You are on page 1of 6

KIT PENDUKUNG

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

DAFTAR BASIS SALEP


(rechecked)
Berdasarkan properti fisikokimianya, basis Salep digolongkan dalam 4 kelompok besar
(Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Howard c. Ansel, hal 502-506)
I.

Dasar Salep Hidrokarbon


Dasar salep ini bersifat lemak, digunakan sebagai emolien dan sifatnya sukar dicuci
(bertahan pada kulit untuk waktu yang lama), tidak mengering dan tidak tampak berubah
dalam waktu lama.Contoh : vaselin kuning dan putih, salep kuning dan putih, parafin dan
minyak mineral.
A. Vaselin Kuning/Flavum (FI IV, 823; Howard c. Ansel, 502-506)
Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah
padat yang diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang
sesuai. Memiliki warna kekuning-kuningan sampai kuning gading yang muda, dan
melebur pada temperatur antara 380C 600C. Dapat digunakan secara tunggal
atau dalam campuran dengan zat lain sebagai dasar salep.
B. Vaselin Putih/Album ( FI IV, 822; Howard c. Ansel, 502-506)
Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat,
diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan
warnanya. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai. Tujuan penggunaan sama
dengan vaselin kuning.
C. Parafin ( FI IV, 652)
Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari
minyak tanah.
D. Salep Kuning ( USP 32, 3132)
Tiap 1000 g mengandung 950 gr petrolatum dan 50 g lilin kuning (yellow wax). Lilin
kuning adalah lilin yang dimurnikan yang dihasilkan dari sarang tawon (Apis
mellifera). Lelehkan lilin kuning dalam steam bath, tambahkan petrolatum,
hangatkan hingga menjadi cair. Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampai
mengental. Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik
E. Salep putih (USP 32, 3131)
Tiap 1000 g mengandung 950 g vaselin putih (white petrolatum) dan 50 g lilin putih
(white wax). Lilin putih adalah lilin lebah murni yang diputihkan. Lelehkan lilin putih
dalam steam bath, tambahkan vaselin putih, hangatkan hingga menjadi cair.
Hentikan pemanasan dan aduk campuran sampai mengental. Wadah dan
penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
F. Minyak mineral (FI IV, 630)
Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh dari minyak
tanah. Berguna untuk menggerus bahan yang tidak larut pada preparat salep
dengan dasar berlemak. Dapat mengandung bahan penstabil yang sesuai.

KIT PENDUKUNG

II.

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

Dasar Salep Absorpsi


Dibagi dalam 2 kelompok, antara lain :
A. Yang memungkinkan bercampur dengan air dan membentuk emulsi air dalam
minyak. Contoh : parafin hidrofilik, lanolin anhidrat, dan lanolin alkohol
1. Petrolatum hidrofilik (USP 32, 3264)
Tiap 1000 gr parafin hidrofilik mengandung:
Kolesterol
30 g
Stearil alkohol
30 g
Lilin putih
80 g
Vaselin putih
860 g
Cara pembuatan: lelehkan stearil alkohol dan lilin putih bersamaan dalam steam
bath, kemudian tambahkan kolesterol dan aduk hingga melarut sempurna.
Tambahkan vaselin putih, dan campur. Aduk hingga campuran mengental.
2. Lanolin anhidrida (BP 2002, 1801)
Lanolin anhidrida adalah zat berlemak dimurnikan, anhidrat, diperoleh dari bulu
domba. Terdiri dari tidak lebih dari 200 ppm butilhidroksitoluen. Tidak larut dalam
air tetapi bercampur tanpa berpisah dengan air dua kali beratnya, sukar larut
dalam etanol panas.
3. Lanolin alkohol (HOPE 6, hal 382-383)
Lanolin alkohol berupa senyawa padat berwarna kuning pucat hingga coklat
keemasan yang bersifat plastis saat hangat dan rapuh saat dingin, serta memiliki
bau yang lemah.
Lanolin alkohol banyak digunakan dalam formulasi farmasetik topikal dan
kosmetik sebagai pembawa hidrofobik dengan sifat emollient, seperti misalnya
dalam preparasi untuk sediaan kulit kering dan mata kering. Lanolin alkohol juga
digunakan dalam preparasi krim air dalam minyak dan salep pada konsentrasi
2% b/b. Proporsi air yang dapat dimasukkan dalam petrolatum meningkat
kelipatannya dengan penambahan 5% lanolin alkohol. Emulsi yang terbentuk
tidak akan pecah dengan adanya penambahan sitrat, laktat, atau tartaric acid.
Lanolin alkohol bebas larut dalam kloroform, diklorometana, eter, dan petrolatum
ringan; larut 1 bagian dalam 25 bagian etanol mendidih (95%); agak larut dalam
etanol (90%); dan praktis tidak larut dalam air.
Lanolin alkohol dapat terdegradasi akibat reaksi autooksidasi selama
penyimpanan. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya pada tempat yang sejuk dan kering.
Lanolin alkohol inkompatibel dengan batu bara, ichthammol, fenol, dan
resorsinol.
B. Yang sudah menjadi emulsi air-minyak (dasar emulsi), memungkinkan
bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair. Contoh : lanolin dan cold
cream
1. Lanolin Hydrous (HOPE 6,hal 378-380)
Lanolin hydrous merupakan substansi berlemak, berwarna kuning pucat, dengan
bau yang lemah. Ketika meleleh akibat pemanasan, lanolin hydrous akan
memisah menjadi lapisan lemak dan lapisan air yang bening.

