Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun)
yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap
larutan asam sehingga mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini
dapat ditemukan dalam dahak atau sputum orang yang sedang menderita TB.
Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang
organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul disebabkan karena lingkungan yang kotor
dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari keluarga yang mengidap penyakit TB
Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab kuman TB dapat bertahan hidup
beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan tertidur lama selama beberapa
tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah, maka orang tersebut akan
menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)
Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang
rendah pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya
defisiensi gizi menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan
kuman Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara
penularan TB Paru terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita
menyebarkan kuman keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut terhirup
kedalam saluran pernapasan akan beresiko menginfeksi orang tersebut.
Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan
bersin, tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman
beralkohol, berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak gelap,
lembab dan ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam
ruangan karena kuman TB dapat mati karena cahaya matahari. Dengan demikian
infeksi atau kuman yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan dapat dicegah
dan dikurangi jumlahnya. Disamping itu daya tahan tubuh harus dijaga dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi baik serta mendapatkan vaksinasi BCG.
Dari hasil System Pencatatan dan Laporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) dalam kurun waktu 5 bulan terakhir (Januari Mei 2009) menunjukkan
jumlah kunjungan Puskesmas I Denpasar Timur sebanyak 11.905, dimana 25
kasus dengan proporsi 0,20% diantaranya adalah TB Paru.
Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB
Paru. Jika hal tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam
komplikasi yaitu : pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam
bentuk percikan dahak (droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum
obat dan tidak menjaga kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor
kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB
Paru. Namun bagaimana pun tuhan tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa
menurunkan pula obatnya. TB dapat disembuhkan dengan minum obat anti TB
dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan lainnya.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan TB Paru.
b. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
c. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.
d. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan TB Paru.
B. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan
kasus ini adalah dengan metode deskriptif yaitu metode mengambil suatu
kasus pada pasien yang sedang mengikuti perawatan dan memberikan
gambaran tentang kasus tersebut dalam asuhan yang diberikan mulai dari
C. Sistematika Penulisan
Secara garis besar laporan kasus ini terdiri dari empat bab yaitu Bab I
Pendahuluan yang menguraikan tentang terdiri latar belakang, tujuan umum,
tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II mencakup
tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, tinjauan teoritis menguraikan
tentang konsep dasar keluarga terdiri dari pengertian, keluarga, fungsi
keluarga, tipe-tipe keluarga, dan lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan),
konsep dasar teori penyakit TB Paru terdiri dari pengertian, patofsiologi,
WOC, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis. Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan Keluarga terdiri dari Pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan pada tinjauan kasus terdiri dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Bab III Pembahasan,
membandingkan antara kesenjangan teori dan kenyataan yang ditemukan di
lapangan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bab IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan
kebersamaan
dan
ikatan
emosional
dan
yang
Friedman
(1998,
dalam
Suprajitno,
2004),
1) Fungsi Afektif
Yaitu
berhubungan
dengan
fungsi-fungsi
internal
keluarga,
tugas-tugas
yang
menunjang
pertumbuhan
dan
Selain fungsi diatas ada beberapa fungsi keluarga yang lain menurut
Effendy (1998, dalam Setiadi, 2008), yang dapat dijalankan keluarga
yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologi
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi Sosiologi
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membantu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi Ekonomi
a) Mencari
sumber-sumber
penghasilan
untuk
memenuhi
kebutuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan lingkungan.
anak
untuk
memberikan
pengetahuan,
yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini termasuk sanak
keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan sepupu.
d. Tipe/Bentuk Keluarga
Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut Effendy (1998)
a) Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga besar (Exstende Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya,
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c) Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e) Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
f) Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
10
11
anak-anak
termasuk
meningkatkan
12
untuk
memperbaharui
dan
menyesuaikan
13
2)
kemampuan
tindakan keluarga.
memutuskan
untuk
menentukan
14
oleh
Mycobacterium
tuberculosis
yang
15
pada
waktu
penderita
batuk
bersin
atau
berbicara.
biak
dalam
sel
makrofag
mengadakan
infiltrasi
16
Klien tidak menutup mulut saat batuk, tampak tempat dahak klien
tidak tertutup serta tidak memakai desinfektan akan terjadi resiko
penularan sedangkan pasien juga mengeluh gelisah yang disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan keluarga dan ansietas ditandai dengan
adanya keluarga bertanya-tanya tentang penyebab TB paru, tanda
gejala, cara pencegahan dan cara pengobatan TB paru, dimana dapat
mengakibatkan penatalaksanaan pemeliharaan rumah tidak efektif
berhubungan dengan keadaan kamar lembab, kurang pencahayaan,
barang-barang dikamar tampak berantakan dan kotor, lama kelamaan
apabila penyakit TB paru ini tidak ditanggulangi maka akan
menimbulkan berbagai komplikasi seperti : pnemothorak spontan,
hemaptisis, akibat retraksi bronkiektasis, fibrosis paru dan insufisiensi
kardiopulmonal. (Price, A 2005)
c. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Depkes RI (2002) ada tiga jenis pemeriksaan untuk TB paru
yaitu :
1) Pemeriksaan sputum BTA
Diagnosa TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan
ditemukan BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dirinya akan positif apabila sedikitnya 2 dan 3 sputum
SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) BTA positif. Pemeriksaan sputum
juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah
diberikan.
17
2) Rontgen
Foto rontgen dada dapat menunjang menegakkan diagnosa TB.
Paling mungkin bila ditemukan infiltrat dengan pembesaran
kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal. Gejala lain dari foto
rontgen yang mencurigai TB adalah :
a) Atelektasis
b) Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus / paratrakeal
c) Iconsolidasi (lobus)
d) Reaksi pleura atau efusi pleura
e) Bronkiektasis
f) Destroyed lung
3) Tes Montoux / Tuberculin
Tes ini sering digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa
TB paru anak-anak. Biasanya dipakai montoux tes dengan
menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin secara intrakutan. Pembacaan
dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.
d. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan TB paru menurut Depkes RI (2002) adalah dengan
menggunakan obat anti TB (OAT).Dimana tujuan pemberian OAT
adalah :
1) Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat
mungkin melalui kegiatan bakterisid.
18
19
Tahap
Pengobatan
Lamanya
Pengobatan
Tahap
2 bulan
Intensif
(dosis
harian)
Tahap
4 bulan
Lanjutan (3
kali/
minggu)
Pirazinamid
@ 500 mg
Ethambutol
@ 250 mg
Jumlah
hari/
kali
minum
obat
60
54
20
Tahap
Pengobatan
Lamanya
Pengobatan
INH
@
300
mg
Rifampicin
@ 450 mg
Pirazinamid
@ 500 mg
2 bulan
1 bulan
5 bulan
1
1
2
1
1
1
3
3
-
Tahap
Intensif
Tahap
Lanjutan
Ethambutol
@ 250 mg
@
250
mg
3
3
1
@
500
mg
2
Streptomycin
injeksi (gr)
Jml
hari/
kali
menelan
obat
0,75
-
60
30
60
Tahap
Pengobatan
Lamanya
Pengobatan
INH @ 300
mg
Tahap
2 bulan
1
Insentif
(dosis harian)
Tahap
4 bulan
2
Lanjutan (3
kali/ minggu)
(Depkes RI, 2000)
Jumlah hari
Pirazinamid
/ kali
@ 500 mg
minum
obat
3
60
Rifampicin
@ 450 mg
54
21
Pengobatan
Tahap
Intensif
Tahap
Intensif
(dosis
harian)
Lamanya
Pengobatan
1 bulan
INH
@300
MG
1
Jml
hari /
Rifampicin Pirazinamid Ethambutol
kali
@450 mg
@500 mg
@250 mg
minum
obat
1
3
3
30
22
23
e) Pemeriksaan fisik
Yaitu pemeriksaan yang menggunakan pendekatan Head to
toe .
