You are on page 1of 22

TINJAUAN PENGENDALIAN INTERN ATAS PROSEDUR

PENGGAJIAN PADA PT. PLN ( PERSERO ) UNIT INDUK


PEMBANGUNAN III SUMSEL

LAPORAN AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan
Pendidikan Program D-III Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :
Kiki Fauziah
NPM. 1305010001.P

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam situasi perekonomian yang terjadi pada saat ini menuntut

perusahaan untuk melaksanakan operasi perusahaan secara efektif dan efisien.


Dalam melaksanakan hal tersebut, pihak manajemen akan mengalami banyak
kesulitan untuk menjalankan fungsi pengendalian intern karena akan berbenturan
dengan tujuan perusahaan, yaitu untuk memaksimalkan operasional guna
menghasilkan pelayanan yang bisa memuaskan konsumen tanpa harus
mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan. Salah satu kegiatan perusahaan
adalah bidang penggajian.
Gaji mempunyai arti sebagai suatu penghargaan dari usaha karyawan
atau tenaga kerja yang sudah pasti jumlahnya pada setiap waktu yang ditentukan,
misalnya bulanan. Gaji merupakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur
terbesar yang memerlukan ketelitian dalam penetapan, penggolongan, pencatatan
serta pembayarannya. Bidang penggajian berhubungan dengan masalah keuangan,
sehingga dapat menimbulkan terjadinya kecurangan. Agar kecurangan dan
manipulasi itu tidak terjadi maka diperlukan adanya suatu pengendalian intern
yang dapat diterapkan oleh bagian penggajian pada perusahaan. Pengendalian
intern gaji pada perusahaan dikatakan baik atau memadai apabila gaji itu
dibayarkan dalam jumlah yang benar, tepat dan langsung dibayarkan kepada yang
berhak. Penentuan gaji PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL

menggunakan sistem matriks artinya pembayaran gaji diukur dan dinilai


berdasarkan peringkat. Peringkat tersebut memiliki bobot kerja dan tanggung
jawab setiap karyawan. Setiap perusahaan sebaiknya mempunyai sistem akuntansi
penggajian yang baik, karena apabila sistem akuntansi penggajian yang kurang
baik menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tanggung jawab
masing masing. Salah satu tujuannya adalah untuk menghindari adanya
penyelewengan diperlukan adanya pemisahan tugas antar bagian yang terkait
yaitu untuk menghindari terjadinya kerjasama memanipulasi gaji. Berdasarkan
uraian diatas dapat diketahui bahwa penetapan gaji terhadap karyawan yang baik
dan sesuai akan berpengaruh pada kualitas dan semangat kerja karyawan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul laporan
akhir dengan judul Tinjauan Pengendalian intern Atas Prosedur Penggajian
Pada PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, yang

akan menjadi pokok permasalahan dalam laporan ini adalah :


1.

Bagaimana kebijakan dan prosedur penggajian di PT PLN (Persero) Unit


Induk Pembangunan III SUMSEL

2.

Bagaimana pengendalian intern atas penggajian di PT PLN (Persero)


Unit Induk Pembangunan III SUMSEL

1.3

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1

Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka Penelitian ini bertujuan untuk :
- Untuk mengetahui Prosedur Pengendalian Intern Penggajian pada
PT.PLN (persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL

1.3.2

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian bagi mahasiswa/mahasiswi yang bersangkutan

adalah sebagai berikut :


1.

Melatih

dan

menambah

pengalaman

serta

meningkatkan

keterampilan penulis dalam melakukan pekerjaan sebagai bekal


dalam memasuki dunia kerja dan dunia usaha.

2. Mampu mengadakan perbandingan antara ilmu yang diperoleh


diperkuliahan secara teori dengan kenyataan selama mengikuti
kegiatanpenelitian.

1.4

Metode Penelitian

1.4.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

III SUMSEL yang beralamat di Jalan Residen A.Rozak No.2180, SekojoPalembang 30118. Penelitian ini mulai dilakukan dalam waktu 6 bulan, sejak
November sampai April 2016.
1.4.2

Sumber data
Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2009 : 146-147)

berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibagi menjadi :

1.

Data primer
Adalah data yang memperoleh secara langsung dari sumbernya (tanpa
melalui perantara)

2.

