PENGARUH KADAR ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI
SEJUMLAH SEMEN PADA BETON ALIR MUTU TINGGI
Surya Sebayang"
Abstract,
Flowing conerete flow under it own weight and maintain homogeneity while filing and passing
around congested reinforcement. Flowing concrete is used to reduce or eliminate the need for
vibration to redhice construction cost and reckcing construction time. High strength flowing
concrete in this research used fly ash obtained from PLTU Swralaya Banten as substitution
material the amount of cement. The properties investigated are workability, concrete setting time,
taut weight, and compression strength Proportion of material for concrete determined according
to ACI 211-4R-1993 end combine with Hashimoto method The substitution af fly ash to the
concrete are 0% 39% 6% 9% 12% and 15% of the coment content. The test result indicated that
effect of fy ash in fresh concrete was increased the workability of the concrete. Addition of fly ash
was made fresh concrete enough cohesiveness without causing segregation. Addition of fly ach
was increased the initial and final setting time. The cylinder compression strength of fly ach
flowing concrete at Tdays, 14 days and 28 days was lower then compression strength of flowing
‘concrete without fy as at the same days. The optimtan strength of fy ash flowing conerete was
48,607 MPa at 56 days age in 9 Yopresence af fy ash.
Keywords : High strength flowing concrete, compression strength fly ash setting ime, workability
Abstrak
Beton dlir dapat mengalir den menghasilken eduken yang homogen ketike mengisi daerah
penulangen yang padat. Beton alir digunekan untuk menguang bahken meniedaken kebutuhen
pemadten, mengurang biaya Konstrukei, dan mempercepat waktu konstruksi, Beton alir mutu
‘ungg) pada penclitien ini menggunaken abu terbang yang berasel dari Swraleya Banten sebagai
bbehan pengganti sejumlah semen Pengyjian yang dilekuken meliputi kelecekan aduken beton,
waltu pengiketen beton, berat volume beton, dan ust teken beton. Perancangan cempuren beton,
menggunaken metode ACI 211-4R-1993 yang dikombinasiken dengan metode Hashimoto.
Adulan beton terditi dari 5 varias, yaitu. kadar abu terbang 0 %, 3%, 6%, 996, 12%, dan 15%.
Dati hesil penelitien diperoleh, semakin besar kedar abu tevbang pada adhiken beton make
Kelecekan Beton semekin bertambsh Penggunsen abu terbang ternysta dapat membuat aduken
menjadi Kohesif dan tidak texjadi segregan pada achiken betan. Penggunsan abu terbang pada
adulcen beton memperlambet waktu pengiketen awal dan pengikatan akdir beton. Kuat teken beton
slir abu terbang pada um 7 hari, 14 hari dan 28 hai mash lebih rendsh dibendingken dengan
‘kust teken betoa tanpa abu terbang dengen umur yeng same. Kust teken optimum beton abu
terbang sebesar 48,607 Mpa, pada umur 56 hast diperoleh pada kadar abu terbang 9 % sebagat
‘bahan penggenti sejumleh semen
Kata lunei: beton alir mutu tinggi, Kuet teken, abu terbeng waktu pengiketan, kelecakan
* Staf Penggjar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung,
JL, Sumantsi Broj onegoro No. 1 Bandas Lampung sxya_sebayang@yehoo.comJamal Rekeyasa Vol. 14 No.1, April 2010
I. PENDAHULUAN
Beton alir adalah beton dengan nilai stump lebih dari 19 cm (ASTM C 1017). Definis:
beton mutu tinggi selalu dilmitkan dengan batasan Iuat tekan minimum yang dapat
dicapai yang biasanya bervariasi. Beton mutu tinggi didefinisikan sebagai beton yang
‘mempunyai kelcuatan tekan minimum 6000 psi atau sekitar 41 MPa (Ronald, 1976),
Beton alir pertama kali dikembangkan di Jepang sebagai sarana untuk membuat
keseragaman kualitas beton dengan mengontrol permasalahan dari kurangnya pemadatan
beton oleh tenaga Kerja dan meninglatnya Kompleksitas dari disain penulangan pada
strultur beton modem. Beton alir dapat mengalir tanpa pemadatan (self compacted) dan
menghasilkan adukan yang homogen ketika mengjsi daerah penulangan yang padat
Beton alir digunalan untule mengurangi biaya pemadatan dan mempercepat walsu
konstruksi. Beberapa keuntungan penggunaan beton alir untuk industri beton prategang
antara lain: mengurang’ kebisingan pada lokasi konstruksi, tanpa getaran, mengurangi
jumlah tenaga kerja, pelaksanaan konstrulesi lebih cepat.
