You are on page 1of 31

Dinas Kesehatan Kota Dumai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Millenium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara terhadap

rakyat Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada masyarakat global yang


merupakan

suatu

kesepakatan

dari

kemitraan

global

untuk

memperbaiki

kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi tujuan yang mempunyai batas
waktu dan target terukur. Komitmen Indonesia mencapai MDGs adalah komitmen
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan, dimana perlunya disusun Rencana Aksi
Daerah Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang memuat arah kebijakan dan
strategi pencapaian terkait program program pencapaian tujuan pembanguan
Millenium Development Goals (MDGs).
Indikator kinerja upaya pencapaian target MDGs merupakan indicator proses
dari setiap langkah program percepatan pencapaian target MDGs secara lintas sektor
yang dilakukan oleh instansi instansi. Dengan demikian diharapkan terjadi
sinkronisasi dajn sinergi untuk mencapai sasaran pokok.
Indikator dipergunakan sebagai tolok ukur menilai kemajuan, keseluruhan
kinerja dan dampak program percepatan pencapaian target MDGs. indikator
merupakan kunci sistim pemantauan dan evaluasi sehingga indikator indikator
kinerja yang ada harus dapat diverifikasi secara obyektif.
Salah satu alat transformasi data yang merupakan bagian dari proses
pemantauan dan evaluasi yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai terutama

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Seksi Gizi dan PSM adalah Laporan Tahunan. Laporan Tahunan Seksi Gizi dan PSM
Tahun 2015 adalah suatu dokumen evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
1.2.
1.2.1.

TUJUAN
Tujuan Umum
Deskripsi hasil pencapaian program / kegiatan Seksi Gizi dan PSM Dinas

Kesehatan Kota Dumai selama kurun waktu 1 tahun (2015).


1.2.2.

Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran hasil kegiatan program Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2015.
Tersedianya data dan informasi keadaan Gizi masyarakat yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan
evaluasi.
Adanya pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi seksi Gizi dan
PSM Dinas Kesehatan Kota Dumai.
Tersusunnya laporan tahunan Seksi Gizi dan PSM Dinas Kesehatan Kota
Dumai Tahun 2015 yang komprehensif.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

1.3.

SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan Tahunan Seksi Gizi dan PSM Dinas Kesehatan Kota Dumai tahun

2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :


BAB I

: Pendahuluan

BAB II

: Visi, Misi, dan Uraian Tugas

BAB III

: Pencapaian Program dan Hasil Kegiatan

BAB IV

: Penutup

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

BAB II
VISI, MISI, DAN URAIAN TUGAS SEKSI GIZI DAN PSM

2.1.

VISI DAN MISI

Visi
Misi

Mewujudkan keluarga mandiri


sadar gizi untuk mencapai status
gizi keluarga dan masyarakat yang
optimal.

Mengurangi gizi buruk pada bayi


dan balita
Mengurangi kekurangan zat gizi
mikro seperti zat besi (Fe),
Kurang Yodium dan Vitamin A

2.2.

URAIAN TUGAS
Seksi Gizi dan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan

dalam perencanaan, penyelenggaraan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan


upaya peningkatan dan pemulihan gizi masyarakat serta peran serta masyarakat.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Uraian tugas yang dimaksud:


1. Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan perencanaan program serta
kebutuhan program peningkatan gizi masyarakat serta peran serta masyarakat.
2. Melakukan penyiapan bahan koordinasi usaha peningkatan kegiatan
peningkatan gizi masyarakat serta peran serta masyarakat.
3. Melakukan bimbingan pelaksanaan standarisasi gizi
4. Melakukan pengumpulan, pengolahan, pelaporan, analisa dan evaluasi data
dan hasil kegiatan program gizi masyarakat serta peran serta masyarakat.
5. Melakukan pengumpulan, penyiapan dan pendistribusian bahan peralatan,
surat menyurat, data obat serta peran serta masyarakat.
6. Melakukan pengarsipan dan pentimpaan dokumentasi, surat menyurat serta
tindak lanjutnya.
7. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan sesuai dengan lingkup tugas.