KIT PENDUKUNG

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

Lanolin hydrous secara luas digunakan dalam formulasi farmasetikal topikal dan
aplikasi pada kosmetik yang serupa fungsinya dengan lanolin anhidrida. Lanolin
hydrous umumnya digunakan dalamm preparasi krim air dalam minyak dan
salep. Lebih banyak air yang dimasukkan ke dalam lanolin hydrous daripada
lanolin anhidrida.
Lanolin hydrous praktis tidak larut dalam kloroform, eter, dan air. Hanya
komponen lemak dari lanolin hydrous yang larut dalam pelarut organik.
Lanolin hydrous harus disimpan pada wadah yang terlindung dari cahaya,
tertutup dengan baik, di tempat yang kering dan sejuk. Waktu penyimpanan
normalnya adalah 2 tahun.
Lanolin hydrous sama dengan lanolin anhidirida dapat mengandung prooksidan
yang dapat mempengaruhi stabilitas beberapa zat aktif obat.
2. Cold cream
Cold cream merupakan emulsi air dalam minyak, setengah padat, putih, dibuat
dengan lilin setil ester, lilin putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni.
Natrium borat dicampur dengan asam lemak bebas yang ada dalam lilin-lilin
membentuk sabun natrium yang bekerja sebagai zat pengemulsi. Cold cream
digunakan sebagai emolien.
III. Dasar Salep Yang Dapat Dicuci Air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air (sering disebut krim) dan dinyatakan
dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dengan air dari kulit dan pakaian
sehingga lebih dapat diterima sebagai dasar kosmetik. Beberapa bahan obat lebih
efektif menggunakan dasar salep ini dibandingkan dasar salep yang lain. Keuntungan:
dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan jika terjadi pada kelainan
dermatologis. Contoh: salep hidrofilik.
Salep hidrofilik (USP32, 3131)
Tiap 1000 gr salep hidrofilik mengandung:
Metil paraben
0,25 g
Propil paraben
0,15 g
Natrium lauril sulfat 10 g
Propilen glikol
120 g
Alkohol stearat
250 g
Vaselin putih
250 g
Air murni
370 g
Cara pembuatan: larutkan stearil alkohol dan vaselin putih dalam steam bath, dan
panaskan hingga suhu 750 C. Tambahkan bahan-bahan lain, yang sebelumnya telah
dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan dipanaskan hingga suhu 750 C, lalu aduk hingga
cairan mengental.
IV. Dasar Salep Yang Larut Dalam Air
Kelompok ini disebut `Dasar Salep Tidak Berlemak` dan terdiri dari konstituen yang larut
dalam air. Karena dasar salep ini mudah melunak dengan penambahan air, maka
larutan air tidak efektif dicampurkan ke dalam bahan dasar ini. Dasar salep ini baik
dicampurkan dengan bahan tidak berair (parafin, lanolin anhidrat, atau malam) atau
bahan padat. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel. Contoh: salep polietilenglikol.