(1) Koping keluarga
(2) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
(3) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi atau
stressor
(4) Penggunaan strategi koping
(5) Strategi adaptasi disfungsional
2) Analisa data
Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam
melihat perkembangan keluarga antara lain :
a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
c) Karakter keluarga
3) Rumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
keperawatan
keluarga,
perumusan
masalah
kesehatan
dan
24
4) Skoring
Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :
a) Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan
potensial
b) Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan
kebersihan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah
bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.
c) Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya
masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah
melalui tindakan keperawatan atau kesehatan.
d) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan
menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk
diatasi melalui intervensi keperawatan atau kesehatan.
Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu
disusun skala prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :
25
Tabel 5:
No
1
Kriteria
Sifat masalah
Skala :
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat
3
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
4
Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus segera
ditangani
b. Masalah yang tidak perlu segera
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
TOTAL
(Suprajitno, 2004)
Nilai
Bobot
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
5
26
5) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul menurut NANDA
(Carpenito L.J. 2001) adalah :
a) Manajemen kesehatan yang dapat diubah
b) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
c) Kurang pengetahuan
d) Konflik keputusan
e) Berduka disfungsional
f) Konflik peran orang tua
g) Isolasi sosial
h) Perubahan dalam proses keluarga
i) Potensial perubahan dalam menjadi orang tua
j) Perubahan penampilan peran
k) Potensial terhadap kekerasan
l) Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga
m) Penatalaksanaan program terapeutik tak efektif
n) Perilaku mencari hidup sehat
o) Berduka diantisipasi
b. Perencanaan
Setelah pengkajian langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan
keperawatan
atau kesehatan
yaitu
27
28
sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai
tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan melakukan
berbagai perbaikan.
Sebagai suatu proses evaluasi ada empat dimensi yaitu :
1) Dimensi keberhasilan, yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai
tujuan tindakan keperawatan.
2) Dimensi ketepatgunaan: yaitu evaluasi yang dikaitkan sumber daya
3) Dimensi kecocokan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan
kecocokan kemampuan dalam pelaksanan tindakan keperawatan
4) Dimensi kecukupan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan
kecukupan perlengkapan dari tindakan yang telah dilaksanakan
(Effendy, 1998)
29
Sembuh
Penyakit TB paru
Mycobacterium tuberculosis
Orang sehat
Droplet
Saluran pernafasan
Berlanjut
Necrosis casposa
Nafsu makan
menurun
BB menurun
Hipertermi
Keluarga bertanya-tanya tentang
penyebab TB paru, tanda dan gejala,
cara pencegahan dan pengobatan
penyakit TB paru
Kurang pengetahuan
keluarga
Gelisah
30
B.
Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tangal 23 Juni 2009 pukul 09.00 Wita
di rumah keluarga Bapak KS dengan teknik pengumpulan data
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi
keperawatan di Puskesmas.
a. Pengumpulan Data
1) Data umum
a) Kepala keluarga
(1) Nama
KS
(2) Umur
38 tahun
Laki - laki
(4) Pendidikan
S1
(5) Pekerjaan
PNS
(6) Agama
Hindu
(7) Suku/Bangsa
Bali/Indonesia
(8) Alamat
b) Komposisi keluarga
Tabel 6: Komposisi Keluarga Bapak KS Dengan TB Paru BTA (-) Pada Klien
MS di Jalan Kecubung Gang Suli Dentim Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Timur Tanggal 23 Juni 2009
No
Nama
L/P
1
2
3
4
5
6
7
LS
PK
MK
NS
LT
NR
MS
P
P
L
L
P
P
L
Umur
(Thn)
33
9
3,5
41
46
74
75
Hubungan
dengan KK
Istri
Anak
Anak
Kakak
Kakak
Ibu
Bapak
Pendi
Dikan
SMA
Pelajar
SD
SD
-
Pekerjaan
Imunisasi
Kondisi
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sakit
Ket
TB Paru
31
c) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Kasus (klien)
: Tinggal serumah
Gambar 1 : Genogram Keluarga Bapak KS dengan TB Paru BTA (-) Pada klien
MS di Jalan Kecubung Gang Suli Dentim Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23 27 Juni 2009
32
Penjelasan genogram :
Keluarga Klien MS tinggal serumah dengan 8 orang, yang
terdiri dari satu orang kepala keluarga (Bapak KS), istri KK
dan 2 orang anaknya yang pertama perempuan dan yang
kedua laki-laki dan 2 orang kakaknya yang belum menikah.
Bapak KS (KK), kakak KK yang no. 6 dan yang no. 8 adalah
mantan penderita TB paru namun hanya Bapak KS yang hasil
BTA (-) negativ sama seperti Klien MS. Selain 3 orang
anaknya dalam keluarga Klien MS maupun istri Klien MS
tidak ada lagi yang menderita penyakit seperti Klien MS.
d) Tipe keluarga
Keluarga Klien MS termasuk dalam keluarga extended family
yang terdiri dari ayah, istri, anak,kakak, nenek dan kakek .
e) Latar belakang budaya
Dilihat dari latar belakang budaya Keluarga klien MS
termasuk ke dalam etnis budaya yang homogen yaitu budaya
Bali, dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun
tetangga
(masyarakat
sekitarnya),
keluarga
Klien
MS
33
Nama
Anggota
Keluarga
KS
Pekerjaan
Pendapatan
(Rp)
PNS
1.700.000
Pengeluaran
(Rp)
200.000
600.000
200.000
200.000
400.000
1.600.000
100.000
Jumlah
Saldo
Ket
Tetap
Biaya anak sekolah
Biaya dapur
Biaya air, listrik,
telfon
Tabungan
Keperluan lain-lain
Penjelasan tabel :
Bapak KS bekerja sebagai PNS dan mempunyai penghasilan
per bulan Rp. 1.700.000 dan pengeluaran Rp. 1.600.000 untuk
biaya anak sekolah, biaya dapur, air, listrik, telfon, tabungan
dan keperluan lain-lain. Bapak KS mengatakan tidak ada dana
yang sengaja disiapkan apabila ada anggota keluarga yang
sakit, karena Bapak KS memiliki tanggungan Asuransi
Kesehatan.
h) Aktivitas rekreasi dan waktu luang
Keluarga Klien MS mengatakan kebiasaan rutin untuk
rekreasi tidak ada hanya saja dalam mengisi waktu luangnya
diisi dengan menonton TV, mongobrol dengan tetangga
34
35
36
10
11
5
4
12
2
13
14
15
1
16
Keterangan :
Pintu masuk
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar tidur
Gudang Tower
Sanggah
Kamar tidur Klien MS
Kamar tidur
Kamar tidurKamar tidur
Gambar
WC 2 : Denah Rumah Keluarga Bapak KS dengan TB Paru BTA (-) Pada
klien MS di Jalan Kecubung Gang Suli Denpasar Timur Wilayah
Dapur
Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23-27 Juni 2009
Dapur
Septic tank
Got
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas
Dilihat dari segi geografis tempat tinggal keluarga Klien MS
berada di tempat yang cukup ramai, dekat dari pusat kota tapi
rumah bapak jauh dari jalan raya. Untuk melewati rumah
Klien MS harus melewati gang kecil dan masuk ke dalam.
Jarak rumah Klien MS dengan pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas I Denpasar Timur 2 km.
37
38
3) Struktur peran
Masing-masing keluarga dapat melakukan perannya masingmasing. Bapak KS dijadikan panutan dalam keluarga. Tidak ada
pengaruh kelas sosial, ekonomi, budaya, perkembangan keluarga
serta masalah kesehatan terhadap peran keluarga. Tidak ada
penyimpangan peran dan konflik dalam keluarga dan menghargai
satu sama lainnya.
4) Nilai dan norma keluarga
Etika dalam keluarga ditanamkan sejak dini pada anak-anaknya.