2.3.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN


Kegiatan Program Gizi Tahun 2015 yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
2. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
3. Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

BAB III
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM GIZI

3.1.

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT

3.1.1. Posyandu
Pada tahun 2015 terdapat penambahan posyandu baru di Kota Dumai yaitu 2
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Medang Kampai dan 2 posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Sei Sembilan sehingga jumlah posyandu di Kota Dumai pada tahun
2015 yaitu sebanyak 194 posyandu. Adapun penyebaran posyandu di Kota Dumai
disajikan pada grafik 3.1.

Grafik 3.1 Sebaran Posyandu se Kota Dumai Tahun 2015

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Pembinaan posyandu setiap bulannya dilakukan oleh petugas puskesmas,


pokja kelurahan dan pokjanal posyandu serta bapak angkat masing masing
posyandu.
Kategori Posyandu ada beberapa tingkatan yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu yang kegiatan tiap bulan dilaksanakan secara rutin dan kader yang aktif
masih terbatas.
2. Posyandu Madya
Posyandu pada tingkat ini sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
setahun, dengan rata-rata jumlah kader 5 (lima) orang atau lebih, akan tetapi
cakupan programnya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %.
3. Posyandu Purnama
Posyandu yang frekuensi kegiatannya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah
kader 5 (lima) dengan cakupan program lebih dari 50 %. Selain itu juga sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin ada dana sehat yang masih sederhana.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 (lima)
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah
menjangkau 50 % KK.
Kegiatan yang dijalankan di posyandu adalah :

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Imunisasi

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Gizi

Keluarga Berencana (KB)

Surveilans penyakit

Tanggap darurat bencana

Pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular

Grafik 3.2 Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Posyandu

Pada Tahun 2015 posyandu di Kota Dumai berjumlah 194 posyandu, terdapat 4
posyandu baru yaitu 2 posyandu di Sungai Sembilan dan 2 posyandu di Medang
Kampai. Tingkat kemandirian posyandu yaitu 190 posyandu pada strata Posyandu
Mandiri sedangkan 4 posyandu pada strata Posyandu Purnama. Dimana setiap
posyandu di Kota Dumai sudah melaksanakan program atau kegiatan posyandu

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

dengan cakupan program > 80% serta aktif melaksanakan program dana sehat yang
sangat bervariasi.
Pada tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan pelacakan kasus terhadap masalah
gizi di 10 puskesmas oleh pengelola program gizi serta penilaian posyandu teladan,
penilaian kelurahan UPGK, dan penilaian kader berprestasi berdasarkan masa bakti
kader.
Tabel 3.1 Nama Nama Pemenang Posyandu Teladan Tahun 2015
JUARA
I
II
III

NAMA POSYANDU
Cempaka
Balida
Suka Bumi

PUSKESMAS
Bukit Kapur
Bumi Ayu
Sei Sembilan

KECAMATAN
Bukit Kapur
Bumi Ayu
Sei Sembilan

Tabel 3.2 Nama Nama Pemenang Kelurahan UPGK Tahun 2015


JUARA
I
II
III

POSYANDU
Matahari
Balida
Jamaica

KELURAHAN
Bukit Kayu kapur
Bumi Ayu
STDI

PUSKESMAS
Bukit Kayu Kapur
Bumi Ayu
Dumai Barat

3.1.2. Pembelian Alat ukur Berat Badan


Pembelian alat ukur berat badan yang dimaksud adalah timbangan dacin, timbangan
bayi, dan timbangan berdiri masing-masing sebanyak 9 buah. Timbangan merupakan
sarana dasar pada kegiatan posyandu karena penimbangan adalah kegiatan utama
posyandu. Timbangan diberikan kepada posyandu yang ada di Kelurahan Bukit Kayu
Kapur, Kelurahan Mekar Sari, Kelurahan Ratu Sima, Kelurahan Bumi Ayu.

3.2.

KURANG

ENERGI

PROTEIN

(KEP),

ANEMIA

GIZI

BESI,

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Dilaksanakan melalui kegiatan pengumpulan garam beryodium, penyegaran


kader posyandu, sosialisasi KP (Kelompok Pendukung) ASI, pemnatapan kinerja
program gizi.