KIT PENDUKUNG

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

Salep polietilenglikol (USP 32, 1310)


Tiap 1000 gr salep polietilenglikol mengandung:
Polietilen glikol 3350 (padat)
400 gr
Polietilen glikol 400 (cair)
600 gr
Cara pembuatan: panaskan kedua bahan dalam air hingga suhu 65 0 C. Dinginkan, lalu
aduk hingga mengental. Jika campuran yang lebih kencang diinginkan, maka ganti
hingga 100 gr polietilenglikol 400 dengan sejumlah sama polietilenglikol 3350.

Tambahan basis salep lain dari HOPE:


1. Petrolatum dan Lanolin Alkohol (HOPE 6, hal 484-485)
Berupa zat padat lembut berwarna putih gading pucat dengan bau sterol yang
lemah.
Campuran petrolatum dan lanolin alkohol digunakan dalam formulasi farmasetik
topikal dan kosmetik sebagai basis salep dengan sifat emollien. Campuran
petrolatum dan lanolin alkohol juga digunakan dalam preparasi krim dan lotion.
Petrolatum dan lanolin alkohol dapat digunakan untuk menyerap eksudat luka.
Campuran petrolatum dan lanolin alkohol larut 1 bagian dalam 20 bagian
kloroform, dan 1 bagian dalam 100 bagian minyak mineral; mengendap pada
konsentrasi yang lebih tinggi. Pengendapan terjadi pada etanol (95%), heksana,
dan air. Dapat didispersikan dalam isopropil palmitat. Membentuk gel dalam
minyak kastroli dan minyak jagung.
Campuran petrolatum dan lanolin alkohol stabil dan harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
Lanolin alkohol inkompatibel dengan batu bara, ichthammol, fenol, dan
resorsinol.
2. Poloksamer (HOPE 6, hal 507-509)
Berupa granul bebas alir berwarna putih, bersifat seperti lilin, atau sebagai
padatan. Praktis tidak berbau dan tidak berasa. Pada suhu ruangan, poloksamer
124 berupa cairan tidak berwarna.
Poloksamer adalah kopolimer polioksietilen-polioksipropilen yang utamanya
digunakan dalam formulasi farmasetik sebagai pengemulsi atau agen penstabil.
Segmen polioksietilen bersifat hidrofilik sementara segmen polioksipropilen
bersifat hidrofobik. Semua poloksamer serupa dalam komposisi kimia, yang
menjadi perbedaan adalah jumlah relatif propilen dan etilen oksida yang
ditambahkan selama pembuatan. Properti fisik dan bahan aktif permukaan
bervariasi dalam rentang yang luas dan sejumlah tipe yang berbeda tersedia
secara komersil.
Poloksamer juga digunakan sebagai pembasah; pada salep, basis supositoria,
dan gel; dan sebagai pengikat dan penyalut tablet.
Poloksamer adalah material yang stabil. Bentuk cairannya stabil dengan adanya
asam, basa, dan ion logam. Bagaimanapun, larutan cair dapat mendukung
adanya pertumbuhan jamur. Material ruahan poloksamer harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas poloksamer tergantung pada konsentrasi relatifnya. Poloksamer
188 inkompatibel dengan fenol dan paraben.

