Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Mikrobiologi
Yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si
Oleh kelompok 5:
1.
2.
3.
4.
Monika N. Kuruwop
Nurul Hikmah
Yanis Kurnia Basitoh
Yunita Nur Agustiningsih
(140342602548)
(140342601418)
(140342604027)
(140342601774)
OFF : H
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang dinamis dan berkembang dengan
cepat. Rekayasa genetika adalah suatu segi baru studi genetika yang menjanjikan pada
masyarakat baik perkembangan yang menguntungkan maupun kemungkinan timbulnya akibatakibat yang membawa bencana. Kita harus menerungkan bagaimana cara untuk
menaklukan semua penyakit menurun dan kemungkinan terubahnya suatu mikroba yang
umum dan tidak berbahaya menjadi bentuk patogenik.
Saat ini kita telah mempelajari kemajuan-kemajuan berarti yang dihasilkan
dankarya pasteur mengenai penjelasan biologi tentang peristiwa fermentasi, teori
bibit penyakit, penolakan generatio spontanea pada semua taraf kehidupan. Begitu
jugasaat Johann Gregor Mendel melakukan studinya pada pewarisan berbagai sifat pada
ercis. Studi inilah yang mula-mula diterbitkan pada tahun 1865, yangmenjadi dasar apa
yang sekarang diacu sebagai Genetika Mendel (Volk and Wheeler, 1984)
Ilmu yang mempelajari cara pengekspresian informasi genetis yang terkandung
dalam molekul DNA serta mekanisme pengendalian hereditas pada organisme oleh DNA
adalah genetika . Molekul DNA yang ditemukan dalam selterdiri dari dua rantai
komplementer yang berbentuk heliks dan saling membelitsehingga disebut heliks ganda
atau double heliks.Masing-masing rantai DNAterdiri dari empat jenis nukleotida, yang
dapat dibedakan menurut jenis basanitrogennya yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C),
dan guanin (G).
Pada masa kini genetika telah mampu menjelaskan cara DNA mengendalikan sifat
dan mempertahankan proses yang penting di dalam sel hidup. Langkah pertama dalam
pengekspresian sifat yang dikandung DNA ialah dengan mencetak molekul RNA
berdasarkan urutan nukleotida pada DNA.Molekul RNAmerupakan polimer rantai
tunggal yang terdiri dari empat macam nukleotida yaitu adenin (A), urasil (U), sitosin (C)
dan guanin (G). (Ristiati, 2000)
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA,suatu
pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Genetika bakterimendasari
perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap
BAB II
ISI
A. Pengertian Genetika Mikrobia
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani
bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia
menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya
antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari
pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut
dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya
disebut sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam
deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom
(ekstrakromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri.
Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel
anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-3%
dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benangbenang fibriler yang menempati sebagian besar dari volume sel. Molekul DNA bila
diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang
kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari
heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan
deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari
dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen
antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan
disebut sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menghubungkan
Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin (2
amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan basa
pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan
demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun
rantai DNA yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam
pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang
komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu
generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi
genetik yang dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap
sehingga sel anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi
kesetabilan genetik dalam suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom
biasanya terdiri dari lima juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekuens asam
amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi
enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang secara keseluruhan
menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan
sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase
membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari
rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi
DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu
rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer
RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan
basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung
lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut
sebagai kodon untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan
disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca
menjadi menjadi suatu sekuen asam amino yang membentuk protein
tertentu. Proses ini disebut translasi.