3.2.1

Penyegaran Kader Posyandu


Kegiatan penyegaran kader yang bertujuan untuk merevitalisasi pengetahuan

kader tentang pemantauan pertumbuhan balita di posyandu yang meliputi :


a. Memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
b. Memberikan Konseling Gizi.
c. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.
d. Pemberian PMT balita sesuai dengan sasaran balita gizi kurang.
e. Melaksanakan kegiatan SIP ( sistem Informasi Posyandu )

3.2.2

Sosialisasi KP (Kelompok Pendukung) ASI


Kelompok Pendukung ASI (KP - ASI) merupakan Kegiatan yang efektif

untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Kelompok pendukung ASI adalah beberapa orang yang mengalami situasi yang sama
atau memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk saling menceritakan
Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

10

Dinas Kesehatan Kota Dumai

kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan dengan situasi yang dihadapi atau
upaya mencapai tujuan yang diinginkan dan masyarakat bisa melaksanakannya di
lapangan dan tercapainya ASI ekslusif di kota Dumai. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan informasi tentang Kelompok Pendukung ASI Kepada tenaga kesehatan,
PKK dan masyarakat sehingga mereka bisa melaksanakannya di lapangan dan
tercapainya ASI ekslusif di Kota Dumai.

3.2.3

Penilaian POZI (Pojok Gizi)


Pojok Gizi (POZI) adalah pelayanan gizi profesional yang diberikan di

Puskesmas oleh tenaga gizi terdidik/terlatih kepada setiap pengunjung Puskesmas


yang membutuhkan dan bertujuan untuk pencegahan, penanggulangan, penyembuhan
dan pemulihan penyakit yang berkaitan dengan gizi. Kriteria penilaian pozi yaitu
bahan penyuluhan/konseling gizi, bahan paket pertolongan gizi, alat-alat, pencatatan
dan pelaporan, jadwal pelayanan gizi, dan dokumentasi. Penilaian dilakukan pada 10
Puskesmas, berdasarkan penilaian tersebut didapat Pozi Puskesmas Sungai Sembilan
sebagai Juara I, Pozi Puskesmas Medang Kampai sebagai Juara II, dan Pozi
Puskesmas Dumai Kota sebagai Juara III.

3.2.4

Pemantapan Kinerja Progran Gizi


Program Perbaikan Gizi masyarakat adalah salah satu program pokok

Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,


penanggulanagna Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, keadaan zat gizi lebih,
Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

11

Dinas Kesehatan Kota Dumai

peningkatan surveilans gizi, dan Pemberdayaan Usaha Gizi Keluarga/Masyarakat.


Kegiatan kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, semester (6
bulan sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi masyarakat
dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Salah satu penyebab yang melatarbelakangi timbulnya masalah gizi adalah
masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan perilaku gizi yang baik dan benar yang
menunjang upaya perbaikan status gizi masyarakat. Puskesmas adalah sarana
kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan termasuk gizi kepada
masyarakat. Di Puskesmas program gizi masyarakat dilaksanakan secara terintegrasi
oleh berbagai macam petugas Puskesmas seperti ahli gizi, bidan, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain yang disebut Tenaga Pengelola Gizi (TPG). Tujuan
diadakannya kegiatan ini adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan
status gizi masyarakat dalam kegiatan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
petugas gizi dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan
mengevaluasi Upaya perbaikan Gizi Masyarakat.

