You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas Patofisiologi ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
selalu membuka diri untuk menerima kritik, saran atau masukan-masukan yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Kami berharap tugas ini bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa STIFAR pekanbaru sebagaimana tujuan kami. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Pekanbaru, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................
1.2 TUJUAN............
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI HORMON TIROID............
2.2 HIPOFUNGSI..........
2.3 HIPERFUNGSI...........
2.4 PENYAKIT DEGENERATIF ....................................................
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...........
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh.
Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya
perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang
dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang.
Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis
disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,
bagian tengah, dan bagian posterior.
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel
tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan
iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar
gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan
tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu
kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan

iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid
(Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat,
denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah
bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan
hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun,
kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar
tidur, dan kesemutan.
d. Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks)
dan bagian tengah (medula).
e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin.
Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa
akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk
disimpan.
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium
yaitu sebagai berikut.

1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh
FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat
membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan
pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH
dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan
kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain
menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara
kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai
kumis, dan jakun.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
tentang hormone tiroid dan keadaan patofisiologis yang dapat mempengaruhi hormone
tiroid, selain itu untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HORMON TIROID
Tiroid atau kelenjar gondok adalah sebuah organ kecil yang terdiri dari dua bagian
yang dihubungkan jembatan, mirip prisai (bahasa yunani thyreos=prisai); letaknya di bagian
bawah leher mendampingi batang tenggorok; pada orang dewasa beratnya kira-kira 25 30
gram.

Fungsi hormon-hormon tiroid adalah :


mempertinggi metabolisme sel;
mempertinggi pemakaian oksigen;
menstimulir pembentukan protein di dalam sel;

mempercepat pertumbuhan sel,


mempercepat kerja jantung & peredaran darah
memperkuat peristaltik lambung-usus

NO

Hormon

Fungsi

Tiroksin

Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,

.
1.

dan kegiatan system saraf


Triiodontironin
2.

Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan


dan kegiatan sistem saraf
Kalsitonin

3.

Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara


mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodin
atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung dengan
asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4
(triiodotiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%.
Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain seperti T2. T3 dan T4 membantu sel
mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih
aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang
ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus
yang berada di otak tengah. Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah
TRH (tiroid releasing hormon)dan TSH (tiroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini
membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH
dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan
TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh
karena itu hal yang mengganggu jalur diatas akan menyebabkan produksi T3 dan T4.

Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :


1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel

Etiologi
a. Aliran darah kelenjar tiorid menjadi lebih lancar dan kelenjar ini sedikit membesar selama
kehamilan.
b. Ambilan yodium oleh kelenjar tiroid meningkat. Perubahan ini disebabkan oleh
peningkatan tajam protein serum, protein yang mengikat hormon tiroid. Selama kehamilan,
kadar tiroksin aktif bebas dalam darah nyata sedikit menurun.
c. Laju metabolisme basal meningkat terus selama kehamilan, namun kebanyakan meningkat
karena metabolisme janin dan plasenta.

2.2 HIPOFUNGSI

Pada hipotirosis atau hipofungsi tiroid aktivitas kelenjar lebih rendah dari
normal dan produksi hormon-hormonnya berkurang. Misalnya pada penyakit
myxedema yang berciri anemia, rasa lesu, dingin & kantuk, tak mampu
memprestasikan sesuatu, muka busung (udem), pucat dan berat badan meningkat,
sedangkan denyut nadi diperlambat, begitu pula buang air besar kurang lancar karena
peristaltik berkurang. Pada wanita seringkali suaranya menjadi agak serak dan haid
lebih deras. Bila hipofungsi dimulai sedari lahir, maka terjadilah penyakit kretinisme,
dimana pertumbuhan tubuh dan mental terganggu, mendekati pandir (idiot) dengan
tubuh kerdil dan seringkali dengan struma (gondok) di leher karena tiroid membesar.
Penyakit-penyakit ini dapat disebabkan oleh tidak adanya iod dalam air atau pangan,
juga karena tubuh tidak sanggup membentuk mono- dan di-iodtiroksin atau pula tidak
dapat mempersenyawakannya menjadi T3 dan T4.
Kekurangan

tiroksin

menurunkan

kecepatan

metabolisme

sehingga

pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak
tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki
dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.