Bakteri paling sering digunakan dalam percobaan genetika. Keanekaragaman
mikrobia seperti bakteri dapat dipertahankan melalui sifat karakteristik yang terus
diwariskan dari generasi selanjutnya. Bakteri banyak diketahui dan diteliti karena mudah
dikembangbiakan dan perkembangbiakan cepat. Selain itu, bakteri memiliki materi
genetik ekstrakromosomal khas yang disebut plasmid yang berbentuk sirkuler. Mikrobia,
bakteri mudah bermutasi sehingga akan muncul varietas-varietas baru dari mikroba dan
mikrobia cenderung memiliki daya hidup yang tinggi (resisten) terhadap cekaman
lingkungan dan kondisi yang tidak menguntungkan. Kemampuan atau daya hidup yang
2. Macam-macam Mutasi
a. Mutasi Titik (Point Mutation)
Mutasi ini dapat terjadi pada satu tempat/titik pasangan basa.Padatempat
atau titik ini terjadi perubahan pasangan basa. Misalnya terjadi perubahan pada
basa timin yang digantikan oleh basa sitosin, atau basa adenin digantikan oleh
guanin. Mutasi ini akan berakibat: (a) tidak terjadi pembentukan protein, (b) terjadi
pembentukan protein akan tetapi tetap terjadi perubahan atau mutasi yang tidak
jelas. Mutasi ini disebut mutasi tidak nyata (silent mutation) dan (c) terjadi
penggantian asam amino. Contoh basa adenin yang digantikan o leh guanin dan
timin digantikan oleh sitosin.
Gambar 1: Mutasi titik yang terjadi pada hemogloblin
(sumber: http://biologimediacentre.com/mutasi/)
e. Mutasi Tereduksi
Mutasi terinduksi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang tidak normal,
misalnya: radiasi pengion (perubahan valensi senyawa kimia melalui penambahan
elektron yang dihasilkan oleh proton, neutron, atau oleh sinar X. Radiasi
nonpengion penambahan tingkat energi atom (eksitasi), yang membuatnya kurang
stabil (contoh: radiasi UV, panas) .
Mutasi dari Sudut Pandang Macam Sel
Ada mutasi somatik dan germinal. Mutasi germinal/gametic mutation/germ
line mutation adalah mutasi yang terjadi pada sel germ, sedangkan mutasi somatik
adalah yang terjadi pada sel somatik. Akibat mutasi somatik pada hewan dan manusia
tidak dapat diwariskan, namun pada tumbuhan bisa diwariskan melalui reproduksi
seksual atau aseksual. Pada mutasi germinal, akibat mutasi yang dominan segera
terekspresi pada turunan. Sebaliknya, jika mutasi bersifat resesif, maka efek mutasinya
tidak terdeteksi karena kondisi yang heterozigot.
Mutasi dari Sudut Pandang Ruang Lingkup Kejadian
Ada mutasi kromosom dan mutasi gen. Mutasi gen terjadi di lingkup gen.
Sedangkan mutasi kromosom ada di lingkup kromosom. Mutasi gen dapat berupa
perubahan urutan DNA, termasuk substitusi pasangan basa, adisi atau delesi satu atau
lebih pasangan basa. Efek mutasi gen hanya menimpa satu nukleotida. Mutasi titik
adalah mutasi yang hanya menimpa satu pasang nukleotida dalam gen.
Macam-macam Mutasi Gen yang Spesifik
a. Mutasi pergantian basa (base pair substitution mutation), merupakan perubahan
yang terjadi pada suatu gen berupa pergantian satu basa oleh pasangan basa lainnya.
Misalnya AT diganti pasangan GS.
b. Mutasi transisi, pada mutasi ini terjadi pergantian basa purin dengan basa purin
lain, basa pirimidin dengan basa pirimidin lain, basa purin-pirimidin dengan basa
purin-pirimidin lain, basa pirimidin-purin dengan basa pirimidin-purin lain. Misal
AT GS, GS AT, TA SG, SG TA.
c. Mutasi transversi, pada mutasi ini terjadi pergantian basa purin dengan basa
pirimidin, basa pirimidin dengan basa purin, basa purin-pirimidin dengan basa
pirimidin-purin, basa pirimidin-purin dengan basa basa purin-pirimidin. Misal AT
TA, GS SG, AT SG, SG TA.