Keluarga menerapkan sistem demokrasi dengan memberikan
kebebasan
kepada
anggota
keluarganya
terutama
dalam
dengan
perbuatannya,
agar
menyadari
apakah
39
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Dalam menanggulangi masalah keluarga yang biasanya saling
bertukar pikiran untuk membina keakraban dan saling
menyayangi satu sama lain. Dimana keluarga sangat
mendukung klien MS menjalani pengobatan yang dilakukan
sekarang. Keluarga mengatakan klien MS rajin minum obat
dan rajin kontrol ke Puskesmas I Denpasar Timur.
b) Fungsi sosialisasi
Dalam hal ini yang tua mengajarkan kepada yang muda
bagaimana berperilaku sesuai ajaran agama yang dianutnya.
Saat ini Bapak KS sebagai tulang punggung sekaligus kepala
keluarga bertugas menjaga keharmonisan dan membina kasih
sayang dalam merawat seluruh anggota keluarga serta
mendidik anak-anaknya dalam berperilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
(1) Keyakinan nilai dan prilaku keluarga
Keluarga mengatakan kesehatan adalah hal yang paling
penting dan utama. Apabila ada anggota keluarga yang
sakit keluarga mengatakan akan segera mengajak berobat.
(2) Definisi keluarga tentang sehat sakit
Keluarga
mengatakan
sehat
adalah
mereka
bisa
40
mengatakan
saat
ini
Klien
MS
sedang
41
42
ditemukan bahaya yang dirasakan baik dari air, udara, barangbarang tertata kurang rapi, bantal dan kasur jarang dijemur,
alat-alat makan Klien MS dengan anggota keluarga lainnya
berbeda, lingkungan kurang bersih dan rapi, halaman rumah
tampak becek.
f) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Klien MS mengatakan rajin kontrol ke puskesmas setiap
obatnya habis. Klien MS juga mengatakan setiap kali
mengalami keluhan tentang kesehatan segera datang ke
pelayanan kesehatan (puskesmas) untuk berobat.
(1) Kesehatan gigi
Keluarga Klien MS mengatakan dalam perawatan gigi
seluruh anggota keluarga menggunakan pasta gigi, dan
apabila ada masalah pada gigi segera datang ke
puskesmas.
(2) Persepsi / perasaan terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Klien MS mengatakan pelayanan kesehatan
yang diterima saat berkunjung ke puskesmas dan praktek
dokter cukup memuaskan.
(3) Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan
Keluarga Klien MS mengatakan biaya yang diperlukan
untuk pelayanan
kesehatan
gratis
karena keluarga
43
klien MS dicurigai
44
mengatakan
jarak
antara
rumah
dengan
: tegak
:
sedang
: CM
165 cm dan 60 kg
b) Gejala kardinal
(1) Suhu
: 360C
(2) Nadi
: 84 x/mnt
130/80 mmHg
: 20x/mnt
c) Keadaan fisik
(1) Kepala
Bentuk simetris, benjolan tidak ada, lesi dan nyeri tekan
tidak ada, kebesihan cukup.
45
(2) Mata
Bentuk simetris, pupil isokor, sklera putih, konjungtiva
merah muda, pergerakan bola mata terkoordinasi.
(3) Hidung
Bentuk simetris, mukosa hidung merah muda, tidak
terdapat sekret, tidak ada lesi dan nyeri tekan, perdarahan
hidung tidak ada.
(4) Mulut
Bentuk simetris, tidak ada luka, mukosa bibir kering, lidah
cukup bersih, terdapat carises, gusi tidak berdarah,
kebersihan cukup.
(5) Telinga
Bentuk simetris, benjolan tidak ada, lesi dan nyeri tekan
tidak ada, pendengaran cukup baik dimana pertanyaan
yang diberikan dapat dijawab kebersihan cukup.
(6) Leher
Bentuk simetris, bendungan vena jugularis tidak ada,
pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, nyeri tekan tidak
ada.
(7) Thorak
Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada, pergerakan
dada simetris, ronchi -/-, whezing -/-, bunyi nafas
vaskuler, bunyi jantung S1S2 tunggal reguler.
(8) Abdomen
46
Bawah
(10) Genetalia
Kebersihan cukup, tidak ada nyeri tekan.
(11) Anus
Tidak ada haemoroid, kebersihan cukup, tidak ada nyeri
tekan
7) Pemeriksaan penunjang
Test foto thorax PA, tanggal 15 Mei 2009
Pulmo :
8) Koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor yang dialami oleh keluarga sering berkaitan dengan
faktor ekonomi, penghasilan keluarga yang pas-pasan dan
perkembangan zaman.
b) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor
47
sekedar
hukuman
agar
mereka
bisa
48
b. Analisa data
TABEL 8
ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK KS
DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MS
DI JALAN KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 23 JUNI 2009
No
Data Subjektif
Data Objektif
-
Keluarga mengatakan
jarang membuka
jendela, bantal dan
kasur jarang dijemur.
Klien MS mengatakan
rajin kontrol untuk
berobat ke Puskesmas
Keluarga klien MS
mengatakan klien MS
3
Saat batuk klien MS tidak
menutup mulut
Di dalam rumah klien MS
terdapat anak, menantu,
cucu dan istrinya yang
biasa bergaul dengan
klien
Klien MS berludah tidak
menggunakan tempat
yang tidak diisi larutan
desinfektan
Bantal dan kasur jarang
dijemur, kamar tampak
lembab, pengap
Ventilasi masing-masing
kamar 10 %
Masalah
Keperawatan
4
Resiko
penularan
penyakit
Penatalaksanaan
Pemeliharaan
rumah tak
efektif
Klien MS dapat
menunjukkan obat yang
didapat dari Puskesmas
yang terdiri dari :
Rifampisin 150 mg
Potensial
penatalaksanaan
therapeutik yang
efektif
Dilanjutkan
49
Lanjutan
1
-
2
rajin minum obat secara
teratur
Keluarga klien MS
mengatakan setiap
anggota keluarganya
yang sakit segera
dibawa ke Puskesmas
Keluarga mengatakan
sangat mendukung klien
MS untuk menjalani
pengobatan yang
dilakukan sekarang,
demi kesembuhannya
Pirazinamid 75 mg yang
diminum
Klien MS mulai
mengikuti pengobatan
sejak tanggal 23 Mei
2009
c. Rumusan masalah
1) Resiko penularan penyakit.
2) Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif.
