You are on page 1of 49

Prinsip Kerja Solenoid Valve Pneumatic

38

Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai
penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan plunger yang dapat digerakan oleh arus AC maupun
DC. Solenoid valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan, lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang Inlet Main. Lubang Inlet Main, berfungsi sebagai
terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply (service unit), lalu lubang keluaran (Outlet Port)
dan lubang masukan (Outlet Port), berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang
dihubungkan ke pneumatic, sedangkan lubang jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk mengeluarkan
udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve
pneumatic bekerja.

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai
penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi
medan magnet sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi
maka pada lubang keluaran dari solenoid valve pneumatic akan keluar udara bertekanan yang berasal
dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja
100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Berikut keterangan gambar Solenoid Valve Pneumatic:


1. Valve Body
2. Terminal masukan (Inlet Port)
3. Terminal keluaran (Outlet Port)
4. Manual Plunger
5. Terminal slot power suplai tegangan
6. Kumparan gulungan (koil)
7. Spring
8. Plunger
9. Lubang jebakan udara (exhaust from Outlet Port)
10. Lubang Inlet Main
11. Lubang jebakan udara (exhaust from inlet Port)
12. Lubang plunger untuk exhaust Outlet Port
13. Lubang plunger untuk Inlet Main
14. Lubang plunger untuk exhaust inlet Port
Dibawah ini dapat dilihat cara kerja plunger selenoid valve pneumatic dalam menyalurkan udara
bertekanan kedalam tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal), yang telah saya animasikan.

Cara Kerja Sistem Pneumatic

Kompressor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula umumnya motor listrik. Udara akan
disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa bar.
Untuk menyalurkan udara bertekanan ke seluruh sistem (sirkuit pneumatik) diperlukan unit pelayanan

atau service unit yang terdiri dari penyaring (filter), katup kran (shut off valve) dan pengatur tekanan
(regulator).

Service unit ini diperlukan karena udara bertekanan yang diperlukan di dalam sirkuit pneumatik harus
benar-benar bersih, tekanan operasional pada umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara
bertekanan disalurkan dengan bekerjanya solenoid valve pneumatic ketika mendapat tegangan input
pada kumparan dan menarik plunger sehingga udara bertekanan keluar dari outlet port melalui selang
elastis menuju katup pneumatik (katup pengarah/inlet port pneumatic). Udara bertekanan yang masuk
akan mengisi tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal) dan membuat piston bergerak maju
dan udara bertekanan tersebut terus mendorong piston dan akan berhenti di lubang outlet port pneumatic
atau batas dorong piston.

Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung


15

Pada posting kali ini saya akan membuat wiring diagram automatis sederhana dari sebuah mesin yang
saya ciptakan dari khayalan saya sendiri. Walaupun hanya berupa khayalan, tetapi wiring diagram ini
akan menjelaskan semua materi dasar yang pernah saya posting sebelumnya, antara lain:
1. Fungsi dasar kerja NO dan NC
2. Fungsi dan kerja Magnetic Contactor
3. Fungsi dan kerja Relay Contactor
4. Fungsi dan kerja TDR Time Delay Relay
5. Fungsi dan kerja Thermal Overload Relay
6. Fungsi dan kerja Proximity Switch
7. Fungsi dan kerja Digital Counter Relay
8. Fungsi dan kerja Pneumatic dan Selenoid Valve
Semua materi tersebut diatas akan menjadi sebuah rangkaian kerja berurutan, dan diharapkan dapat
menjadi dasar pengetahuan anda tentang bagaimana merakit dan menciptakan sendiri sebuah rangkaian
automatis. Karena pada dasarnya semua penciptaan teknologi baru, berawal dari sebuah khayalan.