Data sekunder
Yaitu data yang diambil dari data yang tersedia atau diperoleh secara
tidak langsung dengan menggunakan perantara (diperoleh dari pihak
lain)

1.4.3

Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2006 : 130) teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut :


a.

Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian
dengan mencatat secara sistematis data yang dibutuhkan

b.

Wawancara
Yaitu dengan cara melakukan wawancara kepada pihak yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian

c.

Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data tertulis berupa catatan-catatan, laporan
dan dokumen-dokumen pajak

1.4.4

Teknik analisis data


Teknik analisis yang bisa digunakan dalam penelitian adalah analisis

kualitatif yaitu membandingkan fakta yang diperoleh dan pengetahuan teoritis


yang relevan dan masalah yang diteliti. Dan analisis kuantitatif yaitu melakukan

penelitian persediaan dengan menggunakan data lapangan yang diperoleh dari


perusahaan. Dalam penulisan laporan akhir ini penulis menggunakan kedua teknik
tersebut yaitu pengumpulan data analisis kualitatif dan kuantitatif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teoritis

2.1.1

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang

mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi


keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dan sistem
informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data
keuangan dari sistem informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
perusahaan yang akan membangun sistem informasi manajemen disarankan untuk
membangun sistem informasi akuntansi terlebih dahulu. Fungsi penting yang yang
dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain yaitu mengumpulkan dan
menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi, memproses data menjadi
informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, dan
melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Berikut beberapa pengertian sistem informasi akuntansi menurut para ahli :
1.

Menurut James A.Hall (2009 : 17). Sistem informasi akuntansi (SIA)


memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang
secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

2.

Menurut Krismiadji (2011 : 72). Sistem informasi akuntansi merupakan


kumpulan (integritasi) dari sub sistem / komponen baik fisik maupun non
fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara

harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah


keuangan menjadi informasi keuangan
3.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2008 : 1). Sistem informasi akuntansi


merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam
informasi, kemudian informasi tersebut dikomunikasikan kepada para
pembuat keputusan.

2.1.2

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Diana dan Setiawati (2011 : 5), Tujuan sistem informasi

akuntansi meliputi :
1. Mengamankan harta kekayaan perusahaan.
2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan.
3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal.
4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi.
5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit (pemeriksaan).
6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran
perusahaan.
7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian.
2.1.3

Pengertian Prosedur
Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek

manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur berisi cara yang

dispesifikasikan untuk melaksanakan suatu aktivitas atau suatu proses. Prosedur


dapat didokumentasikan atau tidak. Apabila prosedur didokumentasikan biasanya
disebut prosedur tertulis atau prosedur terdokumentasi. Prosedur merupakan
rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau
aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan
efisien serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci
menurut waktu yang telah ditetapkan.
Berikut beberapa pengetian prosedur menurut para ahli :
1. Menurut M.Nafarin (2009 : 9). Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri
tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja
yang seragam.
2. Menurut Azhar Susanto (2008:264). Prosedur adalah rangkaian aktivitas
atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat
dilakukan secara seragam.

2.1.4

Prosedur Penggajian
Gaji merupakan salah satu unsur bagian dalam unsur biaya produksi,

maka permasalahan gaji menjadi serius untuk diperhatikan. Salah satu langkah
yang dilakukan perusahaan dalam menanggulangi masalah karyawannya adalah
dengan

jalan

memperhatikan

kepentingan,

kebutuhan,

dan

memberikan

kesejahteraan yang memadai bagi karyawannya. Sebagai balas jasa perusahaan


kepada karyawan atas usaha mencapai prestasi, pada umumnya berbentuk

sejumlah uang sebagai gaji yang diberikan secara memadai dan periodik.
Adapun Jaringan prosedur penggajian adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan
waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan
menggunakan daftar gaji pada pintu masuk kantor administrasi atau
pabrik, pencatat waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang
karyawannya harus menandatangani setiap hadir dan pulang dari
perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir dan pulang dari
perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir (berupa clock card) yang
diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu.
2. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji membuat daftar gaji
karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah
surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan, kenaikan
pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan
sebelumnya

dan daftar hadir.

3. Prosedur pembuatan bukti kas keluar


Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat bukti kas keluar
berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat
daftar gaji. Bukti kas keluar ini merupakan perintah pengeluaran uang
kepada fungsi keuangan.

