Professional Documents
Culture Documents
A.
Pengertian
Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu selama
masa kehamilan (DepKes RI, 2005 : 26). Menurut Prawiroharjo S. (2000 : 72)
antenatal care adalah : pengawasan terhadap ibu hamil dengan mempersiapkan
sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas
sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.
B.
Tujuan
Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan
bayi yang sehat. (Dep Kes RI, 2005 : 48). Menurut Reeder S.J. (2001 : 111) tujuan
antenatal care adalah melindungi dan menjaga kesehatan serta kehidupan ibu
dan janin selama kehamilan dengan mempertimbangkan sosio kultural keluarga
(meliputi status ekonomi, tingkat pendidikan dan support system). Sedangkan
tujuan utama pelayanan antenatal care di Indonesia adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan
dan nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, laktasi dan keluarga berencana.
4.
C.
Pelaksana
D.
Lokasi Pelayanan
Menurut Dep Kes RI (2005 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care
dapat bersifat statis dan aktif meliputi :
1.
2.
3.
Posyandu.
4.
5.
6.
7.
E.
Pelaksanaan Pelayanan
2.
3. Ukur tinggi fundus uteri, dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri
mulai teraba setelah usia kehamilan > 12 minggu.
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap, mulai diberikan usia
kehamilan 16 minggu dengan interval pemberian selanjutnya 4 minggu.
5. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan
pada usia kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet.
Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak
memenuhi standar minimal 5T tersebut belum dianggap suatu pelayanan
antenatal care (Dep Kes RI, 2005 : 18).
F.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke
fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi
petugas kesehatan dirumahnya.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi
penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan
penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri
secara berkala selama kehamilannya.
Menurut Manuaba (2000 : 129), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan
dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut :
-
Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2005 : 24)
Menurut Jumiarni (2004 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7
9 kali) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal.
Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan
sebagai berikut :
v Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu
Pada kunjungan ini dilakukan:
1.
7.
KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
8.
Pemberian imunisasi TT 1.
5.
6.
2.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
III.
8.
2.
3.
Ideal
Frek
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
1
2
- Kehamilan 1 12 minggu
- Kehamilan 12 28 minggu
- Kehamilan 28 32 minggu
- Kehamilan 34 40 minggu
- Kehamilan 41 42 minggu
1
2
- Sejak haid terlambat 1 bulan
- Sampai kehamilan 28 mg (1 bulan 1x)
- Kehamilan 28-36 mg (2 mg 1x)
- Kehamilan 7 / 37
(1 mg 1x)
1
5
Total
4
15
Sumber : Dep Kes RI, 2005 : 24, Jumiarni, 2001 : 34, Manuaba, 2000 : 130
24
Resiko ringan
Bidan
Tidak dirujuk
Rumah pasien
Bidan
Dukun
68
Resiko tinggi
Bidan
Bidan
Rumah
Polindes
Bidan
> 10
Resiko tinggi
Dokter
Dokter
Puskesmas
Rumah sakit
Dokter
Menurut Dep Kes RI (2005), faktor resiko ibu hamil seperti yang tercantum dalam
KMS ibu hamil adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jumlah Nilai
1.
Kematian neonatal
Riwayat preterm
Riwayat preeklamsi
Penyakit paru
Anemi 8-10 gr%
Tinggi badan < 145 cm
BB < 40 atau > 70 kg
Premipara < 20 tahun dan > 35 tahun
Multi para > 40 tahun
Paritas > 3
Tanpa antenatal
1
2.
Abortus > 3
Riwayat SC
Placenta previa
Diabetes mellitus
Gemelli
Sungsang
Partus percobaan
Hiperteoridism
2
3.
Riwayat lahir mati
Penyakit ginjal
Partus 32 36 minggu
Posterum > 42 minggu
Penyakit hepar
Preeklamsi berat
Sungsang (premipara)
Ketuban pecah > 6 jam
Mekonium (kepala)
Partus > 24 jam
Plasenta previa
SC
3
4.
Diabetes mellitus
Fitiumcordis
KMK
DJJ ireguler < 120 atau > 180 kali / menit
4
5.
Eklamsi
Hedramnion
G.
Keluhan ada masa hamil menurut Dep.Kes.RI. (2005: 84) adalah suatu kondisi
bersifat subyektif dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi
terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari. (Morning
Sicknes)
2.
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya : Bawang
goreng, minyak rambut.
3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
4.
Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan
pada kandung kencing.
5.
Keputihan (leukorhoe)
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan diwaspadai
kemungkinan terjadi molla hidatidosa.
Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi
penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena
menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul
konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan
perhatian dan dukungan suami.
v Keluhan pada triwulan II, usia 4 6 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada triwulan I yang
menyangkut faktor-faktor subyektif, perlu diwaspadai kemungkinan adanya
faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I
sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merasakan gerakan
bayi, terdengarnya detak jantung janin (DJJ) melalui alat doptone atau melihat
gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman
untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan yang
berarti.
v Pada triwulan III, usia kehamilan 7 9 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan prognose
kehamilan. Keluhan yang bersifat subyektif perlu mendapatkan perhatian karena
hal ini menunjukkan kepada kondisi patologis. Kejadian yang sering timbul
antara lain :
1. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang
Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan HB kurang dari
10 %.
2. Pandangan mata kaburdisertai pusing