You are on page 1of 27

Aplikasi Zonasi Tata

Guna Lahan Kawasan


Pengembangan Baru

DISUSUN OLEH KELOMPOK I-A

Anggota Kelompok I-A

Ikhlas Ika Putra


Diqja Yudho Nugroho
Bagas Arif Widyagdo
Try Joko Santoso
Icha Oktaviana Putri Kalinda
Roy Kasfari
Daud Panji
Mohammad Yusup Lutfi

Satrio Wicaksono
Naufal Farras
Bernard Ray Barus
Rismauli Yunita Tampubolon
Pran Shiska
Rachaditya Pradipta
Mohammad Afif
Muhammad Amar Mkaruf
Arrizqa Laili Fitriana

MATERI PEMBAHASAN
Latar Belakang
Penelitian
Tujuan
Manfaat

Metodologi
Analisa Hasil
Kesimpulan

I.Latar Belakang
A. Perencanaan Tata Guna Lahan
Perencanaan tata guna lahan merupakan
suatu bentuk aktivitas yang telah
berlangsung lama sepanjang sejarah
peradaban manusia. Bentuk perencanaan
sangat beragam, dari yang sederhana
sampai yang paling kompleks dan
menerapkan berbagai pendekatan multikomplek.

Perencanaan Tata Guna Lahan


Tata guna lahan adalah wujud dalam ruang di
alam tentang bagaimana penggunaan lahan
tertata, baik secara alami maupun direncanakan.
Penataan ruang kawasan merupakan suatu
hieararki perencanan ruang yang lebih terperinci
dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota (UU.No.24 Tahun 1994 Tentang
Penataan Ruang, yang saat ini telah direvisi
menjadi UU No.26 Ttahun 2007 Tentang
Penataan Ruang.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan rencana pola ruang
(penggunaan lahan) secara optimal agar
tercapai efisiensi dan alokasi ruang.

III. MANFAAT
Hasil studi yang didapatkan mampu
membantu dalam pengambilan keputusan
pengembangn kawasan baru.
Memanfaatkan teknologi spasial dalam
prrencanan dan pengembangan sumber
daya alam terutama ditengan masyarakat,
perencanaan serta dan pengambilan
kebijakan yang semakin hari semakin
technologically dependent.

IV.METODOLOGI
a. Wilayah Studi
Teluk Kwandang,
Kabupaten
Gorontalo, sekarang
telah mengalami
pemekaran menjadi
Kabupaten
Gorontalo Utara,
Provinsi Gorontalo
seluas 16.980 ha.

b. Data
citra SPOT-4,
DEM (Digital Elevation
Model),
beberapa peta
tematik,dan data dasar
digital Geospasial

Mengapa memakai Citra SPOT4 band 1,2 dan3??


Memahami kondisi dan tipologi wilayah
secara umum,
Mengetahui tutupan lahan yang ada,
Mengontrol prosedur analisis ruang agar
arameter yang digunakan (potensi dan
konstrain) dapat terdeliniasi secara akurat
pada peta.

DATA
GEOSPASIAL

Foto udara
hitam putih
skala
1:40000

DEM(Digital Elevatation
Model) digunakan untuk
mengetahui parameter
topografi, terutama
ketinggian tempat/
elevasi, aspek lereng
(arah hadap lereng) dan
kemiringan lereng.

1 Citra SPOT (False colour composite band 1,2,3) dan insert foto
udara skala 1:40000 hasil scanning yang menggambarkan wilayah
Kwandang dan sekitarnya

Peta Land Use kawasan Teluk Kwandang

C Klasifikasi Kategori/tata guna lahan yang direncanakan

Menghasilkan enam kelas tema informasi


sub kawasan sebagai berikut:
Kota dan sub-kawasan sekarang (eksisting),
Sub-kawasan pengembangan kota,
Sub-kawasan budidaya pertanian lahan basah,
Sub-kawasan pertanian lahan kering dan
tanaman tahunan (perkebunan) ,
Sub-kawasan lindung (mangrove),
Sub-kawasan hutan inland dan area lereng >45%.

d.Kriteria

Proksimitas dari pemukiman yang ada,


Aksesibilitas (jaringan jalan),
Lereng lapangan,
Kebijakan pembatasan alih fungsi lahan
sawah,
Keberadaan kawasan lindung.

e.Skenario Pengembangan
Skenario I
Skenario II
Skenario III

V.ANALISA HASIL
1. Pemisahan antara
kenampakkan yang
mudah di-klusterkan
dari citra
2. Tahapan identifikasi
pada citra SPOT.
3. Intregasikan dengan
hasil clustering citra
SPOT.

4.Kawasan perbukitan
didelineasi dengan
menggunakan data
DEM .
5. Penetapan
skenario,1,2 dan 3.

Hasil Skenario
Skenario I
Seluas 1159 ha, atau
lebih dari dua kali lipat
dari luas pemukiman
sekarang.
Skenario II
Luas pengembangan
sub-kawasan 3 s.d 4
kali lipat pemukiman
sekarang,

menyebabkan adanya
penyusutan sawah
sekitar 20% dari total
keseluruhan luas sawah
Skenario III
Terjadi penyusutan lahan
mangrove seluas 268 ha
atau sekitar 20% dari luas
kawasan mangrove pada
daerah atau kawasan yang
dikaji.

Tabel Sub-kawasan perencanaan dan luas pada


masing-masing skenario
No

Sub-kawasan

Luas Lahan (ha)


Skenario I

Skenario II

Skenario III

Kota dan sub-kawasan


pemukiman sekarang

533

533

533

Sub-kawasan
pengembangan kota

1159

1606

2189

Sub-kawasan budidaya
pertaniana lahan basah

1146

699

699

Sub-kawasan budidaya
pertaniana lahan kering
dan tanaman tahunan
(perkebunan)

7547

7547

7547

Sub-kawasan lindung
(mangrove)

1288

1288

1020

Sub-kawasan hutan inland 4926


dan area lereng >45%

4926

4506

Laut dan background area

9404

9404

9404

Kriteria evaluasi, prosedur analisis,dan


penjelasan kriteria

Kriteria evaluasi, prosedur


analisis,dan penjelasan kriteria

Analisis Kesesuaian

Peta Alokasi pengembangan tanaman tahunan


perkebunan

VI.KESIMPULAN
Dalam penelitian ini dilakukan analisis kesesuaian
lahan untuk alokasimlajan perkebunan engan
berbagai kriteria. Logika Boolean digunakan
secara terintregasi dengan metode Fuzzy set
dalam GIS. Hasil studi ini mengungkapkan hasil
studi terbaik dalam penentuan lokasi terbaik
terhadap penggunaan lahan perkebunan yang
ditetapkan dalam secara spasial dalam berbagai
konteks produksi sumber daya lahan dan
perlindungan lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
Angsar Nur, Dian Rahmawati. Analisis
Zona Pengembangan Kawasan Wisata
Pantai Watu Ulo,Kecamatan Ambulu.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
2013: vol.2 no.1.
Baja, Sumbangan. Perencanaan Tata
Guna
Lahan
dalm
Pengembangan
WilayahPendekatan
Spasial
dan
Aplikasinya . Yogyakarta: ANDI, 2012.

DAFTAR PUSTAKA
Rustiadi,
Ernan.
Transmigrasi
dan
Pengembvangn Wilayah. Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI, 2011.
Syamsudin. 2010. Pengembangan Kawasan
Perumahan dan Pemukiman pada Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Mahalona,Kabupaten Luwu
Utara. Laporan Tesis. Program Magister
Pembangunan Wilayah dan Kota.

Terima kasih

You might also like