d. Mutasi misens merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan suatu pasangan
basa (dalam gen) yang mengakibatkan terjadinya perubahan suatu kode genetika,
sehingga asam amino yang terkait (pada polipeptida) berubah dan fungsi protein
juga berubah. Hal itu menyebabkan individu mutan dapat memperlihatkan karakter
berbeda. Namun suatu mutasi mungkin tidak menimbukan suatu fenotip jika
munculnya suatu asam amino pengganti belum menimbulkan perubahan protein
yang nyata.
e. Mutasi nonsense merupakan suatu pergantian pasangan basa yang berakibat
terjadinya perubahan suatu kode genetika pengode asam amino menjadai kode kode
genetika pengode terminasi. Misal kode genetika pengode asam amino triptofan
(UGG) menjadi UAG.
f. Mutasi netral merupakan pergantian pasangan basa yang terkait terjadinya
perubahan suatu kode genetika yang juga menimbulkan perubahan asam amino
terkait, tetapi tidak sampai mengakibatkan perubahan fungsi protein. Misal kodon
AGG yang mengode asam amino lisin mengalami mutasi menjadi ACG yang
mengode asam amino arginin, namun asam amino arginin secara kimiawi ekivalen
dengan asam amino lisin dan sama-sama asam amino dasar sehingga keduanya
memiliki sifat-sifat yang cukup mirip. Dengan demikian fungsi protein tidak
berubah.
g. Mutasi diam merupakan tipe mutasi netral yang khusus dimana terjadi pergantian
pasangan asam basa pada gen yang mengakibatkan perubahan satu kodon, namun
tidak mengakibatkan pergantian asam amino yang dikode. Misal kodon AGG
termutasi menjadi AGA, namun keduanya mengode asam amino yang sama yaitu
Arginin.
h. Mutasi perubahan rangka terjadi karena adisi atau delesi satu atau lebih dari
pasangan basa dalam suatu gen. Adisi dan delesi itu mengubah kerangka percobaan
RNAd, sehingga terjadi perubahan urutan asam amino.
C. Mutagen
Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat menyebabkan
mutasi. Misalnya sinar ultraviolet (UV) merupakan mutagen yang kuat karena sinar UV
dapat menembus sel dan diabsorpsi dengan kuat oleh timin (T) dan sitosin (C). Absorpsi
UV oleh timin dapat menyebabkan terbentuknya dimer timin yang berdekatan sehingga
dapat mengubah DNA yang akan mengganggu proses replikasi. Senyawa kimia yang
dapat menyebabkan mutasi, misalnya HNO2 karena asam ini menimbulkan deaminasi
pada basa nitrogen nukleotida. Asam nitrit dapat mengubah adenin (A) menjadi
hipoxantin (HX), sitosin (C) menjadi urasil (U) dan guanin (G) menjadi xantin (X).
(Ristiati, 2000)
Senyawa kimia mutagen yang lain adalah analog basa. Ini adalah senyawa kimia
yang strukturnya cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga dapat
menggantikannya selama berlangsungnya replikasi DNA. Meskipun strukturnya mirip,
analog basa tidak mempunyai sifat ikatan hydrogen yang sama seperti basa yang normal.
Karena itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam replikasi yang mengakibatkan
mutasi. Misalnya 2-aminopurin adalah analog adenin (A) dan dapat berpasangan dengan
timin (T) atau sitosin (C). 5-Bromourasil adalah analogtimin (T) dan dapat berpasangan
dengan adenin (A) atau guanin (G). Selain itu sinar x, sinar dan partikel energi tinggi
(seperti neutron, partikel , partikel ) sangat berpotensi sebagai mutagen (Ristiati, 2000).