orang yang mengalami kretinisme

orang yang terkena penyakit godok

2.3 HIPERFUNGSI
Pada hipertirosis/hiperfungsi tiroid justru terdapat overproduksi
hormon-2 tiroid, sebagaimana halnya penyakit Basedow/Grave, gejalanya takikardi,
struma dan eksoftalmus (mata menonjol keluar), meskipun kedua gejala terakhir
tidak selalu Nampak. Selanjutnya tremor (tangan gemetaran) dan berkeringat,
gelisah, sering buang air besar dan cair karena peristaltik diperkuat. Pada lansia
seringkali gejalanya berupa kelemahan jantung : takikardi, udem, banyak berkemih,
jantung & hati membesar. Sebab hipertirosis dalam kebanyakan hal adalah stimulasi
tiroid oleh suatu globulin darah yang memiliki aktivitas TSH, yakni LATS (long
acting thyroid stimulator). Seringkali juga disebabkan adanya banyak benjol-2 kecil
dalam kelenjar (noduli) yang secara otonom membentuk hormon-hormon
berkelebihan di luar pengaruh sistem hipotalamus-hipofisis. Dapat pula diakibatkan
oleh pemasukan iodida atau iod selama waktu yang lama, misalnya banyak makan
terlalu banyak obat batuk yang mengandung kaliumiodida atau garam dapur yang
mengandung iodide.
Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.

orang (kiri) mengalami gigantisme

pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang,


atau tulang hidung yang disebut akromegali

Kelenjar tiroid normal

Pembengkakan kelenjar tiroid

Pencegahan yang bisa dilakukn untuk mencegah gejala dan tanda penyakit tiroid adalah
dengan beberapa cara seperti dibawah ini :
1. Menggunakan garam beryodium untuk membantu pencegahan terjadinya gondok
yang sifatnya endemic
2. Jangan mengonsumsi makanan yang bisa mengurangi hormon tiroksin, misalnya
adalah kol, kacang kedelai, kacang tanh, bayam, stroberi, dan kacang polong,
3. Lakukanlah operasi untuk mencegah terjadinya gondok semakin membesar.

2.4 Penyakit degeneratif


Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau
penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan
oleh penggunaan seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat.
Di dunia, angka kejadian penyakit degeneratif semakin meningkat terutama di negara negara maju. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya angka harapan hidup, gaya hidup
tidak sehat, dan tingkat kesembuhan terhadap penyakit - penyakit infeksi semakin tinggi.
Dulu, sebelum penemuan antibiotik angka kejadian dan angka kematian karena penyakit -

penyakit infeksi masih tinggi. Di Indonesia, penyakit - penyakit degeneratif mulai menjadi
perhatian karena meningkatnya angka kejadian dan angka kematian.

GEJALA
Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering dapat ditemui salah satunya adalah :
Kencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2
Kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar
glukosa atau gula dalam darah yang disebabkan oleh tubuh tidak dapat menggunakan glukosa
atau gula dalam darah sebagai sumber energi. Penyakit ini terdiri dari beberapa tipe, tipe
tersering yang dapat ditemui adalah diabetes mellitus tipe 2.
Gejala klasik :

Cepat merasa haus. Penderita akan cepat merasa haus dan sering minum.
Sering kali penderita tidak menyadari ini sebagai gejala karena merasa
banyak minum baik untuk fungsi ginjal.

Sering buang air kecil (BAK). Seringkali penderita mengira penyebab


sering BAK karena penderita sering minum air dan bukan akibat dari suatu
penyakit. Selain itu, gejala ini juga dapat mengganggu tidur di malam hari
karena bolak balik terbangun untuk BAK.

Cepat merasa lapar. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan
gula di dalam darah sebagai sumber energi, padahal kadar gula di dalam
darah sudah tinggi. Karena tidak adanya sumber energi maka tubuh
merasa kelaparan sehingga selalu ingin makan.

Gejala akibat komplikasi dari penyakit ini muncul sebagai akibat dari
kelaparan pada sel - sel tubuh. Kelaparan dalam jangka panjang
menyebabkan sel tersebut mati.