Baiklah... lihat gambar dibawah ini

klik gambar untuk memperbesar

Cara kerja mesin


1. Saat tombol ON ditekan, motor akan berputar dan memutar juga rolling product melalui belt yang
terpasang dibawahnya.
2. Sensor membaca jumlah putaran dari rolling product yang menggulung bahan, sesuai nilai yang
telah ditetapkan pada counter relay.
3. Saat jumlah gulungan telah selesai, kontaktor motor dinamo akan lepas dan pneumatic brake
akan bekerja (0.5~1 detik) menghentikan putaran dinamo.Setelah lepas brakenya, pneumatic
cutting akan bekerja (0.5~1 detik) memotong product.
4. Setelah selesai memotong, counter secara otomatis mereset SV menjadi 0 kembali.
5. Dan mesin telah siap kembali dihidupkan, setelah operator mengambil dan mengemas product,
serta memasang bahan kembali.
dibawah ini saya sertakan juga gambar visualisasi pneumatik brake dan cutting yang terdapat pada
mesin khayalan saya..

Pneumatic Brake

Pneumatic Cutting

Konstruksi dari pneumatik brake dan cutting diatas adalah kontruksi umum, dimana saya hanya
mejelaskan saja bagaimana brake dan cutting procces itu bekerja. Silahkan anda mengembangkannya
lebih lanjut, khususnya yang mendalami bidang mechanical machine.

Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung II


11

Sebelumnya klik

disini untuk apa dan bagaimana kontruksi dan kerja mesin gulung. Berikut ini adalah

gambar Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung

Keterangan:
MCB = Miniatur Circuit Breaker
ON, OFF = Push Button
CR = Counter Relay
R, R1, R2, R3 = Relay Contactor

MC = Magnetic Contactor
T1, T2, T3 = TDR Time Delay Relay
SV1 = Selenoid Valve Brake
SV2 = Selenoid Valve Cutting

Cara Kerja:
Perhatikan gambar Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung yang telah saya format dalam extension gif
dibawah ini, dimana warna garis biru menggambarkan arus listrik yang mengalir.

no.1
adalah keadaan dimana arus listrik berhenti pada keadaan MCB terbuka

no.2
pada saat MCB tertutup, arus listrik akan menyalakan Counter Relay

no.3
gambar no.3 ini menjelaskan sesaat setelah tombol ON ditekan, dan menghidupkan R dan MC dari
motor. Saat inilah Proximity Switch bekerja menghitung jumlah putaran mesin, melalui Counter relay.

no.4

Saat Counter relay selesai menghitung maka NCnya akan terbuka dan mematikan MC, dan
NOnya akan tertutup dan menyalakan T1, R1 dan SV brake

NC dari R1 yang juga terhubung ke MC akan terbuka untuk nantinya terpakai dalam keadaan
reset pada Counter Relay,

Pada saat bersamaan, NC dari T1 akan menghidupkan SV brake yang menghentikan putaran
sisa motor.

Beberapa detik selanjutnya NC dari T1 akan terbuka dan mematikan SV brake, begitu juga NO
dari T1 yang paralel dengan NO dari CR akan tertutup, yang nantinya akan juga terpakai dalam
keadaan reset pada Counter Relay.

no.5
NO dari T1 ini akan tertutup dan menyalakan T2 dan SV cutting.

no.6
Beberapa detik kemudian NO dari T2 akan tertutup dan menghidupkan T3 serta R2

no.7

Pada saat R2 hidup, NOnya akan mereset Counter Relay dan mengembalikan fungsi NO dan
NCnya seperti semula.

Coba perhatikan penjelasan saya pada poin no.4, arus yang mengalir akan tidak berpengaruh
pada rangkaian ketika fungsi NO dan NC dari Counter Relay kembali normal.

Pada gambar diatas, sengaja saya ulang poin no.6 dan no.7

no.8
NO dari T3 akan tertutup dan menyalakan R3

no.9

Pada saat bersamaan NC dari R3 yang terpasang diantara tombol ON dan OFF akan terbuka,
dan memutus arus pada rangkaian. Sama persis kerjanya dengan fungsi tombol OFF.

Pada gambar diatas, sengaja saya ulang poin no.8 dan no.9

no.10
Ketika NC dari R3 kembali normal, maka rangkaian telah siap kembali dihidupkan seperti semula.

Untuk mempelajari kerja rangkaian ini, ada baiknya Anda perhatikan gambar diatas dan save gambar bila
perlu.