3) Potensial penatalaksanaan therapeutik yang efektif
50
d. Skoring
Tabel 9 : Skoring Masalah Potensial Penatalaksanaan Therapeutik Yang Efektif
No
Kriteria
1
1
2
Sifat masalah
(potensial)
Perhitungan Skor
3
1/3x1
4
1/3
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah
(dengan mudah)
2
x2
2
Potensial
masalah
dicegah
(cukup)
2
x1
3
2
3
1
x1
2
1/2
untuk
Menonjolnya
masalah
(masalah tidak
perlu
segera
ditangani)
Total skor
3 1/2
Pembenaran
5
Pengobatan penyakit TB paru
bisa sembuh bila klien
mengikuti program pengobatan
secara teratur terlihat dari
keterangan klien minum obat
secara teratur dan apabila obat
habis, klien segera mengambil
obat kepuskesmas
Masalah dapat diubah dengan
mudah karena Klien sudah
teratur minum obat dan
pengobatan sudah berlangsung 1
bulan
Potensial masalah untuk dicegah
cukup karena telah mengikuti
pengobatan secara teratur dan
berusaha menjaga kondisinya
tubuhnya agar daya tahan tubuh
klien tetap stabil
Keluarga menyadari adanya
masalah tetapi hanya
pengobatan ini yang bias
dilakukan dan keluarga sudah
melakukan penanganan terhadap
penyakit klien agar tidak lebih
parah
51
2
Sifat masalah
(resiko)
Kemungkinan
masalah dapat
diubah
(hanya sebagian)
Potensial
masalah untuk
dicegah
(cukup)
Menonjolnya
masalah
(masalah berat
harus ditangani)
Total skor
Perhitungan
3
2
x1
3
1
x2
2
Skor Pembenaran
4
2/3
2/3 x1
2/3
2
x1
2
3 1/3
5
Lingkungan rumah yang tidak
sehat dapat menimbulkan
penyakit dan berdampak buruk
pada keluarga
Fasilitas dan sarana prasarana
yang kurang mendukung
keadaan lingkungan
Potensial masalah untuk dicegah
cukup karena sudah ada
keinginan untuk menata /
memperbaiki rumah tetapi
sumber daya yang tidak
memungkinkan untuk
melaksanakannya
Keluarga menyadari adanya
masalah yang harus ditangani
namun perlu waktu dan
perencanaan yang matang agar
penyakit dapat dicegah lebih
lanjut
52
2
Sifat masalah
(Resiko)
Kemungkinan
masalah dapat
diubah
(dengan mudah)
Potensial
masalah untuk
dicegah
(cukup)
4
Menonjolnya
masalah
(masalah berat
dan harus
ditangani)
Total skor
Perhitungan
3
Skor Pembenaran
4
2
x1
3
2
3
2
x2
2
2
x1
3
2
3
2
x1
2
5
Masalah yang bersifat nyata
sudah terjadi. Yang perlu diatasi
segera yaitu penularan TB paru
lebih lanjut
Keluarga sangat kooperatif
dalam mendengarkan
penyuluhan tentang cara
penularan TB Paru dan akan
berusaha untuk melaksanakan
anjuran-anjuran yang disarankan
dalam upaya penyembuhan
Potensial masalah untuk dicegah
cukup karena keinginan
keluarga untuk tahu tentang cara
penularan penyakit TB Paru
Keluarga menyadari tentang
masalahnya dan perlu segera
ditangani sebelum terjadi
penyebaran lebih lanjut
1
3
e. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko penularan penyakit ditandai dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menjaga lingkungan, saat batuk klien MS tidak
menutup mulut, klien MS tinggal bersama anak, istri, menantu dan
cucunya yang biasa bergaul dengan Klien MS. Klien MS berludah,
bantal dan kasur jarang dijemur, kamar tampak lembab, pensgap,
masing-masing kamar ventilasi 10%.
2) Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan
53
pengobatan
yang
dilakukan
sekarang,
demi
b.
Rencana Keperawatan
TABEL 12
54
Diagnosa
Tujuan
2
Resiko penularan
ditandai dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
menjaga
lingkungan
3
Tupan :
Setelah diberikan
askep selama 4
hari diharapkan
keluarga dapat
mengerti tentang
penularan
penyakit TB paru
dan tidak terjadi
penularan lebih
lanjut
Evaluasi
Kriteria
Standar
4
5
Tupen :
Verbal
1. Setelah
diberikan
perawatan
selama 1 kali
kunjungan
selama 30
menit
diharapkan
keluarga
mampu
mengenal
penularan TB
paru
2. Setelah
diberikan
perawatan
Verbal
Intervensi
6
Keluarga dapat
memahami dan
menyebutkan
cara penularan
TB paru
-
Kaji tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
cara penularan TB
Paru
Diskusikan
dengan keluarga
tentang cara
penularan TB
paru
- Anjurkan
keluarga untuk
menjaga
lingkungan agar
tetap bersih
- Memotivasi
keluarga untuk
menghindari halhal yang dapat
menularkan TB
Paru
Keluar- Diskusikan
dilanjutkan
ga mengerti
dengan
keluarga
tentang
manfaat
dilanjutkan
55
1
lanjutan
3
selama 1 kali
kunjungan
selama 30
menit
diharapkan
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
mengenai
pengobatan
pada klien
4
-
5
pemberian obat
secara teratur
Pemberian lama
pengobatan
selama 6 - 8 bulan
Keluar
ga mampu
memotivasi
klien untuk
berobat secara
teratur
Keluarga mampu
merawat klien
MS
Dapat menghindari
hal-hal yang
dapat
menularkan
penyakit TB
paru
3. Setelah
Psikomotor diberikan
perawatan
selama 1 kali
kunjungan
selama 30
menit
diharapkan
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
sakit
4. Setelah
Psikomotor Keluardiberikan
ga selalu
perawatan
membersihkan
selama 1 kali
rumah, menata
kunjungan
barangselama 30
barangnya dan
menit
membedakan
diharapkan
peralatan untuk
keluarga
makan
mampu
Sinar memelihara
matahari dapat
lingkungan
menyinari
rumah
seluruh
ruangan
6
pengobatan secara
teratur
Beri pujian
tentang keputusan
yang diambil
Motivasi
keluarga untuk
selalu
mengingatkan
klien minum obat
Diskusikan
dengan keluarga
cara penularan TB
Paru
Ajarkan keluarga
merawat diri dan
klien
Jelaskan pada
keluarga cara
menghindari halhal yang dapat
menularkan TB
paru
Anjurkan
keluarga agar
selalu menjaga
kebersihan rumah,
manata barangbarang dan
membedakan
peralatan untuk
makan
Motivasi
keluarga untuk
memelihara
lingkungan rumah
agar tetap bersih
dan membuka
jendela setiap hari
agar sinar
matahari
dilanjutkan
56
lanjutan
5. Setelah
Psikomotor Keluardiberikan
ga dapat
perawatan
memanfatkan
selama 1 kali
fasilitas
kunjungan
kesehatan yang
selama 30
ada
menit
Keluar
diharapkan
ga dapat
keluarga
mengajak
mampu
anggota
memanfaatka
keluarga yang
n fasilitas
sakit untuk
pelayanan
berobat
kesehatan
yang ada
Penatalaksanaan Tupan :
pemeliharaan
Setelah diberikan
rumah tak efektif askep selama 4
berhubungan
hari diharapkan
dengan
keluarga mampu
ketidakmampuan menata atau
keluarga untuk
mempertahankan
memodifikasi
lingkungan rumah
lingkungan dalam yang efektif
Verbal
Keluar
usaha mengatasi
ga mengerti
masalah
Tupen :
tentang
kesehatan
1. Setelah
pengertian
ditandai dengan
diberikan
rumah sehat
kondisi rumah
perawatan
Syarat kurang rapi dan
selama 1 kali
rumah sehat
bersih
kunjungan
Manfaa
selama 30
t rumah sehat
menit
Akibat
diharapkan
bila lingkungan
keluarga
rumah yang
mampu
tidak sehat
mengenal
lingkungan
yang sehat
2. Setelah
diberikan
Psikomotor -
6
menyinari seluruh
kamar
Diskusikan
dengan keluarga
tentang
pentingnya
fasilitas kesehatan
dalam perawatan
kesehatan
keluarga
Motivasi
keluarga untuk
mengajak anggota
keluarga yang
sakit berobat ke
puskesmas
- Diskusikan
dengan
keluarga manfaat
lingkungan yang
sehat
Jelaskan pada
keluarga tentang
pengertian, syarat
rumah sehat dan
akibat bila
lingkungan tidak
sehat
Motivasi
keluarga untuk
menjaga
lingkungan yang
sehat
Keluar- Diskusikan
ga termotivasi dengan keluarga
dilanjutkan
57
3
perawatan
selama 1 kali
kunjungan
selama 30
menit
diharapkan
keluarga
mampu
mengambil
keputusan
untuk menata
rumah sehat
bagi keluarga
5
untuk menata
lingkungan
rumah sehat
bagi keluarga
-
3. Setelah
Psikomotor Keluardiberikan
ga menata
perawatan
perabotan agar
selama 1 kali
rapi dan bersih
kunjungan
Keluar
selama 30
ga menyapu dimenit
dalam dan di
diharapkan
luar rumah
keluarga
setiap hari
mampu
menata dan
memelihara
lingkungan
rumah
4. Setelah
Psikomotor - Keluarga
diberikan
dapat membuat
perawatan
kamar tidak
selama 1 kali
lembab dan
kunjungan
pengap
selama 30
Sinar
menit
matahari dapat
diharapkan
masuk
keluarga
keseluruh
mampu
ruangan
memodifikasi
Jendela
lingkungan
terbuka setiap
rumah untuk
hari
meningkatkan
Peralat
kesehatan
an tertata rapi
6
untuk
mempertahankan
lingkungan yang
sehat
Motivasi
keluarga untuk
tetap menjaga
lingkungan yang
sehat
Beri pujian
terhadap
keputusan yang
diambil oleh
keluarga
Diskusikan
dengan keluarga
tentang akibat
dari lingkungan
yang kotor
Berikan
dorongan pada
keluarga untuk
membersihkan
lingkungan rumah
Anjurkan
keluarga untuk
menyapu di dalam
dan di luar kamar
setiap hari
Memotivasi
keluarga agar
mampu
memodifikasi
lingkungan rumah
agar tampak
bersih dan rapi
Anjurkan
keluarga untuk
meningkatkan
kesehatan
keluarga dengan
cara
membersihkan
lingkungan,
58
lanjutan
lanjutan
Potensial
penatalaksanaan
terapeutik yang
efektif
berhubungan
dengan
keadekuatan
keluarga dalam
merawat anggota
keluarga yang
sakit ditandai
dengan klien
mengatakan rajin
1.