Berbagai penelitian telah dilaluikan untuk membvat beton mutu tinggi dengan adulan
yang mudah dibentuk dan dikerjalcan, serta mempunyai faktor air semen yang rendah
sehingga Ivat tekan beton menjadi tinggi. Faktor air semen yang rendah menyebabkan
adulan beton menjadi kalcr sehingga sulit dibentuk dan dikerjaken. Salah satu cara yang
dilalukan adalah menambah bahan tambahan pada adukan beton berupa fy ash dan
HRWR (High Renge Water Reducer)
‘Abu terbang merupaken limbah pembakaran batu bara yang butirannya lebih halus
daripada semen Portland, yang mempunyai sifat-sifat hidrolik. Pada awalnya abu terbang
ini digunakan sebagai balian penambah semen dengan ladar 5 %-20 % dengan maksud
untukt menambah plastisitas adukan beton dan menambeh kekedapan beton (Suhud,
1903), Karena Kehalusan dan bentuk bulat butirannya maka pemalcian abu terbang pada
adulan beton dapat menambah Kelecakan pada aduken beton. Penggunaan abu terbang
10-15 % sebagai bahan pengganti semen dapat menambah kelnatan beton (Surya, 2002 ;
Usdin, 1994). Pemikiran ini sangat beralasan karena secara melanik abu terbang alan
mengisi rongga antara butiran semen dan secara kimiawi akan memberilean sifat hidrolile
pada Ipur mati yang dihasilkan dari proses hidrasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar abu terbang sebagai pengganti
sejumlah semen pada beton alir mutu tinggi tethadap kelecakan adulan (ASTM C 143),
vwaktu pengilatan (ASTM C 403), berat volume (ASTM C 138), dan kuat tekan beton
(ASTM C 39)
Il, METODE PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunalan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I merele
Baturaja, agregat halus (pasit) asal Gunung Sugih Lampung Tengah, agregat kasar (batu
pecah) dengan diameter maksimum 20 mm asal Tanjungan Lampung Selatan. Air dani
Laboratorium Bahan dan Konstrulesi Falsultas Telnik Unila. Abu terbang yang digunalan
berasal dari PLTU Suralaya, termasuk dalam jenis F pada ASTM C 618. HRWR yang
digunalcan adalah Viscocrte-10 dengan dosis pemakaian 0,8 % terhadap berat semen,
Alatalat utama yang digunalan dalam penelitian ini adalah: concrete mixer kapasitas 40
liter digerakkan’ dengan kecepatan 20 putaran permenit, cetakan benda ji silinder dani
baja dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Kerucut Abram untuk mengukur
Surya Sebayang Pengaruh Kader Abu 40Jamal Rekayasa Vol. 14 No.1, April 2010
kelecakan adulan beton, Compression Testing Machine kapasitas 100 ton, untulc menguji
kuat tekan beton, dan penetration resistance untuk mengukur waktu pengikatan beton.
Perancangan campuran beton menggunakan metode ACI 211-4R-93 yang dikombinasi
dengan metode Hashimoto, dengan ketentuan kuat tekan rencana > 40 MPa, nilai stump
rencana > 190 mm, ukuran agregat maksimum sebesar 20 mm. Abu terbang yang
digunalcan sebagai pengganti semen sebesar 0%, 3%, 6%, 9 %, 12 %, dan 15% dant
berat semen
Jumlah benda uji pada masing-masing umur dari masing-masing kadar abuterbang
adalah 4 buah. Pengujian kuat tekan dilalukan pada umur 7, 14, 28, dan 56 hart seperti
pada terlihat pada Tabel 1
Tabel 1. Jumlah Benda Ujipada Pengujian Kuat Tekan
Katar Tumlah benda Uji pada Umar
Abuterbang | Jumlah ae
on sampel | Thai | 14nari | 28hani | 56 hari
7 16 4 a a q
3 16 4 4 4 4
6 16 4 4 4 4
9 16 4 4 4 4
12 16 4 4 4 4
15 16 4 4 4 4
Total 96 4 m4 m4 a
Pengulcuran kelecakan adulcan beton digunalan dengan slump test. Sedangken pemadatan
beton pada cetakan dilalnulan dengan memukul perlahan dinding cetakan dengan palu
Jaret. Untule pengyjian waktu pengikatan maka dilalcukan pemisahan mortar dan adulcan
bbeton dengan menggunaken saringan 4.75 mm, memasukden mortar kedalam benda uji
keubus sisi 150 mm selanjutnya dilakukan pengyjian waktu pengikatan sesuai dengan
ASTM C 403.