D. Mekanisme Mutasi
Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi terjadi
sebagai akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet atau sinar X. Karena
unsur-unsur ini merupakan bagian yang tak terhindarkan dari lingkungan. Tidak satupun
mekanisme tertentu yang dapat diusulkan untuk menerangkan pengaruh mutagenik sinar
X. Karena sinar X dapat menyebabkan pecahnya banyak ikatan kimiawi yang berbedabeda macamnya, maka mungkin merusak DNA dengan berbagai cara. Pengaruh utama
cahaya UV ialah menyebabkan pembentukan dimer dengan ikatan silang antara
pirimidin-pirimidin yang bersebelahan, terutama timin. Dimer ini mengacaukan proses
replikasi yang normal (Pelczar, 2008).
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia mutasi pada tahun-tahun
belakangan ini datang dari penelitian mengenai pengaru hmutagenik berbagai bahan
kimia. Ada dua tipe senyawa kimia yang mutagenik. Yang pertama terdiri dari senyawasenyawa yang dapat bereaksi secara kimiawi dengan DNA. Karena kekhususan replikasi
DNA bergantung pada ikatan purin-pirimidin, yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen
antara gugusan-gugusan amino dan hidroksil ini dapat menyebabkan mutasi. Asam
nitrous, yang dapat membuang gugusan amino dari purin dan pirimidin, adalah mutagen
semacam itu (Pelczar, 2008).
E. Tipe Mutan Bakteri
Semua sifat sel-sel hidup dikendalikan oleh gen maka ciri sel yang manapun dapat
berubah karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari secara
intensif. Beberapa dari tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:
1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-unsur
penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau
obat-obatan).
2. Mutan yang
menunjukkan
kemampuan
fermentasi
yang
berubah
atau
Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang
bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Pada
proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien
melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah DNA donor masuk ke dalam sel
resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien menggunting dan mengeksisi
suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam kromosom
resipien di tempat DNA yang tereksisi. Pemindahan ini dikode oleh plasmid. Plasmid
adalah unsur genetis ekstra kromosomal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan
replikasi didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah potongan bundar DNA yang
merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstra kromosomal dapat bereplikasi dan terpadu
ke dalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini membedakan episom dari
plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom. Pada bakteri gram negatif
misalnya E.coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan antara sel donor dengan sel
resipien melalui piliseks atau faktor F (faktor kesuburan atau fertility factor). Pada
bakteri gram positif misalnya Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel donor dan
resipien tidak melaui pili. Proses konyugasi secara artificial dapat digunakan untuk
memetakan gen pada bakteri (Ristiati, 2000).
c. Transduksi
Transduksi merupakan proses pemindahan bahan genetik dari suatu bakteri ke
bakteri lain melalui bakteriofage. Bila bakteriofage menyerang bakteri maka DNA
bakteriofage diijeksikan ke dalam sel bakteri. Saat DNA fage dikemas di dalam
pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA fage tersebut dapat
membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya, bila
fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang
mengandung sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak
hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga
memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami
fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya. Ada dua kemungkinan
yang terjadi yaitu sel mengalami lisis atau bersifat lisogenik (Snustad, 2012).
Lisis terjadi jika DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme
bakteri untuk memproduksi DNA dan protein bakteriofage, kemudian terjadi perakitan
partikel virus dan akhirnya virus yang utuh akan keluar dari sel bakteri ketika sel
mengalami lisis. Sedangkan DNA bakteriofage akan berintegrasi dengan DNA bakteri
sehingga terbentuklah bakteri yang bersifat lisogenik. Bakteri yang bersifat lisogenik
dapat mengalami fase litik, namun belum diketahui penyebab dari fenomena tersebut. Di
alam keadaan demikian, DNA bakteriofage akan melepaskan diri dari DNA bakteri dan
mengambil alih fungsi metabolisme untuk menghasilkan partikel virus yang baru seperti
halnya
pada
kemungkinan pertama.
Proses
transduksi
dipergunakan
untuk
mengembangkan galur -galur bakteri baru, memetakan kromosom bakteri dan untuk
banyak percobaan genetis lain.