kontrol
kepuskesmas
3
keluarga
5
Bantal
dan kasur
dijemur
minimal 2 kali
seminggu
5. Setelah
Psikomotor Keluardiberikan
ga
perawatan selama
memanfaatkan
1 kali kunjungan
fasilitas
selama 30 menit
kesehatan yang
diharapkan
ada sesuai
keluarga mampu
dengan
memanfaatkan
kebutuhan
fasilitas kesehatan
yang terkait
dengan kesehatan
lingkungan
Tupan :
Setelah diberikan
askep selama 4
hari diharapkan
keluarga mampu
melaksanakan
program
pengobatan
keluarga yang
efektif
Verbal
Tupen :
Setelah
diberikan
perawatan selama
1 kali kunjungan
selama 30 menit
diharapkan
keluarga mampu
mengenal
penyakit TB paru
tersebut
Keluarga mengerti
tentang
penyakit TB
paru
- Keluarga
mengerti
tentang
penyebab,
tanda dan
gejala TB
paru, cara
penularan TB -
6
barang-barang
tertata rapi dan
menjemur bantal,
kasur minimal 2
kali seminggu
Diskusikan untuk
menentukan
fasilitas kesehatan
yang tepat untuk
dipilih
Anjurkan
keluarga untuk
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada
Motivasi
keluarga untuk
memeriksakan
anggota
keluarganya yang
sakit kepelayanan
kesehatan
terdekat
Kaji tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit TB paru
Jelaskan pada
keluarga tentang
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala, cara
pencegahan dan
pengobatan TB
paru
Diskusikan
dilanjutkan
dilanjutkan
59
lanjutan
2.
Setelah
Verbal
diberikan
perawatan selama
1 kali kunjungan
selama 30 menit
diharapkan
keluarga mampu
mengambil
keputusan dalam
pengobatan yang
sedang dijalani
oleh MS
3.
Setelah
Psikomotor diberikan
perawatan selama
1 kali kunjungan
selama 30 menit
diharapkan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
menderita TB
paru
4.
Setelah
Psikomotor diberikan
perawatan selama
1 kali kunjungan
selama 30 menit
diharapkan
keluarga mampu
mempertahankan
suasana rumah
yang sehat bagi
anggota keluarga
yang sakit
5
6
paru, cara
dengan keluarga
pencegahan
tentang akibat bila
dan pengobatan tidak minum obat
TB paru, cara
minum obat
yang benar
Dan akibat bila
tidak minum
obat
Keluarga mengerti
tentang akibat
bila putus obat
dan bila minum
obat tidak
teratur
Keluarga termotivasi
dalam
perawatan klien
MS
Keluarga mengerti
tentang
manfaat minum
obat secara teratur
Keluar
ga mengambil
obat di
puskesmas bila
obat klien habis
Keluarga membuka
Jendela setiap
hari, kamar
tidak lembab
dan pengap,
barang-barang
tertata rapi,
membuang ludah pada
tempat
pembuangan
Diskusikan
dengan keluarga
tentang manfaat
minum obat
secara teratur dan
akibat bila putus
obat
Motivasi
keluarga untuk
menjaga dan
mengawasi klien
saat minum obat
Motivasi klien
MS untuk tetap
minum obat
secara teratur
Anjurkan
keluarga untuk
mengambil obat
bila obat klien
sudah habis
Diskusikan
dengan keluarga
tentang manfaat
mempertahankan
lingkungan rumah
yang sehat bagi
anggota keluarga
yang sakit
Anjurkan
keluarga
membuka jendela
setiap hari,
60
5.
5
ludah yang
sudah diisi
larutan
desinfektan,
halaman rumah
tidak becek
-
6
membuang ludah
pada tempat
pembuangan
ludah yang sudah
diisi larutan
desinfektan
Motivasi
keluarga untuk
menata rumah
yang sehat agar
sinar matahari
dapat masuk ke
seluruh ruangan
sehingga kamar
tidak lembab dan
pengap
Setelah
Psikomotor Keluardiberikan
ga mengajak
perawatan selama
klien kontrol
1 kali kunjungan
dan
selama 30 menit
melanjutkan
diharapkan
pengobatan keluarga mampu
apabila obat
memanfaatkan
habis
sumber dan
fasilitas kesehatan
yang ada
Motivasi klien
agar kontrol ke
puskesmas untuk
mendapatkan
pengobatan
Anjurkan
keluarga untuk
selalu mengontrol
obat klien
61
3. Pelaksanaan
TABEL 13
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK
KS DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MS
JL. KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 23 27 JUNI 2009
No.
Pelaksanaan
Evaluasi
Paraf
Dx
2
3
4
5
6
Selasa,
I
Tupen 1
S = Keluarga
Yuli
23 Juni 2009
- Mengkaji tingkat
mengatakan
Pkl.
09.00
pengetahuan
mengerti
Wita
keluarga tentang
tentang cara
cara penularan TB
penularan TB
Paru
paru dan akan
- Mendiskusikan
menghindari
dengan keluarga
hal-hal yang
tentang
cara
dapat
penularan
TB
menularkan
Paru
TB Paru
- Memotivasi
O = Keluarga
keluarga
untuk
mampu
menghindari halmenjelaskan
hal yang dapat
kembali
menularkan TB
tentang cara
Paru
penularan TB
paru
A = Tupen
1
tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
2
diagnosa II
No. Hari/Tgl/Jam
1
1.
Selasa,
I
23 Juni 2009
Pkl.
09.30
Wita
Tupen 2
S = Keluarga
Yuli
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
mengerti
manfaat
tentang
pengobatan secara
manfaat
teratur
pengobatan
- Beri
pujian
secara teratur
tentang keputusan
dan
akan
yang diambil
selalu
Dilanjutkan
62
Lanjutan
1
2
3
-
Selasa,
I
23 Juni 2009
Pkl.
10.00
Wita
4
5
6
Memotivasi
mengingatkan
keluarga
untuk
klien
untuk
selalu
minum obat
mengingatkan
O = Klien tampak
klien minum obat
minum obat
tepat
pada
waktunya
A = Tupen
2
tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
3
diagnosa II
Tupen 3
S = Keluarga
Yuli
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
mengerti
cara penularan TB
tentang cara
Paru
merawat diri
- Mengajarkan
dan klien dan
keluarga
untuk
mengerti
merawat diri dan
tentang halklien
hal yang dapat
- Jelaskan
cara
menularkan
menghindari halTB paru
hal yang dapat O = Keluarga
menularkan TB
dapat
paru
menjelaskan
kembali
tentang cara
penularan TB
Paru dan cara
menghindari
hal-hal yang
dapat
menularkan
TB Paru
A = Tupen
3
tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
4
diagnosa II
Dilanjutkan
63
Lanjutan
1
2
3
4
Selasa,
I
23 Juni 2009
Pkl.