10

4. Prosedur pembayaran gaji


Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi
akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan
untuk menulis cek guna pembayaran gaji. Fungsi keuangan kemudian
menguangkan cek tersebut ke Bank dan memasukkan uang ke amplop
gaji.

11

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1

Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan


III SUMSEL
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-XIX, pada saat

beberapa perusahaan Belanda antara lain pabrik gula dan pabrik pembangkit
tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan sendiri. Pada tahun 1927
pemerintah Belanda membentuk S. Land Waterkracht Bedrijven ( LWB ) yaitu
perusahaan listrik negara mengelola PLTA Gringan di Madiun, PLTA Tes di
Bengkulu, PLTA Ponsel Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu
beberapa kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan kotapraja.
Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada pemerintah Jepang
dalam perang dunia II, Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu perusahaan
listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan juga semua personel
perusahaan

listrik.

Dengan

jatuhnya

Jepang

ke

tangan

sekutu

dan

diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tangggal 17 Agustus 1945


maka pada kesempatan baik tersebut dimanfaatkan oleh pemuda buruh pabrik
listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan.
Setelah berhasil merebut perusahaan-perusahaan listrik dan gas dari
tangan kekuasaan jepang kemudian pada bulan September 1945 delegasi dari
buruh / pegawai listrik dan gas yang diketahui oleh Mr.Kasman Singodemojo
untuk melaporkan perjuangan mereka. Selanjutnya bersama-sama dengan
12

pimpinan TNI pusat menghadap presiden Soekarno yang kemudian mengeluarkan


penetapan pemerintah tahun 1945 nomor I s/d tertanggal 27 Oktober 1945, maka
dibentuk Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan listrik
dikuasai kembali oleh pemerintah Belanda. Pegawai yang tidak mau bekerjasama
kemudian mengusai dan menggabungakan diri dengan kantor-kantor Jawatan
Listrik dan Gas di daerah RI yang kemudian daerah kedudukan Belanda untuk
meneruskan perjuangan. Para pemuda mengajukan mosi yang dikenal Mosi
Kobarsjih tentang nasionalisasi perusahaan listrik milik bangsa asing di Indonesia
jika konsensinya sudah habis.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda maka dikeluarkan
Undang-Undang nomor 86 tahun 1958 tanggal 27 Desember 1958 tentang
Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Milik Belanda.
Dengan Undang-Undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik milik
Belanda berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia
mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa
Indonesia. Tanggal 27 oktober 1945 kemudian dikenal dengan Hari Listrik dan
Gas. Hari tersebut telah di peringati untuk pertama kalinya pada tanggal 27
Oktober 1946 di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) di Yogyakarta. Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945
sebagai hari listrik dan gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember

13

3.2

Visi dan Misi PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Pembangunan III
Tujuan, visi , misi dan tata nilai serta kompetensi inti dan hubungan

kompetensi inti dan misi adalah sebagai berikut:


Tujuan:
Mengelola kegiatan pembangunan jaringan tenaga listrik sesuai dengan lingkup
pekerjaan, kualitas, waktu, biaya dan standar yang telah ditetapkan
Visi:
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuhkembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi:
1. Melakukan pengelolaan dan pengendalian pembangunan jaringan (Transmisi
dan Gardu Induk) yang efektif, efisien dan tepat waktu.
2. Menghasilkan jaringan yang berkualitas dan siap dioperasikan

3.3

Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan


IIISUMSEL
Struktur organisasi merupakan penggambaran tatanan tugas, wewenang

dan tanggung jawab individu guna menentukan siapa yang melaksanakan dan
mengatur keserasian operasional perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. PT. PLN mempunyai suatu struktur organisasi yang menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan dalam pelaksanaan tugas serta tanggung jawab.

