Professional Documents
Culture Documents
KARBOHIDRAT
1. Judul
: Karbohidrat
2. Tujuan :
stacyosa,
schorodosa,
d) Pentasakarida,
contohnya
verbacossa
(Fessenden,1999).
Oligoskarida yang lain adalah trisakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa. Sukrosa adalah gula
yang kita kenakan sehari-hari. Baik yang berasal dari tebu maupun gula.
Dengan hidrolisis, sukrosa akan pecah menjadi fruktosa dan glukosa
(Fesenden, 1994).
3) Polisakarida
Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada hidrolisis.
Contohcontoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan
dekstrin. Mereka kadang - kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan,
homopolisakarida,
monosakarida
atau
yang
heteropolisakarida
mereka
hasilkan
tergantung
pada
hidrolisis.
pada
bentuk
Polisakarida
aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi
dibanding aldosa. Reagen yang digunakan dalam reaksi seliwanoff adalah
resosinol dan asam hidrocloric (Clark, 1964).
4. Alat dan bahan
a. Alat
No.
1
2.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
Batang
Untuk mengaduk
pengaduk
larutan
Gelas kimia
Menampung
bahan kimia atau
larutan dalam
jumlah yang
banyak
3.
Gelas ukur
Mengukur
volume larutan
4.
Penangas air
Tempat untuk
memanaskan air
5.
6.
Penjepit
Untuk
menjepit
tabung reaksi
tabung reaksi
Pipet tetes
Memindahkan
beberapa tetes zat
cair
7.
8.
Rak tabung
Tempat tabung
reaksi
reaksi
Tabung
Menampung
reaksi
larutan dalam
jumlah yang
sedikit
b. Bahan
No
Nama
Bahan
Sifat
Kategori
1.
Air perasan
Fisika
Kimia
Umum
Apel
Air perasan
Umum
3.
Mangga
Air perasan
Umum
4.
Melon
Air perasan
Umum
5.
Pepaya
Air perasan
Umum
6.
Semangka
Aquadest
Umum
Fungsi
Sampel
Sampel
Sampel
Sampel
Sampel
Pelarut yang
Rumus
baik memiliki
molekul H2O
pH 7 (netral)
massa molar
bukan
18,053 g, mol
fase 0,998
kuat, lebih
g/cm3.
bersifat
Cairan
reduktor
0,92 g/cm3
daripada
Padatan : titik
oksidator
lebur 0C
Sampel
(27,15 K)
(37F)
Titik didih :
100C
(373,15 K)
(212F).
Penampilan
cairan tak
berwarna tak
7.
Larutan
Umum
berbau.
-
8.
glukosa 1%
Larutan
Umum
Fruktosa
9.
1%
Larutan
Sampel
Sampel
Umum
Galaktosa
Sampel
1%
10. Larutan
Umum
Sukrosa 1%
11. Larutan
Umum
Sampel
5. Prosedur Kerja
1. Uji Molish
Sampel
- Disiapkan 11 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%, larutan
-
tabung
Ditambahkan 1-2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung
Hasil
Pengamatan
2. Uji Iodin
Sampel
-
Hasil Pengamatan
3. Uji Benedict
Sampel
larutan sampel
Ditambahkan 2-3 ml reagen benedict pada masing-masing
Hasil Pengamatan
4. Uji Barfoed
Sampel
-
larutan sampel
Ditambahkan 2-3 ml reagen barfoed pada masing-masing
Hasil Pengamatan
5. Uji Seliwanoff
Sampel
- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa
1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan
larutan sampel
Hasil Pengamatan
6. Hasil Pengamatan
Larutan
Karbohidrat
Reagen Uji
Galaktosa
Fruktosa
Laktosa
Maltosa
Sukrosa
Pati
Apel
Mangga
Melon
Pepaya
Semangka
Molisch
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Benedict
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
Sampel
Aquadest (A)
Pati
(+)
(+)
(-)
Apel
(-)
(-)
(-)
Mangga
(+)
(+)
(-)
Melon
(-)
(-)
(-)
Pepaya
(+)
(-)
(-)
Semangka
(+)
(+)
(-)
Uji Iodin
HCl (B)
Barfoed
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
Seliwanoff
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
NaOH (C)
7. Pembahasan
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi
berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum
(CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida (Fessenden, 1990).
Adapun pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang uji karbohidrat
yang bertujuan untuk memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk
mengidentifikasi kandungan dalam suatu zat dengan menggunakan larutan
karbohidrat seperti galaktosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, pati, dan
sampel buah apel, mangga, melon, pepaya, dan semangka dengan menggunakan
beberapa uji kualitatif yakni uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed, uji Iodin dan
uji Seliwanoff.
1) Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat
menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan
mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara
golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam
organik pekat. Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada
glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat karena
terbentuk cincin ungu pada batas diantara pereaksi dengan larutan coba.
Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
pekat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada
sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi
dengan reagen Molisch -nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Adapun reaksinya adalah:
2) Uji Benedict
Selanjutnya ialah uji Benedict Uji Benedict berdasarkan pada gula
yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang
memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus OH glikosidis
pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa
larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik
yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan
sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu
melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Glukosa dan
pati tidak menunjukan warna merah bata yang berarti tidak ada reaksi
disebabkan keduanya bukan gula pereduksi.
Adapun reaksinya ialah:
3) Uji Barfoed
Uji Barfoed yang bertujuan untuk membedakan monosakarida dan
disakarida atau dalam kata lain untukmengetahui adanya gula monosakarida
pereduksi. Prinsip dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus
karbonil bebas mereduksi Cu2+ dalam suasana asam membentuk Cu2O
(endapan warna merah bata). Artinya prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+.
Dilihat dari uji Barfoed, positif (+) itu bila adanya perubahan warna endapan
menjadi merah bata pada sampel yang artinya sampel tersebut mengandung
monosakarida pereduksi. Namun bila tidak adanya perubahan warna endapan
atau hasilnya negatif (-) maka hal itu dikarenakan tidak adanya gula
monosakarida pereduksi yang terkandung pada sampel.
Reaksi yang terjadi adalah:
4) Uji Iodin
Pada uji coba Iodin didapatkan hasil bahwa hanya larutan pati yang
menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau hitam
kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan warna orange
jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif
terhadap kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam
kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa
dan amilopektin yang membentuk suatu melekul dengan molekul dari larutan
iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak
berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida
sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk
warna orange jernih pada masing-masing larutan.
5) Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula
ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak
bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan
derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan
membentuk
senyawa
kompleks
yang
berwarna
merah.
Percobaan
menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa
menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah pekat yang
mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida.
HCl
yang
terkandung
dalam
pereaksi
Seliwanoff
Daftar Pustaka
Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 4059 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Pranata, C.F, 2004. Kimia Dasar 2 : Commoa Textbook. UM Press. Malang.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan
Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan
Baku. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 5 (1): 75-84.