You are on page 1of 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan
menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Misalnya
apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan oleh sebab itu, disamping kurikulum yang cocok dan
proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik, searah dan
terencana. Guru yang baik harus menguasai 3 dimensi metode dan penguasaan
penilaian, apabila guru memiliki kelemahan salah satunya, maka hasilnya tidak
maksimal.
Salah satu penilaian dalam proses pembelajaran antara lain sebagai kegiatan
menghimpun fakta-fakta dan dokumen peserta didik yang dapat dipercaya untuk
melakukan kegiatan program, apabila kegiatan penilaian tersebut terjadi sebagai bagian
dari progam pembelajaran di kelas oleh karena itu penilaian berfungsi membantu guru
untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran dalam proses belajar mengajar. Dalam
makalah

ini

akan

dijelaskan

model

penilaian produk untuk mata pelajaran

matematika.
B. Permasalahan
Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Apakah yang dimaksud dengan penilai produk?


Bagaimanakah tahap penilaian produk?
Bagaimanakah teknik penilaian produk?
Bagaimanakah rubric penilaian produk ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetatahui pengertian penilaian produk.


Untuk mengetahui tahap penilaian produk.
Untuk mengetatahui teknik penilaian produk.
Untuk mengetatahui rubric penilaian produk.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Produk


Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap penguasaan
ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil
kerja peserta didik tertentu. Misalnya : Siswa diberi tugas untuk membuat kliping Koran
tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk
mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka. Penilaian produk juga
adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian jenis
ini meliputi: penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses pembuatan suatu
produk.
Penilaian produk meliputi pula penilaian terhadap kemampuan siswa membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan,pakaian, hasil karya seni (patung),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik,

dan logam. Dalam matematika

seperti benda-benda peraga (kubus, balok, kerucut dan sebagainya). Penilaian produk
ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh,
kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan
dengan aman, membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan
menarik.
B.

Tahapan Penilaian Produk


Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:

Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,

menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.


Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)

Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan,
tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa meskipun terdiri atas
beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu proses yang padu. Berhubung
ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja melakukan penilaian
tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada
tahap akhir.
Fase dalam menghasilkan produk
1.

Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan,

bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk


2. Produksi: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan menggunakan bahan,
alat, dan teknik
3. Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk, fungsional,
keorisinilan.
Membuat perencanaan:
Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi
Bagaimana/bagian mana relevansinya dengan kurikulum
Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya
Membuat Pencatatan:

Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau holistik)
Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)
Bagaimana kriteria penilaiannya
Bagaimana tingkat keajegannya

Pelaporan:

Dari sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak

(menggunakan analitik, holistik, catatan singkat)


Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau keterbandingannya
dengan siswa lain dikelompoknya
Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis
Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

a.

Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan kemudian
membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru memberi saran-saran
untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan

b.

mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.


Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan
dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada akhir
tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan

c.

menggunakan bahan, alat, dan teknik.


Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau memamerkannya kepada
komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk tersebut, seperti
maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap ini
guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaan
dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.
(M.Nur Ampana Lea, 2011)
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu
tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir. Meskipun
terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut merupakan suatu
proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan proses yang padu, maka
guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja
pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu
produk:

Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa


untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan
mengembangkan suatu ide;
Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan
teknik kerja;
Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria
(fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
(Hesty Borneo, 2012)

C.

Tujuan Penilaian Produk


Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan
guru untuk:

Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari

keterampilan berikutnya.
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas
di sekolah kejuruan.
Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:

Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain


Memilih bahan-bahan yang tepat
Menggunakan alat
Menunjukkan inovasi dan kreasi
Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)
Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:

Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari


keterampilan berikutnya;
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas
di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
(Hesty Borneo, 2012)
D. Perencanaan Dalam Menilai Hasil Kerja Siswa
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu
hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat
kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil
kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
a. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh
aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya

menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya
menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal yang
demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar. Strategi

yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa.
Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak
hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga
memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan

kompetensi setingkat di bawahnya.


Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja
(dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka
kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian hasil
kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang
objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa,
serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
(Hesty Borneo, 2012)
E.

Pengelolaan Hasil Kerja


Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan
mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun
ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja
siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang
diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum atau
tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan
mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:

Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu


siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam
tugas tersebut.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja.
Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan
dinilai.
Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu dengan
individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.
(Hesty Borneo, 2012)
Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara
sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :
Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar
dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk
mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi yang diukur dalam tugas
tersebut.
Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai
keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja.
Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang

akan dinilai.
Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilaianya.
(M.Nur Ampana Lea, 2011)

F.

Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa


Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan

pada tahap appraisal (penilaian produk).


Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan,
pembuatan produk, penilaian produk).
(Ramlan Arie, 2011)
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan
biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil kerja siswa antara
lain adalah sebagai berikut:

a.

Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap
siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk
mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa; misalnya kemampuan
siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau
kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat

dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya
guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur
kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa,

penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.
Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin
mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara
bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati
seluruh siswa dalam satu kegiatan.

b. Skala penilaian analitis


Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil
kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai
perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa dinilai
selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap
perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat
menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk setiap
keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c.

Skala penilaian holistik


Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian
terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk
mengevaluasi hasil kerjanya.
(Hesty Borneo, 2012)

G. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk

10

KELEBIHAN

KELEMAHAN

1. Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk


1. Memerlukann waktu yang cukup banyak.
melihat siswa memiliki daya cipta dan
2.
mempunyai kompetensi
2. Kompetensi masing-masing anak betul-betul
3.
dapat diketahui secara obyektif
3. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang
diperoleh

secara

langsung

Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata


terutama yang abstrajk
Biaya untuk membuat karya nyata kadangkadang mahal

melalui
4. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.
5. Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak

pengalaman yang real.


4. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran sama.
6. Subjektif penskorannya.
materi yang telah diperoleh.

(NA Suprawoto, 2009)

11

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka kesimpulan yang dikemukakan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap penguasaan
ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil
kerja peserta didik tertentu.
2. Pengembangan produk meliputi tiga tahap yaitu tahap perssiapan, pembuatan, dan
peniaian produk.
3. Teknik penilaian produk ada dua yaitu teknik holistic dan teknik analitik.

12

DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum 2004. Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional


Siswono, Tatag Y.E. (2002). Penilaian Authentik dalam pembelajaran Kontekstual.
Jurnal
Nasional
MATEMATIKA,
Jurnal
Matematika
atau
Pembelajarannya, Tahun VIII. ISSN: 0852-7792.

13

MAKALAH
PENILAIAN PRODUK

OLEH:
SAFARI
FITRIYANI HALI
RAHMAT

(G2I1 012 0 )
(G2I1 012 003)
(G2I1 012 0 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

14

2013

You might also like