14

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1

Tinjauan Pengendalian Intern Atas Prosedur Penggajian

4.1.1

Tinjauan Pengendalian intern Atas Prosedur Penggajian Pada


PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL
Kebijakan mengenai penggajian adalah penting karena langsung

berhubungan dengan masalah kesejahteraan karyawan untuk menetapkan


kebijakan dalam pembayaran gaji. Perusahaan telah menetapkan suatu peraturan
yang digunakan sebagai dasar penentuan besarnya penghasilan yang diberikan
kepada karyawannya. Kebijakan yang harus dilaksanakan untuk melakukan
pembayaran atas gaji dimana penetapannya dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
Menurut penulis, kebijakan penggajian pada PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan III SUMSEL sudah cukup baik karena kebijakan penggajian
yang diterapkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh para karyawan.
Adapun kebijakan penggajian yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan III kepada karyawannya adalah:
1. Penetapan besarnya gaji
Besarnya gaji dasar yang ditetapkan oleh PT.PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan III sudah baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku atau sudah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh

15

pemerintah ditambah dengan tunjangan tunjangan, yang semuanya itu akan


tertulis rinci pada setiap slip gaji yang diterima karyawan setiap bulannya
beserta segala jenis potongan-potongan yang dikenakan, termasuk potongan
apabila karyawan tersebut mengambil program pinjaman.
2. Pemberian biaya kesehatan
Pemberian biaya kesehatan yang diberikan perusahaan sudah cukup baik.
Besarnya biaya kesehatan ini dihitung berdasarkan status, satu istri dan jumlah
anak (maksimal 3 anak).
3. Pemberian uang makan
Uang makan diberikan kepada karyawan yang melaksanakan kerja lembur
dan yang tidak melaksanakan kerja lembur. Jadi, pada PT. PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan III seorang karyawan yang melaksanakan kerja
lembur mendapatkan uang makan dan uang lembur sedangkan yang tidak
melaksanakan lembur hanya menerima uang makan.
4. Tunjangan Hari Raya (THR)
Tunjangan ini diberikan kepada karyawan setiap hari raya, besarnya
tunjangan adalah satu kali dari gaji karyawan sesuai dengan peringkat yang
dimiliki masing-masing karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT PLN


(Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL prosedur penggajian yang
diterapkan oleh perusahaan tersebut sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari:

16

1. Prosedur pencatatan waktu hadir (absensi)


Pencatatan waktu kehadiran pada PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
III SUMSEL dilakukan dengan menggunakan sidik jari secara online oleh
masing-masing pegawai yang berada pada bagian tata laksana SDM. Pengisian
kartu absensi ini hanya boleh dilakukan oleh satu orang karyawan yang telah
diberi wewenang untuk mengisi keterangan mengenai alasan tidak masuk
kerja, keterlambatan karyawan dan alasan lainnya. Pencatatan waktu hadir ini
diselenggarakan untuk menentukan gaji yang diterima penuh ataukah harus
dipotong akibat ketidakhadiran pegawai tersebut.
2. Prosedur pembuatan daftar gaji
Proses pembuatan daftar gaji pada PT.LN (Persero) Unit Induk Pembangunan
III SUMSEL dilakukan dengan cara komputerisasi. Untuk proses pembuatan
daftar gaji dimana bagian akuntansi mencatat semua kewajiban yang
berhubungan dengan pembayaran gaji. Data yang dipakai sebagai dasar gaji
adalahsurat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan, kenaikan
jabatan, pemberhentian karyawan, penurunan jabatan, daftar gaji bulan
sebelumnya dan kartu absensi.
3. Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji pada PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III
sudah cukup baik. Pembayaran gaji dilaksanakan setiap tanggal 1 setiap
bulannya yang dilakukan melalui rekening Bank BNI masing-masing pegawai.
PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL telah melaksanakan
penggajian menggunakan dokumen-dokumen atau formulir-formulir yang
17

dicetak. Dokumen-dokumen tersebut disusun cukup sederhana, mudah


dimengerti dan sesuai dengan keperluan sehingga memungkinkan penyajian
yang benar dan lengkap dan diotorisasi oleh lebih dari satu orang karyawan
sehingga dapat dikatakan penggunaan dokumen pada bagian penggajian cukup
baik.

Adapun dokumen atau formulir yang digunakan dalam prosedur penggajian


pada PT.PLN Unit Induk Pembangunan III SUMSEL sebagai berikut:
1. Dokumen pendukung perubahan gaji
2. Kartu absensi (daftar hadir)
3. Rekapitulasi daftar hadir
4. Daftar gaji
5. Rekapitulasi daftar gaji
6. Surat pernyataan gaji
7. Bukti kas keluar (BKK)
Keberadaan dokumen-dokumen tersebut diatas, menurut penulis sudah cukup
baik karena dokumen tersebut selain dibuat sesuai kebutuhan juga telah
memenuhi kebutuhan seperti tertuang dalan teori yang telah penulis uraikan dalam
bab sebelumnya.