Benda wi yang telah dibula dari cetakan, kemudian dirawat dengan cara perendaman
Sebelum benda wji diuji kvat tekannya, maka benda uji dicayping terlebih dahulu dengan
menggunakan belerang Pengujian Iuat tekan dilalukan dengan Universal Testing
‘Machine dengan kecepatan pembebanan 0,14-0,34 MPa per detik sesuai dengan ASTM
39
Ill. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian di laboratorium meliputi pengujian material agregat, kelecalan adukan beton,
waltu pengikatan beton, berat volume beton, dan kuat telan beton, hasilnya disajilcan
dalam bentukstabel dan kxurva.
1. Pengujian Agregat
Hasil pengujian material agregat halus maupun agregat kasar tersaji pada Tabel 2. Hasil
ini dipertukan pada perhitungan perancangan campuran beton. Hasil berat jenis dan berat
volume pada Tabel ? adalah pada kondlisi kering sesuai dengan ketentuan perancangan
campuran beton metode ACI 211-4R-93
Staya Sebavang, Pengarih Kader Abu 4Jamal Rekeyasa Vol. 14 No.1, April 2010
Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Kasar dan Agregat Halus
asl
No Jenis Pemeriksaan Agee | Agee as
T_| Gradasi Agregat (Analisis Saringan) | Baik Baik
2 _[ Modulus kehalusan 6.6 2,65
3__| Berat jenis kering 2.5330 2.5431
4_| Berat volume padat kering 1553 kgm 1335 kg
3_| Penyerapan. 31% 04%
6_| Radar Lumpur = 2.2%,
7_[ Kadar Bahan Organi = ‘No.2 Gaile)
Dari pengujian agregat kasar dan agregat halus, pada Tabel 2 maka hasil yang diperoleh
memenuhi persyaratan standar ASTM Dari hasil pengujian agregat kasar dan agregat
halus male dilakulen perhitungan perancangan campuran beton, selanjutnya dilalculcan
trial mix untule mengetalni apalah slump rencana sudah tercapai yaitu lebih dari 190
mm, apakeh adukan yang ada sudah Kohesif, dan apakah kuat tekan pada umur 7 hari
sudah tercapai apabila dikonversi pada umur 28 hari. Setelah dilaloakan trial mix
sebanyak 5 kali maka diperoleh Kebutuhan bahan dalam 1 m? beton dapat dilihat pada
Tabel 3
Tabel 3. Kebutuhan Bahan untuk 1 m’ Beton
Kater) Semen | Air | BPeca| Pasir | Abuter | Viscocrete-
No | abutertang | (ke | ke | n | Ge | ep 10
(%) kg) (kg)
I 0 366,200 | 205,08 | 770,37 | 72745 |__0 453
2 5 349,214 | 205,08 | 770,37 | 727.45 | 16,986 453
3 10 332,228 | 205,08 [770,37 | T2745 | 33,972 53
4 15 315,242 | 205,08 | 770,37 | 727.45 | 50,958 453
5 20 205,08 | 770,37 | 727.45 |_67.944 453
6 25 | 481,266 [205,08 [770,37 | 727.45 | 84,930 453
2. Kelecakan
Pengulcuran kelecakan adulsan beton dilalcukan dengan stump test. Selanjutnya hasil
pengukuran disajiken pada Tabel 4. Slump yang terjadi pada semua kadar abuterbang
adalah collapse siump (Neville,1987) dengan milai slump >190 mm. Masing-masing
adulsan terlihat Kohesive, tidak terjadi segregast. Pada adukan terjadi bleeding hal ini
disebablaan kerena penggunaan air yang relatif besar yaitu 205,08 kg/m” serta penggunaan
viscocrete-10 Semakin besar persentase kadar abu terbang yang ditambahian pada
adulan beton maka kelecaian aduken alcan bertambah. Hal ini terjadi karena butiran abu
terbang berbentuk bulat dan permukaan butirannya halus, sehingga friksi yang terjadi
pada adukan semalan kecil (Ryan, 1992)
Tabel 4. Nilai Slump Adukan Beton
Kater Stump
Abu terbang (%) (am)
0 260
3 270
6 275
Surya Sebayang Pengaruh Kader Abu aJamal Rekayasa Vol. 14 No.1, April 2010
280
12 285
iB 200
3. Waktu Pengikatan Beton
Pengulcuran waktu pengilatan awal dan waktu pengikatan althir dilaloulan dengan alat
‘penetration resistance. Waktu pengikatan awal terjadi pada perlawanan penetrasi sebesar
3,5 MPa dan waktu pengileatan alchir terjadi pada perlawanan penetrasi sebesar 27,6 MPa