Transduksi dapat juga terjadi dengan cara DNA dari plasmid masuk ke dalam
genom bakteriofag. Oleh bakteriofag plasmid ditransfer ke populasi bakteri lain.
Transduksi biasa terjadi pada bakteri Gram positif seperti Staphylococcus, tapi diketahui
pula terjadi pada Salmonella.
Plasmid
Materi genetik bakteri
resisten terhadap antibiotik dan obat antibakteri lain; dan (iii) plasmid Col, menyandi
protein yang membunuh sel-sel sensitif E. Coli (Gardner, 2000)..
Berdasarkan kemampuanya untuk membuat sel inang berkonjugasi, plasmid
dibedakan menjadi 2 yaitu plasmid conjugative dan plasmid yang nonconjugative. Sifat
conjugative pada banyak plasmid R berperan penting dalam penyebaran secara cepat gen
antibiotic dan resistensi obat pada populasi bakteri pathogen. Evolusi R plasmid yang
membuat bakteri inang resisten terhadap beberapa antibiotik telah menjadi masalah
kesehatan yang serius , dan penggunaan antibiotik untuk tujuan nontherapeutic telah
memberikan kontribusi terhadap evolusi cepat dari beberapa bakteri sehingga berkali-kali
lebih resistan terhadap obat (Gardner, 2000).
Episom
Faktor F dan materi genetic tertentu memiliki sifat yang unik yang disebut
episom. Menurut Jacob dan Wollman, episom adalah elemen genetik yang tidak penting
untuk inang dan dapat mereplikasi secara otomatis atau terintegrasi ke dalam kromosom
bakteri inang . episom tidak sama dengan plasmid. Episom memiliki kemampuan untuk
memasukkan diri ke dalam kromosom . kemampuan ini tergantung pada keberadaan
sekuens DNA pendek yang disebut insertion sequences ( atau IS elemen). insertion
sequences ( dari sekitar 800 sampai sekitar 1400 pasang nukleotida panjang ) merupakan
transposabel yaitu elemen yang dapat berpindah dari satu kromosom ke kromosom yang
berbeda. Selain itu, IS elemen memediasi rekombinasi antara unsur-unsur genetik
dinyatakan nonhomolog. Dengan kata lain episome merupakan penggalan plasmid yang
berintegrasi dengan kromosom dan akhirnya merupakan bagian dari kromosom tersebut
(Lewin, 2004).
Transposon
Plasmid kecil yang dapat berpindah diantara molekul DNA yang memiliki
struktur basa yang berlainan. Transposon tidak membawa informasi genetika yang
dibutuhkan untuk memasangkan replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga
perkembangbiakannya tergantung pada penyatuan fisiknya dengan replika bakteri.
Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon untuk membentuk tiruannya sendiri,
yang mungkin disisipkan dalam replika yang sama atau mungkin disatukan pada replika
lainnya. Spesifisitas dari rangkaian pada bagian sisipan biasanya rendah, sehingga
transposon kadang cenderung menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar plasmid
ditransfer antar sel bakteri, dan penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu
plasmid bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi (Lewin, 2004).
G. Dampak Pemindahan Materi Genetik
Pengaruh lingkungan juga digambarkan oleh adanya transfer gen secara horizontal
dalam suatu komunitas. Untuk organisme yang bereproduksi secara aseksual terdapat
fenomena umum berupa terjadinya rekombinasi genetik antar kelompok yang tidak
sekerabat. Transfer gen semacam ini telah diketahui sejak tahun 1928. Transfer gen dapat
terjadi langsung melalui kontak antar sel (konjugasi) maupun dengan perantaraan virus
(transduksi). Bahkan sel bakteri juga memiliki kemampuan untuk mengambil molekul
DNA bebas yang ada di lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu penyebab tingginya
laju mutasi pada genom bakteri.