3.2.5

Pemantauan Garam Beryodium


Kegiatan pemantauan garam beryodium bertujuan untuk memperoleh

gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi


syarat di masyarakat yaitu dengan diperolehnya informasi tentang konsumsi garam
beryodium di tingkat kelurahan dengan pengujian garam, diperolehnya informasi
Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

12

Dinas Kesehatan Kota Dumai

tentang bentuk garam yang digunakan di tingkat masyarakat, diperolehnya informasi


tentang tempat pembelian garam yang digunakan masyarakat, diperolehnya informasi
tentang ada/tidaknya merk dagang produk garam yang dikonsumsi masyarakat.
Kelurahan dengan garam beryodium baik adalah kelurahan dengan 26 sampel
garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam
konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu.
Sampel kegiatan ini adalah murid Sekolah Dasar (SD) kelas 4 dengan jumlah
murid masing masing yang dijadikan sampel adalah 26 orang yang dilaksanakan di
5 kecamatan (33 kelurahan). Dari 33 kelurahan yang diambil sampelnya untuk
pemantauan garam beryodium, 100% kelurahan di Kota Dumai telah mengkonsumsi
garam beryodium.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

13

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Grafik 3.3 Cakupan Pemantauan Garam Beryodium Tahun 2014 - 2015

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

14

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Pencapaian cakupan per Puskesmas untuk masing masing indikator adalah


sebagai berikut :
a. Cakupan Program/Liputan Program (K/S)

Grafik 3.4 Cakupan Program/Liputan Program (K/S)

Kemampuan program dalam menjangkau balita yang ada di wilayah kerja


puskesmas atau posyandu dapat dilihat dari hasil cakupan K/S. Dari hasil pemantauan
dapat diketahui bahwa K/S untuk Kota Dumai sudah dalam batas nilai cakupan baik
(> 90%) yaitu 90,9%.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

15

Dinas Kesehatan Kota Dumai

b. Partisipasi Masyarakat (D/S)

Grafik 3.5 Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Untuk melihat peran serta masyarakat dalam penimbangan bulanan balita


yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita dengan menggunakan KMS,
dapat dilihat dari hasil cakupan D/S. Hasil cakupan D/S pada tahun 2015 yaitu 83,2%
mengalami penurunan jika disbanding dengan tahun 2014.
Walaupun demikian usaha untuk meningkatkan peran serta masyarakat tetap
dilakukan yaitu dengan mengadakan pendekatan melalui penyuluhan kepada ibu
balita tentang pentingnya arti kegiatan penimbangan di posyandu.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

16

Dinas Kesehatan Kota Dumai

c. Keadaan Kesehatan Balita (N/D)

Grafik 3.6 Cakupan Keadaan Kesehatan Balita (N/D)

Untuk melihat keadaan kesehatan balita yang ditandai dengan kenaikan berat
badan hasil penimbangan dan mengikuti arah pita pertumbuhan pada KMS. Dari hasil
penimbangan balita di Kota Dumai pencapaian N/D adalah 92,7%.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

17

Dinas Kesehatan Kota Dumai

d. Balita yang Memerlukan Perhatian Khusus (BGM/D)

Grafik 3.7 Cakupan Balita yang Memerlukan Perhatian Khusus (BGM/D)

Pada grafik 3.7 dapat dilihat bahwa cakupan balita yang memerlukan
perhatian khusus terendah terdapat pada Puskesmas Jaya Mukti yaitu 0,21%,
sedangkan yang tertinggi terdapat pada Puskesmas Bukit Timah yaitu 1,26%. Untuk
cakupan Kota Dumai yaitu 0,46%, angka ini masih termasuk dalam kategori baik
karena masih berada di bawah SPM yaitu < 5%.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

18

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Secara keseluruhan, cakupan pemantauan pertumbuhan balita dengan


beberapa indikator di atas tercakup sebagai berikut :
Tabel 3.3 Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PUSKESMAS
Dumai Kota
Dumai Barat
Bukit Kapur
Sei Sembilan
Medang Kampai
Bumi Ayu
Bukit Timah
Jaya Mukti
Purnama
Bukit Kayu Kapur
KOTA DUMAI