Selanjutnya waktu pengiketan awal dan waktu pengikatan akhir pada masing-masing
Komposisi disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 1
Semakin besar persentase abu terbang maka waktu pengilatan awal maupun akhir
semakin lambat. Senyawa-senyawa C3S, C38, CsA dan CyAF akan bereaksi dengan air,
yang diawali dengan senyawa CsA. Hasil reaksi akan bereaksi kembali dengan unsur-
‘unsur utama yang terdapat pada abu terbang yeitu silike dan alumina dengan demikian
maka rantai reaksi hidrasi akan semangkin panjang yang pada akhimya akan menambah
waltu pengikatan beton Semakin besar kandungan abu terbang sebagai pengganti
sejumlah semen pada adukan beton mala senyawa-senyawa C3S, CS, CsA dan CyAF
akan berlurang pula hal int akan menyebablen berkurangaya panas_hidrasi
Berkurangnya panas hidrasi akan memperlambat reaksi sehingga akan memperlambat
waltu pengikatan
Tabel 5. Hasil Pengujian Waktu Pengikatan Beton
Kater Abu Tertang(%) ] Waktupengkatanawal | Waktu pengikatan akhir
(ment) (ment)
T 286 420
3 315 454
6 317 461
9 348 476
1D 418 344
15 a3 359
600
00 ee
400
300 ee ——Awal
veo Ni
100
Waktu Pengikatan (menit)
0% 3% 6% 9% 12% 15%
Kadar Abu terbang
Gambar 1. Waktu Pengikatan dengan Kadar Abu Terbang
Staya Sebavang, Pengarih Kader Abu BJamal Rekeyasa Vol. 14 No.1, April 2010
4, Berat Volume Beton
Berat volume beton adalah perbandingan antara berat beton (berat benda tii silinder)
dengan volume beton (volume benda wi silinder)
Penguluran berat beton dilalsukan dengan cara menimbang benda uji pada saat
permukean benda uji telah mengering dani rendaman air. Selanjutnya berat volume beton
untulc masing-masing kadar abu terbang disajilan pada Tabel 6
Tabel 6. Berat Volume Beton
Kader Barat Volume
Abu terbang (%) (kg/m?)
0 2355,
3 2353,
6 7348,
9 7344
a 2335,
15 2329)
Terlihat dari Tabel 6 bahwa semakin besar kadar abu terbang pada beton, mala semakin
Kecil berat volume beton. Hal ini disebablcan kerena berat jenis abu tervang sebesar 2,22
lebih kecil dari berat jenis semen sebesar 3,15
5. KuatTekan
Kvat tekan uniaksial benda ujisilinder dihitung dengan menggunalan rumus pada
Persamaan sebagai berikut
k=PIA 0
dengan f= lat tela silinder (MPa)
beban yang dipikul pada seat runtuh (N)
A luas penampang silinder (mm’)
Selanjutnya hasil kuat tekan rata-rata benda uji silinder untuk masing-masing kadar abu
terbang dan umur disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 2. Kuat telan beton abu terbang
pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari masih lebih rendah dibandinglan dengan knuat telcan
beton tanpa abu terbang dengan umur yang sama, terlihat pada Tabel 7 dan Gambar 2
Hal ini terjadi pada semua kadar abu dengan abu terbang Ini terjadi karena senyawa yang
membentule keluatan awal pada semen adalah senyawa C3S yang dibantu oleh panas
hidrasi dari senyawa CsA. Dengan adanya butiran dari abu terbang mala reaksi hidrasi
dari kedua senyawa ini akan terganggu, artinya rantai reaksi alan lebih panjang yang
mengalsbatkan pengerasan beton alean lebih lama
Setelah umur 28 hari maka Ivat telan beton abu terbang menunjukkan peningkatan Iuat
tekan yang lebih besar. Hal ini disebablean reaksi antara senyawa kalsium hidroksida,
Ca(OH); yang merupalan produlc hidrasi dengan senyawa silika yang ada pada abu
terbang berlangsung lambat (Ryan, 1992), sehingga terbentulnya calsium silikat hidrat,
CSH lebih lama (diatas 28 han). Selanjutnya senyawa CSH inilah yang memberikan
keluatan tambahan pada beton, Secara mekanik ulsuran butiran abu terbang yang lebih.