Gen yang umumnya dipertukarkan dalam komunitas biasanya berhubungan
dengan kemampuan kelangsungan hidup, misalnya gen penyandi resistensi terhadap
antibiotik, logam berat, serta fiksasi nitrogen. Gen-gen tersebut biasanya berukuran kecil,
fungsional, dan adaptif. Tetapi beberapa penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
transfer gen secara horizontal ternyata lebih umum terjadi daripada yang diperkirakan.
Sistem gen integrase yang berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran gen, ternyata umum
dimiliki oleh banyak kelompok bakteri, bersama dengan gen fungsional yang diperoleh
dengan cara ini (Mazel et al. dalam Pangastuti, 2006).
Transfer gen secara horizontal teramati pada gen hrp, yang berfungsi dalam
interaksi patogen dengan inang dan dapat ditemukan pada berbagai subkelas
proteobacteria. Gen ini diduga diperoleh melalui pertukaran gen secara horizontal
daripada melalui pewarisan (Gabriel,1999 dalam Pangastuti, 2006). Pada Escherichia
coli dan Pseudomonas transfer gen semacam ini sangat sering terjadi, bahkan pada E.
coli diperkirakan sekitar 18% dari total genomnya merupakan hasil integrasi gen yang
ditransfer secara horizontal. Pada bakteri pemfiksasi nitrogen, lebih dari 5% bagian
kromosom merupakan hasil pertukaran gen dan sebagian besar berhubungan dengan
fungsi. Transfer gen secara horizontal berpotensi untuk meningkatkan kemampuan
adaptasi di lingkungan yang baru. Dubnau (1999 dalam Pangastuti, 2006) menyimpulkan
bahwa integrasi gen asing pada bakteri gram negatif maupun gram positif berfungsi untuk
menciptakan keragaman genetik, yang kemudian diekspresikan menjadi keragaman
fenotipe, untuk mempertahankan kebugaran evolusioner dari populasi. Selanjutnya
stabilitas gen asing ini dipertahankan dengan seleksi alam, gen yang sesuai dengan
lingkungan akan dipertahankan, sedangkan yang tidak diinginkan akan cenderung
dipertukarkan lagi. Adanya sekuen gen yang tidak diinginkan pada spesies bakteri
tertentu akan mendukung terjadinya pertukaran gen tersebut.
Dengan adanya transfer gen secara horizontal ini maka spesies dan genus bakteri
sebaiknya dilihat sebagai kelompok organisme yang memiliki suatu inti struktur
kromosom yang umum dimiliki kelompok tersebut dengan kemungkinan bahwa individu
berpotensi menerima gen apapun dari kelompok yang tidak sekerabat. Menurut Young
(dalam Pangastuti, 2006) perubahan evolusioner diasumsikan terjadi melalui seleksi alam
dari mutasi dalam genom yang relatif stabil. Pengaruh lingkungan berfungsi untuk
menginduksi perubahan, sehingga stabilitas merupakan fungsi dari struktur genom.
Perubahan evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan. Genom prokaryota sangat
mudah mengalami mutasi karena secara alami laju mutasinya tinggi dan ditambah oleh
adanya transfer gen horizontal. Seleksi alam memegang peran utama dalam
mempertahankan stabilitas suatu taksa yang telah ada atau menghasilkan perubahan
adaptasional yang akan menuju evolusi suatu taksa baru.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Mutasi banyak terjadi pada waktu proses sintesa DNA terutama pada waktu penempatan
basa purin dan pirimidin yang mengalami kesalahan. Bila mutasi ini terjadi pada enzim
polymerase yang berhubungan dengan DNA, maka mutasi akan berlangsung dengan
frekuensi yang relatif tinggi. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi kemampuan dari enzim
itu untuk bertugas mengatur penempatan basa purin dan pirimidin. Mutagen merupakan
senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat menyebabkan mutasi.
2. Ada 3 mekanisme perpindahan materi genetik yaitu yang pertama dengan transformasi,
kemudian konjugasi dan yang terakhir transduksi.
DAFTAR RUJUKAN