You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua
yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki
perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang
didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita
banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda
(perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilainilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan
anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga
mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri,
cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang
dianggap penting pada usia ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti
pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan
dirinya, sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang
sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Mereka memiliki dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena
itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau
menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia
remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri, dan masalah yang timbul bisa teratasi.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan


usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan
b.

tahap perkembangan usia remaja


Mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami asuhan keperawatan pada

keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,


adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta
sosial individu-individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum
( Duval 1972, dalam Ali 1999, hal. 4 ).
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI 1988, dalam Ali 1999,
hal. 5 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan
yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
2.

( Bailon dan Magloya 1989, dalam Ali 1999, hal. 5 ).


Tipe Keluarga
a. Menurut Friedman (1986, dalam Ali, 1999, hal.8 )

terdapat delapan tipe

keluarga.
1) Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
2) Extended family (keluarga besar)
yakni satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
3) Single parent family
Yakni satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
4) Nuclear dyatd
Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5) Reconti tuened atau blended family
Yakni suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing-masing pernah menikah dan masing-masing membawa anak hasil
perkawinan terdahulu.
6) Three generation family
Yakni keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,
ibu, dan anak dalam satu rumah.
7) Single adult living alone
Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup
dalam rumahnya.

8) Midle age atau ederly couple


Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
b.

Marilyn M. Friedmen (1998, dalam Ali, 1999, hal.9 )


Tipe keluarga :
1) Keluarga inti (konjugal)
Adalah keluarga yang menikah sebagai orang tua, atau pemberi nafkah.
Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak (anak kandung, anak adopsi).
2) Keluarga orientasi (keluarga asal)
Adalah unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
3) Keluarga besar
Adalah keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah), yang
paling lazim terjadi anggota keluarga, orientasi yaitu salah satu teman
keluarga inti, sanak keluarga, kakak, nenek, tante, paman dan sepupu

3.

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi (Suprajitno 2004, hal 17 ) :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adaanya
perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,
b.

dan seberapa besar perubahannya.


Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga. Tindakan keehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan
tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan

c.

tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.


Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau
dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
d.
e.
4.

pertolongan pertama.
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Fungsi Keluarga
Friedman (dalam Ali, 1999, hal.14) mengemukakan ada 5 fungsi keluarga yaitu:
a. Fungsi afektif
Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya yang positif,
b.

peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
Fungsi sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan
sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana
anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya, perilaku, melalui interaksi

c.

dalam keluarga selanjutnya individu maupun berperan didalam masyarakat.


Fungsi reproduksi
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber

d.

daya manusia.
Fungsi ekonomi
Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,

e.

perumahan, dan lain-lain.


Fungsi perawatan keluarga
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, pelindungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan
atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan
individu.

5.

Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut :

a.

b.

Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan sskomperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan

c.

pengulangan
Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga

d.

dengan menggunakan metode keperawatan.


Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk

e.

mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.


Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan
klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan

f.

informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya


Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim

g.

kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.


Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan

h.

dan penggunaan dana sehat


Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat sehingga

i.

menghindari dari ledakan kasus atau wabah


Modifikasi lingkungan
Mampu mmemodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat
agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja


1. Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun
( Friedman, 1998, hal. 124).

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 1920 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat
anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan
teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara
orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada
hubungan selanjutnya. (diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008,
hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih
dewasa (Mubarak, 2009, hal. 89).
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran
yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan
kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan
hidup (Preto, 1988, dalam perawatindonesia.org, 2010).
2.

Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua


Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas
paling sulit saat ini. Namun demikian, orang tua perlu tetap tegar menghadapi ujian
batas-batas yang tidak masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga
ketika

keluarga

mengalami

proses

melepaskan.

Duvall

(1977)

juga

mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting karena masa ini yang


menyelaraskan kebebasan dengan bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang
dan mengatur diri mereka sendiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa
tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak ( Friedman, 1988, hal. 125 )
Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka
membentuk pola untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang
tua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas, dan
dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang
tua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto, 1988, dalam Friedman, 1988, hal.
125).

Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa


kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah membuat peran orang tua
tidak jelas. Orang tua merasa berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan
institusi mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks
pra nikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka
yang semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi, orang
tua tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk
bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu
bagi remaja dan orang tua, selain ketidakmampuan banyak orang tua untuk
mendiskusikan masalah-maslah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan
dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak
mereka memberikan kontribusi pada masalah-masalah orang tua-remaja ( Friedman,
1988, hal. 125 ).
3.

Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang
tua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara
progresif dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu
hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan
orang tua ini salah satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik
sepanjang jalan ( Friedman, 1998, hal. 126).
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua
anggota keluarga, khususnya orang tua, harus membuat perubahan sistem utama
yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan membiarkan remaja.
Kidwell dan kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini secara
paradoks sistem keluarga yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang
akan bertahan dan menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi
berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri,
tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan revolusi. Oleh remaja
bila perpisahan berlangsung kemudian. Orang tua dapat juga mempercayai anak agar
mandiri

secara

prematur,

dengan

menyampaikan

kebutuhan-kebutuhan

ketergantungannya. Dalam hal ini remaja ini dapat gagal mencapai kemandirian
(Wright an Leahey, 1984, dalam Friedman, 1998, hal. 126).

Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat


perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri
adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Willson, 1988). Banyak sekali
pasangan suami istri yang telah begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab
sebagai orang tua sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama
dalam kehidupan mereka. suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar
rumah, karena bekerja dan melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya juga bekerja
sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung
jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan
energy untuk hubungan perkawinan ( Friedman, 1998, hal. 126).
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap
mereka sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka
atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah
meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk
tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara
terbuka. Karena adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali
hanya merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari
keluarga dengan berbagai masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri
dari anak mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi
terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas
perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-aturan
dalam keluarga belum diubah, etika dan standar moral keluarga belum tetap
dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive terhadap ketidakcocokan
antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan
anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan
berubah dengan cepat saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga
mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana
melambangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap tahap kehidupan
keluarga (Yankelowich, 1975, dalam Friedman, 1998, hal. 126).
4.

Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak


Usia Remaja

Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh


adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga, terus-menerus mengritik
atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku
anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini
hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan
sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk
memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan
atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubunganhubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman
berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya
kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang
diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa
kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang yang selalu mengalami kesulitan
dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan.
Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik. Masa remaja dikenal banyak
orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini
merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi
bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami
kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku
seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga
akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik
dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka
sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat sendiri, citacita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya
mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap
penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu
pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan
dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi
anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mental.
Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan

bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakantindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani
melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka
sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan
untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan
kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan
yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual,
tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini
sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para
remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton
film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri
secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
5.

Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi
dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat
mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria
dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap
penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya
mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja,
kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan
patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi (Friedman, 1998, hal. 127).
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan
yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang
perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat
dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda,
remaja

biasanya

mencari

pelayanan

kesehatan

mencakup

uji

kehamilan,

menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan
perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja

untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua
diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan
(Friedman, 1998, hal. 127).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan
untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua.
Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber
dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional,
dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum
juga diindikasikan (Friedman, 1998, hal. 127).
6.

Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan
kecelakaan pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif
antara orang tua dengan anak remajanya ( Mubarak, 2009, hal. 90 ).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap
keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope (1998, Hal. 52):
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet
c.

dan gerak badan


Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang

d.

tua
Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber

e.
f.
g.

kesehatan mental
Konsultan keluarga berencana
Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja


Secara Teoritis
1. Pengkajian
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno ( 2004,
hal. 37 ) meliputi:
1) Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
2) Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
3) Bagaimana perilaku anak selama dirumah
4) Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman
sekolah atau bermain
5) Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah

6) Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
7) Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan
8)
9)
10)
11)
12)
13)
2.

dimana
Apa kebiasaan anak dirumah
Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
Siapa yang menjadi figur bagi anak
Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Diagnosa
Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah
keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika ( NANDA ) yang meliputi
masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial. Penyebab merujuk pada
tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan,
atau memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan
dalam pengkajian. Sedang tanda dapat dituliskan atau tidak karena telah
diidentifikasi pada angkah awal.
Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan sebagai berikut:
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan pemeliharaan kesehatan
c. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
d. Gangguan peran menjadi orang tua
e. Gangguan pola eliminasi
f. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
g. Gangguan penampilan peran
h. Gangguan pola seksual
i. Ketidakmampuan antisipasi dukungan berkepanjangan
j. Konflik pengambilan keputusan
k. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
l. Potensial berkembanganya koping keluarga
m. Koping keluarga tidak efektif
n. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
o. Hambatan intraksi sosial
p. Defisit pengetahuan
q. Konflik peran keluarga
r. Resiko perubahan peran orang tua
s. Resiko terjadi trauma
t. Resiko tinggi perilaku kekerasan
u. Ketidakberdayaan
v. Terjadinya isolasi sosial

3.

Perencanaan Keperawatan Keluarga

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan-kegiatan yang


bertujuan ( Suprajitno, 2004, hal. 49 ) :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah dan

b.

kebutuhan kesehatan dengan cara:


1) Memberi informasi yang tepat
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan

c.

cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan
Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit,

d.

dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan) yang dapat

e.

meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara :


1) Menemukan seumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya, dengan cara :
1)
2)

Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga


Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

DAFTAR PUSTAKA
Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta
Perry & potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta

You might also like