Surya Sebayang Pengaruh Kader Abu “4Jamal Rekayasa Vol. 14 No.1, April 2010
halus akan meninglatlan kerapatan beton, yang pada althimya akan meningletkan
keluatan beton
Pengurangan senyawa kalsium hidroksida pada beton akibat telah bereakssi dengan SiO;
pada abuterbang, alan meningkatkan keluatan beton. Pada penelitian ini, kuat tekan
hanya dipantau sampai umur 56 hari saja, dimana peninglatan kuat tekan diatas 56 hani
masih dapat berlangsung Dari Tabel 7 terlihat bahwa penggantian abu terbang sebesar 9
% dani berat semen pada umur 56 hari memberian lout tekan optimum yaitu mencapai
48,607 MPa.
Tabel 7. Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-Rata
‘Abe tatang Kuat Tekan Rata-Rata (MPa)
% (Wie [38han | S0hant
0 41117 [43.257] 45,091
3 30,570 | 38.060__| 39.580
i 37.296 | 41.117
9 4158) [48,607
12 aii? [47.690
15 3519] 43716
. Se] a sana
om
3 the
10 —*- 56 hari
0% «3% HHH: SH
Kadar Abuterbang
Gambar 2, Hubungan Kadar Abu Terbang dengan Kuat Tekan
Iv. KESIMPULAN
1. Nilai siump yang terjadi pada semua kadar abuterbang lebih besar dari 190 mm
sehingga memenuhi persyaratan sebagai beton ali.
2. Penggantian abu terbang terhadap sejumlah semen pada aduken beton alir mutu
tinggi temyata mampu meningkatkan Kelecakan aduken beton Semakin besar
penambahan abu terbang maka semakin tinggi Kelecalcan adulan beton.
3. Semakin besar persentase abuterbang mala waltu pengilstan awal maupun akhir
semakin lambat
4. Penggunaan abu terbang sebagai bahan pengganti belum memberilcan peningkatan
kuat tekan pada umur dibawah 28 hari. Tetapi setelah umur 28 hari, penggantian
semen dengan abu terbang dapat meningkatlan kuat tekan beton,
Staya Sebavang, Pengarih Kader Abu 4Jamal Rekeyasa Vol. 14 No.1, April 2010
5. Kuat tekan beton optimum sebesar 48,607 MPa dihasilken pada umur 56 hari pada
kadar abuterbang sebesar 9 % sebagai pengganti semen
DAFTAR PUSTAKA
ACI 211, 1993. Guide for Selecting Proportion for High Strength Concrete with Portiand
Cement and Fly Ash, Joumal ACI
ASTM 04.02. 1994. Anvmai Book of ASTM Standards, Concrete and Aggregates
Philadelphia
Munaf,D.R. 1992. Pembuatan dan Penyeltdikan Pertiain Beton Mutu Tinggt serta
Bahan Pembentuivya. Laporan Penelitian. Fakultas Teli dan
Perencanaan ITB
Neville, AM. dan Brooke, JJ. 1987. Concrete Technology. Longman Scientific &
Technical, London
Ouchi, M, Nakamura, S, Osterberg,T, Hallberg SE dan Lwin M. 2007 Bridge Tecimology
of Self Compacting concrete in Javan, Europe and the United States. United States
Departement of _Transportation-Federal Higway Administration-Infrastructure
Ronald, L.B., Charles, F-P., dan Michael, EW. 1976. Proportioning and
Controling High Strength Concrete, Publication SP-46. American Concrete
Institute. Detoit
Ryan,W.G. 1992, Australian Concrete Technology. Longman Cheshire,
‘Melboume
Suhud,R. 1993, Beton Mutu Tinggt. Institut Telnologi Bandung
Surya Sebayang 2002. Pengaruh Kader Abu Terbang Terhadap Kuat Tekan Beton
Alt Mutu Tinggt. Jumal Penelitian Rekayasa Sipil dan Perencanaan. Edisi
Keenam
Surya Sebayang 2006. Jumal Teknik Sipil, no.2, vol.6. Pengaruh Abu Terbang
Sebagat Penggantt Sejuniah Semen Type V Pada Beton Mutu Tinggi
Universitas Atma Jaya. Yogyakarta
Usdin, M. 1994. Korelast antara Sifat-Sifat Beton Terhadap Kadar Abu Terbang
Sebagat Pengganti Semen. Tesis. Institute Teknologi Bandung
Surya Sebayang Pengaruh Kader Abu 46