Professional Documents
Culture Documents
7
Cerita dimulai dengan ayah (Yong-Goo) dan seorang anak (Ye-Seung)
yang sangat terobsesi dengan kartun Sailor Moon. Yong-Goo yang hanya bekerja
sebagai buruh parkir berusaha untuk membahagiakan anaknya dengan
membelikan tas sailor moon kesayangan anaknya, namun ketika di toko mainan,
tas tersebut sudah dibeli oleh seorang Komandan Komisaris Polisi untuk anaknya.
Karena keterbelakangan mental, Yong-Goo langsung mengambil tas dari tangan
Komandan Komisaris Polisi kemudian ia ditampar dan terjatuh. Keesokan harinya
anak dari Komandan tersebut ingin memberi tahu toko lain yang menjual tas
Sailor Moon kepada Yong-Goo, namun di tengah perjalanan anak dari komandan
jatuh dan kepalanya terbentur bata hingga ia meninggal. Yong-Goo panik dan
memberikan bantuan CPR kepada anak tersebut, namun saksi mata melihat
tindakan Yong-Goo seperti sedang memerkosa anak tersebut. Esoknya pihak
polisi memaksa Yong-Goo untuk mempraktikan reka-ulang kematian anak
komandan tersebut, namun Yong-Goo hanya melakukannya seolah dia
memerkosa dan membunuh korban. Pasal-pasal yang menimpanya membuat ia
harus dihukum di penjara.
Tinggal di penjara bersama kenalan di sel nomor 7 merupakan hal yang
sulit bagi Yong-Goo, kerinduan terhadap anaknya membuatnya bertindak tidak
rasional dan susah untuk diterima orang sekitarnya. Hingga suatu hari, bos dari sel
nomor 7 hendak diserang oleh kawanan yang tidak menyukai tindakan bisnis si
bos, namun dengan heroik Yong-Goo berhasil menyelamatkan nyawa bosnya dari
tikaman benda tajam, sejak saat itu lah kenalan selnya menjadi akrab dengan
Yong-Goo. Suatu hari datang kelompok paduan suara dari Gereja untuk
menghibur para narapidana, tidak disangka Ye-Sung merupakan anggota dari
kelompok paduan suara tersebut, lalu teman-teman sel Yong-Goo menyusun
rencana untuk menyelundupkan Ye-Sung ke dalam sel nomor 7 dengan
memasukannya ke kardus makanan, setelah melewati beberapa penjaga temannya
berhasil membawa Ye-Sung ke sel nomor 7. Hari demi hari dilewati dengan
kepanikkan sel nomor 7 karena penjaga mulai curiga dengan adanya seorang
perempuan di sel tersebut. Suatu hari diadakan inspeksi mendadak dan Kepala
Sipir menemukan Ye-Sung. Di lain kondisi, terjadi kebakaran disebabkan seorang
napi yang cemburu karena ada seorang anggota keluarga narapidana yang bisa
masuk ke sel penjara. Ketika Kepala Sipir terperangkap di kobaran api, Yong-Goo
melihat kejadian tersebut dan segera memberanikan diri menolong Kepala Sipir
meskipun hal tersebut dapat membahayakan nyawanya.
Setelah kejadian kebakaran itu, Kepala Sipir dan beberapa orang mulai
menyadari bahwa tidak ada jiwa pembunuh dari seorang Yong-Goo dan ada yang
salah dari kasus pembunuhan tersebut. Kepala Sipir mulai simpati pada YongGoo, ia bahkan memperbolehkan Ye-Sung menginap di sel nomor 7 bersama