K/S
94,7
91,4
82,3
91,9
96,3
94,1
96,8
84,0
94,9
94,2
90,9

D/S
89,4
86,7
72,1
89,8
93,5
86,6
94,1
78,3
63,3
79,9
83,2

N/D
94,5
95,1
87,6
94,3
95,4
92,4
98,0
93,1
82,3
88,6
92,7

BGM/D
0,35
0,23
0,41
0,83
0,66
0,42
1,26
0,21
0,70
0,40
0,46

Hasil kinerja pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulannya


di posyandu berdasarkan cakupan yang dicapai oleh Puskesmas adalah sebagai
berikut :
Tingkat keberhasilan cakupan program (K/S) Kota Dumai termasuk dalam
kategori cakupan baik (> 90%) yaitu sebesar 90,9%. Untuk peran serta
masyarakat (D/S) yaitu 83,2% dari jumlah balita yang ditimbang sejumlah
92,7% naik berat badannya (N/D), sedangkan untuk anak anak yang
memerlukan perhatian khusus (BGM/D) yaitu sebesar 0,46%.

3.2.6

Status Gizi Balita Kota Dumai


Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bermula dari kualitas anak

sejak dalam kandungan sampai anak melalui usia balita dengan selamat, baik dari

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

19

Dinas Kesehatan Kota Dumai

aspek gizi, kecerdasan maupun pembentukan kepribadian. Terlebih lagi melihat


kenyataan bahwa masa balita merupakan masa kritis untuk tahap perkembangannya
dan masa balita merupakan masa kehidupan yang memerlukan perhatian yang serius.
Apabila terjadi gangguan gizi pada balita akan dapat mempengaruhi sumber daya
manusia (SDM) generasi penerus, dimana balita merupakan aset bangsa.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

20

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Grafik 3.8 Status Gizi Balita Kota Dumai

Dari grafik di atas diketahui bahwa status gizi balita Kota Dumai pada tahun
2015 meningkat dari tahun 2014 yaitu 0,09% menjadi 0,41 %, dan masih di bawah
target yaitu < 7%. Pada tahun 2015 ditemukan 5 kasus gizi buruk yaitu 3 balita di
wilayah kerja Puskesmas Jaya Mukti, 1 balita di wilayah kerja Puskesmas Dumai
Barat dan 1 balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sembilan. Kasus yang dijumpai
tersebut sudah diberikan pemberian PMT berupa susu dan juga sudah dilakukan
pemantauan oleh TPG dengan melakukan Pengukuran Antropometri meliputi
Penimbangan BB setiap minggu, Pengukuran TB setiap bulannya, pemeriksaan klinis
oleh dokter puskesmas dan pemberian konseling kepada ibu atau pengasuhnya.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

21

Dinas Kesehatan Kota Dumai

3.2.7

Pemantapan Kinerja Program Gizi


Program Perbaikan Gizi masyarakat adalah salah satu program pokok

Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,


penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, keadaan zat gizi lebih,
peningkatan surveilans gizi, dan Pemberdayaan Usaha Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, semester (6
bulan sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi masyarakat
dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
Salah satu penyebab yang melatarbelakangi timbulnya masalah gizi adalah
masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan perilaku gizi yang baik dan benar yang
menunjang upaya perbaikan status gizi masyarakat. Puskesmas adalah sarana
kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan termasuk gizi kepada
masyarakat. Di Puskesmas program gizi masyarakat dilaksanakan secara terintegrasi
oleh berbagai macam petugas Puskesmas seperti ahli gizi, bidan, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain yang disebut Tenaga Pengelola Gizi (TPG). Tujuan
diadakannya kegiatan ini adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan
status gizi masyarakat dalam kegiatan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
petugas gizi dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan
mengevaluasi Upaya perbaikan Gizi Masyarakat.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

22

Dinas Kesehatan Kota Dumai

3.2.8

Capaian ASI Eksklusif

Grafik 3.9 Capaian ASI Eksklusif Kota Dumai


Dari grafik 3.9 dapat diketahui bahwa Capaian ASI Eksklusif Kota Dumai
pada tahun 2015 meningkat dari tahun 2014 yaitu 55,03% menjadi 78,8 % dan masih
di bawah target yaitu 80%.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

23

Dinas Kesehatan Kota Dumai

3.3.

PEMBERIAN TAMBAHAN MAKANAN DAN VITAMIN

3.3.1. Pemberian Kapsul Vitamin A Bagi Bayi, Balita, dan Ibu Nifas
Penanggulangan masalah kurang vitamin A (KVA) saat ini bukan hanya untuk
mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya mendorong pertumbuhan dan
kesehatan anak guna menunjang upaya penurunan angka kesakitan dan kematian
pada anak. Mengingat upaya pemanfaatan sumber-sumber Vitamin A alami dan
fortifikasi belum dapat dilaksanakan secara luas dan intensif, maka pemberian kapsul
Vitamin A dosis tinggi masih penting dan tetap dilaksanakan.
Kegiatan penanggulangan kekurangan Vitamin A ini diintegrasikan ke dalam
kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Pelaksanaan kegiatan distribusi
kapsul vitamin A dilaksanakan di posyandu. Sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan serta diperkuat dengan himbauan Ketua TP-PKK Tingkat Pusat kepada
seluruh anggota PKK serta didukung oleh Pemerintah Daerah telah ditetapkan bahwa
bulan Februari dan Agustus sebagai Bulan Kapsul Vitamin A di seluruh Indonesia.
Kegiatan pendistribusian vitamin A untuk bayi 6 11 Bulan sebanyak 10.820
kapsul dan vitamin A untuk balita 12 59 bulan sebanyak 80.020 kapsul. Sedangkan
kegiatan pendistribusian vitamin A untuk ibu nifas diberikan sebanyak 2 kali pada
saat kunjungan neonatus di minggu pertama kelahiran sebanyak 18.860 kapsul.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

24

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Grafik 3.10 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Kota Dumai Tahun 2015

Kegiatan pendistribusian vitamin A untuk bayi (6-11 bulan) dengan sasaran


orang tercakup sejumlah 90,86% (3.577 orang) pada tahun 2014, dan pada tahun
2015 dengan sasaran 4.116 meningkat cakupannya menjadi 3.788 orang (92,03%).
Pendistribusian kapsul vitamin A untuk anak balita (12-59 bulan) pada tahun 2015
yaitu 91,02% (sasaran 34.200 orang, cakupan 31.129 orang), mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan tahun 2014. Sedangkan Vitamin A ibu nifas tahun 2015
sebesar 91,0% (dengan sasaran 8.645, cakupan 7.865 orang), terjadi penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2014 dengan sasaran 8.268 orang tercakup 7.805 orang
(94,4%).

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

25

Dinas Kesehatan Kota Dumai

3.3.2.

PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan Balita


Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan

gizi pada balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia balita merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan pesat, apabila usia ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka akan terjadi masa kritis yang akan
mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada masa sekarang maupun pada
masa selanjutnya. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian,
karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi
kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 659 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari-hari. Pemberian makanan tambahan diberikan dengan maksud untuk
mencukupi kebutuhan gizi pada balita, sebab kebutuhan gizi seiring dengan
pertumbuhannya terus meningkat.
Untuk itu maka diadakanlah program makanan tambahan bagi balita di
posyandu yang hasil penimbangannya di Bawah Garis Merah (BGM) atau 2 kali
berturut-turut tidak naik berat badannya (2T) yang diberikan kepada 70 orang anak,
dengan distribusi sebagai berikut :
Puskesmas Dumai Kota

: 8 orang

Puskesmas Dumai Barat

: 4 orang

Puskesmas Bukit Kapur

: 7 orang

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

26

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Puskesmas Sungai Sembilan

: 9 orang

Puskesmas Medang Kampai

: 6 orang

Puskesmas Bumi Ayu

: 7 orang

Puskesmas Bukit Timah

: 6 orang

Puskesmas Jaya Mukti

: 11 orang

Puskesmas Purnama sebanyak

: 5 orang

Puskesmas Bukit Kayu Kapur

: 7 orang

Masing - masing anak mendapat PMT berupa susu pertumbuhan balita dengan
pemberian 80 gram/hari selama 90 hari, nilai gizi per hari : energi sebesar 367.86
kalori, protein 11,5 gram dan lemak 13,73 gram.