10.30
Wita
Selasa,
I
23 Juni 2009
Pkl.
11.00
Wita
5
6
Keluarga
Yuli
mengatakan akan
berusaha
untuk
memelihara
lingkungan rumah
agar tetap bersih
Barang-barang
tampak
belum
tertata rapi, kamar
masih lembab dan
pengap, peralatan
makan
klien
dibedakan
Tupen 4 belum
tercapai
Lanjutkan
ke
tupen 5 diagnosa
II
Tupen 4
- Menganjurkan
keluarga agar
selalu menjaga
kebersihan
rumah
dan
membedakan
peralatan
makan
- Memotivasi
keluarga untuk
memelihara
lingkungan
rumah
agar
tetap bersih dan
membuka
jendela setiap
hari agar sinar
matahari
menyinari
seluruh ruangan
S =
Tupen 5
- Mendiskusikan
dengan
keluarga
tentang
pentingnya
fasilitas
kesehatan
dalam
perawatan
kesehatan
keluarga
- Memotivasi
keluarga untuk
mengajak
anggota
keluarga yang
sakit berobat ke
pelayanan
kesehatan
S = Keluarga
YulI
mengatakan akan
datang
ke
pelayanan
kesehatan apabila
ada
anggota
keluarga
yang
sakit atau obat
klien habis
O = Keluarga tampak
termotivasi untuk
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
A = Tupen 5 tercapai
P = Pertahankan dan
tingkatkan
kesehatan
keluarga
O =
A =
P =
Dilanjutkan
64
Lanjutan
1
2
3
6
Selasa,
II
23 Juni 2009
Pkl.
16.00
Wita
4
Tupen 1 :
S =
- Mendiskusikan
dengan keluarga
manfaat
lingkungan yang
sehat
- Menjelaskan pada
keluarga tentang
pengertian, syarat
rumah sehat dan
akibat
bila
lingkungan tidak
sehat
O =
- Memotivasi
keluarga
untuk
menjaga
lingkungan yang
sehat
A =
P =
Rabu,
II
24 Juni 2009
Pkl.
16.30
Wita
Tupen 2
- Mendiskusikan
dengan keluarga
untuk
mempertahankan
lingkungan yang
sehat
- Memotivasi
keluarga
untuk
tetap
menjaga
lingkungan yang
sehat
- Memberi pujian
terhadap
keputusan yang
diambil
oleh
keluarga
S =
O =
A =
P =
5
6
Keluarga
Yuli
mengatakan
mengerti
tentang syarat
rumah
sehat,
akibat
bila
lingkungan
tidak sehat dan
akan berusaha
untuk menjaga
lingkungan
yang sehat
Keluarga
mampu
menjelaskan
kembali syarat
rumah
sehat,
akibat
bila
lingkungan
tidak sehat
Tupen
1
tercapai
Lanjutkan
ke
tupen
2
diagnosa III
Keluarga
YulI
mengatakan
akan berusaha
mempertahanka
n
lingkungan
yang sehat
Keluarga
mampu kembali
menjelasksan
bagaimana
mempertahankan lingkungan
yang sehat
Tupen
2
tercapai
Lanjutkan
ke
tupen
3
diagnosa III
Dilanjutkan
65
Lanjutan
1
2
3
8
Rabu,
II
24 Juni 2009
Pkl.
17.00
Wita
Rabu,
II
24 Juni 2009
Pkl.
17.30
Wita
5
6
Keluarga
Yuli
mengatakan
akan berusaha
menjaga
lingkungan
Keluarga
mampu
kembali
menjelaskan
cara menjaga
kesehatan
lingkungan,
lingkungan
rumah tampak
cukup bersih
Tupen
3
tercapai
Lanjutkan ke
tupen
4
diagnosa III
Tupen 3
- Mendiskusikan
dengan keluarga
tentang
akibat
dari
lingkingan
yang kotor
- Memberikan
dorongan
pada
keluarga
untuk
membersihkan
lingkungan yang
ada di luar dan di
dalam rumah
- Menganjurkan
keluarga
untuk
menyapu
di
dalam dan di luar
rumah setiap hari
S =
Tupen 4
- Memotivasi
keluarga
agar
mampu
memodifikasi
lingkungan rumah
yang benar
- Menganjurkan
keluarga
untuk
meningkatkan
kesehatan
keluarga dengan
cara
membersihkan
lingkungan,
barang-barang
tertata rapi dan
menjemur bantal,
kasur minimal 2
kali seminggu
S = Keluarga
Yuli
mengatakan
akan berusaha
untuk
memodifikasi
lingkungan
rumah yang
benar
O = Barang-barang
tampak belum
tertata
rapi,
kamar masih
lembab
dan
pengap
A = Tupen
4
belum tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
5
diagnosa III
O =
A =
P =
Dilanjutkan
66
Lanjutan
1
2
3
10 Rabu,
II
24 Juni 2009
Pkl.
18.00
Wita
11
Kamis,
III
25 Juni 2009
Pkl.
09.00
Wita
4
Tupen 5
S =
- Mendiskusikan
untuk
menentukan
fasilitas kesehatan
yang tepat untuk
dipilih
- Menganjurkan
keluarga
untuk
memanfaatkan
fesilitas kesehatan O =
yang ada
- Memotivasi
keluarga
untuk
memeriksakan
anggota
keluarganya yang
sakit
kepelayananan
kesehatan
A =
terdekat
P =
5
6
Keluarkan
YulI
mengatakan
akan datang
ke pelayanan
kesehatan
apabila
ada
anggota
keluarga yang
sakit atau obat
klien habis
Tanggal
23
Juni
2009
klien
MS
mengambil
obat
di
Puskesmas
karena
obat
klien
sudah
habis
Tupen
5
tercapai
Lanjutkan ke
tupen
1
diagnosa II
Tupen 1
S = Keluarga
Yuli
- Mengkaji tingkat
mengatakan
pengetahuan
mengerti
keluarga tentang
tentang cara
cara penularan TB
penularan TB
Paru
paru dan akan
- Mendiskusikan
menghindari
dengan keluarga
hal-hal yang
tentang
cara
dapat
penularan
TB
menularkan
Paru
TB Paru
- Memotivasi
O = Keluarga
keluarga
untuk
mampu
menghindari halmenjelaskan
hal yang dapat
kembali
menularkan TB
tentang cara
Paru
penularan TB
paru
Dilanjutkan
67
Lanjutan
1
5
A = Tupen
1
tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
2
diagnosa II
12
Kamis,
III
25 Juni 2009
Pkl.
09.30
Wita
Tupen 2
S = Keluarga
Yuli
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
mengerti
manfaat
tentang
pengobatan secara
manfaat
teratur
pengobatan
- Beri
pujian
secara teratur
tentang keputusan
dan
akan
yang diambil
selalu
- Memotivasi
mengingatkan
keluarga
untuk
klien
untuk
selalu
minum obat
mengingatkan
O = Klien tampak
klien minum obat
minum obat
tepat
pada
waktunya
A = Tupen
2
tercapai
P = Lanjutkan ke
tupen
3
diagnosa II
13
Kamis,
III
25 Juni 2009
Pkl.
10.00
Wita
Tupen 3
S = Keluarga
YulI
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
mengerti
cara penularan TB
tentang cara
Paru
merawat diri
- Mengajarkan
dan klien dan
keluarga
untuk
mengerti
merawat diri dan
tentang halklien
hal yang dapat
- Jelaskan
cara
menularkan
menghindari halTB paru
hal yang dapat O = Keluarga
menularkan TB
dapat
paru
menjelaskan
Dilanjutkan
68
Lanjutan
1
14
Jumat,
III
26 Juni 2009
Pkl.
