
20
Gambar Bahan-bahan :
Benda Uji
WCP
. Cleaner
3.2
Prosedur Pengujian
Dalam melakukan pengujian ini diperlukan alat-alat, bahan-bahan dan
prosedur pengujian yang telah ditentukan. Metode yang digunakan yaitu dry
visible, wet visible dan wet fluorescent.
21
dialiri
arus
AC
kemudian
diturunkan
perlahan-lahan.
Jika
arus
AC
kemudian
diturunkan
perlahan-lahan.
Jika
22
3. Setting Penerangan : Atur intensitas uv light (20 lux) dan black light
(1000lux)
4. Apply AC/DC Yoke : Nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai
dimagnetisasi.
5. Aplikasi Serbuk Magnet : Sesuaikan dengan keadaan permukaan pada
benda uji. Serbuk yang digunakan tipe serbuk basah.
6. Inspection :Teliti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
7. Demagnetisasi : lakukan menggunakan arus AC atau DC, jika
menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan kedalam koil yang
dialiri
arus
AC
kemudian
diturunkan
perlahan-lahan.
Jika
23
BAB IV
ANALISA HASIL PENGUJIAN
4.1 Sketsa Hasil Pengujian
24
Adapun panjang dari cacat yang dapat dietahui dari hasil pengujian pada
tiap-tiap metode yaitu sebagai berikut:
1. Metode Wet Visible
Diperoleh pajang retakan sebesar 3mm dan 1,6cm
2. Metode Dry Visible
Diperoleh panjang retakan sebesar 3mm dan 1,6cm
3. Metode Wet flourscent
Diperoleh panjang retakan sebesar 1,5cm dan 1,6cm
25
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Non Destructive Testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau diskontinuitas lain
tanpa meruak benda yang kita tes atau inspeksi.
2. Dari hasil praktikum pengujian tak merusak dengan metode magnetic
particle testing terhadap ketiga metode yaitu : Dry Visible, Wet Visible,
Wet Fluerescent didapat cacat pada benda uji dengan berbagai ukuran.
3. Dari ketiga metode yang dilakukan, metode dengan wet fluorescent adalah
metode yang lebih baik.
4. Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) yaitu pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (Surface) dan permukaan
bawah (Subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik.
5.2
Saran
1. Karena keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia di lab, berdampak
atau mempunyai pengaruh terhadap hasil praktikum yang dilakukan.
Untuk itu, agar dapat diproleh data atau hasil yang maksimal dibutuhkan
sarana dan prasarana yang lengkap.
2. Faktor Keamanan harus selalu diperhatikan oleh setiap praktikan terutama
pada penggunaaan black light karena radiasinya dapat merusak
penglihatan mata.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://ndtwiki.org/index.php/Magnetic_Particle_Testing
http://wiki.magwerks.com/wiki/images/c/c6/Waveform_to_Depth_Comparison.pdf
27
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum