You are on page 1of 108

Kinerja Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Bank Pembangunan Daerah

Lis Sintha, SE, MM


Dosen Universitas Suryadarma

Abstract
To achieve maximum benefit level, a company must be able to produce the optimal
output level with a certain number of inputs (technical efficiency) and produces output with the
right combination at a certain price level (allocative efficiency). The concept of efficiency
measurement can be viewed either with a focus on the input side (input-oriented) or focus on
the output side (output-oriented). The second approach is analogous to the concept of the
primal and dual operations research techniques, which are like two sides of a coin, so that the
two approaches will consistently produce the same conclusions about the relative efficiency of
a company to the relationship.
For BPD who are not able to achieve 100% efficiency rating, to achieve the maximum
value of the bank should increase total loan and total revenue portfolio. For the banks with
BPD, especially medium and small can take several policies to improve the efficiency of the
optimal performance, through economics of scale in operations and focus on lending to micro,
small and medium enterprises (SMEs). In addition, monetary authorities and government
should consider to from a Local Credit Guarantee Agency (LCGA). Credit guarantee is the
complement of a credit system and can serve as a substitution for collateral, despite subograsi
billing remains the duty of the creditor.
Keywords: EfficiencyBank, Regional Development Banks (BPD)

dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam peta perbankan,
salah satu kelompok bank yang turut
berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD).

1. PENDAHULUAN
Krisis ekonomi telah berjalan lebih
dari sepuluh tahun dimana dunia
perbankansudah mulai menata diri, Hal
ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana
kondisi kinerja perbankkan Indonesia
dengan adanya krisis ekonomi? Apakah
lebih baik pada saatsebelum terjadinya
krisis ekonomi atau lebih baik setelah
krisis ekonomi? Mengingat bahwa kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, yaitu pemilikdan
pengelola bank, masyarakat pengguna
jasa bank.

Dikatakan demikian karena BPD


sebagai pemegang kas daerah dalam
kegiatannya berfungsi melakukan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha atau
proyek daerah. Fungsi BPD diatur
melalui Undang-Undang No. 13 Tahun
1962
tentang
Ketentuan-Ketentuan
Pokok Bank Pembangunan Daerah.
Dalam UU itu disebutkanbahwa BPD
memberikan pinjaman untuk keperluan
investasi, perluasan, dan pembaharuan
proyek-proyek pembangunan di daerah,
baik oleh pemerintah daerah maupun
oleh perusahaan-perusahaan campuran
antara pemerintah daerah dan swasta
(http://www.kompas.com,
2002
).
Namun, dari semua kelompok bank
yang ada di Indonesia, hanya BPD yang
mempunyai nilai aset yang paling likuid.
Hal ini dikarenakan oleh banyaknya investasi yang diberikan oleh pemerintah
pusat dan daerahserta dikarenakan oleh

Bank harus mempertahankan dan


melakukan perubahan ke arah yang
lebih baikdalam manajemen banknya,
dan berusaha untuk lebih baik dengan
menemukan sesuatu yang baru dalam
persaingan usaha dunia perbankan.
Unsur kepercayaan merupakan kunci
untuk memenangkan persaingan dalam
bidang perbankan. Untuk dapat memperoleh kinerja keuangan yang baik,
yaitu dengan memperbaiki pada system
informasinya serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia handal yang memiliki kemampuan

kurang mampunya BPD dalam hal


menyalurkan kredit kepadapihak lain
sehingga BPD masih memiliki banyak
aset.

kutan. Berdasarkan laporan keuangan


akan dapat dihitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan dasar
penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada tren
jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan
keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan kunci serta
kecenderungan yang dapat memberikan
dasar pertimbangan mengenai potensi
keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

Persoalan kredit bermasalah yang


melilit perbankan nasional tak ayal juga
dialamiBPD. Kredit macet bank pemerintah baik bank BUMN atau pun
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
pada tahun 2012 mencapai angka 18
triliun. Sebagai bank yang asetnya berasal dari pemerintah daerah, penyaluran
kredit bergantung kemampuan manajemen dalam menganalisis permohonan
kredit. Pemulihan kredit bermasalah di
BPD sudah menunjukkan prestasi yang
mengesankan. Nilai kredit macet sudah
dapat ditekan.

Untuk menilai pertumbuhan suatu


bank digunakan rasio-rasio keuangan.
Rasio keuangan berperan dalam melihat
perkembangan suatu bank. Rasio-rasio
keuangan tersebutadalah: Rasio Efisiensi Operasional, Rasio Kualitas Portfolio
dan Rasio Kemampuan Berkelanjutan
(meliputi: Kemampuan Operasional Berkelanjutan - Operating Sustainability dan
Kemampuan Finansial Berkelanjutan Financial Sustainability). Ketiga rasio
tersebut memiliki hubungan yang erat
yang harus dijaga dan dikelolasecara
terus menerus.

Tapi, kinerja perkreditan BPD


dimasa depan akan berevolusi seiring
dengan berubahnya perwajahan BPD.
Peralihan nama sejumlah BPD menjadi
perseroan terbatas (PT), seperti Bank
DKI, Bank Jabar, Bank Jatim, dan sebagainya akan memberi peluang bagi
bank daerah untuk meningkatkan fungsi
intermediasinya. Bank yang dapat selalu
menjaga kinerjanya dengan baik yaitu
dari segi prospek usahanya yang dapat
selalu berkembang dan meningkatkan
sikap kehati-hatian dalam upaya pengelolaan assetnya, maka jumlah dana dari
pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan
meningkat. Hal ini, merupakan indikator
naiknya tingkat kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Dan
untuk mendapatkan kepercayaan itu
maka bank harus berusaha memperbaiki dan mempertahankan kinerja keuangannya. Semakin baik kinerja keuangannya, maka semakin besar pula
tingkat kepercayaan yangdiberikan oleh
nasabah untuk menyimpan dananya di
bank. Terpeliharanya tingkat kepercayaan itu, didukung dari kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh para engurus
bank.

Kinerja yang baik adalah kinerja


yang efisien, dan nyatanya efisiensi
sendiri merupakan indikator penting
dalam mengukur kinerja keseluruhan
dari suatu bank. Pada awalnya, evaluasi
kinerja efisiensi bank diukur dengan
menggunakan rasio keuangan, seperti
rasio BOPO tetapi menurut beberapa
pakar, penilaian efisiensi tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus dilakukan secara keseluruhan dengan dengan memperhitungkan semua inputoutput yang ada.
Efisiensi bagi sebuah bank atau
industry perbankan secara keseluruhan
merupakan aspek yang paling penting
diperhatikan untuk mewujudkan suatu
kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Efisiensi Industry perbankan dapat ditinjau dari sudut
pandang mikro maupun makro (Berger
and Mester, 1997).Dari perspektif mikro,
dalam suasana persaingan yang se-

Menurut Alimilia dan Herdiningtyas


(2005) salah satu indikator utama yang
dapatdijadikan dasar penilaian bahwa
suatu bank dikatakan sehat adalah
laporan keuangan bank yang bersang2

makin ketat sebuah bank agar bisa


bertahan dan berkembang harus efisien
dalam kegiatan operasinya. Bank-bank
yang tidak efisien, besar kemungkinan
akan exit dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik
dari segi harga (pricing) maupun dalam
hal kualitas produk dan pelayanan. Bank
yang tidak efisien akan kesulitan dalam
mempertahankan kesetian nasabahnya
dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk memperbesar
customer-basenya.Sementara dari perspektif makro, industry perbankan yang
efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini
disebabkan peran yang sangat strategis
dari industri perbankan sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan.
Dengan tingkat efisiensi yang lebih
tinggi, kinerja perbankan akan semakin
lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya
dapat meningkatkan kegiatan investasi
dan pertumbuhan ekonomi (Weill 2003).

terakhir aset tersebut melonjak 100,35%


dibandingkan posisi Desember 2008
yang mencapai Rp183,80 triliun. Secara
konsolidasi, aset BPD seluruh Indonesia
per Desember 2012 (sumber Statistik
Perbankan Indonesia (SPI)), menduduki
peringkat keempat dengan total aset
Rp368,24 triliun setelah Bank Mandiri
(Rp561,20 triliun), BRI (Rp547,60
triliun), BCA (Rp436,70 triliun) dan BNI
(Rp324,80 triliun).
Dengan total aset yang cukup besar
tersebut tentunya pemerintah daerah
berharap banyak akan peran BPD dalam mempercepat pembangunan dan
pergerakan perekonomian di daerah.
Kekuatan aset BPD ini menunjukkan
bahwa apabila BPD seluruh Indonesia
bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional
serta dapat memberikan kontribusi yang
lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah. Disamping
itu, BPD jugaharus berhadapan dengan
kelompok bank umumyang lain yang semakin agresif menjalankanfungsi intermediasinya di daerah. Oleh karena itu,
dalam rangka untuk memperkuat fungsinya sebagai lembaga intermediasi,
BPD juga harus meningkatkan kinerja
efisiensi dalam kegiatan operasinya.
Selama ini BPD dinilai boros dengan
pencapaian margin bunga bersih (net
interest margin/NIM) yang lebih besar
dan tertinggi diantara kelompok bank
yang lain. Kelompok bank pembangunan daerah (BPD) hingga Juni
2012 mencatat net interest margin (NIM)
tertinggi di level 6,4% atau di atas ratarata industri yang berada di level 5,38%,
menurut data Bank Indonesia. Tingginya
NIM BPD disebabkan penyaluran kredit
BPD yang terbesar dilakukan di segmen
konsumsi yang memberi imbal hasil
tinggi. Menurut data statistik perbankan
per Juni 2012, NIM kelompok BPD
menunjukkan penurunan 174 basis poin
dibanding periode yang sama pada
tahun lalu di level 8,14%. NIM kelompok
bank persero per Juni 2012 tercatat di
level 5,84% atau turun 46 basis poin
dibanding Juni 2011 sebesar 6,3%.
Sementara itu, NIM kelompok bank

Wheelock dan Wilson (1995) mencatat bahwa efisiensi adalah ukuran


penting dari kondisi operasional bank
dan merupakan salah satu kunci indikator sukses suatu bank, secara
individual setelah membandingkan dengan seluruh industry perbankan. Studi
efisiensi juga penting untuk mengukur
potensi dampak yang muncul dari suatu
kebijakan bank sentral/pemerintah terhadap adanya perubahan kebijakan
perbankan.
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
yang merupakan bagian dari industri
perbankan nasional juga harus menunjukkan kinerja efisiensi yang optimal
dalam rangka mendukung sepenuhnya
pembiayaan pembangunan daerah.
BPD merupakan bank milik pemerintah
masing-masing daerah (Pemda).
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
seluruh Indonesia mencatat aset hingga
Desember 2012 sebesar Rp368,24
triliun atau naik 17,01% dibandingkan
posisi Desember 2011 yang mencapai
Rp 305,62 triliun. Selama lima tahun
3

swasta berada di level 5,09% dibanding


Juni 2011 di level 5,38%.Rasio NIM
BPD yang tinggi tersebut membawa
implikasi bahwa BPD tidak bisa bertahan dengan marjin tipis.

pai output semaksimal mungkin dari sejumlah input.Sedangkan efisiensi alokatif menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input dengan proporsi seoptimal mungkin pada
tingkat harga input tertentu. Kedua
komponen inikemudian dikombinasikan
untuk menghasilkan ukuran efisiensi
total atau efisiensi ekonomis(economic
efficiency). Kumbhaker dan Lovell
(2000), mengatakan bahwa efisiensi teknis merupakan salah satu dari komponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan.Tetapi, dalam rangka mencapai
efisiensi ekonominya suatu perusahaan
harus efisien secara teknis.

Bank Pembangunan Daerah (BPD)


harus memiliki margin bunga bersih (net
interest margin/NIM) maksimal 5,5%
untuk dapat menjadi pemenang di daerahnya
sendiri
(BPD
Regional
Champion). Saat Juni 2012, tercatat
baru tiga BPD yang memenuhi syarat
tersebut dari total 26 BPD di 33 provinsi
saat ini.persyaratan NIM sebesar 5,5%
untuk BPD Regional Champion merupakan hasil keputusan antara BI dan
Asosiasi Bank Pembangunan Daerah
(Asbanda).

Untuk mencapai tingkat keuntungan


yang maksimal, sebuah perusahaan
harus dapat berproduksi pada tingkat
output yang optimal dengan jumlah input
tertentu (efisiensi teknis) dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat
pada tingkat harga tertentu (efisiensi
alokatif). Konsep pengukuran efisiensi
dapat dilihat baik dengan fokus pada sisi
input (input-oriented) maupun fokus
pada sisi output (output-oriented). Kedua pendekatan ini analog dengan konsep primal dan dual dalam teknik operations research, yang bagaikan dua sisi
mata uang, sehingga kedua pendekatan
ini secara konsisten akan menghasilkan
kesimpulan yang sama tentang efisiensi
relatif sebuah perusahaan terhadap
sekawannya.

2. KONSEP EFISIENSI
Efisiensi merupakan salah satu
parameter kinerja yang secara teoretis
mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi
kemampuan menghasilkan output yang
optimal dengan input-nya yang ada,
adalah merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan. Dengan demikian ada
pemisahan antara harga dan unit yang
digunakan (input) maupun hargadan unit
yang dihasilkan (output) sehingga dapat
diidentifikasi berapa tingkat efisiensi
teknologi, efisiensi alokasi, dan total
efisiensi. Dengan di identifikasinya alokasi input dan output, makaakan dapat
dianalisis lebih jauh untuk melihat penyebab inefisiensi suatu bank.

Berikut ini adalah ikhtisar tentang


kedua pendekatan ukuran efisiensi tersebut:
Pendekatan sisi input adalah diasumsikan sebuah perusahaan yang menggunakan dua jenis input,yaitu x1 dan
x2, untuk memproduksi satu jenis
output (y) dengan asumsi constant
returns to scale(CRS). Asumsi CRS
maksudnya adalah jika keduajenis
input, x1 dan x2, ditambah dengan
jumlah persentase tertentu, maka
output juga akan meningkat dengan
persentase yang sama.

Konsep efisiensi pertama kali


diperkenankan oleh Farrel (1957) yang
merupakan tindak lanjut dari model yang
diajukan oleh Debreu (1951) dan
Koopmans (1951). Konsep pengukuran
efisiensi Farrel dapat memperhitungkan
input majemuk (lebih dari 1 input). Farrel
menyatakan bahwa efisiensi sebuah
perusahaan terdiri dari dua komponen,
yaitu efisiensi teknis (technicalefficiency)
dan efisiensi alokatif (allocative efficiency). Efisiensi teknis menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menca-

Konsep efisiensi dari pendekatan sisi inputdapat digambarkan pada Gambar 1.

Sumber: Coelli (2005)


Gambar 1 Konsep Efisiensi dari Pendekatan SisiInput
Dari gambar di atas, kurva SS
adalah kurva isoquant yang merupakan
himpunan titik-titik perusahaan yang
paling efisien dalam kumpulan sekawannya (fully efficient firms) atau perusahaan-perusahaan yang paling efisien
secara teknis(fully technically efficient).
Perusahaan yang berada di titik P
adalah perusahaan yang tergolong
kurang efisien. Perusahaan ini dapat
menjadi perusahaan yang lebih efisien
jika ia dapat mengurangi kedua jenis
inputnya, x1 dan x2, untuk memproduksi
1 unit output sehingga perusahaan
tersebut berada di titik Q. Jarak PQ disebut sebagai potential improvement,
yaitu berapa banyak kuantitas input dapat dikurangisecara proporsional untuk
memproduksi kuantitas output yang
sama. Ukuran efisiensi teknis sebuah
perusahaan dalam kelompok sekawan
(TEi) secara umum diukur dengan rasio:
TEi = 1 QP/OP = 0Q/0P

pada titik P, ditunjukkan olehrasio:


AEi = 1 RQ/0Q = 0R/0Q

(2)

Dimana
RQ
menunjukkan
pengurangan biaya produksi yang
akan terjadi jika produksi dilakukan
pada titik yang efisien baik secara
eknis maupun se-cara alokatif, yaitu Q.
Titik Q adalah efisien secara teknis,
namun tidak efisiens secara alokatif.
Efisiensi Ekonomis (EEi) perusahaan i adalah merupakan produk atau
hasil kali antara EfisiensiTeknis (TEi)
dengan Efisiensi Alokatif (AEi), secara
matematis:
EEi = TEi x AEi = (0Q/0P) x (0R/0Q) = 0R/0P (3)
dimana 0 TEi, AEi, EEi 1.

Pendekatan sisi output berlawanan


dengan pendekatan sisi input yang
menjawab berapa banyak kuantitas
input bisa dikurangi secara proporsional
untuk memproduksi kuantitas output
yang sama, pendekatan sisi output menjawab berapa banyak kuantitas output
dapatditingkatkan secara proporsional
dengan kuantitasinput yang sama.

(1)

sehingga 0 1 i TE . Nilai TEi = 1


menunjukkan bahwa perusahaan i
adalah yang paling efisiensecara teknis
diantara kelompok sekawannya.
Garis AA adalah garis isocost yang
menunjukkan rasio harga (price ratio)
antara input 2 terhadap input 1. Efisiensi
alokatif (AEi) perusahaani yang berada

Asumsikan sebuah perusahaan


dengan 2 jenisoutput (y1 dan y2) dan 1
jenis input (x) dalam ancangan CRS.
5

Gambar 2 berikut ini akanmenunjukkan


konsep ukuran efisiensi dengan pende-

katan sisi output:

Sumber: Coelli (2005)


Gambar 2 Konsep Efisiensi dengan PendekatanSisi Output
Pada gambar di atas, kurva ZZ
adalah Kurva Kemungkinan Produksi
(PPF) sedangkan garis DD adalah garis
isorevenue yang menunjukkan rasio
harga kedua output. Titik B adalah titik
yang efisien secara teknis sedangkan
titik A tidak efisien. Jarak AB adalah
besarnya potential improvement yang
mungkin dilakukan perusahaan pada
titik A untuk menjadi perusahaan yang
efisien secara teknis. Ukuran Efisiensi
Teknis (TEi) untuk sebuah perusahaan
adalah:
TEi = 1 AB/0B = 0A/0B

Ukuran efisiensi relatif, baik dengan


pendekatan sisi input maupun output
sama-sama membutuhkan pendefinisian
garis pembatas (frontier) yang menunjukkan perusahaan-perusahaan yang
secara relatif paling efisien dari pada
kelompok sekawannya.
Jemric dan Vujcic (2002) menganalisis tingkatefisiensi bank di Kroasia
dengan menggunakan pendekatan DEA
selama periode 1995-2000. Pengukuran
efisiensi didasarkan atas ukuran bank,
struktur kepemilikan, tahun berdiri, dan
kualitas aset. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bank asing
memiliki tingkat efisiensi yang paling
tinggi dan bank yang barulebih efisien
dari pada bank yang telah lama
beroperasi. Secara umum bank yang
kecil lebih efisien, namun secara lokal
bank yang besar lebih efisien. Penyebab
utama dari ketidak efisienan dalam
perbankan di Kroasia adalah jumlah
tenagakerja dan aset tetap.

(4)

Jika kita memiliki informasi tentang


harga output,maka Efisiensi Alokatif
(AEi) dapat dihitungdengan:
AEi = 1 BC/0C = 0B/0C

(5)

Improvement ke titik C memiliki makna


bahwa perusahaan di titik B masih dapat
meningkatkan pendapatannya dengan
berproduksi di titik yang efisien secara
teknis dan secara alokatif, yaitu dititik B.

Hadad et.al (2003), melakukan


penelitian terhadap bank umum nasional
selama periode 1995-2003 menggunakan pendekatan DEA. Terdapat tiga
poin penting dari hasil penelitian iniyaitu;
pertama, kredit yang terkait dengan
bank dan surat berharga mempunyai

Secara umum, Efisiensi Ekonomis


(EEi) merupakanproduk atau hasil kali
antara EfisiensiTeknis dengan Efisiensi
Alokatif, secara matematis:
EEi = TEi x AEi = 0A/0B x 0B/0C = 0A/0C

(6)

potensi pengembangan yang sangat


tinggi untuk meningkatkan efisiensi
secara keseluruhan, kedua, merger dari
bank tidak selamanya membuat bank
menjadi lebih efisien, dan ketiga,
kelompok bank swasta nasional non
devisa dapat dikatakan merupakan yang
paling efisien selama 3 tahun (20012003) dalam kurun analisis 8 tahun
(1996-2003) dibanding bank-bank lainnya. Bank asing campuran sempat menjadi yang paling efisien ditahun 1997,
sedangkan bank swasta nasional devisa
di tahun 1998 dan 1999.

tanpa penekanan fungsi intermediasi.


Estimasi pengukuran efisiensi bank
menggunakan
metode
stochastic
frontier analysis dengan data bulanan
selama periode 2001-2004 terhadap 20
bank dengan aset terbesar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
nilai efisiensi dengan model penekanan
intermediasi lebih rendah dari model
tanpa penekakan intermediasi. Ratarata efisiensi selama periode penelitian
dengan menggunakan model nonintermediasi adalah 92,4% dibandingkan
dengan 91,4% dengan model penekanan intermediasi. Lebih tingginya ratarata tingkat efisiensi tanpa penekanan
intermediasi mengindikasikan bahwa
komponen kredit memberikan kontribusi
yang lebih rendah kepada profitabilitas
jika dibandingkan dengan output lainnya. Sehingga hal ini mengindikasikan
bahwa bank belum menempatkan kredit
sebagai komponen utama dalam kegiatan usahanya.

Yudistira (2003) melakukan penelitian terhadap 18 bank syariah di seluruh dunia selama periode 1997-2000
dengan menggunakan pendekatan DEA
dan spesifikasi input output berdasarkan
pendekatan intermediasi. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara keseluruhan efisiensi 18 bank
syariah yang diobservasi mengalami
sedikit inefisiensi ditingkat wajar 10
persen jika dibandingkan dengan bank
konvensional. Hal ini disebabkan karena
periode 1998-1999 bank-bank tersebut
mengalami krisis global sehingga mempengaruhi kinerjanya. Bank syariah
yang berskala kecil cenderung tidak
ekonomis. Oleh karena itu, dianjurkan
agar bank-bank yang skala ekonominya
masih kecil melakukan merger atau
akuisisi.

Abidin (2007) melakukan penelitian


untuk mengevaluasi kinerja efisiensi 93
bank umum diIndonesia pada periode
tahun 2002 hingga tahun 2005 dengan
menggunakan metode DEA. Hasil
temuan menunjukan bahwa kelompok
bank asingdan bank pemerintah lebih
efisien dibandingkan dengan kelompok
bank lain.
Staikouras, et.al (2007), melakukan
penelitian terhadap efisiensi biaya pada
sektor perbankan di enam negaranegara Eropa Tenggara (South Eastern
European) selama periode 1998-2003.
Menggunakan pendekatan SFA, memasukkan variabel spesifikasi perusahaan
dan keterkaitan negara umumnya mengidentifikasikan tingkat efisiensi biaya
yang rendah, dengan perbedaan ketidak
efisienan diantara negara Eropa Tenggara. Bank asing dan bank dengan kepe
milikan asing yang besar merupakan
bank dengan tingkat inefisiensi yang
rendah.

Abdul Majid et al. (2003) menguji


efisiensi biaya bank komersial Malaysia
selama
periode1993-2000
dengan
membandingkan efisiensi sebelum dan
sesudah krisis keuangan. Hasil empiris
menunjukkan bahwa efisiensi bank
Malaysia sebelum dan sesudah krisis
tidak ada perbedaan secara statistik.
Studi juga menemukan bahwa bank
yang dimiliki asing lebih efisien daripada
bank yang dimiliki lokal.
Astiyah dan Husman (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis
tingkat efisiensi perbankan di Indonesia
dengan menggunakan derivasi fungsi
profit. Pengukuran profit efficiency
dalam studi ini mencakup model dengan
penekanan fungsi intermediasi dan

Ariff, Mohamed, dan Can, Luc,


(2008), melakukan penelitian efisiensi
biaya dan profit pada 28 bank komersial
di Cina menggunakan teknik nonpara7

metric selama periode 1995-2004.


Penelitian ini menguji pengaruh jenis kepemilikan, ukuran, profil risiko, profitabilitas dan perubahan lingkungan terhadap efisiensi bank menggunakan
regresi Tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi profit
lebih rendah dariefisiensi biaya. Hasil ini
mendukung bahwa yang paling penting
dari ketidak efisienan adalah atas sisi
penerimaan. Temuan lain dari penelitian
ini menunjukkan bahwa joint-stock
banks (nationaland city-based), lebih
efisien biaya dan profit daripada bank
milik pemerintah sementara bank
ukuran menengah secara statistik lebih
efisien dari bank kecil dan besar. Dalam
rangka meningkatkan efisiensi, penelitian ini memberikan beberapa usulan
antara lain; mempercepat reformasi
keterbukaan pasar perbankan, memperbaiki manajemen risiko, mengurangi
subsidi modal pemerintah dan menyebarkan kepemilikan bank-bank Cina.

ekonomi. Disamping itu, merger sering


dianggap salah satu strategi bisnis yang
banyak dipilih perusahaan untuk memenangkan persaingan dan 2) untuk meningkatkan penyaluran kredit untuk
mencapai tingkat efisiensi yang lebih
tinggi dapat dilakukan dengan fokus
pafa pemberian kredit pada sektor
usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM).

3. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


Bank Pembangunan Daerah (BPD)
merupakan salah satu kelompok bank
yang turut berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah. Oleh karena
itu, BPD diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi intermediasinya dan memberikan kinerja efisiensi yang terbaik
sebagai lembaga keuangan yang
mampu mendukung dengan maksimal
pembiayaan pembangunan didaerah
dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Bagi BPD yang tidak
mampu mencapai nilai efisiensi 100%,
untuk mencapai nilai maksimal maka
bank tersebut harus meningkatkan total
penyaluran kredit dan total pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Disamping itu, agar supaya BPD


berani menyalurkan kredit dan menghindari kekhawatiran akan terjadi kredit
macet, maka otoritas moneter dan
Pemda sudah selayaknya memikirkan
pembentukan Lembaga Penjaminan
Kredit Lokal (LPKL). Penjaminan kredit
adalah pelengkap dari suatu sistem
perkreditan dan dapat berfungsi sebagai
pengganti agunan, sekalipun penagiah
subograsi tetap merupakan tugas dari
kreditor.

Almilia.2004.Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Status
Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia (JRAI), Vol
7 No.1.
Abdul Majid, M, Md. Nor, N.G. dan Said,
F.F 2003.Efficiency of Malaysian
Banks: What appen after the
financial crisis. Paper presented
atNational Seminar on Managing
Malaysia
inthe
Millennium:
Economic
and
Business
Challenges, Malaysia
Abidin, Z. 2007. Kinerja Efisiensi pada
BankUmum. Proceeding PESAT
(Psikologi,Ekonomi,
Sastra,
Arsitek dan Sipil) Vol. 2,
Auditorium Kampus Gunadarma,
21-22Agustus 2007

Bagi pihak BPD terutama bank yang


beraset menengah dan kecil dapat
mengambil beberapa kebijakan dalam
meningkatkan kinerja efisiensi yang
optimal, yaitu: 1) bagi BPD beraset
menengah dan kecil untuk dapat
mencapai tingkat efisiensi yang optimal
100% melalui economics of scale dalam
kegiatan operasional sudah seharusnya
melakukan merger. Merger antar BPD
seluruh Indonesia dapat memperkuat
struktur modal perusahaan dan skala

Ariff, Mohamed, dan Can, Luc. 2008.


Cost
and Profit of Chines
Banks:
A
nonparametric
analysis,
China
Economic
Review, 19, 260-273
8

analysis.Massachusetts,
USA:
Kluwer Academic Publishers

Astiyah, Siti dan Jardine A. Husman.


2006.Fungsi Intermediasi Dalam
Efisiensi
Perbankan
di
Indonesia: Derivasi FungsiProfit,
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Maret 2006, hal.
529-543

Debreu, G. 1951. The coefficient of


resource utilization. Econometrica, 19
(3), 273-292
Farrell, M.L. 1957. The Measurement of
Productive Efficiency, Journal of
The Royal Statistical Society,
120, p.253-281

Barr, Richard, K. Killgo, F. Siems dan S.


Zimmel 2002. Evaluating the
Prodctive
Efficiencyand
Performance of U.S. Commercial
Banks. Managerial Finance
vol.28 no.8

Feroz, E.H, S. Kim., dan R.L. Raab.


2003,Financial
Statement
Analysis: A Data Envelopment
Analysis Approach, Journalof
the
Operational
Research
Society, 54

Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. 1997.


Efficiency of financial institutions: international surveyand
directions for future research.
European Journal of Operational
Research,98, 175-212

Hadad, Muliaman D., et al. 2003.


Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan
Metode Nonparametrik Data
Envelopment Analysis (DEA),
Biro Stabilitas Sistem Keuangan
Bank
Indonesia,
Research
Paper,No. 7/5.

Berger, A.N. dan Mester, L. J. 1997.


Inside theblack box: What explains differences in theefficiency
of financial institutions Journal
ofBanking and Finance, 21, 895947.

Hidayat, Taufik. 2006. Pengukuran


Tingkat Efisiensi Bank Syariah di
Indonesia:
Metode
Data
Envelopment Analysis, Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol 1,
No. 2,pp.1-11

Bos, Jaap W dan Kolari, James. 2005,


Large Bank Efficiency in Europe
and the United States: Are There
Economics
Motivations
for
Geographic
Expansion
in
Financial Service, the Journal of
Business, July; 78, 4 pg 1555

Jemri, Igor and Vuji, Boris. 2002,


Efficiency of Banks in Croatia: A
DEA Approach,Croatian National
Bank,
Working
Paper,
7
February.

Charnes, A., Cooper, W.W., Rhodes, E.


1978. Measuring the efficiency
of
decision
makingunits.
European Journal of Operational
Research 2, 429444.

Koopmans, T.C. 1951. An analysis of


production asan efficient combination of activities. InT. C.
Koopmans (eds) Activity Analysis
of Production and Allocation,
Cowles Commission

Coelli, T. 1996. A guide to DEAP


version 2.1: Adata envelopment
analysis (computer) Program,
CEPA Working Paper 96/08,
Department of Econometrics,
University of New England,
Armidale.

Kumbhakar, S.C dan Knox, Lovell.


2000. The Effect of Deregulation
on
performance
offinancial
institutions: The Case of Spanish
Saving Banks, Department of
EconomicUniversity of Texas.

Coelli, T., Prasada Rao, D. & Battese,


G. E. 2005.An introduction to
efficiency
and
productivity
9

Kumbhakar, S, C. 2005. Estimation of


Stochastic Frontier Production
Functions With Input Oriented
Technical Efficiency, Jurnal of
Economics. 113, 71-96

May, 9,1, pg 119


Staikouras, et al. 2007, Cost efficiency
of the banking industry in the
South Eastern European region,
Int. Fin. Markets, Inst. And
Money, forthcoming edition

Kwan, S. H. & Eisenbeis, R. A. 1996.


An analysis of inefficiency in
banking: A stochastic costfrontier
approach. Federal Reserve
Bank of San Francisco Economic
Review, 2, 16-26

Weill, L. 2003. Banking efficiency in


transition economies: The role of
foreign ownership.Economics of
Transition, 11(3), 569592

Leong, W. H, and Coelli, T. 2002.


Measuring
the
Technical
Efficiency of Banks in Singapore
for the Period 1993 to1999: An
Applicationand Extension of the
Bauer
(1997)
Technique,
Working
paper
series
in
Economics
No.
2002-10,
University of NewEngland

Wheelock, D.C., dan P. Wilson. 1999.


Technical Progress Inefficiency,
and Productivity Change in U.S.
Banking, 1984-1993,Journal of
Money, Credit and Banking
31,212-234
Yudistira, Donsyah. 2003., Efficiency in
Islamic Banking; An Empirical
Analysis of 18 Banks, Paper,
Loughborough University,United
Kingdom

Rezitis, N.A. 2006. Productivity Growth


in the Greek Banking Industry: A
Non
Parametric
Approach.
Journal of Applied Economics,

10

STRATEGIC MANAGEMENT FUNCTION HUMAN RESOURCES


ISWANDIR. SE, MM.
Dosen Universitas Suryadarma

Abstract
Human Resources is a central factor in an organization. The shape and purpose of the
organization is made based on a variety of human interests and vision for the implementation
of its mission is managed and maintained by humans .. So man is a strategic factor in all the
activities of the institution / organization. Human Resource Management means organizing,
taking care of human resources is based on the vision of the company so that organizational
goals can be achieved at its optimum for Human Resource Management is also part of the
Management Science (Management Science) who ask to manajemn function in the
implementation of planning processes, penrorganisasian, staffing, directing and controlling.
Human resource management is a process of dealing with various problems on the scope of
the employees, servants, laborers, managers and other workers to be able to support the
activities of the organization or company to achieve its intended purpose.

pada kontribusi fungsi sumber daya


manusia bagi keberhasilan pencapaian
tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan perbuatan keputusan strateginya dalam fungsi-fungsi sumber daya manusia maka akan semakin besar
kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.

PENDAHULUAN
Perubahan teknologi yang sangat
cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
usahanya, perubahan tersebut telah
menggeser fungsi-fungsi manajemen
sumber daya manusia yang selama ini
hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing, coordinating
yang dilakukan oleh bagian personalia
saja. Saat ini sumber daya manusia berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya
didalam organisasi, untuk bersamasama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam
organisasi, dengan kata lain sumber
daya manusia mempunyai kewajiban
untuk memahami perubahan yang semaikin komplek yang selalu terjadi di
lingkungan bisnis, harus mengantisipasi
perubahan teknologi, dan memahami
dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma
dari manajemen sumber daya manusia
tersebut telah memberikan fokus yang
berbeda dalam melaksanakan fungsinya
di dalam organisasi.

Menurut A.F. Stoner, Manajemen


Sumber Daya Manusia adalah suatu
prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada
posisi dan jabatan yang tepat pada
suatu organisasi yang memerlukannya.
Manajemen sumber daya manusia
sesuai dengan fungsinya yaitu staffing
dan personalia dalam organisasi, yang
mancakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja,
orientasi, pelatihan, pemberian imbalan,
promosi, pendisiplinan serta penilaian
kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer Every
Manager is a Human Resources Manager maka scope manajemen sumber
daya manusia mencakup seluruh tugas
serta sumber daya manusia yang diemban oleh setiap manajer. Aspek
manajemen serta sumber daya manusia
demikian strategis dan demikian luasnya, maka manajemen sumber daya

Ada kecenderungan untuk mengakui penting sumber daya manusia dalam


organisasi dan pemusatan perhatian
11

manusia melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan


internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini adalah merespon perubahan-perubahan eksternal dan faktorfaktor lingkungan internal perusahaan
menjadi kuat dan kompetitif.

daya manusia membantu para


manajer dalam menangani hal-hal
yang berhubungan dengan sumber
daya manusia.
2. Tujuan Fungsional.
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada
tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, sumber daya
manusia menjadi tidakk berharga
jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih
rendah dari tingkat kebuthan organisasi.

PEMBAHASAN
Manajemen Sumber Daya Manusia
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi, tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang
efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi
tentang manajemen personalia akan
menunjukkan bagaimana seharusnya
perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi,
dan memelihara karyawan dalam jumlah
(kuantitas) dan tipe (kualitas) yang
tepat.

3. Tujuan Sosial.
Ditujukan untuk secara etis dan
social merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangantantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negative terhadap organisasi, kegagalan
organisasi dalam menggunakan
sumber daya manusia bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

Manajemen Sumber Daya Manusia


adalah suatu proses manangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang
telah ditentukan.Bagian atau unit yang
biasanya mengurusi sumber daya manusia adalah depatemen sumber daya
manusia atau dalam bahasi inggris di
sebut Human Resource Departement
(HRD).

4. Tujuan Personal.
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi organisasi. Tujuan personal karyawan
harus mempertimbangkan jika para
karyawan harus dipertahankan,
dipensiunkan, atau dimotivasi, jika
tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan
dapat meninggalkan organisasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia


terdiri dari empat tujuan, yaitu :

Peran strategis sumber daya


manusia dalam organisasi bisnis dapat
dielaborasi dari segi teori sumber daya,
dimana fungsi perusahaan adalah mengarahkan seluruh sumber daya atau
kemampuan internal untuk menghadapi
kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama, adalah sumber daya
manusia strategis yang mempberikan
nilai tambah (added value) sebagai tolak
ukur keberhasilan bisnis.

1. Tujuan Organisasional.
Ditujukan untuk dapat mengenali
keberadaan manajemen sumber
daya manusia dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara
formal suatu departemen sumber
daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap
bertanggung jawab terhadap kinerja
karyawan. Departemen sumber
12

kerja dan proses seleksi lainnya.

Manajemen Sumber Daya Manusia


memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan
Tanggungjawab :

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and Evaluation)


Tenaga kerja yang bekerja pada
organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan
agar tenaga kerja yang ada dapat
lebih meguasai dan ahli dibidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan
begitu proses pengembangan dan
evaluasi karyawan menjadi sangat
penting mulai dari karyawan pada
tingkat rendah maupun yang tinggi.

1. Melakukan persiapan dan seleksi


tenaga kerja (Preparation and
Selection)
a. Persiapan.
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan
akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul,
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain-lain. Ada
dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan Persiapan, yaitu faktor internal seperti
jumlah kebutuhan karyawan baru
dan faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi
para tenaga kerja, dan lain-lain.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation


and protection).
Kompensasi adalah imbalan atas
kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja
yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat
menyebabkan masalah ketenagakerjaan dikemudian hari ataupun
dapat menimbulkan kerugian pada
organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada
pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal
dari waktu ke waktu.

b. Rekrutmen tenaga kerja.


Rekrutmen adalah suatu proses
untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,
manajer, atau tenaga kerja baru
untuk
memenuhi
kebutuhan
sumber daya manusia organisasi
atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat
deskripsi pekerjaan dan juga
spesifikasi pekerjaan.
c. Seleksi tenaga kerja.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga
kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang
ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas
lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup milik pelamar. Kemudian dari daftar riwayat hidup
dailakukan penyotiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi
standar suatu pekerjaan. Lalu
berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan
ujian test tertulis, wawancara

Kemampuan sumber daya manusia


ini merupakan competitive advantage
dari perusahaan, dengan demikian dari
segi sumber daya, strategi bisnis adalah
mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan
competitive advantage. Adanya sumber
daya manusia seperti : manajer strategis
dan sumber daya manusia yang handal
yang menyumbang dalam keberhasilan
organisasi dan perusahaan. Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, tetapi
13

perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola


dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan
sekumpulan keputusan dan tindakan
yang dirancang untuk mencapai sasaran
perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan
keputusan berjangka panjang dan rumit
serta berorientasi masa depan dengan
membutuhkan sumber daya yang besar
dan partisipasi manajemen puncak.
Manajemen strategis merupakan proses
tiga tingkatan yang melibatkan para
perencana ditingkat perusahaan, unit
bisnis dan fungsional serta para peren-

cana lainnya.
Manajemen strategis prosesnya
terdiri dari delapan langkah yaitu :
mendefinisikan visi, misi bisnis dan
tanggung jawab sosial, menganalisis
lingkungan eksternal, menganalisi lingkungan internal, memilih tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan strategis
bisnis, merinci rencana program, mengimplementasikan rencana program, dan
mengumpulkan umpan balik dan menguji pengendalian, dapat dilihat pada
gambar berikut :

Visi, Misi Bisnis dan Tanggungjawab


Sosial

Analisis Lingkungan Internal

Analisis
Lingkungan
Eksternal
Merumuskan Tujuan
Sasaran
Mengembangkan Strategi
Bisnis

Merinci Rencana Program

Mengimplementasikan Rencana
program
Mengumpulkan Umpan
Balik

Gambar 1. Tahapan Manajemen Strategis

operasinya. Visi merupakan pernyataan


atau rumusan umum yang luas dan
bersifat tahan lama tentang keinginan
atau tujuan perusahaan. Visi ini mengandung filosofi bisnis dari pengambil
keputusan strategi perusahaan, menyiratkan citra yang dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep diri peru-

Visi, Misi Bisinis.


Perusahaan kecil serupa dengan
perusahaan besar, sebaiknya mempunyai visi dan misi perusahaan. Visi
adalah tujuan unik dari perusahaan
yang membedakan perusahaan tersebut
dengan perusahaan lainnya yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan
14

sahaan dan mengidentifikasikan bidang


produk (barang, jasa, dan gagasan) utama perusahaan serta kebutuhan utama
pelanggan yang dipenuhi perusahaan.

manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan,


fleksibilitas karyawan, ketaatan hukum
karyawan, efektifitas imbalan dalam
memotivasi karyawan, dan pengalaman
karyawan.

Analisis Lingkungan Eksternal.


Analisis lingkungan eksternal akan
menghasilkan puluang dan ancaman
perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor,
yaitu faktor lingkungan jauh, lingkungan
industri dan lingkungan operasional.

Keuangan terdiri dari ketersediaan


modal, arus kas, stabilitas keuangan,
hubungan dengan pemilik dan investor,
kemampuan berhubungan dengan bank,
besarnya modal yang ditanam, keuntungan yang diperoleh, efektivitas dan
efisiensi system akuntansi untuk perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan
serta sumber tingkat perusahaan. Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala
ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian
dalam berproduksi, biaya bahan baku
dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan,
penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hukum,
pengendalian operasi dan efisiensi serta
biaya-manfaat peralatan.

1. Lingkungan jauh terdiri dari faktorfaktor yang bersumber dari luar, dan
biasanya tidak berkaitan dengan
situasi operasi perusahaan tertentu,
yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya,
teknologi, demografi, politik-hukum,
dan ekologi.
2. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara anggota industri,
hambatan masuk,produk substitusi,
daya tawar pembeli dan daya tawar
pemasok.
3. Lingkungan operasional meliputi
faktor-faktor yang mempengaruhi
situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan,
pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.

Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh


dari struktur organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan
dalam mencapai sasaran, komunikasi
dalam organisasi, system pengendalian
organisasi keseluruhan, budaya dan
iklim organisasi, penggunaan system
yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategi,
sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas
yang baik.

Ketiga faktor tersebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan


produk secara menguntungkan.
Analisis Lingkungan Internal.
Analisis lingkungan internal akan
menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Analisis internal perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis
Profil Perusahaan, sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi. Kekuatan dan kelemahan pemasaran
dapat dilihat dari reputasi perusahaan,
pangsa pasar, kualitas produk, kualitas
pelayanan, efektifitas penetapan harga,
efektifitas distribusi, efektifitas promosi,
kekuatan penjualan, efektifitas inovasi
dan cakupan geografis. Kekuatan dan
kelemahan sumberdaya manusia dapat
ditunjukkan dari menajemen sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral
karyawan, kemampuan dan perhatian

Perumusan Sasaran.
Setelah perusahaan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dikenal juga dengan
analisis Stenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT), selanjutnya
merumuskan sasaran. Sasaran menjelaskan tujuan-tujuan yang spesifik dalam jumlah dan waktu. Dengan demikian
sasaran memudahkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Sasaran perusahaan dapat berupa
profitabilitas, posisi pasar, produktivitas,
kepemimpinan teknologi, pengemba15

ngan sumberdaya manusia, hubungan


antar karyawan dan tanggungjawab.
Sedikit sekali perusahaan yang hanya
memiliki satu sasaran, sebagian besar
perusahaan memiliki bauran sasaran
yang mencakup laba, pertumbuhan
penjualan, peningkatan pangsa pasar,
pembatasan risiko, dan inovasi reputasi.

atau segmen sasaran yang sama


membentuk kelompok strategis. Perusahaan yang melaksanakan strategis
tersebut dengan paling baik akan memperoleh laba paling besar. Jadi perusahaan yang tidak menerapkan strategi
yang jelas pengambil jalan tengah
akan gagal. Sebagai contoh, Internasional Hasvester mengalami masa sulit,
karena dalam industri ia bukanlah perusahaan dengan biaya terendah, mencapai nilai yang tertinggi, atau terbaik
dalam melanyani beberapa segmen
pasar. Pengambil jalan tengah mencoba
untuk tampil baik dalam semua dimensi
strategi, tetapi karena berbagai dimensi
strategis memerlukan cara pengelolaan
perusahaan yang berbeda dan kadang
kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya tidak unggul dalam
satu bidangpun.

Pengembangan Strategi.
Sasaran menunjukkan apa yang
ingin dicapai suatu perusahaan, strategi
adalah suatu rencana permainan untuk
mencapainya, setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai sasarannya. Perusahaan bisnis multidivisional besar, biasanya memilki tiga level
strategi, yaitu strategi korporasi, strategi
bisnis, dan strategi fungsional.
Strategi korporasi menggambarkan
arah perusahaan secara keseluruhan
mengenai sikap perusahaan secara
umum terhadap pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk
untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.

Implementasi Strategi.
Strategi yang jelas dan pendukung
yang matang mungkin tidak akan bermanfaat, jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat. Menurut
Mckinsey Consulting Firm, strategi hanyalah satu dari tujuh unsure yang ditunjukkan oleh perusahaan yang dikelola dengan baik. Kerangka keberhasilan usaha & S dari McKinsey . Tiga
unsur pertama strategi, struktur, dan
system dianggap sebagai perangkat
keras keberhasilan. Empat unsure
selanjutnya gaya, staf, ketrampilan dan
nilai bersam adalah perangkat lunaknya.

Strategi bisnis atau strategi bersaing biasanya dikembangkan dalam


level devisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang
atau jasa perusahaan dalam industri
khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh devisi tersebut. Strategi bisnis ini misalnya starategi generic dari
Michael E. Porter, strategi dari Jack
Trout, Strategic Intent dari Hamel dan
Prahalat dan strategi samudra biru dari
Kim dan Mauborgne. Kondisi badai yang
dahsyat bagi perusahaan memaksa
perusahaan-perusahaan yang dikagumi
dunia membuat strategi untuk dapat
tetap bertahan dan tumbuh.

Pengendalian Strategi.
Selama perusahaan melaksanakan
strateginya, perusahaan perlu mengamati hasilnya dan memantau perkembangan baru dilingkungan internal
dan eksternalnya. Beberapa lingkungan
stabil dari tahun ke tahun, yang lain
perlahan-lahan berevolusi dengan cara
yang dapat diperkirakan, tetapi ada juga
lingkungan yang mengalami perubahan
besar yang cepatdan tak dapat diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu
hal; lingkungan akan berubah. Dan jika
perubahan itu terjadi, perusahaan harus
meninjau ulang dan merevisi pelaksanaan program strategi atau bahkan sasa-

Strategis bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan


jasa perusahaan dalam industri atau
segmen pasar tertentu yang dilayani
perusahaan. Strategi bisnis mengatasi
masalah bagaimana perusahaan dan
unit-unitnya bersaing dalam bisnis dan
industri. Menurut Porter, perusahaanperusahaan yang melakukan strategi
yang sama dan ditujukan untuk pasar
16

rannya.

telah dicapai dengan menghasilkan


informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mengambil
tindakan kolektif.

Pengendalian organisasi terdiri dari


tiga jenis yaitu ; (1) Pengendalian strategis, merupakan proses dari evaluasi
strategi, yang dilakukan baik strategi
tersebut dirumuskan dan diimplementasikan. (2) Pengendalian manajemen,
berfokus pada pencapaian sasaran dari
rencana jangka menengah. (3) Pengendalian operasional, berpusat pada kinerja individu dan kelompok yang dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh rencana organisasi. Masing-masing jenis
pengendalian tersebut tidak terpisah
dan tidak berbeda secara nyata serta
dalam kenyataan mungkin tidak berbeda
satu dengan yang lainnya.

PENUTUP
Kesimpulan.
Dalam konsep manajeman sumber
daya manusia modern, sumber manusia
dipandang sebagai salah satu asset
perusahaan yang sangat penting dengan terminologi Human Capital.
Sumber daya manusia salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dan
kesuksesan suatu perusahaan, oleh
karena itu kunci keberhasilan manajemen sumber daya manusia adalah
bagaimana mengelola sumber daya
manusia yang ada untuk dapat dibina,
dipelihara dan dioptimalisasikan secara
efisien dan se-efektif mungkin dengan
pola-pola pendekatan profesionalisme
dalam bekerja.

Pengendalian strategi dipusatkan


dengan mengikuti jalannya strategi yang
diimplementasikan, mendeteksi setiap
bidang masalah atau bidang masalah
yang potensial dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian
strategi harus menyediakan beberapa
koreksi langsung berdasarkan pada
kinerja menengah dan informasi baru.
Menurur Henry Mintzberg, menyatakan
bahwa persoalan sebagaimana baiknya
organisasi membuat rencana strategi,
tretapi strategi yang berbeda mungkin
akan muncul. Memulai dengan strategi
yang direncanakan atau yang diharapkan berhubungan dengan beberapa hal:

Manajemen sumber daya manusia


dituntut menemukan strategi-strategi
human resources yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
semakin berkembang dan berubahrubah dengan cepatnya, iklim persaingan semakin ketat dan mengglobal,
strategi-strategi diterapkan dalam rangka menemukan formulasi yang paling
efektif dan efisien dalam penggunaan
sumber daya manusia.

a. Strategi yang diharapkan yang


dapat direalisasikan yang disebut
dengan
sengaja
(deliberate
strategiy)
b. Strategi yang diharapkan yang
dapat direalisasikan yang disebut
strategi tak terealisasi (unrealized
strategy)
c. Strategi yang diharapkan yang
dapat direalisasikan yang disebut
dengan strategi darurat (emergent
strategy)

Organisasi perusahaan sudah semakin dirampingkan, model organisasi


piramida yang mengenal banyaknya jenjang dan birokrasi yang berbelit sudah
semakin ditinggalkan, organisasi yang
lebih datar mulai diterapkan dengan
rantai komando yang lebih efektif
namum dengan tetap mengacu pada
prosedur-prosedur kerja yang ketat. Hal
ini dapat diakomodir pada pendekatan
manajemen sumber daya manusia modern yang menerapkan strategi-strategi
human resources yang mengarah pada
peningkatan profesionalisme sumber
daya manusia dan penyerapan teknologi
informasi.

Pengendalian
strategis
berpijak
terutama pada proses pengendalian
tradisional yang melibatkan kajian dan
umpan balik kinerja untuk menentukan
rencana, strategi dan sasaran yang
17

Susilo Heru. 1995. Mencari Strategi


Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam Organisasi, Malang, Umbraw dan
IKIP Malang.

Saran.
Jelas bahwa dinamika bisnis saat ini
mengandung kata-kata kunci seperti
high tech knowledge-based human
resources, strategic management, IT, ebusiness (banking commerce, procurement etc.) Inilah antara lain tantangan
manajer masa kini, lembaga pendidikan
pun perlu berubah, perlu menyesuaikan
diri, tinggalkan paradigma lama agar tak
tertinggal bersama keusangan masa
lalu. Dengan menerapkan berbagai
fungsi yang dianggap strategis dalam
manajemen sumber daya manusia diharap perusahaan akan lebih siap dalam menghadapi prospek dan tantangan
dalam bidang sumber daya manusia
dimasa yang akan datang.

Mondy R.W dan Noe III RM. 1995.


Human
Resource
Management,
Massahutts, Allyn dan Bacoo006D.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
untuk
Perusahaan; dari teori ke praktek,
Jakarta, Radja Grapindo Persada.
Sarwono, Salito, 1993 Sumber Daya
Manusia kunci Sukses Organisasi,
Jakarta,
Lembaga
Manajemen
Universitas Indonesia.
Sondang P. Siagian, 1998. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jakarta. Bumi
Aksara.

DAFTAR PUSTAKA
Foulker, Fred K.,
Business Review.

1975.

Harvard
Stoner, James A.F., 2004. Manajemen,
Jakarta. PT. Prenhallindo

Dessler, Gary, 2000. Human Resource


Management, International Edition, 8th.
Prentice Hall Inc., Upper Saddle River,
New Jersey.

Schein, Edgar, 1991. Organisazional


Culture and Leadership, San Fransisco,
Oxpord Josey-Bass Publisher.

Kanter, Rosabeth Moss. 1989. The New


Managerial Works. Harvard Business
Review.

Tika ,H. Moh. Pabundu, 2006. Budaya


Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan, Jakarta, BumiAksara.

18

Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Sistem pada UPS Powerware 9120
Minda Mora Purba dan Aep Saepul Mahali
ABSTRACT
Designing and building en expert system that contains knowledge about many kind of problem of
UPS and handling. To see the system that is running the search solution on the problem in the
UPS. And tries to give input in form of knowledge together in a computer application or system,
commonly referred to a expert system. So that the effectiveness of work can be achieved.
Keyword : Expert System, Forward Chaining, Uninterruptible, Power System

suplai daya dari jaringan terganggu


beban-beban kritis ini masih mendapat
pasokan daya dari UPS. UPS juga menghasilkan keluaran tegangan yang berkualitas karena dapat meminimalisir noise
tegangan, distorsi tegangan, sag tegangan dan swell tegangan. UPS umumnya
dilengkapi dengan peralatan interface untuk komunikasi dengan komputer, biasanya dengan system windows 95, 98, unix,
linux, NT4/ 2000, XP maupun vista dan
windows seven dimana interface ini untuk
mengirimkan informasi jika jaringan utama
kehilangan daya dan batterai charger habis.

PENDAHULUAN
Kecerdasan buatan merupakan suatu terobosan baru dalam ilmu komputer
yang berkembang sangat pesat. Dengan
adanya kemajuan tersebut sangat berpengaruh pada tingkat efisiensi kerja setiap
profesi dewasa ini. Kebutuhan akan informasi dan aplikasi yang mendukung
pekerjaan sangat tinggi demi untuk menjawab tantangan dan persaingan.Tidak
terkecuali profesi di bidang teknik (teknisi)
yang erat hubungannya dengan dunia
Teknologi Informasi, baik itu level atas
atau level bawah. Komputer dan aplikasinya terbukti sangat membantu dalam
proses kerja sehari-harinya dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Banyaknya kebutuhan akan UPS


menyebabkan munculnya berbagai merk
dan tipe UPS dengan berbagai keunggulannya masing-masing. Dikarenakan
UPS ini membackup beban-beban yang
sangat penting, maka diperlukan perawatan khusus untuk memastikan kelancaran sistem, keselamatan dan keamanan
bagi pengguna atau user. Penanganan
kesalahan atau kerusakan sistem harus
dilakukan secara cepat dan tepat demi kelancaran sistem, keamanan serta keselamatan data dan user. Namun karena semakin banyaknya tipe dan jenis UPS, menyebabkan hal ini sulit dilakukan. Hal
inilah yang mendorong disusunnya tulisan
yang berjudul SISTEM PAKAR UNTUK
MENDETEKSI KERUSAKAN
SISTEM
PADA UPS POWERWARE 9120. Yang
akan membahas rancang bangun sistem
pakar untuk mendeteksi kesalahan / kerusakan sistem UPS untuk digunakan oleh
para teknisi, staff teknik UPS dan juga
para praktisi di bidang IT.

Seiring perkembangannya, dikembangkanlah teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berfikir manusia
yaitu teknologi Artificial Intelligence atau
kecerdasan buatan. Sistem pakar adalah
salah satu bagian kecerdasan buatan
yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukan oleh satu atau
banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang
dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat
spesifik dalam hal ini adalah permasalahan teknik dan perbaikan sistem ups
(uninteruptible power system).
UPS adalah peralatan listrik yang
berfungsi untuk memberi daya sementara
ketika daya utama dari jaringan padam,
daya sementara ini bersumber dari daya
DC yang disimpan pada baterai charger.
UPS pada umumnya dihubungkan dengan
beban kritis seperti server, komputer dan
alat alat komunikasi sehingga ketika
19

ga didapatkan data baru sebagai


output sistem.

Rancangan Umum
Prosedur perancangan sistem secara umum untuk pembangunan sistem
pakar ini terdiri atas beberapa tahap,
antara lain meliputi perancangan :
1. Data
Perancangan data yang dimaksudkan
adalah perancangan data-data yang
berkaitan dengan pembuatan perangkat lunak, meliputi :

2. Proses
Perancangan proses yang dimaksudkan adalah bagaimana sistem akan
bekerja, prosesproses apa yang digunakan, mulai dari masuknya data
input yang kemudian diproses oleh sistem hingga menjadi data output.
3. Antarmuka
Perancangan antarmuka disini mengandung penjelasan tentang penggunaan tree dan keterangannya serta
struktur data yang kita gunakan dalam
sistem yang penulis buat.

a. Data Input
Termasuk di dalamnya data-data
penunjang sebagai inputan pembuatan sistem
b. Data Output
Dari data input diatas, bagaimana
sistem akan menggunakannya hing-

Basis Data

Mekanisme
Inferensi

Basis
Pengetahuan

Konsultasi

Akuisisi
Pengetahuan

User/Teknisi

Pakar

Gambar 1. Arsitektur UPS Powerware Expert System

Uraian Perancangan Sistem


Perancangan sistem ini terdiri atas
beberapa tahap yang akan di uraikan
pada sub bab dibawah ini.

1. Perancangan Data
Dalam perancangan data, akan di
jelaskan bagaimana data-data yang
terdapat dalam sistem sesuai dengan fungsinya sebagai data input
ataupun data output sistem. Berikut
20

ini adalah data-data yang terdapat


dalam sistem yang merupakan basis
pengetahuan dari sistem pakar yang
penulis buat.

nunjang sebagai inputan sistem dan


kemudian diolah menjadi data output sistem. Basis data yang dibuat
pada tulisan ini menggunakan
Microsoft Acces 2007.

2. Penyusunan Basis Data


Basis data merupakan suatu
media penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan data-data pe-

Pembuatan Tabel

Tabel 1
Design tabel kerusakan
Nama field

Tipe data

ID_Kerusakan

Text

Jenis_Kerusakan

Text

Keterangan

Tabel 2
Knowledge
Nama field

Tipe data

ID

Text

Pertanyaan

Text

FaktaYA

Text

FaktaTIDAK

Text

YA

Text

TIDAK

Text

ID_Kerusakan

Text

Keterangan

Tabel 3
List User
Nama field

Tipe data

user_id

Text

Pass

Text

Level

Text

Keterangan

Tabel 4
Solusi
Nama field

Tipe data

id_solusi

Text

Solusi

Memo

Keterangan

21

Tabel 5
Temp
Nama field

Tipe data

ID_temp

Text

Fakta

Text

Keterangan

3. Perancangan Proses
Proses yang dilaksanakan pada sistem pakar ini terbagi menjadi
2(dua) bagian, yaitu proses yang
terjadi di admin/pakar dan proses
yang terjadi di user umum/teknisi
pengguna.

Setelah
memulai
prosesproses edit yang dipilih, maka tiaptiap mode edit akan berakhir pada
posisi END sebagai tanda pengakhiran program.

a. Perancangan proses pada admin


/ pakar
Tambah

tidak

start
Ya

Pilih mode
edit

Input Nama
Trouble/Solusi

Create New Trouble/alarm


Tabel = kerusakan/Solusi

4
Hasil

end

Input Rule/
Knowledge

Create New Rule/Knowledge


Tabel = knowledge

Gambar 2
Diagram alir managemen sistem
(untuk admin/pakar)

Dari diagram alir diatas, dapat


di jelaskan langkah langkah proses
yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3
Diagram alir mode edit tambah data
Dari diagram alir diatas, dapat
dijelaskan langkah langkah proses
yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

Saat mulai menjalankan sistem, kita berada pada posisi


START. Selanjutnya, admin / pakar
akan diberikan pilihan mode edit
yang akan digunakan. Mode edit
yang tersedia adalah tambah,hapus,
dan update data.

Pakar dan admin akan diberi


pilihan untuk menambah trouble dengan gejalanya / alarm dan juga
22

menginputkan knowledgenya. Penambahan trouble baru harus diikuti


knowledge dan solusi baru juga.
Maka admin harus memilih trouble
mana yang di beri gejala atau alarm
tersebut, dengan memasukan id dan
nama gejala tersebut ke table knowledge. Kemudian informasi tersebut
akan diproses dengan proses create
gejala atau alarm baru pada tabel
kerusakan,knowledge dan solusi.
Selanjutnya sistem akan menampilkan penambahan gejala atau
alarm tersebut sebagai gejala atau
alarm tambahan pada trouble atau
kerusakan yang dipilih.

Admin dan pakar akan diberikan menu untuk melakukan


penghapusan data. Jika admin memilih untuk menghapus data kerusakan tinggal klik menu input jenis
kerusakan maka akan muncul form
baru disitu ada menu untuk menghapus jenis kerusakan tinggal pilih
jenis kerusakan atau alarm yang
mau di hapus tinggal klik menu hapus, maka nanti akan muncul konfirmasi penghapusannya atau tidak.
Begitu pula dengan cara menghapus solusi dan knowledge caranya hampir sama.
Bila proses proses di atas
telah dilakukan,sistem akan menuju
kondisi END

Jika proses-proses di atas telah dilakukan, sistem akan menuju


kondisi END.

3
2

Tidak

Update

Tidak

Hapus

ya

Ya
Select ID
kerusakan/
knowledge

Input Kerusakan/
Knowledge &
Solusi

Select tabel
=Kerusakan/
Knowledge

Select tabel =Kerusakan/


Knowledge &Solusi

Delete
Kerusakan/
Knowledge

Input nama trouble


baru/Knowledge&
Solusi baru

Update

Hasil

Hasil

Gambar 5
Diagram alir mode edit update data

Gambar 4
Diagram alir mode edit hapus data

Dari diagram alir diatas, dapat


dijelaskan langkah langkah proses
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Admin dan pakar akan diberikan pilihan untuk melakukan pengupdatean data kerusakan, know-

Dari diagram alir diatas, dapat


dijelaskan langkah-langkah proses
yang dilakukan adalah sebagai
berikut :

23

ledge dan solusi. Jika admin memilih


untuk mengupdate,maka admin di
haruskan memilih dulu data mana
yang akan di update. Kemudian tinggal klik menu ubah, maka admin
sudah berada pada form update dan
sudah bisa mengedit data.setelah
mengupdate data admin atau pakar
tinggal klik menu save untuk menyimpan hasil update.

Saat menjalankan sistem, kita


berada pada posisi START. Maka
user bisa langsung masuk ke sistem
dengan cara pilih login level sebagai
pengguna (user). Setelah masuk
user bisa langsung melakukan diagnosis kerusakan dengan mengklik
tombol diagnosis. Pilih jenis kerusakan dan user akan di bawa ke
menu tanya jawab knowledge dan
nantinya akan diperoleh sebuah
hasil diagnosa kerusakan.

Bila proses-proses diatas telah


dilakukan, sistem akan menuju kondisi END.
b. Perancangan proses pada user /
pengguna

Selanjutnya proses menuju ke


posisi END, kecuali user meminta
diagnosa ulang.

Start

4. Desain Interface
User Interface merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan sebagai media atau alat
komunikasi antara user dan sistem.
Di dalam user interface ini dibedakan menjadi dua user :

Login as
User

Diagnosis
Select tabel=
Kerusakan

User teknisi adalah user yang


menggunakan sistem pakar ini
untuk mencari informasi dari
gangguan gangguan pada
UPS yang sedang ditanganinya dan mencari pemecahan
dari masalah tersebut.

User Pakar/administrator adalah user yang bertugas untuk


melakukan proses editing, penambahan dan perawatan data
dan pengetahuan didalam
sistem pakar jika diperlukan
perubahan.

diagnosis
kerusakan
Tabel=knowledge

Hasil

ya
Ulang?

tidak

END

Gambar 6
Diagram alir sistem user
Dari diagram alir diatas,dapat
dijelaskan langkah langkah proses
yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
24

a. Halaman user umum/teknisi


Menu Utama
Sistem

Diagnosis

tentang

Gambar

Gambar

Diagnosis Kerusakan

user

user

Copyright

Gambar 7
Menu utama user umum/teknisi
b. Halaman user Pakar/admin
Berikut ini rancangan form untuk user pakar
Login sistem

JUDUL

Level
User ID
Gambar

Password

Masuk

Keluar

Tambah pakar I Ganti Password pakar


Hapus Pakar

Gambar 8
Menu utama user Pakar/admin

25

c. Struktur Program
Log Off
Sistem
Menu User :
- sistem
- Diagnosis
- Tentang

Keluar
Diagnosis
Kerusakan

Diagnosa

Form Pilih
kerusakan

Proses
Troubleshooting

Solusi

Tentang Program
Tentang
Pembuat

Log Off
Halaman Utama

Halaman login

Sistem
Keluar
Form Kerusakan

Basis
Pengetahuan

Edit Pengetahuan

Form Basis
Pengetahuan

Diagnosa

Diagnosis
Kerusakan

Form Pilih
kerusakan

Form Solusi

Form Knowledge
Menu Admin:
- Sistem
- Basis Pengetahuan
- Diagnosis
- Tentang

Proses
Troubleshooting

Solusi

Tentang Program
Tentang
Pembuat
Form Buat pakar

Admin :
- Buat Pakar
- Edit Password
- Hapus Pakar

Form Edit
Password

Hapus Pakar

Gambar 9
Struktur Program UPS Powerware Expert System

PENUTUP
Kesimpulan

Sistem pakar ini dibuat untuk


mendeteksi kerusakan atau kesalahan
sistem pada ups. Dari uraian yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut :
1.
Dengan diterapkannya sistem pakar diagnosis kerusakan pada ups
ini, diharapkan mampu memberikan solusi pengetahuan kepada
para teknisi secara cepat dan
akurat tanpa memerlukan proses
pelatihan/training yang memakan
waktu yang lama.
2.
Sistem pakar yang dibuat telah
mampu memberikan analisa yang

3.

26

cepat dalam menangani suatu kesalahan atau kerusakan pada unit


UPS.
Dengan adanya sistem pakar ini,
proses penanganan kerusakan
baik itu proses repair ataupun
proses pemanduan kerusakan via
telpon, bisa dilakukan oleh setiap
teknisi dan tidak harus oleh
teknisi senior serta tidak perlu
melihat atau membuka buku-buku
panduan
dan
sebagainya
sehingga proses repair ataupun
pemanduan bisa berlangsung
lebih
efektif,cepat,tepat
dan
akurat.

Saran - saran
Dapat dikemukakan saran-saran
yang akan sangat membantu untuk pengembangan perangkat lunak ini selanjutnya untuk menjadi lebih baik :
1. Setiap penemuan jenis trouble baru
pada ups beserta gejala-gejala
yang terlihat dilapangan disarankan
untuk ditambahkan sehingga informasi yang dimiliki akan semakin
luas dan banyak.
2. Pada sistem admin, jika terjadi penambahan data yang lebih kompleks, admin disarankan mendesain tree dan database yang cukup
fleksibel sehingga mampu memudahkan admin dalam melakukan
manajemen sistem.
3. Penulisan kode program sistem
pakar untuk mendeteksi kerusakan
atau kesalahan sistem pada ups
disarankan memakai bahasa java
atau berbasiskan web, sehingga
sistem dapat dijalankan disemua
sistem komputer (multi flatform)
dan dapat dipakai di jaringan
komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2003. Pengembangan sistem
pakar menggunakan visual basic.
Surabaya: CV.Andi Offset
Andi. 2009. Pengembangan sistem
pakar menggunakan visual basic.
Surabaya: CV.Andi Offset
Hart, Anna. Sistem Pakar Sebuah
Perkenalan untuk Manager. Jakarta:
PT.Elex Media Komputindo.
Kurniadi, Adi. 1999. Pemrograman
Microsoft Visual Basic 6. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo.
Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar
dengan
Metode
Kuantifikasi
Pertanyaan. Surabaya: CV.Andi
Offset
Sumber referensi :
http://powerquality.eaton.com/Produ
cts-services/legacy/9120-info.asp
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar

27

Simulasi Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Order-Satu


Agus Basukesti
Jurusan Teknik Elektro STT Adisutjipto Yogyakarta
Jl. Janti Blok-R Lanud-Adisutjipto
Abstract
Artificial neural network is a computational algorithm that mimics the workings of nerve cells.
All the incoming signal is multiplied by a weight that is on each input, by neuronal cells, all
signals have been multiplied by weights are summed and then added again with bias. The
sum is input to a function (activation function) produces the output of neurons (here used a
linear activation function). During the learning process, the weights and biases are always
updated using learning algorithms. if there is an error in the output. For the identification
process, the weights are directly weighing input is what is called as a search parameter, the
price of w1, w2, w3 and w4. In the on-line identification, neurons or networks of neurons will
always be 'learned' every input and output data.
Keywords: neuro, activation function, learning constants.

I. Pendahuluan
Jaringan neural artifial adalah sistem
pemrosesan informasi yang mempunyai
karakteristik kinerja tertentu seperti jaringan neural biologis. Jaringan neural
artificial telah dikembangkan sebagai
generalisasi model matematik dari kognisi manusia atau biologi neural. Jaringan syaraf tiruan merupakan algoritma
komputasi yang meniru cara kerja sel
syaraf. Semua sinyal yang masuk
dikalikan dengan bobot yang ada pada
tiap masukan, oleh sel neuron, semua
sinyal yang sudak dikalikan dengan
bobot dijumlahkan kemudian ditambah
lagi dengan bias. Hasil penjumlahan ini
diinputkan ke suatu fungsi (fungsi
aktifasi) menghasilkan keluaran dari
neuron (di sini digunakan fungsi aktifasi
linier). Selama proses pembelajaran,
bobot-bobot dan bias selalu diperbaharui
menggunakan algoritma belajar. jika ada
error pada keluaran.

Gambar 1. Sel neuron ketika sedang


melakukan proses belajar
Algoritma untuk memperbaharui bobot
pada neuron satu lapis adalah seperti
pada bagian algoritma pemrograman Jaringan Syaraf Tiruan satu lapis langkah
ke-7. Sedangkan untuk Jaringan Syaraf
Tiruan dua lapis adalah seperti pada
bagian algoritma pemrograman JST dua
lapis langkah ke-8 dan 9.
III. Teori
3.1 Logika Fuzzy
Logika fuzzy yang pertama kali
diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh, memiliki derajat keanggotaan dalam
rentang 0(nol) hingga 1(satu), berbeda
dengan logika digital yang hanya
memiliki dua nilai yaitu 1(satu) atau
0(nol). Logika fuzzy digunakan untuk
menerjemahkan suatu besaran yang
diekspresikan menggunakan bahasa
(linguistic), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang diekspresikan dengan pelan, agak cepat,

II. Metodologi
Dalam
proses identifikasi, bobotbobot yang yang secara langsung
memboboti masukan inilah yang dinamakan sebagai parameter yang
dicari, seperti terlihat pada Gambar 1,
parameter yang dicari adalah harga w1,
w2, w3 dan w4. Dalam identifikasi secara on-line, neuron ataupun jaringan
neuron akan selalu belajar setiap ada
data masukan dan keluaran.

28

cepat dan sangat cepat. Secara umum


dalam sistem logika fuzzy terdapat
empat buah elemen dasar, yaitu:
1. Basis kaidah (rule base), yang berisi
aturan-aturan secara linguistik yang
bersumber dari para pakar;

S(1,1) = 1, S(0,a)=S(a,0)= a

(boundary);

S(a,b)=S(b,a)
S(a,S(b,c)) = S(S(a,b),c)

(monotonicity);
(commutativity);
(associativity).

2. Suatu mekanisme pengambilan keputusan (inference engine), yang


memperagakan bagaimana para
pakar mengambil suatu keputusan
dengan menerapkan pengetahuan
(knowledge);

C A B atau C A AND B ,

S(a,b) S(c,d) jika a c dan b d

Intersection (Irisan), irisan dari dua


buah himpunan fuzzy A dan B adalah
himpunan fuzzy C dituliskan sebagai
memiliki fungsi keanggotaan yang
berhubungan dengan A dan B yang
didefinisikan sebagai berikut:

C ( x) min( A ( x), B;( x)) A ( x) B ( x)


,

C ( x) T ( A ( x), B ( x)) A ( x) ~ B ( x)

3. Proses fuzzifikasi (fuzzification),


yang mengubah besaran tegas
(crisp) ke besaran fuzzy;

dengan ~
adalah operator bineri untuk
fungsi T, yang biasa disebut sebagai
operator T-norm, yang memiliki sifatsifat sebagai berikut:

4. Proses defuzzifikasi (defuzzification), yang mengubah besaran fuzzy


hasil dari inference engine, menjadi
besaran tegas (crisp).

T(0,0) = 0, T(a,1) = T(1,a) = a

Fuzzy Membership, jika X adalah


suatu kumpulan obyek-obyek dan x
adalah elemen dari X. Maka himpunan
fuzzy A yang memiliki domain X
didefinisikan sebagai:

A {( x, A ( x)) | x X }

1.

bentuk yang lain dari persamaan di


atas adalah

bagai C A B atau C A OR B ,
memiliki fungsi keanggotaan yang
berhubungan dengan A dan B yang
didefinisikan sebagai berikut:

xa c x
segitiga ( x; a, b, c) max min
,
,0
ba cb

C ( x) max( A ( x), B ( x)) A ( x) B ( x)


( x) S ( ( x), ( x)) ( x) ~
( x)
B

(boundary);
d (monotonicity)
(commutativity)
(associativity).

0, x a
x-a
, a xb

b-a
segitiga ( x; a, b, c)
c-x

, bxc
c-b
0, c x

Fuzzy Membership Operation, Seperti pada himpunan klasik, himpunan


fuzzy juga memiliki operasi himpunan
yang sama yaitu gabungan (union),
irisan (intersection) dan komplemen.
Union (Gabungan), gabungan dari
dua buah himpunan fuzzy A dan B
adalah himpunan fuzzy C ditulis se-

Fuzzy Set Membership Function,


fungsi-fungsi keanggotaan fuzzy terparameterisasi satu dimensi yang
umum digunakan diantaranya adalah:
Fungsi keanggotaan segitiga, disifati
oleh parameter{a,b,c} yang didefinisikan sebagai berikut:

dimana nilai A (x) berada dalam


rentang 0 hingga 1.

T(a,b)
T(c,d) jika a
c dan b
T(a,b)= T(b,a)
T(a,T(b,c)) = T(T(a,b),c)

parameter {a,b,c} (dengan a<b<c)


yang menentukan koordinat x dari
ketiga sudut segitiga tersebut, seperti
terlihat pada Gambar 3(a).

dengan adalah operator biner untuk


fungsi S dan biasa disebut sebagai
operator T-conorm atau S-norm, yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

2. Fungsi keanggotaan trapesium, disifati oleh parameter{a,b,c,d} yang

29

didefinisikan sebagai berikut:

bell ( x; a, b, c)

0, x a
x-a
, a xb

b-a
trapesium ( x; a, b, c, d ) 1, b x c
d-x
d-c , c x d
0, d x

xc
1
a

2b

parameter b selalu positif,


supaya kurva menghadap kebawah,
seperti terlihat pada Gambar 3(d).

parameter {a,b,c,d} (dengan a<b<c<d)


yang menentukan koordinat x dari
keempat sudut trapesium tersebut,
seperti terlihat pada Gambar 3(b).

5. Fungsi keanggotaan sigmoid, disifati oleh parameter {a,c} yang didefinisikan sebagai berikut:

sig ( x; a, c)

3. Fungsi keanggotaan Gaussian, diifati oleh parameter {c,s} yang didefinisikan sebagai berikut:

gaussian( x; c, ) e

1
1 exp[ a( x c)]

parameter a digunakan untuk menentukan kemiringan kurva pada saat x=c.


Polaritas dari a akan menentukan kurva
itu kanan atau kiri terbuka, seperti terlihat pada Gambar 3.(d) dan 3.(e).

1 x c 2
(
)
2

Fungsi keanggotaan Gauss ditentukan


oleh parameter c dan s yang menunjukan titik tengah dan lebar fungsi,
seperti terlihat pada Gambar 3(c) .

Sebelumnya akan didefinisikan dulu


mengenai himpunan bagian yang memiliki peranan penting dalam himpunan
fuzzy.
Fuzzy IF-Then Rule, kaidah fuzzy IfThen (dikenal juga sebagai kaidah
fuzzy, implikasi fuzzy atau pernyataan
kondisi (fuzzy) diasumsikan berbentuk:
Jika x adalah A maka y adalah B
Dengan A dan B adalah nilai linguistik
yang dinyatakan dengan himpunan
fuzzy dalam semesta pembicaraan X
dan Y. Sering kali x adalah A disebut
sebagai antecedent atau premise, sedangkan y adalah B disebut consequence atau conclusion.

Gambar 3. Kurva fungsi keanggotaan,


(a).segitiga(x;20,50.80), (b).trapesium
(x;10,30,70,90), (c).gaussian(x;50,15),
(d).bell(x;10,2,50), (e).sigmoid
(x;0.2,50) dan (f).sigmoid(x;-0.2,50).

Fuzzy Reasoning, kaidah dasar dalam menarik kesimpulan dari dua nilai
logika tradisional adalah modus
ponens, yaitu kesimpulan tentang nilai
kebenaran pada B diambil berdasarkan
kebenaran pada A. Sebagai contoh,
jika A diidentifikasi dengan tomat itu
merah dan B dengan tomat itu masak, kemudian jika benar kalau tomat
itu merah maka tomat itu masak,
juga benar. Konsep ini digambarkan
sebagai berikut:

4. Fungsi keanggotaan generalized


bell, disifati oleh parameter {a,b,c} yang
didefinisikan sebagai berikut:

30

premise 1
(kenyataan)
premise 2
(kaidah)

: x adalah A,

3.3 Struktur ANFIS


Salah satu bentuk struktur yang sudah sangat dikenal adalah seperti terlihat pada Gambar 4. Dalam struktur ini,
sistem inferensi fuzzy yang diterapkan
adalah inferensi fuzzy model TakagiSugeno-Kang.

: jika x
adalah A
maka y
adalah B.
: y adalah B.

Consequence
(kesimpulan)

Secara umum dalam melakukan penalaran, modus ponens digunakan dengan cara pendekatan. Sebagai contoh, jika ditemukan suatu kaidah implikasi yang sama dengan jika tomat
itu merah maka tomat itu masak, misalnya tomat itu kurang lebih merah,
maka dapat disimpulkan tomat itu kurang lebih masak, hal ini dapat dituliskan seperti berikut:
premise 1
(kenyataan)
premise 2
(kaidah)

x adalah A',

Consequence
(kesimpulan)

jika x adalah A
maka y adalah
B.
y adalah B'.

Dengan A adalah dekat ke A dan B


adalah dekat ke B. Ketika A, B, A dan
Badalah himpunan fuzzy dari semesta
yang berhubungan, maka penarikan
kesimpulan seperti tersebut dinamakan
penalaran dengan pendekatan (approximate reasoning) yang disebut juga
dengan generalized modus ponens
(GMP).

Gambar 4. Struktur ANFIS


Seperti terlihat pada Gambar 4,
sistem ANFIS terdiri dari 5 lapisan,
lapisan yang disimbolkan dengan kotak
adalah lapisan yang bersifat adaptif.
Sedangkan yang disimbolkan dengan
lingkaran adalah bersifat tetap. Setiap
keluaran dari masing-masing lapisan
disimbolkan dengan Ol,i dengan i adalah urutan simpul dan l adalah menunjukan urutan lapisannya. Berikut ini
adalah penjelasan untuk setiap lapisan,
yaitu:
a. Lapisan 1.
Berfungsi untuk membangkitkan
derajat keanggotaan

O1,i Ai ( x)

3.2 Adaptive Neuro Fuzzy


Neurofuzzy adalah gabungan dari dua
sistem yaitu sistem logika fuzzy dan
jaringan syaraf tiruan. Sistem neurofuzzy berdasar pada sistem inferensi
fuzzy yang dilatih menggunakan algoritma pembelajaran yang diturunkan
dari sistem jaringan syaraf tiruan. Dengan demikian, sistem neurofuzzy memiliki semua kelebihan yang dimiliki
oleh sistem inferensi fuzzy dan sistem
jaringan syaraf tiruan. Dari kemampuannya untuk belajar maka sistem
neurofuzzy sering disebut sebagai
ANFIS (adaptive neuro fuzzy inference
systems)

i 1,2

dan

O1,i Bi ( y)

i 1,2

dengan x dan y adalah masukan bagi


simpul ke-i

A ( x)
i

1
x ci
1
ai

2 bi

dengan {ai, bi dan ci}adalah parameter


dari fungsi keanggotaan atau disebut
sebagai parameter premise.

31

b. Lapisan 2
Berfungsi untuk membangkitkan firingstrength dengan mengalikan setiap sinyal masukan.

O2,1 wi Ai ( x) x Bi ( y) i 1,2
c.

Lapisan 3
Menormalkan firing strength

O3,i wi

wi
w1 w2

i 1,2

Gambar 5. Neuron satu lapis


Algoritma pemrograman untuk neuron
satu lapis didasarkan pada Gambar 2,
dimana fungsi aktifasinya linier f(x) =
x, data masukan dinyatakan dengan
matrik berikut:

d. Lapisan 4
Menghitung keluaran kaidah berdasarkan parameter consequent {pi, qi dan ri}

O4,i wi f i wi ( pi x qi y ri )

X x1

e. Lapisan 5
Menghitung sinyal keluaran ANFIS dengan menjumlahkan semua sinyal
yang masuk

O5,i wi f i
i

x2

x3

x4

bobot-bobot link neuron adalah:

W w 1

w f

w
i

w2

w3

w4

bias = b
maka y = X*WT + b, atau y = x1w1 + x2w2
+ x3w3 + x4w4+ b, dengan demikian
parameternya adalah q = W.
Algoritma pemrogramannya adalah:

Algoritma Pembelajaran, proses


adaptasi yang terjadi dalam sistem
ANFIS dikenal juga dengan pembelajaran. Parameter-parameter ANFIS
(baik premise maupun consequent)
Selama proses belajar akan diperbaharui menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam sistem ANFIS adalah
algoritma pembelajaran hibrid. Algoritma ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian arah maju dan bagian arah
mundur. Pada bagian arah maju, proses adaptasi dilakukan menggunakan
metode LSE dan terjadi pada parameter consequent. Sedangkan pada
bagian arah mundur, proses adaptasi
dilakukan menggunakan metode gradient-descent dan terjadi pada parameter premise.

1. Inisialisasi bobot-bobot (termasuk


juga bias), termasuk perubahan bobot
awal.
2. Mengambil nilai x1, x2, x3 dan x4
juga nilai target.
3. Menghitung keluaran
neuron
y = X * WT + b
4.

5.

jaringan

Menghitung parameter

Menghitung error keluaran


e = target y

6. Menyimpan bobot-bobot ke dalam


variabel bobot lama

Algorithm Pemrograman JST


a. Untuk Neuron Satu Lapis

32

7.

Menghitung perubahan bobot-bobot pada lapisan keluaran

w i ex i

w i (baru) w i (lama) w i (baru) w i (lama)

b e

b(baru) b(lama) b(baru) b(lama)


8. Menyimpan
perubahan-perubahan bobot dan bias ke variabel perubahan lama.
9.

Kembali ke langkah 2.

b.

Untuk Neuron Dua Lapis

Bobot-bobot bias pada lapisan


masukan yaitu:

B b1

b2

b3

b4

Bobot-bobot link neuron pada lapisan


keluaran yaitu:

W w 1

w2

w3

w4

bobot bias pada lapisan keluaran = v,


keluaran NN adalah, y = (X*A+B)*WT
+ v.
Algoritma pemrogramannya adalah:
1. Inisialisasi bobot-bobot (termasuk juga bias), termasuk perubahanperubahan bobot awal.
2. Mengambil nilai x1, x2, x3 dan x4
juga nilai target.

Gambar 6. Neuron dua lapis


Algoritma pemrograman untuk neuron
dua lapis didasarkan pada Gambar 3,
dimana fungsi aktifasinya linier f(x) =
x, data masukan dinyatakan dengan
matriks:

X x1

x2

x3

3.
Menghitung keluaran jaringan
neuron
y = (X * A + B) * WT + v
4.

x4

A * WT
5.

Bobot-bobot link neuron masukan


adalah aij, sehingga dalam bentuk
matrik menjadi:

a 11
a
A 21
a 31

a 41

a 12
a 22

a 13
a 23

a 32
a 42

a 33
a 43

h2

h3

Menghitung error keluaran


e = target y

6.
Menyimpan bobot-bobot ke
dalam variabel bobot lama

a 14
a 24
a 34

a 44

7.

Menghitung matrik H
H = X*A + b

8.
Menghitung error propagasi
pada lapisan keluaran

k e * f ' (y_ink )

Keluaran dari tiap-tiap neuron pada


lapisan masukan adalah:

H h 1

Menghitung parameter

h4

33

Menghitung perubahan bobot-bobot pada lapisan keluaran


,
,

v k k

w jk k h j

w jk (baru) w jk (lama) w jk (baru) w jk (lama)


v k (baru) v k (lama) v k (baru) v k (lama)
9.
Menghitung error propagasi pada lapisan masukan :

sisi nol pada nilai sinyal di atas 60


V. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

,j f ' ,(hc_in j ) k w jk
1

a ij j x i

b j j

a. Algoritma pemrograman Jaringan


Syaraf Tiruan untuk neuron digunakan fungsi aktifasinya linier f(x) =
x, data masukan dinyatakan dengan
matrik X bobot W, bias = b maka y =
X*WT + b, atau y = x1w1 + x2w2 + x3w3
+ x4w4 + b, dengan demikian parameternya adalah q= W.

a ij (baru) a ij (lama) a ij (baru) a ij (lama)


b j (baru) b j (lama) b j (baru) b j (lama)
10. Menyimpan perubahan bobotbobot dan bias kedalam variabel
perubahan lama.
11. Kembali ke langkah 2.

b. Dari simulasi Jaringan Syaraf Tiruan


plant-1 Gambar 4 dengan parameter
konstanta bembelajaran b=0,05;
a=0, bobot awal 0, q1 = 2 dan q2 =
1, bahwa nilai keluaran plant, estimasi parameter, dinamika error
sinyal pada nilai 60.

IV. Hasil Simulasi


Plant ke-1 yaitu y(k) = 2u(k) + u(k-1),
konstanta pembelajaran (delta rule
bias) b=0,05; a=0, bobot awal 0, q1 = 2
dan q2 = 1

Daftar Pustaka
[1] Jang, J.S.R.., Sun, C.T., E.
Mizutani., Neuro-Fuzzy and Soft
Computing, Prentice-Hall, New
Jersey,1997.
[2] Sri Widodo Th., Sistem Neuro
Fuzzy, Graha Ilmu,
Yogyakarta,2005
[3] Fausett L., Fundamentals of
Neural Networks, Prentice-Hall,
New Jersey,1994.
[4] Kosko B., Neural Networks and
Fuzzy Systems, Prentice-Hall,
New Jersey,1992.
[5] Chester M., Neural Networks A
Tutorial, Prentice-Hall, New
Jersey,1993.

Gambar 7. Hasil simulasi identifikasi


sistem orde 1 plant ke-1
Hasil keluaran plant gambar 7a, nampak pada nilai sinyal 60 keluaran tidak
ada error (galat). Estimasi parameter
pada nilai sinyal 80 nampak sangat jelas (gambar 7b) dan pejalanan error
berfluktuasi dari sinyal 0-60, pada po-

34

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK YANG MENGALAMI KEKERASAN


DALAM RUMAH TANGGA
Indah Sari, SH, M.Si1
Email: indah.alrif@gmail.com

Abstract
Legal protection of children is rights that must be owned by children. This has been confirmed in United
Nations conference on childrens rights in 1989, that the child has a right to be protected by their families,
communities and even by nations. In reality, children dont get protection, the opposite happens is
violence against the children. Ironically, the violence was committed by their parents. Indonesia has
many regulations to provide the legal protection of children. Law number 23 in 2002 about the protection
of children and the Law number 23 in 2004 about the elimination of domestic violence has been set up
legal protection for children who are have experience violencing. Both laws can not be run due to many
factors because children abuse happens at home. Among them is a factor in family poverty, social
pressures in society, the wrong meaning in understanding ownership of children, childrens obedience to
their parents, low parental education, lacl of awareness of the legal parent to provide legal protection for
their children, so the children can not grow up with develop properly and reasonable.
Key Words: Children, Rights of Child, Domestic Violence , Legal Protection of Children.

lingkungannya dan sekaligus mendapatkan pendidikan, jika pertama kali anak


mengenal kekerasan dan justru di dalam
rumah tangga, tentu hal ini akan berbahaya bagi tumbuh kembang fisik dan
psikis si anak.

A. PENDAHULUAN
Anak merupakan anugerah yang
terindah yang kita milki, oleh sebab itu
anak harus dilindungi, dan diperhatikan
kesejahteraannya untuk mencapai keadaan yang lebih baik bagi masa depan
si anak. Anak juga merupakan masa
depan kita, investasi kita, generasi penerus bangsa yang patut kita bimbing
dan kita jaga sebaik mungkin. Namun
pada kenyataannya anak sering mendapatkan perlakuan yang terburuk terutama dari lingkungan yang terdekat
dengan anak itu sendiri yaitu di rumah
tangga. Kekerasan merupakan hal biasa
dilakukan kepada anak, karena hal ini
dianggap wajar dalam mendidik anak di
rumah tangga. Kadang orang tua beranggapan kekerasan adalah bagian dari
mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orang tualah
yang paling bertanggung jawab dalam memberikan
perlindungan dan kesejahteraan bagi
anak dan mengusahakan anak tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kebutuhannnya, karena
di dalam rumah
tanggalah anak pertama kali mengenal

Data Komisi Perlindungan Anak


Indonesia (KPAI) pada Januari-Agustus
2012 mencatat terdapat 3.332 kasus
kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Ironisnya dari data tertsebut, keluarga
menjadi tempat terbanyak terjadinya kekerasan terhadap anak yakni sebanyak
496 kasus, menyusul dalam bidang pendidikan, yakni mencapai 470 kasus. Lalu
pada urutan ketiga kasus kekerasan
terhadap anak di bidang agama yakni
195 kasus
Hal ini tidak lah benar, apapun
tindak kekerasan terhadap anak terutama dalam rumah tangga tidaklah
dibenarkan karena ini dianggap sebagai
sebuah kejahatan kemanusian. Disamping itu juga melakukan kekerasan
terhadap anak merupakan sebuah
pengingkaran terhadap hak-hak anak
yang telah dituangkan dalam Konvensi

_________________________
1

Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas


Suryadarma Jakarta, aktif di Lembaga Konsultasi
Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas
Suryadarma dan Law Office Febry Darmansyah
Jakarta. Penulis juga terdaftar sebagai Pengurus
Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Jakarta Timur.

_________________________
2

Data KomisI Perlindungan Anak Indosesia (KPAI):


Kekerasan Terhadap Anak Tebanyak Dalam Keluarga
,www. kompas.com, diakses 31 Desember 2013.

35

PBB 20 Nopember 1989 tentang HakHak Anak. 1 Hak-Hak Anak secara


umum menurut Konvensi ini
dapat
dikategorikan menjadi empat kategori
antara lain:2
a. Hak untuk kelangsungan hidup (The
Right To Survival) yaitu hak-hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup (The Right of Live) dan
hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang
sebaik-baiknya.
b. Hak terhadap Perlindungan (Protection Rights) yaitu hak untuk mendapatkan perlindungan dari bentuk diskriminasi, tindak kekerasan dan penelantaran bagi anak.
c. Hak untuk tumbuh dan berkembang
(Development Rights) yaitu hak anak
untuk dapat berkembang secara fisik,
mental, sprituil, moral dan sosial agar
mencapai standar hidup yang layak.
d. Hak untuk berpartisipasi (Participation
Rights), yaitu hak-hak anak yang meliputi hak untuk menyatakan pendapat
dalam segala hal yang mempengaruhi anak.

Instrumen Internasional
1. Konvensi PBB tentang Hak-Hak
Anak 20 Nopember 1989
2. Deklarasi PBB tentang Hak-Hak
Anak 20 Nopember 1959
3. Beijing Rule point 7.1 tentang anakanak yang memepunyai masalah.
Instrumen Nasional
1. UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
2. UU No. 74 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak
3. UU No 12 tahun 1995 tentang
pemasyarakatan
4. UU No 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan
5. UU N0.3 tahun 1997 tentang pengadilan anak
6. UU No 39 tahun 1999 tentang hak
asasi manusia
7. UU No 1 tahun 2000 pelarangan
dan tindakan segera penghapusan
bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
bagi anak.
8. UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
9. UU No 23 tahun 2004 penghapusan kekerasan terhadap rumah
tangga
10. UU No 1 tahun 2000 pelarangan
dan tindakan segera penghapusan
bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
bagi anak
11. UU No 11 tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak.

Dalam tatanan yuridis formal, negara


kita telah memberikan perlindungan hukum kepada anak agar anak mendapatkan hak-haknya dan diperlakukan
secara manusiawi serta diperhatikannya
kesejahteraannnya. Payung hukum terhadap perlindungan anak telah juga dituangkan dalam beberapa KonvensiKonvensi Internasional dan beberapa
peraturan perundang-undangan yang
bersifat Nasional. Semua peraturan itu
pada akhirnya bermuara agar anak
mendapatkan hak-haknya dan kejahteraannya serta berkembang dengan
baik, baik fisik, mental dan sosialnya.
Payung hukum yang memberikan perlindungan terhadap anak antara lain:3

Dari uraian peraturan diatas kita


dapat melihat banyak sekali peraturan
yang memberikan parlindungan hukum
terhadap anak. Namun dalam hal ini
tidak semua instrumen peraturan diatas
yang penulis pakai untuk menganalis
permasalahan dalam tulisan ini. Penulis
hanya fokus kepada bagaimana memberikan perlindungan hukum kepada
anak anak yang mengalami kekerasan
dalam rumah tangga. Dan menurut hemat penulis terdapat dua aturan yang
paling tepat untuk mengkaji permasalahan dalam tulisan ini yaitu:

Lihat lebih lanjut Konvensi PBB 20 Nopember 1989


Tentang Hak-Hak Anak (Convention On The Rights Of
Child ). Konvensi ini berisi
ketentuan tentang
perlindungan terhadap anak, agar anak dapat tumbuh
kembang secara wajar. Keseluruhan ketentuan dalam
Konvensi ini mengatur perlindungan terhadap anak. Dan
untuk masalah Perlindungan anak dari kekerasan lihat
lebih lanjut pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 39.
2
M. Natsir Djamil, Anak bukan untuk di hukum, Sinar
Grafika, Jakarta, 2013, hlm 14-16.
3
Mengenai payung hukum perlindungan terhadap anak
baca: Sholeh Soeaidy,SH, Zulkhair, Drs, Dasar Hukum
Perlindungan Anak, Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta

2001 dan Tim Sjafrudddin, Modul Perlindungan Anak


dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Fakultas Hukum
Universitas Mpu Tantular, Jakarta 2008.

36

UU
nomor
23/2004
tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga sangat tepat untuk menganalisis
permasalahan penulis. Adapun di dalam
tulisan ini penulis ingin mengangkat dua
permasalahan:
1. Mengapa kekerasan sering terjadi
pada anak dalam rumah tangga?
2. Bagaimana bentuk perlindungan
hukum
bagi
anak
yang
mengalami
kekerasan
dalam
rumah tangga?

1. Undang-undang nomor 23 tahun


2004
tentang
Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
2. Undang-undang nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan anak.
Tentu ada alasan-alasan tertentu mengapa hanya dua peraturan ini yang
penulis pakai :
Pertama, objek yang penulis kaji adalah
anak. Sekarang timbul pertanyaan,
siapakah anak itu? Baik UU No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dan UU No. 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga mendefinisikan anak adalah
seseorang yang belum
berusia 18
(delapan belas) tahun termasuk anak
yang masih dalam kandungan.

Menjadi hal yang menarik bagi


penulis untuk mengkaji lebih dalam apa
yang salah dengan peraturan-peraturan
tersebut? Sampai sekarang kita masih
banyak menemui kekerasan yang terjadi
pada anak baik kekerasan fisik, psikis,
maupun seksual yang terjadi di berbagai sektor terutama sektor yang paling
terdekat dengan si anak yaitu rumah
tangga, dan kadang ini dilakukan oleh
orang tua si anak itu sendiri. Merujuk
pada Undang-Undang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga
Nomor 23 Tahun 2004 pasal 2 ayat 1
bahwa kekerasan dalam rumah tangga
adalah kekerasan yang terjadi pada
suami, istri, anak, orang-orang yang
mempunyai hubungan dengan suami,
istri dan anak karena adanya hubungan
darah, perkawinan, persesusuan, pengasuhan dan perwalian yang menetap
dalam rumah tangga dan juga orang
yang bekerja membantu rumah tangga
dan menetap dalam rumah tangga itu.4
Dari pasal 2 ayat 1 UU No 2004 ini kita
dapat mengatakan anak juga termasuk
objek dari Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
yang sangat rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, karena anak
itu sendiri bagian dari rumah tangga.

Kedua, Dalam tulisan ini permasalahan


yang penulis angkat adalah bagaimana
memberikan perlindungan kepada anak
dalam konteks rumah tangga, bentukbentuk perlindungan terhadap anak
terutama pada rumah tangga.
Ketiga, Kekerasan terhadap anak
merupakan permasalahan yang sangat
penting
dalam tulisan ini. Undangundang Perlindungan Anak terutama
pasal 13 ayat 1 dan 2 telah menjelaskan
tidak dibenarkan siapapun melakukan
kekerasan terhadap anak termasuk
orang tuanya sendiri, kemudian dalam
dalam UU No.23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga pasal 5
tentang adanya
larangan melakukan kekerasan terhadap
orang-orang yang berada dalam rumah
tangga termasuk anak itu sendiri.
Keempat, kedua Undang-Undang ini
telah menetapkan sanksi yang tegas
bagi siapapun yang melakukan kekerasan terhadap anak dalam rumah
tangga. Ini dapat dilihat dalam pasal 44
sampai dengan pasal 50 UU No.23/2004
tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga dan dipasal 80 sampai
pasal 82 UU nomor 23/ tahun 2002
tentang Perlindungan Anak .

B. PEMBAHASAN.
1. Siapa itu anak?
Untuk mengetahui definisi anak kita
dapat melihat dari berbagai sudut pan-

Dari empat alasan inilah penulis


menganggap bahwa UU No. 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak dan

Lihat lebih lanjut UU nomor 23 tahun 2004 tentang


Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

37

dang yaitu:5 agama, sosiologi, politik,


ekonomi dan hukum. Dalam pandangan
religius dikatakan bahwa anak adalah
titipan atau amanat Yang Maha Kuasa
kepada orang tuanya. Dan orang
tuanyalah yang bertanggung jawab akan
baik buruknya si anak. Titipan yang
Maha Kuasa harus dijaga dan dipelihara
sebaik mungkin karena dihari akhir nanti
si orang tua akan dimintakan pertanggung jawabannya. Dari sudut pandang sosilogis dijelaskan bahwa anak
merupakan bagian dari makhluk sosial
artinya bahwa mereka membutuhkan
bantuan dan perhatian dari orang lain
dan kemudian berinteraksi dengan orang
lain. Dalam interaksi sosialnya kadang
anak diposisikan sebagai kelompok yang
lemah dan tak berdaya disebabkan oleh
pengetahuan mereka yang minim. Dikarenakan komunikasi yang minim dan
tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap orang dewasa, sehinga anak dikatakan makhluk yang lemah. Dari sudut
ekonomi anak di kelompokkan pada
kelompok non produktif karena anak dianggap tidak dapat melakukan kegiataan ekonomi atau kegiatan produksivitas yang itu menghasilkan secara ekonomi. Dari sudut politik anak didefinisikan sebagai komoditas politik yang
dapat dimanfaatkan untuk kegiatankegiatan politik seperti kampanye, pawai
rapat akbar dan tawar menawar politik .

tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa pidana apapun atau


memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apapun, jika
perbuatan merupakan kejahatan
atau salah satu pelanggaran.
Jadi menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana yang disebut anak
adalah seseorang yang belum berusia enam belas tahun.
b.

Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata7
Hukum Perdata meletakkan batas
usia anak berdasarkan pasal 330
KUH Perdata ayat 1 yang berbunyi:
Bahwa kedewasaan yaitu usia genap 21 tahun dan jika ada seorang
anak yang berada di bawah usia 21
tahun tapi telah menikah dianggap
dewasa.

c.

UU No 1 tahun 1974 tentang


Perkawinan8
- Pasal 7 ayat 1 menyatakan batas
usia minimum untuk dapat kawin
bagi seorang pria adalah 19 tahun dan bagi seorang wanita 16
tahun
- Pasal 47 ayat 1 batas usia minimum 18 tahun berada dalam kekuasaan orang tua selama kekuasaan itu tidak dicabut.
- Pasal 50 ayat 1 menyebutkan
batas usia anak yang belum
mencapai 18 tahun atau belum
pernah kawin berada pada status
perwalian.

d.

UU Perlindungan Anak UU No 23
tahun 20029
Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan.

Bagaimana hukum mendefinisikan


tentang anak? Ada beberapa definisi
dari sudut hukum pengertian anak tergantung peraturan apa yang kita pakai.
a.

Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana6
Pasal 45 KUH Pidana menyatakan
bahwa: dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum
dewasa karena melakukan sesuatu
perbuatan sebelum umur enam belas tahun hakim dapat menentukan:
Memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang

Lihat lebih lanjut Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata pasal 330 ayat1.
8
Di dalam UU nomor 1 tahun 1974 tentang
perkawinan terutama pasal 7 ayat 1, pasal 47 ayat 1
dan pasal 50 ayat 1 menjelaskan tingkat kedewasaan
bagi seorang anak.
9
LIhat pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak

Untuk pengertian anak dalam arti khusus bisa di


baca:Maulana Hasan Wadong, Advokasi dan Hukum
Perlindungan Anak, Grasindo, Jakarta, 2000, hal 10-15.
6
Lihat lebih lanjut pasal 45 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.

38

e.

UU Nomor 13 tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan10
Pengertian anak adalah setiap
orang yang beumur di bawah 18
tahun.

f.

UU Nomor 3 tahun1997 tentang


Pengadilan Anak.11
Pasal 1 ayat 1 menyatakan : Anak
adalah orang yang dalam perkara
anak nakal telah mencapai umur 8
tahun tetapi belum mencapai umur
18 tahun dan belum pernah kawin.

g.

macy, blood or law (It is) nearly always


a gender specific crime, perpetrated by
men. (Kekerasan yang terjadi di dalam
ranah pribadi, pada umumnya terjadi
antara individu yang di hubungkan melalui intimacy (hubungan intim, hubungan
seksual, perzinahan), hubungan darah
maupun yang diatur oleh hukum/peran).
Kekerasan dalam wilayah domestik
ini terjadi ketika pelaku menggunakan
ancaman dan atau berbuat kekerasan
secara fisik dalam rangka mengontrol
dan mengintimidasi korbannya. Kekerasan ini sering terjadi pada orang-orang
yang berhubungan dekat, suami-istri,
calon suami-istri, anggota keluarga dan
pembantu rumah tangga.14 Dari definisi
ini anak dapat dikategorikan orang yang
bisa mendapatkan kekerasan dalam
rumah tangga karena dikategorikan sebagai anggota keluarga.

Undang-Undang Nomor 11 tahun


2012 tentang Sistem Peradilan
Anak.12
Pasal 1 ayat 3 menyatakan anak
yang berkonflik dengan hukum yang
selanjutnya disebut anak adalah
yang telah berumur 12 tahun tetapi
belum berumur 18 tahun yang di
duga melakukan tindak pidana.

Definisi yang sebagaimana diuraikan diatas sejalan dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga terutama pasal 5 sampai dengan pasal 9 yang menekankan apa itu
kekerasan dalam rumah tangga. Pasal
5 Undang-Undang nomor 23 tahun 2004
menyatakan bahwa kekerasan dalam
rumah tangga itu meliputi:15

Dari uraian di atas dapat kita lihat


bahwa anak memilki keterbatasan umur,
kemampuan, komunikasi dan tidak produktif. Dengan keterbatasan inilah anak
di posisikan sebagai makhluk yang marginal dan lemah sehingga rentan terjadinya kekerasan terhadap anak. Bagaimanapun juga anak adalah manusia
yang mempunyai hak untuk menjalankan
hidup dengan baik dan bahagia sehingga sebuah keharusan memberikan perlindungan terhadap anak terutama anakanak yang mengalami kekerasan dalam
rumah tangga.
2.

a.
b.
c.
d.

Kekerasan fisik.
Kekerasan psikis.
Kekerasan seksual.
Penelantaran rumah tangga.

Ad a. Kekerasan fisik adalah perbuatan


yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh,
atau luka berat .

Definisi kekerasan

Kekerasan dalam rumah tangga di


definisikan 13 violence that occurs within
the private sphere, generally between
individuals who are related through inti-

Ad b. Kekerasan psikis adalah


perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan atau penderitan
psikis berat pada seseorang.

10

UU nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


pasal 1 angka 26.
11
Lihat lebih lanjut UU Nomor 3 tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak pasal 1 ayat 1.
12
Lihat Undang- undang nomor 11 tahun 2012 tentang
sistem peradilan pidana anak pasal 1 ayat 3.
13
Dr. Aroma Elmina Martha SH,MH,Proses
Pembentukan Hukum Kekerasan Terhadap Perempuan
di Indonesia dan Malaysia, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta, 2013 hal 1-2 dalam Coomarswamy dalam
Lisa Hajjar, 2004. Religion, State Power and Domestic
Violence in Moslem Societies: A Framework for
Comparative Analysis: American Bar Foundation

Ad c. Kekerasan seksual adalah pemaksaan hubungan seksual yang dila14

Ibid, hal 2-3


Lihat UU No 23 tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga pasal 5 sampai pasal 9
15

39

kukan terhadap orang yang menetap


dalam lingkup rumah tangga dan pemaksaan hubungan seksual salah seorang
dalam lingkup rumah tangga dengan
orang lain untuk tujuan komersial dan
atau untuk tujuan tertentu.

lam rumah tangga. Faktor lingkungan


sosial yang dapat menyebabkan kekerasan anak dalam rumah tangga diantaranya:16
a. Kemiskinan dalam masyarakat dan
tekanan nilai meterialistis.
b. Kondisi sosial ekonomi yang lemah
c. Adanya nilai dalam masyarakat bahwa anak adalah milik orang tuanya sendiri.
d. Sistem keluarga yang patriarkal
e. Nilai masyarakat yang terlalu individualistis.

Ad d. Penelantaran Rumah Tangga


bahwa setiap orang di larang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang
berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberi kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Dan penelantaran
juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi
dengan cara membatasi dan atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam
atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.
3.

3. Faktor pendidikan orang tua.


Orangtua perlu mendapatkan pendidikan
yang tinggi, ini berkaitan bagaimana pola
pengasuhan orang tua terhadap anak.
Orang tua yang berpendidikan tinggi tentu akan paham anak bukan hanya sekedar pelengkap dalam keluarga tetapi
anak harus diberikan perlindungan dan
di jamin hak-haknya sebagai anak agar
tumbuh dan berkembang dengan wajar.
Anak adalah masa depan bagi orang tua
dan juga masa depan bagi bangsa.

Faktor-faktor yang menyebabkan


orang tua melakukan kekerasan
terhadap anak.

Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap anak, walaupun peraturan sudah
benar-benar secara tegas memberikan
aturan yang jelas. Inilah yang menjadi
pertanyaan penulis. Dalam hal ini faktorfaktor apakah yang menyebabkan sering terjadi kekerasan terhadap anak
dalam rumah tangga?

4. Faktor anak itu sendiri


Kekerasan terhadap anak juga di picu
oleh anak itu sendiri, adakalanya orang
tua tidak sabar menghadapai perilaku
anak. Anak adalah manusia yang sedang tumbuh, tentu mereka kadang melakukan perilaku tertentu yang kadang
mungkin salah di mata orang tua, jika
orang tua tidak sabar menghadapi tumbuh kembang anak tentu ini akan memicu kekerasan terhadap anak. Dan kesabaran orang tua juga harus diuji jika
anak mengalami gangguan perkembangan dan penyakit tertentu.

1. Faktor orang tua/keluarga


Faktor dari orang tua merupakan faktor
yang sangat dominan seringnya terjadi
kekerasan dalam rumah tangga. Adalah
tradisi yang sudah turun temurun anak
adalah milik orang tua, karena orang tua
merasa superior terhadap anak maka ia
berhak melakukan
apapun terhadap
anaknya. Ibaratnya sebuah barang yang
dimiliki oleh orang tua. Kemudian adanya konsep kepatuhan orang tua terhadap anak, dan ketika anak tidak patuh
kepada orang tua, maka orang tua berhak melakukan kekerasan terhadap
anak, walaupun orang tua sendiri salah.

5. Faktor Masyarakat
Sikap masyarakat yang masih tidak peduli terhadap kekerasan yang terjadi
pada anak dalam rumah tangga, hal ini
terjadi karena masyarakat beranggapan
bahwa anak bukan tanggung jawab mereka tetapi tangggung jawab orang tuanya. Jadi di masyarakat ada anggapan
bahwa apapun yang dilakukan orang tua
terhadap anaknya sekalipun itu keke-

2. Faktor lingkungan sosial


Kondisi lingkungan sosial yang juga
menjadi faktor terjadinya kekerasan da-

16

Abu Huraerah,M.Si, Kekerasan terhadap anak,


Nuansa Cendika, Bandng, 2012,hal 50-51.

40

rasan adalah bentuk tanggungjawab


orang tua terhadap anak.
4. Kenapa anak perlu dilindungi?

rupakan perwujudan keadilan dalam


masyarakat.18
- Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum
yang
membawa akibat hukum. Oleh sebab
itu perlu adanya jaminan hukum bagi
kegiatan perlindungan anak tersebut.
Kepastian hukum perlu diusahakan
demi kelangsungan kegiatan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan perlindungan anak.19

Untuk menjawab pertanyaan diatas,


kenapa anak perlu dilindungi? Jawabannya singkat, karena anak punya hak. Hal
inilah yang tidak diketahui para orang
tua bahwa anak itu punya hak untuk dilindungi. Orang tua hanya menganggap
bahwa memperlakukan anak sama dengan memperlakukan hak milik yang
artinya orang tua berhak melakukan
apapun terhadap anak karena anak
milik mereka seutuhnya. Timbul pertanyaan kapan anak harus dilindungi?
Ketika anak masih di dalam rahim ibunya anak tersebut sudah punya hak
untuk mendapat perlindungan terutama
mendapatkan perawatan dan asupan izi
yang baik selama masih di dalam kandungan ibunya.

Dari uraian yang dipaparkan oleh


Arif Gosita bahwa Perlindungan terhadap anak merupakan hak yang harus
didapatkan oleh anak dan ini perlu adanya kepastian hukum
untuk melaksanakan perlindungan terhadap anak
sehingga terwujudnya keadilan dalam
masyarakat

Mengenai hak-hak anak dapat dilihat dari Dekrarasi PBB 1959 dimana
Deklarasi itu menyatakan bahwa hakhak anak mencakup: 17
- Hak mendapatkan perlindungan.
- Hak untuk mendapatkan kesempatan
dan fasilitas untuk berkembang.
- Hak memiliki nama dan kebangsaan
- Hak untuk jaminan sosial, gizi, perumahan, rekreasi, kesehatan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan perawatan perlakuan khusus untuk anak
yang cacat
- Hak pertama mendapatkan pertolongan dan perlindungan dalam keadaan malapetaka
- Hak perlindungan diri dari penindasan, penganiayaan dan kekejaman
- Hak dibesarkan dalam penuh toleransi, persahabatan antar bangsa, perdamaian dan persaudaraan semesta.

Berkaitan dengan masalah diatas


bagaimanakah definisi perlindungan hukum terhadap anak dalam Undang-Undang Perlindungan Anak dan UndangUndang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga? Menurut Undangundang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak bahwa perlindungan
hukum terhadap anak adalah
tidak
hanya terbatas memberikan perlindungan hukum dirumah tangga saja, tetapi
anak perlu dilindungi dalam segala aspek kehidupan yang meliputi:
1. Perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kekebebasan anak
2. Perlindungan kesejahteraan anak
3. Perlindungan anak dari diskriminasi
4. Perlindungan anak dari eksploitasi
baik ekonomi maupun seksual
5. Perlindungan anak dari penelantaran
6. Perlindungan anak dari kekejaman,
kekerasan dan penganiayaan
7. Perlindungn anak dari ketidakadilan
8. Perlindungan anak dari perlakuan
yang salah
9. Perlindungan anak dalam kegiatan
politik

Menurut Arif Gosita dalam bukunya


masalah Perlindungan Anak bahwa yang
di maksud dengan perlindungan anak
adalah :
- Suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya
dan adapun perlindungan anak me-

18

Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika


Presindo, Jakarta, 1985, hlm 18.
19
Ibid, hal 18-19.

17

Lebih lanjut lihat Hak-Hak Anak menurut Deklarasi


PBB 1959.

41

10. Perlindungan anak dalam sengketa


bersenjata
11. Perlindungan anak dalam kerusuhan sosial
12. Perlindungan anak dalam peristiwa
yang mengandung unsur kekerasan
13. Perlindungan terhadap anak dalam
peperangan.
5.

Bagaimanakah bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap anak yang


mengalami kekerasan dalam rumah
tangga? Ada beberapa pasal yang mengaturnya di dalam UU No 23 tahun
2004 diantaranya:
A. Pasal 2 ayat 1 dan 2 UU Nomor
23 Tahun 2004 menjelaskan bahwa:
1) Lingkup rumah tangga dalam
Undang- Undang ini meliputi:
a. suami, istri, dan anak
b. orang-orang yang mempunyai
hubungan keluarga dengan
orang sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a karena
adanya hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga; dan
atau;
c. orang yang bekerja membantu
rumah tangga dan menetap
dalam rumah tangga tersebut.

Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Mengalami


Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Sebenarnya perlindungan hukum


terhadap anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sudah sangat jelas diatur dalam Undang-undang
perlindungan anak dan Undang-undang
penghapusan kekerasan dalam rumah
tangga, ini tergambar dalam sanksi yang
tegas yang diberikan bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga itu sendiri.
Mari kita kaji lebih dalam bagaimana
bentuk perlindungan hukum bagi anak
yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga menurut Undang-Undang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga dan Undang-undang Perlindungan Anak.

2)

Sekarang kita coba menelaah bagai


manakah UU nomor 23 tahun 2004
tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga memberikan perlindungan
hukum terhadap anak. Undang-undang
Penghapusan Kekerasan dalam rumah
tangga hanya memberikan perlindungan
hukum bagi anak dalam ruang lingkup
tindakan kekerasan yang dilakukan kepada anak dalam rumah tangga saja.
Tentu hal ini sangat berbeda dengan
Undang-undang Perlindungan anak
yang memberikan perlindungan terhadap anak dalam segala aspek kehidupan
atau dikatakan juga bahwa UndangUndang Perlindungan anak adalah yang
undang-undang yang bersifat umum
yang memberikan perlindungan terhadap anak dan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
secara khusus mengatur perlindungan
bagi orang orang yang mengalami tindakan kekerasan dalam rumah tangga
termasuk juga anak.

Orang yang bekarja sebagaimana


yang di maksud dalam huruf c di
pandang sebagai anggota keluarga
dalam jangka waktu selama berada
dalam rumah tangga yang bersangkutan.

B. Pasal 4
UU Nomor 2 Tahun
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan:
1) Mencegah segala bentuk kekerasan
dalam rumah tanggga.
2) Melindungi korban kekerasan dalam
rumah tangga.
3) Menindak pelaku kekerasan dalam
rumah tangga dan.
4) Memelihara keutuhan rumah tangga
yang harmonis dan sejahtera.
C. Pasal 10 UU Nomor 23 Tahun2004
menyatakan bahwa korban berhak
mendapatkan:
1) Perlindungan dari pihak keluarga,
kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
advokat, lembaga sosial atau pihak
lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.

42

2)
3)
4)

5)

Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis.


Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban.
Pendampingan oleh pekerja sosial
dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
Pelayanan bimbingan rohani.

termasuk juga anak sudah sangat tegas


dicantumkan dalam pasal demi pasal di
dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
2004. Bahwa di tegaskan perlindungan
hukum bagi anak yang mengalami kekerasan merupakan tanggungjawab kita
bersama tidak hanya orang tua, tetapi
masyarakat dan pemerintah merupakan
kompnen yang turut serta memberikan
perlindungan kepada anak. Disamping
itu juga terdapat sanksi pidana yang
tegas bagi pelaku yang melakukan kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran terhadap anak.

D. Pasal 11 Undang-undang Nomor


23 tahun 2004 menyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab dalam upaya pencegahan kekerasan
dalam rumah tangga.

6.

E. Pasal 44 ayat 1 Undang-undang


Nomor 23 tahun 2004:
Setiap orang yang melakukan kekerasan
fisik dalam lingkup rumah tangga di
pidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp.15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah).

Kendala-Kendala Yang dihadapi


Dalam Memberikan Perlindungan
Hukum Bagi Anak Yang Mengalami Kekerasan Dalam Rumah
Tangga.

Banyak kasus kekerasan yang


terjadi pada anak dalam rumah tangga
tidak diproses lebih lanjut karena korban
tidak mengetahui kemana mereka akan
melakukakan pengaduan, juga ada korban merasa apa yang telah terjadi dengan mereka , mereka menganggap itu
bukanlah tindakan kekerasan tetapi itu
salah satu pendidikan orang tua mereka
terhadap mereka yang mana bentuk
pendidikan itu berupa kekerasan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi
dalam memberikan perlindungan bagi
anak yang mengalami kekerasan dalam
rumah tangga adalah:
1. Kurangnya
sosialisasi
Undangundang perlindungan anak dan
Undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga kepada
masyarakat terutama kepada orang
tua. Mereka tidak memahami bahkan anak punya hak untuk di lindungi, dan tidak dibenarkan melakukan kekerasan pada anak, dan jika
itu dilakukan maka ini adalah
sebuah kejahatan. Ironisnya yang
hanya mengetahui keberadaan kedua Undang-Undang diatas hanya
sebatas penegak hukum, para akademisi dan aktivis yang
berkecimpung dalam perlindungan anak.
Orang tua sendiri yang merupakan
orang yang terdekat dengan si anak
tidak mengetahui akan keberadaan

F.

Pasal 45 ayat I menyatakan bahwa:


Setiap orang yang melakukan perbuatan
kekerasan psikis dalam lingkup rumah
tangga dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp. 9.000.000,00 (Sembilan juta rupiah).
G. Pasal 46 Undang-Undang nomor
23 tahun 2004:
Setiap orang yang melakukan perbuatan
kekerasan seksual di pidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua
belas) tahun atau denda paling banyak
Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah).
H. Pasal 49 menyatakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun atau denda paling
banyak Rp. 15.000.000,00 (Lima
belas juta rupiah) setiap orang yang
menelantarkan orang lain dalam
lingkup rumah tangganya.
Uraian diatas mengenai ketentuan perlindungan hukum bagi orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga

43

2.

3.

4.

7.

aturan-aturan yang berhubungan


dengan perlindungan anak, terutama perlindungan anak dalam rumah
tangga.
Pemerintah benar-benar harus menerapkan sanksi yang tegas bagi
orang tua atau siapapun yang melakukan kekerasan kepada anak
dalam rumah tangga. Aturan-aturan
dan sanksi-sanksi tersebut bukan
hanya sebatas selogan atau aturan
yang mati tetapi perlu adanya konsistenan pemerintahan dalam menerapkan aturan yang tegas melalui
penegak hukumnya.
Dari anak itu sendiri, anak tidak berani dan tidak tahu kemana harus
melapor jika terjadi kekerasan pada
dirinya yang dilakukan oleh orang
tuanya sendiri. Ini disebabkan ketergantungan yang tingggi anak terhadap orang tua dan jika ia melaporkan kekerasan yang dilakukan
orang tua terhadapnya berarti dianggap anak durhaka kepada orang
tua. Dan juga jika anak melaporkan
kekerasan yang terjadi padanya
yang notabene dilakukan orang tuanya berarti ia merusak nama besar
keluarga.
Masyarakat kurang memahami bahwa Perlindungan terhadap anak
bukanlah tanggung jawab orang tua
semata tetapi tanggung jawab bersama yaitu masyarakat, keluarga
dan bahkan negara.

hukum dalam masyarakat yang menyangkut perlindungan terhadap anak


terutama bagi orang yang terdekat
dengan si anak itu sendiri yaitu orang
tua.
Kedua, struktur sosial kita mempunyai paradigma anak adalah hak milik
yang boleh diperlakukan semaunya oleh
orang tuanya, dan orang tua dapat melakukan apa saja terhadap anak termasuk kekerasan. Paradigma semacam
ini harus segera dihapus dengan menggantikan peradigma baru bahwa anak
adalah manusia yang punya hak semenjak dari kandungan, dan menjadi
kewajiban orang tua untuk memenuhi
hak-hak anak agar anak mendapatkan
kesejahteraannya secara utuh.
Ketiga, masalah ekonomi dalam
rumah tangga sering menyebabkan kekerasan yang terjadi dalam rumah
tangga. Banyak kasus yang terjadi bahwa faktor ekonomi yang melanda rumah
tangga merupakan masalah yang terberat dalam rumah tangga sehingga
masalah itu berimbas kepada anak itu
sendiri alam bentuk kekerasan.
Keempat, komitmen politik pemerintah untuk menerapkan sanksi yang tegas pada orang-orang yang melakukan
kekerasan terhadap anak dalam rumah
tangga sehingga perlindungan anak
tidak hanya sebatas slogan dan tentu
ini harus dilakukan dengan tindakan
nyata dalam menjalankan Undang-undang Perlindungan Anak dan Undangundang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga.

Upaya upaya dalam memberikan


perlindungan hukum kepada anak
yang mengalami kekerasan dalam
rumahtangga

Kelima, pendidikan yang paling


utama bagi anak adalah di rumah tangga, jika anak mendapatkan pendidikan
yang baik dari orang tuanya maka anak
akan meraih masa depan yang gemilang, tetapi sebaliknya jika anak mendapatkan perlakukan kekerasan dari
orang tuanya sejak kecil otomatis mental
anak akan menjadi rusak bahkan yang
lebih parah anak juga akan melakukan
kekerasan seperti yang dilakukan oleh
orang tuanya terhadapnya. Untuk itu
rumah tangga yang harmonis, bahagia

Pertama, harus ada kesadaran hukum bagi orang-orang yang tinggal


dalam rumah tangga, terutama orang tua
si anak, bahwa anak harus mendapatkan hak-haknya sebagai anak terutama anak berhak mendapatkan perlindungan, kasih sayang dan kesejahteraan dari orang tuanya. Menumbuhkan
kesadaran hukum tentu tidak mudah dan
ini berbanding lurus dengan pendidikan
dan pengetahuan orang tua si anak,
maka perlu ada sosialisasi aturan-aturan

44

Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak,


Akademika Presindo, Jakarta, 1985.

dan sejahtera perlu diwujudkan sebagai


upaya untuk memberikan perlindungan
kepada anak.

Aroma Elmina Martha, Dr, Proses Pembentukan Hukum Kekerasan ter-hadap


Perempuan di Indonesia dan Malaysia,
Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013.

C. PENUTUP
Dapatlah kita menyimpulkan bahwa
hukum telah memberikan ketentuan
yang tegas bagaimana memberikan perlindungan hukum terhadap anak, terutama anak-anak yang menjadi korban
kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini
di tuangkan dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak dan Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Tetapi
masih banyak kita jumpai kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi
didalam rumah tangga, hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga,
pendidikan orang tua yang minim sehingga tidak mengetahui bagaimana
memperlakukan anak dengan benar dan
baik, rasa superior orang tua terhadap
anak dimana kekerasan dianggap sebagai pembenaraan dalam mendisiplinkan anak, serta kurangnya sosialisasi
akan undang-undang yeng berkaitan dengan perlindungan anak. Dalam tulisan
ini juga penulis ingin menyelipkan sedikit
saran bahwa perlu diberikannya pemahaman kepada orang tua bahwa kekerasan terhadap anak merupakan sebuah kejahatan kemanusiaan dan pengabaian terhadap hak-hak anak. Oleh
sebab itu hak-hak anak perlu dilindungi
terutama oleh orang tuanya sendiri, kemudian perlu adanya sosialisasi ke masayarakat terhadap peraturan yang
berkaitan dengan perlindungan anak dan
juga diterapkannya sanksi yang lebih
tegas lagi bagi pelaku kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga sehingga dapat memberikan efek jera
kepada si pelaku yang apad akhirnya
dapat mengurangi tingkat tindak kekerasan terhadap anak yang terjadi
dalam rumah tangga.

Data KomisI Perlindungan Anak Indosesia


(KPAI): Kekerasan Ter-hadap Anak
Tebanyak dalam Ke-luarga ,www.
kompas.com, diakses 31 Desember
2013.
Maulana Hasan Wadong, Advokasi dan
Hukum Perlindungan Anak, Grasindo,
Jakarta, 2000
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk di
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Sholeh Soeaidy, S.H, Zulkhair, Drs, Da-sar
Hukum Perlindungan Anak, Novindo
Pustaka Mandiri,
2001
Tim Sjafruddin, Modul Hukum Perlin-dungan
Anak, Fakultas Hukum Universitas Mpu
Tantular, Jakarta, 2008.
Undang-Undang Nomor
tentang Perkawinan.

Tahun

1974

Undang-Undang Nomor 3 Tahun


tentang Pengadilan Anak.

1997

Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002


tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004
Tentang
Penghapusan
Kekerasan
Dalam Rumah Tangga.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Deklarasi PBB 1959 tentang Hak-Hak Anak
Konvensi Hak-Hak Anak (Convention On
The Right Of Child) Tahun 1989.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Daftar Pustaka
Abu Huraerah, M.Si, Kekerasan Ter-hadap
Anak, Nuansa Cendikia, Bandung, 2012

45

Biodata Penulis
Indah Sari, SH,M.SI, lahir di Padang pada taggal 15 Februari 1975. Menamatkan pendidikan S1 di
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada tahun 1998, kemudian
melanjutkan pendidikan S2 pada Program Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yoyakarta dan tamat pada tahun 2002. Menempuh dan menamatkan Pendidikan Khusus
Profesi Advokat pada tahun 2012. Sewaktu mahasiswa aktif di Dewan Permusyawaratan Mahasisa
(DPM ) UII, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UII dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas
HUkum UII.
Mulai mengajar di Fakultas Hukum Universitas Suryadarma Jakarta sejak tahun 2003 dan
sekarang aktif sebagai dosen tetap. Juga pernah mengajar di beberapa Perguruan Tinggi Swasta
di Jakarta. Selain mengajar penulis juga aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum
Universitas Suryadarma, Law Office Febry Darmansyah & Partners Jakarta, dan Pos Bantuan
Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Negeri Bekasi. Penulis juga terdaftar sebagai Pengurus pada
Asosiasi Dosen Indonesaia (ADI) cabang Jakarta Timur.
TTD
Penulis

(Indah Sari, SH,M.Si)

46

Sistem Jaringan Internet Gateway Berbasis Dua Internet Service Provide


Agus Sugiharto, ST, MT

Abstract
Increased the usage of the internet connections for bussiness comunication makes the
company must provide the large bandwidth and reliable for the connection.
While a connection having problem will makes crash for bussiness comunication of
company. The solution by adopted the internet connection from 2 different of ISP (Internet
Service Provider). And implementing a load balancing technique that is combine the
bandwidth of the two different ISPs and fail over techniques used to switch the connection
to another ISP when there is interference on one of the existing connections. From the
experience of the company's business disruption due failure of Internet connection since
using a single ISP and management will implement a multi-ISP internet connection to
ensure business continuity when one of Internet connection is disrupted.

ngalami gangguan pada jalur yang


digunakan, maka pihak manajemen berencana menggunakan koneksi dari 2
(dua) ISP (Internet Service Provider)
yang berbeda sehingga komunikasi
internet tidak akan terputus karena memiliki koneksi alternatif (backup connection) ketika terjadi kendala di salah
satu koneksi ISP yang digunakan.

PENDAHULUAN
Salah satu revolusi digital yang
terus mengalami perkembangan hingga
saat ini adalah internet. Koneksi internet
bagi sebuah perusahaan merupakan
media yang sangat vital dalam mendukung operasional seperti komunikasi
elektronik atau email kepada konsumen.
Internet juga digunakan untuk pengembangan bisnis yang ada ketika sebuah
perusahaan sudah merasa membutuhkan sebuah web yang digunakan
dalam promosi produk atau melakukan
penjualan secara online.

A. Topologi dan Infrastruktur Jaringan Komputer


1. Topologi Jaringan Komputer
Dapat dikatakan sebagianbesar kegiatan user menggunakan koneksi internet. Dengan asumsi tersebut maka
seluruh komputer akan tersambung ke
internet tetapi dengan diterapkan filterisasi web maka akan mengurangi penggunaan yang tidak semestinya.

Tersedia beragam jenis koneksi


internet dengan paket dan harga yang
bervariasi. Bandwidth dan reliabilitas koneksi adalah adalah suatu nilai jual utama yang menentukan harga dari sebuah
ISP (Internet Service Provider).
Seiring perkembangan bisnis perusahaan yang bergerak dibidang produk
yang berhubungan dengan jaringan
komputer. Sehingga koneksi internet
menjadi sangat vital yang akan menyebabkan operasional perusahaan terhambat ketika terjadi kendala pada
koneksi internet yang tersedia. Dari pengalaman terputusnya komunikasi elektronik perusahaan ketika hanya satu
jalur koneksi internet yang tersedia me-

Dengan
ditambahkan
perangkat
switch untuk mengkoneksi jaringan yang
sudah ada maka akan meningkatkan
skalabilitas jaringan ketika ingin menambahkan user lain kedalam jaringan.
Ditambah dengan di konfigurasinya perangkat nirkabel (wireless) akan memudahkan perangkat mobile untuk terkoneksi ke dalam jaringan perusahaan.

47

Gambar 1
Arsitektur Jaringan Usulan

Berikutnya menambahkan koneksi


internet sehingga menggunakan 2 (dua)
koneksi sekaligus. Selain bertujuan untuk menambah kapasitas yang ada juga
digunakan untuk cadangan (backup)
yang digunakan ketika terjadi gangguan
disalah satu koneksi yang tersedia.

Untuk mengurangi penggunaan yang


tidak berhubungan dengan pekerjaan
maka di terapkan web filtering yang
berfungsi untuk mencegah koneksi ke
alamat web yang tidak diinginkan.

Gambar 2
Dua Koneksi Internet Bersamaan

Gambar 3
Filterisasi Web

48

2. Arsitektur Jaringan Komputer


Dengan keterbatasan dan kelemahan
jaringan komputer yang ada di perusahaan, maka kita ingin mengusulkan
perancangan pembangunan jaringan
komputer untuk melengkapi semua kekurangan yang ada pada jaringan komputer sebelumnya.

satu koneksi internet yang digunakan.


d.

Solusi sistem jaringan komputer dengan tujuan mengatasi permasalahan


yang ada di jaringan komputer perusahaan adalah :
a. Penambahan koneksi internet untuk
mengatasi masalah kecepatan yang
dihadapi oleh user yang selama ini
dirasakan cukup lambat bahkan beberapa user merasakan aktifitas pekerjaannya menjadi terhambat. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan, user pada
umumnya menggunakan internet
untuk mengakses web dan komunikasi elektronik (email). Pertimbangan menggunakan koneksi dari
ISP (Internet Service Provider) yang
berbeda adalah untuk menghindari
ketika kedua koneksi mengalami
gangguan bersamaan dikarenakan
berasal dari satu penyedia yang
sama. Jadi dapat dikatakan sebagian besar kegiatan user memakai
internet membutuhkan kecepatan
download yang tinggi. Secara logis
dengan menambahkan kapasitas
bandwidth, pada jaringan yang
penggunaanya telah mencapai 89%
akan mengurangi persentase utilisasi dari jaringan tersebut.
b.

Usulan pada sisi jaringan untuk menambahkan perangkat sistem nirkabel (wireless), yang berfungsi
memberikan koneksi jaringan kepada komputer jinjing (laptop) agar
lebih mudah dan efisien.

c.

Usulan menerapkan metode Load


Balancing dan Fail Over yang bertujuan untuk membagi beban koneksi secara merata ke masing
koneksi internet yang tersedia dan
juga untuk memberikan pengalihan
jalur ketika terjadi gangguan di salah

Menerapkan sistem DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)


yang digunakan untuk mengkonfigurasi host secara dinamis menggunakan suatu protokol. Manfaat DHCPserver memungkinkan untuk konfigurasi IP secara otomatis pada
client. DHCP dapat memberikan mekanisme bagi management lokal
untuk mayoritas client TCP/IP pada
internetwork.

3. Perangkat dan Aplikasi


Dalam penggunaan jaringan komputer tentunya terdapat perangkat keras
(Hardware) dan aplikasi perangkat lunak
(Software) yang mendukung optimalisasi
penggunaan jaringan komputer dan salah satunya adalah Aplikasi Kolaborasi
yang berjalan dalan jaringan komputer.
Aplikasi kolaborasi ini biasanya bisa
dikembangkan untuk membuat atau mengatur sebuah pekerjaan bisa berjalan
lebih efektif dan efisien tanpa harus
mempertimbangkan lokasi dari anggota
kelompok yang berkolaborasi tersebut.
Dari sisi pembebanan penggunaan aplikasiini cukup menyita sumber daya dalam jaringan komputer seperti bandwidth, memory setiap host dan pemakaian shared devices seperti printer,
scanner dan penyimpanan di jaringan
(network storage).
a. Perangkat keras yang dibutuhkan
dalam implementasi ini antara lain
adalah :
1) Load BalancingRouter.
2) Access Point dan POE (Power
Over Ethernet)
3) Unmanageable Switch
4) kabel UTPdan konektor RJ45
5) Cable Tester
b.

49

Dan dalam perancangan dan implementasi membutuhkan sistem perangkat lunak diantaranya adalah:
1) Windows sebagai sistem operasi dari host/PC client,
2) Anti Virus.
3) VNC Remote.
4) Browser.

5) Driver Printer.
c.

memiliki fungsi yang berbeda namun


cara dan metode konfigurasi memiliki
kaidah-kaidah jaringan yang hampir sama. Berikut adalah konfigurasi perangkat
yang digunakan dalam implementasi
menggunakan dua ISP berbeda :

Setelah melakukan demo dan survey dari beberapa pernyedia koneksi internet dengan hasil layanan
akan disediakan dari dua buah perusahaan yang berbeda yaitu Nusanet dan Speedy.

1. Alokasi IP Address
Dari pengalaman sebelumnya yang
tidak menggunakan DHCP server sehingga mengharuskan setiap pc harus
dikonfigurasi terlebih dahulu untuk pengalamatan IP. Ketika DHCP Server sudah tersedia harus diberikan alokasi IP
address untuk setiap pc yang akan
diberikan koneksi ke jaringan yang
bertujuan agar tidak timbul IP Conflict
yang menyebabkan jaringan tidak
berfungsi secara maksimal.

B. Implementasi
Beberapa kegiatan yang dilakukan
dalam pembangunan jaringan antara
lain: Konfigurasi Load Balancing Routerboard, perancangan perangkat keras,
konfigurasi tiap-tiap Access Point, dan
cek koneksi jaringan.
Sebelum diimplementasikan maka seluruh perangkat yang ada harus dikonfigurasi terlebih dahulu, setiap perangkat

Tabel 1
Alokasi IP Address

Tabel diatas menjelaskan alokasi


alamat IP yang akan diberikan ke
masing-masing perangkat yang digunakan didalam jaringan. IP Lokal akan diberikan ke perangkat yang berada dilingkup lokal area network (LAN) seperti
komputer, access point, printer dan perangkat router atau gateway. IP Publik
diberikan oleh ISP (Internet Service
Provider) yang digunakan oleh perusahaan dan di konfigurasi diperangkat
yang diberikan oleh pihak ISP (Internet
Service Provider).

spesifik sehingga performa Load Balancing cukup handal karena hanya


perhitungan dan logika Load Balancing
saja yang dioptimasi didalamnya.
Load Balancing jenis ini umumnya
berwujud sebuah perangkat switch.
Kelemahannya karena interfacenya yang
kurang user friendly dan tingkat fleksibilitas perangkat juga rendah karena
sebagian besar proses inteligennya sudah tertanam didalam hardware, sehingga penambahan fitur atau fasilitas lain
menjadi sulit dilakukan.

2. Konfigurasi Load Balancing Router


Sistem Load Balancing jenis ini diciptakan dengan menggunakan bantuan
sebuah chip berwujud sebuah microprocessor khusus yang hanya memproses algoritma dan perhitungan

a. Login dan Perubahan IP Address


Gambar berikut adalah tahapan awal
dalam konfigurasi sebuah perangkat
router load balancing.

50

Gambar .4
Default IP Address Router

Gambar 5
Merubah IP Address Default Router

Gambar 6
Login dengan IP address Baru

b. Konfigurasi DHCP Server


Konfigurasi DHCP Server diaktifkan
yang berfungsi untuk memberikan alamat IP Addresskesetiap user yang ter-

koneksi menggunakan kabel ataupun


nirkabel (Wireless).

51

Gambar 7
Konfigurasi DHCP Server

Jangkauan (Range) IP Address yang


diberikan dimulai dari alamat 192.168.2.50
hingga 192.168.2.254, karena untuk alamat
IP dibawah 192.168.2.50 digunakan sebagai IP Statik yang diberikan ke server,
router, access point, atau printer. Gambar 4.8 menunjukan alokasi IP address
yang digunakan.

dalam keadaan aktif, dengan me tode load balancing akan menjadikan kedua koneksi ISP yang ada
dapat memberikan tambahan kapasitas
bandwidth yang lebih efektif kepada
setiap user. Dan metode fail over adalah
mengalihkansetiap
permintaankepada
koneksi ISP yang sedang aktif ketika
salah satu koneksi yang ada mengalami
gangguan.

c. Redundansi Fail Over dan Load


Balancing
Skenario redundansi fail over dan
load balancing pada router dikonfigurasi

Gambar 8
Aktivasi Load Balancing dan Fail Over

52

d. Web Filtering
Fungsi filtering web dimaksudkan
agar user tidak dapat membuka web
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, dengan tujuan untuk menghemat
bandwidth internet seningga lebih maksimal dalam penggunaan. Metode filtering web masih memiliki kekurangan
dikarenakan banyaknya alamat situs
baru yang terus bermunculan. Sehingga

pihak admin harus sering melakukan update terhadap daftar alamat yang dilarang.
Gambar berikut menjelaskan beberapa alamat web yang tidak diberikan
akses untuk dibuka.

Gambar 9
Aktivasi Filtering Web

3. Konfigurasi Access Point


Selain perangkat Load Balancing
Router yang dijadikan sebagai gateway
maka berikutnya adalah konfigurasi pada Wireless Acces Pointyang diperlukan
agar Access Point dapat digunakan oleh
client/user yang ingin terkoneksi ke jaringan atau ke internet melalui koneksi

nirkabel (wireless).
Untuk konfigurasi sebuah Wireless
Acces Point dilakukan dengan memasukan alamat IP perangkat Access Point
di browser.

Gambar 10
Login Access Point

53

a. Konfigurasi SSID dan DHCP Server


Proses yang akan dilakukan adalah
merubah SSID/Subscriber Service Identification (Nama Access Point) berikut
password dan fungsi DHCP Server di

konfigurasi menjadi non aktif (disable),


dikarenakan fungsi DHCP Server sudah
diberikan oleh perangkat Load Balancing
Router kepada user (client).

Gambar 11
SSID Access Point

Gambar 12
Password SSID

Gambar 13
Disable DHCP Access Point

54

b. Koneksi Ke Access Point


Gambar berikut menjelaskan prosedur user untuk membuat koneksi ke
perangkat nirkabel (Access Point) yang
sudah dikonfigurasi.Dimulai dari mencari

SSID lalu memasukan password dan


hasil ketika sudah terkoneksi ke jaringan
nirkabel.

Gambar 14
Koneksi ke Access Point

dikonfigurasi dengan baik disisi end


point dari perangkat provider. Dari gambar 4.15 menjelaskan bahwa koneksi
dari ISP 1 yang menggunakan Nusanet
sudah tersambung dengan baik dan gambar 4.16 menjelaskan bahwa koneksi
dari ISP 2 yang menggunakan Speedy
juga sudah tersambung dengan baik.

C. Pengujian Implementasi
Testing koneksi internet terhadap dua
koneksi yang tersedia dapat dijelaskan
di gambar berikut. Dan untuk mengetahui bahwa kedua koneksi yang tersedia
sudah berfungsi dengan baik maka dilakukan beberapa jenis pengujian.
Gambar berikut untuk mengetahui
bahwa kedua ISP yang digunakan sudah

Gambar 15
Koneksi Nusanet

55

Gambar 16
Koneksi Speedy

Dalam prakteknya perangkat Router


akan secara otomatis mengatur beban
koneksi secara otomatis, dari grafik yang
ada di gambar dapat diketahui bahwa
ISP 2 memiliki kapasitas bandwitdh yang
lebih kecil sehingga persentase beban
yang diberikan akan lebih kecil
dibandingkan dengan koneksi di ISP 1.

1. Pengujian Load Balancing dan


Bandwidth
Setelah kedua koneksi internet telah
dikonfigurasi maka selanjutnya adalah
menyambungkan kepada perangkat
Load Balancing Router TL-R480 yang
befungsi sebagai gerbang internet (gateway) dari jaringan komputer perusahaan.
Gambar 17 adalah status dari kedua koneksi ISP yang sudah terkoneksi dengan
baik kedalam perangkat Router.

Gambar 17
Status Koneksi ISP

56

Gambar 18
Grafik Load Balancing

Pengukuran bandwitdh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak


yang diberikan oleh perangkat Load
Balancing Router yang sekilas seperti
menggabungkan dua buah koneksi
internet yang ada.

Pada prakteknya bandwitdh yang ada


tidak digabungkan menjadi satu melainkan permintaan yang ada dilayani oleh 2
buah koneksi sehingga transfer data
menjadi lebih cepat.

Gambar 19
Pengukuran Bandwitdh

kat yang ada langsung dapat mengalihkan permintaan koneksi dari user
kepada koneksi lain yang tidak terganggu. Sehingga tidak ada dampak merugikan dari putusnya salah satu koneksi
internet yang ada diperusahaan.

2. Pengujian Fail Over


Pengujian metode Fail Over dilakukan
untuk mengetahui dampak terhadap koneksi internet kepada user ketika terjadi
gangguan pada salah satu koneksi yang
digunakan. Pada hasil pengujian didapat
hasil yang memuaskan karena perang-

57

Gambar 20
Metode Fail Over

Gambar berikut adalah penjelasan


ketika terjadi gangguan pada salah satu
koneksi yang ada dengan membuat
simulasi terputusnya koneksi dari ISP 1
begitupun sebaliknya dengan simulasi
terputusnya koneksi dari ISP 2. Dari testing yang dilakukan dengan memberikan
perintah ping ke www.yahoo.com dapat
dilihat bahwa ada koneksi yang terputus

ketika terjadi pengalihan (Fail Over) dari


koneksi yang mengalami gangguan. Dan
hasil testing menjelaskan bahwa putusnya koneksi (RTO/Request Time Out)
yang dibutuhkan ketika sistem secara
otomatis mengalihkan koneksi masih
dalam batas toleransi.

Gambar 22
Simulasi Fail Over

58

Gambar 23
Koneksi Failover

A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan mengenai sistem jaringan
internet berbasis dua provider dan load
balancing, maka dapat di peroleh beberapa kesimpulan :
1. Infrastruktur Jaringan Kabel berfungsi dengan baik untuk memberikan sambungan koneksi kepada
user yang lain.
2. Koneksi Nirkabel / Wireless dari
access point bekerja dengan baik
sehingga komputer jinjing atau laptop dapat terkoneksi ke jaringan dan
tersambung ke internet dilantai manapun.
3. Metode Load Balancing berfungsi
dengan baik dengan memberikan
tambahan bandwitdh internet se-

4.

5.

hingga koneksi internet menjadi


lebih cepat.
Sistem Filtering dapat memberikan
terminasi koneksi terhadap situssitus yang tidak diijinkan untuk diakses.
Sistem Fail Over menjamin koneksi
internet tidak akan terputus ketika
terjadi gangguan disalah satu provider yang digunakan.

B. Saran saran
Dari hasil implementasi masih memiliki kekurangan yang dapat menjadikan masukan dalam pengembangan selanjutnya.
1. Menambah jumlah access point yang
digunakan sebagai koneksi nirkabel /

59

wireless, karena masih terjadi beberapa area mengalami blankspot karena tidak terjangkau radius pancar
dari access point yang ada.
2. Menerapkan sistem VOIP Gateway
yang berfungsi sebagai pengganti komunikasi telepon konvensional, yang
dapat diterapkan untuk komunikasi
antar cabang yang berbeda wilayah.
Sehingga komunikasi telepon tidak
tergantung oleh salah satu provider
komunikasi.
3. Untuk memberikan stabilitas terhadap
koneksi internet yang digunakan disarankan menggunakan menambahkan kapasitas bandwidth yang lebih
besar.

DAFTAR PUSTAKA
Bradford, Russel.The Art of Computer
Networking. England, Pearson Education Limited, 2017.
Kurose, James F. Computer Networking A Top-Down Approach. Boston,
Pearson Education, 2010.
Hunt, Craig. TCP/IP Network
Administration.OReilly Books Series,
O'Reilly & Associates.2006
Daryanto. Teknik Jaringan Komputer.
Cetakan Pertama, Bandung, CV.
Alfabeta, 2010.
Priyo Utomo, Eko. Membangun
Jaringan Komputer dan Server
Internet. Cetakan Pertama.
Mediakom, 2011
Enterprise, Jubille. 100 Tip & Trik WiFi.
Jakarta, PT. Elex Media Komputindo,
2009.

60

PENGELOLAAN KELAS YANG EFEKTIF


Dewi Dyah W, MM
Abstrak
Pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan tidak hanya oleh dosen tetapi pihak
sekolahpun harus mampu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan belajarmengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.
Mengapa kelas harus dikelola? Dosen dan sekolah bersama-sama menyiapkan kelas agar
tercipta lingkungan belajar yang nyaman untuk memperoleh hasil pembelajaran yang efektif.
Dalam
arti yang lebih popular, pengelolaan kelas sebenarnya adalah penciptaan lingkungan belajar dengan
mengatur tingkah laku mahasiswa agar suasana belajarnya menjadi optimal.
Masalah-masalah dalam penglolaan kelas biasanya berupa tingkah laku mahasiswa yang dapat
mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Hal inilah yang harus diatasi, dan yang paling tepat adalah
dosen sebagai pemangku tugas di dalam kelas. Tugas dosen di sini adalah membelajarkan siswa
dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal: mengatur siswa, menyiapkan sarana pembelajaran,
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip keterampilan mengelola kelas: kehangatan dan antusias; penggunaan bahan-bahan yang
menantang; pertimbangan penggunaan media, metode mengajar, gaya mengajar; pola interaksi;
keluwesan tingkah laku; penekanan pada hal-hal yang positif; dan mengembangkan displin diri
mahasiswa.
Beberapa pendekatan dapat dijadikan sebagai alternative dalam pengelolaan kelas: Behaviour
Modification Approach, Socio-Emotional Climate Approach, Group Processess Approach, Eclectic
Approach.

Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan ini tugas guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban
suasana kelas. Penggunaan disiplin
amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan kelas dan
disiplin kelas dipakai sebagai sinonim.
Secara lebih khusus, definisi pertama
ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan guru
untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.

Pendahuluan
Definisi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar-mengajar atau
yang membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan (Dr. Suharsimi Arikunto /
1996). Pengelolaan kelas meliputi dua
hal, yaitu pengelolaan yang menyangkut
siswa, dan pengelolaan fisik (ruangan,
perabot, alat pengajaran), atau dengan
kata lain bahwa pengelolaan kelas khusus membicarakan pengaturan siswa di
dalam sebuah kelas dalam hubungan
belajar-mengajar. Dengan demikian, pengaturan pengelolaan kelas dapat diartikan sama dengan penciptaan lingkungan belajar.

2. Bertolak belakang dengan definisi


pertama di atas, yaitu yang didasarkan atas pandangan yang bersifat
permisif. Pandangan ini menekankan
bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan
hal yang ingin dilakukannya. Berbuat
sebaliknya berarti guru menghambat
atau menghalangi perkembangan
anak secara alamiah. Dengan demikian, definisi kedua dapat berbunyi:
pengelolaan kelas ialah seperangkat
kegiatan guru untuk memaksimalkan
kebebasan siswa. Meskipun kedua
pandangan di atas, pandangan otortatif dan permisif, mempunyai se-

Menurut Modul Pengelolaan Kelas


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi (1982), yang dimaksud
dengan pengelolaan kelas memiliki lima
definisi, yaitu:
1. Pengelolaan kelas sebagai proses
untuk mengontrol tingkah laku siswa.

61

jumlah pengikut, namun keduanya


dianggap kurang efektif bahkan kurang bertanggung jawab. Pandangan
otoritatif adalah kurang manusiawi
sedangkan pandangan permisif kurang realistik.

kailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan
demikian, kehidupan kelas sebagai
kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap
kegiatan belajar, meskipun belajar
dianggap sebagai proses individual.
Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Definisi kelima
dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

3. Didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral


modification). Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai
proses pengubahan tingkah laku siswa. Peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari
teori penguatan (reinforcement). Definisi yang didasarkan pada pandangan ini dapat berbunyi: pengelolaan
kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan tingkah laku
siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku
yang tidak diinginkan.

Dari kelima definisi di atas, tentu kita


akan mengambil cara-cara yang lebih
efektif agar tercipta situasi dan kondisi
kelas yang baik. Oleh karena itu dalam
pengelolaan kelas diharapkan dapat
mengandung pengertian: seperangkat
kegiatan untuk mengembangkan tingkah
laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku
yang tidak diinginkan, mengembangkan
hubungan interpersonal dan iklim sosioemosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.

4. Pengelolaan kelas sebagai proses


penciptaan iklim sosio-emosional
yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar
bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam
kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang
baik antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas
yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat.
Dalam kaitan ini definisi keempat
dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim
sosio-emosional kelas yang positif.

Masalah Pengelolaan Kelas


Masalah pengelolaan kelas dapat
dikelompokkan menjadi dua katagori,
yaitu masalah individual dan masalah
kelompok. Tindakan pengelolaan kelas
akan efektif apabila dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga
pada gilirannya dapat memilih strategi
penanggulangan yang tepat pula.
Menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl
Cassel, dan juga artikel yang ditulis
melalui internet oleh Akhmad Sudrajat
(2008), membedakan empat kelompok
masalah pengelolaan kelas individual
yang didasarkan asumsi bahwa semua
tingkah laku individual merupakan upaya
pencapaian tujuan pemenuhan kebutuhan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri.

5. Bertolak dari anggapan bahwa kelas


merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipa-

62

a. tingkah laku yang ingin mendapatkan


perhatian orang lain (attention getting
behaviour). Misalnya membadut di
kelas, atau berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat perhatian
ekstra.

Kondisi Kelas Dapat Memengaruhi


Hasil Belajar
Kondisi dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, yaitu kondisi fisik kelas: ruangan, pengaturan
kursi, ventilasi & pencahayaan; kondisi
sosio-emosional: tipe kepemimpinan, sikap, hubungan personal, dll.; kondisi organisasional (rutin): pergantian jam kuliah, dosen tidak hadir, kegiatan lain
yang bersifat rutin; faktor murid; faktor
dosen; faktor keluarga/lingkungan; faktor
fasilitas, dll

b. tingkah laku yang ingin menunjukkan


kekuatan (power seeking behaviour).
Misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional.
c. tingkah laku yang bertujuan menyakiti
orang lain (revenge seekig behaviour). Misalnya mengejek, mengolokolok dsb.

Melihat dari faktor-faktor di atas, nampaklah bahwa kewenangan penanganan


masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan ke dalam 3 katagori:

d. peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak


untuk mencoba melakukan apapun
karena yakin bahwa hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.

a. masalah yang ada dalam wewenang


dosen.
b. masalah yang ada dalam wewenang
sekolah sebagai satu lembaga pendidikan.

Lois V, Johnson, dan Mary A. Mengemukakan 6 katagori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas.

c. masalah yang ada di luar wewenang


dosen dan sekolah.

a. Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, tingkat


sosio-ekonomi dsb.

Permasalahan
PENGELOLAAN KELAS SEBAGAI KETERAMPILAN

b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.


c. membesarkan hati anggota kelas
yang justru melanggar norma kelompok.

1. Kondisi Belajar di Kelas


Tugas pengajar (guru/dosen) di
dalam kelas sebagian besar adalah
membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar ini dapat dicapai jika guru
mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d. Kelompok mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan.


e. Semangat kerja rendah. Misalnya
protes karena rasa tidak adil dalam
pemberian tugas.
f. Kelas kurang mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan baru. Misalnya
gangguan
jadwal,
penggantian
sementara oleh dosen lain.

Dalam setiap proses pengajaran


kondisi belajar yang optimal harus direncanakan dan diusahakan oleh pengajar (guru/dosen) secara sengaja.
Pengaturan ini berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran (instruksional), atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi

63

dapat dikerjakan dengan optimal, maka


proses belajar-mengajar berlangsung
secara optimal pula; atau sebaliknya.

Sebagai indikator dari sebuah kelas


yang tertib adalah apabila:
a. setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas
yang harus dikerjakan atau tidak
dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

Di dalam kelas, dosen yang menentukan suasana kelas dan berkuasa untuk
menentukan lingkungan belajar. Namun,
dalam menciptakan lingkungan belajar
guru/dosen mendapat hambatan dan
pengaruh-pengaruh lain, misalnya keadaan siswa, banyaknya siswa, fasilitas
minim, letak sekolah, jadwal mengajar,
kesibukan dosen, dll (Wynne Harlan/
1978).

b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya


setiap anak akan bekerja secepatnya
agar lekas selesai.
3. Prinsip Pengelolaan Kelas
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen
keterampilan mengelola kelas:

2. Keterampilan Mengelola Kelas


Mengelola kelas merupakan keterampilan guru/dosen untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya ke kondisi yang
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remedial.

a. kehangatan dan keantusiasan.


b. penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah
belajar siswa.

Usaha yang dilakukan dalam menciptakan kondisi yang diharapkan apabila:

c. perlu pertimbangan penggunaan variasi media, metode, gaya mengajar,


dan pola interaksi.

a. diketahui secara tepat faktor-faktor


mana sajakah yang dapat menunjang
terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar-mengajar.

d. diperlukan keluwesan tingkah laku


dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguangangguan yang timbul.

b. dikenal masalah apa sajakah yang


diperkirakan dan biasanya timbul merusak iklim belajar-mengajar.

e. penekanan hal-hal yang positif dan


menghindari pemusatan perhatian
maha-siswa pada hal-hal negatif.
f. mendorong mahasiswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri
dengan cara memberi contoh dalam
perbuatan dosen sehari-hari.

c. dikuasainya berbagai pendekatan


dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah
mana suatu pendekatan digunakan.

Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Penerapan pengelolaan di kelas bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mendorong mahasiswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah
lakunya; membantu mahasiswa untuk
mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami
bahwa teguran merupakan suatu peringatan bukan kemarahan; menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam
tugas serta bertingkah laku yang sesuai
dengan aktivitas kelas.

a. Keterampilan yang berkaitan dengan


penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal.
1)

64

Menunjukkan sikap tanggap. Melalui sikap tanggap ini mahasiswa


merasa bahwa dosen hadir
bersama dengan mereka dan
tahu apa yang mereka perbuat
(withitness). Kesan ini dapat di-

tunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama,


gerak mendekati, memberikan
pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta
kekacauan mahasiswa.
2)

Membagi perhatian. Pengelolaan


kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang
efektif pula. Perbuatan membagi
perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal.

3)

Memusatkan perhatian kelompok. Perbuatan ini penting untuk


mempertahankan perhatian mahasiswa dari waktu ke waktu dan
dapat dilaksanakan dengan cara
menyiagakan mahasiswa, menuntut tanggung jawab mahasiswa.

4)

Memberikan
yang jelas.

5)

Menegur. Teguran verbal yang


efektif harus memenuhi persyaratan: 1) tegas, jelas tertuju kepada mahasiswa yang mengganggu dan tingkah laku yang
harus dihentikan. 2) menghindari
peringatan yang kasar atau yang
mengandung penghinaan. 3)
menghindari ocehan yang berlebihan.

6)

b.

1)

Memodifikasi tingkah laku. Beberapa tingkah laku yang digunakan


untuk mengorganisasi tingkah laku yaitu: 1) merinci tingkah laku
yang menimbulkan gangguan. 2)
memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi
tujuan dalam program remedial.
3) bekerja sama dengan rekan
atau penasehat akademik / konselor. 4) memilih tingkah laku
yang akan diperbaiki. 5) memvariasi pola penguatan yang tersedia, misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak
diinginkan dengan teknik tertentu
(misal: penghapusan penguatan,
pemberian hukuman, membatalkan kesempatan, mengurangi
hak dll).

2)

Pengelolaan kelompok. Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh dosen sebagai salah satu alternatif
dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Keterampilan yang diperlukan antara lain:
memperlancar tugas, memelihara
kegiatan kelompok.

3)

Menemukan dan memecahkan


tingkah laku yang menimbulkan
masalah. Seperangkat cara yang
dapat dikerjakan ( menurut
Marshall ): a) pengabaian yang
direncanakan. b) campur tangan
dengan isyarat. c) mengawasi
dari dekat. d) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya
suatu perbuatan yang negatif. e)
mengungkapkan perasaan mahasiswa. f) memindahkan masalah
yang bersifat mengganggu. g)
menyusun kembali rencana belajar. h) menghilangkan ketegangan dengan humor. i) memindahkan penyebab gangguan. j)
pe-ngekangan fisik. 11) pengasingan.

petunjuk-petunjuk

Memberi penguatan. Pemberian


penguatan dapat dilakukan kepada mahasiswa yang suka
mengganggu jika pada suatu
saat dia tertangkap melakukan
perbuatan yang positif. Dapat
pula mahasiswa yang bertingkah
laku wajar sebagai contoh.
Keterampilan yang berkaitan dengan respons dosen terhadap
gangguan (mahasiswa) yang berkelanjutan dengan maksud agar
dosen dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh dosen adalah:

Hal-hal yang harus dihindari dalam


melaksanakan ketrampilan mengelola

65

kelas:
a. Campur tangan yang berlebihan.
Perbuatan ini ditandai dengan komentar verbal dosen yang berlebihan,
yang memaksa dirinya masuk atau
mencampuri secara tidak dikehendaki
dalam kegiatan mahasiswa.

dahulu meyakinkan bahwa pendekatan


yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai
dengan hakekat masalah yang akan
ditanggulanginya.
1. Behaviour Modification Approach.
Pendekatan ini bertolak dari psikologi
behavior yang mengemukakan asumsi bahwa semua tingkah laku yang
baik maupun yang kurang baik merupakan hasil proses belajar; ada
sejumlah kecil proses psikologi yang
fundamental yang dapat dilakukan
untuk menjelaskan terjadinya proses
belajar yaitu penguatan positif (positive reinforcement), hukuman, penghapusan (extinction), dan penguatan
negatif (negative reinforcement). Untuk membina tingkah laku yang dikehendaki, dosen harus memberi penguatan positif (memberi stimulus
positif sebagai ganjaran) atau penguatan negatif (menghilangkan hukuman (masih controversial), suatu
stimulus negatif). Sedangkan untuk
mengurangi tingkah laku yang tidak
dikehendaki, guru menggunakan hukuman (memberi stimulus negatif),
penghapusan (pembatalan pemberian
ganjaran, kesempatan).

b. Kelenyapan. Perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapan dilihat


pada tingkah laku dosen yang gagal
dalam melengkapi suatu instruksi,
petunjuk, komentar, sehingga penyajiannya menjadi terhenti untuk beberapa saat, yang sifatnya menjadi
mengganggu.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan. Kekeliruan ini timbul
bilamana dosen memulai aktivitas
tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat pula dia
menghentikan kegiatan yang pertama
dan memulai kegiatan yang berikutnya, kemudian kembali lagi kepada
kegiatan pertama.
d. Penyimpangan. Penyimpangan terjadi karena dosen sedemikian asyik
membicarakan suatu kegiatan yang
keluar dari tujuan pembelajaran.
e. Bertele-tele. Kesalahan ini terjadi karena selalu mengulang-ulang hal tertentu, memperpanjang keterangan,
mengubah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan yang berkepanjangan.

2. Socio-Emotional Climate Approach.


Dengan berlandaskan psikologi klinis
dan konseling, pendekatan pengelolaan kelas mengasumsikan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif
mempersyaratkan iklim sosio-personal yang baik; dosen menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim
tersebut. Pendekatan yang dianjurkan
antara lain: bersikap tulus, menerima
dan menghadapi mahasiswa sebagai
manusia, memahami mahasiswa dari
sudut mahasiswa (Carl A. Rogers),
melakukan komunikasi yang efektif
(Halm A. Ginott), membina rasa tanggung jawab sosial dan harga diri mahasiswa (William Glasser), suasana
kelas yang demokratis (Rudolf
Dreikurs).

f. Pengulangan penjelasan yang tidak


perlu. Kekeliruan ditandai dengan kegiatan dosen yang membagi petunjuk
secara terpisah dalam setiap kelompok, yang sebenarnya petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasikal.

Pembahasan
PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Sebagai pekerja profesional, seorang
dosen harus mendalami kerangka acuan
pendekatan-pendekatan kelas, sebab di
dalam penggunaannya ia harus terlebih

3. Group Processess Approach. Berdasarkan pada psikologi sosial dan

66

dinamika kelompok, mengasumsikan


bahwa pengalaman belajar di sekolah
berlangsung dalam konteks kelompok
sosial; tugas dosen terutama dalam
pengelolaan kelas adalah membina
dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif. Menurut Richard
A. Schmuck dan Patricia A. Schmuck,
unsur-unsur pengelolaan kelas dalam
rangka pendekatan ini: harapan timbal balik guru-murid, antarmurid, kepemimpinan dari dosen atau mahasiswa, pola persahabatan, memiliki
norma dan mengganti norma yang
kurang produktif, komunikasi yang
produktif, dan kohesif/perasaan keterikatan masimg-masing anggota.

rangkat kegiatan untuk mengembangkan


tingkah laku siswa yang diinginkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah
laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan
iklim sosio-emosional yang positif, serta
mengembangkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif dan produktif.
Pengelolaan kelas tidak hanya dilakukan oleh dosen sebagai pelaksana
pengajaran, namun pihak sekolah pun
ikut memperhatikan dan mendukung
tercapainya kondisi belajar mahasiswa
yang optimal.

4. Eclectic Approach. Pendekatan ini seyogyanya dapat dilakukan oleh dosen: menguasai pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas yang potensial (perubahan tingkah laku), dapat
memilih pendekatan yang tepat dan
melaksanakan prosedur yang sesuai
dalam masalah pengelolaan kelas,
memilih strategi pengelolaan kelas
yang sangat tergantung pada kemampuannya menganalisa masalah pengelolaan kelas yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas
dan Siswa, Sebuah Pendekatan
Evaluatif, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1996
Hasibuan, . J. J. Dip.Ed. dan Moedjiono,
Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000
Rohani, Ahmad H. M. dan H. Abu
Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1991

KESIMPULAN
Pengelolaan kelas Memerlukan suatu
persiapan yang matang, dapat mengantisipasi gangguan yang kemungkinan
biasanya muncul, dapat menganalisa
dan memilih cara dan strategi / pendekatan tertentu, serta dapat mengembalikan
tingkah laku sesuai yang diharapkan sehingga kegiatan belajar dapat dilaksanakan secara optimal dan efektif.

akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01
/24/pengelolaan-kelas/
(diunduh tanggal 28 Oktober 2011)
http://www.infodiknas.com/bab-1definisi-pengelolaan-kelas/
(diunduh tanggal 28 Oktober 2011)

Seorang guru / dosen disamping terampil dalam memberikan pengajaran


tentu dituntut untuk terampil juga dalam
pengelolaan kelas. Di dalam pengelolaan kelas diharapkan merupakan sepe-

67

PROBLEMATIKA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA


DI LUAR NEGERI1
Jaingin Tambunan, SH, MH2
ABSTRACT
State law is a picture of the kind of country that is considered by a nation and once aspired to be realized
in reality. Our country is a country that is based on the 1945 constitution. Judging from the 1945
perspectif Human Right, constitutional rights of citizens and everyone in the work provided for in Article
27 Paragraph (2) and Article 28 Paragraph (2). Conection with the protection ofhuman right in the work,
especially against Indonesian Worker who work abroad are often used as the object of human trafficking.
Indonesian labour is every Indonesian citizen qualified to work abroad for a certain period of time and
receive a reward. Each of the Indonesian labour come in destination country for work, shall report to the
Representative of the Republic of Indonesia in the destination country. After delivery or placement of
Indonesian workers who work abroad is certainly a certain time will be returned to his residence in the
country. The settings in the placement and protection of fereign workers in order to protect overseas
workers.
Keyword: Problems of Indonesian Labor.

setiap negara, bagaimanapun sederhana tingkat pertumbuhannya, senantiasa memiliki seperangkat kaidah yang
mengatur susunan organisasi negara
yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan kenegaraan. Perangkat
kaidah semacam inilah yang dinamakan
konstitusi. Dalam pengertian ini tidaklah
ada dan tidak pernah ada negara tanpa
konstitusi.4

A. PENDAHULUAN
Negara hukum adalah suatu gambaran bentuk negara yang pikirkan oleh
suatu bangsa dan sekaligus dicitacitakan untuk diwujudkan dalam suatu
kenyataan. Bentuk negara ideal bagi setiap bangsa dan pada setiap zaman
akan selalu berbeda sesuai dengan
konteks perkembangan masyarakat pada masa yang bersangkutan. Padmo
Wahyono, mengemukakan bahwa pengertian konsepsi negara hukum selalu
berkembang sesuai dengan tingkat
kecerdasan suatu bangsa.3 Dalam negara hukum pembatasan kekuasaan
penguasa dilakukan berdasarkan hukum
atau konstitusi sehingga kekuasaan
penguasa harus tunduk kepada konstitusi atau Undang-Undang Dasar.

Ditinjau dari UUD 1945 dalam perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), hak
konstitusional warga negara dan setiap
orang dalam bekerja diatur dalam Pasal
27 Ayat (2) dan Pasal 28 Ayat (2). Pasal
27 Ayat (2) UUD 1945 merupakan salah
satu hak warga negara di bidang pekerjaan yang dijamin konstitusi. Sedangkan Pasal 28 Ayat (2) merupakan
hak asasi manusia bagi setiap orang
dalam bidang pekerjaan yang dijamin
konstitusi. Oleh karena itu, secara penafsiran tata bahasa dan penafsiran
sistematik bahwa hak bekerja adalah
hak warga negara dan sekaligus menjadi
HAM bagi setiap orang.5 Dalam UU
tentang HAM Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 berbunyi: Hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kebebasan pribadi, pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak

Negara kita adalah negara berdasarkan konstitusi yaitu UndangUndang Dasar Tahun 1945. Konstitusi
dan negara adalah dua lembaga yang
hubungannya sangat erat atau satu
sama lain tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak ada satu negarapun di dunia
pada saat ini yang tidak memiliki
konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Bagir Manan mengemukakan bahwa
_________________
1
Artikel Ilmiah Hukum disusun sebagai salah satu
syarat pengajuan Kepangkatan Dosen (Jabatan
Akademik Asisten Ahli).
2
Dosen tetap di Fakultas Hukum Universitas
Suryadharma dan Dosen Penuh pada Fakultas Hukum
Bhayangkara Jakarta Raya.
3
Padmo Wahyono, Indonesia Negara Berdasar Atas
Hukum, Jakarta, 1982, Hal. 1.

_________________
4
Bagir Manan, Pertumbuan dan Perkembangan
Konstitusi Suatu Negara, Bandung, 1995, hal. 1.
5
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27
Ayat (2) dan Pasal 28 Ayat (2).

68

mengandung prinsip murah, cepat, tidak


berbelit-belit dan aman. Pengaturan
yang bertentangan dengan tersebut memicu terjadinya penempatan tenaga kerja illegal yang tentunya berdampak kepada minimnya perlindungan bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

diperbudak, hak untuk diakui dan persamaan di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah Hak Asasi
Manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apaun dan oleh siapapun.6
Kaitan dengan perlindungan HAM
dalam bekerja terutama terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja
di luar negeri sering dijadikan obyek
perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan mertabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar HAM, sehingga negara wajib
menjamin dan melindungi hak asasi
warga negaranya yang bekerja baik di
dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan
keadilan gender, anti diskriminasi, dan
anti perdagangan manusia (trafficking).

Sejalan dengan semakin meningkatnya tenaga kerja yang ingin bekerja di


luar negeri dan besarnya jumlah TKI
yang sekarang ini bekerja di luar negeri,
meningkat pula kasus perlakuan yang
tidak manusiawi terhadap TKI baik di dalam maupun di luar negeri. Kasus yang
berkaitan dengan nasib TKI semakin
beragam dan bahkan berkembang kearah perdagangan manusia yang dapat
dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dengan berbagai
polemik tersebut, maka pada tahun 2003
pemerintah sebagai penguasa negara
pada waktu itu, merealisasikan Pasal 27
Ayat (2) dan Pasal 28 Ayat (2) UUD
1945 dengan membentuk UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. UU Nomor 13 Tahun
2003 merupakan undang-undang pembaharuan dari undang-undang ketenagakerjaan sebelumnya. Dalam konsideran pembentukan UU Nomor 13
Tahun 2003 telah disebutkan beberapa
hal alasan diadakannya pembaharuan
undang-undang ketenagakerjaan, diantaranya butir b, c, dan d.

Dari tahun ke tahun jumlah mereka


yang bekerja di luar negeri semakin
meningkat. Besarnya animo tenaga kerja
yang akan bekerja ke luar negeri dan
besarnya jumlah TKI yang sedang bekerja di luar negeri di satu segi mempunyai sisi positif, yaitu mengatasi sebagian masalah penggangguran di dalam negeri namun mempunyai pula sisi
negatif berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi
terhadap TKI.

Butir b, menyebutkan bahwa dalam


pelaksanaan pembangunan nasional,
tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai
pelaku dan tujuan pembangunan. Butir
c, bahwa sesuai dengan peranan dan
kedudukan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan
peran sertanya dalam pembangunan
serta peningkatan perlindungan tenaga
kerja dan keluarganya sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan. Butir
d, bahwa perlindungan terhadap tenaga
kerja dimaksudkan untuk menjamin hakhak dasar pekerja/buruh dan menjamin
kesamaan kesempatan serta perlakuan
tanpa diskriminasi atas dasar apapun
untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap

Resiko tersebut dapat dialami oleh


TKI baik selama proses keberangkatan,
selama bekerja di luar negeri, maupun
setelah pulang ke Indonesia. Dengan
demikian perlu dilakukan pengaturan
agar resiko perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI sebagaimana
disebutkan di atas dapat dihindari atau
minimal dikurangi. Pada hakekatnya
ketentuan-ketentuan hukum yang dibutuhkan dalam masalah ini adalah ketentuan-ketentuan yang mampu mengatur
pemberian pelayanan penempatan bagi
tenaga kerja secara baik di dalamnya
_________________
6
Indonesia, Undang-Undang tentang Hak Asasi
Manusia, UU Nomor 39 Tahun 1999, Pasal 4.

69

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.7

mengenai penempatan tenaga kerja di


luar negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 huruf (b) diatur dengan
undang-undang.10

Dengan konsideran pembentukan


UU Nomor 13 Tahun 2003 tersebut
diatas, menunjukkan bahwa ketenagakerjaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Sehingga diperlukan kualitas tenaga kerja yang handal. Untuk memperoleh tenaga kerja berkualitas yang
mampu memberikan peranan dalam
pembangunan nasional, maka pemerintah membuat aturan-aturan dalam bingkai undang-undang yang dapat melindungi hak-hak dasar pekerja/buruh dan
keluarganya.

Berdasarkan Pasal 31, 33, dan 34


UU Nomor 13 Tahun 2003 diatas, bahwa
penempatan tenaga kerja di luar negeri
harus diatur secara khusus dalam
undang-undang terse-ndiri. Tujuannya,
agar pekerja-pekerja luar negeri dapat
lebih terlindungi. Sebab, bekerja di luar
negeri sudah tentu memberikan suasana
yang sa-ngat berbeda dibandingkan di
dalam negeri. Menindaklanjuti ketentuan
yang dimuat dalam pasal 33 jounto pasal
34 UU Nomor 13 Tahun 2003, maka
pemerintah pada tanggal 18 Oktober
2004 mengundangkan UU Nomor 39
tahun 2004 tentang Penem-patan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri.

Dalam upaya meningkatkan kualitas


dan persamaan hak dan kesempatan
yang sama tanpa diskriminasi dalam
bekerja maka UU Nomor 13 Tahun 2003
mengatur tentang penempatan tenaga
kerja. Pada Bab VI UU ini disebut dengan judul Penempatan Tenaga Kerja.
Pasal 31 bab ini menyebutkan Setiap
tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan atau pindah pekerjaan dan
memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri.8 Dengan
adanya pasal 31 ini, memberikan hak
legal kepada warga negara mempunyai
kesempatan yang sama menentukan
pilihan kerja yang disukai dan berhak
memilih bekerja di manapun, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Hak
legal ini juga menjamin hak warga negara dalam bekerja, berhenti bekerja,
berpindah pekerjaan, dan dijamin juga
imbalan atas pekerjaannya di manapun
pekerja itu berada.

Pada penjelasan diatas telah disebutkan bahwa pasal 33 jounto pasal 34


UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengamanatkan pembentukan UU tentang penempatan tenaga
kerja di luar negeri. Secara penafsiran
tata bahasa, UU Nomor 39 Tahun 2004
bertujuan mewujudkan amanah pasal 33
jo pasal 34 UU Nomor 13 tahun 2003.
Tetapi tujuan ini hanya dapat disebut
sebagai tujuan formil, sedangkan tujuan
materiil dapat ditemukan di dalam konsideran pembentukan, pasal 3, dan penjelasan umum, yang dimuat di dalam UU
Nomor 39 tahun 2004. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja Indonesia
(TKI) untuk memperoleh kesempatan yang sama sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat
dan kemampuan;
2. Melindungi TKI untuk memperoleh
penghasilan yang layak;
3. Melindungi tenaga kerja Indonesia
di luar negeri dari perdagangan manusia, perbudakan, kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan
martabat manusia;

Sehingga pada pasal 33 UU Nomor


13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyebutkan Penempatan tenaga kerja terdiri dari (a) penempatan tenaga kerja di dalam negeri, dan (b) penempatan tenaga kerja di luar negeri.9
Pada pasal 34 dipertegas, ketentuan
_________________
7
Konsideran, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
8
Indonesia, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Bab VI Pasal 31.
9
Ibid, Pasal 33.

_________________
10
Ibid, Pasal 34.

70

4. Melilndungi HAM TKI berdasarkan


prinsip persamaan hak, demokrasi,
keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, dan
anti perdagangan manusia;
5. Melindungi harkat, martabat, dan
HAM TKI di luar negeri;
6. Memberikan perlindungan hukum
terhadap TKI di luar negeri;
7. Memberdayakan dan mendaya gunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi;
8. Melindungi TKI saat di penampungan;
9. Melindungi TKI saat di negara tujuan;
10. Melindungi TKI saat pulang kampung asalnya;
11. Meningkatkan kesejahteraan TKI
dan keluarganya;
12. Menjamin TKI dapat mengaktualisasikan diri sehingga merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik
bagi dirinya, keluarganya maupun
lingkungannya;
13. Memberikan pelayanan penempatan
TKI secara baik.

ploitatif lainnya di negara tujuan


penempatan. Tetapi yang menjadi persoalan yang lebih penting lagi dari setelah adanya pengaturan yang melindungi tenaga kerja di luar negeri adalah
mengenai penegakan hukumnya. Apabila ada suatu kenyataan dalam fakta
kehidupan hak-hak TKI sebagaimana
telah diatur dan dilindungi oleh hukum
tetapi dilanggar, maka peranan penting
dari pelanggaran tersebut adanya penegakan hukum.
Persoalan penegakan hukum ini
menjadi polemik bagi kalangan TKI yang
notabene adalah masyarakat kelas bawah yang terbukti stratifikasi sosialnya
sangat rendah, baik dari aspek sosial,
ekonomi, dan intelektualnya, sehingga
kesulitan untuk menegakkan haknya melalui mekanisme hukum yang berlaku
apabila terjadi pelanggaran. Oleh karena
itu peranan sesorang atau sekelomok
orang seperti LSM atau ORMAS yang
secara sukarela memperhatikan dan
membantu para TKI yang menjadi korban sudah sangat dibutuhkan dalam
kerangka penegakan hukum terhadap
hak-hak TKI yang dilanggar baik karena
disengaja ataupun karena kelalaian yang
melawan hukum dari pihak-pihak yang
ber-tanggungjwab dalam penempatan
TKI ke luar negeri.

Oleh karena itu, pada prinsip pelayanan penempatan dan perlindungan


TKI adalah persamaan hak, berkeadilan,
kesetaraan gender serta tanpa diskriminasi. Telah dikemukakan di atas bahwa pada umumnya masalah yang timbul
dalam penempatan adalah berkaitan
dengan hak azasi manusia, maka
sanksi-sanksi yang dicantumkan dalam
Undang-undang tentang penempatan
kerja di luar negeri, cukup banyak berupa sanksi pidana.

Pemerintah melakukan pembinaan


terhadap segala kegiatan yang berkenan
dengan penyelenggaraan Penempatan
dan Perlindungan TKI di luar negeri.
Pembinaan oleh Pemerintah dalam bidang perlindungan TKI dilakukan
dengan: (a). Memberikan bimbingan dan
advokasi bagi TKI mulai dari pra penempatan, masa penempatan dan purna
penempatan; (b). Menfasilitasi penyelesaian perselisihan atau sengketa calon
TKI/TKI dengan Pengguna dan/atau
pelaksana penempatan TKI; (c). Menyusun dan mengumumkan daftar Mitra
Usaha dan Pengguna bermasalah secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; (d). Melakukan
kerjasama internasional dalam rangka
perlindungan TKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bahkan tidak dipenuhinya persyaratan salah satu dokumen perjalanan,


sudah merupakan tindakan pidana. Hal
ini dilandasi pemikiran bahwa dokumen
merupakan bukti utama bahwa tenaga
kerja yang bersangkutan sudah memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri.
Tidak adanya satu saja dokumen, sudah
beresiko tenaga kerja tersebut tidak memenuhi syarat atau illegal untuk bekerja
di negara penempatan. Kondisi ini membuat tenaga kerja yang bersangkutan
rentan terhadap perlakuan yang tidak
manusiawi atau perlakuan yang eks-

71

Untuk menjamin dan mempercepat


terwujudnya tujuan penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri, diperlukan pelayanan dan tanggungjawab
yang terpadu. Untuk mencapai tujuan
tersebut, dibentuk Badan Nasional Penempatan
dan
Perlindungan
TKI
(BNP2TKI). BNP2TKI merupakan lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab kepada Presiden
yang berkedudukan di Ibukota Negara.
BNP2TKI mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri secara
terkoordinasi dan terintegrasi. Untuk melaksanakan fungsinya, Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI
bertugas: (a). Melakukan penempatan
atas dasar perjanjian secara tertulis
antara Pemerintah dengan Pemerintah
negara Pengguna TKI atau Pengguna
berbadan bukum di negara tujuan penempatan; (b). Memberikan pelayanan,
mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai: (1) Dokumen; (2)
Pembekalan akhir pemberangkatan
(PAP); (3) Penyelesaian masalah; (4)
Sumber-sumber pembiayaan; (5) Pemberangkatan sampai pemulangan; (6)
Peningkatan kualitas calon TKI; (7) Informasi; (8) Kualitas pelaksana penempatan TKI; dan (9) Peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

jaan dan penghasilan yang layak, yang


pelaksanaannya dilakukan dengan tetap
memperhatikan harkat, martabat, hak
asasi manusia dan perlindungan hukum
serta pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan hukum nasional. Penempatan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri
perlu dilakukan secara terpadu antara
instansi Pemerintah baik Pusat maupun
Daerah dan peran serta masyarakat dalam suatu sistem hukum guna melindungi TKI yang ditempatkan di luar
negeri.
Supaya penempatan TKI yang bekerja di luar negeri berlangsung lancar,
baik pendistribusian ke negara tujuan,
pengontrolan selama bekerja di negara
tujuan, dan pengembaliannya ke dalam
negeri di tempat tinggalnya, diwajibkan
penepatan TKI dilakukan oleh suatu badan atau instansi yang profesional, yang
statusnya berbadan hukum dan telah
memperoleh ijin dari instansi yang berwenang untuk itu. Menurut UU Nomor 39
Tahun 2004, ada dua badan atau
instansi yang berwenang mengirmkan
TKI bekerja diluar negeri, yaitu badan /
instansi Publik dan Badan / instansi
swasta.
Pelaksanan Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) adalah badan hukum yang
telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.12 Pelaksanaan penempatan TKI
dilakukan antara badan hukum yag mengirim dari dalam negeri dan badan hukum yang menerima di negara tujuan
yang sudah disetujui oleh perwakilan negara Republik Indonesia di negara tujuan. Antara dua badan hukum dalam
negeri dan luar negeri yang melakukan
kegiatan penem-patan TKI dilakukan dalam bentuk per-janjian tertulis.

B. PRA PENEMPATAN TENAGA


KERJA INDONESIA
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat untuk bekerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima
upah.11 Sebelum TKI diberangkatkan ke
luar negeri calon TKI tersebut harus terlebih dahulu memenuhi syarat sebagi
pencari kerja yang akan bekerja di luar
negeri.
Penempatan TKI di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan
hak dan kesempatan yang sama bagi
tenaga kerja untuk memperoleh peker-

Perjanjian Kerja Sama Penempatan


adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan TKI swasta dengan
mitra Usaha atau Pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing-masing

_________________
11
Indonesia, UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri, Pasal 1 Ayat (1).

_________________
12
Ibid., Pasal 1 Ayat (5).

72

pihak dalam rangka penempatan serta


perlindungan TKI di negara tujuan.13
Dalam aktifitas penempatan TKI ada beberapa perjanjian yang harus dibuat selain dari perjanjian kerja sama penempatan, yaitu perjanjian penempatan TKI
dan perjanjian kerja. Perjanjian Penempatan TKI adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan TKI swasta
dengan calon TKI yang memuat hak dan
kewajiban masing-masing pihak dalam
rangka penempatan TKI di negara tujuan
sesuai dengan peraturan perundangundangan. Perjanjian Kerja adalah perjanjian tertulis antara TKI dengan Pengguna yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban masing-masing pihak.

PPTKIS harus memiliki: (a) Perjanjian


kerjasama penempatan; (b) Surat permintaan TKI dari Pengguna; (c) Rancangan perjanjian penempatan; dan (d)
Rancangan perjanjian kerja.15 Surat tersebut diatas harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dari
Perwakilan Republik Indonesia di negara
tujuan.
Setelah pengurusan SIP dilakukan,
PPTKIS melakukan kegiatan perekrutan
dan seleksi terhadap calon TKI yang
akan diberangkatkan. Proses perekrutan
didahului dengan memberikan informasi
kepada calon TKI sekurang-kurangnya
tentang: (a) Tata cara perekrutan; (b)
Dokumen yang diperlukan; (c) Hak dan
kewajiban calon TKI/TKI; (d) Situasi,
kondisi, dan resiko di negara tujuan; dan
(e) Tata cara perlindungan bagi TKI.16
Informasi tentang prekrutan dan seleksi
harus disampaikan secara lengkap dan
benar dengan mendapatkan persetujuan
dari instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan dan disampaikan oleh PPTKIS. Perekrutan calon TKI
oleh PPTKIS wajib dilakukan terhadap
calon TKI yang telah memenuhi persyaratan: (a) Berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun kecuali
bagi calon TKI yang akan dipekerjakan
pada Pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 ( dua puluh
satu) tahun; (b) Sehat jasmani dan
rohani; (c) Tidak dalam keadaan hamil
bagi calon tenaga kerja perempuan; dan
(d) Berpendidikan sekurang-kurangnya
lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) atau yang sederajat.17

Penempatan TKI dilakukan melalui


suatu badan hukum yang telah memperoleh izin rasionya adalah supaya lebih profesional melakukan kegiatan penempatan TKI ke luar negeri dan lebih
memudahkan untuk mempertanggung
jwabkan pelaku-pelaku yang menimbulkan kerugian kepada TKI. Mekanisme
pertanggungjawaban terhadap setiap
badan/instansi yang terkait dalam kegiatan penempatan TKI diperlukan supaya terpenuhi perlindungan TKI sendiri.
Perlindungan TKI adalah segala upaya
untuk melindungi kepentingan calon TKI
/ TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan, baik
sebelum, selama, maupun sesudah
bekerja.
Pra Penempatan TKI diatur dalam
UU Nomor 39 Tahun 2004, dalam Pasal
31 yang kegiatannya meliputi: (1) Pengurusan Surat Izin Pengerahan (SIP);
(2) Perekrutan dan seleksi; (3) Pendidikan dan pelatihan kerja; (4) Pemeriksaan kesehatan dan psikologi; (5)
Pengurusan dokumen; (4) Uji kompetensi; (5) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); dan (6) Pemberangkatan.14 PPTKIS yang akan melakukan
perekrutan wajib memiliki SIP dari Menteri. Untuk mendapatkan SIP tersebut,

Pencari kerja yang berminat ke luar


negeri harus terdaftar pada instansi pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
PPTKIS membuat dan mendatangani
perjanjian penempatan dengan pencari
kerja yang telah dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi dalam proses
perekrutan. PPTKIS bertanggungjawab
penuh terhadap biaya yang diperlukan
dalam perekrutan. Selain perekrutan dan
_________________
15
Ibid., Pasal 32 Ayat (1) dan (2).
16
Ibid., Pasal 34 Ayat (1).
17
Ibid., Pasal 35.

_________________
13
Ibid, Pasal 1 Ayat (8).
14
Ibid., Pasal 31.

73

seleksi terhadap calon TKI juga diberi


pendidikan dan pelatihan kerja agar siap
dalam bidangnya masing-masing untuk
ditempatkan di negara tujuan.

tidak memenuhi syarat kesehatan dan


psikologis.
Calon TKI harus memiliki dokumendokumen yang diperlukan sebagai syarat penempatan TKI di luar negeri. Sebagaimana ketentuan UU Nomor 39
Tahun 2004 Pasal 51 yang berbunyi:
Untuk dapat ditempatkan di luar negeri,
calon TKI harus memiliki dokumen yang
meliputi: (a) Kartu Tanda Penduduk,
Ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran
atau surat keterangan kenal lahir; (b)
Surat keterangan status perkawinan bagi
yang telah menikah melampirkan copy
buku nikah; (c) Surat keterangan izin
suami atau istri, izin orang tua, atau izin
wali; (d) Sertifikat kompetensi kerja; (e)
Surat keterangan sehat berdasarkan
hasil-hasil pemeriksaan kesehatan dan
psikologi; (f) Paspor yang diterbitkan
oleh Kantor Imigrasi setempat; (g) Visa
kerja; (h) Perjanjian penempatan kerja;
(i) Perjanjian kerja, dan Kartu Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri
(KTKLN).19 Perjanjian penempatan TKI
memuat (i) nama dan alamat pelaksana
penempatan TKI swasta; (ii) nama, jenis
kelamin, umur, status perkawinan, dan
alamat calon TKI; (iii) nama dan alamat
calon Pengguna; (iv) hak dan kewajiban
para pihak dalam rangka penempatan
TKI di luar negeri yang harus sesuai
dengan kesepakatan dan syarat-syarat
yang ditentukan oleh calon Pengguna
tercantum dalam perjanjian kerjasama
penempatan; (v) jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuai permintaan
pengguna; (vi) jaminan pelaksana penempatan TKI swasta kepada calon TKI
dalam hal ini Pengguna tidak memenubi
kewajibannya kepada TKI sesuai perjanjian kerja; (vii) waktu keberangkatan calon TKI; (viii) hanya penempatan yang
barus ditanggung oleh calon TKI dan
cara pembayarannya; (ix) tanggung
jawab pengurusan penyelesaian musibah; (x) akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian penempatan TKI oleh
salah satu pihak, dan (xI tanda tangan
para pihak dalam perjanjian penempatan
TKI, yang dibuatrangkap 2 (dua).

Calon TKI diharapkan memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuai dengan


jabatannya. PPTKIS wajib memberi pendidikan dan pelatihan kepada calon TKI
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Sebagaimana UU Nomor 39
Tahun 2004 Pasal 42, berbunyi: Ayat (1)
Calon TKI berhak mendapat pendidikan
dan pelatihan kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan, dan Ayat
(2) Pendidikan dan pelatihan kerja bagi
calon TKI sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) dimaksudkan untuk: (a) Membekali, menempatkan dan mengembangkan kompetensi kerja calon TKI; (b)
Memberi pengetahuan dan pemahaman
tentang situasi, kondisi, adat istiadat,
budaya agama, dan risiko bekerja di luar
negeri; (c) Membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahasa negara tujuan; dan (d) Memberi pengetahuan dan
pemahaman tentang hak dan kewajiban
calon TKI/TKI.18 Calon TKI yang sedang
mengikuti pendidikan dan pelatihan dilarang untuk dipekerjakan, dan bagi
yang tidak lulus ujian pendidikan dan pelatihan tidak berhak untuk ditempatkan
kerja oleh PPTKIS.
Kondisi kesehatan dan psikologis
calon TKI penting untuk diketahui. Karena calon TKI yang akan ditempatkan di
negara tujuan akan bekerja untuk beberapa tahun sesuai kontrak kerja. Sebagai pelaksana PPTKIS wajib memeriksa kesehatan dan psikologis calon TKI
untuk mengetahui tingkat kesiapan psikis serta kesesuaian kepribadian calon
TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan. Setiap calon
TKI wajib mengikuti pemeriksaan kesehatan dan psikologis yang diselenggarakan oleh sarana kesehatan dan lembaga
yang melaksanakan pemeriksaan tersebut yang ditunjuk oleh pemerintah.
Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang

_________________
19
Ibid., Pasal 51.

_________________
18
Ibid., Pasal 42 Ayat (1) dan (2).

74

Setiap TKI yang ditempatkan di luar


negeri, wajib memiliki dokumen KTKLN
yang dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai kartu identitas TKI selama masa
penempatan TKI di negara tujuan dan
hanya dapat diberikan apabila TKI yang
bersangkutan yang telah memenuhi persyaratan dokumen penempatan TKI di
luar negeri, mengikuti Pembekalan Akhir
Pemberangkatan (PAP), serta telah diikut sertakan dalam perlindungan program asuransi. Selama masa tunggu di
penampungan calon TKI berhak mendapat perlakuan yang wajar dan
manusiawi dari pelaksana penempatan
TKI swasta.

pemerintah setempat.
Setiap TKI yang akan kembali ke
Indonesia wajib melaporkan kepulangannya
kepada
Perwakilan
Republik
Indonesia negera tujuan. Pelaporan bagi
TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan dilakukan oleh pelaksana
PPTKIS. Kepulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di daerah asal menjadi
tanggung jawab pelaksana penempatan
TKI. Pengurusan kepulangan TKI meliputi hal: (a). Pemberian kemudahan
atau fasilitas kepulangan TKI; (b). Pemberian fasilitas kesehatan bagi TKI yang
sakit dalam kepulangan; dan (c). Pemberian upaya perlindungan terhadap TKI
dari kemungkinan adanya tindakan pihak-pihak lain yang tidak bertanggung
jawab dan dapat merugikan TKI dalam
kepulangan.

C. MASA PENEMPATAN TENAGA


KERJA INDONESIA
Setiap TKI yang datang di negara
tujuan untuk bekerja wajib melaporkan
diri
kepada
Perwakilan
Republik
Indonesia di negara tujuan. Selanjutnya,
bagi TKI yang bekerja pada pengguna
perseorangan kewajiban melaporkan dilakukan oleh PPTKIS. PPTKIS dilarang
menempatkan TKI yang tidak sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Setiap TKI
wajib mematuhi aturan dan kesepakatan
yang telah ditandatangani oleh PPTKIS
dan TKI tersebut, agar dalam melaksanakan pekerjaannya tidak menyimpang dari hal-hal di luar aturan perjanjian.

PPTKIS hanya dapat membebankan


biaya penempatan kepada calon TKI
untuk komponen biaya: (a). Pengurusan
dokumen jati diri; (b). Pemeriksaan
kesehatan dan psikologi; dan (c). Pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi
kerja. Dalam hal terjadi sengketa antara
TKI dengan PPTKIS mengenai pelaksanaan perjanjian penempatan, maka
kedua belah pihak mengupayakan penyelesaian secara damai dengan cara
bermusyawarah. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai,
maka salah satu atau kedua belah pihak
dapat meminta bantuan instansi yang
bertanggungjawab di bidang ketenaga
kerjaan di Kabupaten/Kota, Provinsi atau
Pemerintah. Deposito hanya dapat dicairkan dalam hal PPTKIS tidak memenuhi kewajiban terhadap calon
TKI/TKI sebagaimana telah diperjanjikan
dalam perjanjian penempatan. PPTKIS
wajib menambah biaya keperluan penyelesaian perselisihan atau sengketa
calon TKI/TKI apabila deposito yang
digunakan tidak mencukupi.

D. PURNA PENEMPATAN TENAGA


KERJA INDONESIA
Setelah pengiriman atau penempatan TKI bekerja di luar negeri tentunya
suatu waktu tertentu TKI yang bersangkutan akan kembali ke tempat tinggalnya di dalam negeri. Menurut Pasal
73 Ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 2004,
kepulangan TKI terjadi karena: (a). Berakhirnya masa perjanjian kerja; (b). Pemutusan hubungan kerja sebelum masa
perjanjian kerja berakhir; (c). Terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyakit di negara tujuan; (d). Mengalami
kecelakaan kerja yang mengakibatkan
tidak bisa menjalankan pekerjaannya
lagi; (e). Meninggal dunia di negara tujuan; (f). Cuti; atau (g). Dideportasi oleh

E. PERMASALAHAN PENEMPATAN
TENAGA KERJA INDONESIA
Bekerja merupakan hak asasi
manusia yang wajib dijunjung tinggi,
dihormati, dan dijamin penegakannya.

75

Oleh karenanya setiap tenaga kerja


mempunyai hak dan kesempatan yang
sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang
layak, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan.

saya menerima tawaran tersebut. Kemudian diketahui orang tersebut bernama Idin, berasal dari Desa lainnya,
yang bekerja sebagai agen pencari TKI
yang memiliki atasan bernama Feri.
Bahwa anak saya bertujuan untuk membantu kehidupan keluarga kami, karena
sebelumnya Erna Sari Binti Sahari sebelumnya sudah pernah berangkat dan
bekerja sebagai TKI Pertama ke
Malaysia tetapi dari Perusahaan (sponsor) lain, dan yang kedua juga per-nah
berangkat ke Abu Dhabi juga dari
Perusahaan (sponsor) lainnya, dan
terakhir berangkat menjadi TKI di negara
Oman. Idin adalah seorang laki-laki yang
tidak diketahui jelas usianya dan kenal
dengan pelapor yang kebetulan juga
warga satu desa, mendatangi rumah
Erna Sari Binti Sahari dan memberitahukan kepada kedua orang tua
korban (pelapor) tentang maksud dan
tujuannya untuk membawa Erna bekerja
sebagai TKI, tanpa memberitahukan kemana akan ditempatkan. Pada saat itu
Idin datang sendiri, dan berusaha menyakinkan kepada Erna untuk menjadi
TKI, dan pada saat itu Erna ditemani
ayah dan ibunya, dan dijanjikan mendapat uang setelah lulus seleksi dan
sudah berada tempat penampungan
akan dibayar dengan uang sejumlah Rp.
2.000.000,- (Dua Juta Rupiah). Bahwa 2
(dua) hari berikutnya Idin datang menjemput anak kami yang mengaku sudah
mengurus surat-surat dari Aparat Desa
(RT,RW, dan Lurah setempat) yang
diperlukan sebelum Erna berangkat dengan Idin, maka Erna Sari Binti Sahari
pun ikut pergi bersamanya dari Cirebon
menuju Jakarta ke rumah atasannya
yang bernama Pak Feri, dan kemudian
Erna ditampung di tempat Penampungan yang diketahui milik PT. Abdillah
Putra Tamala. Sejak Erna Sari Binti
Sahari dibawa Idin berangkat dari rumah, baru 6 (enam) bulan kemudian
saya mendapat telephone darinya, itupun melalui kakaknya (anak saya yang
lain), Saharipun menanyakan mengenai
kabar Erna dan keberadaanya dan Erna
menjawab : saya baik-baik pak dan majikan juga baik, dan saya saat ini berada
di berada di luar negeri di negara
Oman. Delapan bulan kemudian Sahari

Berkaitan dengan perlindungan


HAM dalam bekerja terutamanya dengan tenaga kerja di luar negeri sering
dijadikan obyek perdagangan manusia,
termasuk perbudakan dan kerja paksa,
korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang
melanggar hak asasi manusia, sehingga
negara wajib menjamin dan melindungi
hak asasi warga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip persamaan hak,
demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan
dan keadilan gender, anti diskriminasi,
dan anti perdagangan manusia.
Dilihat dari kasus yang terjadi pada
umumnya, penulis mengambil analisa
hukum terhadap salah kasus yang diterima oleh Komite Independen Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (KOPRTKI) yang beralamat di Jln. Batu Ampar
5, Condet, Jakarta Timur. KOPR-TKI
adalah lembaga sosial kontrol kusus
menangani masalah TKI, yang melakukan klarifikasi tentang penempatan
TKI.20 Kronologis dari berbagai kasus
yang diterima oleh KOPR-TKI tersebut,
adalah: Atas meninggalnya TKI yang
bernama Erna Sari Binti Sahari, lokasi :
Negara Oman. Pengirim: PT. Abdillah
Putra Tamala KEP. 445/MEN/2006 No.
Telp. 021-8014442 Fax: 80877937.
Alamat: Jalan Gardu Kober No. 3-Codet
Balekambang, Jakarta Timur.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari orang tua korban An: Sahari.
Berawal ada orang yang menawarkan
pekerjaan kepada anak pelapor atas
nama Erna Sari binti Sahari untuk bekerja sebagai TKI, karena ingin membantu kedua orang tuanya inilah anak
_________________
20
Komite Independen Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (KOPR-TKI)

76

mendapat telepon dari Erna, yang menerangkan bahwa Erna sudah mau naik
kapal untuk pulang ke daerah, dan saat
pulang nanti dia akan diberikan uang
tambahan dari majikannya dan akan dibelikan baju baru. Pada waktu akan
pulang Erna menelpon kakaknya sekitar
pukul 07.00 Wib dan berpesan agar ditungguin kepulangannya, dan oleh keluarga sampai jam 05.00 Wib pun ditunggu Erna tak kunjung pulang bahkan
sampai esoknya juga tidak jelas kabar
korban kelanjutannya. Sejak terakhir
menelepon baru 3 hari kemudian Sahari
mengetahui Erna anaknya berada di RS
Kramatjati POLRI. Sahari mengetahui
Erna sudah di Rumah Sakit Polri Keramat Jati dari Kenken ( adalah teman
korban sesama TKI yang bertempat
tinggal di Bandung), dimana Kenken
dapat telepon dari Pak Feri (selaku pihak
PJTKI), kemudian Kenken berinisiatif
menelpon keluarga Erna. Setelah mendapat kabar dari Kenken maka Sahari
dan istrinya berangkat ke Jakarta ditemani oleh Idin (agen Pencari TKI ). Idin
mempertemukan Sahari dengan Pak
Feri, dan kemudian bersama-sama menuju RS Polri Kramatjati. Sahari melihat
langsung keadaan Erna sesampainya di
RS Polri , pada saat itu Erna tidak sadar,
kurus kering, mengalami luka fisik (sesuai foto) dan tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang maksimal
dari RS Polri Kramatjati (tidak mendapatkan infus), ditempatkan di kasur yang
diletakkan di lantai, berada di ruangan
untuk orang sakit jiwa, hanya diberikan
pil, kondisi pingsan, posisi mata hitam,
kaki paha dua-duanya hitam, kondisi
badan kurus kering, dengan menggunakan pakaian biasa seperti orang gila
Sehingga Sahari dan istri menangis menyaksikan kondisi fisik Erna serta memeluk Erna. Selama kurang lebih 3 hari
berada di RS Polri Kramatjati Sahari
mendapati Erna anaknya dengan mata
terbuka, tapi tidak bisa bicara, memberikan makanan dengan cara menyuapi
akan tetapi tidak mau makan, tidak juga
diberikan infus, atau tindakan medis
lainnya, bahkan masih tidur di kasur
yang ditempatkan di lantai ruangan tersebut. Sebelum meninggal Sahari dan
istrinya pulang dari Jakarta ke Cirebon

henadak mencari pinjaman uang untuk


biaya perobatan, dan juga mengupayakan mencari jalur alternatif. Akan tetapi pada jam 11.00 siang sebelum
Sahari berangkat ke Jakarta mereka
mendapat telepon dari RS Polri yang
mengatakan : Bapak dan Ibu yang
sabar karena Erna anak bapak sudah
meninggal dunia, maka bapak harus
cepat datang ke sini. Dengan kabar
tersebut pada keesokan harinya Sahari
dan Idin berangkat menuju RS Polri
Kramatjati Jakarta dari Cirebon dengan
berombongan yang biayanya semua
ditanggung pihak perusahaan. Sesampainya Jenazah Erna di kampung maka
biaya pemakaman seluruhnya ditanggung oleh Sahari. Sahari mendapat
uang gaji Erna selama bekerja selama 8
bulan sebesar Rp. 8.703.000,- (Delapan
juta tujuh ratus tiga ribu rupiah). Uang
tersebut diberikan oleh seseorang yang
tidak diketahui namanya dan pekerjaannya, serta hanya memberikan penjelasan secara lisan yang menganjurkan
Sahari untuk menandatangani tanda
terima di selembar kertas pada saat di
RS Polri Kramatjati. Dan selama berada
di Oman Erna tidak memberitahukan
kepada Sahari mengenai besaran Gaji.
Setelah itu Sahari mendatangi Bapak
Warno selaku anggota KOPR TKI Cabang Cirebon untuk mendapatkan keterangan cara memperoleh asuransi (
Cara Pengklaiman ).
Selain kasus tersebut penulis akan
memaparkan kasus lain yang ada kaitannya dengtan permasalahan Perlindungan TKI di luar negeri. Pada tanggal
1 November 200, Sdr. Satibi d.a Desa
Cikedung Lor, RT 03/)4, Kel. Cikedung
Lor, Kab. Indramayu, menjadi Tki di
Korea melalui program G to G yang dilakukan oleh BNP2TKI sesuai dengan
syarat dan ketentuan yang ditetapkan
oleh BNP2TKI, dengan menggunakan
pasapor bernomor R 422567. Pada
tanggal 24 Juli 2011, Sdr. Satibi pulang
ke Indonesia. Selanjutanya, pada tanggal 15 Agustus 2011 Sdr. Satibi melakukan pembuatan KTKLN untuk melengkapi persyaratan dan ketentuan
menjadi TKI di Luar Negeri. Selanjutanya pada tanggal 20 Agustus 2011,

77

Sdr. Satibi menjadi TKI dengan negara


penempatan Korea melalui program G to
G yang dilakukan oleh BNP2TKI sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh BNP2TKI. Pada tanggal 6
November 2012, Sdr. Satibi kembali ke
Indonesia. Rencananya, Sdr. Satibi akan
kembali ke Korea pada tanggal 21
Januari 2013. Pada tanggal 6 November
2012, Satibi melangsungkan pernikahannya dengan Sdri. Cicih Khumaeroh di
Kec. Pangenan, Kab. Cirebon Jawa
Barat. Pada tanggal 9 November sdr.
Satibi meninggal dunia karena sakit di
rumah kediamannya. Pada tanggal 27
November 2012 sebagai perwakilan dari
ahli waris melakukan pengajuan klaim
asuransi melalui BNP2TKI. Setelah dilakukan pengecekan a.n. Satibi, tidak diketemukan data yang menerangkan

bahwa TKI tersebut terdaftar pada keikutsertaan dalam program asuransi.


Dari polemik-polemik yang terjadi terhadap TKI masih banyak lagi masalah yang terjadi di negara penempatan, misalnya: adanya perdagangan
orang, penganiayaan dan perlakuan
kasar dari majikan, Gaji tidak dibayar,
bekerja melebihi waktu kontrak kesepakatan, dan lain sebagainya yang dirasakan tidak manusiawi. Inilah datadata pengaduan dari TKI yang penulis
ambil dari KOPR-TKI untuk dijadikan
acuan kepada pemerintah agar TKI di
luar negeri mendapat perlindungan yang
maksimal agar hak sebagai TKI terpenuhi sesuai dengan porposional sehingga kesejahteraan hidup tercapai.

DATA PENGADUAN TKI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT


KOMITE INDEPENDEN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
LSM KOPR-TKI
Jln. Masjid Al. Khaairat, Wisma 17 kel. Batu Ampar, Kec. Kramatjati
Jakarta Timur Telp/Fax. 021 07 3416
NO

NOMOR PENGADUAN

NAMA TKI

1.

ADU/201302/000545

Damih Bt Yanin

2.

ADU/201205/002590

Dawinah bt Dawi

3.

ADU/201206/002685

Elikah bt Sapro

4.

ADU/201301/000301

Nurjanah bt Kada

5.

ADU/201301/000302

Sunayah bt Ahmad

6.

ADU/201301/000303

Kolah bt Ratna

ALAMAT

GROUP MASALAH
&
PERMASALAHAN
Masa Penempatan
Gaji tidak dibayar oleh
Majikan selama 3 Tahun.

Ds. Cibulus Rt13/05,


Karangpatri,
Pabayuran, Bekasi
Jawa Barat
Kp.
Tipar
Rt7/1, Masa Penempatan
Mekar Baru, Kec. - TKI bekerja sejak Maret
Mekar Tangerang
2010
belum
Jawa Barat
dipulangkan.
- Gaji belum dibayar
Ds. Kalirahayu Rt
Masa Penempatan
01/05,
Losari,
TKI
over
kontrak
Cirebon.
berangkat 8 Sept. 2008,
Jawa Barat
selama bekerja selama 4
bulan TKI tersebut belum
menerima gaji
Tegal Panjang Timur,
Masa Penempatan
Rt
07/04,
TKI bekerja over kontrak,
Rawamakar,
gaji baru dibayar 10
Blanakan, Subang.
bulan, putus komunikasi
Jawa Barat
dengan keluarga
Ds. Sindang Laut II,
Masa Penempatan
Rt
02/02,
Muara
TKI bekerja over kontrak
Blanakan Subang
dan belum dipulangkan
Jawa Barat
Desa Pabedilan Kidul
Masa Penempatan
Rt
02/01,
Kab.
TKI bkerja over kontrak,
Cirebon.
putus komunikasi, gaji
Jawa Barat
tidak
dibayar
oleh
majikan

78

PPTKIS/
NEGARA
PENEMPATAN
Dasa Graha Utama
(Saudi Arabia)

Yanbu Al Bahar
(Saudi Arabia)

Bughsan Labrindo
(Kuwait)

Vita
Indonesia
(Yordania)

Melati

Hosana Adi Kreasi


(Saudi Arabia)

Amri Margatama
(Saudi Arabia)

7.

ADU/201212/005296

Junaenah Muhaad
Sahari

8.

ADU/201212/005226

Siti
Hartati
Khuzaini Dhla

9.

ADU/201212/005227

Rodiyah bt Masud
Ikhsan

Gebang Kulon Rt
01/01, Kec. Gebang,
Kab, Cirebon.
Jawa Barat

10.

ADU/201210/004640

Kasiri bt Wasita

11.

ADU/201210/004602

Juminah bt Kanas

12.

ADU/201210/004599

Eka Zulnida
Nahrawi

Ds. I Rt 01/01, Desa


Jagapura Lor, Kec
Gegesik,
Kab.
Cirebon.
Jawa Barat
Dusun Karangturi Rt
02/04, desa Gebang
Ilir, Kec. Gebang,
Kab. Cirebon.
Jawa Barat
Kp. Pekon Tanjung
Raya, Desa Tanjung
Raya, Kec. Guguh
Balak,
Kab.
Tanggamus.Lampung

13.

ADU/201210/004517

Raminah bt Kimin

14.

ADU/201209/004372

Esih bt Kaman

15.

ADU/201209/004371

Cicih bt Samid

16.

ADU/201209/004369

Rita Rosita bt Lili

17.

ADU/201209/004085

Untung bt Tuheri

18.

ADU/201207/003535

Carsih

19.

ADU/201206/003131

Nurlela

Desa Sindang Karya


Rt 07/06, Serang
Banten.
Jawa Barat

bt

bt

Dusun Tengah Rt
8/03, Ds. Pemanukan
Kab. Subang.
Jawa Barat
Ds. Gempol Karya Rt
04/02, Desa Gempol
Karya, Kec. Tirta
Jaya

Dusun Peudeuy, Rt
19/07
Desa
Siptamarga,
Kec.
Jayakerta
Kp. Bumi Ayu Rt
01/04,
desa
Kertamukti,
Kec.
Haur Wangi, Kab.
Cianjur.
Jawa Barat
Dusun Suka Genah,
Rt
04/04,
Desa
Pinangsari Ciasem,
Kab. Subang.
Jawa barat
Dusun Tegal tangkil,
Desa Jayamukti, Rt
16/04,
Kec.
Blanakan,
Kab.
Subang.
Jawa Barat

Dsn. Anjun, Rt 09/06,


Legon Kulon, Kab.
Subang.
Jawa Barat

79

Purna Penempatan
TKI sdang masa cuti di
Indonesia, tetapi tidak
balik ke majikan krn gaji
selama 1 th tdk dibayar,
dan sering mendapat
perlakukan kasar
dari
anak majikan
Masa Penempatan
TKI bekerja ke Syiria
tidak ada komunikasi
dengan keluarga
Masa Penempatan
TKI bekerja over kontrak,
selama 4 th baru digaji 6
bln
saja,
Tki
mendapatkan perlakuan
kasar
dari
majikan
perempuan
Masa Penempatan
TKI bekerja over kontrak
sudah dua tahun putus
komunikasi dan gaji tidak
dibayarkan
Masa Penempatan
Tki skr berada dalam
tahanan polisi sudah 4
bulan, dan gaji selama 9
bulan belum dibayar.
Masa Penempatan
TKI bekerja over kontrak,
gaji
tdak
dikirmkan,
putus komunikasi dgn
keluarga, majikan tidak
sesuai dgn PK.
Masa Penempatan
TKI bekerja over kontrak,
gaji tdk dibayar 1 th,
putus komunikasi
Masa Penempatan
TKI bekerja baru digaji 4
bln, dan bulan-builan
berikuktnya
belum
dibayar dan TKI masih
berada di Saudi Arabia
Purna Penempatan
TKI sudah habis kontrak
tetapi sampai sekarang
belum dipulangkan
Masa Penempatan
TKI bekerja di saudi
Arabia selama 2 th,
tetapi selama 10 bulan
gaji belum dibayar oleh
majikan
Masa Penempatan
TKI bekerja dari tahun
2009
tidak
ada
komunikasi
dengan
keluarga
Purna Penempatan
TKI dipulangkan oleh
majikan
ke
Medan
(Polonia),
selama
1
minggu ditolong warga
dan diberi ongkos Rp
50.000,- untuk plng ke
Subang. Gaji tdk dibayar
hanya diberi cek ttp tdk
bisa
dicairkan
di
Indonesia
Masa Penempatan
Pekerjaan tdk sesuai
(PK),
yang
akan
dipekerjakan
sebagai

Arunda Bayu
(Saudi Srabia)

Almina Indah
(Syiria)

Trisula
Mandiri
(Kuwait)

Bintang

Baba Metro Utama


(Yordania)

Andromeda Graha
(United
Arab
Emirates)

Al Hikmah Jaya
Bhakti
(Saudi Arabia)

Berkah
Guna
Selaras
Saudi Arabia)
Arya Duta Bersama
(Saudi Arabia)

Almanar
Tiara
Abadi
(Saudi Arabia)
Pancaran batusari
(Saudi Arabia)

Marba Safar Intisar


(Saudi Arabia)

Malaysia

Sekar
Lestari
(Taiwan)

tanjung

20.

ADU/201206/002865

Wasina bt Carsadi

21.

ADU/201206/00263

Dian Pitaloka

Dsn. Sumbadra, Rt
01/05 Ds. Mekar sari,
Kec. Patrol, Kab.
Indramayu.
Jawa Barat
Kp. Siluman rt 04/04,
Ds.
Mangunjaya,
Kec.
Tambun
Selatan, Kab. Bekasi.
Jawa barat

pekerja pabrik tetapi


dipekerjakan sbg pekerja
rmh tangga, tabungan
tidak bisa diambil atau
diurus ke bank oleh PT
dan TKI
Masa Penempatan
Gaji tidak dibayar selama
16 bulan, dan putus
komunikasi
dengan
keluarga
Masa Penempatan
TKi bekerja over kontrak,
putus komunikasi dgn
kel. Gaji tdk dibayar
selama 18 bln

Bidar Timur
(Syiria)

Berkah
Selaras
(Syiria)

Sumber diperoleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat Komite Independent


Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia LSM (KOPKAR TKI)

Dengan memperhatikan data-data


tersebut, permasalahan mengenai perlindungan TKI sangatlah kompleks dan
tidak maksimal diawasi oleh pemerintah
Indonesia. Jadi, setiap TKI wajib memiliki dokumen KTKLN yang dikeluarkan
oleh Pemerintah, dan PPTKIS bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai
dengan perjanjian penempatan. TKI
yang ditempatkan keluar negeri harus lulus dalam uji kompetensi kerja. PPTKIS
wajib melaporkan setiap keberangkatan
dan kedatangan calon TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. Untuk mewakili kepentingannya,
PPTKIS wajib mempunyai perwakilan di
negara TKI ditempatkan, agar tidak terjadi kekeliruan di dalam penempatan
bidang pekerjaan TKI.

2. Bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar


negeri;
3. Berkewajiban;
a. Menjamin hak-hak calon TKI/TKI,
baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun
yang berangkat secara mandiri.
b. Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI.
c. Membentuk dan membangun sistem informasi penempatan TKI di
luar negeri.
d. Melakukan upaya diplomatik untuk
menjamin pemenuhan hak dan
perlindungan TKI.
e. Memberikan perlindungan kepada
TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa penempatan,
dan masa purna penempatan.

Dari uraian permasalahan diatas


seharusnya pemerintah berusaha untuk
memberikan perlindungan terhadap hak
dan kewajiban para TKI yang bekerja di
luar negeri. Karena pada bab II Pasal 5
sampai dengan pasal 7 UU Nomor 39
Tahun 2004, mengatur tentang tugas,
tanggung jawab, dan kewajiban pemerintah. Adapun tugas, tanggung jawab
dan kewajiban dimaksud, yaitu:

Untuk merealisasikan tujuan, tugas,


tanggung jawab, dan kewajiban pemerintah, yang dimuat di dalam UU Nomor
39 Tahun 2004, maka pemerintah harus
membuat aturan pelaksanaannya. Suatu
undang-undang tidak akan dapat terlaksana tanpa dibuat aturan-aturan yang
lebih konkrit tentang tata cara menjalankan undang-undang yang telah dibentuk. Adapun peraturan-peraturan pelaksana yang berhubungan dengan UU
Nomor 39 Tahun 2004, yaitu: (a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Mentekertrans)
No. PER-07/MEN/IV/2005 tentang Standar
Tempat Penampungan Calon Tenaga

1. Bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan, dan perlindungan TKI di luar negeri;

80

Guina

Kerja

Indonesia;

(b)

Surat

Edaran

nempatan Tenaga Kerja Indonesia


(SIPPTKI) harus mempunyai perwakilan
untuk mewakili kepentingan PPTKIS, di
negara TKI ditempatkan. Memang di dalam poin ke- (iv) berjudul Pelaksanaan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) sudah diatur dalam
butir (n) tentang badan hukum perwakilan di negara TKI ditempatkan yang
mengurusi kepentingan PPTKIS. Tetapi,
hal ini masih sangat abstrak alias belum
konkret. Sebab, tidak dijelaskan apa saja
kepentingan yang harus diurus oleh badan perwakilan itu, bagaimana PPTKIS
dengan badan perwakilan melakukan
pengawasan TKI yang sudah ditempatkan secara terpencar di negara tujuan, bagaimana cara badan perwakilan
itu melakukan pengawasan TKI yang
begitu banyak dan terpencar di seluruh
wilayah negara tempat perwakilan berada, bagaimana cara memperoleh informasi secara berkala dari TKI yang
berada di wilayah negara TKI ditempatkan. Hal-hal seperti inilah belum diatur di dalam pokok persoalan pembinaan pengawasan yang dimuat di dalam SEMENTEKERTRANS No: SE.433/MEN/PKK-

Mentekertrans
RI
No:
SE-433/MEN/PKKSES/VII/2005 tentang Peranan dan Tinda-

kan Nyata Pengawasan Ketenaga


kerjaan dalam Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri; (c) Peraturan Mentekertrans RI
No: PER-05/MEN/III/2005 tentang Ketentuan Sanksi Administratif dan Tata
Cara Penjatuhan Sanksi Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri.

SEMENTEKERTRANS RI NO: SE-433/


MEN/PKK-SES/VII/2005
Di dalam SEMENTEKERTRANS ini
mengatur beberapa pokok persoalan,
yaitu: (a) Pembinaan pengawasan; (b)
Monitoring dan evaluasi; (c) Tindakan
hukum (law enforcement); dan (d) Pelaporan. Keempat pokok persoalan ini
menjadi semacam judul bab walaupun
tidak di buat perbab yang diatur di dalam
SEMENTEKERTRANS.
Pembinaan pengawasan; Di dalam
pengaturan pembinaan pengawasan ini
hampir semua butir-butir yang diaturnya
masih bersifat formal, belum bersifat teknis. Misalnya di dalam pokok pembinaan
dan pengawasan ada 4 (empat) persoalan yang dimuat, yaitu (i) dilarang
perseorangan melakukan penempatan
TKI ke luar negeri; (ii) semua TKI harus
mengerti hak dan kewajiban sehingga
bersedia menempuh prosedur bekerja
ke luar negeri sesuai dengan prosedur
yang berlaku; (iii) perusahaan yang menempatkan TKI ke luar negeri harus memenuhi syarat-syarat, misalnya memiliki
izin dari menteri; (iv) PPTKIS agar mengetahui semua hak dan kewajibannya,
misal memiliki izin dari menteri.

SES/VII/2005.

Begitu juga halnya dengan pokok


persoalan monitoring dan evaluasi
yang dimuat di dalam SEMENTEKERTRANS
ini. Di dalam monitoring dan evaluasi
ada yang disebut dengan kelompok kerja (pokja) yang efektif untuk: menghimpun dan mengelola data TKI yang
sedang, telah, dan akan ditempatkan di
luar negeri. Hal inipun menurut penulis
masih abstrak belum konkret. Sebab,
hanya bersifat pasif mengumpulkan dan
mengelola data. Seyogyanya pokok persoalan monitoring dan evaluasi ini harus
lebih diarahkan kepada bagaimana memonitoring dan mengevaluasi TKI yang
sudah ditempatkan. Monitoring ini dilakukan harus langsung kelapangan dimana para TKI diwilayah negara di tempatkan terutama kepada TKW, karena
monitoring lapangan inilah yang paling
evektif membantu dan mengantisipasi
tindakan kesewenang-wengan majikan
kepada TKI terutama TKW.

Dari keempat pokok yang diatur di


dalam pembinaan pengawasan ini belum
bersifat konkrit untuk melakukan pembinaan dan pengawasan TKI di luar negeri. Seyogyanya pengaturan pembinaan pengawasan ini lebih diarahkan kepada bersifat teknis, misalnya setiap
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) yang telah
memiliki Surat Izin Pelaksanaan Pe-

81

Sama halnya juga terjadi pada


pokok persoalan pelaporan yang diatur
di dalam SEMENTEKERTRANS. Ketentuan ini hanya memberikan himbauan
kepada kepala dinas/instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenaga
kerjaan. Seharusnya pelaporan ini ditujukan kepada PPTKI baik swasta maupun pemerintah, agar membuat laporan
secara periodik tentang data-data TKI
yang masih berada di luar negeri, yang
sudah pulang ke dalam negeri, yang
akan diberangkatkan, dan kondisi atau
keadaan TKI yang masih di luar negeri
(apakah semua TKI yang ditempatkan di
luar negeri masih dapat dihubungi secara berkala, dan apakah ada TKI yang
sudah kehilangan jejak). Dengan adanya
laporan-laporan seperti ini, hal inilah
yang seharusnya diatur secara khusus di
dalam peraturan pelaksana, sehingga
upaya perlindungan TKI lebih dapat
dioptimalkan.

dari undang-undang di atasnya. Akan


tetapi, alasan yang paling mendasar menurut penulis peraturan pelaksanaan UU
Nomor 39 Tahun 2004 belum mampu
merumuskan secara konkrit, yaitu belum
mampu mengatur seperti apa dan bagai
mana cara pengaturan perlindungan TKI
di luar negeri.

F.

KESIMPULAN
Menurut penulis UU Nomor 39
Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri Belum Melindungi Tenaga
Kerja Indonesia. Sebab, berdasarkan
penelitian secara sistimatik yang dilakukan penulis terhadap peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga
kerja di luar negeri belum secara jelas
mengatur cara melindungi TKI yang sudah di tempatkan di berbagai wilayah
negara tujuan. Sehingga PPTKIS banyak yang kehilangan jejak terhadap TKI
yang ditempatkan. Kehilangan jejak inilah faktor utama yang menyebabkan
lamanya penderitaan TKI atas kebiadaban sang majikan. Oleh karena itu, penulis berpendapat UU Nomor 39 Tahun
2004 dan peraturan dibawahnya belum
hirarkis dengan UUD 1945 dan belum
mempunyai kualitas sebagai peraturan
perundang-undangan.

PERMENTEKERTRANS RI NO. PER07/MEN/IV/2005


Peraturan inipun menurut penulis
tidak banyak membantu penyelesaian
permasalahan TKI di luar negeri. Sebab,
aturan ini masih ditujukan kepada pengaturan-pengaturan di dalam negeri.
Sedangkan persoalan yang paling banyak terjadi terhadap TKI adalah perbuatan sewenang-wenang majikan. Jadi,
seyogyanya peraturan menteri sebagai
peraturan pelaksana UU Nomor 39
Tahun 2004, harus lebih mengutamakan
peraturan teknis melindungi TKI yang
sudah berada di luar negeri.

Seharusnya UU Nomor 39 Tahun


2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri
agar dapat melindungi pekerja yang bekerja di luar negeri, harus membuat aturan yang lebih konkrit tentang cara mengetahui data penempatan TKI di negara
tujuan. Harus ada ketentuan bagaimana
caranya PPTKIS itu secara periodic
memperoleh informasi dari pekerja TKI
yang sudah di tempatkan. Sehingga
PPTKIS dan pemerintah melalui KBRI
dapat melakukan tindakan perlindungan
hukum secepat dan seoptimal mungkin.
Jadi tidak lagi penanganan kasus dilakukan apabila penderitaan TKI sudah
lama dan parah. Kalau ini masih terjadi
berarti politik penguasa negara telah
gagal melaksanakam misinya sesuai
dengan visi negara yang ada di dalam
UUD 1945.

SURAT MENTEKRTRANS NO. B-600/


MEN/SJ-HK/VIII/2005 Perihal Penggantian perumahan serta pengobatan
dan perawatan. Peraturan inipun bukan
solusi mengatasi persoalan TKI di luar
negeri.
Ketentuan yang diatur di dalam
peraturan pelaksanaan UU Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri, belum memberikan perlindungan terhadap TKI. Tentu aturan
yang diatur di dalam aturan pelasana
merupakan pengejewantahan aturan

82

Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.

Hemat penulis menyarankan supaya


dilakukan perubahan atau revisi terhadap UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI
di Luar Negeri, berikut peraturan yang
ada dibawahnya. Perlu ditambahkan
bahwa peraturan pelaksana di bawah
UU Nomor 39 Tahun 2004 harus diganti
kepada aturan yang lebih konkrit. Umpamanya, bagaimana caranya PPTKIS
tetap dapat senantiasa atau secara
periodik berkomunikasi dengan TKI yang
sudah ditempatkan.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 39


Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga kerja Indonesia di
Luar Negeri.
Komite Independen Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (KOPR-TKI)
PERMENTEKERTRANS RI NO. PER-07/MEN/
IV/2005
SEMENTEKERTRANS RI NO: SE-433/MEN/
PKK-SES/VII/2005
SURAT MENTEKRTRANS NO. B-600/MEN/SJHK/VIII/2005

DAFTAR PUSTAKA
Wahyono, Padmo. 1982, Indonesia Negara
Berdasar Atas Hukum. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Manan, Bagir. 1995. Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara.
Bandung: Mandar Maju.

83

Bentuk Penanggulangan dan Perlindungan terhadap Anak


yang berhadapan dengan Hukum (ABH)
Nunuk Sulisrudatin, SH,SiP,Msi.
Fakultas Hukum Unsurya
Abstrack
Masalah anak-anak sangat menarik untuk dibicarakan, apalagi pada saat ini anak-anak yang berhadapan
dengan hukum (ABH) menunjukkan presentase yang cukup memprihatinkan. Hal tersebut menimbulkan
dampak-dampak yang negatif, baik bagi anak-anak sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.
Masalah ABH bukan saja merupakan gangguan keamanan dan ketertiban tetapi juga merupakan bahaya
yang dapat mengancam masa depan masyarakat suatu bangsa, oleh karena mereka adalah "a generation
who will one day become our national leader". Salah satu persoalan besar dalam ABH adalah masalah
pemidanaan yang berakibat efek buruk terhadap perkembangan anak. Pemidanaan kerap mendatangkan
cap buruk pada seseorang apalagi bagi anak yang berujung destruktif terhadap kehidupannya yang masih
panjang diharapkan. Menyadari akan hal ini maka kita semua harus bertanggung jawab atas masa depan
anak-anak ini. Penanganannya terutama dalam hal pembinaan ABH harus dilakukan secara khusus
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial anak. Artikel ini
merekomendasikan diproduksinya peraturan perundangan yang memberikan kepastian hukum dalam
penyelesaian melalui jalur non-litigasi.
Kata Kunci: Pembinaan terhadap Anak, Kebijakan Penal

bencian, mengembalikan kesimbangan dalam masyarakat dan melibatkan anggota masyarakat dalam
upaya pemulihan.

PENDAHULUAN
Permasalahan besar dalam praktik
perlindungan anak-anak yang berhadapan
dengan hukum (ABH) adalah kesenjangan
yang besar antara kerangka konseptual
dan kerangka kebijakan penanganannya
dengan praktik yang terjadi di banyak tempat di Indonesia. Anak Berhadapa n dengan Hukum (ABH) membutuhkan bentuk
kebijakan dan penanganan negara yang
tepat dan mampu memberikan keadilan
bagi korban, pelaku, maupun masyarakat
secara keseluruhan. Penerapan keadilan
dalam penanganan ABH terdiri dari 3(tiga)
paradigma yaitu:
1. Paradigma retributive justice, yaitu
menekankan keadilan pada pembalasan, anak diposisi sebagai objek,
penyelesaian hukum tidak seimbang.
2.

Paradigma retritutive justice, yaitu menekankan keadilan atas dasar pemberian ganti rugi.

3.

Paradigma restorative justice, yaitu


menekankan keadilan atas dasar perbaikan atau pemulihan keadaan, berorientasi pada korban, memberi kesempatan pada pelaku untuk mengungkapkan rasa penyesalan pada
korban dan sekaligus bertanggung
jawab, memberi kesempatan kepada
pelaku dan korban untuk bertemu untuk mengurangi permusuhan dan ke-

Sistem Peradilan di Indonesia, seperti


peradilan pidana pada umumnya di
negara-negara lain bersifat retributive yaitu
lebih menitikberatkan pada penghukuman
pelaku. Orientasi penghukuman ini bertujuan untuk melakukan pembalasan dan
pemenuhan tuntutan kemarahan publik
akibat perbuatan pelaku. Dalam konteks
hukum acara pidana, Sudarto menegaskan bahwa aktivitas pemeriksaan tindak
pidana yang dilakukan oleh polisi, jaksa,
hakim dan pejabat lainnya haruslah
mengutamakan kepentingan anak atau
melihat kriteria apa yang paling baik untuk
kesejahteraan anak yang bersangkutan
tanpa mengurangi perhatian kepada
kepentingan masyarakat.1
Sementara itu dari perspektif ilmu pemidanaan, Paulus Hadisuprapto meyakini
bahwa penjatuhan pidana terhadap anak
nakal (delinkuen) cenderung merugikan
perkembangan jiwa anak di masa mendatang.2 Kecenderungan merugikan ini aki1Sudarto,

Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung:


Alumni,1980), Hal. 5-6
2Paulus Hadisuprapto, Pemberian Malu Reintegratif sebagai
Sarana Non penal Penanggulangan Perilaku Delikuen Anak,
(Semarang:
Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro,

84

bat dari efek penjatuhan pidana terutama


pidana penjara, yang berupa stigma (cap
jahat). Dikemukakan juga oleh Barda
Nawawi Arief, pidana penjara dapat memberikan stigma yang akan terbawa terus
walaupun yang bersangkutan tidak melakukan kejahatan lagi. Akibat penerapan
stigma bagi anak akan membuat mereka
sulit untuk kembali menjadi anak baik. 3

anak dalam penderitaan yang panjang


akibat pengalamannya dalam proses
pemeriksaan peradilan, apalagi dalam
hal profesionalisme aparat penegak
hukum terhadap anak masih sangat
memprihatinkan. Dalam kondisi yang
demikian, terjadinya viktimisasi korban
dalam proses peradilan (anak) yang
lazim disebut sebagai viktimisasi
struktural tidak dapat dihindarkan.

Dalam kaitan ini, R.M. Jackson bahkan mengemukakan bahwa pidana penjara termasuk jenis pidana yang relatif
kurang efektif. Berdasarkan hasil studi
perbandingan efektivitas pidana, angka
perbandingan rata-rata pengulangan atau
penghukuman kembali (reconviction rate)
orang yang pertama kali melakukan kejahatan berbanding terbalik dengan usia
pelaku.4 Revonviction rate yang tertinggi,
terlihat pada anak-anak, yaitu mencapai
50 persen. Angka itu lebih tinggi lagi
setelah orang dijatuhi pidana penjara
daripada pidana bukan penjara.

Seperti yang telah dijelaskan diatas


bahwa kejahatan yang dilakukan anakanak merupakan suatu hal yang cukup
sensitif untuk dibahas dikarenakan anak
digolongkan ke dalam kaum rentan yang
sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai
korban daripada pelaku dalam beberapa
kasus yang terjadi. Oleh karena itu pula,
anak mendapatkan perlakuan khusus dalam penanganan proses pidananya. Salah
satu bentuk keadilan yang menekankan
pada perbaikan akibat yang terjadi yang
diakibatkan oleh tindak pidana anak dengan mendayagunakan proses restorative.

Dengan demikian dapat dikemukakan


kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan pidana bagi anak akan
menimbulkan berbagai dampak negatif yang justru akan menjadi faktor
kriminogen. Dengan demikian, maka
penggunaan hukum pidana sebagai
sarana penanggulangan tindak pidana
yang dilakukan oleh anak justru
menimbulkan implikasi yuridis yang
sangat serius. Kegagalan memberikan
perlindungan kepada anak dari kemungkinan menjadi residivis juga
menjadi hal yang harus diperhatikan
oleh masyarakat, mengingat anak
hakikatnya merupakan generasi penerus bangsa yang akan meneruskan
kelanjutan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2.

Dengan memperhatikan semua kepentingan yang terlibat dalam tindak pidana anak tersebut yaitu kepentingan
korban, pelaku maupun masyarakat saksi
serta pihak terkait untuk bersama-sama
mencari penyelesaian yang adil dengan
menekankan pada proses healing atau
penyembuhan ke kondisi semula. Sementara diversi berarti pengalihan penyelesaian perkara anak dari peradilan pidana
ke proses luar peradilan dengan menggunakan asas perlindungan, keadilan non
diskriminasi dan kepentingan terbaik bagi
anak. Langkah pemidanaan dianggap sebagai upaya hukum terakhir.
UU No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) yang
disahkan DPR memberikan solusi terbaik
bagi pelaku kejahatan anak dan korbannya, karena apabila undang-undang itu
sudah dijalankan, maka penyelesaian perkara anak bisa lebih adil. Berdasarkan
pada pernyataan Dirjen HAM bahwa UU
ini akan berlaku secara efektif pada tahun
2019 nanti. Namun sejak 1 Agustus 2014
akan mulai diberlakukan sambil terus
mempersiapkan semua kelengkapan, mulai dari sumber daya manusia, sarana dan

Penerapan pidana bagi anak juga


akan menjadi faktor viktimogen yang
juga sangat berpeluang menempatkan

2003)
3Barda

Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam


Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara,
(Bandung: Citra Aditya Bakti,
1994), Hal. 25
4R.M.Jackson, Enforcing the Law, (Pelican Book: 1972), Hal.
79

85

2. Pencegahan tanpa pidana (prevention


without punishment) dan

pelatihan bagi penyidik termasuk proses


sertifikasi bagi polisi anak, mahkamah
agung anak dan pihak-pihak terkait lain
yang dikhususkan pada penanganan
SPP. 5

3. Mempengaruhi pandangan masyarakat


mengenai kejahatan dan pemidanaan
lewat media massa (influencing views
of society on crime and punishment
through mass media). 6

UU Nomor 11 Tahun 2012 Tentang


Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)
yang diundangkan pada tanggal 30 Juli
2012 merupakan pengganti UU Nomor 3
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
yang efektif mulai berlaku setelah 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal diundangkan. Alasan utama pengganti UU tersebut
dikarenakan UU Nomor 3 Tahun 1997
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat
karena secara komprehensif belum memberikan perlindungan dan tidak berorientasi pada kepentingan terbaik bagi anak
yang berhadapan dengan hukum.

Dengan demikian upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat


dibagi dua yaitu jalur, yakni sarana penal
(hukum pidana) dan lewat jalur non penal
(bukan/diluar hukum pidana). Dalam pembagian Hoefnagels di atas, upaya-upaya
yang disebut dalam butir (b) dan (c) dapat
dimasukkan dalam kelompok upaya nonpenal. Secara kasar dapatlah dibedakan,
bahwa upaya penanggulangan kejahatan
lewat jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat repressive (penindasan/pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan
terjadi, sedangkan jalur nonpenal lebih
menitikberatkan pada sifat preventive
(pencegahan/penangkalan/pengendalian)
sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan kasar, karena tindakan
represif pada hakikatnya juga dapat dilihat
sebagai preventif dalam arti luas. 7

Oleh karena itu disusunlah UndangUndang Pengadilan Anak yang berperspektif HAM dengan pendekatan Restorative justice, yang diikuti dengan peningkatan kapasitas aparat penegak
hukum yang berperspektif HAM untuk
menangani ABH juga partisipasi masyarakat dalam menangani ABH melalui pendekatan restorative justice yang berbasis
masyarakat. Sehingga diharapkan nantinya tidak ada lagi anak-anak yang mengalami pemenjaraan di lembaga pemasyarakatan tetapi dilakukan pembinaan secara
mental spiritual di panti-panti sosial untuk
mendekatkan pembinaan kepada keluarga.

Sebagai suatu sistem penegakan hukum pidana, UU SPPA memiliki tiga aspek
penegakan hukum, yaitu aspek hukum
pidana material, aspek hukum pidana
formal dan aspek hukum pelaksanaan
pidana. Aspek hukum pidana material
dalam UU SPPA, terlihat dari diaturnya
ketentuan tentang diversi, batas umur pertanggungjawaban pidana Anak, pidana
dan tindakan. Sedangkan mengenai aspek
hukum pidana formalnya terlihat dari diaturnya ketentuan tentang prosedur beracara pada tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sidang di pengadilan,
penjatuhan putusan serta pemberian
petikan dan salinan putusan. Aspek dan
dimensi pemeriksaan di sidang pengadilan, kemudian penjatuhan putusan, di-

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN
TINDAK PIDANA
Kebijakan penanggulangan kejahatan
atau yang biasa dikenal dengan istilah
politik kriminil, dapat meliputi ruang lingkup
yang cukup luas. Hoefnagels (dalam Arief,
1996) menggambarkan upaya penanggulangan kejahatan dapat ditempuh dengan :
1. Penetapan hukum pidana (criminal
law application).

6Didik

M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi


Perlindungan Korban Kejahatan, (Jakarta: Raja Grafindo,
2007), Hal. 43
7Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan
Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001), Hal.
56

5Kun

Agung Sumarmo, Peradilan Anak di Indonesia Diklaim


Terbaik Sedunia, (www.detikNews.com, Senin, 23/12/2013,
Jakarta).

86

lanjutkan dengan penandatanganan petikan dan salinan putusan dilakukan Hakim


sebagai proses menjalankan hukum acara
pidana.

3) pengawasan.
c. Pelatihan kerja;
d. Pembinaan dalam lembaga; dan
e. Penjara.

Sedangkan, menyangkut aspek hukum pelaksanaan pidana dapat dilihat dari


diaturnya ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi Bapas (Balai Pemasyarakatan), LPAS (Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial), dan
LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus
Anak). Selain itu dalam UU SPPA juga
mengatur ketentuan pidana bagi Polisi,
Jaksa, Hakim, Pejabat Pengadilan dan
Penyebar Informasi yang terdapat ketentuan Pasal 96, Pasal 97, Pasal 98,
Pasal 99, Pasal 100, dan Pasal 101 UU
SPPA. Dengan demikian dalam undangundang SPPA ada beberapa substansi
yang cukup krusial, diantaranya;
1. Usia pertanggungjawaban anak (1218 tahun), serta batasan usia anak
yang bisa dikenakan penahanan (14-18
tahun).
Hal ini tercantum dalam pasal 1 butir 3 ;
Anak yang Berkonflik dengan Hukum
yang selanjutnya disebut Anak adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas)
tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Sedangkan
untuk penahanan, diatur dalam pasal
32 ayat 2.

(2) Pidana tambahan terdiri atas:


a. Perampasan keuntungan yang
diperoleh dari tindak pidana;
atau
b. Pemenuhan kewajiban adat.
(3) Apabila dalam hukum materiil diancam pidana kumulatif berupa
penjara dan denda, pidana denda
diganti dengan pelatihan kerja.
(4) Pidana yang dijatuhkan kepada
Anak dilarang melanggar harkat
dan martabat Anak.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
bentuk dan tata cara pelaksanaan
pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur dengan Pemerintah.
Tindakan (pasal 82 ayat 1 ) yang dapat
dikenakan kepada Anak meliputi:
a. pengembalian
kepada
orang
tua/Wali;
b. penyerahan kepada seseorang;
c. perawatan di rumah sakit jiwa;
d. perawatan di LPKS;
e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau pelatihan yang diadakan oleh pemerintah atau badan
swasta;
f. pencabutan surat izin mengemudi;
dan/atau
g. perbaikan akibat tindak pidana

2. Diversi, yaitu pengalihan penyelesaian


perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.
(Pasal 1 butir 7)
Dengan syarat :
o Diancam dengan pidana penjara di
bawah 7 (tujuh) tahun; dan
o Bukan merupakan pengulangan
tindak pidana. (pasal 7 ayat 2)

5. Tidak diperkenankan untuk mempublikasikan perkara anak.


6. Pengaturan sanksi pidana dan sanksi administratif terhadap petugas dan
aparat yang tidak menjalankan tugas
pokok, fungsi, serta kewenangan.

3. Syarat, tata cara, dan jangka waktu


penangkapan dan penahanan. Diatur
dalam BAB III pasal 30 40
4. Jenis pemidanaan, dan tindakan.
(1) Pidana pokok bagi Anak terdiri atas:
a. Pidana peringatan;
b. Pidana dengan syarat:
1) pembinaan di luar lembaga;
2) pelayanan masyarakat; atau

7. Jangka waktu persiapan infrastruktur


selama lima tahun sejak UU diberlakukan.
Secara yuridis-filosofis, penggunaan
hukum pidana sebagai sarana penanggu-

87

dilakukan seorang anak. SPPA bertujuan


untuk menjaga harkat dan martabat anak,
kemudian anak berhak mendapatkan perlindungan khusus, terutama pelindungan
hukum dalam sistem peradilan. Oleh karena itu, SPPA tidak hanya ditekankan pada penjatuhan sanksi pidana bagi anak pelaku tindak pidana, melainkan juga difokuskan pada pemikiran bahwa penjatuhan
sanksi dimaksudkan sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan anak pelaku tindak pidana tersebut.

langan kejahatan yang dilakukan oleh


anak pada dasarnya bersifat dilematis. Di
satu sisi, penggunaan hukum pidana sebagai sarana penanggulangan kejahatan
yang dilakukan anak dengan menempatkan anak sebagai pelaku kejahatan
akan menimbulkan dampak negatif yang
sangat kompleks, tetapi di sisi lain penggunaan hukum pidana sebagai sarana penanggulangan kejahatan anak justru dianggap menjadi pilihan yang rasional
dan legal. Dengan konstruksi pemikiran
yang demikian, dapat dikemukakan, bahwa upaya penanggulangan dengan menggunakan sarana hukum pidana lebih bersifat korektif, sedangkan upaya penanggulangan kejahatan dengan menggunakan
sarana non hukum pidana lebih bersifat
causatif.

Tujuan diberikannya perlindungan hukum bagi pelaku kejahatan adalah untuk


menghormati hak asasi si pelaku agar nasibnya tidak terkatung-katung, adanya
kepastian hukum bagi pelaku serta menghindari perlakuan sewenang-wenang dan
tidak wajar8. Sedangkan konsepsi perlindungan anak meliputi ruang lingkup
yang luas, dalam arti bahwa perlindungan
anak tidak hanya mengenai perlindungan
atas jiwa dan raga anak, tetapi mencakup
pula perlindungan atas semua hak serta
kepentingannya yang dapat menjamin
pertumbuhan secara wajar, baik secara
rohani, jasmani maupun sosialnya sehingga diharapkan dapat menjadi orang
dewasa yang mampu berkarya.9

Untuk itu, diperlukan upaya mewujudkan kebijakan penanggulangan kejahatan secara terpadu (integral), maka dalam
konteks kebijakan penanggulangan kejahatan anak, hal tersebut perlu dimodifikasi,
bukan hanya politik kesejahteraan masyarakat dan politik perlindungan masyarakat
secara umum, melainkan diarahkan secara khusus pada politik kesejahteraan
anak dan politik perlindungan hak-hak
anak, baik anak pada umumnya maupun
anak yang menjadi anak pelaku kejahatan
(delinquent children) atau korban kejahatan (neglected children) orang dewasa.
Sehingga perlu perhatian dan sekaligus
pemikiran yang menghasilkan kebijakan
yang strategis yang mendasarkan pada
pemikiran, bahwa anak-anak adalah tunas
harapan bangsa yang akan melanjutkan
eksistensi nusa dan bangsa untuk selamalamanya.

Khusus untuk anak yang berhadapan


dengan hukum, menurut Pasal 64 ayat (1)
UU Perlindungan Anak, diarahkan pada
anak-anak yang berkonflik dengan hukum
dan anak korban tindak pidana. Berdasarkan Pasal 64 ayat (2) UU Perlindungan
Anak, perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dilaksanakan
melalui:
1. Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan
hak-hak anak;

PERLINDUNGAN TERHADAP ABH


Dalam kerangka kebijakan perlindungan anak terdapat mekanisme terbaik
untuk penanganan ABH, yaitu yang disebut dengan Peradilan Restoratif (restoration justice). Komite Perlindungan Rehabilitasi Sosial ABH mendefinisikan Peradilan Restoratif yaitu, Proses penanganan
yang melibatkan semua pihak untuk menyelesaikan pertikaian secara bersamasama, memperbaiki kerusakan dan kerugian pelanggaran hukum yang telah

2.

Penyediaan sarana dan prasarana


khusus;

3.

Penyediaan petugas pendamping khusus bagi anak sejak dini ;

8Didik

M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Opcit


Wagiati Soetodjo,Hukum Pidana Anak, (Bandung: Refika
Aditama,2006), Hal. 35
9

88

4.

Pemantauan dan pencatatan terus


menerus terhadap perkembangan
anak yang berhadapan dengan hukum;

6.

Anak yang dirampas kemerdekaannya


akan dipisah dari orang dewasa dan
berhak melakukan hubungan/kontak
dengan keluarganya;

5.

Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua


atau keluarga; dan

7.

6.

Perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk


menghindari labelisasi.

Setiap anak yang dirampas kemerdekaannya berhak memperoleh bantuan hukum, berhak melawan/menentang dasar hukum perampasan kemerdekaan hukum, berhak melawan/
menentang dasar hukum perampasan
kemerdekaan atas dirinya di muka pengadilan atau pejabat lain yang berwenang dan tidak memihak serta berhak untuk mendapat keputusan yang
cepat/tepat atas tindakan terhadap
dirinya itu.

Ketentuan dalam Konvensi Hak-Hak


Anak sebagai standar perlindungan ataupun perlakuan terhadap anak-anak yang
berkonflik dengan hukum (standards regarding children in conflict with the law)
dapat dilihat dalam Artikel 37 dan Artikel
4010.

Di samping penanggulangan kekerasan pada anak dengan sarana hukum


pidana, pembuat UU juga telah menetapan
beberapa kebijakan yang dapat dinilai sebagai upaya penanggulangan kekerasan
pada anak dengan sarana non-hukum
pidana. Dalam UU Perlindungan Anak, kebijakan penangulangan kekerasan pada
anak, dapat diidentifikasi pada bagian
upaya perlindungan anak, yaitu mencakup:
1. Diwajibkannya ijin penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai
objek penelitian kepada orang tua dan
harus mengutamakan kepentingan
yang terbaik bagi anak (Pasal 47);

Prinsip-prinsip perlindungan anak


dalam Artikel 37, yaitu:
1. Seorang anak tidak akan dikenai penyiksaan atau pidana dan tindakan
lainnya yang kejam, tidak manusiawi
dan merendahkan martabat;
2.

Pidana mati maupun pidana penjara


seumur hidup tanpa kemungkinan
memperoleh pelepasan/pembebasan
(without possibility of release) tidak
akan dikenakan kepada anak berusia
di bawah 18 tahun;

3.

Tidak seorang anakpun dirampas kemerdekaannya secara melawan hukum atau sewenang- wenang;

4.

Penangkapan, penahanan dan pidana


penjara hanya akan digunakan sebagai tindakan dalam upaya terakhir
dan untuk jangka waktu yang sangat
singkat/ pendek;

5.

Setiap anak yang dirampas kemerdekaannya akan diperlakukan secara


manusiawi dan dengan menghormati
martabatnya sebagai manusia;

10Barda

Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan


Penegakan Hukum dan Pengembangan Hukum Pidana,
(Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1998), hal. 38.

89

2.

Diwajibkannya bagi pihak sekolah


(lembaga pendidikan) untuk memberikan perlindungan terhadap anak di
dalam dan di lingkungan sekolah dari
tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh guru, pengelola sekolah atau
teman-temannya di dalam sekolah
yang bersangkutan, atau lembaga
pendidikan lainnya (Pasal 54);

3.

Diwajibkannya bagi pemerintah untuk


menyelenggarakan pemeliharaan dan
perawatan anak terlantar, baik dalam
lembaga maupun di luar lembaga
(Pasal55);

4.

Penyebarluasan atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, dan

terlibatnya berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi
dan/atau seksual (Pasal 66);
5.

atas, artikel ini merekomendasikan agar


penegak hukum memberikan suasana
yang kondusif untuk terjadinya penyelesaian non litigasi. Selain itu dalam bidang
legislasi, perlu diwujudkan adanya semacam peraturan pelaksanaan maupun yang
bersifat teknis untuk menunjang penyelesaian secara non litigasi ini. Selain itu
penting untuk diperhatikan agar masyarakat tidak memberikan cap buruk terus
menerus terhadap anak pelaku tindak
pidana atau ABH. Masyarakat hendaknya
menerima anak pelaku tindak pidana atau
ABH, agar ia kembali dapat menemukan
ruangnya di dalam masyarakat.

Penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban
tindak kekerasan (Pasal 69).

PENUTUP
Pendekatan keadilan restoratif dan
diversi yang berupa penyelesaian dan penanganan dengan respons yang lentur terhadap pelaku dan korban yang memungkinkan penyelesaian kasus secara kekeluargaan di luar proses pengadilan hingga
tercapai kesepakatan perdamaian yang
telah diadopsi dalam rangka pembaruan
sistem peradilan pidana anak. Pemerintah
Indonesia telah memperbaharui sistem
peradilan pidana anak dengan mengganti
UU No. 3 Tahun 1997 dengan Undangundang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).

DAFTAR PUSTAKA
Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom,
2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, Raja Grafindo, Jakarta.
Hadisuprapto,Paulus, 2003, Pemberian
Malu Reintegratif sebagai Sarana Non
penal Penanggulangan Perilaku Delikuen Anak, Disertasi Program Doktor
Ilmu Hukum Universitas Diponegoro,
Semarang.

UU SPPA adalah salah satu bentuk


kebijakan penanggulangan terhadap Anak
yang Berhadapan dengan Hukum (ABH).
Dengan adanya pengaturan secara tegas
mengenai Keadilan Restoratif dan Diversi,
dimaksudkan untuk menghindari dan menjauhkan Anak dari proses peradilan sehingga dapat menghindari stigmatisasi
terhadap Anak yang berhadapan dengan
hukum dan diharapkan anak dapat kembali ke dalam lingkungan sosial secara wajar. Untuk itu, diperlukan penataan secara
mendasar terhadap proses penanggulangan terhadap anak yang berhadapan
dengan hukum melalui perwujudan undang-undang sistem peradilan anak yang
bersifat melindungi anak.

Nawawi Arief,Barda, 1994, Kebijakan


Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara.
-----------------------, 1998, Beberapa Aspek
Kebijakan Penegakan Hukum dan Pengembangan Hukum Pidana, Citra
Aditya Bakti, Bandung.
-----------------------,
2001,
Masalah
Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya
Bakti, Bandung.
R.M.Jackson, 1972, Enforcing the Law,
Pelican Book.
Sudarto, 1980, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung.

Penanganan secara restoratif dilakukan dengan mengembalikan pembinaan


anak yang berhadapan dengan hukum
pada masyarakat. Baik keluarga yang
bersangkutan, keluarga korban, dan penegak hukum sama-sama berperan dalam
pemulihan anak yang berhadapan dengan
hukum (ABH). Bertolak dari hal tersebut di

Soetodjo, Wagiati,2006, Hukum Pidana


Anak, Refika Aditama, Bandung.

90

Peraturan Perundangan:
Undang-undang No. 11 Tahun
Tentang Pengadilan Anak
Undang-undang No. 23 Tahun
Tentang Perlindungan Anak

Website:
Sumarmo, Kun Agung, Senin 23/12/2013, Peradilan Anak di Indonesia Diklaim Terbaik
Sedunia, www.detikNews.com, Jakarta.

2012

2002

91

SISTEM JARINGAN INTERNET DATA UNTUK PENDISTRIBUSIAN VLAN


Ir. Peniarsih, M.MSi
ABSTRACT
With Internet technology capable bekomunikasi someone , send and process data without limit and time
though. If the current telnologi lot of circulation data and will possibly involve many agencies or
companies or even be terjalain cooperation of various companies in the data traffic activity. This is where
the role of a company's internet service provider or ISP ( internet sevice provider) is required , with the
presence of an internet service provider company will help companies to improve the performance of the
company due to savings in time and costs with the reliability of the information and data obtained
keakurantan.
Internet service provider (ISP) there are a wide variety of network topologies, the concept of VLAN
(Virtual Local Area Network), a hard ware components and uses the IP address that is used for
distribution of internet services to companies (cutomer) Perform analysis of network systems/networking
there VLAN using the distribution (Virtual Area Network) and the concept of VLAN (Virtual Local Area
Network). And Providing solutions to the problems of network systems .

Pada
penyedia layanan internet
(ISP) terdapat berbagai macam topologi
jaringan, konsep VLAN (Virtual Local
Area Network), komponen-komponen
hard ware dan penggunaan IP Address
yang di gunakan untuk pendistribusian
layanan internet kepada perusahaanperusahaan (cutomer). Melakukan analisa terhadap system jaringan / networking yang ada dengan menggunakan
pendistribusian VLAN (Virtual Area
Network) serta Konsep VLAN (Virtual
Local Area Network). Dan Memberikan
solusi terhadap permasalahan sistem
jaringan.

PENDAHULUAN
Dewasa perkembangan bisnis semua informasi sangatlah tergantung
oleh sebuah layanan internet. Internet
yang sangat penting peranannya dalam
kemajuan baik yang berhubungan dengan Bisnis, Pendidikan dan banyak lagi
yang lainnya. Di mana Teknologi Internet
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak asing lagi pada saat ini, dapat
sebagai media pemasaran, komunikasi
dan lain sebagainya. Bahkan dengan
terhubung internet seseorang dapat
bekerja tanpa harus datang ke kantor
sekalipun. Dengan internet seseorang
mampu bekomunikasi, mengirim dan
mengolah data tanpa mengenal batas
dan waktu sekalipun. Jika dalam teknologi yang ada saat ini banyak sekali
peredaran data dan tidak menutup
kemungkinan akan melibatkan banyak
Instansi atau perusahaan atau bahkan
akan terjalain kerjasama berbagai perusahaan dalam aktivitas lalu lintas data
tersebut. Di sinilah peranan sebuah perusahaan penyedia layanan internet atau
ISP (Internet sevice provider) dibutuhkan, dengan hadirnya perusahaan penyedia layanan internet akan membantu
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena penghematan waktu dan biaya dengan kehandalan dalam mendapatkan informasi
dan keakurantan data yang di peroleh.

A.Definisi Jaringan Komputer dan


Internet
1. JARINGAN KOMPUTER
Jaringan Komputer merupakan sekumpulan komputer otonom yang saling
terhubung satu dengan yang lainya
menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi pada suatu jaringan
komunikasi data.
Sebuah jaringan biasanya terdiri
dari 2 atau lebih komputer yang saling
berhubungan diantara satu dengan yang
lain, dan saling berbagi sumber daya misalnya, printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi
secara elektronik. Komputer yang terhubung tersebut, dimungkinkan berhubungan dengan media kabel, saluran

92

telepon, gelombang radio, satelit, atau


sinar infra merah.

Internet dijaga oleh perjanjian bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk
berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka
kepada umum. Badan ini mengeluarkan
dokumen yang dikenali sebagai RFC
(Request for Comments). Sebagian dari
RFC dijadikan Standar Internet (Internet
Standard), oleh Badan Arsitektur Internet
(Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP,
DNS, PPP, POP3, SMTP, HTTP,
HTTPS, SSH, Telnet, FTP, dan SSL.

Dengan berkembangnya teknologi


komputer dan komunikasi suatu model
komputer tunggal yang melayani seluruh
tugas-tugas komputasi suatu organisasi
kini tentulah diganti dengan sekumpulan
komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini
disebut jaringan komputer (computer
network).
Banyak sekali manfaat yang dapat
diperoleh dalam suatu jaringan computer
antara lain:
a. Jaringan komputer memungkinkan
seseorang dapat mengakses file
yang dimilikinya (upload) atau file
orang lain yang telah diizinkan untuk
diakses (download), dimanapun dan
kapanpun.
b. Jaringan komputer memungkinkan
proses pengiriman data dapat berlangsung cepat dan efisien.
c. Jaringan komputer memungkinkan
adanya sharing hardware antar
clientnya.
d. Jaringan komputer memungkinkan
seseorang berhubungan dengan
orang lain diberbagai negara dengan teks, gambar, audio dan video
secara real time.
e. Jaringan komputer dapat menekan
biaya operasional, seperti pemakai
kertas, pengiriman surat atau berkas, telepon serta pembeli hardware
jaringan.

3.

INTERNET SERVICE PROVIDER


DI INDONESIA
Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya.
IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak
POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis internet & masih sedikit
sekali pengguna internet di Indonesia.
Sambungan awal ke internet dilakukan
menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah
Rawamangun di kompleks dosen UI.
Akses awal Indonet mula-mula memakai mode teks dengan shell account,
browser link dan email client pada server AIX. Mulai 1995 beberapa BBS di
Indonesia seperti Clarissa menyediakan
jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan
memakai remote browser Lynx di AS,
maka pemakai internet di Indonesia bisa
akses internet (HTTP), Perkembangan
terakhir yang perlu diperhitungkan adalah trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu & lainnya saling
menunjang membuahkan masyarakat
Indonesia yang lebih solid di dunia informasi.

2.

INTERNET
Internet (kependekan dari interconnection networking) ialah sistem global
dari seluruh jaringan komputer yang
saling terhubung menggunakan standar
Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk
melayani miliaran pengguna di seluruh
dunia, atau bisa di artikan juga sistem
komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP
sebagai protokol pertukaran paket
(packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar
dinamakan Internet( internetworking)

B. Jenis - Jenis Topologi Jaringan


Dalam mempelajari jaringan komputer, jaringan komputer dapat di bagi dalam klasifikasi jaringan komputer, topo-

93

logi jaringan komputer dan infrastruktur


jaringan.

hendak mentransmisikan data pada


saat bersamaan, data bisa bertabrakan di bus. Untuk menghindari
tabrakan ini, biasanya di gunakan
teknik Carrier Since Multiple Access
atau adanya bus master untuk
membagi trafik data. Topologi bus
sangan memudahkan dalam penambahan piranti baru.

1. Klasifikasi Jaringan Komputer


Klasifikasi jaringan komputer di ukur dari
sisi luas area cakupan yang di milikinya,
Jaringan komputer dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Local Area Network (LAN)
Merupakan jaringan komputer lokal
yang mencakup wilayah dengan
garis tengah 20 kilometer, yaitu kirakira seluas daerah kotamadya. Namun pada implementasinya, kabanyakan LAN hanya digunakan di dalam satu atau beberapa gedung saja
seperti lingkungan kampus, lingkungan pabrik dan sebagainya.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Merupakan jaringan Komputer kelas
menengah yang mencakup seperti
pada satu kota besar. Menghubungkan satu lingkungan kantor yang lain
atau satu pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan yang lainya dan
sebagainya.

Gambar 2.1 Topologi Bus

b.