16.30
Wita
5
kembali
tentang cara
penularan
TB Paru dan
cara
menghindari
hal-hal yang
dapat
menularkan
TB Paru
A = Tupen
3
tercapai
P = Lanjutkan
ke tupen 4
diagnosa II
Tupen 4
S = Keluarga
Yuli
- Menganjurkan
mengatakan
keluarga
agar
akan
selalu
menjaga
berusaha
kebersihan rumah
untuk
dan membedakan
memelihara
peralatan makan
lingkungan
- Memotivasi
rumah agar
keluarga
untuk
tetap bersih
memelihara
O = Baranglingkungan rumah
barang
agar tetap bersih
cukup
dan
membuka
tertata,
jendela setiap hari
lembab pada
agar
sinar
kamar sudah
matahari
berkurang,
menyinari seluruh
peralatan
ruangan
makan klien
dibedakan
A = Tupen
4
tercapai
sebagian
P = Lanjutkan
ke tupen 5
diagnosa II
Dilanjutkan
69
Lanjutan
1
2
3
15 Jumat,
III
26 Juni 2009
Pkl.
17.00
Wita
5
6
Tupen 5
S = Keluarga
Yuli
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
akan datang
tentang
ke pelayanan
pentingnya
kesehatan
fasilitas kesehatan
apabila
ada
dalam perawatan
anggota
kesehatan
keluarga yang
keluarga
sakit atau obat
- Memotivasi
klien habis
keluarga
untuk O = Keluarga
mengajak anggota
tampak
keluarga
yang
termotivasi
sakit berobat ke
untuk
pelayanan
memanfaatkan
kesehatan
fasilitas
kesehatan
A = Tupen
5
tercapai
P =
Pertahankanda
n tingkatkan
kesehatan
keluarga
70
4. Evaluasi
TABEL 14
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK KS
DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MS
JL. KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR
TANGGAL 27 JUNI 2009
Hari/tgl/ jam
1
Sabtu,
27-6-2009
Pk. 16.00 Wita
Diagnos
Evaluasi
a
2
3
III
S = - Keluarga mengatakan mengerti
tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, cara penularan dan
pengobatan
TB
paru,
klien
mengatakan akan minum obat
secara teratur dan akibat bila tidak
minum obat, Keluarga mengatakan
mengerti tentang penjelasan yang
diberikan serta mau menjalankan
pengobatan secara teratur, keluarga
mengatakan akan mengajak klien
kontrol ke puskesmas, keluarga
mengatakan akan berusaha menata
rumah yang sehat dan akan
memberi larutan desinfektan pada
tempat klien meludah
O = Keluarga mampu penjelasan kembali
tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, cara penularan dan
pengobatan TB paru. Barang-barang
cukup tertata, tempat membuang
ludah sudah diisi larutan desinfektan,
klien termotivasi untuk kontrol ke
puskesmas
A = Tupen 1,2,3,5 tercapai, Tupen 4
belum tercapai, Tujuan Panjang
Penatalaksanaan
Pemeliharaan
Rumah Tak Efektif Tercapai Sebagian
P = Anjurkan dan motivasi keluarga agar
tetap melaksanakan tupen 4 untuk
mengurangi resiko penularan
Paraf
4
Yuli
Dilanjutkan
71
Hari/tgl/ jam
Lanjutan
Sabtu,
27-6-2009
Pk. 16.00 Wita
Sabtu,
27-6-2009
Pk. 16.00 Wita
Diagnos
a
II
Evaluasi
Paraf
S = Keluarga
mengatakan
mengerti Yuli
tentang syarat rumah sehat dan
akibat bila lingkungan tidak sehat,
keluarga mengatakan akan berusaha
mempertahankan lingkungan yang
sehat, keluarga mengatakan akan
berusaha
menjaga
kesehatan,
keluarga mengatakan akan beusaha
untuk memodifikasi lingkungan
rumah yang benar
O = Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan, keluarga mampu
kembali menjelaskan bagaimana
mempertahankan lingkungan yang
sehat, barang-barang cukup tertata,
lembab pada kamar sudah berkurang
dan peralatan makan klien dibedakan
A = Tupen 1,2,3,5 tercapai
Tupen 4 tercapai sebagian, Tujuan
Panjang Penatalaksanaan Terapeutik
Yang Efektif Tercapai Sebagian
P = Motivasi keluarga agar mampu
menjaga
kesehatan
lingkungan
(lanjutkan tupen 4)
S = Keluarga
mengatakan
mengerti Yuli
tentang cara penularan TB paru,
keluarga
mengatakan
mengerti
tentang manfaat pengobatan secara
teratur,
keluarga
mengatakan
mengerti tentang cara merawat diri
dan klien, keluarga mengatakan akan
berusaha untuk menjaga kebersihan
rumah, keluarga mengatakan akan
datang ke pelayanan kesehatan
apabila ada anggota keluarga yang
sakit atau obat klien habis
O = Keluarga
mampu
menjelaskan
kembali tentang cara penularan TB
paru, klien tampak minum obat tepat
pada waktunya, keluarga tampak
termotivasi untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan, barang-barang
cukup tertata, lembab pada kamar
sudah berkurang
A = Tupen 1,2,3,5 tercapai
Tupen 4 tercapai sebagian, Tujuan
Panjang Resiko Penularan Penyakit
Dilanjutkan
Teracapai Sebagian
72
Lanjutan
Hari/tgl/ jam
Diagnos
a
Evaluasi
P = Lanjutkan tupen 4
Memotivasi keluarga agar mampu
memodifikasi lingkungan rumah agar
bersih dan rapi.
BAB III
PEMBAHASAN
73
Paraf
73
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antarateori yang didapat
dengankenyataan yang ditemukandi lapangan. Pembahasan ini akan diuraikan dalam
empat tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
A.
Pengkajian
Pada tahap awal dari proses keperawatan ini tidak semua terlaksana
berdasarkan teori. Pada saat melakukan pengkajian tidak menemukan data yang
sesuai dengan teori dimana pada teori data yang harus muncul adalah batuk
berdahak dari 3 minggu, demam lebih dari 1 bulan berkeringat pada malam hari,
nyeri dada, nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Sedangkan data yang
ditemukan pada kasus adalah Batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan tanda gejala
yang tidak ditemukan pada kasus yaitu demam lebih dari 1 bulan berkeringat pada
malam hari, nyeri dada, nafsu makan menurun. Sehingga dari data diatas penulis
melaksanakan pengkajian sesuai dengan masalah yang muncul dan yang
diungkapkan keluarga saat ini.
Pada Pengkajian data yang harusnya muncul sesuai teori adalah 15
diagnosa keperawatan keluarga, sedangkan data yang muncul pada kasus
ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu diagnosa kerusakan penatalaksanaan
pemeliharaan rumah dan kurang pengetahuan. Untuk 13 diagnosa yang ada pada
teori, tidak ditemukan pada kasus karena data yang mendukung untuk munculnya
diagnosa tersebut tidak ditemukan pada keluarga MS. Pada kasus ditemukan 1
diagnosa tambahan yaitu diagnosa potensial penatalaksanaan therapeutik keluarga
yang efektif. Hal ini disebabkan karena keluarga Bapak KS terutama klien MS
sudah mengikuti program pengobatan TB Paru sesuai dengan tahap pengobatan
74
yang sudah ditentukan dan sudah mengikuti peraturan program pengobatan TB
Paru terutama dalam hal minum obat. Disamping itu keluarga sudah
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimana dapat dilihat dari kesadaran
keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit ke puskesmas.
B.
Perencanaan
Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan penulis berpedoman
pada nilai skor tertinggi. Dimana dari hasil skoring yang dibuat bersama keluarga
didapatkan diagnosa yang menjadi prioritas ketiga adalah diagnosa potensial
penatalaksanaan therapeutik yang efektif (3). Prioritas diagnosa keperawatan
yang kedua adalah penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif (3 1/3). Dan
prioritas diagnosa keperawatan yang utama adalah resiko penularan penyakit (4
1/3).