Demikian saja penjelasan tentang Wiring Diagram Otomatis Mesin Gulung ini, semoga bermanfaat untuk
menambah wawasan Anda tentang wiring diagran otomatis, yang secara prinsip sederhananya adalah
sama, yakni memanfaatkan NO dan NC.

JUDUL BARU
Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load
Relay (Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor),
Sebaiknya kita mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu
fungsi rangkaian kerja otomatis.

Relay

dan

Kontaktor

(Relay

and

Magnetic

Contactor)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup


dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah
kekuatan

saklar

internalnya

dalam

menghubungkan

besaran

arus

listrik

yang

melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka
saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut
sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan
tombolnya. Klik

disini

untuk

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak

NO (Normally

mempelajari

Tombol

Open= Bila coil contactor atau relay

dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung)
dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar

dibawah

ini.

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button)
dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di
analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada
beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO
utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor
tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

gambar kontak internal pada Kontaktor

gambar kontak internal pada relay

Penyambungan

sederhana

rangkaian

kontaktor:

Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik. Mengapa
begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam? Mengapa rangkain ini
menggunakan
Itulah

dua
yang

buah
disebut Rangkain

sumber

listrik

yang

Pengendali dan Rangkain

berbeda?
Utama.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga
mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika
timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang
terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC
akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar
Timer

di

bawah

ini.

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer,


padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan
dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire
dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah
menjadi kontak NO.
Kegunaan

NO

dan

NC

Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas, maka

saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan semaksimal mungkin
untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.

JUDUL BARU

Rangkaian Kontaktor Star Delta Manual


26

Artikel ini cuma posting iseng dan hanya menulis ulang dari page saya di Elektro
Mekanik dengan menambahkan beberapa gambar pelengkap dan penjelasannya.
Sebelumnya klik disini untuk melihat wiring diagram Star Delta automatis dengan timer
(TDR) untuk perbandingan.
Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip kerja rangkaian Star
Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum ditemui,. termasuk perubahan kontak
NO NC nya. Yang membedakan dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada
penggunaan DOL (on off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL
relay ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol inilah
yang nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta. Klik disini untuk melihat
sistem DOL (on off) sebuah rangkaian kontaktor.
Pada gambar yang ada di Page Elektro Mekanik (klik disini untuk melihat gambar
dengan menggunakan relay 11 pin), Saya menggunakan Relay 11 pin agar bisa
menggunakan 3 buah NO NC untuk mengamankan rangkaian kontaktor dari hubung
singkat, ketika merubah dari hubung star ke delta. Namun disini saya memodifikasinya
dengan menggunakan relay 8 pin serta menambahkan sebuah pilot lamp sebagai
indikator bahwa rangkaian sudah terhubung delta.
Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini..

gambar wiring diagram star delta manual 8 pin


klik gambar untuk memperbesar

Cara Kerja Rangkaian


Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada hubung STAR
(K1 dan K2 menyala), setelah beberapa detik yang kita rasakan cukup untuk merubah
ke hubung DELTA, maka kita diharuskan menekan tombol 2 (ON Delta), untuk merubah
rangkaian menjadi hubung Delta (K1 danK3 menyala, juga R1). Dan fungsi tombol Off
disini adalah untuk mematikan kerja rangkaian.

Peralatan yang dibutuhkan:


1
pcs
push
botton
off
2
pcs
push
button
on
1 pcs relay 11 pin Omron MK3P-I 220V (R1) atau 8 pin MK2P-I
3 pcs kontaktor 220v (sesuaikan dengan motor) (K1, K2 dan K3)
2 pcs overload (sesuaikan dengan kontaktor)
1 pcs pilot lamp (green)
cable wire 1.5 mm secukupnya
Box Panel
Sebagai pelengkap saya lampirkan juga foto gambar penyambungan rangkaian star
delta manual ini, agar anda bisa langsung mempraktekkannya.

foto gambar penyambungan rangkaian star delta manual


klik gambar untuk memperbesar

Demikian saja ulasan singkat tentang rangkaian kontaktor Star Delta manual ini. yang
tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan yang
automatis..

