You are on page 1of 3

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK IKAN

( Minyak Kasar Dan Minyak Murni )

DISUSUN OLEH :
SITI FATIMAH
E0D114014

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini minyak goreng tidak hanya berasal dari hasil pengolahan sawit namun dapat
dibuat dari minyak ikan dan buah kelapa. Minyak yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda
dengan hasil pengolahan sawit. Oleh karena itu kita saat ini tidak hanya bergantung dengan
produksi sawit yang tidak begitu baik di Indonesia. Sebagai solusinya kita dapat menggunakan
minyak yang berasal dari lim\bah ikan patin. Minyak ikan merupakan senyawa lipida yang tidak
larut dalam air. Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan yang
terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D dan golongan lainnya dalah minyak
tubuh ikan. Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan secara organoleptik yaitu cairan yang
berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair
dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dan kadar asam lemak bebasnya sekitar 0,1 - 13 %. Pada
percobaan yang kami lakukan menggunakan metode wet rendering dimana limbah ikan patin
yang telah dibersihkan dikukus selama 3,5 jam dan kemudian dipress sehingga keluar
minyaknya. Minyak inilah yang dinamakan minyak ikan deari limbah ikan patin.
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang
berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini
cukup responsive terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia
enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini
tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membongsorkan tubuhnya. Pada perairan
yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk
membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih
seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di
ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Patin dikenal
sebagai hewan nokturnal, yakni hewan yang aktif pada malam hari dan sebagai hewan dasar, hal
ini dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah. Di alam, patin memakan ikan kecil, cacing,
serangga, biji-bijian, potongan daun tumbuh-tumbuhan, rumput-rumputan, udang-udang kecil
dan moluska. Dalam pemeliharaannya, patin dapat memakan pakan buatan (artificial foods)
berupa pelet Ikan patin memiliki karakteristik rasa yang sangat khas, mempunyai rasa yang enak
dan gurih yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga tergolong ikan unggul,
serta memiliki nilai gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan lemak. Akhir-akhir ini
konsumsi lemak dan minyak yang tinggi dihubungkan dengan berbagai penyakit seperti obesitas,
kanker, penyakit empedu, peningkatan kolesterol dan resiko jantung koroner menyebabkan
timbulnya kecenderungan menurunkan kunsumsi lemak dan minyak yang mengandung asam
lemak jenuh dan meningkatkan konsumsi lemak dan minyak yang mengandung asam lemak tak
jenuh Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) yang
merupakan asam lemak esensial.

Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang kaya dengan lemak ikan yang bagus
untuk kesihatan kita. Kandungan ikan patin / Dory ( Pangasius ) kaya akan manfaat seperti jenis
ikan lainnya, karena selain merupakan sumber protein juga mengandung berbagai zat yang
sangat bermanfaat, diantaranya : asam lemak tak jenuh Omega-3, Selenium, dan Taurin. Potensi
kemanfaatan ini juga dilihat dari analisis kandungan gizi ikan ini mengandung 16,08% protein,
kandungan lemak sekitar 5,75%, karbohidrat 1,5%, abu 0,97 % dan air 75,7%.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan ikan dencis
Jenis ikan dencis
Volume fraksi cair
Volume minyak
Warna minyak
Aroma minyak

Minyak kasar
75 ml
10 ml
kecoklatan
Aroma ikan dencis

Minyak murni
10 ml
5 ml
Kuning
Aroma ikan dencis

3.2 Hasil Pengamatan Ikan Patin


Jenis ikan patin
Volume fraksi cair
Volume minyak
Warna minyak
Aroma minyak

Minyak kasar
112 ml
80 ml
Kuning pucat
Khas ikan patin

Minyak murni
15 ml
5 ml
kuning
Bau telur busuk

You might also like