Topologi Ring.
Jaringan topologi ring adalah jaringan di mana tiap simpul terhubung ke 2
node lainnya. Dengan demikian, topologi
jaringan mirip dengan lingkaran di mana
simpul-simpul jaringan ada di sekelilingnya data di topologi ring di transfer dari
simpul ke simpul sehingga tiap simpul
menghandel tiap paket. Karena topologi
ring hanya menyediakan satu jalur/jalan
antar tiap node, topologi ini bisa terganggu jika ada satu link jaringan yang
rusak. Kegagalan di satu simpul atau
kerusakan pada kabel bisa membuat
seluruh jaringan rusak.oleh karena itu,
topologi ring ini paling rentan untuk error
dibandingkan topologi lainnya.

c. Wide Area Network (WAN)


Merupakan jaringan computer wilayah luas yang mencakup antar Negara atau antar benua. Bisa di sebut
juga dengan Global Area Network
(GAN) yaitu jaringan computer yang
wilayah jangkauannya mencakup
seluruh dunia.
2.

Topologi Jaringan
Selain berdasarkan ruang lingkup,
jaringan juga bisa di kelompokan
berdasarkan topologi. Berikut jenis
jaringan yang di kelompokan berdasarkan topologi yang sering di jumpai :
a. Topologi Bus
Adalah merupakan arsitektur jaringan di mana client-client yang
ada di jaringan di hubungkan melalui line komunikasi yang ter-share
yang di sebut bus.
Jaringan tipe bus ini merupakan
metode yang paling sederhana untuk menghubungkan banyak client.
Kekurangannya adalah saat 2 client

Gambar 2.2 Topologi Ring

94

Kerugian dari topologi ini adalah :


1. Apabila ada satu komputer dalam
ring yang gagal berfungsi, maka
akan mempengaruhi keseluruh jaringan.
2. Sulit untuk mengatasi kerusakan di
jaringan.
3. Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.

2)
3)

Kelebihan dari topologi ini adalah :


1. Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision (tabrakan) dapat di hindarkan.
2. Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang
sama terhadap token.

4)

yaitu dengan cara menarik kabel


menuju hub.
Kontrol terpusat sehingga mudah
dalam pengelolaan jaringan.
Kemudahan deteksi dan isolasi
kesalahan atau kerusakan, jika
terdapat salah satu kabel yang
menuju node terputus maka tidak
akan mempengaruhi jaringan secara
keseluruhan. Hanya kabel yang
putus yang tidak dapat digunakan.
Jumlah pengguna komputer lebih
banyak daripada topologi Bus.

Kerugian dari topologi Star adalah :


1) Boros kabel.
2) Perlu penanganan khusus.
3) Jika Hub Rusak maka jaringan yang
berada dalam satu hub akan rusak.

c.

Topologi Star
Topologi star merupakan topologi
paling lazimdi gunakan pada jaringan
computer. Topologi star memiliki satu
pusat berupa switch, hub atau computer
yang berfungsi sebagai pusat untuk
mentransmisi data. Teknologi star ini
mengurangi kegagalan jaringan karena
semua jaringan dihubungkan ke bagian
pusat. Jadi, jika salah satu putus
keseluruhan jaringan masih bisa jalan.

d.

Topologi Tree ( Pohon)


Topologi Tree pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih luas dari Topologi Star. Seperti halnya Topologi
Star, perangkat (node, device) yang ada
pada topologi tree juga terhubung kepada sebuah pusat pengendali (central
HUB) yang berfungsi mengatur traffic di
dalam jaringan. Meskipun demikian, tidak semua perangkat pada topologi tree
terhubung secara langsung ke central
HUB. Sebagian perangkat memang terhubung secara langsung ke central
HUB, tetapi sebagian lainnya terhubung
melalui secondary HUB (lihat gambar).
Pada topologi tree terdapat dua atau lebih HUB yang digunakan untuk menghubungkan setiap perangkat ke dalam
jaringan. Keseluruhan HUB tersebut berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua
bagian yaitu Active HUB dan Passive
HUB. Active HUB berfungsi tidak hanya
sekedar sebagai penerus sinyal data
dari satu komputer ke komputer lainnya,
tetapi juga memiliki fungsi sebagai repeater.

Gambar 2.3 Topologi Star

Keuntungan dari topologi star adalah :


Fleksibelitas tinggi.
1) Penambahan
atau
perubahan
komputer sangat mudah dan tidak
menganggu bagian jaringan lain,
Gambar 2.4 Topologi Tree

95

sekaligus menerima berkas-berkas


atau sumber daya. Jaringan. Untuk
lebih jelasnya dapat di pelajari dari
gambar mengenai jaringan peer to
peer atau point to point sebagai
berikut :

e. Topologi Mesh
Topologi Mesh dalah suatu bentuk
hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di
dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat
yang dituju (dedicated links). Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi
mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak
n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat
lainnya yang ada di dalam jaringan maka
setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port Input/Output (I/O ports),

Gambar 2.6 Jaringan Peer to Peer /


Point to Point
b.

Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang menggunakan
GUI) dengan server. Masing-masing
client dapat meminta data atau informasi dari server. Sistem client
server didefinisikan sebagai sistem
terdistribusi, tetapi ada beberapa
perbedaan karakteristik yaitu :
1. Servis (layanan)
Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda, Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya, Server sebagai provider,
client sebagai konsumen.

Gambar 2.5 Topologi Mesh


Keuntungan topologi mesh adalah :
1) Keuntungan utama dari penggunaan
topologi mesh adalah memiliki bayak jalur alternative jika salah satu
terjadi masalah.
2) Terjaminnya
kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.

2. Sharing resources (sumber daya)


Server bisa melayani beberapa
client pada waktu yang sama, dan
meregulasi akses bersama untuk
share sumber daya dalam menjamin
konsistensinya.

Kerugian topologi mesh adalah:


Sulitnya pada saat melakukan instalasi
dan melakukan konfigurasi ulang saat
jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.

3. Asymmetrical protocol (protokol


yang tidak simetris)
Many-to-one relationship antara
client dan server.Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan
permintaan, dan server menunggu
secara pasif request dari client.

3. Jaringan Berdasarkan infrastruktur.


Berdasarkan infrasruktur jaringan dapat
di bedakan menjadi:
a. Peer to Peer adalah sebuah jaringan yang memungkinkan semua
komputer dalam lingkungannya bertindak atau berstatus sebagai server
atau sebagai client. Memiliki kemampuan untuk mendistribusikan

4. Transparansi lokasi.
Proses yang dilakukan server boleh
terletak pada mesin yang sama atau
pada mesin yang berbeda melalui
jaringan.Lokasi server harus mudah
diakses dari client.

96

5. Pesan berbasiskan komunikasi.


Interaksi server dan client melalui
pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
6.

Pemisahan interface dan implementasi.


Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface
pesan yang diterbitkan tidak berubah.

Gambar 2.8 VLAN(Virtual Local Area


Network)

PEMBAHASAN
VLAN, IP ADDRESS dan Lapisan OSI
1. VLAN(Virtual Local Area Network)
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi
fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan
suatu network dapat dikonfigurasi secara
virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik
peralatan. Penggunaan VLAN akan
membuat pengaturan jaringan menjadi
sangat fleksibel dimana dapat dibuat
segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.

2.

Keuntungan menggunakan konsep


VLAN
Keuntungan menggunakan tekneologi
VLAN antara lain :
a. Security keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri,
karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi
segmennya.
b. Cost reduction penghematan dari
penggunaan bandwidth yang ada
dan dari upgrade perluasan network
yang bisa jadi mahal.
c. Improved IT staff efficiency VLAN
memudahkan manajemen jaringan
karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan
berbagi dalam segmen yang sama.
d. Simpler project or application management VLAN menggabungkan
para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis.

VLAN diklasifikasikan berdasarkan


metode (tipe) yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb. Semua
informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan (tagging) di
simpan dalam suatu database (tabel),
jika penandaannya berdasarkan port
yang digunakan maka database harus
mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge
yang manageable atau yang bisa di atur.
Switch/bridge inilah yang bertanggung
jawab menyimpan semua informasi dan
konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan
semua switch/bridge memiliki informasi
yang sama. Switch akan menentukan
kemana data-data akan diteruskan dan
sebagainya.atau dapat pula digunakan
suatu software pengalamatan (bridging
software) yang berfungsi mencatat / menandai suatu VLAN beserta workstation
yang didalamnya.untuk menghubungkan
antar VLAN dibutuhkan router.

3.
a.

b.

97

Terminologi di dalam VLAN


VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang
dikonfigurasi hanya untuk membawa
data-data yang digunakan oleh user.
Dipisahkan dengan lalu lintas data
suara atau pun manajemen switch.
Seringkali disebut dengan VLAN
pengguna, User VLAN.
VLAN Default
Semua port switch pada awalnya
menjadi anggota VLAN Default.
VLAN Default untuk Switch Cisco
adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat
diberi nama dan tidak dapat
dihapus.

c.

d.

e.

Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port
trunking 802.1Q. port trunking
802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak
VLAN (tagged traffic) sama baiknya
dengan yang datang dari sebuah
VLAN (untagged traffic). Port
trunking
802.1Q
menempatkan
untagged traffic pada Native VLAN.
VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN
yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch. VLAN 1 akan bekerja
sebagai Management VLAN jika kita
tidak mendefinisikan VLAN khusus
sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet
mask pada VLAN Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui
HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.
VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice
over IP (VoIP). VLAN yang dikhususkan untuk komunikasi data suara.

atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT


mampu untuk sekadar memperlambat
habisnya jumlah alamat IPv4, namun
pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IP Address terdiri dari bilangan biner
sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4
segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit
yang berarti memiliki nilai desimal dari 0
- 255. Range address yang bisa digunakan adalah dari 00000000.00000000.00000000.
00000000 sampai dengan 11111111.11111111.
11111111.11111111. IP Address dipisahkan
menjadi 2 bagian, yakni bagian bit network dan bagian bit host. Bit network
berperan dalam identifikasi suatu
network dari network yang lain, sedangkan bit host berperan dalam
identifikasi host dalam suatu network.
Jadi, seluruh host yang tersambung
dalam jaringan yang sama memiliki bit
network yang sama.
a.

4.

IP Address
IP adalah sebuah protocol jaringan,
secara umum dijalankan bersama protocol TCP, sehingga sering disebut
TCP/IP. menurut (Micro Andi. 2011
:24).
Adanya IP Address merupakan
konsekuensi dari penerapan Internet
Protocol untuk mengintegrasikan jaringan komputer Internet di dunia. Seluruh
host (komputer) yang terhubung ke
Internet dan ingin berkomunikasi memakai TCP/IP harus memiliki IP Address
sebagai alat pengenal host pada network. Secara logika, Internet merupakan
suatu network besar yang terdiri dari
berbagai sub network yang terintegrasi.
Oleh karena itu, suatu IP Address harus
bersifat unik untuk seluruh dunia. Tidak
boleh ada satu IP Address yang sama
dipakai oleh dua host yang berbeda. Untuk itu, penggunaan IP Address di seluruh dunia dikoordinasi oleh lembaga
sentral Internet yang di kenal dengan
IANA (Internet Assigned Numbers Authority). IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat
unik yang didukung terbatas 4.294.967.296

Alamat unicast dibagi menjadi


kedalam beberapa kelas yaitu :

1) Klas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut
bit tertinggi di dalam alamat IP kelas
A selalu diset dengan nilai 0 (nol).
Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat
sebuah network identifier dan 24 bit
sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini
mengizinkan kelas A memiliki hingga 127 jaringan, dan 16,777,214
host tiap jaringannya.

2) Klas B
Dua bit pertama kelas B selalu diset
10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Network ID
adalah 16 bit pertama dan 16 bit
sisanya adalah host ID sehingga,
kalau ada komputer mempunyai IP
address 172.168.26.161, network ID
= 172.168 dan host ID = 26.161
pada IP kelas B ini mempunyai
range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155, yakni berjumlah 65.255
network dengan jumlah host tiap

98

network 255x255 host atau sekitar


65 ribu host.

host-host yang sedang berada dalam


kondisi "listening" terhadap lalu lintas
jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini,
alamat multicast pun menjadi cara yang
efisien untuk mengirimkan paket data
dari satu sumber ke beberapa tujuan
untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC
1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D,
yakni 224.0.0.0/24, yang berkisar dari
224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat
224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast
dalam subnet lokal. Daftar alamat multicast yang
ditetapkan
oleh
IANA.

3) Klas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran
skala kecil seperti LAN. Tiga bit pertama kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID
8 bit sisanya sehingga terbentuk
sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256
host.

4) Klas D
IP address kelas D digunakan untuk
keperluan
multicasting.
4
bit
pertama IP address kelas D selalu
diset
1110
sehingga
byte
pertamanya
berkisar
224-247,
sedangkan bit-bit berikutnya diatur
sesuai keperluan multicast group
yang menggunakan IP address ini.
Dalam multicasting tidak dikenal
istilah network ID dan host ID.

c.

Alamat Boadcast
Alamat broadcast untuk IP versi 4
digunakan untuk menyampaikan paketpaket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat
broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut
akan menerima paket tersebut dan
memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast,
alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai
alamat sumber. Ada empat buah jenis
alamat IP broadcast: network broadcast, subnet broadcast, all-sub-nets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan
dialamatkan kepada lapisan antar muka
jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan.
Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet
dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring.

5) Klas E
Alamat IP kelas E disediakan
sebagai alamat yang bersifat
eksperimental atau percobaan dan
dicadangkan untuk digunakan pada
masa depan. 4 bit pertama IP
address kelas ini diset 1111
sehingga byte pertamanya berkisar
antara 248-255.

Table 2.1 Kelas IP Address


b.

Alamat Multi cast


Alamat IP Multicast (Multicast IP
Address) adalah alamat yang digunakan
untuk menyampaikan satu paket kepada
banyak penerima. Pada Internet yang
memiliki alamat multicast IPv4, sebuah
paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh Router ke subjaringan di mana terdapat

d.

Pengalokasian ip address
ID. Network ID menunjukkan nomor
network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network.
Pengalokasian IP address pada dasar-

99

nya ialah proses memilih network ID dan


host ID yang tepat untuk suatu jaringan.
Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address
se-efisien mungkin. Terdapat beberapa
aturan dasar dalam menentukan network
ID dan host ID yang hendak digunakan.
Aturan tersebut adalah:
1)

Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default


digunakan dalam keperluan loopback. (Loop-Back adalah IP
address yang digunakan komputer
untuk menunjukan dirinya sendiri).

2)

Host ID tidak boleh semua bitnya


diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255),
karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh
anggota jaringan. Pengiriman paket
ke alamat ini akan menyebabkan
paket ini didengarkan oleh seluruh
anggota network tersebut.

3)

Network ID dan host ID tidak boleh


sama dengan 0 (seluruh bit diset 0
seperti 0.0.0.0), Karena IP address
dengan host ID 0 diartikan sebagai
alamat network. Alamat network
adalah alamat yang digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan, dan
tidak menunjukan suatu host.

4)

sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering
dinamakan multi-port bridge.

Gambar 2.10 Switch

2.

Hub
Hub adalah
sebuah
perangkat jaringan computer yang berfungsi
untuk menghubungkan peralatan-peralatan dengan ethernet 10 BaseT atau serat
optic sehingga menjadikannya dalam
satu segmen jaringan. Hub bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model
OSI.

Gambar 2.11 HUB


3.

Router
Router adalah sebuah alat yang
mengirimkan paket data dan menggabungkan dua buah LAN yang memilki
tipe yang sama melalui sebuah proses
yang di-kenal sebagai routing.

Host ID harus unik dalam suatu


network (dalam satu network, tidak
boleh ada dua host dengan host ID
yang sama).

Peralatan Jaringan Komputer


Peralatan yang digunakan
jaringan komputer meliputi :

Proses routing terjadi pada lapisan 3


(Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protocol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung
antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan
switch. Switch merupakan penghubung
beberapa alat untuk membentuk suatu
Local Area Network (LAN). Sebagai
ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan
switch merupakan suatu jalanan, dan
router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada
jalan yang memiliki alamat dalam suatu
urutan tertentu. Dengan cara yang sa-

dalam

1.

Switch
Switch adalah sebuah alat jaringan
yang melakukan bridgung transparan
(penghubung
segementasi
banyak
jaringan dengan forwarding berdasarkan
alamat mac). Switch jaringan dapat
digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang
terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link cara kerja switch hampir

100

ma, switch menghubungkan berbagai


macam alat, dimana masing-masing alat
memiliki alamat IP sendiri pada sebuah
LAN. Router sangat banyak digunakan
dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut
juga dengan IP Router. Selain IP Router,
ada lagi AppleTalk Router, dan masih
ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari
sebuah jaringan yang memiliki banyak
router IP.

Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat


komunikasi dua arah. Setiap perangkat
komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut
"modem", seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai
Perangkat keras yang sering digunakan
untuk komunikasi pada komputer.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang
disebut dengan internetwork, atau untuk
membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga
kadang digunakan untuk mengoneksikan
dua buah jaringan yang menggunakan
media yang berbeda (seperti halnya
router wireless yang pada umumnya
selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia
juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda
arsitektur jaringan, seperti halnya dari
Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan
LAN ke sebuah layanan telekomunikasi
seperti halnya telekomunikasi leased line
atau Digital Subscriber Line (DSL).

Gambar 2.13 Modem ADSL

5.

Kartu Jaringan/NIC (Network Interface Card)


Kartu jaringan (network interface
card ) disingkat NIC atau juga network
card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer
ke sebuah jaringan komputer. Menurut
(Micro Andi. 2011 :12).
Tugas NIC adalah untuk mengubah
aliran data paralel dalam bus komputer
menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media jaringan. Media yang umum digunakan,
antara lain adalah kabel UTP Category 5
atau Enhanced Category 5 (Cat5e),
kabel fiber-optic, atau radio (jika memang tanpa kabel). Komputer dapat berkomunikasi dengan NIC dengan menggunakan beberapa metode, yakni I/O
yang dipetakan ke memori, Direct
Memory Access (DMA), atau memory
yang digunakan bersama-sama. Sebuah
aliran data paralel akan dikirimkan
kepada kartu NIC dan disimpan terlebih
dahulu di dalam memori dalam kartu
sebelum dipaketkan menjadi beberapa
frame berbeda-beda, sebelum akhirnya
dapat ditransmisikan melalui media
jaringan. Proses pembuatan frame ini,
akan menambahkan header dan trailer
terhadap data yang hendak dikirimkan,

Gambar 2.12 Router


4.

Modem
Modem berasal dari singkatan
Modulator Demodulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal
informasi kedalam sinyal pembawa
(carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian
yang memisahkan sinyal informasi (yang
berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi
tersebut dapat diterima dengan baik.

101

yang mengandung alamat, pensinyalan,


atau informasi pengecekan kesalahan.
Frame-frame tersebut akan kemudian
diubah menjadi pulsa-pulsa elekronik
(voltase, khusus untuk kabel tembaga),
pulsa-pulsa cahaya yang dimodulasikan
(khusus untuk kabel fiber-optic), atau
gelombang mikro (jika menggunakan
radio/jaringan tanpa kabel). NIC yang
berada dalam pihak penerima akan
memproses sinyal yang diperoleh dalam
bentuk terbalik, dan mengubah sinyalsinyal tersebut ke dalam aliran bit (untuk
menjadi frame jaringan) dan mengubah
bit-bit tersebut menjadi aliran data
paralel dalam bus komputer penerima.
Beberapa fungsi tersebut dapat dimiliki
oleh NIC secara langsung, diinstalasikan
di dalam firmware, atau dalam bentuk
perangkat lunak yang diinstalasikan
dalam sistem operasi.

perangkat lain, akurasinya


akan mudah berubah.
b.

SC (Subsciber Connector) : digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel,
dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan
ke perangkat lain.

Gambar 2.15 FO Media converter

7.
a.

Macam-Macam Kabel Data


Kabel UTP
Kabel UTP atau kabel unshielded
twisted pair adalah kabel yang biasa
digunakan untuk membuat jaringan atau
network komputer berupa kabel yang
didalamnya berisi empat (4) pasang
kabel yang yang setiap pasangnya
adalah kembar dengan ujung konektor
RJ-45.

Gambar 2.14 NIC (Network Interface


Card)

Type / Tipe kategori Kabel UTP /


Unshielded Twisted Pair :
Kategori 1 : Untuk koneksi suara /
sambungan telepon/telpon
Kategori 2 : Untuk protocol localtalk
(Apple) dengan kecepatan data
hingga 4 Mbps
Kategori 3 : Untuk protocol ethernet
dengan kecepatan data hingga 10
Mbps
Kategori 4 : Untuk protocol 16 Mbps
token ring (IBM) dengan kecepatan
data hingga 20 Mbps
Kategori 5 : Untuk protocol fast
ethernet dengan kecepatan data
hingga 100 Mbps

6.

Fiber Optik Media Converter


Converter FO adalah perangkat untuk merubah sinyal dari digital ke cahaya
dan sebaliknya dari sinyal cahaya
menjadi sinyal digital, converter FO ada
dua jenis single mode dan multi mode.
Untuk menghubungkan dari kabel FO ke
converter di butuhkan menggunakan
konektor yang memiliki standard an tipe
yang berbeda beda. Pada kabel serat
optik, sambungan ujung terminal atau
disebut juga konektor, biasanya memiliki
tipe standar seperti berikut :
a.

tidak

FC (Fiber Connector) : digunakan


untuk kabel single mode dengan
akurasi yang sangat tinggi dalam
menghubungkan
kabel
dengan
transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir
dengan posisi yang dapat diatur,
sehingga ketika dipasangkan ke

Kabel UTP memang terdiri dari 4


pasang kabel yang saling berlilitan
berpasang-pasangan. Dan setiap warna
dan lilitan memiliki jumlah lilitan dan
resisten yang berbeda dalam menghantarkan arus data. Sehingga urutan ini
sangat penting.

102

Dari 8 kabel (4 pair) UTP kabel, yang


terpakai sebetulnya hanya 4 kabel (dua
pair) dua kabel untuk TX atau transfer
data dan dua kabel untuk RX atau
menerima data. Walaupun hanya empat
kabel yang terpakai, kita tidak boleh
sembarangan mengambil kabel mana
saja yang akan dipakai. Kabel yang dipakai haruslah dua pair atau dua pasang. Tanda kabel satu pasang adalah
kabel tersebut saling melilit dan memiliki
warna / stripe yang sama. Menurut standar TIA/EIA-568-B pasangan kabel yang
dipakai adalah pasangan orange-orange
putih dan hijau-hijau putih. Sementara
pin yang dipakai dari delapan pin yang
dimiliki RJ-45 yang terpakai adalah Pin
nomor 1-2-3-6 sementara nomor 4-5-7-8
tidak terpakai untuk transfer dan receive
data Alias nganggur.

Contoh penggunaan kabel cross


over adalah sebagai berikut :
Menghubungkan 2 buah komputer
secara langsung
Menghubungkan 2 buah switch
Menghubungkan 2 buah hub
Menghubungkan switch dengan hub

Gambar 2.16 kabel UTP

b.

Kabel Coaxial
Kabel coaxial adalah kabel tembaga
yang diselimuti oleh beberapa pelindung
yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Konduktor, berupa kabel tunggal
atau kabel serabut yang merupakan
inti dari kabel Coaxial. Bagian ini
merupakan bagian kabel yang digunakan untuk transmisi data atau
sebagai kabel data.
2. Isolator dalam, merupakan lapisan
isolator antara konduktor dengan
grounding, yang juga berfungsi sebagai pelindung kabel inti (konduktor).
3. Isolator luar, bagian berupa lapisan
isolator yang juga merupakan kulit
kabel.

1.

Kabel Stight
Untuk melakukan terminasi kabel
straight biasanya beberapa orang menerapkan cara twin side yaitu menyamakan susunan antara kedua ujung
konektor tanpa memperhatikan susunan
warna yang dipakai.
Contoh penggunaan kabel straight
adalah sebagai berikut :
Menghubungkan antara computer
dengan switch
Menghubungkan computer dengan
LAN pada modem cable/DSL
Menghubungkan router dengan LAN
pada modem cable/DSL
Menghubungkan switch ke router
Menghubungkan hub ke router

2.

Kabel Cross
Kabel cross adalah kabel yang
memiliki urutan warna yang berbeda
pada kedua ujung konektor, susunan
mana saja yang membedakan nya? dari
susunan warna yang telah anda susun
anda hanya tinggal menukar urutan pin /
warna di salah satu ujung konektor yang
anda pasang dimana urutan warna yang
ditukar adalah urutan ke 1 dengan yang
ke 3 dan urutan warna yang ke 2 dengan
yang ke 6 . ( 1,3 ) ( 2,6 ).

Gambar 2.17 Kabel Coaxial

103

c.

Fiber Optic (FO)


Fiber optic merupakan salah satu
jenis media transfer data dalam jaringan
komputer. Sekilas bentuknya seperti sebuah kabel, namun berbeda dengan
kabel lainnya karena media ini mentransfer data dalam bentuk cahaya. Untuk menggunakan fiber optic dibutuhkan
kartu jaringan yang memiliki konektor
tipe ST (ST connector). Kelebihan utama
fiber optic dibandingkan dengan media
kabel adalah dalam hal kecepatan transfer data yang cukup tinggi. Selain itu,
fiber optic mampu mentransfer data
pada jarak yang cukup jauh, yaitu mencapai 1 kilometer tanpa bantuan perangkat repeater. Fiber optic juga
memiliki kelebihan dalam hal ketepatan
dan keamanan transmisi data. Hal ini
dimungkinkan karena fiber optic tidak
terpengaruh oleh interferensi dari
frekuensi-frekuensi liar yang mungkin
ada disepanjang jalur transmisi.

Gambar 2.18 Kabel Fiber Optik


HASIL ANALISA
A. Analisa Pendistribusian VLAN
Semakin banyak pengguna jaringan
komputer untuk mendistribusikan layanan jasa kepada customer (LAN) di antaranya Internet, IP Phone dan IPTV
yang akan didistribusikan layanannya
kepada customer. Dengan VLAN memungkinkan pembuatan banyak jaringan
komputer dalam satu media transmisi
dalam sebuah gedung. Sebelum di distribusikan semua VLAN akan di buat
terlebih dahulu pada Switch Core yang
bertindak sebagai pengatur lalu lintas
pendistribusian VLAN ke semua Switch
distribusi dalam gedung. VLAN itu sendiri awalnya di buat oleh masing-masing
server atau router pada setiap devisi,
sebagai contoh untuk layanan internet
VLAN awalnya di buat pada Mikrotik
Router (router distribusi).

Kelemahan fiber optic ada pada


tingginya tingkat kesulitan proses instalasinya. Mengingat bahwa media ini
mentransmisikan data dalam bentuk gelombang cahaya, maka tidak bisa menginstal media ini dalam jalur yang berbelok secara tajam atau menyudut. Jika
terpaksa harus berbelok, maka harus
dibuat belokan yang melengkung. Di
samping itu juga harus betul-betul
terhindar dari kemungkinan terjadinya
tekanan fisik pada media tersebut.

Sedangkan Switch distribusi bertindak sebagai penerima VLAN dari


Switch core dan meneruskan pada
tujuan akhir dari VLAN tersebut yaitu
port yang di gunakan oleh customer
(untagged). Dengan menggunakan konsep VLAN juga memungkinkan customer
memiliki kantor yang berlainan tempat
atau lantai dan menggunakan sebuah
jaringan yang sama tanpa terkendala
interkoneksi jaringan mereka. Seperti
dalam gedung UOB Jakarta yang terdapat beberapa perusahaan yang
memiliki cabang di lain lantai bahkan di
luar gedung tersebut namun menggunakan sebuah jaringan VLAN yang
sama.

a.

Fiber Optic Multi Mode


Jenis serat optik ini penjalaran
cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya
terjadi melalui beberapa lintasan cahaya.
b.

Fiber Optic Single Mode


Serat optik single mode atau mono
mode mempunyai diameter inti (core)
yang sangat kecil 3 10 mm, sehingga
hanya satu berkas cahaya saja yang
dapat melaluinya.

104

Daftar Alokasi VLAN untuk Pendistribusian Data


NO
1
2
3
4
5
6
7

VLAN ID
1
2
3
5
9
41
42

43

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

50
55
60
102
103
104
105
106
108
109
110
112
114
115
116
117
118
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
131
132
135
136
138
139
140
141
201
202

VLAN Name
DEFAULT_VLAN
IP-PBX
NOC-UOB
VLAN Test
BW_manager
Midtau-Voice
Kharisma-V

Customer
Default VLAN
NOC
Midtau
Kharissma
Polaris

Link Polaris
Skynindo
testVoice
NOC-UOB
Tony_Romas
Mazda
IES
Mandiri
FoodcourtNet
Gng_AgungNet
SouthBeauty
Sinar_Sohabat
MitraSilaNet
SPSetia-Net
SP-Setia-V
GBI Net
Kobe Net-B-1
IES Voice
KaryaEnergy
Jwa-Bawah
Wiska_Fax
Wiska_net
AnyarIndah
JWA_Voice
Cessi
CoffeeWorld
TJ_Cons
SOHO
Tinpan-Voice
Tinpan_Net
Homed_Voice
HomedBakery
Brawijaya-V
BrawijayaNet
Asokamas-V
Asoka LAN
Pasto
Numira

Skynindo
Tony Romas
Mazda
Gereja IES
Bank Mandiri
Foodcourt
TGA
South Beauty
Sinar Sahabat
Mitrasilatama
SP Setia
SP Setia
Gereja GBI
Resto Kobe
Gerja IES
Karya Energi
JWA
Wiska
Wiska
Ayar Indah
JWA
Cessi
Coffee World
TJ Consulting
Soho
Tinpan Alley
Tinpan Alley
Homemade
Homemade
Klinik Brawijaya
Klinik Brawijaya
Asoka Mas
Asoka Mas
Pesto
Namira Jifisa

105

Keterangan
Default
Voice
NOC
Test
link Bandwidth
Voice
Internet/Data
Backbone
Polaris
Internet/Data
Test
Test
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93

203
206
301
303
304
381
382
401
520
522
900
932
933
935
999
2301
2302
2303
2402
2403
2404
2405
2406
2407
2702
2703
2704
2705
2706
2707
3001
3002
3003
3005
3100
3205
3301
3302
3303
3304
3401
3402
3403
3404
3501
3502
3503
3505

94

3601

95
96
97

3701
3801
3803

Namira-Voice
WiskaPolaris
IndosuryaNet
prudent
Prudent Net
KBB-Lt38
uob_38
Pesto
JATAKOM
NAP-UOB
Cordlife
IndoSry-Link
inftl-link
Millenium43
IP-TV
Moya_Voice
Moya-Net
Queen_V
Royston_voip
Strlite_voip
Megageo-voip
Glob-Ayana-V
Filder_Voice
China-Son-V
An-Setia-V
Putra_V
PutraAsanNet
ASJaya
BengBu Net
Bengbu_Voice
Samudra
Vivaces_Net
Vivaces-V
UOB-30-voip
Space_Jaya
TLSContact
Sun_Flower
Mustika_IP-V
Mustika-Net
Syabas-Voice
Appco-Net
Chemonics
Chemo_Voice
E-Guardian-V
Frank&co
SLP_voice
SLP_net
Renuka_net

Namira Jifisa
Wiska
Indosurya
Prudential
Prudential
KBB
UOB Property
Pesto
Jatakom
NapInfo
Cordlife
Indosurya
Infratel
Millenium
Moya Indo
Moya Indo
Queen Energy
Royston
Starlite
Megageo
Global
Filder Portal
China Sondong
ASJ
Ayana
Putra Asano
ASJ
BengBu
BengBu
Samudra Indo
Vivaces
Vivaces
UOB Property
Space Jaya
TLS Contact
Sun Flower
Mustika
Mustika
Syabas
Appco
Chemonics
Chemonics
E-Guardian
Frank & co
SLP
SLP
Renuka
Interactive
Software
Permata
KBB
SK Telkom

INT-SOFT
Permata
KBB Voice
SK-Telekom-V

106

Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Internet/Data
LInk Jatakom
Link NapInfo
Voice
Internet/Data
Link Infratel
Internet/Data
VLAN IP TV
Voice
Internet/Data
Voice
Voice
Voice
Voice
Voice
Voice
Voice
Voice
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Voice
Internet/Data
Voice
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Internet/Data
Voice
Voice
Voice
Voice

98
99
100
101
102

3901
3902
3903
4001
4005

CID
Allindo-Net
Allind-Telp
MillDana-Net
Sany-Voice

CID
Allindo
Allindo
Millenium
Sany Indo

Voice
Internet/Data
Voice
Internet/Data
Voice

Tabel 4.1 Daftar Alokasi VLAN

Dari sekian banyak VLAN tersebut


hanya beberapa VLAN saja yang di buat
dan di gunakan dalam Switch distribusi,
sesuai dengan kebutuhan masingmasing customer. Namun untuk IPTV
hanya menggunakan sebuah VLAN yaitu

VLAN 999. Berikut ini contoh gambar


dari alokasi VLAN pada Switch distribusi
yang terletak di lantai B-2 berikut dengan
alokasi port yang ada pada switch
tersebut.

Gambar 4.1 VLAN Pada Switch Distribusi

Gambar 4.2 Alokasi port Switch distribusi

penggunaan VLAN tersebut yang seharusnya sesuai dengan fungsi VLAN.


VLAN dapat di alokasikan sesuai
dengan fungsi network tersebut. Namun
dalam implementasinya VLAN yang di

B. Analisa Pendistribusian VLAN


1. Penggunaan VLAN
Dalam pembuatan VLAN semua
jaringan network customer PT.Centra
Sarana Data belum adanya spesifikasi

107

buat hanya untuk memisahkan network


masing-masing customer saja. VLAN
seharusnya di buat sesuai dengan
fungsinya yaitu:
a.

VLAN Data.
Digunakan untuk pendistribusian
jaringan internet, IPTV dan data
(localloop) customer.

b.

VLAN Voice
Digunakan untuk pendistribusian
jaringan Voice (IP Phone), VLAN
Voice dibuat bertujuan untuk membuat jalur pendistribusian VLAN
yang lebih secure dan tidak boleh
adanya delay dalam pendistribusiannya karena digunakan untuk
komunikasi secara real time (langsung) tanpa adanya delay waktu.
Untuk menggunakan feature ini hanya mengaktifkan feature VLAN
Voice pada setiap Switch yang
support VLAN (Manageable) dan
memberikan priority pada interface
yang digunakan VLAN Voice
tersebut tersebut.

Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang jaringan internet khususnya pendistribusian VLAN dapat di ambil kesimpulan serta saran yang dapat penulis
sampaikan yang berguna dalam pengembangan jaringan internet pada
Customer kedepanya.
1.

Penyedia layanan internet, IP Phone


dan IPTV dengan pendistribusian
menggunakan network yang telah di
pisah-pisah dengan konsep VLAN,
sehingga masing-masing customer
memiliki ID VLAN, nama VLAN yang
berbeda dan terpisah untuk masingmasing customer di gedung UOB
Jakarta.

2.

Dalam pendistribusian VLAN masing-masing customer menggunakan sebuah fiber optik sebagai jalur
utama.

Menggunakan VLAN akan lebih


mudah dalam pengecekan dan penangananya jika terjadi masalah jaringan
tanpa mengganggu jaringan

2.

Jalur Alternative
Jalur yang di gunakan untuk pendistribusian VLAN seluruh gedung UOB
Jakarta hanya menggunakan sebuah
media saja yaitu kabel Fiber Optik, dan
media converter FO untuk menghubungkan Switch core dengan semua
Switch distribusi yang ada di beberapa
lantai. Dengan demikian akan sangat
beresiko apabila terjadi gangguan pada
jalur tersebut karena tidak adanya jalur
alternative apabila terjadi gangguan pada perangkat media converter FO atau
kabel FO tersebut. Dengan pembuatan
jalur alternative akan mengurangi resiko
tersebut. Dari analisa letak Switch distribusi pada beberapa lantai maka memungkinkan untuk penarikan kabel UTP
Cat 6 yang dapat digunakan sebagai
jalur backup apabila terjadi gangguan
pada jalur utama sehingga tidak mengganggu pendistribusian VLAN - VLAN
kepada customer.

DAFTAR PUSTAKA
Cisco Learning Product Interconnecting
Cisco Networking Devices Part 2
Volume 1 version 1.0 Element K 2008.
Micro,Andi.

Dasar-Dasar
Jaringan
Komputer Clear OS Indonesia, Banjar
Baru 2011.
Panduan KKP (Kuliah Kerja Praktek)
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta
Karya Informatika, Jakarta 2011
Rafiudin,Rahmat.
Konfigurasi
Sekuriti
Jaringan
Cisco
Elex
Media
Komputindo, Jakarta 2005.
Sudarma,S. (Wahana Komputer) "Cara
Mudah Membangun Jaringan Komputer
dan Internet", Cetakan Pertama ,Trans
Media Pustaka, Jakarta 2010.
Sugiyaono,Ir. Panduan Teknik Komputer
Untuk Pemula Cetakan Pertama,
Puspa Swara, Jakarta 2006.
Wahyono,Teguh. Building & Maintenance
PC Server Elex Media Komputindo,
Salatiga, 2007.

108

You might also like