JUDUL BARU

Perancangan Sistem Kontrol Pneumatik


Dalam suatu sistem kontrol pneumatik terdapat arsitektur dan bagianbagian yang menyangkut fungsi kerja alat tersebut. Perancangan sistem
kontrol pneumatik mengacu pada diagram alir sistem
Diagram alir
Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang
benar. Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca
rangkaian ,
sehingga mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan
sistem
pneumatik.
Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengan
diagram alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai
mengalir dari
bawah menuju ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan
untuk
catu daya akan digambarkan pada bagian bawah rangkaian secara simbol
sederhana atau komponen penuh dapat digunakan. Pada rangkaian yang
lebih
luas , bagian catu daya seperti unit pemelihara, katup pemutus dan
berbagai
distribusi sambungan dapat digambarkan tersendiri.
Diagram alir mata rantai kontrol dan elemen-elemennya digambarkan
sebagai berikut :

Tata Letak Rangkaian


Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus
digambar tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan
secara
fisik. Dianjurkan bahwa semua silinder dan katup kontrol arah digambarkan
secara horisontal dengan silinder bergerak dari kiri ke kanan, sehingga
rangkaian
lebih mudah dimengerti.
Contoh :
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau
pedal kaki ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar
penuh
dan tekanan pada tombol atau pedal kaki dilepas.
Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak

gambar diagram berikut ini.

Gambar 1.2 menunjukkan perbedaan antara posisi gambar dengan lokasi


benda/elemen sesungguhnya. Pada praktiknya katup V1 terletak pada
posisi
akhir langkah keluar silinder. Pada diagram rangkaian elemen V1 digambar
pada
tingkat sinyal masukan dan tidak mencerminkan posisi katup. Penandaan
V1
pada posisi silinder keluar penuh menunjukkan posisi sesungguhnya dari
katup
V1 tersebut.
Diagram rangkaian memperlihatkan aliran sinyal dan hubungan antara
komponen dan lubang saluran udara. Diagram rangkaian tidak
menjelaskan tata
letak komponen secara mekanik.
Rangkaian digambar dengan aliran energi dari bawah ke atas. Yang
terdapat dalam rangkaian meliputi sumber energi, masukan sinyal,
pengolah
sinyal, elemen kontrol akhir dan elemen penggerak (aktuator). Posisi katup
pembatas ditandai pada aktuator.
Jika kontrol rumit dan terdiri dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrol
harus dibagi ke dalam rangkaian rantai kontrol yang terpisah. Satu rantai
dapat
dibentuk untuk setiap fungsi grup. Kalau mungkin, rantai-rantai ini
sebaiknya
disusun berdampingan dalam urutan yang sama dengan gerakan langkah
operasinya.

JUDUL BARU

Belajar Pneumatic
Sebelum kita belajar lebih dalam tentang pneumatic sebaiknya kita perlu mengerti dahulu tentang apa
itu pneumatic. Pada awalnya

Pneumatic, ditemukan oleh King dari Amerika Serikat, tahun

1890[1]. kemudian Pneumatik (bahasa Yunani: , pneumatikos) berasal dari kata dasar
"pneu" yang berarti udara tekan dan "matik" yang berarti ilmu atau hal-hal yang berhubungan dengan
sesuatu; sehingga arti lengkap pneumatik adalah ilmu/hal-hal yang berhubungan dengan udara
bertekanan[2].

Gambar . Simbol pneumatik

sebagian orang baik dari mahasiswa maupun pelajar SMK yang khusus pada bidang mekatronika maupun
prodi-prodi yang lain menganggap bahwa belajar Pneumatic itu sulit, seharusnya paradikma seperti ini
bisa di hapus. Karena dalam kenyataan yang sebenarnya belajar pneumatic itu menyenangkan dan
penuh tantangan. Belajar Pneumatic memang butuh logika, ketelitian dan ke uletan. Langkah awal
yang kita perlukan adalah niat, jadi kita tanamkan niat terlebih dahulu sebelum kita mempelajari
Pneumatic tersebut.
Berbicara tentang logika, kemampuan seseorang dalam berfikir itu berbeda-beda, apalagi
berhubungan dengan logika manusia yang tidak mungkin sama. Namun logika tersebut dapat kita asah ,
tentunya dengan latihan-latihan secara rutin sehingga memperoleh suatu pola yang dapat