3.3.3. PMT Bumil Resti


PMT Ibu hamil resti bertujuan untuk membantu ibu hamil resti dalam
mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil selama hamil. Sasaran PMT bumil resti adalah
ibu hamil yang memiliki Lingkar Lengan Atas ( LILA ) < 23 cm. . Adapun dalam
memberikan Pemberian Makanan Tambahan Bumil Resti yang harus diperhatikan
adalah :
1. Cukup kandungan gizi :
Berdasarkan AKG 2004, seorang ibu hamil perlu tambahan energi dan protein:

Trimester 1 : 180 kalori dan 17 gram protein

Trimester 2 : 300 kalori dan 17 gram protein,

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

27

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Trimester 3 : 300 kalori dan 17 gram protein

2. Gizi seimbang/aneka ragam


3. Porsi kecil tapi sering
4. Cukup asupan lemak essensial, cukup kandungan serat dan cukup cairan
5. Pilih makanan sesuai dengan selera dan daya beli
Untuk itu dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi bumil resti terutama bumil
KEK, maka diadakanlah pemberian makanan tambahan bumil resti berupa berupa
Susu Ibu hamil dengan pemberian 80 gr / hari selama 90 hari. Adapaun sasaran PMT
bumil resti adalah sebanyak 35 orang yang pendistribusiannya tersebar di seluruh
wilayah puskesmas se Kota Dumai dengan rincian sebagai berikut Puskesmas Dumai
Kota 5 orang, Puskesmas Dumai Barat 2 orang, Puskesmas Purnama 3 orang,
Puskesmas Bukit Kapur 5 orang, Puskesmas Medang Kampai 4 orang, Puskesmas
Bumi Ayu 3 orang, Puskesmas Bukit Timah 2 orang, Puskesmas Jaya Mukti 4 orang,
Puskesmas Bukit Kayu Kapur 3 orang, Puskesmas Sungai Sembilan 4 orang.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

28

Dinas Kesehatan Kota Dumai

BAB IV
PENUTUP

4.1. MASALAH
Dalam melaksanakan kegiatan program gizi di Kota Dumai, ada beberapa hal
yang menjadi masalah sehingga dapat menjadi penghambat pencapaian sasaran dan
target pelaksanaan kegiatan program. Permasalahan tersebut antara lain :
1.

Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya


pemberian ASI Eksklusif

2.

Keadaan geografis yang tidak mendukung sehingga terhambatnya transportasi


terutama bagi daerah yang jauh untuk datang ke posyandu.

4.2. UPAYA PEMECAHAN MASALAH


Upaya memecahkan masalah dan kendala yang dilakukan oleh Kota Dumai
pada pelaksanaan program perbaikan gizi, yaitu :
1.

Membentuk Kelompok Pendukung ASI setiap Kelurahan

2.

Menyediakan perlengkapan laktasi untuk ruang laktasi setiap Puskesmas

3.

Penempatan bidan desa di setiap kelurahan sangat membantu bagi daerah


daerah yang sulit dijangkau.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

29

Dinas Kesehatan Kota Dumai

4.3. SARAN
Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan gizi yang optimal adalah melalui
penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan sarana kesehatan terutama posyandu
sebagai pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Untuk itu kami menghimbau kepada seluruh instansi terkait untuk
meningkatkan kerja sama dalam hal pembinaan ke seluruh posyandu sehingga
kegiatan di posyandu dapat dikemas unik dan menarik dan tidak hanya terfokus pada
kegiatan penimbangan saja, sehingga dapat meningkatkan kunjungan ke posyandu
posyandu di Kota Dumai.

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

30

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Demikianlah beberapa hal yang dapat dilaporkan dari Hasil Pelaksanaan


Program Gizi Tahun 2015 di Kota Dumai, walaupun dalam hal ini masih banyak
terdapat kekurangan, namun mudah mudahan masih dapat menjadi gambaran
kegiatan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi masukan dan acuan untuk
perencanaan dan pelaksanaan Program Gizi di masa yang akan datang.

Dumai,

Januari 2016

Kasi Gizi dan PSM

MARTALENA, SKM
NIP. 197211071992012001

Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2015

31

You might also like