Kesemutan pada ujung - ujung jari tangan dan kaki. Apabila gejala ini
muncul artinya telah terjadi kerusakan pada ujung - ujung saraf. Keluhan
lama - lama akan bertambah berat sehingga merasa baal atau mati rasa.
Apabila sudah baal penderita sering tidak sadar apabila kakinya terluka.

Pengelihatan menjadi buram. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh kelainan


dari retina, kornea, maupun lensa dari mata.

Luka yang sulit sembuh. Sel - sel pada tubuh sulit untuk memperbaiki diri
untuk menutup luka yang terjadi. Selain itu, kadar gula yang tinggi disukai
oleh kuman - kuman sehingga mudah terjadi infeksi dan mempersulit
penutupan luka.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini antara lain:

Kebiasaan makan makanan manis

Kelebihan berat badan

Genetik

Jarang berolah raga

PENYEBAB
Penyebab glukosa tidak dapat digunakan di dalam tubuh pada diabetes tipe 2 adalah:

Resistensi insulin pada sel - sel.

Agar sel dapat menggunakan glukosa dari dalam darah diperlukan insulin. Pada penderita
dengan penyakit ini, ditemukan bahwa sel - sel tersebut menjadi kurang sensitif terhadap
insulin. Walaupun terdapat insulin di dalam tubuh, tetapi sel tersebut tidak dapat
menggunakannya. Hal tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.

Produksi insulin yang rendah oleh pankreas

Insulin dihasikanl oleh sel beta pankreas. Produksi insulin yang tidak mencukupi kebutuhan
menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan glukosa di dalam darah.

PENGOBATAN
Penyakit ini didiagnosis apabila pada pemeriksaan kadar gula di dalam darah ditemukan
melewati kadar gula darah normal. Hingga saat ini, penyakit ini belum dapat disembuhkan.
Tetapi dapat dikontrol dengan mengubah pola makan, mengurangi berat badan, rajin berolah
raga, dan kontrol teratur.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tiroid atau kelenjar gondok adalah sebuah organ kecil yang terdiri dari dua bagian
yang dihubungkan jembatan, mirip prisai (bahasa yunani thyreos=prisai); letaknya di bagian
bawah leher mendampingi batang tenggorokan. Terdapat 2 kelainan dalam sekresi hormone
tiroid yaitu hipofungsi dan hiperfungsi. Pada hipotirosis atau hipofungsi tiroid aktivitas
kelenjar lebih rendah dari normal dan produksi hormon-hormonnya berkurang.
Pada keadaan hiperfungsi tiroid justru terdapat overproduksi hormone- hormone
tiroid. Terapi hipertirosis ditujukan terhadap mengurangi aktivitas tiroid, yakni dengan
mengeluarkan atau merusak sebagian kelenjar (operasi atau iod radio-aktif), atau dengan
mengurangi produksi hormon-hormonnya dengan tiroistatika. Antitiroid atau tiroistatik
adalah zat yang berkhasiat menekan produksi hormon-hormon tiroid dan digunakan pada
keadaan-keadaan hiperfungsi tiroid (hipertirosis).
Pencegahan yang bisa dilakukn untuk mencegah gejala dan tanda penyakit tiroid adalah
dengan beberapa cara seperti dibawah ini :
1. Menggunakan garam beryodium untuk membantu pencegahan terjadinya gondok
yang sifatnya endemic
2. Jangan mengonsumsi makanan yang bisa mengurangi hormon tiroksin, misalnya
adalah kol, kacang kedelai, kacang tanh, bayam, stroberi, dan kacang polong,
3. Lakukanlah operasi untuk mencegah terjadinya gondok semakin membesar.

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau


penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan
oleh penggunaan seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Doll, R. Chronic and Degenerative Disease : Major Causes of Morbidity and Death.
American Society for Clinical Nutrition. 1995
Olson, James M.D., Ph.D. 2003. Belajar mudah farmakologi. Jakarta: EGC
Patel, P. Macerollo, A. Diabetes Mellitus : Diagnosis and Screening. 2010.
Sinusas, K. Osteoarthritis : Diagnosis and Treatment. 2012.
Sweet, MG. Sweet, JM. Jeremiah, MP. Diagnosis and Treatment of Osteoporosis. 2009.
Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Acute Coronary Syndrome. 2013.

You might also like