mempermudah dalam proses pengerjaan suatu persoalan yang akan kita pecahkan. Ilmu pneumatic bisa
dikatakan sebagai ilmu seni, dan seni itu ada yang bisa kita polakan sedemikian rupa bahkan seni juga
dapat kita kembangkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Selain sebagai ilmu seni , Ilmu
Pneumatic juga dapat kita sebut seperti halnya ilmu pemprograman, jika kita akan memprogram
sesuatu tentunya kita bisa membuat sebuah alur atau flowchart untuk mempermudah kita dalam proses
membuat program dalam hal ini adalah memecahkan masalah atau persoalan namun terkadang kita
juga tidak perlu membuat flowchart dalam proses pemprograman karena semuanya sudah terpolakan
dalam otak kita, ini bisa terjadi kalau kita sering melakukan atau berlatih berkali-kali.
Ayo kita mulai belajar yang paling mudah dulu Pneumatic Murni

Referensi
Edi Songo.2010.Buku Genius:jakarta.Wahyu Media[1]
wiki pedia.2012.Pneumatik. di unduh pada tanggal 22 September 2012 pukul 19.45 dengan
alamamat :http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumatik[2]

JUDUL BARU

Pneumatik murni atau Pure Pneumatic


kita akan belajar bagaimana membuat rangkaian Pneumatics murni dengan memahami konsep dasar
agar kita bisa menyelesaikan bermacam-macam persoalan khususnya Pneumatik murni:
dimulai dari dua silinder:
Contoh soal:
1.

Sebuah mesin stempel dengan dua buah aktuator yaitu akatuator untuk memposisikan kertas
dan aktuator untuk menstempel. dua aktuator tersebut digerakkan oleh silinder kerja ganda
yang masing-masing aktuator untuk memposisikan kertas digerakkan silinder A dan aktuator
stempel digerakkan oleh silinder B dengan gerakan (A+B+A-B-) . Mesin stempel akan bekerja
dengan menekan tombol Start . Jika tombol start di lepas maka mesin akan berhenti dengan
menyelesaikan satu siklus

dari soal di atas dapat kita buat list komponen yang akan kita gunakan yaitu:
1.

Dua buah silinder kerja ganda

2.

Dua buah katup 3/2

3.

Satu buah katup tombol NC (Untuk ON)

4.

Empat buah sensor pneumatic

langkah -langkah mengerjakan :

Buatlah diagram langkah terlebih dahulu

Gambar 1. Diagram alur kerja silinder

keterangan:
1.

Start (ON) : Tombol katub NC

2.

A+

: Silinder A maju

3.

B+

: Silinder B maju

4.

A-

:Silinder A mundur

5.

B-

: Silinder B mundur

6.

a0

: sensor minimum silinder A

7.

b0

: sensor minimum silinder B

8.

a1

: sensor maksimum silinder A

9.

b1

: sensor maksimum silinder B

Penjelasan diagram langkah diatas:


tombol start dan sensor b0 di AND kan atau di seri. Pada saat tombol start ditekan maka silinder A maju
(A+) sehingga sensor maksimum silinder a1 tersentuh oleh batang piston. karena a1 aktif maka silinder
B maju (B+) mengakibatkan batang piston B menyentuh sensor maksimum b1 sehingga aktif. Sensor b1
aktif menyebabkan silinder A mundur (A-) batang piston A mundur menyentuh sensor A minimum (a0)
mengakibatkan silinder B mundur (B-) sehingga sensor minimum silinder B yaitu (b0) tersentuh oleh
batang piston B maka b0 aktif kembali. Sensor b0 aktif dan tombol start aktif(di tekan ) maka akan
rangkaian akan aktif terus-menerus sebelum tombol satrat kita lepas.

Membuat Rangkaian

1.

posisikan semua komponen sesua dengan urutan diagram alur /diagram langkah seperti gambar
berikut:

2. rangkailah sesuai urutan digram alur seperti gambar dibawah ini

gambar-gambar diatas menggunakan simulasi Fluidsim-P dari festo . jika sudah di rangkai dengan benar
pasti jalan.

sekian , semoga bermanfa'at

JUDUL BARU

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8

Sensor Mekanis / Katup Roller

Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller


Keterangan:
o

Gambar 20 (a) Katup normal roller

Gambar 20 (b) Katup idle return roller

Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted spring
return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive)
Keterangan :
Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button
diaktifkan.
Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic
secara tidak langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring
return berfungsi sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur
silinder sebagai akibat komando yang diberikan dari penekanan katup pushbutton.

Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah)
Catatan:
o

Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND

Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR

Tabel Logika

Input X

Input Y

Output A
(AND)

Output A (OR)

JUDUL BARU

Katup-Katup Pneumatik
Home Elektro Pneumatik Katup-Katup Pneumatik

Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara kempa


yang akan bekerja menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi
untuk mengendalikan arah gerakan aktuator. Katup-katup pneumatik diberi
nama berdasarkan pada: a) Jumlah lubang/saluran kerja (port), b) Jumlah
posisi kerja, d) Jenis penggerak katup, dan d) Nama tambahan lain sesuai
dengan karakteristik katup. Berikut ini contoh-contoh penamaan katup yang
pada umumnya disimbolkan sebagai berikut:

Dari simbol katup di atas menunjukkan jumlah lubang/port bawah ada


tiga (1,3,5) sedangkan di bagian output ada 2 port (2,4). Katup tersebut juga
memiliki dua posisi/ruang yaitu a dan b. Penggerak katup berupa udara
bertekanan dari sisi 14 dan 12. Sisi 14 artinya bila disisi tersebut terdapat
tekanan udara, maka tekanan udara tersebut akan menggeser katup ke
kanan sehingga udara bertekanan akan mengalir melalui port 1 ke port 4
ditulis 14. Demikian pula sisi 12 akan mengaktifkan ruang b sehingga port
1 akan terhubung dengan port 2 ditulis 12.
Berdasarkan pada data-data di atas, maka katup di atas diberi nama:
KATUP 5/2 penggerak udara bertekanan

Contoh lain:

Katup ini memiliki tiga port dan dua


posisi/ruang, penggerak knop dan
pembalik pegas, maka katup tersebut
diberi nama Katup 3/2 knop, pembalik pegas.

Katup-katup pneumatik memiliki banyak jenis dan fungsinya. Katup


tersebut berperan sebagai pengatur/pengendali di dalam sistem pneumatik.
Komponen-komponen kontrol tersebut atau biasa disebut katup-katup
(Valves) menurut desain kontruksinya dapat dikelompokan sebagai
berikut:
a. Katup Poppet (Poppet Valves)
- Katup Bola (Ball Seat Valves)
- Katup Piringan (Disc Seat Valves)
b. Katup Geser (Slide valves)
- Longitudinal Slide
- Plate Slide
Sedangkan menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Katup Pengarah (Directional Control Valves)
b) Katup Satu Arah (Non Return Valves)
c) Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
d) Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
e) Katup buka-tutup (Shut-off valves)
Sedangkan susunan urutannya dalam sistim pneumatik dapat kita
jelaskan sebagai berikut:
- Sinyal masukan atau input element mendapat energi langsung dari
sumber tenaga (udara kempa) yang kemudian diteruskan ke pemroses
sinyal.
-Sinyal pemroses atau processing element yang memproses sinyal
masukan secara logic untuk diteruskan ke final control element.
-Sinyal pengendalian akhir (final control element) yang akan mengarahkan
output yaitu arah gerakan aktuator (working element) dan ini merupakan

hasil akhir dari sistem pneumatik.


1. Katup Pengarah (Directional Control Valves)
Katup 3/2 Way valve (WV) penggerak plunyer, pembalik pegas (3/2
DCV plunger actuated, spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc
valves) normally closed (NC).

Katup 4/2 penggerak plunyer, kembali pegas (4/2 DCV plunger actuated,
spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc seat valves)

Katup 4/3 manually jenis plate slide valves.

Katup 5/2, DCV-air port jenis longitudinal slide.