4.1.2

Tinjauan Pengendalian Intern atas Prosedur Penggajian pada


PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL
Berdasarkan data yang penulis sajikan diatas dan teori yang dijadikan
18

dasar acuan pada bab sebelumnya, maka analisis penulis mengenai pengendalian
intern penggajian sudah cukup baik karena telah memenuhi unsur-unsur
pengendalian intern yang meliputi:
1. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada PT.PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan III SUMSEL dilaksanakan dengan cukup baik karena adanya
pemisahan fungsi dan tanggung jawab. Adanya sistem otorisasi yang baik ini
dapat dihasilkan suatu dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga
akan menjadi masukkan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Prosedur
pencatatan di perusahaan dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini

terlihat

dimana pada setiap transaksi maupun penggunaan dokumen sebagai sarana


pencatatan sudah melalui suatu prosedur otorisasi serta wewenang yang tepat.
Dengan adanya prosedur serta dokumen dapat dipakai sebagai salah satu dasar
bagi manajemen perusahaan dalam penggambilan keputusan

untuk

hal-hal

yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan.


2. Praktek yang sehat
Pembagian tanggung jawab serta sistem pendelegasian wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana karena tidak akan baik
jika tidak diciptakan teknik-teknik untuk menjamin praktek yang sehat dalam
pelaksanaannya. Pada PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III
SUMSEL sudah cukup baik. Pelaksanaan praktek yang sehat dalam masalah
pengendalian intern penggajian dapat diuraikan sebagai berikut:

19

a. Adanya praktek yang sehat, dimana dokumen-dokumen yang digunakan


bernomor urut tercetak dan pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan
oleh bagian yang menggunakan.
b. Tidak adanya suatu kegiatan yang dikerjakan oleh satu orang atau bagian
dari awal sampai akhir tanpa adanya campur tangan dari orang atau
bagian lain.
3. Karyawan yang berkualitas
Unsur karyawan merupakan unsur yang paling penting dalam pengendalian
intern suatu perusahaan karena sebaik-baiknya suatu pengendalian intern
perusahaan di buat tidak ada artinya jika para karyawannya tidak cakap dan
memiliki tanggung jawab yang baik. Dalam penyeleksian karyawan pada PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL sudah cukup baik. Hal
ini dapat dilihat dari cara perusahaan mengadakan seleksi karyawan
berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh perusahaan dan tanggung jawab
yang akan dibebankan.

20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa prosedur penggajian yang


dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III SUMSEL
telah berperan dalam meningkatkan pengendalian intern penggajian. Maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan prosedur penggajian pada perusahaan sudah cukup baik. Hal
ini dapat dilihat dari:
Kebijakan mengenai penggajian telah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan dilihat dari adanya pemberian tunjangan-tunjangan,
biaya kesehatan, uang lembur dan lain sebagainya.
5.2

Saran
Adapun saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan III dalam usahanya untuk
memajukan perusahaan dimasa yang akan datang. Saran-saran yang dapat penulis
berikan yaitu :
Hendaknya pengendalian intern penggajian yang telah diterapkan itu dapat
dipertahankan dan dapat ditingkatkan untuk penyempurnaan kearah yang lebih
baik, sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkan perusahaan.
21

DAFTAR PUSTAKA

Krismiadji, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, UPP STIM YKPN : Yogyakarta


Diana dan Setiawati, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Andi : Yogyakarta
Bodnar, George H dan Hopwood, Williams, S, 2008, Sistem Informasi
Akuntansi, Edisi Indonesia, Salemba Empat : Jakarta
Hall, James A, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat : Jakarta
Malayu S.P Hasibuan, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara
Arens Alvin, dkk, 2008, Auditing dan Jasa Assurance, jilid kedua,
Salemba Empat : Jakarta
Hall,

James

A,

2007,

Sistem

Informasi

Akuntansi,

Edisi

Salemba Empat : Jakarta


Mulyadi, 2013, Sistem Akuntansi, Salemba Empat : Jakarta
Halim, Abdul, 2007, Pengendalian Intern, Balai Pustaka : Jakarta

22

Keempat,

You might also like