Professional Documents
Culture Documents
Kriptorkismus
II.2.1.Definisi
II.2.2. Epidemiologi
dari umur 1 tahun sampai dewasa, di Inggris insidensinya meningkat lebih dari 50%
pada kurun waktu 1965 1985. di FKUI RSUPCM kurun waktu 1987 1993
terdapat 82 anak kriptorkismus, sedang di FKUSU RSUP. Adam Malik Medan
kurun waktu 1994 1999 terdapat 15 kasus.
II.2.3 Etiologi
Penyebab pasti kriptorkismus belum jelas. Dari hasil penelitian para ahli,
menyatakan bahwa ada beberapa penyebab dari kriptorkismus di antarnya:
A. Abnormalitas gubernakulum testis
Karena penyebab pasti kriptorkismus tidak jelas, maka kita hanya dapat mendeteksi
faktor resikonya. Antara lain :
1. BBLR (kurang 2500 mg)
2. Ibu yang terpapar estrogen selama trimester pertama
3. Kelahiran ganda (kembar 2, kembar 3)
4. Lahir prematur (umur kehamilan kurang 37 minggu)
5. Berat janin yang dibawah umur kehamilan.
6. Mempunyai ayah atau saudara dengan riwayat UDT
II.2.5. Patogenesis
II.2.5.A. Embriologi
Pada minggu ke-6 umur kehamilan primordial germ cells mengalami migrasi
dariyolk sac ke-genital ridge. Dengan adanya gen SRY (sex determining region Y),
maka akan berkembang menjadi testis pada minggu ke-7. Testis yg berisi prekursor
sel-sel Sertolibesar
(yang
kelak
menjadi tubulus
seminiferous dan
sel-
sel Leydig kecil) dengan stimulasi FSH yang dihasilkan pituitary mulai aktif berfungsi
sejak minggu ke-8 kehamilan dengan mengeluarkan MIF (Mllerian Inhibiting
Factor), yang menyebabkan involusi ipsilateral dari duktus mullerian. MIF juga
meningkatkan reseptor androgen pada membran sel Leydig. Sel- Pada minggu ke10-11 kehamilan, akibat stimulasi chorionic gonadotropin yang dihasilkan plasenta
dan LH dari pituitary sel-sel Leydig akan mensekresi testosteron yang sangat
esensial bagi diferensiasi duktus Wolfian menjadi epididimys, vas deferens, dan
vesika seminalis.
Ketika
mesonepros
mengalami
degenerasi,
suatu
ligamen
yang
ke-10
kehamilan
segera
setelah
terjadi
diferensiasi
seksual.
II.2.5.B. Perubahan PA
testis
yang
mengalami
kriptorkismus
menunjukkan
tidak
terjadi
II.2.6. Klasifikasi
lain-lain)
2.
3.
4.
Herediter/genetik
2.
3.
4.
Terobstruksi : 30%