2. Katup Satu Arah (Non Return Valves)


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran udara kempa hanya
satu arah saja yaitu bila udara telah melewati katup tersebut maka udara
tidak dapat berbalik arah. Sehingga katup ini juga digolongkan pada katup
pengarah khusus.
Macam-macam katup searah:
2.1 Katup Satu Arah Pembalik Pegas
Katup satu arah hanya bisa mengalirkan udara hanya dari satu sisi
saja. Udara dari arah kiri (lihat gambar 30) akan menekan pegas sehingga
katup terbuka dan udara akan diteruskan ke kanan. Bila udara mengalir
dari arah sebaliknya, maka katup akan menutup dan udara tidak bisa
mengalir kearah kiri. Katup satu arah dalam sistem elektrik identitik
dengan fungsi dioda yang hanya mengalirkan arus listrik dari satu arah

saja.

2.2 Shuttle Valve


Katup ini akan mengalirkan udara bertekanan dari salah satu sisi,
baik sisi kiri saja atau sisi kanan saja. Katup ini juga disebut katup OR
(Logic OR function).

3. Katup DuaTekan (Two Pressure Valve)


Katup ini dapat bekerja apabila mendapat tekanan dari kedua saluran
masuknya, yaitu saluran X, dan saluran Y secara bersama-sama (lihat
gambar 32). Bila udara yang mengalir dari satu sisi saja, maka katup
akan menutup, namun bila udara mengalir secara bersamaan dari kedua
sisinya, maka katup akan membuka, sehingga katup ini juga disebut
AND (Logic AND function).

4. Katup Buang Cepat (Quick Exhaust Valve)


Quick Exhaust Valve bekerja mengalirkan udara bertekanan dari lubang P
menuju lubang A, akan tetapi jika ada udara yang masuk dari lubang A maka udara
langsung dibuang cepat ke lubang R.

5. Katup Pengatur Tekanan


Pressure Regulation Valve, katub ini berfungsi untuk mengatur besarkecilnya
tekanan udara kempa yang akan keluar dari service unit dan bekerja
pada sistim pneumatik (tekanan kerja).

6. Katup Pembatas Tekanan/Pengaman (Pressure Relief Valve)


Katup ini berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum pada
sistem. Apabila terjadi tekanan lebih maka katup out-let akan terbuka dan
tekanan lebih dibuang, jadi tekanan udara yang mengalir ke sistem tetap
aman.
7. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya fungsinya
berbeda yaitu untuk membuat urutan kerja dari sistem. Perhatikan gambar
berikut:

8. Time Delay Valve (Katup Tunda Waktu)


Katup ini berfungsi untuk menunda aliran udara hingga pada waktu yang
telah ditentukan. Udara akan mengalir dahulu ke tabung penyimpan, bila
suda penuh baru akan mengalir ke saluran lainnya. Katup penunda ini juga
dikenal pula dengan timer.

9. Katup Pengatur Aliran (Flow Control Valve)


Katup ini berfungsi untuk mengontrol/mengendalikan besar-kecilnya
aliran udara kempa atau dikenal pula dengan katup cekik, karena akan
mencekik aliran udara hingga akan menghambat aliran udara. Hal ini
diasumsikan bahwa besarnya aliran yaitu jumlah volume udara yang mengalir
akan mempengaruhi besar daya dorong udara tersebut.
Macam-macam flow control: a) Fix flow control yaitu besarnya lubang
laluan tetap (tidak dapat disetel), b) Adjustable flow control yaitu lubang laluan
dapat disetel dengan baut penyetel, c) Adjustable flow control dengan check
valve by pass. Adapun penampang dan simbol flow control valve adalah
sebagai berikut:

10. Shut of Valve


Katup ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran udara. Lihat
gambar berikut:

Sumber Referensi:
Sumbodo. Wirawan. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri SMK Jilid
3. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sumber gambar : Festo FluidSIM

JUDUL BARU

Contoh Rangkaian Pneumatic


16 Okt 2011

Rangkaian paling atas adalah OR untuk aktuator


silinder single aksi
Rangkaian dibawahnya adalah OR untuk aktuator silinder double aksi

Sedangkan Rangkin Fungsi AND adalah sebb.

Kontrol Aktuator Singgle Acting

Kontrol aktuator Double Acting

Kontrol Tekan single acting

Kontrol Tekan double acting

You might also like