Dalam penyusunan rencana keperawatan Klien MS dilakukan bersamasama dengan keluarga sehingga rencana yang akan dilaksanakan merupakan
rumusan keluarga dan penulis hanya memberikan arahan serta bimbingan. Dalam
penyusunan rencana tindakan keperawatan lebih menekankan pada kemandirian
keluarga dalam melaksanakan dan mengemban lima tugas keluarga bidang
kesehatan dengan memberikan penyuluhan dan motivasi, hal ini disebabkan
karena penyebab timbulnya masalah berkaitan erat dengan pengetahuan dan
prilaku keluarga.
Dalam penyusunan rencana keperawatan penulis menemukan sedikit kesulitan
dalam menyusun rencana yang akan di laksanakan pada keluarga, namun untuk
sementara dapat di atasi berkat kerjasama keluarga yang aktif dalam mengajukan
pendapatnya untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami, serta dalam
75
penyusunan rencana keperawatan tersebut sudah disesuaikan dengan potensi yang
ada dalam keluarga Klien MS.
C.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus
sudah dianggap sesuai walaupun masih ada sedikit kekurangan. Yang dimaksud
adalah dalam kenyataan di lapangan tidak sepenuhnya rencana tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik mengingat sumber daya yang ada dari keluarga seperti
ukuran kamar yang tidak sebanding dengan banyaknya barang-barang. Melihat
dari keadaan rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah karena
keterbatasan waktu, sehingga untuk sementara hal ini bisa ditanggulangi dengan
mengurangi barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan
Dari tindakan keperawatan yang direncanakan tidak semua sesuai dengan
pelaksanaan sehingga dapat dikatakan belum sepenuhnya terlaksana sehingga
perlu dilanjutkan oleh puskesmas terutama dalam pengawasan minum obat karena
klien MS sudah mengikuti program pengobatan secara teratur pada tahap awal.
D.
Evaluasi
Dari hasil evaluasi di atas dapat dikatakan tidak berhasil sepenuhnya,
walaupun penulis tidak dapat merawat klien sepenuhnya karena keterbatasan
waktu, dimana kita ketahui pengobatan pasien TB memerlukan waktu 6-8 bulan,
yang terdiri dari 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan dan kondisi dari
rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah. Hal ini bisa di lihat
dari diagnosa 1 dimana Tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan tupen 4 tercapai
sebagian sehingga
76
tercapai sebagian, diagnosa 2 dimana Tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan tupen 4
tercapai sebagian sehingga tujuan panjang penatalaksanaan pemeliharaan rumah
tak efektif tercapai sebagian dan diagnosa 3 tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan
tupen 4 tercapai sebagian sehingga tujuan panjang resiko penularan penyakit
tercapai sebagian. Dari hasil evaluasi diatas diperlukan pengawasan dari petugas
puskesmas dan dukungan dari keluarga untuk tetap mengawasi pengobatan klien
MS terutama peraturan dalam minum obat.
77
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas maka penulis dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Pada pengkajian dari proses keperawatan ini tidak semua terlaksana
berdasarkan teori. Saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data
sesuai dengan teori terutama pada pengumpulan data, hal ini disebabkan kerena
bapak MS sudah mengikuti program pengobatan TB Paru secara teratur, sehingga
penulis melaksanakan pengkajian sesuai dengan masalah yang muncul dan yang
diungkapkan keluarga saat ini.
Dari rencana keperawatan penulis menemukan sedikit kesulitan, namun
untuk sementara dapat di atasi berkat kerjasama keluarga yang aktif dalam
mengajukan pendapatnya untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami,
Sehingga
78
daya yang ada dari keluarga seperti ukuran kamar yang tidak sebanding dengan
banyaknya barang-barang. Melihat dari keadaan rumah klien tidak mungkin dalam
sekian hari bisa dirubah mengingat terbatasnya waktu, sehingga untuk sementara
hal ini bisa ditanggulangi dengan mengurangi barang-barang yang tidak terlalu
dibutuhkan.
Dan dari hasil evaluasi di atas dapat dikatakan tidak berhasil sepenuhnya,
walaupun penulis tidak dapat merawat klien sepenuhnya karena keterbatasan
waktu, dimana kita ketahui pengobatan pasien TB memerlukan waktu 6-8 bulan,
yang terdiri dari 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan dan dilihat dari
kondisi rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah.
B. Saran
1. Kepada Perawat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) I Denpasar Timur
hendaknya lebih meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat khususnya
asuhan keperawatan keluarga terutama dalam memberikan penyuluhan
kesehatan serta tetap memberi motivasi kepada keluarga.
2. Kepada Keluarga Bapak KS untuk tetap menjadi pengawas minum obat Klien
MS dengan cara memberi motivasi kepada klien MS untuk selalu ingat minum
obat dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan tetap membuka
jendela setiap hari,menyapu kamar dan halaman rumah tiap hari, menjemur
bantal dan kasur serta tetap membuang ludah pada tempat yang sudah diisi
larutan desinfektan.
79
DAFTAR PUSTAKA
80
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
Sub topik
: Tuberculosis Paru
Sasaran
: Keluarga KS
Waktu
Hari/tanggal
Tempat
1. Tujuan
a. Tujuan intruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang TB Paru selama 30 menit dengan
metode ceramah, diskusi, demonstrasi, redemonstrasi, diharapkan keluarga
mampu memahami tentang perawatan TB Paru yang benar.
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang TB Paru selama
30 menit dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, redemonstrasi,
diharapkan keluarga mampu :
1. Menyebutkan Pengertian serta penyebab TB Paru
2. Menyebutkan tanda dan gejala TB Paru
3. Menyebutkan cara penularan TB Paru
4. Menyebutkan cara pencegahan dan pengobatan TB Paru
5. Menyebutkan cara perawatan klien TB Paru dirumah (demonstrasi cara
pembuatan larutan desinfektan untuk tempat dahak).
81
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
3. Media
Leaflet
4. Materi (terlampir)
a. Pengertian dan penyebab TB Paru
b. Tanda gejala TB Paru
c. Cara penularan TB Paru
d. Cara pencegahan serta pengobatan TB Paru
e. Cara batuk efektif
5. Evaluasi
Kegiatan penyuluhan
Hari/Tgl/
Jam
Selasa
23 Juni 2009
Pk. 09.00
Wita
Selasa
23 Juni 2009
Pk. 09.05
Tahapan
kegiatan
Penyuluhan
1. Pembukaa
n
(5 Menit)
2. Inti
Kegiatan
Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan
Memulai
dan
mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
Menyebutkan
materi
penyuluhan
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Menjelaskan pengertian
TB Paru
Menjelaskan penyebab
Mendengarkan &
memperhatikan
82
Wita
Selasa
23 Juni 2009
Pk. 09.15
Wita
TB Paru
Menyebutkan
dan
menjelaskan
cara
pencegahan TB Paru &
pengobatan
Mendemonstrasi
kan
cara batuk efektif
3. Penutup
(10 menit)
Menyatakan pengertian
& penyebab TB Paru
Menyatakan tanda dan
gejala
Menyatakan
cara
penularan TB Paru
Menyatakan
cara
pencegahan dan pengobatan
TB Paru
Mendemonstrasikan
cara
batuk efektif
Memberi
kesempatan
bertanya hal yang belum
jelas
Mengucapkan terima kasih
atas waktu dan perhatiannya
Mengucapkan salam penutup
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mendengarkan
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Memperhati
kan
Keluarga
mengajukan
pertanyaan
MATERI PENYULUHAN
1.
83
oleh
Penyebab TB Paru
Disebabkan oleh kuman yang dinamakan mycobacterium tuberculosis
84
Membuka jendela pada pagi hari agar rumah dapat udara bersih dan cahaya
matahari yang cukup.
Dan diberikan imunisasi BCG.
6.
85
Klien menarik nafas melalui hidung dan tahan selama kurang lebih 3 detik
kemudian dihembuskan melalui mulut (lakukan 3x)
Segera batukan keluar dari dada bukan dari tenggorokan
Tampung dahak pada wadah yang telah diberikan larutan sabun, lysol atau
bayclin kemudian ditutup.