KIT PENDUKUNG

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

3. Asam Stearat (HOPE 6, hal 697-699)


Berupa padatan kristal yang keras, berwarna putih atau kuning lemah, tetapi
bersinar (glossy) atau berupa serbuk putih hingga serbuk kekuningan. Memiliki
sedikit bau dan rasa lemak binatang.
Pada formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai pengemulsi dan pelarut.
Ketika dinetralkan sebagian dengan basa atau trietanoalamin, asam stearat
banyak digunakan dalam preparasi krim. Bentuk asam stearat yang ternetralkan
sebagian membentuk basis krim ketika dicampurkan dengan 5 15 kali berat
larutannya sendiri; penampilan dan plastisitas krim ditentukan oleh proporsi basa
yang digunakan. Asam stearat luas digunakan dalam produk kosmetik dan
makanan.
Asam stearat adalah material yang stabil; antioksidan dapat ditambahkan ke
dalam asam stearat. Ruahan material asam stearat sebaiknya disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.
Asam stearat inkompatibel dengan sebagian besar logam hidroksida dan
mungkin inkompatibel dengan agen pengoksidasi. Stearat tidak larut terbentuk
dengan adanya banyak logam; basis salep dengan asam stearat mungkin
menunjukkan bukti pengeringan atau penggumpalan karena suatu reaksi ketika
diracik dengan seng atau garam kalsium.
4. Minyak Kelapa (HOPE 6, hal 184-185)
Minyak kelapa berupa minyak bening berwarna putih hingga putih kekuningan,
dengan karakteristik bau sedikit kelapa dan rasa yang sedang. Minyak kelapa
yang dimurnikan berupa massa berminyak berwarna putih hingga hampir putih.
Bentuk minyak kelapa bergantung pada suhu; berupa cairan kuning pucat hingga
tidak berwarna pada suhu antara 288 3080 C, sebagai semisolida pada suhu
2080 C, dan sebagai padatan kristalin keras pada suhu di bawah 1580 C.
Minyak kelapa secara tradisional digunakan dalam salep di mana minyak kelapa
membentuk basis absorpsi.
Minyak kelapa tetap dapat dimakan, mempunyai rasa dan bau yang lembut,
setelah disimpan selama beberapa tahun dalam kondisi penyimpanan tertentu.
Bagaimanapun, paparan terhadap udara dapat menyebabkan oksidasi sehingga
menjadi tengik, menghasilkan bau tidak sedap dan rasa asam yang kuat. Minyak
kelapa sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
pada suhu penyimpanan tidak melebihi 2580 C. Minyak kelapa dapat menjadi
mudah terbakar pada suhu yang tinggi, dan dapat secara spontan memanas dan
terbakar pada penyimpanan di suhu tinggi dan kondisi basah.
Minyak kelapa bereaksi dengan agen pengoksidasi, asam, dan basa. Polietilen
dapat menyerap minyak kelapa.
5. Vitamin E Polietilen Glikol Suksinat (HOPE 6,hal 764-765)
Vitamin E polietilen glikol suksinat adalah produk sintetis. Tersedia sebagai
padatan menyerupai lilin berwarna putih hingga coklat muda, dan praktis tidak
berasa. Secara kimia merupakan campuran komposisi polietilen glikol 1000
monoesterifikasi, polietilen glikol 1000 diesterifikasi, polietilen glikol 1000 bebas,
dan tokoferol bebas.
Vitamin E polietilen glikol suksinat merupakan esterifikasi dari turunan vitamin E
(tokoferol) yang utamanya digunakan sebagai pelarut atau pengemulsi karena
karakteristik surfaktannya. Secara struktur memiliki bagian ampifatik dan

KIT PENDUKUNG

APT ITB OKT 2012-2013

DAFTAR BASIS SALEP

hidrofilik, tidak seperti tokoferol, dan oleh karenanya turunan vitamin E ini dapat
larut di air sehingga dapat digunakan dalam formulasi farmasetik, seperti kapsul,
tablet, ekstrusi leleh panas, mikroemulsi, produk topikal, dan parenteral. Salah
satu aplikasi yang paling penting adalah sebagai pembawa untuk formulasi
sistem penghantaran obat berbasis lemak. Vitamin E polietilen glikol suksinat
juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin E.
Vitamin E polietilen glikol suksinat stabil pada suhu ruangan hingga empat
tahun. Vitamin E polietilen glikol suksinat bereaksi dengan basa dan asam.
Larutan cair vitamin E polietilen glikol suksinat stabil pada rentang pH 4,5 7,5
dan lebih jauh lagi dapat distabilkan dengan propilen glikol.
Vitamin E polietilen glikol suksinat inkompatibel dengan asam dan basa kuat.

You might also like